tuntutan drg
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Tuntutan Drg
1/10
1. Pendahuluan
Dewasa ini banyak terjadi mengenai tuduhan dokter gigi melakukan malapraktek.
Tuduhan kesalahan tidakanan medis ini sering dijumpai melalui surat pembaca di sebuah
surat kabar. Alasan pasien yang dikemukakan terhadap tuduhan tersebut, antara lain hasil
tindakan medis tidak memenuhi harapan, pelayanan yang tidak memuaskan, tidak
mendapatkan informasi yang jelas tentang langkah-langkah tindakan medis yang akan
dilakukan, beaya yang terlalu mahal dllnya. Hal semacam ini memungkinkan dapat
berkembang menjadi sengketa medis bilamana pasien telah berkonsultasi dengan
keluarganya atau melalui kerabatnya . Penyelesaian sengketa medis yang ditempuh oleh
pasien dengan cara, yaitu melalui jalur hukum atau organisasi profesi. Tindakan medis
adalah upaya yang dilakukan dengan menggunakan peralatan kedokteran dan kedokteran gigi
berdasarkan kaidah-kaidah pelayanan kedokteran dan kedokteran gigi yang telah teruji.
Dari segi hukum yang berkaitan dengan tindakan medis, ada tiga hal yang harus
dipenuhi dalam melaksanakan tindakan medis hingga dianggap sah menurut hukum, yaitu
ada tujuan, siapa pelakunya dan syarat legalnya. Tujuan utamanya untuk menegakkan
diagnosis dan melakukan rencana terapi. Pelaku tindakan medis yang diperbolehkan adalah
dokter gigi yang berkompeten dan sah menurut hukum. Adapun syarat legalnya tindakan
medis ini, yaitu adanya iin dari pihak pasien, alasan dilakukannya tindakan medis dan cara
baku melakukan-nya, atau standar profesi. Dokter gigi harus bekerja sesuai dengan standar
profesi dan melaksanakan kode etik agar terhindar dari sengketa medis, selain itu
diharapkan dokter gigi yang menyelenggarakan praktek swasta memahami tentang aspek
hukum yang berlaku di !ndonesia. Pentingnya jaminan hukum dalam menyelenggarakan
praktek swasta amat dibutuhkan oleh dokter gigi. Peran organisasi profesi dalam menyikapi
anggotanya yang tersangkut dalam sengketa medis harus bijaksana.
"erdasarkan pasal # AD$T tahun %&&', PD(! membentuk "adan Pembelaan dan
Pembinaan Anggota )"PPA*. Tugas dan wewenangnya, antara lain melaksanakan tugas
pembelaan dan pembinaan pelaksanaan etik kedokteran gigi, disiplin dan hukum, memberi
pertimbangan atau usul kepada yang berwenang atas pelanggaran etika, disiplin dan hukum,
mengadakan konsultasi timbal balik dengan instansi terkait sehubungan dengan pembelaan
dan pembinaan anggota.
2. Kedudukan Dokter Gigi di Depan Hukum
+ebagai warga negara seorang dokter gigi memiliki hak dan kewajiban yang sama
dengan rakyat !ndonesia lainnya, sehingga mendapatkan perlakuan yang sama pula. Dokter
gigi yang melanggar hukum akan mendapat sangsi hukum, sehingga seorang dokter gigi tidak
ada yang kebal terhadap hukum. +etiap orang adalah sama didepan hukum, dapat diadili
untuk tindak pidana yang dilakukan. PD(! telah menyiapkan "PPA untuk kepentingan
membela anggotanya namun bilamana seorang dokter gigi melanggar peraturan dan
perundangan yang berlaku tidak akan dilindungi. "PPA akan melindungi anggotanya yang
dituduh melanggar hukum yang berkaitan dengan dokter gigi dalam melaksanakan tugas
profesinya, dilaksanakan sesuai kode etik kedokteran gigi, lafal sumpah dokter gigi, standar
profesi, peraturan dan perundangan bagi tenaga kesehatan yang berlaku.
