udah jadi patofiso

Upload: adi-juana-kusuma

Post on 01-Mar-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    1/19

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Gangguan system pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas.

    Infeksi saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi sistem

    organ tubuh lain dan berkisar dari flu biasa dengan gejala serta gangguan yang relative

    ringan sampai pneumonia berat. Pada tahun 1999, sekitar 158,9 orang meninggal dunia

    karena kanker paru. !ejak pertengahan tahun 195 kanker paru menduduki peringkat

    pertama dari urutan kematian akibat kanker pada pria, dan pada tahun 198" kanker paru

    menggantikn kanker payudara sebagai penyebab kematian akibat kanker yang paling sering

    pada perempuan. #ngka insiden par uterus men$uat ketingkat membahayakan dan

    prevalensi saat ini kira%kira &5 kali lebih tinggi dari pada 5 tahun yang lalu. Insidenpenyakit perrnafasan kronik, terutama emfisema paru kronik dan bron$hitis semakin

    meningkat dan sekarang merupakan penyebab uama $a$at kronik dan kematiaan '!ylvia

    #.Prin$e dan (orraine )*&&+.

    erdasarkan data statisti$ pemerintah setiap kabupaten dan ke$amatan terdapat satu

    rumah sakit dan untuk $akupan daerah yang lebih ke$il hanya di -akili puskesmas

    pembantu. Penyakit pernafasan sangat berpengaruh terhadap masyaraka tse$ara keseluruhan

    ' dalam hal fisik, so$ial maupun ekonomi+. alam makalah inikami akan menjelaskan

    tentang pola obstruksi pada penyakit peernafasan.

    1.2 Rumusan Maslah

    1. agaimana pola obstruksi pada penyakit pernafasan/

    1.3 Tujuan

    )akalah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada mahasis-a kepera-atan

    dalam menganalisa suatu penyakit PP0 'penyakit paru obstruktif kronik+ atau penyakit

    obstruksi pada pernafasan yang merupakan suatu komplikasi penyakit seperti asma, emphisema,

    dan bronkus kronik

    1

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    2/19

    BAB II

    PEMBAHAAN

    2.1 P!la "#struks$ %a&a Pen'ak$t Perna(asan

    !e$ara garis besar pernapasan dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut*

    1. Pernapasan dalam 'internal+

    Pertukaran gas antara organel sel 'mitokondria+ dan medium $airnya. 2al tersebut

    menggambarkan proses metabolism intraseluler yang meliputi konsumsi 0& 'digunakan untuk

    oksidasi bahan nutrisi+ dan pengeluaran 30& 'terdapat dalam sitoplasma+ sampai

    menghasilkan energy.

    &. Pernapasan luar 'eksternal+

    #bsorpsi 0&dan pembuangan 30&dari tubuh se$ara keseluruhan ke lingkungan luar. 4rutan

    proses pernapasan eksternal adalah*

    Pertukaran udara luar ke dalam alveoli melalui aksi mekanik pernapasan yaitu

    melalui proses ventilasi.

    Pertukaran 0&dan 30& yang terjadi di antara alveolus dan darah pada pembuluh

    kapiler paru%paru melalui proses difusi.

    Pengangkutan 0&dan 30& oleh system peredaran darah dari paru%paru ke jaringan

    dan sebaliknya yang disebut proses transportasi.

    Pertukaran 0&dan 30& darah dalam pembuluh darah kapilerjaringan dengan sel%

    sel jaringan melalui proses difusi.

    !aluran pernapasan digolongkan menjadi dua berdasarkan letaknya, yaitu *

    1. !aluran nafas bagian atas

    Pada bagian ini memiliki fungsi utama yaitu *

    1+ Air conduction 'penyalur udara+ sebagai saluran yang meneruskan udara menuju

    saluran napas bagian ba-ah untuk pertukaran gas.

    2

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    3/19

    &+ Protection 'perlindungan+ sebagai pelindung saluran napas bagian ba-ah agar

    terhindar dari masuknya benda asing.

