uas askes yovie

25
TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER ASURANSI KESEHATAN Disusun oleh : Yovie Prayekti, S.Farm., Apt. (5411220078)

Upload: yovietanpanuno

Post on 01-Jan-2016

49 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UAS Askes Yovie

TUGAS

UJIAN AKHIR SEMESTER

ASURANSI KESEHATAN

Disusun oleh :

Yovie Prayekti, S.Farm., Apt. (5411220078)

Program Magister Ilmu Kefarmasian

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Jakarta

2013

Page 2: UAS Askes Yovie

UJIAN AKHIR SEMESTER

PROGRAM PASCA SARJANA BISNIS FARMASI

UNIVERSITAS PANCASILA

Mata Ujian : Asuransi Kesehatan

Hari/Tanggal : Sabtu, 13 Juli 2013

Dosen : Dr. Orie Andari Sutadji, MBA.

Nama Mahasiswa : Yovie Prayekti, S.Farm., Apt.

Npm : 5511220078

Sistem : Open Books

1. Dalam proses rekrutmen peserta asuransi (kesehatan maupun non kesehatan) ada suatu

proses yang disebut underwriting apakah maksudnya ?. Mengapa diperlukan proses

tersebut?. Pada Asuransi Kesehatan Nasional ( cakupan seluruh penduduk suatu negara)

yang masuk katagori sebagai Asuransi Kesehatan Sosial berarti peran pemerintah sangat

besar, perlukah proses underwriting dilakukan, kapan bila harus dilakukan dan kapan

tidak diperlukan? Siapa yang melaksanakan proses underwriting di perusahaan asuransi?

Jawab :

Underwriting menurut pengertian asuransi jiwa adalah proses penaksiran

mortalitas atau morbiditas calon tertanggung untuk menetapkan apakah akan

menerima atau menolak calon peserta dan menetapkan klasifikasi peserta. Mortalitas

adalah jumlah kejadian meninggal relatif diantara sekelompok orang tertentu,

sedangkan morbiditas adalah jumlah kejadian relatif sakit atau penyakit diantara

sekelompok orang tertentu.

Underwriting adalah proses untuk menentukan apakah sebuah permohonan asuransi

diterima dan dibawah kondisi apa. Terdiri dari underwriting individual dan

kelompok.

Underwriting diperlukan pada proses rekrutmen peserta asuransi, karena

merupakan salah satu strategi untuk menghindari adanya adverse selection.

Adverse selection adalah suatu fenomena dimana terjadi ketidakseimbangan informasi

yang dimiliki oleh perusahaan asuransi dengan peserta asuransi.  Informasi

sesungguhnya mengenai kondisi kesehatan peserta asuransi biasanya hanya diketahui

Soal UAS Program Pasca Sarjana Bisnis Farmasi Universitas Pancasila 13 Juli 2013 Page 1

Page 3: UAS Askes Yovie

oleh peserta itu sendiri, sedangkan perusahaan asuransi kurang mengetahui atau

memahami dengan baik informasi tersebut.

Adverse selection adalah suatu keadaan dimana individu yang memiliki status kesehatan

yang buruk cenderung lebih tertarik untuk membeli produk asuransi kesehatan dengan

paket jaminan yang lebih komprehensif, sedangkan individu dengan status kesehatan

baik cenderung menolak produk asuransi kesehatan tersebut karena tarif premi yang

relatif mahal. Fenomena ini menarik perhatian para ahli asuransi kesehatan karena dapat

mengakibatkan kegagalan pasar (market failure).

Proses underwriting dan mekanisme adverse selection menjadi sangat berperan pada

asuransi kesehatan komersial yang pesertanya memang bersifat sukarela, tetapi tidak atau

kurang berperan pada asuransi kesehatan sosial yang sifat kepesertaannya wajib. Dengan

kepesertaan yang bersifat wajib mengakibatkan pooling terhadap risiko yang besar,

bagusnya adalah keadaan ini tentu akan menekan adverse selection karena tidak ada

calon peserta yang akan memilih atau tidak memilih suatu paket jaminan, semuanya

wajib turut serta.

