tutorial hematologi def vitamin k

Upload: riyafebrina

Post on 28-Oct-2015

161 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Vitamin K

Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang berperan dalam proses pembekuan darah, seperti prothrombin (faktor II), proconvertin (faktor VII), komponen thromboplastin plasma (faktor IX), dan Stuart-Prower Factor (faktor X).Ada tiga bentuk vitamin K, yaitu: (1) Vitamin K1 (phytomenadione) yang tedapat pada sayuran hijau, (2) Vitamin K2 (menaquinone) yang dapat disintesis oleh flora usus normal seperti Bacteriodes fragilis dan beberapa strain Escherichia coli, (3) Vitamin K3 (menadione) merupakan vitamin K sintetis yang sekarang jarang diberikan pada bayi yang baru lahir (neonatus) karena dilaporkan dapat menyebabkan anemia hemolitik.Sebanyak 50-80 persen vitamin K di dalam usus diserap dengan bantuan asam empedu dan cairan pankreas. Setelah diserap di dalam usus halus bagian atas, vitamin K dikaitkan dengan kilomikron untuk diangkut melalui sistem limfa ke hati.Hati merupakan tempat penyimpanan vitamin K utama di dalam tubuh. Dari hati, vitamin K diangkut oleh lipoprotein VLDL plasma menuju ke berbagai sel tubuh. Karena vitamin K bersifat larut dalam lemak, hal-hal yang menghambat penyerapan lemak secara otomatis juga akan menurunkan penyerapan vitamin K. Dalam keadaan normal, sebanyak 30-40 persen dari vitamin K yang diserap akan dikeluarkan melalui empedu, dan 15 persen melalui urin sebagai metabolit larut air. Simpanan vitamin K di dalam tubuh tidak banyak dan pergantiannya terjadi dengan cepat.Simpanan di dalam hati sebanyak 10 persen berupa filokuinon dan 90 persen berupa menakuinon, yang kemungkinan disintesis oleh bakteri pada saluran pencernaan. Namun, kebutuhan akan vitamin K tampaknya tidak dapat hanya dipenuhi dari sintesis menakuinon, diperlukan juga diperoleh dari makanan.Fungsi vitamin K yang pertamakali diketahui adalah keterlibatannya dalam proses pembekuan darah. Baru pada tahun 1970-an, fungsi-fungsi lainnya diketahui secara lebih jelas. Vitamin K ternyata merupakan kofaktor dari enzim karboksilase yang mengubah residu protein berupa asam glutamat menjadi gamakarboksiglutamat. Protein-protein ini disebut protein-tergantung vitamin K atau gla-protein. Enzim karboksilase yang menggunakan vitamin K sebagai kofaktor terdapat di dalam membran hati, tulang, dan sedikit di lain jaringan.Gla-protein dengan mudah dapat mengikat ion kalsium. Kemampuan inilah yang merupakan aktivitas biologis vitamin K. Pada proses pembekuan darah, gamakarboksilasis terjadi di dalam hati pada residu asam glutamat dan faktor pembeku darah, seperti protrombin. Kemampuan gla-protein untuk mengikat kalsium merupakan langkah sangat penting dalam proses pembekuan darah.Gla-protein lain yang mampu mengikat ion kalsium terdapat di dalam jaringan tulang dan gigi sebagai osteokalsin dan gla-protein matriks. Kedua jenis gla-protein ini mengikat hidroksipatit yang diperlukan dalam proses pembentukan tulang. Tanpa vitamin K, tulang memproduksi protein yang tidak sempurna, sehingga tidak dapat mengikat mineral yang diperlukan dalam pembentukan tulang. Gla-protein ditemukan di dalam berbagai jaringan tubuh. Gla-protein di dalam otak diduga berperan dalam metabolisme sulfatida yang diperlukan untuk pengembangan otak.Vitamin K penting untuk pembentukan faktor-faktor pembekuan darah, yaitu: prothrombin (faktor II); proconvertin (faktor VII), komponen thromboplastin plasma (PTC, faktor IX) dan Stuart-Prower Factor (Faktor X).Vitamin K berperan dalam proses metabolisme tulang, yaitu menurunkan kadar undercarboxylated osteocalcin yang berkorelasi positif dengan risiko rawan patah tulang pada penderita osteoporosis. Vitamin K berhubungan dengan kerapatan massa tulang (bone density). Hal itu tampak pada pasien yang sering mengalami cedera seperti patah tulang pinggul atau paha (menunjukkan massa tulang tidak rapat, banyak poros), yang ternyata kadar vitamin K dalam darahnya lebih rendah.

