tutorial blok 25 skenario a 2015 kelompok 4

23
saSebuah desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di desa Mjt. Komunitas disini terdiri atas sekitar 500 KK dengan populasi sekitar 2000 orang. Mata pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan pertukangan. Pertanian terutama pada sawah dan karet alam. Rumah penduduk beragam ada yang dari kayu dan ada yang dari semen sesuai dengan kemampuan ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula yang lantainya dari tanah. Anak-anak dan orang dewasa sebagaian memakai alas kaki tapi lebih banyak yang telanjang kaki. Sumber air utama masyarakat untuk kebutuhan domestik adalah Sungai Ogan: juga dari air rawa yaitu dari sawah disekitar desa. Sebagian besar KK memiliki sumur sendiri, namun sumur tersebut biasanya kering dimusim kemarau. Sumber energy yang digunakan penduduk untuk lampu/ penerangan adalah listrik; untuk masak memasak sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil yang menggunakan gas LPG. Ada sebagaian masyarakat yang menggunakan briket batubara. Pada bulan Januri sampai Agustus, kualitas udara didesa baik sekali namun pada bulan September sampa desembeer sering kali serangan kabut asap yang dapat sampa berminggu-minggu. Pelayanan kesehatan di kota kecamatan sekitar 15 km ke arah Palembang.

Upload: gufronnusyirwan

Post on 10-Jul-2016

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

TRANSCRIPT

Page 1: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

saSebuah desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di desa Mjt.

Komunitas disini terdiri atas sekitar 500 KK dengan populasi sekitar 2000 orang. Mata

pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan pertukangan. Pertanian terutama pada sawah

dan karet alam.

Rumah penduduk beragam ada yang dari kayu dan ada yang dari semen sesuai dengan

kemampuan ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula yang lantainya dari tanah. Anak-

anak dan orang dewasa sebagaian memakai alas kaki tapi lebih banyak yang telanjang kaki.

Sumber air utama masyarakat untuk kebutuhan domestik adalah Sungai Ogan: juga dari air rawa

yaitu dari sawah disekitar desa. Sebagian besar KK memiliki sumur sendiri, namun sumur

tersebut biasanya kering dimusim kemarau.

Sumber energy yang digunakan penduduk untuk lampu/ penerangan adalah listrik; untuk masak

memasak sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil yang menggunakan gas

LPG. Ada sebagaian masyarakat yang menggunakan briket batubara.

Pada bulan Januri sampai Agustus, kualitas udara didesa baik sekali namun pada bulan

September sampa desembeer sering kali serangan kabut asap yang dapat sampa berminggu-

minggu.

Pelayanan kesehatan di kota kecamatan sekitar 15 km ke arah Palembang.

Petugas kesehatan yang ada didesa adalah Mantri dan bidan desa. Tapi jumlah kelahiran yang

ditolong dukun masih lebih banyak dari bidan. Peran dukun masih cukup penting sebagai ‘garis

pertama’ melayani orang sakit.

Didesa ini pengelolaan sampah dilakukan oleh masing-masing rumah tangga, tidak ada

organisasi desa yang khusus bertugas unutk ini. Karena disekitar desa banyak rawa, mak ini

menjadi tempat ‘ideal’ untuk buang sampah.

Page 2: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

Laporan tahunan dari Puskesmas memperlihatkan 10 besar penyakit yang terdeteksi didesa ini

adalah:

- ISPA

- Gastro intestinal dan diare

- Kulit

- Malaria

- DHF

- Tuberkulosis

- Asthma

- Gigi dan mulut

- Hipertensi

- Cidera karena kecelakaan lalu lintas

Dalam kurun waktu tahun 2010-2011 desa ini dua kali mengalami keracunan makanan yaitu

tatkala ada hajata perkawinan yang melibatkan banyak orang.