Prinsip kepesertaan wajib untuk mengurangi adverse selection inilah yang rupanya

mengilhami pasal 13 UU SJSN yang mewajibkan penduduk Indonesia untuk

mendaftarkan diri sebagai peserta dan pasal 17 UU SJSN yang mengatur bahwa

pembayaran premi ditetapkan berdasarkan persentase dari upah atau suatu jumlah

nominal tertentu dan besarnya jelas tidak ditentukan oleh proses underwriting akibat

adanya perbedaan risiko antar individu atau kelompok

2. Apakah yang dimaksud Actuarial Approach dan Cost Approach pada perhitungan premi

asuransi kesehatan? Dalam melakukan premium setting untuk Asuransi Kesehatan ada

berbagai komponen yang harus diperhitungkan baik pada perhitungan dengan

menggunakan Actuarial Approach maupun Cost Approach. Sebutkan komponen-

komponen tersebut.

Jawab :

Actuarial Approach adalah

Cost Approach adalah

Komponen dasar dalam menghitung premi adalah klaim, contingency margin,

biaya operasional, dan profit atau keuntungan.

Soal UAS Program Pasca Sarjana Bisnis Farmasi Universitas Pancasila 13 Juli 2013 Page 2

Page 4: UAS Askes Yovie

1. Komponen paling dasar tarif premi adalah biaya yang digunakan untuk pembayaran

manfaat (benefit) yang disebut sebagai claim cost (biaya klaim) atau expected claims

(klaim yang diharapkan). Penghitungan claim cost ini kemudian akan dimanfaatkan

untuk menghitung nilai kapitasi yang akan dibayarkan kepada PPK. Aktuaris

perusahaan asuransi biasanya menggunakan pengalaman klaim di masa lalu yang

berasal dari beberapa sumber, misalnya pengalaman dari mitra-mitra bisnis

nasabah/peserta kumpulan perusahaan asuransi atau dari pengalaman klaim asuransi

bersangkutan di masa lalu.

2. Biaya operasional adalah komponen terbesar kedua setelah biaya klaim. Asuradur

biasanya membagi biaya-biaya menjadi lima kategori yaitu:

a. Pengeluaran untuk kompensasi penjualan. Kategori luas ini mencakup semua

jenis biaya yang yang berhubungan dengan kebutuhan membangun asuransi baru,

seperti biaya untuk riset pasar, biaya perijinan, pengembangan produk,

pemasaran/iklan, dan komisi agen.

b. Acquisition expenses yaitu biaya-biaya yang berhubungan dengan akuisisi dan

proses usaha baru asuransi, misalnya biaya underwriting termasuk gaji staf

underwritingnya, tes kesehatan, laporan dokter, dan laporan-laporan inspeksi

serta biaya penerbitan polis lainnya seperti biaya kartu. Dalam asuransi kesehatan

sosial komponen ini tidak terlalu berperan mengingat keanggotaan yang bersifat

wajib, sehingga underwriting dan tes kesehatan, serta laporan dokter dan inspeksi

tidak dilakukan.

c. Pengeluaran untuk pemeliharaan adalah biaya untuk menjaga usaha tetap bekerja.

Biaya ini termasuk biaya rekaman atau pencatatan, penagihan dan pengumpulan

premium, pembayaran klaim, pengumpulan dan analisis statistik, penghitungan

liabilitas dan cadangan, melakukan perubahan polis dan menyediakan layanan

konsumen, termasuk juga biaya untuk investigasi klaim, korespondensi dengan

provider, telaah utilisasi, dan menerbitkan cek-cek untuk klaim.

d. General overhead biaya yang digunakan untuk membayar gaji karyawan,

pemakaian tempat, perlengkapan kantor, rekruitment, dan pelatihan.

e. Pajak-pajak yang biasanya dibebankan kepada premi. Pada banyak asuransi sosial

hal ini biasanya ditiadakan atau diminimalisasi.

