uas geologi dasar i 2013 universitas sriwijaya.doc

30
A. Soal Pak Edi *Jawablah Soal Dengan Memakai Gambar *Jawablah Soal Dengan Detil dan Akurat 1. 4 Teori Tektonik Lempeng ! Sebelum mengetahui 4 teori dari Tektonik Lempeng sebaiknya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan Tektonik Lempeng. Credit to : Muhammad Imam Pratama

Upload: muhammadimampratama

Post on 24-Oct-2015

166 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Insyaallah Benar :D

TRANSCRIPT

Page 1: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

A.Soal Pak Edi*Jawablah Soal Dengan Memakai Gambar

*Jawablah Soal Dengan Detil dan Akurat

1. 4 Teori Tektonik Lempeng!

Sebelum mengetahui 4 teori dari Tektonik Lempeng sebaiknya kita mengetahui

apa yang dimaksud dengan Tektonik Lempeng.

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 2: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

Tektonik Lempeng adalah pergerakan lempeng-lempeng bumi yang

menimbulkan lekukan, lipatan, rekahan dan patahan yang biasanya di iringi dengan

goncangan yang disebut gempa bumi.

1. Teori Pengapungan Benua/Continental Drift (Alfred Wegener;1915)

Dimulai dengan teori pergeseran benua diterbitkan dalam "Asal benua

dan lautan" ( Alfred Wegener, 1915 - astronom Jerman, geofisika, dan

meteorologi )

Poin Pokok dari teori ini :

Amerika Selatan cocok dengan Afrika, yang berarti mereka pernah

menjadi benua tunggal yang entah bagaimana terpisah, yaitu Amerika Selatan

yang lepas menuju sebelah barat Afrika .

Bukti pendukung teori ini meliputi:

Kemiripan dari jenis batuan, struktur, dan fosil (daun fosil khas,

Glossopteris) pada tepi berlawanan dari Samudera Atlantik.

2. Teori Arus Konveksi/Convection Currents (Arthur Holmes;1926-1936)

Arthur Holmes (1926-1936) mengusulkan mekanisme seperti adanya

sebuah arus konveksi besar (pola terkonsentrasi yang terangkat keatas dan sel

konveksi yang masuk kedalam) yang berada di dalam mantel membawa benua

menjelajahi permukaan bumi (tapi belum ada bukti yang cukup dari pengamatan

tersebut sampai tahun 1960-an).

3. Teori Pemekaran Lantai Samudra/Seafloor Spreading (Harry Hess;1964)

Harry Hess dari Princeton University ( 1964) mengeksplorasi lantai laut,

untuk memperkuat teori sel konveksi dari Holmes.

Dia menemukan pegunungan yang mencakup daerah yang sangat luas

terendam diantara Pesisir Pantai Atlantik Afrika - Eropa dan Amerika Utara

(pertengahan punggung Atlantik inilah pusat dari proses pemekaran lantai

samudra).

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 3: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

Pertengahan punggung Atlantik terdiri dari serangkaian gunung berapi

yang menghasilkan lantai samudra baru ketika mereka meletus (lava yang

mendingin akan menyebar jauh dari gunung berapi untuk membentuk conveyor

belt, dimana conveyor belt ini akan ditunggangi oleh benua dan digunakan untuk

penggerakan samudra), karena itulah teori ini dinamakan pemekaran lantai

samudra.

Proses ini akan membentuk batuan baru, kemudian lava baru akan

disingkirkan jauh dari pegunungan karena lava yang lebih baru akan

menggantikannya di punggung tengah samudra (begitulah cara lempeng litosfer

terbentuk).

4. Teori Lempeng Tektonik (Mc Kenzie dan Robert Parker;1967)

Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh ahli geofisika Inggris, Mc

Kenzie dan Robert Parker (1967). Kedua ahli itu menjadikan teori-teori

sebelumnya sebagai satu kesatuan konsep yang lebih sempurna sehingga

diterima oleh para ahli geologi.

Menurut Teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi terbuat dari suatu

lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap

yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga

sekarang. 

Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1967, dan hingga kini teori

ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi,

tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya

gunung, benua, dan samudra.

Pergerakan lempeng tektonik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu

pergerakan lempeng yang saling mendekat, saling menjauh, dan saling melewati.