    + Warming, filtrasi,dan humidifikasi sebagai bagian yang menghangatkan, manyaring,

    dan member kelembapan udara yang dihirup.

    &. !aluran nafas bagian ba-ah

    !e$ara umum terbagi menjadi dua komponen ditinjau dari fungsinya yaitu*

    1+ !aluran udara konduktif, yang biasa disebut sebagai per$abangan trakheobronkhialis

    yang terdiri atas trakea, bronkus, dan bronkiolus.

    &+ !aluran respiratorius terminal, yang biasa disebut dengan a$ini yang berfungsi

    sebagai penyalur 'konduksi+ gas masuk dan keluar dari saluran respiratorius terminal

    yang merupakan tempat pertukaran gas yang sesungguhnya.

    6ika berbi$ara tentang penyakit atau gangguan system pernafasan sangat banyak ma$amnya.

    Penyakit atau gangguan system pernafasan' sistem respirasi+ merupakan gangguan yang menjadi

    masalah besar di dunia khususnya Indonesia diantaranya adalah penyakit pneumonia, 73, asma

    dan ada juga yang di sebut Penyakit Paru 0bstruktif ronik yang biasa dikenal sebagai PP0merupakan penyakit kronik yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara dalam saluran napas

    yang tidak sepenuhnya reversibel dan biasanya menimbulkan obstruksi. 0bstruksi jalan nafas

    adalah penyumbatan pada sirkulasi uadara yang melalui batang tenggorokan ke paru%paru.

    Et$!l!g$ untuk %en'ak$t %aru !#struks$ kr!n$k a&alah)

    1. #sap rokok&. Polusi tempat kerja 'bahan kimia, at iritan, gas bera$un+

    . Indoor #ir Pollution atau polusi di dalam ruangan

    . Polusi di luar ruangan, seperti gas buang kendaraan bermotor dan debu jalanan.

    5. Infeksi saluran nafas berulang:. 6enis kelamin

    ". !tatus sosio ekonomi dan status nutrisi8. #sma

    9. 4sia

    *ejala+gejala umum PP", 'a$tu)

    enyut jantung abnormal

    3

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    4/19

    !esak napas

    2enti nafas atau nafas tidak teratur dalam aktivitas sehari%hari.

    ulit, bibir atau kku menjadi biru.

    atuk menahun, atau disebut juga ;batuk perokok; 'smoker $ough+

    atuk berdahak 'batuk produktif+

    A. Pengkaj$an

    4ntuk mengetahui pola obstruksi penyakit pada pernafasan atau orang yang mengalami

    gangguan pernafasann terlebih dahulu dalam proses kepera-atan kita harus melakukan

    pengkajian. !e$ara umum pengkajian yang dilakukan pada pasien dengan gangguan pernafasan

    dimulai dengan mengumpulkan data tentang *

    1. B$!&ata Pas$en -umur se/ %ekerjaan %en&$&$kan0.

    4mur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik se$ara fisik maupun psikologis,

    jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap

    terjadinya masalahuality, =egio, !kala, dan 7ime+. eluhan utama yang biasa mun$ul

    antara lain *

    4

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    5/19

    atuk 'Cough+

    Peningkatan Produksi !putum

    ispnea 'suli bernafas

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    6/19

    timbul akibat stres. Penyakit pernapasan kronis dapat menyebabkan perubahan dalam

    peran keluarga dan hubungan dengan orang lain, isolasi sosial, masalah keuangan,

    pekerjaan, atau ketidakmampuan. engan mendiskusikan mekanisme pengobatan,

    pera-at dapat mengkaji reaksi pasien terhadap masalah stres psikososial dan men$ari

    jalan keluar.

    3. Data B$!+Ps$k!+!s$al+%$r$tual

    Pengkajian bio%psiko%sosial%spiritual meliputi kajian tentang aspek kebiasaan hidup

    pasien yang se$ara signifikan berpengaruh terhadap fungsi respirasi.eberapa kondisi respiratori

    timbul akibat stres. Penyakit pernapasan kronis dapat menyebabkan perubahan dalam peran

    keluarga dan hubungan dengan orang lain, isolasi sosial, masalah keuangan, pekerjaan, atau

    ketidakmampuan. engan mendiskusikan mekanisme pengobatan, pera-at dapat mengkaji

    reaksi pasien terhadap masalah stres bio%psiko%sosial%spiritual dan men$ari jalan keluar.