1
-
7/24/2019 Tuntutan Drg
2/10
3. Aspek Hukum Dokter Gigi
eningkatnya kesadaran hukum masyarakat belakangan ini akan berdampak
terhadap dokter gigi yang menyelenggarakan praktek swasta. Dampak negatif yang terjadi
akan semakin banyak dokter gigi yang tersangkut tuduhan atau tuntutan hukum. ntuk
mengantisipasi hal ini dipandang perlu seorang dokter gigi yang menyelenggarakan praktik
swasta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap aspek hukum.
Peraturan dan perundangan yang berkaitan dengan hukum kesehatan, antara lain/
- 0HPerdata dan 0HPidana
- ndang-ndang 1o. %2 tahun 344% Tentang 0esehatan
- ndang-ndang 1o. %4 tahun %&&5 Tentang Praktik 0edokteran
- Peraturan Pemerintah 1o, 3& tahun 3466 Tentang 7ajib +impan $ahasia 0edokteran
- Peraturan enteri 0esehatan 1o. 83%9enkes9 Per9!:9%& Tentang !in Praktek dan
Pelaksanaan Praktek 0edokteran
- Peraturan enteri 0esehatan 1o.%4&9enkes9 Per9!!!9%&&' Tentang Persetujuan Tindakan
0edokteran
- Peraturan enteri 0esehatan 1o.#54a9enkes9 Per9;!!934'4 Tentang $ekam
edik9edikal $ecord
- 0eputusan 0onsil 0edokteran !ndonesia 1o. 3#9 00!90ep9:!!!9%&&6 Tentang Penegakan
Disiplin Profesi 0edokteran
- Peraturan 0onsil 0edokteran !ndonesia 1o. 389 00!9Per9:!!!9 %&&6 Tentang ara
Penanganan 0asus Dugaan Pelanggaran Disiplin Dokter dan Dokter (igi ara
$egistrasi lang, $egistrasi +ementara dan $egistrasi "ersyarat Dokter dan Dokter (igi.
- Dan lain-lain
Hubungan hukum antara dokter gigi dan pasien
Hubungan hukum antara dokter gigi dan pasiennya yang terjadi dalam pelayanan
bidang kedokteran gigi, disebabkan adanya persetujuan atau kesepakatan. Dalam persetujuan
atau kesepakatan ini terjadi ?perjanjian@ karena antara kedua belah pihak saling berjanji
melakukan sesuatu, yaitu pengobatan atau perawatan gigi dan mulut. Akibat dari perjanjian
ini timbul ?perikatan@ antara dokter gigi dan pasien. Dalam undang- undang dijelaskan
2
-
7/24/2019 Tuntutan Drg
3/10
pengertian perikatan adalah hubungan hukum antara dua orang atau lebih, dimana pihak yang
satu berhak menuntut sesuatu dari pihak yang lain, sedangkan pihak yang lain itu
berkewajiban memenuhi tuntutan. +esuatu yang dituntut tersebut menurut undang-undang
dapat berupa/ menyerahkan suatu barang, melakukan suatu perbuatan, tidak melakukan suatu
perbuatan. Terkait hubungan dokter gigi dan pasien, yang menjadi tuntutan disini, yaitu?melakukan suatu perbuatan@. ang dimaksud melakukan suatu perbuatan disini adalah
tindakan medis. +elanjutnya perikatan ini diatur dalam pasal 32%& 0H Perdata. ntuk
sahnya suatu perikatan diperlukan 5 syarat, yaitu/ sepakat mereka yang mengikatkan dirinya,
kecakapan untuk membuat suatu perikatan, suatu hal tertentu, suatu sebab yang halal.