*catatan kaki*

Zona lingkaran api Pasifik ini sangat luas, yaitu membentang mulai dari pantai barat

Amerika Selatan, berlanjut ke pantai barat Amerika Utara, melingkar ke Kanada,

semenanjung Kamchatka, Kepulauan Jepang, Indonesia, Selandia Baru, dan Kepulauan

Pasifik Selatan.

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 4: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

Punggung tengah samudra (Mid Oceanic Ridge) atau biasa disingkat MOR, adalah rantai

gugusan gunung api di bawah laut dimana kerak bumi baru terbentuk dari lelehan magma

dan aktivitas gunung berapi. MOR juga berasosiasi dengan daerah divergensi lempeng

tektonik yang membentuk celah di dasar laut (rift). Kebalikan dari MOR adalah zona

subduksi lempeng (Subduction Zone).

2. Batas Lempeng (Plate Boundary)!

Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut

bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan

dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut

adalah:

1. Pergerakan lempeng saling menjauh/Konstruktif (Batas Divergen)

Pergerakan lempeng yang saling menjauh akan menyebabkan

penipisan dan peregangan kerak bumi hingga terjadi aktivitas keluarnya

material baru yang membentuk jalur vulkanisme. Terjadi ketika dua

lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Meskipun saling menjauh,

kedua lempeng ini tidak terpisah karena di belakang masing-masing

lempeng terbentuk kerak lempeng yang baru. Proses ini berlangsung

secara kontinu. Contoh hasil dari pergerakan lempeng ini adalah

terbentuknya gunung api di punggung tengah samudra di Samudra Pasifik

dan Benua Afrika. Batas antar lempeng yang saling menjauh hingga

mengakibatkan terjadinya perluasan punggung samudra disebut batas

divergen atau batas lempeng konstruktif.

.

2. Pergerakan lempeng saling mendekat/Destruktif (Batas Konvergen)

Pergerakan lempeng yang saling mendekat dapat menyebabkan

terjadinya tumbukan yang salah satu lempengnya akan menunjam ke

bawah tepi lempeng yang lain. Terjadi jika dua lempeng bergesekan

mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika salah

satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua

(continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua.

Daerah penunjaman tersebut membentuk palung yang dalam dan

merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Sementara itu di belakang jalur

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 5: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

penunjaman akan terjadi aktivitas vulkanisme dan terbentuknya

cekungan pengendapan. Contoh pergerakan lempeng ini di Indonesia

adalah pertemuan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia.

Pertemuan kedua lempeng tersebut menghasilkan jalur penunjaman di

selatan Pulau Jawa, jalur gunung api di Sumatra, Jawa, dan Nusa

Tenggara, serta berbagai cekungan di Sumatra dan Jawa. Batas antar

lempeng yang saling mendekat hingga mengakibatkan tumbukan dan

salah satu lempengnya menunjam ke bawah lempeng yang lain (subduct)

disebut batas konvergen atau batas lempeng destruktif

3. Pergerakan lempeng saling melewati (Batas Transform)

Pergerakan lempeng yang saling melewati terjadi karena gerak

lempeng sejajar dengan arah yang berlawanan sepanjang perbatasan

antarlempeng. Terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami gesekan

satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform

(transform fault). Pada pergerakan ini kedua perbatasan lempeng hanya

bergesekan. Oleh karena itu, tidak terjadi penambahan atau pengurangan

luas permukaan. Namun, gesekan antarlempeng ini kadang-kadang

dengan kekuatan dan tegangan yang

besar sehingga dapat menimbulkan

gempa yang besar. Contoh hasil dari

pergerakan lempeng ini adalah

patahan San Andreas di Kalifornia.

Patahan tersebut terbentuk karena

Lempeng Amerika utara bergerak ke

arah selatan, sedangkan Lempeng

Pasifik bergerak ke arah utara. Batas

antar lempeng yang saling melewati

dengan gerakan yang sejajar disebut

batas menggunting (shear

boundaries).

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 6: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

3. Gunung Api dan Gempa (Hubungannya dengan Lempeng Tektonik)

Gunung Api adalah sebuah

bukit yang berbentuk kerucut

ataupun sebuah gunung yang

terbentuk akibat akumulasi lava dan

tephra yang keluar dari celah-celah

di permukaan Bumi.