Biaya-biaya diatas dibebankan atau didistribusikan dengan cara :

1) Biaya operasional dibebankan kepada peserta melalui persentase dari nilai

premi.

Soal UAS Program Pasca Sarjana Bisnis Farmasi Universitas Pancasila 13 Juli 2013 Page 3

Page 5: UAS Askes Yovie

2) Biaya operasional dibebankan kepada peserta sebagai biaya administrasi per

polis, artinya dibayarkan dimuka saat proses pendaftaran/pengajuan polis.

3) Persentase dari klaim. Biaya ini bervariasi berdasarkan besar klaim yang telah

disetujui untuk dibayarkan.

3. Contingency Margin merupakan katup pengaman dalam hal terjadi klaim yang lebih

besar dari klaim yang diharapkan. Besaran CM dinyatakan dalam persentase. Dari

beberapa kasus yang muncul pada kepustakaan besaran CM berkisar antara 5 persen

sampai 20 persen.

4. Keuntungan merupakan hasil investasi yang diharapkan dari pengembangan suatu

usaha asuransi. Dalam konsep asuransi social hal ini tidak terlalu diperhitungkan

mengingat sifatnya yang not for profit.

3. Definisi tentang Fraud sangat bervariasi tergantung ruang lingkup bisnis/usaha orang

maupun institusi . Namun demikian secara garis besar, fraud disegala bidang mempunyai

elemen fundamental yang sama. Sebut beberapa elemen penting tersebut minimal 4, serta

beri contoh-contoh pada praktek sehari-hari.

Jawab :

Pengertian Fraud :

“Sebagai suatu bentuk upaya yang secara sengaja dilakukan dengan menciptakan suatu

manfaat yang tidak seharusnya dinikmati baik oleh individu atau institusi dan dapat

merugikan pihak lain”.

“Health care fraud is an intentional deception or misrepresentation that the individual or

entity makes knowing that the misrepresentation could result in some unauthorized

benefit to the individual, or the entity or to some other party”.

Elemen fundamental Fraud :

1) Peserta (member)

2) Pemberi Pelayanan Kesehatan

3) Provider

4) Perusahaan asuransi (payor)

Fraud oleh peserta :

Membuat pernyataan palsu tentang eligibilitas.

Membuat pernyataan palsu dalam pengajuan klaim.

Soal UAS Program Pasca Sarjana Bisnis Farmasi Universitas Pancasila 13 Juli 2013 Page 4

Page 6: UAS Askes Yovie

Mengajukan klaim dengan bukti pendukung yang palsu.

Fraud oleh provider :

Pengajuan klaim dengan mencantumkan pelayanan yang tidak diberikan.

Melakukan manipulasi diagnose tingkat keparahan penyakit dinaikkan sehingga

jenis tindakan lebih berat.

Membuat tanggal dan hari perawatan yang lebih lama.

Memanipulasi tarif dengan menaikkan tarif.

Memanipulasi klaim obat diajukan dengan nama dagang, tetapi diberikan obat

generik.

Fraud oleh perusahaan asuransi :

Memanipulasi manfaat yang seharusnya didapatkan peserta, tetapi tidak diberikan.

Mengurangi benefit.

4. Ada berapa kategori Health Care Fraud, sebut contoh masing-masing. Sebutkan Health

Care Fraud yang paling sering terjadi di Indonesia, dan berikan contoh-contoh sesuai

dengan pembagian kategori sebagai mana tersebut diatas..

Jawab :

- Hal yang menarik untuk pelayanan kesehatan pada tahun 2007 permulaan, seorang

pengusaha kaya yang memerlukan pengobatan jantung dirujuk dari Askeskin

Manado ke RSU Jantung Harapan Kita. Pada saat akan masuk rumah sakit, ketahuan

yang bersangkutan adalah orang kaya yang memalsukan data kondisi sosial, dan

sesuai ketentuan, institusi pelayanan tidak perlu menanyakan apakah dia mampu atau

tidak mampu, tapi memberikan pelayanan Gakin. Apakah ini sialnya atau jelinya

institusi yang melayani, ketahuan saat berobat jalan di Jakarta memintakan pelayanan

eksklusif, tetapi saat akan inpatient menunjukkan kartu rujukan Askeskin, di-cross

check ternyata sangat mampu dan kaya (batal Askeskinnya, semua biaya inpatient

dan outpatient dibayarkan oleh yang bersangkutan --- kenapa tidak bergabung

dengan Askes komersial Gold dengan sejumlah pengusaha setempat???).