Hubungan dokter dan pasien mempunyai peranan penting, karena saling berjanji
untuk mengikatkan diri dalam melaksanakan pengobatan bagi pasien sehingga terbentuklah
suatu perikatan. Dalam hal ini dokter gigi dan pasien sudah dianggap sepakat melakukan
perikatan, apabila dokter gigi telah mulai melakukan anamnesis dan menentukan rencana
perawatan terhadap pasienya. enurut +yamsul "achri, pada saat seorang pasien memasukiruang dokter untuk berobat dan dokter itu telah memulai melakukan anamnesa dan rentetan
pemeriksaan, ketika itu sesungguhnya telah terjadi suatu persetujuan atau perjanjian
)transaksi* terapetik antara dokter dan pasien. Dokter gigi dan pasiennya yang melakukan
perikatan tindakan medis dikenal dengan ?perjanjian terapetik@. +ifat perjanjian terapetik
adalah suatu perjanjian berusaha melakukan perbuatan sebaik mungkin dan tidak menjamin
hasilnya. eskipun demikian menurut Beenen suatu tindakan medis harus memenuhi syarat/
3* Harus ada indikasi medis,
%* Dilakukan berdasarkan standar profesi
2* Dilakukan dengan teliti dan hati-hati
5* Harus ada informed consent +ebaliknya bilamana perikatan ini akan dibatalkan,
tidak bisa begitu saja dilakukan oleh satu pihak.
ntuk itu harus ada persetujuan atau kesepakatan kedua belah pihak yang telah diatur
dalam pasal 322' 0HPerdata. 0enyataan hubungan dokter gigi dan pasien pada perjanjian
terapetik dilakukan saling percaya mempercayai yang senantiasa diliputi segala emosi,
harapan dan kekhawatiran mahluk insani. engingat hak-hak pasien maka pasien dapat saja
membatalkannya secara sepihak tanpa persetujuan dokter gigi yang merawatnya. Hal ini
dapat membahayakan pihak dokter gigi yang merawatnya karena pasien dapat melakukan
secunder opinion, merasa berhak mememperoleh perlindungan hukum dan pasien tidak
mendapatkan harapan yang sesuai dari dokter giginya.
4. Tanggung Jawa Hukum Dokter Gigi dalam Pen!elenggaraan Praktik
Kedokteran
Hubungan pasien-dokter dalam pelayanan kesehatan terbagi menjadi dua yakni
hubungan kontrak terapeutik dan hubungan karena adanya peraturan perundangan. Hubungan
kontrak terapeutik diawali dengan perjanjian kedua belah pihak hingga tercapainya
kesepakatan bersama berupa persetujuan atau penolakan rencana tindakan medis. Hubungan
3
-
7/24/2019 Tuntutan Drg
4/10
karena peraturan perundangan muncul sebagai kewajiban dokter terhadap pasien. 0edua
hubungan tersebut melahirkan tanggung jawab hukum, profesi dan etika dari dokter.
Pertanggung jawaban hukum dalam dunia kesehatan terutama dalam pelaksanaan suatu
pelayanan medis terbagi menjadi 2 antara lain/
a. Pertanggung jawaban secara hukum perdata
engandung unsur ganti rugi jika terdapat kelalaian atau kesalahan tindakan medis.
Cenis tindakan yang dianggap melanggar hukum perdata adalah ?7anprestasi@ yakni
kegagalan tindakan medis yang telah mendapat informed consent dari pasien atau keluarga
pasien sebagaimana diatur dalam pasal 3%25-3%'4 0itab Hukum Perdata. Hukum perdata
dikaitkan dengan 1o. 26 tahun %&&4 pasal %4 bahwa ?Dalam hal tenaga kesehatan diduga
melakukan kelalaian dalam menjalankan profesinya, kelalaian tersebut harus diselesaikan
terlebih dahulu melalui mediasi. ediasi merupakan upaya dari pihak-pihak berpekara untuk
berdamai demi kepentingan pihak-pihak terkait dan biaya yang dikeluarkan menjadi
tanggung jawab pihak yang memiliki perkara.
b. Pertanggung jawaban secara hukum pidana
Terbukti jika suatu tindakan pelayanan kesehatan memiliki unsur pidana sesuai dengan 0itab
Hukum Pidana dan lainnya.
c. Pertanggung jawaban secara hukum administrasi
Pelanggaran terhadap hukum yang mengatur hubungan hukum antara jabatan dalam
negara. Hukum administrasi dalam lingkungan kesehatan yakni adanya +urat !in Praktektenaga kesehatan baik dokter maupun perawat, sebagaimana ditur dalam 1o.26 tahun
%&&4 tentang 0esehatan pasal %2 ayat 2 dan pasal %5 ayat 3. Permenkes $! 83%9%& pasal %
ayat 3 bagi dokter yaitu ?setiap dokter dan dokter gigi yang akan melakukan praktik
kedokteran wajib memiliki +!P@, bagi perawat menyebutkan bahwa ?setiap perawat yang
menjalankan praktik wajib memiliki +!PP@. 1o. %4 tahun %&&5 tentang Praktik
0edokteran pasal #6 menyatakan ?setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja
melakukan praktik kedokteran tanpa surat iin praktik sebagaimana dalam pasal 26 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 tahun atau denda paling banyak $p. 3&&.&&&.&&&,&&@.