    ?ang umum dikaji adalah empat belas kebutuhan menurut @irginia 2anderson, yaitu ernafas,

    )akan dan )inum, Aliminasi, Gerak dan #ktifitas, Istirahat 7idur, ebersihan iri,Pengaturan

    !uhu 7ubuh, =asa #man, =asa Byaman, Pengetahuan, Prestasi dan Produktifitas, =ekreasi,

    !osialisasi dan omunikasi, dan !piritual.

    . Pemer$ksaan 5$s$k

    a0 Ins%eks$

    Prosedur inspeksi yang dilakukan oleh pera-at adalah*

    Pemeriksaan dada dimulai dari dada posterior dan pasien harus dalam keadaan duduk.

    ada diobservasi dengan membandingkan satu sisi dengan yang lainnya.

    7indakan dilakukan dari atas sampai ke ba-ah.

    Inspeksi dada posterior terhadap -arna kulit dan kondisinya 'skar, lesi dan massa+ dan

    gangguan tulang belakang 'kifosis, skoliosis dan lordosis+.

    3atat jumlah 'frekuensi napas+, irama 'reguler

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    7/19

    aji konfigurasi dada dan bandingkan diameter anteroposterior '#P+ dengan diameter

    lateral

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    8/19

    60 Perkus$

    Pera-at melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada di

    sekitarnya, dan pengembangan 'ekskursi+ diafragma. 6enis suara perkusi ada dua jenis yaitu*

    1. !uara perkusi normal

    %esonan (sonor)* dihasilkan pada jaringan paru%paru dan normalnya bergaung dan

    bersuara rendah.

    &ullness* dihasilkan di atas bagian jantung atau paru%paru

    '!mpan!* dihasilkan di atas perut yang berisi udara umumnya bersifat musi$al.

    &. !uara perkusi abnormal

    iperresonan* bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan timbul pada

    bagian paru%paru yang abnormal berisi udara.

    Flatness* nadanya lebih tinggi dari dullness dan dapat didengar pada perkusi daerah paha,

    dimana seluruh areanya berisi jaringan.

    &0 Auskultas$

    #uskultasi merupakan pengkajian yang sangat bermakna men$angkup mendengar suara

    napas normal dan suara tambahan 'abnormal+.!uara napas normal dihasilkan dari getaran udara

    ketika melalui jalan napas dari laring ke alveoli dan bersifat bersih.

    a+ 6enis suara napas normal adalah*

    1) Bronchial* sering juga disebut tubular sound karena suara ini dihasilkan oleh udara

    yang melalui suatu tube 'pipa+, suaranya terdngar keras, nyaring, dengan hembusan yang

    lembut. Case ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi dan tidak ada jeda di antara

    kedua fase tersebut 'A D I+.Bormal terdengar di atas tra$hea atau daerah lekuk

    suprasternal.

    2) Bronovesiular* merupakan gabungan dari suara napas bronkhial dan vesikular.

    !uaranya terdengar nyaring dengan intensitas sedang. Inspirasi sama panjang dengan

    8

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    9/19

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    10/19

    1+ efinisi

    ?aitu ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran

    pernapasan guna mempertahankan jalan napas yang bersih.

    &+ atasan karakteristik untuk data subjektif adalah dispnea, sedangkan objketif adalah *

    a. bunyi napas tambahan 'misalnya =onkhi basah halus, ron$hi basah kasar, dan

    ronkhi kering+.

    b. Perubahan pada irama dan frekuensi pernapasan.