75% dari seluruh gunung api

aktif yang ada di Bumi ini berada di

Ring of Fire dimana itu merupakan

zona perbatasan konvergen dan divergen dari lempeng tektonik.

Magma dari gunung api diproduksi karena pergerakan dari batas lempeng

tektonik, yaitu konvergen, divergen dan Hot Spot.

1. Magma yang terbentuk dari proses Divergen biasanya terbentuk akibat peleburan

dari lapisan Astenosfer yang kaya akan Ferromagnesium.

2. Magma yang dihasilkan dari proses Konvergen memiliki jenis yang beragam

berdasarkan dimana lokasi lempeng bertumbukan.

a. Lava Ryolit dari lelehan lempeng benua.

b. Lava Basalt/Andesit dari lelehan lempeng samudra.

c. Lava yang sangat beragam yang berasal dari lelehan sedimen yang berada

diatas patahan.

3. Magma yang dihasilkan di daerah Hot Spot ada dua jenis, yaitu:

a. Magma yang bercampur dengan Gunung Api Hot Spot di daerah cekungan

samudra akan menghasilkan Lava Basalt.

b. Magma yang bercampur dengan Gunung Api Hot Spot di bawah lempeng

benua kebanyakan akan memproduksi Lava Felsik (dan biasanya yang

diproduksi yaitu yang mudah meledak).

*catatan kaki*

Tephra adalah suatu material yang dikeluarkan oleh gunung api ketika meletus yang

biasanya berupa pecahan batuan dan debu vulkanik.

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 7: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi

akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang

seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (Lempeng

Tektonik) dan letusan Gunung Berapi. Gempa Bumi yang besar juga merupakan bukti

bahwa Bumi itu dinamis (sistem yang berubah) bukan statis.

B. Soal Bu Wiwik

*Jawablah Sesuai yang Ditanyakan

*Jangan Menjawab Panjang Lebar, Langsung “to the point”

1. Sebutkan Sifat Fisik Mineral

Mineral merupakan benda padat yang terbentuk oleh proses anorganik.

Tiap mineral memiliki susunan atom yang teratur dan komposisi kimia tertentu,

yang memberikan sifat fisik yang spesifik. Berikut sifat fisik mineral yang biasanya

digunakan untuk mendeterminasikan sebuah mineral.

1. Warna (Colour)

Bila suatu permukaan mineral dikenal suatu cahaya, maka cahaya yang

mengenai permukaan mineral tersebut sebagian akan diserap (absorbsi) dan

sebagian dipantulkan (refleksi).

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 8: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

2. Perawakan Kristal (Crystal Habit)

Perawakan kristal (crystal habit), bentuk khas mineral ditentukan oleh bidang

yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang tersebut.

3. Kilap (Luster)

Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan  sebuah

mineral, yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi) dan  pembiasan

(refraksi).

4. Kekerasan ( Hardness )

Kekerasan mineral pada umumnya diartikan sebagai daya tahan mineral

terhadap goresan (scratching).

5. Gores/Cerat ( Streak )

Gores merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut ditumbuk

sampai halus.

6. Belahan ( Cleavage )

Belahan mineral akan selalu sejajar dengan bidang permukaan kristal yang

rata karena belahan merupakan gambaran dari struktur dalam dari kristal.

7. Pecahan ( Fracture )

Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas plastisitas

dan elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah.

8. Daya Tahan Terhadap Pukulan ( Tenacity )

Tenacity adalah suatu daya tahan mineral terhadap pemecahan,

pembengkokan, penghancuran, dan pemotongan.

9. Berat Jenis ( Specific Gravity )

Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat suatu mineral

dibandingkan dengan berat air pada volume yang sama.

10. Rasa & Bau ( Taste & Odour )

Rasa ( taste ) hanya dipunyai oleh mineral-mineral yang bersifat cair.

11. Sifat Kemagnetan

Daya tarik suatu mineral terhadap magnet.

12. Derajat ketransparanan

Sifat transparan dari suatu mineral tergantung kepada kemampuan mineral

tersebut men-transmit sinar cahaya ( berkas sinar ).