Dari pihak kabuparen pernah melakukan pemeriksaan kualitas air minum yang berseumber dari

air sumur enduduk dan haslilnya diberikan pada lampiran. Dari pihak propinsi pernah juga

melakukan pengukuran kualitas udara tatkala ada serangan asap, hasilnya juga diberikan di

lampiran.

Ada hal menarik yang pernah dilakukan mahasiswa Unsri didesa ini ditahun 2009 yaitu

Penelitian tentang Kualitas Udara Ruangan (Indoor Air Quality). Menurut studi itu akibat

penggunaan bahan bakar kayu dan briket arang, sedangkan ventilasi dapur tidak baik, maka

kualitas udara didalam rumah tidak cukup baik, khususnya kadar debu halus (PM10) yang tinggi.

Akhir-akhir ini sejak harga karet alam naik, desa ini “kebanjiran” motor yang menyebabkan

tingkat kecelakaan yang cukup tinggi. Menurut penuturan kades, selain kecelakaan akibat motor,

desa ini juga mulai mengalami budaya minuman keras dan narkoba.

I. Klarifikasi istilah

Page 3: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

1. Kebutuhan domestic : kebutuhan air yang digunakan pada tempat hunian pribadi

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti memasak, mencuci dan keperluan

rumah tangga lainnya.

2. Sumur : sumber air yang digali.

3. Air rawa : genangan air yang secara ilmiah terjadi terus-menerus

atau musiman akibat drainase yang terhambat.

4. Briket arang : bahan bakar padat yang terbuat dari pembakaran sampah

organik.

5. Briket batubara : bahan bakar padat yang terbuat dari batubara

dengan campuran tanah liat, tepung tapioca, air, dan natrium dioksida.

6. Kabut asap : kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-

hari dan hitungan bulan.

7. Mantri : pegawai membantu dokter dipelayanan kesehatan

8. Puskesmas pembantu : suatu sarana yang melaksanakan suatu upaya pelayanan

kesehatan kepada masyarakat yang mencakup bagian wilayah kerja puskesmas

disesuaikan dengan keadaan setempat dan merupakan bagian integral dari

puskesmas.

9. Dukun : orang yang memiliki keahlian khusus untuk menolong pasien

secara tradisional baik menggunakan cara rasional maupun irasional.

10. ISPA : penyakit infeksi akut yang menyerang saluran pernafasan seperti

hidung, sinus, laring atau faring.

11. Gastro intestinal dan diare : kelainan atau penyakit pada jalan makanan atau

pencernaan.

12. Malaria : penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit akibat dari

gigitan nyamuk.

13. DHF(DBD) : infeksi yang disebabkan virus dengue.

14. Tuberkulosis : setiap penyakit menular pada manusia dan hewan lain yang

disebabkan oleh spesies mycobacterium ditandai dengan pembentukan tuberkel

dan nekrosis perkijuan.

15. Asthma : serangan dispneu paroksismal berulang disertai mengik

akibat kontraksi spasmodik ronki.

Page 4: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

16. Hipertensi : Tekanan darah yang diatas normal (140/90 mmHg)

17. Keracunan makanan : masuknya zat racun kedalam tubuh dari makanan melalui

saluran pencernaan.

18. Kualitas udara : suatu nilai yang menunjukkan mutu atau tingkat kebaikan

udara.

19. Kualitas air minum : suatu nilai yang menunjukkan mutu atau tingkat kebaikan

air minum.

20. Indoor air quality : udara yang berada dalam suatu ruangan yang ditempati

sekelompok manusia dengan tingkatan kesehatan yang berbeda dalam satu jam.

21. PM10 : particular padat/ cair yang ditemukan diudara yang berukuran 150

ng/m3

22. E. Coli : spesies yang merupakan flora normal pada usus manusia dan

hewan lainnya.