Dampak Kekuarangan dan KelebihanAngka kecukupan vitamin K yang dianjurkan untuk berbagai golongan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 1. Defisiensi (kekurangan) vitamin K dapat terjadi pada kondisi: (1) neonatus, terutama bayi prematur dengan usus yang belum sempurna, (2) penggunaan berbagai antibiotika dalam jangka waktu panjang yang akan merusak mikroflora di usus, (3) penderita dengan gangguan penyerapan (terutama lemak), seperti pada coeliac syndrome dan obstruksi empedu.

Tabel 1. Angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan untuk vitamin KGolongan umurAKG (mkg)

0-6 bulan5

7-12 bulan10

1-3 tahun15

4-9 tahun20

Pria

10-12 tahun45

13-15 tahun65

16-19 tahun70

20-60 tahun80

Wanita

10-12 tahun45

13-15 tahun55

16-19 tahun60

20-60 tahun65

Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal dengan sempurna, sehingga bila ada luka atau pada operasi, perdarahan akan berlangsung lama. Kekurangan vitamin K akibat makanan jarang terjadi, sebab vitamin K terdapat secara luas dalam makanan. Kekurangan vitamin K umumnya terjadi bila ada gangguan penyerapan lemak, yaitu pada saat produksi asam empedu berkurang atau diare.Defisiensi vitamin K juga terjadi bila seseorang mendapat antibiotik, sedangkan tubuhnya kurang mendapat vitamin K dari makanan. Antibiotik dapat membunuh mikroflora penghasil vitamin K di dalam usus.Karena itu, sebelum operasi biasanya diperiksa terlebih dahulu kemampuan darahnya untuk menggumpal dan sebagai pencegahan diberi suntikan vitamin K. Vitamin K biasanya diberikan sebelum operasi untuk mencegah perdacahan berlebihan.Kelebihan vitamin K hanya dapat terjadi bila vitamin K diberikan dalam bentuk berlebihan, berupa vitamin K sintetik menadion atau hanya terjadi pada orang yang menerima pengganti vitamin K larut air. Gejala kelebihan vitamin K adalah hemolisis sel darah merah, sakit kuning, dan kerusakan pada otak.Kelebihan konsumsi suplemen vitamin K dapat membuat vitamin K menumpuk di dalam tubuh dan akan menjadi racun bagi tubuh. Vitamin K yang berlebihan menyebabkan kerusakan pada sel darah merah. Kelebihan vitamin K menyebabkan lever melepaskan pigmen sel darah (bilirubin) ke dalam darah, sehingga menimbulkan penyakit kuning.

Penyakit Pendarahan pada BayiPenyakit perdarahan pada bayi yang baru lahir merupakan salah satu akibat dari kekurangan vitamin K. Perdarahan ini terjadi karena:1. Plasenta tidak mengantarkan lemak dan vitamin K dengan baik.2. Fungsi hati dari bayi yang baru lahir masih belum matang untuk menghasilkan faktor-faktor pembekuan darah yang cukup. Faktor pembekuan adalah protein dalam darah yang memudahkan proses pembekuan, yang memerlukan kehadiran vitamin K.3. Usus tidak memiliki bakteri penghasil vitamin K selama hari-hari pertama masa kehidupan bayi.4. Air susu ibu (ASI) hanya sedikit mengandung vitamin K. ASI memiliki kandungan vitamin K yang rendah yaitu kurang dari 20 mkg/L bila dibandingkan dengan susu sapi yang memiliki kandungan vitamin K tiga kali lebih banyak (60 mkg/L).5. Ibu yang selama masa kehamilan mengonsumsi obat-obatan yang mengganggu metabolisme vitamin K, seperti: obat antikoagulan oral (warfarin); obat-obat antikonvulsan (fenobarbital, fenitoin, karbamazepin); dan obat-obat antituberkulosis (INH, rifampicin).