    $. atuk tidak ada atau tidak efektif.

    d. !ianosis.

    e. esulitan untuk bersuara.

    f. Penurunan bunyi napas.

    g. 0rthopnea merupakan kesulitan bernafas ke$uali dalam posisi duduk atau

    berdiri dan sering ditemukan pada seseorang yang mengalami kongestif paru.

    h. egelisahan

    i. !putum.

    j. )ata terbelalak 'melihat+.

    + Caktor yang berhubungan

    a+ (ingkungan* )erokok, menghirup asap rokok, dan perokok pasif.

    b+ 0bstruksi 6alan Bapas

    !pasme jalan napas, pengumpulan sekresi, mu$us berlebih, adanya jalan

    napas buatan, terdapat benda asing dari jalan napas, sekresi pada bron$hi, dan

    eksudat pada alveoli. 0bstruksi jalan nafas atas adalah kegagalan system

    pernafasan dalam memenuhi kebutuhan metaboli$ tubuh akibat sumbatan saluran

    nafas bagian atas 'dari hidung sampai per$abangan trakea atau biasa disebut

    dengan gagguan yang menimbulkan penyumbatan pada saluran nafas bagian atas.

    A- .tiologi1. 0bstruksi Basal

    a. 7umor hidung * idiopatik ' belum diketahui+

    10

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    11/19

    b. arsinoma nasofaring * @irus evstein barr, Ca$tor rass, (etak geografis, 6enis

    kelamin * laki%laki D-anita, Ca$tor lingkungan, Ca$tor geneti$$. Polip hidung * akibat reaksi hipersensitif

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    12/19

    7umor jinak yaitu terjadi dikavum nasi dan sinus paranasal dan ganas sering

    ditemukan dipapiloma.

    7umor ganas yaitu yang tumbuh di daerah nasofaring dengan predileksi difosa

    rosen muller dan atap nasofaring dan merupakan tumor didaerah leher 'arief

    mansjoer dkk. kapita selekta kedokteran 1999+

    &. 0bstruksi laring

    0bstruksi ini adalah penyumbatan ruang sempit pada pita suara yang

    berupa pembengkakan membrane mukosa laring dapat menutup jalan dengan

    rapat mengarah pada astiksia. Penyakit obstruksi laring diantaranya * sumbatan

    total laring yaitu terjadi karena benda asing yang tersangkut di laring dan menutup

    seluruh rimaglotis. #bses peritonsil yaitu kumpulan nanah yang terbentuk didalam

    ruang peritonsial.

    $+ Cisiologis

    isfungsi neuromuskuler, hiperplasi dinding bron$hial, PP0, Infeksi,

    asma, alergi jalan napas, dan trauma.

    + 2asil yang isarankan B03

    a+ !tatus Pernapasan H Pertukaran Gas.

    ?aitu pertukaran 30& atau 0& di alveolar untuk mempertahankan

    konsentrasi gas darah arteri.

    b+ !tatus Pernapasan H @entilasi.

    ?aitu perpindahan udara masuk dan dan keluar dari paru%paru.

    $+ Perilaku )engontrol Gejala

    ?aitu tindakan seseorang untuk meminimalkan perubahan sampingan yang

    didapat pada fungsi fisik dan emosi.

    d+ Perilaku Pera-atan * Penyakit atau 3idera

    12

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    13/19

    ?aitu tindakan seseorang untuk mengurangi atau menghilangkan patologi.

    #. ,et$&ake(ekt$(an P!la Na(as

    1. efinisi * etidakefektifan pola nafas merupakan kondisi ketika individu mengalamipenurunan ventilasi yang adekuat, a$tual atau potensial, karena perubahan pola nafas.

    &. atasan karakteristik

    a+ )ayor 'harus ada+*

    1+ Perubahan frekuensi dan pola pernafasan 'dari nilai dasar+

    &+ Perubahan nadi 'frekuensi, irama, kualitas+

    b+ )inor 'mungkin ada+*

    1+ 0rtopnea

    &+ 7akipnea, hiperpnea, hiperventilasi

    + Pernafasan disritmik

    + Pernafasan yang hati%hati

    1. Caktor yang berhubungan

    a+ Patofisiologis

    1+ erhubungan dengan sekresi yang berlebihan atau kental ,sekunder akibat* infeksi,

    inflamasi, alergi, merokok, penyakit jantung atau paru.