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 9: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

2. Macam Macam Intrusi Batuan

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 10: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

Bentuk Intrusi Magma secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Bentuk Konkordan

2. Bentuk Diskordan

BENTUK KONKORDAN

Tubuh batuan beku konkordan adalah tubuh batuan yang mempunyai hubungan

struktur batuan intrusi ini dengan batuan sekelilingnya sedemikian rupa sehingga

batas atau bidang kontaknya sejajar dengan bidang perlapisan batuan

sekelilingnya.

Macam-macamnya :

SILL

Sill atau disebut juga sheet biasanya bidang kontaknya sejajar dengan bidang

perlapisan batuan samping, atau secara sederhana sill adalah tubuh batuan beku

yang melembar dan kedudukannya pararel atau sejajar dengan batuan sekitarnya.

Ukuran dari sill dapat mencapai beberapa ratus meter tebalnya.

LACCOLITH

Bentuk ini dihasilkan ketika magma yang menerobos sepanjang bidang yang

lemah dan menyebabkan bentuk kubah (dome) dengan sudut kemiringan yang

merata ke berbagai arah. Tetapi kadang-kadang bentuknya asimetri. Diameter

laccolith dapat berkisar 2 sampai 4 mil dan kedalamannya dapat mencapai ribuan

meter, dimana secara ideal bagian dasarnya tetap rata.

PHACOLITH

Adalah bentuk intrusi yang menempati antiklin atau sinklin yang berbentuk lensa

dan hal ini tergantung dari bentuk intrusinya terhadap perlapisan yang terlipat

sebelumnya. Ketebalan phacolith dapat mencapai ratusan meter kadang ribuan

meter.

LOPOLITH

Intrusi jenis ini merupakan kebalikan dari bentuk pacolith. Bentuknya cembung ke

bawah yaitu bagian tengah intrusi melengkung ke bawah. Diameter dari lopolith

ini biasanya puluhan sampai ratusan kilometer dan kedalamannya sampai ribuan

meter

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 11: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

BENTUK DISKORDAN

Tubuh batuan beku diskordan adalah tubuh batuan yang mempunyai hubungan

struktur yang memotong (tidak sejajar) dengan batuan induk yang diterobosnya.

Macam-macamnya :

DIKE

Adalah tubuh batuan beku yang tabular atau memanjang yang memotong batuan

yang berumur lebih tua. Dike dibentuk oleh injeksi magma yang masuk kedalam

rekah-rekah batuan. Ketebalannya dari beberapa centimeter sampai beberapa

puluh meter dan panjangnya dari beberapa meter sampai ratusan meter.

BATOLITH

Masa plutonik dengan ukuran yang besar yang membeku pada kedalaman yang

lebih besar dari pada batuan intrusi yang lainnya. Dapat mencapai > 100 km2.

STOCK

Tubuh intrusi yang mirip dengan batolith dengan ukuran yang tersingkap

dipermukaan < 100 km2.

3. Apa yang dimaksud:

a. Gradded Bedding (Lapisan Bergradasi)

Graded Bedding merupakan struktur sedimen yang terbentuk bila butiran

butiran dalam tubuh batuan sedimen berubah secara gradual, samakin

menghalus(normal graded) atau semakin mengkasar (reverse graded).

Pettijohn (1957) menggambarkan dua tipe pokok gradasi. Tipe pertama yaitu

tidak terdapat butiran halus pada bagian bawah gradasi (gb.a). Sedangkan tipe kedua

yaitu butiran halus terdapat pada seluruh gradasi (gb.b).

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 12: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

b. Cross Bedding

Merupakan perlapisan yang menunjukkan adanya sudut yang jelas antara

layer-layer internal perlapisan dengan bidang atas perlapisan. Struktur ini terbentuk

karena migrasi dune atau gelembur akibat bertambahnya material sedimentasi

(Tucker,1991 dalam Sugeng S Surjono, 2009). Jika yang bersilangan berupa

perlapisan biasa disebut cross-beddineg, sedangkan bila berukuran laminasi disebut

cross lamination.

c. Wackestones

Batugamping dengan kandungan beberapa butir (<10%) di dalam matriks

lumpur karbonat disebut mudstone dan bila mudstone tersebut mengandung butiran

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 13: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

yang tidak saling bersinggungan disebut wackestone. Komposisinya 10% mud

(material karbonat), 90% grain (butir-butir yang besar).

d. Metamorfisme

Metamorfisme adalah proses reaksi rekristalisasi di dalam kerak bumi pada

kedalaman antara (3-20 km) yang pada keseluruhannya atau sebagian besar terjadi

dalam keadaan padat, yakni tanpa melalui fase cair sehingga terbentuk struktur dan

mineral yang baru, akibat dari pengaruh temperatur (T) dan dari tekanan (P) yang

tinggi.