- Pada tahun 1975, dalam kapasitas pemakalah selaku Direktur RSUD Gunung

Wenang, kami berhasil menemukan penyimpangan asuransi Jasa Raharja dari

sejumlah klaim kecelakaan lalu lintas. Ketahuan, pada waktu salah seorang nasabah

Soal UAS Program Pasca Sarjana Bisnis Farmasi Universitas Pancasila 13 Juli 2013 Page 5

Page 7: UAS Askes Yovie

merasa sangat dirugikan. Setelah di-tracing, telah terjadi penyimpangan yang telah

dilakukan bendahara selama lebih dari 2 tahun dengan menaikkan jumlah tagihan

sampai plafon maksimal, tetapi kepada nasabah hanya dibayarkan dengan

pemotongan biaya administrasi yang tidak perlu dari nilai nominal yang sebenarnya.

Hasil pemeriksaan Inspektorat Daerah, penyimpangan berjumlah lebih dari Rp 10

juta (1 Mercedes Benz 200, harganya waktu itu Rp 8 juta). Hasil pemeriksaan,

bendahara dikenakan sanksi TGR dan hukuman administrasi.

5. Data dari berbagai negara menunjukkan, bahwa fraud maupun abuse di industri asuransi ,

terbanyak pada asuransi kesehatan, mohon pendapat saudara mengapa demikian?

Mekanisme apa yang perlu dibangun untuk mencegah terjadinya Fraud ataupun abuse.

Apa peran pemerintah dalam mengantisipasi terjadinya fraud dan abuse , khususnya di

bidang asuransi Kesehatan di Indonesia ?

Jawab :

Perkembangan asuransi kesehatan termasuk di negara berkembang menunjukkan

kesadaran masyarakat yang semakin meningkat dan menyadari bahwa solusi utama

dalam memperoleh pelayanan kesehatan adalah melalui asuransi kesehatan. Namun pada

saat yang sama, semua pihak juga berusaha untuk memperoleh manfaat yang sebesar-

besarnya dalam proses tersebut. Karena keinginan untuk memperoleh manfaat tersebut

maka tidak dapat dihindari terjadinya keinginan untuk melakukan perbuatan atau

tindakan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku demi memperoleh manfaat

yang sebesar – besarnya dari proses tersebut. Perbuatan atau tindakan tersebut dilakukan

terutama setelah mengetahui celah – celah yang bisa dimanfaatkan dalam upaya untuk

mencari keuntungan dari proses tersebut, oleh karena itu banyak berkembang Fraud

maupun abuse.

Pengalaman perusahaan asuransi kesehatan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa

Fraud maupun abuse dalam asuransi kesehatan dapat mencapai 10% dari total biaya

pelayanan kesehatan setiap tahun. Terjadinya Fraud di Indonesia masih belum dapat

ditampilkan karena belum adanya suatu bentuk investigasi rutin terhadap klaim yang

diajukan kepada perusahaan asuransi. Hal ini merupakan kelemahan yang harus

diperbaiki kedepan untuk mencari solusi terhadap kemungkinan adanya Fraud tersebut di

Indonesia.

Dengan kemajuan perkembangan asuransi kesehatan di Indonesia yang saat ini telah

mencapai 42 % dari total penduduk memliki asuransi kesehatan maka kasus – kasus

Soal UAS Program Pasca Sarjana Bisnis Farmasi Universitas Pancasila 13 Juli 2013 Page 6

Page 8: UAS Askes Yovie

Fraud maupun abuse harus menjadi perhatian bersama. Peningkatan biaya pelayanan

kesehatan yang terjadi hanya karena akibat terjadinya Fraud harus dihindarkan. Oleh

sebab itu peran serta seluruh stakeholders sangat menentukan untuk melakukan

pencegahan dan mengurangi kemungkinan terjadinya Fraud tersebut.