II. Identifikasi masalah

1. Sebuah desa terletak di pinggir jalan raya Lintas Sumatera di Ogan Ilir yakni di desa Mjt.

Komunitas disini terdiri atas sekitar 500 KK dengan populasi sekitar 2000 orang. Mata

pencaharian utama di desa ini adalah pertanian dan pertukangan. Pertanian terutama pada

sawah dan karet alam.

Rumah penduduk beragam ada yang dari kayu da nada yang dari semen sesuai dengan

kemampuan ekonomi mereka. Dari kedua jenis itu, ada pula yang lantainya dari tanah.

Anak-anak dan orang dewasa sebagaian memakai alas kaki tapi lebih banyak yang

telanjang kaki.

2. Sumber air utama masyarakat untuk kebutuhan domestik adalah Sungai Ogan: juga dari

air rawa yaitu dari sawah disekitar desa. Sebagian besar KK memiliki sumur sendiri,

namun sumur tersebut biasanya kering dimusim kemarau. Dari pihak kabupaten pernah

melakukan pemeriksaan kualitas air minum yang bersumber dari air sumur penduduk dan

hasilnya diberikan pada lampiran

3. Sumber energy yang digunakan penduduk untuk lampu/ penerangan adalah listrik; untuk

masak memasak sebagian besar masih memakai kayu bakar, sebagian kecil yang

menggunakan gas LPG. Ada sebagaian masyarakat yang menggunakan briket batubara.

Page 5: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

Pada bulan Januari sampai Agustus, kualitas udara didesa baik sekali namun pada bulan

September sampa desembeer sering kali serangan kabut asap yang dapat sampa

berminggu-minggu. Dari pihak propinsi pernah juga melakukan pengukuran kualitas

udara tatkala ada serangan asap, hasilnya juga diberikan di lampiran. Ada hal menarik

yang pernah dilakukan mahasiswa Unsri didesa ini ditahun 2009 yaitu Penelitian tentang

Kualitas Udara Ruangan (Indoor Air Quality). Menurut studi itu akibat penggunaan

bahan bakar kayu dan briket arang, sedangkan ventilasi dapur tidak baik, maka kualitas

udara didalam rumah tidak cukup baik, khususnya kadar debu halus (PM10) yang tinggi

4. Pelayanan kesehatan di desa ini dilakukan oleh Pustu sedangkan puskesmas ada dikota

kecamatan sekitar 15 km ke arah Palembang.

Petugas kesehatan yang ada didesa adalah Mantri dan bidan desa. Tapi jumlah kelahiran

yang ditolong dukun masih lebih banyak dari bidan. Peran dukun masih cukup penting

sebagai ‘garis pertama’ melayani orang sakit.

5. Didesa ini pengelolaan sampah dilakukan oleh masing-masing rumah tangga, tidak ada

organisasi desa yang khusus bertugas untuk ini. Karena disekitar desa banyak rawa, mak

ini menjadi tempat ‘ideal’ untuk buang sampah.

Laporan tahunan dari Puskesmas memperlihatkan 10 besar penyakit yang terdeteksi

didesa ini adalah:

- ISPA

- Gastro intestinal dan diare

- Kulit

- Malaria

- DHF

- Tuberkulosis

- Asthma

- Gigi dan mulut

- Hipertensi

- Cidera karena kecelakaan lalu lintas

6. Dalam kurun waktu tahun 2010-2011 desa ini dua kali mengalami keracunan makanan

yaitu tatkala ada hajatan perkawinan yang melibatkan banyak orang.

Page 6: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

7. Akhir-akhir ini sejak harga karet alam naik, desa ini “kebanjiran” motor yang

menyebabkan tingkat kecelakaan yang cukup tinggi. Menurut penuturan kades, selain

kecelakaan akibat motor, desa ini juga mulai mengalami budaya minuman keras dan

narkoba.