    &+ erhubungan dengan immobilitas, sekresi yang statis, dan batuk tak efektif, sekunder

    akibat*

    Penyakit system persarafan, misal* miastenia gravis

    13

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    14/19

    epresi system saraf pusat '!!P+< trauma kepala

    3edera serebrovaskular 'stroke+

    uadriplegia

    b+ 7erkait Pengobatan

    1+ erhubungan dengan immobilitas, sekunder akibat*

    Afek sedative obat 'sebutkan+

    #nestesia, umum atau spinal

    erhubungan dengan penekanan reflek batuk, sekunder akibat 'sebutkan+

    erhubungan efek trakeostomi 'perubahan sekresi+

    $+ !ituasional 'Personal, (ingkungan+

    1+ erhubungan dengan immobilitas, sekunder akibat*

    Pembedahan atau trauma

    Byeri, takut, ansietas

    elelahan

    Gangguan persepsi

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    15/19

    1. efinisi

    =isiko ketidakefektifan pernapasan '#=C+ merupakan kondisi ketika individu berisiko

    mengalami an$aman pada jalan masuk udara menuju saluran pernapasan dan< an$aman pada

    pertukaran gas '0&%30&+ antara paru%paru dan system vaskuler

    e. D$s(ungs$ Res%!n Pen'a%$han 8ent$lat!r

    1. efinisi * &isfungsi respon pen!apihan ventilator (&%P*) merupakan suatu keadaan ketika

    individu tidak dapat menyesuaikan terhadap tingkat terendah dukungan ventilator mekanik

    sehingga mengganggu dan memeperpanjang proses penyapihan.

    (. Res$k! D$s(ungs$ Res%!n Pen'a%$han 8ent$lat!r

    1. efinisi *

    =isiko isfungsi =espon Penyapihan @entilator adalah keadaan ketika individu beresiko

    untuk mengalami suatu ketidakmampuan penyesuaian terhadap dukungan ventilator mekanik

    tingkat rendah selama proses penyapihan, yang berhubungan dengan ketidaksiapan fisik dan atau

    psikologis terhadap penyapihan.

    g. *angguan 8ent$las$ %!ntan

    1. efinisi * !uatu keadaan ketika individu tidak dapat memepertahankan pernapasan yang

    adekuat untuk mendukung kehidupannya.Ini dilakukan karena penurunan gas darah arteri,

    peningkatan kerja pernapasan dan penurunan energy.

    9. Inter:ens$

    Intervensi kepera-atan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari

    pasien dan

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    16/19

    men$apai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan kepera-atan dilakukan dan

    diselesaikan 'Griffith 3hristensen, 198:+.

    Intervensi kepera-atan harus spesifik dan dinyatakan dengan jelas.Pengkualifikasian

    seperti bagaimana, kapan, di mana, frekuensi, dan besarnya memberikan isi dari aktivitas yang

    diren$anakan.Intervensi kepera-atan dapat dibagi menjadi dua yaitu mandiri yaitu dilakukan

    oleh pera-at dan kolaboratif yaitu yang dilakukan oleh pemberi pera-atan lainnya.

    Pada pasien dengan gangguan system respirasi yaitu sebagai berikut *

    1. Intervensi Pernafasan, =esiko Gangguan

    &. Intervensi isfungsi =espons Penyapihan @entilator

    . Intervensi =esiko isfungsi =espons Penyapihan @entilator

    . Intervensi Gangguan Pertukaran Gas

    5. Intervensi etidakefektifan Pola Pernafasan*

    1. Intervensi Generik

    4ntuk 2iperventilasi

    Pastikan individu bah-a tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan

    #lihkan perhatian individu dari memikirkan tentang keadaan ansietas dengan

    meminta individu mempertahankan kontak mata dengan anda. atakan,

    !ekarang perhatikan !aya dan bernapaslah perlahan%lahan bersama !aya seperti

    iniJ Pertimbangkan penggunaan kantong kertas jika bermaksud mengeluarkan

    kembali ekspirasi udara 7etap bersama individu dan latih untuk bernapas perlahan%lahan, bernapas lebih