Kunci dari masalah ini, pencegahannya dari penyimpangan-penyimpangan ini adalah

pada nurani setiap stakeholder yang terlibat, bukan hanya dokter semata yang perlu

menyadari hal ini.

Berdasarkan pengalaman berbagai negara maju, Fraud dapat dicegah antara lain melalui

peran semua pihak terkait Pemerintah:

Menetapkan ketentuan hukum atau undang-undang tentang Fraud yang

mencantumkan tentang hukuman yang dapat dikenakan kepada yang melakukan

Fraud tersebut.

Disamping itu Pemerintah perlu menetapkan standar pelayanan, standar terapi,

standar obat dan alat kesehatan yang dapat menjadi acuan dalam semua tindakan

pelayanan kesehatan. Dengan demikian maka adanya Fraud dapat ditelusuri

berdasarkan ketentuan yang sudah ditetapkan.

6. Apakah yang dimaksud dengan Polis ? Apa beda polis dan perjanjian dalam asuransi?

Kenapa harus ada polis?Apa syarat-syarat polis dan sebut isi polis secara garis besar.

Jawab :

Pengertian umum :

Untuk setiap perjanjian perlu dibuat bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-

pihak yang mengadakan perjanjian. Bukti tertulis untuk perjanjian asuransi disebut

polis.

Dibuat dengan iktikad baik dari kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian.

Dituliskan / disebutkan dengan tegas dan jelas mengenai hal-hal yang diperjanjikan

oleh kedua belah pihak, hak masing – masing pihak, sangsi atas pelanggaran

perjanjian, dan sebagainya.

Redaksinya harus disusun sedemikian rupa sehingga dengan mudah dapat ditangkap

maksud dari perjanjian itu, juga tidak memberi peluang untuk menyalah

tafsirkannya.

Pengertian Otentik :

Soal UAS Program Pasca Sarjana Bisnis Farmasi Universitas Pancasila 13 Juli 2013 Page 7

Page 9: UAS Askes Yovie

Pertanggungan harus diadakan secara tertulis dengan akta, yang dinamakan polis (pasal

255 KUHD).

Pembuatan persetujuan mewajibkan penanggung untuk menandatangani polis dan

menyerahkannya kepada tertanggung dalam jangka waktu tertentu (pasal 257 KUHD).

Menurut pasal 257 KUHD, hanya penanggung yang menandatangani polis, berarti

semacam perjanjian unilateral, tetapi mengikat kedua belah pihak yang berkepentingan

atas polis tersebut (penanggung dan tertanggung).

Perbedaan Polis dengan Perjanjian dalam asuransi :

Polis

Polis asuransi adalah suatu perjanjian asuransi atau pertanggungan bersifat

konsensual (adanya kesepakatan), harus dibuat secara tertulis dalam suatu akta

antara pihak yang mengadakan perjanjian. Pada akta yang dibuat secara tertulis itu

dinamakan “polis”. Jadi polis adalah tanda bukti perjanjian pertanggungan yang

merupakan bukti tertulis.

Perjanjian

Perjanjian atau persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau

lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih (KUHPer ps. 1313).

Perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling

mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal dalam lapangan harta kekayaan

(KUHPer ps 1320).

Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang yang

lain, atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.

(Subekti).

Secara umum harus ada Polis, karena :

1. Sebagai perjanjian pertanggungan (a contract of indemnity).

2. Sebagai bukti jaminan dari penanggung kepada tertanggung untuk mengganti

kerugian yang mungkin akan dialami oleh tertanggung akibat peristiwa yang tidak

diduga sebelumnya, dengan prinsip :

a. Untuk mengembalikan tertanggung kepada kedudukannya semula sebelum

terjadi/mengalami kerugian.

b. Untuk menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan (total collapse).