III. Analisis Masalah1.Kondisi penduduk1. Apa saja resiko kesehatan yg timbul dari kondisi penduduk desa 1,2,3

2. Bagaimana kondisi rumah yang ideal 4,5,6

3. Bagaimana penyuluhan untuk masyarakat didesa 7,8,9

4. Apa saja langkah yg harus dilakukan puskesmas utk mengatasi permasalahan ini

10,11,12

Menggalakkan budaya beralas kaki melalui penyuluhan aktif dengan terjun langsung ke masyarakat di desa Mjt karena seperti diketahui Jarak antara Puskesmas dengan desa berjarak sekitar 15 km dan menjelaskan risiko kesehatan dan penyakit yang dapat ditimbulkan akibat kaki langsung berkontak dengan tanah tanpa menggunakan alas kaki,Upaya promosi kesehatan dengan mengedukasi bagaimana kondisi rumah yang sehat dan ideal termasuk ventilasi udara yang baik,Upaya promosi kesehatan dengan membagikan obat cacing setiap enam bulan sekali sekaligus identifikasi kecacingan sebagai upaya preventif.Berkoordinasi aktif dan secara berkala melakukan kunjungan dan inspeksi ke Puskesmas Pembantu yang ada di desa Mjt untuk mendata dan mengevaluasi bagaimana upaya manajemen kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas pembantu,

2.sumber air

1.apakah standar baku untuk menentukan kualitas air di suatu daerah 1,3,5

2.bagaimana kualitas air d desa ini 2,4,6

3.resiko yg ditimbulkan oleh sumber air 7,9,11

4.bagaimana penyuluhan ttg sumber air di desa ini 8,10,12

Memperhatikan sumber air yang layak untuk digunakan dan dikonsumsi yang sebaiknya bukan dari air rawa atau sumur yang tercemar

Page 7: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

Melakukan dan menerapkan cara pengolahan air minum yang baik. Sebaiknya ditampung terlebih dahulu, diendapkan atau disaring, kemudian dimasak agar mikroorganisme yang terlarut di dalamnya mati.

Swadaya penyaringan air. Penduduk Desa Mjt dapat membuat secara mandiri penyaringan air untuk menyaring air dari sungai jika musim kemarau tiba dan sumur kering.

Membangun kolam penampungan air atau tangki penampungan air untuk menjamin pasokan air desa selama musim kemarau. Ukuran kolam atau tangki dapat diestimasi dengan memperkirakan kebutuhan air warga selama musim kemarau. Kebutuhan air domestik adalah sekitar 100L/orang/hari. Kebutuhan air warga desa yang berpenduduk 2000 orang dalam waktu 1 hari adalah 200.000 liter atau 200 m3. Bila diperkirakan musim kemarau berlangsung antara bulan April – September (6 bulan), maka kebutuhan air penduduk selama musim kemarau adalah sekitar 36.000 m3. Maka dari itu, kita harus mempersiapkan kolam atau tangki penampungan air dengan daya tampung minimal 36.000 m3.

Membuat kakus septik tank dengan prinsip yang tepat guna menghindari pencemaran sumber air oleh bakteri Escherichia coli dan coliform. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam membuat septik tank:o Bila daerahnya berlereng, kakus atau jamban harus dibuat di sebelah bawah

dari letak sumber air. Andaikata tidak mungkin dan terpaksa di atasnya, maka jarak tidak boleh kurang dari 15 meter dan letak harus agak ke kanan atau kekiri dari letak sumur.

o Bila daerahnya datar, jarak minimal septik tank dengan sumber air adalah 10 meter dan sedapat mungkin harus di luar lokasi yang sering digenangi banjir. Pada daerah yang sering banjir, lantai jamban harus dibuat lebih tinggi dari permukaan air yang tertinggi pada waktu banjir.

o Dinding septik tank hendaklah tidak tembus air (disemen) agar air tidak merembes masuk ke tanah sekitar, tetapi ditampung terlebih dahulu pada tangki sebelum akhirnya masuk ke saluran pembuangan. Bagian atas septik tank harus ditutup rapat guna menghindari serangga dan bau.

o Septik tank dapat menggunakan prinsip septik tank ganda sehingga bila salah satu septik tank penuh, kita dapat menggunakan tank yang lain. Bak penampung yang telah penuh dapat ditutup dan didiamkan beberapa lama agar kotoran dapat menjadi kompos. Kompos dapat digunakan untuk pupuk pada tanaman karet warga. Bak yang telah dikosongkan dapat digunakan kembali. Prinsip lain yang dapat digunakan adalah septik tank 3 ruang.