    efektif 6elaskan seorang dapat belajar untuk mengatasi hiperventilasi melalui kontrol

    pernapasan se$ar sadar apabila penyebabnya tidak diketahui )endiskusikan kemungkinan penyebab, fisik dan emosional dan metoda

    penanganan yang efektif

    16

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    17/19

    &. Intervensi Pediatrik * 6ika anak $enderung bronkospasme, obat%obatan dapat

    diindikasikan.

    D. Im%lementas$

    ilaksanakan berdasarkan intervensi kepera-atan yang telah ditentukan sebelumnya.

    E.E:aluas$

    Avaluasi menga$u kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini pera-at

    menemukan penyebab mengapa suatu proses kepera-atan dapat berhasil atau gagal. '#lfaro%

    (eCevre, 199+.Avaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan teren$ana tentang kesehatan

    pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan $ara berkesinambungan dengan

    melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lainnya 'Griffith 3hristensen, 198:+.

    Pera-at menemukan reaksi klien terhadap intervensi kepera-atan yang telah diberikan

    dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari ren$ana kepera-atan dapat diterima.

    Peren$anaan merupakan dasar yang mendukung suatu evaluasi.)enetapkan kembali informasi

    baru yang diberikan kepada klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa kepera-atan,

    tujuan, atau intervensi kepera-atan. )enentukan target dari suatu hasil yang ingin di$apai adalah

    keputusan bersama antara pera-at dan klien '?ura Kalsh, 1988+.

    Avaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses

    evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan ren$ana asuhan kepera-atan,

    termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan kepera-atan, respon klien yang normal terhadap

    tindakan kepera-atan, dan pengetahuan konsep teladan dari kepera-atan.

    Avaluasi disimpulkan berdasarkan pada sejauh mana keberhasilan men$apai kriteria hasil,

    sehingga dapat diputuskan apakah intervensi tetap dilanjutkan, dihentikan, atau diganti jika

    tindakan yang sebelumnya tidak berhasil. Pasien mempertahankan patensi jalan napas yang

    ditunjukkan dengan*

    1. Peningkatan jalan napas

    &. Crekuaensi dan kedalaman napas sesuai

    17

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    18/19

    . Gas%gas darah dalam batasan normal

    Pasien mempertahankan pola pernapasan yang efektif, frekuensi, irama dan kedalaman

    pernapasan normal, penurunan dispnea, gas%gas darah batas normal.

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 ,es$m%ulan

    0bstruksi jalan nafas adalah penyumbatan pada sirkulasi uadara yang melalui batang

    tenggorokan ke paru%paru. 4ntuk mengetahui pola obstruksi penyakit pada pernafasan atau orang

    yang mengalami gangguan pernafasann, dalam proses kepera-atan kita harus melakukan.

    1. Pengkajian.

    &. diagnose. Intervensi

    . Implementasi

    5. Avaluasi

    6adi dalam menjelaskan pola obstruksi penyakit pada pernafasan ini kamimenjelaskannya dengan proses kepera-atan.

    3.2 aran

    )enjaga kesehatan itu sangat penting, karena kesehatan itu tidak bisa dibeli.

    4ntuk itu jagalah kesehatan diri sendiri terlebih dahulu, baru kita terapkan kepada orang

    lain. #gar hidup kita bisa lebih bermanfaat dan tetap sehat sejahtera.

    )akalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan

    saran yang membangun agar makalah ini bisa lebih baik. !emoga makalah ini bisa

    bermanfaat bagi semua.

    18

  • 7/26/2019 udah jadi patofiso

    19/19

    DA5TAR PUTA,A

    3r-oin, Aliabeth 6. &9- Buu /au Patofisiologi. 6akarta * AG3

    ruuner !uddarth. &1. epera-atan medikal bedah

    #rief )ansjoer dkk. 1999 kapita selekta kedokteran

    http*