+anksi pelanggaran hukum administrasi dapat berupa teguran )lisan atau tertulis*, mutasi,
penundaan kenaikan pangkat, penurunan jabatan, skorsing bahkan pemecatan.
d. "engketa #edis
ndang-undang 1o. %4 Tahun %&&5 tentang Praktik 0edokteran secara implisit
menyebutkan bahwa sengketa medik adalah sengketa yang terjadi karena kepentingan pasien
dirugikan oleh tindakan dokter atau dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran. Pasal
66 Ayat )3* Praktik 0edokteran yang berbunyi/ setiap orang yang mengetahui atau
kepentingan dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik
kedokteran dapat mengadukan secara tertulis kepada 0etua majelis 0ehormatan Disiplin
0edoktern !ndonesia. Dengan demikian sengketa medik merupakan sengketa yang terjadi
4
-
7/24/2019 Tuntutan Drg
5/10
antara pengguna pelayanan medik dengan pelaku pelayanan medik dalam hal ini pasien
dengan dokter.
$. #alpraktik #edis
+ecara harfiah ?mal@ mempunyai arti ?salah@ sedangkan ?praktik@ mempunyai arti?pelaksanaan@ atau ?tindakan@, sehingga malpraktik berarti ?pelaksanaan atau tindakan yang
salah@. Definisi malpraktik medis menurut 7orld edical Association )7A* adalah adanya
kegagalan dokter untuk menerapkan standar pelayanan terapi terhadap pasien, atau
kurangnya keahlian, atau mengabaikan perawatan pasien, yang menjadi penyebab langsung
terhadap terjadinya cedera pada pasien. Profesi tenaga kesehatan berlaku noram etika dan
hukum, oleh sebab itu apabila timbul dugaan adanya kesalahan praktik maka harus diukur
atau dilihat dari sudut pandang kedua norma tersebut. 0esalahan dari sudut pandang etika
disebut ethical malpractice sedangkan dari sudut pandang hukum disebut yuridical
malpractice. Apabila terjadi kesalahan praktik perlu dilihat aspek norma apa yang dilanggar,
karena etika dan hukum mempunyai perbedaan yang mendasar menyangkut substansi,
otoritas, tujuan dan sanksi. enurut Beenen, untuk mengetahui seorang dokter melakukan
malpraktik atau tidak maka dapat dilihat unsur standar profesi meliputi apakah dokter berbuat
secara teliti atau seksama dikaitkan dengan culpa atau kelalaian, sesuai ukuran ilmu medik,
kemampuan rata-rata disbanding kategori keahlian medik yang sama, situasi dan kondisi
yang sama, sarana upaya yang sebanding )asas proporsionalitas* dengan tujuan tindakan
medik yang jelas. +elain itu, malpraktik juga dapat ditentukan berdasarkan 5D of 1igligence
meliputi Duty, Dereliction of that duty, Direct caution dan Damage.
%. Pen!elesian tuntutan perkara hukum
Penyelesaian masalah tuntutan perkara hukum dapat ditempuh melalui 2 cara, yaitu
secara kekeluargaan, jalur hukum, dan 0D0!.
a. Penyelesaian secara kekeluargaan
+alah satu cara penyelesaian sengketa medis melalui Alternati=e Dispute $esolution
)AD$* atau penyelesaian melalui mediasi. Penyelesaian ini dapat dilaksanakan oleh pihak
ke tiga baik diluar sistem peradilan maupun di dalam sistem peradilan. "erdasarkan
P$A 1o. 3 tahun %&&', ahkamah Agung mendorong mediasi di Pengadilan menjadi
kewajiban bagi para pihak sebelum pemeriksaan sengketa medis dimulai, hal ini untuk
mengurangi penumpukan perkara di pengadilan. ediasi dapat menyelesaikan masalah
dengan cepat, efektif dan efesien. Penyelesaian secara mediasi ini dapat dilakukan oleh
"PPA, sebagai usaha melakukan pembelaan terhadap anggota PD(!.
b. Penyelesaian di tangan penyidik
Akhir-akhir ini sengketa medis banyak juga diadukan kepada pihak kepolisian.