Page 8: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

Memperhatikan pembuangan sampah supaya tidak mencemari air dan sampah sebaiknya tidak dibuang ke rawa.

Jika penduduk Desa Mjt masih menggunakan air sumur sebagai air utama, sumur perlu diperhatikan bentuk dan lokasi penggaliannya.

Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2916-1992 tentang Spesifikasi Sumur Gali untuk Sumber Air Bersih

- Jarak horizontal sumur ke arah hulu dari aliran air tanah atau sumber pengotoran (bidang resapan/ tangki septic tank) lebih dari 11 meter, sedangkan jarak sumur untuk komunal terhadap perumahan adalah lebih dari 50 meter.

- Agar sumur terhindar dari pencemaran maka harus diperhatikan adalah jarak sumur dengan jamban, lubang galian untuk air limbah (cesspool, seepage pit) dan sumber-sumber pengotoran lainnya. Jarak tersebut tergantung pada keadaan serta kemiringan tanah.

- Lokasi sumur pada daerah yang bebas banjir dan jarak sumur minimal 15 meter dan lebih tinggi dari sumber pencemaran seperti kakus, kandang ternak, tempat sampah dan sebagainya.

Gambar 1. Sumur Ideal

Page 9: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

Untuk membuat sumur yang baik untuk suatu desa dapat menggunakan prinsip berikut:

Bagian atas sumur hendaklah ditutup dengan concrete (semen).

Buat sebuah lubang khusus untuk memasukkan klorin guna membunuh bakteri di dalam air. Klorinasi dilakukan secara berkala setiap 2 - 3 minggu dengan menggunakan wadah kecil (gentong kecil) yang dilubangi sebanyak 6 – 8 lubang pada bagian bawahnya dengan diameter 5 mm. Gentong diisi batu, pasir ditambah larutan pemutih atau kaporit dengan perbandingan 1 kg kaporit dan 2 kg pasir, lalu ditutup batu lagi pada bagian atasnya.

Di tepian, ada saluran drainase agar air kotor dari kegiatan mencuci tidak masuk ke dalam sumur kembali.

Bagian dinding atas, minimal sedalam 3 meter, diberikan tambahan lapisan tanah liat yang impermeable di luar lapisan dinding asli agar air kotor tidak merembes masuk ke dalam sumur.

Gunakan pompa tangan untuk menyedot air dari dalam sumur. Pompa tangan digunakan karena pompa tangan dapat bekerja tanpa menggunakan listrik sehingga tidak menambah pengeluaran dan lebih mudah diperbaii bila rusak.

Gambar. 2 Sumur ideal dengan menggunakan pompa tangan

Page 10: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

Untuk mengatasi tingginya kadar arsen pada air, dapat digunakan penyaring SONO filter yang memiliki struktur sebagai berikut:

Air dimasukkan melalui bagian atas dan akan mengalir melalui penyaring tersebut sebelum akhirnya keluar pada bagian bawah. Air yang keluar pada bagian bawah akan bebas arsenik karena arsenik akan diikat oleh lapisan besi berpori pada filter tersebut (CIM).