Sedangkan menurut H.G.F. Winkler (1976) proses metamorfosa adalah suatu

proses yang mengubah mineral pada suatu batuan dalam fase padat karena suatu

pengaruh atau response terhadap kondisi fisika dan juga kimia di dalam kerak bumi,

dimana pada kondisi fisika, dan kimia tersebut berbeda dengan kondisi yang

sebelumnya. Proses-proses tersebut tidak termasuk pelapukan (H.M. Munir, 1995).

Hasil dari Metamorfisme adalah Batuan Metamorf.

Batuan Metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok

utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan

yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme,

yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150

°Celsius) dan tekanan ekstrem akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang

besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain

yang lebih tua. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu

marmer, dan skist.

Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan

berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka

terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan

diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur,

disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak antara

magma dan batuan yang bersuhu tinggi.

Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi

akibat erosi dan pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga

mengenai suhu dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 14: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi berikut ini.

a. Batuan Metamorf Kontak

Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya suhu yang

sangat tinggi (sebagai akibat dari aktivitas magma). Adanya suhu yang sangat tinggi

menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun warna batuan. Contohnya batu

kapur (gamping) menjadi marmer.

b. Batuan Metamorf Dinamo

Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya tekanan yang

tinggi (berasal dari tenaga endogen) dalam waktu yang lama. Contohnya batu lumpur

(mud stone) menjzdi batu tulis (slate). Batuan ini banyak dijumpai di daerah patahan

atau lipatan.

c. Batuan Metamorf Kontak Pneumatolistis

Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya pengaruh

gas-gas yang ada pada magma. Contohnya kuarsa dengan gas fluorium berubah

menjadi topas.

4. Perawakan Kristal (Crystal Habit)

Sebelum mendalami lebih jauh terhadap sistem-sistem kristal, ada baiknya

mengetahui apa itu kristal. Kristal merupakan suatu bangun polyeder (bidang

banyak) yang teratur dan dibatasi oleh bidang-bidang rata yang tertentu jumlahnya

dan mempunyai sumbu simetri tertentu pula. Atau Kristal juga dapat didefinisikan

sebagai zat padat homogen dengan ciri-ciri permukaan terdiri dari bidang-

bidang datar ataupun polieder (bidang banyak) yang teratur.

Istilah perawakan kristal adalah bentuk khas mineral ditentukan oleh bidang

yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang tersebut.

Perawakan kristal dipakai untuk penentuan jenis mineral walaupun perawakan bukan

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 15: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

merupakan ciri tetap mineral. Contoh : mika selalu menunjukkan perawakan kristal

yang mendaun (foilated).

Menurut Richard Pearl (1975), perawakan kristal dibagi menjadi :

1) Elongated Habit  ( Meniang / Berserabut )

a) Meniang (Columnar); bentuk kristal prismatik yang menyerupai bentuk tiang.

Misal : Tourmaline, Pyrolusite, Wollastonite.

b) Menyerat (Fibrous); bentuk kristal yang menyerupai serat – serat.

Misal : Asbestos, Tremolit, Gypsum, Silimanite.

c) Menjarum (Acicular); bentuk kristal yang menyerupai jarum – jarum.

Misal : Natrolite, Glaucophane.

d) Menjaring (Reticulate); bentuk kristal kecil dan panjang menyerupai jaring.

Misal : Rulite, Cerussite.

e) Membenang (Filliform); bentuk kristal kecil – kecil menyerupai benang.

Misal : Silver.

f) Merabut (Capillery); bentuk kristal kecil – kecil menyerupai rambut.

Misal : Cuprite, Bysolite.

g) Mondok (Stout,Stubby, Equant); bentuk kristal pendek dan gemuk, sering

terdapat pada kristal – kristal dengan sumbu c lebih pendek dari sumbu yang

lainnya. Misal : Zircon.

h) Membintang (Stellated); bentuk kristal yang tersusun menyerupai bintang.

Misal : Pirofilit.

i) Menjari (Radiated); bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk jari – jari.