Soal UAS Program Pasca Sarjana Bisnis Farmasi Universitas Pancasila 13 Juli 2013 Page 8

Page 10: UAS Askes Yovie

3. Bukti pembayaran premi asuransi oleh tertanggung kepada penanggung sebagai

balas jasa atas jaminan penanggung.

Fungsi polis bagi Tertanggung :

1. Sebagai bukti tertulis atas jaminan penanggung untuk mengganti kerugian yang

mungkin akan dideritanya yang ditanggung oleh polis.

2. Sebagai bukti (kwitansi) pembayaran premi kepada penanggung.

3. Sebagai bukti otentik untuk menuntut penanggung bila lalai atau tidak mematuhi

jaminannya.

Fungsi polis bagi Penanggung :

1. Sebagai bukti (tanda terima) premi asuransi dari tertanggung.

2. Sebagai bukti tertulis atas jaminan yang diberikannya kepada tertanggung untuk

membayar ganti rugi yang mungkin diderita oleh tertanggung.

3. Sebagai bukti otentik untuk menolak tuntutan ganti rugi (klaim) bila yang

menyebabkan kerugian tidak memenuhi syarat – syarat polis.

Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai asuransi jiwa

harus memuat syarat-syarat khusus berikut ini :

a. Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi;

b. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketiga;

c. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan;

d. Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan);

e. Bahaya – bahaya / evenemen yang ditanggung oleh penanggung;

f. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung;

g. Premi asuransi;

h. Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung dan segala janji-

janji khusus yang diadakan antara para pihak, antara lain mencantumkan BANKER’S

CLAUSE, jika terjadi peristiwa (evenemen) yang menimbulkan kerugian penanggung

dapat berhadapan dengan siapa pemilik atau pemegang hak.

Banker’s Clause atau Klausula Bank adalah suatu klausula yang tercantum dalam

Polis yang hanya dicantumkan atas permintaan pihak Bank dimana dalam polis

secara tegas dinyatakan bahwa Pihak Bank adalah sebagai penerima ganti rugi atas

peristiwa yang terjadi atas obyek pertanggungan sebagaimana disebutkan dalam

Soal UAS Program Pasca Sarjana Bisnis Farmasi Universitas Pancasila 13 Juli 2013 Page 9

Page 11: UAS Askes Yovie

perjanjian asuransi (polis). Klausula ini muncul sebagai akibat adanya hubungan

hutang piutang antara Debitur dan Kreditur dimana obyek pertanggungan adalah

menjadi jaminan Bank; sehingga klausula ini bukan merupakan standard yang pada

umumnya tercantum dalam Polis.

Pokok-pokok umum isi polis, dapat digolongkan dalam beberapa golongan, yaitu:

1. Mukaddimah

2. Syarat uraian

3. Syarat operatif

4. Kondisi – kondisi (conditions)

5. Pengecualian – pengecualian (exclusions)

6. Syarat tanda tangan

7. Program ikhtisar

8. Informasi lain-lain

7. Jelaskan beberapa hal dibawah ini:

a. Kenapa Asuransi Kesehatan dan Jaminan Kesehatan diperlukan regulasi yang sangat

ketat? Salah satu UU yang mengatur asuransi kesehatan adalah UU No.2/1992

tentang Usaha Perasuransian, masuk dalam bidang usaha apakah Asuransi

Kesehatan itu?

Jawab :

Usaha asuransi, yaitu usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana

masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi memberikan perlindungan kepada

anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya

kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau

meninggalnya seseorang.

b. Ada berapa program tercantum dalam UU No.40/2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional, sebutkan. Pada UU tersebut juga mencantumkan tentang prinsip-

prinsip penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. Sebutkan dan jelaskan tentang prinsip-

prinsip tersebut.