5.langkah apa yg harus dilakukan puskesmas 1,4,7

6.apa yg harus dilakukan dinkes dan pemda2,5,8

3.kualitas udara

1.bagaimana standar baku untuk menentukn kualitas udara di suatu daerah

berdasarkan menkes 3,6,9

2.bagaimana kualitas udara di desa ini10,11,12

Page 11: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

Standar baku mutu udara nasional Indonesia menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 41 tahun 1999 adalah sebagai berikut:

No. Parameter Waktu

Pengukuran

Baku Mutu

1 SO2 (Sulfur Dioksida)

1 Jam 900 ug/m3

24 Jam 365 ug/m3

1 Thn 60 ug/m3

2 CO (Karbon Monoksida)

1 Jam 30.000 ug/m3

24 Jam 10.000 ug/m3

1 Thn -

3 NO2 (Nitrogen Dioksida)

1 Jam 400 ug/m3

24 Jam 150 ug/m3

1 Thn 100 ug/m3

4 O3 (Oksidan) 1 Jam 235 ug/m3

1 Thn 50 ug/m3

5 HC (HidroKarbon) 3 Jam 160 ug/m3

6 PM10 (Partikel < 10 um ) 24 Jam 150 ug/m3

PM2,5 (Partikel < 2,5 um ) 24 Jam 65 ug/m3

1 Thn 15 ug/m3

7 TSP (Debu) 24 Jam 230 ug/Nm3

1 Thn 90 ug/m3

8 Pb 24 Jam 2 ug/m3

1 Thn 1 ug/m3

9. Dustfall

(Debu Jatuh )

30 hari 10 Ton/km2/Bulan

(Pemukiman)

Page 12: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

20 Ton/km2/Bulan

(Industri)

10 Total Fluorides (as F) 24 Jam 3 ug/m3

90 hari 0,5 ug/m3

11. Fluor Indeks 30 hari 40 u g/100 cm2 dari kertas limed filter

12. Khlorine & Khlorine Dioksida 24 Jam 150 ug/m3

13. Sulphat Indeks 30 hari 1 mg SO3/100 cm3

Berdasarkan data diatas, kandungan udara di desa ini yang tidak memenuhi standar baku mutu udara ambien adalah :

SO2 (24 jam : 500 ug/m3),

CO (24 jam: 30.000ug/m3),

NOx (24 jam: 200ug/m3),

Total suspended particulate (24 jam: 500ug/m3), dan

Pb (24 jam: 5ug/m3).

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara, pencemaran oleh SO2 terletak pada indeks 100 – 199 (kategori tidak sehat). Dampak dari pencemaran SO2 pada level ini adalah adanya bau dan meningkatnya kerusakan pada beberapa tanaman.

Karbon monoksida (CO) akan berikatan dengan hemoglobin dan dapat mengganggu oksigenasi tubuh sehingga orang merasa lemas, susah berkonsentrasi, dan mengantuk. Pada kadar yang lebih tinggi lagi, karbon monoksida dapat mengakibatkan kematian. Efek dari pencemaran udara oleh NOx adalah ganguan pada saluran pernapasan dan paru sehingga masyarakat lebih rentan mengalami infeksi saluran napas. Debu dapat

Page 13: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

mengakibatkan iritasi pada saluran napas dan meningkatkan resiko untuk mengalami asthma atau serangan asthma pada pajanan berulang untuk jangka waktu yang lama.

Secara spesifik akibat kualitas udara yang tidak baik yaitu :1) SO2 dapat memengaruhi sistem pernapasan dan gangguan fungsi paru,

menyebabkan iritasi pada mata, inflamasi pada saluran pernapasan menyebabkan batuk, sekresi lendir, memicu asma dan bronkhitis kronis serta tekanan darah rendah, nadi cepat, dan sakit kepala.

2) CO memiliki efek toksik yang dapat menyebabkan kegagalan transportasi O2 ke jaringan dan mengakibatkan anoksia jaringan, gangguan sistem syaraf pusat (kehilangan sensitifitas ujung jari, penurunan daya ingat, pertumbuhan mental buruk terutama pada balita, berat badan bayi lahir rendah, kematian janin dan gangguan kardiovaskular). Gejala yang muncul akibat keracunan gas CO, antara lain pusing, mual, gelisah, sesak napas, sakit dada, bingung, pucat, tidak sadar, kegagalan pernapasan dan kematian.