Perdarahan pada bayi yang baru lahir biasa disebut PDVK (Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin K). PDVK adalah terjadinya perdarahan spontan atau perdarahan karena proses lain, seperti pengambilan darah vena atau operasi yang disebabkan oleh berkurangnya aktivitas faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (faktor II, VII, IX dan X).Dampak PDVK adalah terjadinya perdarahan otak dengan angka kematian 10-50 persen, yang umumnya terjadi pada bayi dalam rentang umur 2 minggu hingga 6 bulan, dengan akibat angka kecacatan 30-50 persen.Data PDVK secara nasional di Indonesia belum tersedia. Data dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM (tahun 1990-2000) menunjukkan terdapatnya 21 kasus, 81 persen di antaranya mengalami komplikasi perdarahan intrakranial (catatan medik IKA RSCM 2000). Karena itu, dianjurkan agar bayi yang baru lahir diberikan vitamin K melalui injeksi intramuskular atau secara oral. Susu formula bayi sebaiknya juga difortifikasi dengan vitamin K.

Sayuran Berwarna HijauKadar vitamin K pada berbagai bahan pangan (mkg/100 gram) dapat dilihat pada Tabel 2. Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran yang daunnya berwarna hijau, kacang buncis, kacang polong, kol, dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan, semakin tinggi kandungan vitamin K-nya.

Tabel 2. Kadar vitamin K pada berbagai bahan pangan (mkg/100 gram)Bahan panganKadar (mkg)

Susu sapi3

Keju35

Mentega11

Ayam7

Daging sapi92

Hati sapi7

Hati ayam10

Minyak jagung5

Jagung gandum5

Tepung terigu4

Roti4

Asparagus57

Buncis14

Brokoli200

Kol125

Daun selada128

Bayam89

Kentang2

Tomat4

Pisang1

Jeruk1

Kopi38

Teh hijau712

Bahan pangan lain yang mengandung vitamin K dalam jumlah lebih sedikit adalah susu, daging, telur, serealia, dan buah-buahan (pisang, jeruk, dan tomat). Sumber penting vitamin K lainnya adalah flora bakteri di dalam usus halus (jejunum dan ileum).Teh juga merupakan sumber vitamin K yang baik. Dalam setiap gram teh terkandung sekitar 300-500 SI vitamin K. Berbagai pangan probiotik (yoghurt, yakult, kefir, dan dadih) yang mengandung bakteri bersifat menguntungkan kesehatan, ternyata bisa membantu menstimulasi produksi vitamin K di dalam usus besar.

Perdarahan Akibat Defisiensi Vitamin KPENGERTIANPDVK adalah terjadinya perdarahan spontan atau perdarahan karena proses lain seperti pengambilan darah vena atau operasi yang disebabkan karena berkurangnya aktivitas faktor koagulasi yang tergantung vitamin K (faktor II, VII, IX dan X) sedangkan aktivitas faktor koagulasi yang tidak bergantung pada vitamin K, kadar fibrinogen dan jumlah trombosit masih dalam batas normal (Sutor dkk 1999). Hal ini dibuktikan bahwa kelainan tersebut akan segera membaik dengan pemberian vitamin K dan setelah sebab koagulopati lain disingkirkan.PATOFISIOLOGI Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa protein yang berperan dalam pembekuan darah, seperti protrombin atau faktor II,VII,IX,X dan antikoagulan protein C dan S, serta beberapa protein lain seperti protein Z dan M yang belum banyak diketahui perannya dalam pembekuan darah.

Ada tiga bentuk vitamin K yang diketahui yaitu: Vitamin K1 (phytomenadione), tedapat pada sayuran hijau. Sediaan yang ada saat ini adalah cremophor dan vitamin K mixed micelles (KMM). Vitamin K2 (menaquinone) disintesis oleh flora usus normal seperti Bacteriodes fragilis dan beberapa strain E. coli. Vitamin K3 (menadione) merupakan vitamin K sintetik yang sekarang jarang diberikan pada neonatus karena dilaporkan dapat menyebabkan anemia hemolitik.