Jawab :

Jenis program jaminan sosial pada UU No.40/2004 meliputi :

Soal UAS Program Pasca Sarjana Bisnis Farmasi Universitas Pancasila 13 Juli 2013 Page 10

Page 12: UAS Askes Yovie

1. Jaminan kesehatan;

2. Jaminan kecelakaan kerja;

3. Jaminan hari tua;

4. Jaminan pensiun; dan

5. Jaminan kematian

Prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah sebagai berikut :

1. Prinsip kegotong royongan.

Prinsip ini diwujudkan dalam mekanisme gotong royong dari peserta yang

mampu kepada peserta yamg kurang mampu dalam bentuk kepesertaan wajib

bagi seluruh rakyat; peserta yang berisiko rendah membantu yang berisiko tinggi;

dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Melalui prinsip kegotong-royongan

ini jaminan sosial dapat menumbuhkan keadalan sosial bagi keseluruhan rakyat

Indonesia.

2. Prinsip nirlaba.

Pengelolaan dana amanat tidak dimaksudkan mencari laba (nirlaba) bagi Badan

Penyelenggara Jaminan sosial, akan tetapi tujuan utama penyelenggaraan

jaminan sosial adalah untuk memenuhi sebesar – besarnya kepentingan peserta.

Dana amanat, hasil pengembangannya, dan surplus anggaran akan dimanfaatkan

sebesar – besarnya untuk kepentingan peserta.

3. Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas.

Prinsip – prinsip manajemen ini diterapkan dan mendasari seluruh kegiatan

pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.

4. Prinsip portabilitas.

Jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang berkelanjutan

meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

5. Prinsip kepesertaan bersifat wajib.

Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga

dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat,

penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan

pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai

dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat

Soal UAS Program Pasca Sarjana Bisnis Farmasi Universitas Pancasila 13 Juli 2013 Page 11

Page 13: UAS Askes Yovie

menajdi peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial

Nasional dapat mencakup seluruh rakyat.

6. Prinsip dana amanat.

Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan titipan kepada badan – badan

penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan

dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.

Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial Nasional dalam Undang-Undang ini

adalah hasil berupa dividen dari pemegang saham yang dikembalikan untuk

kepentingan peserta jaminan sosial.

c. Dengan UU No.24/2011 dibentuk Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial

(BPJS), ada berapa badan penyelenggara, bagaimana pengaturannya dengan

institusi/perusahaan yang selama ini mengelola sebagian dari program jaminan

sosial ( PT.Askes, PT.Asabri, PT.Jamsostek dan PT.Taspen)? Kapan BPJS mulai

beroperasi dan apa kendala-kendala yang ada?

Jawab :

Pada UU No. 24/2011, ada

Pengaturan BPJS dengan institusi/perusahaan yang selama ini mengelola

sebagian dari program jaminan sosial :

1. Perusahaan Perseroan (Persero) PT Asuransi Kesehatan Indonesia atau

disingkat PT Askes (Persero) yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 6 Tahun 1992 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum)

Husada Bhakti menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 16) diakui keberadaannya dan tetap

melaksanakan program jaminan kesehatan, termasuk menerima pendaftaran

peserta baru, sampai dengan beroperasinya BPJS Kesehatan;

2. Perusahaan Perseroan (Persero) PT ASABRI atau disingkat PT ASABRI

(Persero) yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1991

tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Asuransi Sosial

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia menjadi Perusahaan Perseroan

(Persero) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 88),

berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1966 tentang Pemberian

Pensiun, Tunjangan bersifat Pensiun, dan Tunjangan Kepada Militer Sukarela

Soal UAS Program Pasca Sarjana Bisnis Farmasi Universitas Pancasila 13 Juli 2013 Page 12

Page 14: UAS Askes Yovie

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 33, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2812), Undang-Undang Nomor

11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 42, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2906), Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890),

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1988 tentang Prajurit Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor

4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3369), Peraturan

Pemerintah Nomor 36 Tahun 1968 tentang Pemberian Pensiun Kepada

Warakawuri, Tunjangan Kepada Anak Yatim/Piatu, dan Anak Yatim-Piatu

Militer Sukarela (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor

61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2863), dan

Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1991 tentang Asuransi Sosial Angkatan

Bersenjata Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1991 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3455) tetap melaksanakan kegiatan operasional penyelenggaraan program

Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dan program

pembayaran pensiun bagi pesertanya, termasuk penambahan peserta baru,

sampai dengan dialihkan ke BPJS Ketenagakerjaan.