Apakah hal ini laimE Cika dibandingkan dengan !ndia, +upreme >ourt of Custice menentukan
hanya perkara yang termasuk malapraktek medik berat, yaitu kelalaian berat )gross
negligence* dan sifatnya kriminal saja yang bisa diadukan ke polisi. Di !ndonesia masyarakat
sudah salah kaprah, karena tidak ada pengaturan, tidak ada hukum dan penjelasan harus ke
5
-
7/24/2019 Tuntutan Drg
6/10
mana mengadukan. Dengan demikian masyarakat perlu diberi informasi tentang duduk
persoalannya tentang pengaduan sengketa di bidang medis. Perkara yang ditangani oleh
penyidik berkaitan dengan kelalaian berat dan bersifat kriminal atau ada kesengajaan yang
dilakukan oleh dokter gigi dalam pelayanan kesehatan.
ntuk membuktikan adanya kelalaian ada 5 alat bukti yang harus diperhatikan/
a* Apakah tindakan medis tersebut sudah sesuai dengan standar profesi
b* "agaimana data medis yang tertuang dalam rekam medik pasien tersebut
c* Apabila telah dibuat =isum et repertum
d* "agaimana pendapat ahli yang mempunyai keahlian dalam bidang tersebut dengan
masalah yang terjadi.
Pihak penyidik akan mengeluarkan +P2 )+urat Perintah Penghentian Penyidikan* danmasalah dianggap selesai apabila masalah tersebut telah ditangani oleh penyidik dan ternyata
tidak ada bukti kuat adanya kelalaian.
c. Penyelesaian melalui peradilan
Penasehat hukum yang paham dengan hukum kesehatan diperlukan bilamana
masalah sengketa medis menjadi perkara hukum sampai di sidang pengadilan. Disamping itu
diperlukan juga saksi ahli dan saksi a de charge )yang meringankan* agar tercapai keputusan
yang seadil-adilnya.
d. Penyelesaian melalui 0D0!
00! dalam menjalankan tugas untuk menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi
dalam penyelenggaraan praktik kedokteran diserahkan kepada ajelis 0ehormatan Disiplin
0edokteran !ndonesia )0D0!*. ajelis ini merupakan lembaga otonom 00! yang
keberadaannya berdasarkan pasal 3 )35* 1o. %4 tahun %&&5 Tentang Praktik Praktek
0edokteran. Tugas 0D0! adalah menegakkan aturan-aturan dan ketentuan penerapan
keilmuan kedokteran dalam pelaksanaan pelayanan medis yang seharusnya diikuti oleh
dokter dan dokter gigi.
-
7/24/2019 Tuntutan Drg
7/10
%* Tugas dan tanggung jawab professional pada pasien tidak dilaksanakan dengan
baik
2* "erperilaku tercela yang merusak martabat dan kehormatan profesi kedokteran.
0D0! dalam menangani perkara dugaan pelanggaran disiplin kedokteran dankedokteran gigi berdasarkan 0eputusan 0onsil 0edokteran !ndonesia
1o.3#900!90P9:!!!9%&&6 Tentang Penegakaan Disiplin Profesi 0edokteran. 0etentuan
pelanggaran disiplin, dapat dilihat dalam buku tentang penyelenggaraan praktik kedokteran
yang baik di !ndonesia yang diterbitkan berdasarkan 0eputusan 0onsil 0edokteran !ndonesia
1o.3'9 00!90P9!;9%&&6.