3) NOx dapat menimbulkan gangguan sistem pernapasan seperti lemas, batuk, sesak napas, bronchopneumonia, edema paru, sianosis, dan methemoglobinemia.

4) TSP dapat menyebabkan pneumonia, gangguan sistem pernapsan, iritasi mata, alergi, bronkhitis kronis.

5) Pb dapat menyebabkan gangguan sistem saraf pusat, sel darah, dan ginjal. Dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan konvulsi/kejang, koma, bahkan kematian. Pajanan pada anak-anak atau janindapat lebih parah karena menyebabkan pertumbuhan terhambat, penurunan kecerdasan, mengurangi konsentrasi, dan gangguan perilaku

3.resiko yg ditimbulkan oleh udara pada desa ini123

4.penyuluhan tentang udara yang bak4,5,6

5.langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan puskesmas 7,8,9

6.nasihat dinkes dan pemda untuk udara di desa ini 10,11,12

1) Dinkes: persiapan tenaga kesehatan dalam manajemen pasien ISPA terutama pada musim kemarau dan serangan asap kabut.

2) Pemda: mengajukan permohonan bantuan kepada Pemda untuk membantu program konversi di desa Mjt ini dengan memberikan bantuan stimulan kepada warga berupa kompor gas dan regulator LPG. Pemda juga harus dapat menjamin pasokan LPG bersubsidi ke daerah tersebut sehingga harga LPG terkontrol dan mampu dijangkau masyarakat.

7.apa pelatihan khusus untuk masyarakat didesa ini1,12,3

Page 14: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

4.petugas kesehatan

1.standar baku untuk pelayanan masyarakat di suatu desa berdasarkan menkes2,11,4

2.apa saja resio kesehtan dari petugas kesehatan yg tidak memadai5,10,6

Tenaga kesehatan yang kurang atau tidak berkompeten berisiko malpraktik dan dapat terjadi pengobatan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

Tenaga kesehatan yang kurang dapat mengakibatkan upaya kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas menjadi terhambat dan pelayanan kesehatan masyarakat menjadi tidak maksimal.

Upaya kesehatan seperti promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan Puskesmas juga menjadi tidak maksimal dikarenakan tenaga kesehatan yang sedikit.

Pasal 191Setiap orang yang tanpa izin melakukan praktik pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan alat dan teknologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) sehingga mengakibatkan kerugian harta benda, luka berat atau kematian dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

3.bagaimana penyuluha yg di berikan ke masyarakat7,8,9

4.apa saja langkah puskesmas untuk mengatasi permaslahan ini 1,5,9

5.bagaimana nasihat utk pertimbangan dinkes dan pemda setempat2,6,10

6.pelatihan khusus untuk masyarkat3,7,11

5.pengelolaan sampah

1.bagaimana pengolahan sampah yg ideal pda suatu daerah1,4,12

2.apa saja resiko yg timbul dari kondisi pengolahan sampah di desa ini 123

3.bagaimana penyuluhan utk msyarakat ini 456

4.langkah yg harus dlakukan puskesmas789

5.nasihat utk pertimbangan dnkes dan pemda setempat 10,11,12

1) Dinkes: penyediaan tenaga sanitarian yang dapat memberi pelatihan atau penyuluhan tentang higiene dan sanitasi lingkungan.

2) Pemda: menyediakan tempat pembuangan sampah dengan ketentuan minimal sebagai berikut. Dibangun di jenis tanah kedap air, di daerah yang tidak produktif untuk

pertanian, dan bebas banjir Dapat dipakai minimal 5-10 tahun,

Page 15: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

Tidak membahayakan atau mencemarkan sumber air, Jarak tempat pembuangan akhir sampah dari daerah pusat pelayanan 10 km.