Misal : Markasit.

2) Flattenad Habit (Lembaran Tipis)

a) Membilah (Bladed); bentuk kristal yang panjang dan tipis menyerupai bilah

kayu dengan perbandingan antara lebar dan tebal sangat jauh.

Misal : Kyanite, Kalaverit.

b) Memapan (Tabular); bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan,dimana

perbandingan lebar dan tebal tidak terlalu jauh.

Misal : Barite, Hypersthene.

c) Membata (Blocky); bentuk kristal yang tebal menyerupai bentuk bata, dengan

perbandingan lebar dan tebal hampir sama.

Misal : Calcite, Microcline.

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 16: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

d) Mendaun (Foliated); bentuk kristal pipih melapis (lamellar) dengan perlapisan

yang mudah dikupas / dipisahkan.

Misal : Mika, Chlorite.

e) Memencar (Divergent); bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk kipas

yang terbuka.

Misal : Aragonite, Millerite

f) Membulu (Plumose); bentuk kristal yang tersusun membentuk tumpukan bulu.

Misal : Mika.

3) Rounded Habit (Membutir)

a) Mendada (Mamillary); bentuk kristal bulat – bulat menyerupai buah dada

(breast like). Misal : Opal, Malachite, Hemimorphite.

b) Membulat (Colloform); bentuk kristal yang menunjukkan permukaan yang

bulat – bulat. Misal : Bismuth, Smalite, Cobaltite, Glauconite, Geothite,

Franklinite.

c) Membulat jari (Colloform Radial); bentuk kristal yang membulat dengan

struktur dalam memencar menyerupai bentuk jari. Misal : Pyrolorhyte.

d) Membutir (Granular); kelompok kristal kecil membentuk butiran. Misal :

Olivine, Anhydrite,Chromite, Sodalite,Alunite, Niceolite, Cinabar, Cryolite.

e) Memisolit (Pisolitic); kelompok kristal lonjong sebesar kerikil, seperti

kacang tanah. Misal : Pisolitic, Gibbsite.

f) Stalaktit (Stalactic); bentuk kristal membulat dengan litologi batuan

gamping. Misal : Geothite.

g) Mengginjal (Reniform); bentuk kristal yang menyerupai bentuk ginjal.

Misal : Hematite.

5. Skala Mosh

Skala kekerasan mineral Mohs mengklasifikasikan resistensi goresan terhadap

berbagai mineral melalui kemampuan suatu bahan keras menggores bahan yang

lebih lunak.

Skala kekerasan menurut Freedrich MohsSkala Mineral Rumus kimia

1. Talk (Mg3Si4) 10(OH)2

2. Gypsum CaSO4.2H2O

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 17: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

3. Calcite CaCO3

4. Flourite CaF2

5. Apatite Ca5(PO4)3F

6. Orthoclase K(AISi3O8)

7. Quartz SiO2

8. Topaz AI2SiO4(FOH)2

9. Corundum AI2O3

10. Diamond C

C. Soal Pak Budhi*20 Soal Pernyataan Benar-Salah

*20 Isian Singkat

**HINT**

Senin pagi ini, ujian akhir semester serentak dimulai. Mahasiswa dan dosen

pada sibuk karenanya. Akupun ikut sibuk dengan menyiapkan soal ujian. Bagiku,

mereka (mahasiswa) hanya diminta menilai saja pernyataan yang kutuliskan

apakah itu tertulis "Benar" atau "salah" menurut konsep dan teorinnya. Lalu

mereka pun hanya diminta melengkapi kalimat pernyatan yang belum lengkap

dituliskan, karena masih ada "blank" kata-kata. Tidak banyak soal itu, hanya

empat puluh soal ujian yang sudah disiapkan untuk menguji sebagian kompetensi

dasar yang dikuasai mahasiswa dalam memahami aspek fisik dan dinamika bumi.