Secara fisiologis kadar faktor koagulasi yang bergantung pada vitamin K dalam tali pusat sekitar 50% dan akan menurun dengan cepat mencapai titik terendah dalam 48-72 jam setelah kelahiran. Kemudian kadar faktor ini akan bertambah secara perlahan selama beberapa minggu tetapi tetap berada di bawah kadar orang dewasa. Peningkatan ini disebabkan oleh absorpsi vitamin K dari makanan.

Sedangkan bayi baru lahir relatif kekurangan vitamin K karena berbagai alasan, antara lain simpanan vitamin K yang rendah pada waktu lahir, sedikitnya perpindahan vitamin K melalui plasenta, rendahnya kadar vitamin K pada ASI dan sterilitas saluran cerna.Tempat perdarahan utama adalah umbilikus, membran mukosa, saluran cerna, sirkumsisi dan pungsi vena. Selain itu perdarahan dapat berupa hematoma yang ditemukan pada tempat trauma, seperti hematoma sefal. Akibat lebih lanjut adalah timbulnya perdarahan intrakranial yang merupakan penyebab mortalitas atau morbiditas yang menetap.KLASIFIKASIAda 3 Kelompok :1. Early VKDB (PDVK dini), timbul pada hari pertama kehidupan. Kelainan ini jarang sekali dan biasanya terjadi pada bayi dari ibu yang mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mengganggu metabolisme vitamin K. Insidens yang dilaporkan atas bayi dari ibu yang tidak mendapat suplementasi vitamin K adalah antara 6-12%2. Classical VKDB (PDVK klasik), timbul pada hari ke 1 sampai 7 setelah lahir dan lebih sering terjadi pada bayi yang kondisinya tidak optimal pada waktu lahir atau yang terlambat mendapatkan suplementasi makanan. Insidens dilaporkan bervariasi, antara 0 sampai 0,44% kelahiran. Tidak adanya angka rata-rata kejadian PDVK klasik yang pasti karena jarang ditemukan kriteria diagnosis yang menyeluruh.3. Late VKDB (PDVK lambat) acquired prothrombin complex deficiency (APCD), Secondary prothrombin complex (PC) deficiency, timbul pada hari ke 8 sampai 6 bulan setelah lahir, sebagian besar timbul pada umur 1 sampai 3 bulan. Kira-kira setengah dari pasien ini mempunyai kelainan hati sebagai penyakit dasar atau kelainan malabsorpsi. Perdarahan intrakranial yang serius timbul pada 30-50%. Pada bayi berisiko mungkin ditemukan tanda-tanda penyakit hati atau kolestasis seperti ikterus yang memanjang, warna feses pucat, dan hepatosplenomegali. Angka rata-rata kejadian PDVK pada bayi yang tidak mendapatkan profilaksis vitamin K adalah 5-20 per 100.000 kelahiran dengan angka mortalitas sebesar 30% EPIDEMIOLOGIAngka kejadian VKDB berkisar antara 1:200 sampai 1:400 kelahiran bayi yang tidak mendapat vitamin K profilaksis. Di Amerika Serikat, frekuensi PDVK yang dilaporkan bervariasi antara 0,25-1,7%. Angka kejadian PDVK ditemukan lebih tinggi pada daerah-daerah yang tidak memberikan profilaksis vitamin K secara rutin pada bayi baru lahir. Di Indonesia, data mengenai VKDB secara nasional belum tersedia. Hingga tahun 2004 didapatkan 21 kasus di RSCM Jakarta, 6 kasus di RS Dr. Sardjito Yogyakarta dan 8 kasus di RSU Dr. Soetomo Surabaya. FAKTOR RISIKOFaktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya PDVK antara lain ibu yang selama kehamilan mengkonsumsi obat-obatan yang mengganggu metabolisme vitamin K seperti, obat antikoagulan oral (warfarin); obat-obat antikonvulsan (fenobarbital, fenitoin, karbamazepin); obat-obat antituberkulosis (INH, rifampicin); sintesis vitamin K yang kurang oleh bakteri usus (pemakaian antibiotik, khususnya pada bayi kurang bulan); gangguan fungsi hati (kolestasis); kurangnya asupan vitamin K dapat terjadi pada bayi yang mendapat ASI eksklusif, karena ASI memiliki kandungan vitamin K yang rendah yaitu