6.rekomendasi pelatihan khusus1,3,5

6keracuanan makanan

1.apa saja faktor resiko keracunan makanan2,4,6

2.bagaimana penyuluhan kepada masyarakat 7,11,10

Karena penyebab keracunan kemungkinan berasal dari makanan atau minuman yang terkontaminasi patogen, nasihat yang perlu disampaikan kepada masyarakat adalah sebagai berikut.

1) Mengolah makanan dengan higiene yang baik termasuk mencuci bahan dan peralatan masak,

2) Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan,3) Menghindari hinggapan lalat atau hewan-hewan yang mungkin menjadi vektor

pada makanan dengan cara menutup makanan sebelum dihidangkan.

3.langkah apa saja yg haru dilakukan puskesmas 8,12,9

4.nasihat utk pertimabngan dinkes dan pemda setempat 12,1,2

5.rekomendasi pelatihan khusus 3,4,5

7.kebiasaan masyarakat

1.apa saja resiko keehtan yg ditimbulkan dari kebiasaan masyarakat ini 6,,7,8

2.penyuluhan kepada masyarakat 9,10,11

1) Tentang Kecelakaan Lalu Lintas: Pendekatan holistik mengajak masyarakat menganalisis antara kebutuhan dan

keinginan. Mengingatkan akan bahayanya kecelakaan bermotor, dan menghimbau

masyarakat untuk taat peraturan dan rambu lalu lintas, serta menggunakan pengaman.

2) Tentang NAPZA: Prioritas pertama yakni anak dan remaja bukan pemakai tapi merupakan

potential user. Dilakukan komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai penciptaan lingkungan kemasyarakatan yang kondusif untuk hidup sehat dan berkembangnya kehidupan yang kreatif dan produktif. Ini dapat membuat anak dan remaja terhindar dan mampu menolak menggunakan NAPZA

Page 16: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

Prioritas kedua yakni keluarga. Menasehati anggota keluarga agar dapat memahami dan menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif untuk setiap anggota keluarga. Setiap anggota keluarga dihimbau untuk memiliki keterampilan dalam menjaga ketahanan keluarga sehingga dapat diberdayakan dalam pencegahan penanggulangan NAPZA.Menghimbau setiap anggota keluarga untuk terampil dalam membina rumah tangga yang harminis, komunikasi efektif, dan memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan penyalahgunaan NAPZA

Prioritas ketiga, pendidik, tokoh masyarakat, dan tokoh agama agar dapat memahami dan menciptakan lingkungan institusi pendidikan dan masyarakat yang kondusif bagi perkembangan anak dan remaja.Kepada tenaga kesehatan agar tidak melakukan diskriminasi pasien ketergantungan NAPZA dalam memberikan pelayanan kesehatan.Pengenalan mengenai budaya, agama, pendidikan sehingga diketahui bahaya NAPZA terhadap kesehatan baik fisik, mental dan sosial.

3.langkah puskesmas 10,5,1,8

4.nasihat utk pertimabangan dinkes dan pemda setempat11,6,2,9

5.rekomendasi pelatihan khusus12,7,3,4

Hipotesis :

Desa Mrjt beresiko tinggi menglami masalah kesehatan lingkungan

LI: kesehatan lingkungan

1.kualitas udara di luar dan didalam

2.kualitas perumahan

3.sanitasi air

4.kualitas energy

5.kualitas udara indoor ruangan

6.sarana kesehatan

7.pengelolahan sampah

Page 17: Tutorial Blok 25 Skenario a 2015 Kelompok 4

8.keracunan makanan

9.perilaku

KERJAKAN SEMUA

1.BIMA

GEORGE

HATINA

RAMZI

INTAN

INDRI

WAWAN

PUTRI

AAP

GUFRON

WIRA

IVAN

KUMPUL SELASA JAM 7 MALAM KE : [email protected]