Dari soal-soal itu, aku hanya ingin tahu pemahaman mereka tentang

terbentuknya dataran rendah hingga tinggian yang disebabkan oleh pengendapan

aluvial hingga interaksi lempeng-lempeng tektonik yang musti dikenali dari

konturisasi morfologi. Aku juga penasaran apakah dapat menjelaskan tentang

sungai-sungai yang mengalir dari hulu-hilir, lalu bekerja mengerosi, membawa

sedimen, kemudian mengendapkannya membentuk point bar hingga delta, selain

juga karena sang air juga dengan gagah berani memprorakporandakan apa saja di

bantaran banjir. Berharap mereka dapat menjelaskan kepadaku tentang air tanah

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 18: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

dengan berbagai prosesnya, seperti infiltrasi, perkolasi, erosi, dan pengendapan

hingga tunjukkan fenomena dahsyat gua-gua kapur dan geyser. Lalu akupun

berharap mereka mengerti tentang mitigasi karena mereka musti terjaga dan

bersiaga pada bulan-bulan "ber" pemberi sinyal tingginya intensitas hujan yang

kerap kejutkan sebagai orang-orang yang lagi lelap tertidur, karena sebagiannya

mungkin tidak bangun lagi ditimbun tanah dan batuan dari baterial bukit dekat

rumahnya (longsor). Tapi, ini hanya cerita tentang kisaran dari sebagaian soal

mata kuliah Geologi Dasar, karena masih ada soal lagi yang disiapkan dosen lain.

Semoga mahasiswa PSTG dapat bersiap menunjukkan bahwa mereka siap menjadi

"Calon Geologist".

# BKS # @ Kantor PSTG Palembang

Look At The Rocks, We Get All

Apa yang kita dapat dari **HINT** diatas?

1. Jumlah Soal 40 Butir.

2. Aspek-Aspek Fisik dari Dinamika Bumi (GeoDinamika).

Geodinamika Lingkungan Bumi yang terkait dinamika fisik:

a. Dinamika Bumi Padat (Solid Earth Dynamics).

Dinamika Lautan (Ocean Dynamics) – Dinamika Hidrosfer.

Dinamika Atmosfer (Atmospheric Dynamics).

Dinamika Lingkungan Kehidupan (Dynamics of the Biosphere) Lingkungan Bumi

terkait dgn Reologi (aliran zat).

Dinamika Kerak Bumi (Crustal Dynamics).

Dinamika Litosfer (Kerak Bumi plus Mantel Atas).

Dinamika Tubuh Dalam dari Bumi (Mantel Dynamics atau Dinamika Mantel atau

Dinamika Bumi bgn dalam, Earth’s Interior).

3. Pembentukan Dataran Rendah dan Pembentukan Dataran Tinggi sebagai

Hasil dari Pengendapan Alluvial.

Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses

geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah

hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses

pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ketempat yang lebih rendah atau

mengikuti aliran sungai. Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah antar

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 19: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

gunung, dan dataran lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh bahan hasil

rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi

letaknya. Dataran aluvial contohnya adalah aluvial fan.

Menurut Dibyosaputro (1997), dataran aluvial mempunyai topografi datar

sebagai hasil pengendapan aluvium di kiri kanan sungai. Endapan ini terjadi akibat

adanya luapan air sungai yang membawa sedimen disaat banjir. Dengan demikian

maka struktur endapan pada dataran aluvial adalah berlavis horizontal pada elvansi

yang rendah. Dataran rendah merupakan dataran hasil endapan oleh air atau sering

disebut dataran aluvial. Biasanya dataran aluvial mempunyai tanah yang subur dan

sangat baik untuk daerah pertanian dan permukiman, atau juga untuk industri. Hal ini

didukung dengan ketersediaan air di dataran rendah yang umumnya melimpah karena

endapan aluvium yang ada mampu menyerap dan menahan air di dalamnya (Waluyo,

dkk, 2008).

            Dataran aluvial merupakan daerah yang terdapat di dataran rendah, daerah ini

terbentuk karena hasil endapan material-material dari tempat lain sehingga pada

umumnya dataran aluvial memiliki tanah yang subur dan baik untuk pertanian dan

permukiman.

4. Konturisasi Morfologi yang merupakan hasil dari Interaksi antar Lempeng

Tektonik.

Morfologi (Morphology) - relief umum

i. Morfografi – mempelajari aspek bentuk lahan yang berhubungan dengan aspek

pemerian (description) suatu daerah, misalnya kipas aluvial, tebing pantai,

perbukitan, dll.

ii. Morfometri – mempelajari aspek kuantitatif dari suatu daerah, misalnya sudut

lereng, tinggi, kekasaran permukaan, dll.