3. Perusahaan Perseroan (Persero) PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja atau disingkat

PT Jamsostek (Persero) yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36

Tahun 1995 tentang Penetapan Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial

Tenaga Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 59),

berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 14,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3468) tetap

melaksanakan kegiatan operasional penyelenggaraan :

a. Program jaminan pemeliharaan kesehatan termasuk penambahan peserta

baru sampai dengan beroperasinya BPJS Kesehatan; dan

Soal UAS Program Pasca Sarjana Bisnis Farmasi Universitas Pancasila 13 Juli 2013 Page 13

Page 15: UAS Askes Yovie

b. program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan jaminan hari tua

bagi pesertanya, termasuk penambahan peserta baru sampai dengan

berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

4. Perusahaan Perseroan (Persero) PT DANA TABUNGAN DAN ASURANSI

PEGAWAI NEGERI atau disingkat PT TASPEN (Persero) yang dibentuk

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1981 tentang Pengalihan

Bentuk Perusahaan Umum Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri

Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1981 Nomor 38), berdasarkan Undang-Undang Nomor 11

Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 42, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2906), Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890),

dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial

Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981

Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3200)

tetap melaksanakan kegiatan operasional penyelenggaraan program tabungan

hari tua dan program pembayaran pensiun bagi pesertanya, termasuk

penambahan peserta baru sampai dengan dialihkan ke BPJS Ketenagakerjaan.

BPJS Kesehatan mulai beroperasi menyelenggarakan program jaminan kesehatan

pada tanggal 1 Januari 2014.

8. Sesuai UUD “45 penduduk miskin menjadi tanggungan Pemerintah yang untuk Program

Jaminan Sosial diatur lebih lanjut dengan PP No.101/2012 tentang Penerima Bantuan

Iuran Jaminan Sosial, oleh karena itu sumber pembiayaan sepenuhnya dari APBN. Kasus

saat ini yaitu Jamkesmas ( Asuransi Kesehatan bagi masyarakat Miskin) dan Jamkesda,

bagaimana dengan pembiayaan program pada Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

bidang Kesehatan sesuai UU No.40/2004? . Para ahli menyarankan kepada Pemerintah

agar Jamkesmas diintegrasikan kepada SJSN dan sangat dihindari adanya Jamkesda-

Soal UAS Program Pasca Sarjana Bisnis Farmasi Universitas Pancasila 13 Juli 2013 Page 14

Page 16: UAS Askes Yovie

Jamkesda, kecuali bagi daerah yang mampu memberikan jaminan sebagai paket-paket

suplemen. Bagaimana pendapat Saudara? Bagaimana dampak diberlakukannya SJSN

bidang Kesehatan terhadap industri RS dan farmasi di Indonesia?

Jawab :

Pembiayaan program pada Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bidang Kesehatan

sesuai UU No.40/2004 adalah sebagai berikut :

1. Setiap peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan

persentase dari upah atau suatu jumlah nominal tertentu.

2. Setiap pemberi kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan iuran

yang menjadi kewajibannya dan membayarkan iuran tersebut kepada Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial secara berkala.

3. Besarnya iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan untuk

setiap jenis program secara berkala sesuai degan perkembangan sosial, ekonomi dan

kebutuhandasar hidup yang layak.

4. Iuran program jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang yang tidak mampu dibayar

oleh Pemerintah.

5. Pada tahap pertama, iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dibayar oleh

Pemerintah untuk program jaminan kesehatan.

6. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) diatur lebih lanjut

dengan Peraturan Pemerintah.

Soal UAS Program Pasca Sarjana Bisnis Farmasi Universitas Pancasila 13 Juli 2013 Page 15