5. Hulu-Hilir Sungai.• Jumlah segmen atau percabangan sungai menurun kearah hilir dalam progresif

matematik.

• Panjang percabangan sungai lebih besar kearah hilir.

• Kemiringan atau kelerengan sungai menurun secara eksponensial kearah hilir.

• Kanal sungai menjadi lebih dalam dan menjadi lebih lebar secara progresif

kearah hilir.

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 20: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

• Ukuran lembah adalah tergantung dari ukuran sungai dan peningkatan kearah

hilir secara proporsional.

• Hulu=Pangkal Sungai (Didekat Laut), Hilir=Ujung Sungai

6. Peng-erosian Sungai

Sistem sungai mengerosi bentang alam melalui tiga proses, yaitu:

(1) Pemindahan regolith (lapisan fragmen batuan dan batuan yang tidak

terkonsolidasi di permukaan bumi).

(2) Penggerusan (downcutting) kanal sungai melalui abrasi.

(3) Erosi kearah hulu (headward erosion).

7. Pembawaan Material Sedimen oleh Sungai.

Sedimen diendapkan ketika kecepatan arus menurun hingga dibawah

kecepatan minimum yang diperlukan untuk membawa partikel dengan ukuran

tertentu. Jadi, bila ada sungai yang membawa lanau, pasir dan gravel mengalami

pelambatan dikarenakan gradien menjadi lebih landai atau karena memasuki

danau atau laut. Partikel berukuran terkasar akan diendapkan lebih dahulu dan

selanjutnya secara progresif diikuti pengendapan partikal halus ketika kecepatan

arusnya menjadi menurun. Pengendapan muatan sedimen pada pengangkutan

bagian lebih bawah memberikan bentuklahan (landform) seperti dataran banjir

(foodplain), lembah aluvial (alluvial valleys), delta dan kipas aluvial (alluvial

fans) dan lain-lain.

8. Pengendapan Point-Bar Hingga Delta.

Semua sungai berkecenderungan mengalir membentuk pola berliku-

liku (sinuous pattern). Air yang mengalir cenderung turbulen sehingga lengkungan

dan ketidakseragaman dalam kanal membelokkan aliran air ke sisi lain tepian

sungai. Gaya air yang menghantam tepian sungai menyebabkan erosi dan

pelemahan dan membuat lekukan kecil pada kanal sungai. Karena terus menerus

dihantam oleh arus, maka lekukan menjadi besar membentuk kelokan (meander)

yang besar. Pada bagian dalam kelokan, kecepatannya menjadi minimum

sehingga muatan sedimen menjadi terendapkan. Endapan yang terjadi pada

puncak kelokan disebut sebagai point bar. Dua proses utama disekitar kelokan

sungai adalah erosi pada sisi luar kelokan dan pengendapan (depositional) pada

sisi dalam kelokan sungai sehingga menyebabkan putaran kelokan (meader loops)

bermigrasi secara lateral.

Credit to : Muhammad Imam Pratama

Page 21: UAS Geologi Dasar I 2013 Universitas Sriwijaya.doc

Delta. Sungai yang masuk ke danau atau laut, maka kecepatannya

langsung berkurang dan kebanyakan muatan sedimen yang diendapkan

membentuk delta. Dua proses utama dalam pembentukan delta adalah:

1. Pemecahan sungai menjadi sistem kanal bercabang, dengan perluasan yang

masuk ke air dalam pola bercabang.

2. Perkembangan interupsi lokal berupa jebol (crevasse) pada tanggul alami

dimana sedimen dialihkan dan diendapkan sebagai splay-endapan mirip delta

kecil yang terbentuk pada dataran banjir.

Delta yang maju (prograding) menunjukkan karakteristik sikuen vertikal yang

mana bottom set beds secara berurutan ditutupi oleh foreset beds dan topset beds.

Sikuen ini berkembang ketika sungai masuk ke laut dan sedimen berukuran halus

terbawa hingga jarak dibawah mulut sungai.

9. Banjir.

10. Proses Air Tanah (Infiltrasi, Perkolasi, Erosi dan Pengendapan).

11. Fenomena Gua Kapur dan Geyser.

12. Mitigrasi.

13. Musim Hujan pada bulan September, Oktober, November, dan Desember.

14. Longsor.

Credit to : Muhammad Imam Pratama