e. paya bantuan hukum
Pelaporan kepada PD(! wilayah tempat menjalankan praktek harus segera dilakukan
bilamana terjadi masalah antara dokter gigi dan pasien yang menyangkut tuntutan perkarahukum. +ebagai induk organisasi, PD(! bersama 00(.dan "PPA akan melakukan
=erifikasi kesalahan berdasarkan pelanggarannya Pasien dan keluarganya akan dipanggil
untuk memperjelas persoalan yang sebenarnya, dengan demikian dapat diperoleh persoalan
atas kerugian yang diderita oleh pasien/ apakah akibat kelalaian dokter gigi atau kesalahan
pasien atau apakah terjadi pelanggaran etik, disiplin ataupun hukum. Pelanggaran etik antara
lain dapat disebabkan dokter gigi yang melakukan pelayanan kesehatan tidak memahami hak
pasien, bilamana terdapat pelanggaran etik maka PD(! berhak menegur anggotanya. 1amun
demikian ada beberapa pelanggaran etik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dapat
berakibat sangsi hukum, antara lain / pembocoran rahasia pasien yang seharusnya disimpan
atau tindakan asusila terhadap pasien yang dirawatnya. "PPA akan memberikan bantuan
mencarikan konsultan hukum yang memahami aspek hukum kesehatan yang berkaitan
dengan profesi dokter gigi dalam rangka melawan perkara hukum yang dihadapi anggotanya.
0onsultan hukum ini bertugas membela dan mendampingi dokter gigi yang dituduh
melanggar hukum, menyediakan saksi dan saksi ahli selama penyidikan dan proses peradilan.
"PPA membantu penyelesaian sengketa medis anggota PD(! melalui mediasi di luar maupun
di dalam sistem peradilan. "ilamana sengketa medis telah menjadi perkara hukum yang
harus melalui proses peradilan, "PPA akan mendampinginya di dalam sidang pengadilan dan
mengadakan konsultasi timbal balik dengan instansi terkait. PD(! harus mengajukanpermohonan kepada 0D0! untuk sahnya =erifikasi terhadap pelanggaran disiplin.
"erdasarkan Peraturan 0onsil 0edokteran !ndonesia pasal 6)2* 1o.36 9 00!9P$9:!!!9%&&6
tentang tata cara penanganan dugaan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi, 0D0!
mengangkat ajelis Pemeriksaan Awal )PA* yang terdiri 2 orang dan bekerja dalam 35
hari. Tugas PA antara lain memeriksa keabsahan aduan, keabsahan alat bukti, menetapkan
pelanggaran etik atau disiplin, menolak pengaduan karena tidak memenuhi sayarat
pengaduan atau tidak termasuk dalam wewenang 0D0!, dan melengkapi seluruh alat bukti.
"erdasarkan pasal #)3*, selambat-lambatnya 35 hari setelah laporan PA tentang
adanya pelanggaran disiplin, 0D0! membentuk ajelis Pemeriksa Disiplin )PD* yangterdiri 2 F 8 orang dan bekerja selambat-lambatnya %' hari.Tugas PD mengadakan sidang
7
-
7/24/2019 Tuntutan Drg
8/10
untuk memeriksa, pembuktian dan menetapkan sangsi terhadap pelanggaran disiplin yang
dilakukan dokter gigi. Dalam sidang peradilan profesi dihadiri oleh pasien atau keluarga 9
kuasanya, saksi, dokter gigi yang bersangkutan. "ilamana diperlukan PD dapat meminta
keterangan tenaga ahli agar memperoleh keputusan yang seadil-adilnya. "erdasarkan pasal
23)%* dokter gigi yang mendapat sangsi pelanggaran diberikan kesempatan menyatakankeberatannya selambat-lambatnya selama 2& hari. Terhadap keberatan yang diajukan maka
PD akan melakukan sidang ulang untuk mengadakan peninjauan kembali. 0eputusan
sidang PD merupakan keputusan 0D0! yang mengikat 00!, dokter gigi yang dituntut,
penuntut, Departemen 0esehatan, Dinas 0esehatan daerah dan institusi terkait.
Persoalan tersebut akan lebih mudah diatasi bilamana keberadaan 0D0!-P sudah
dibentuk sampai ke propinsi.# Dengan demikian memudahkan dan mempercepat proses
sidang yang dibutuhkan dalam peradilan profesi. "erdasarkan +urat daran Caksa Agung no.
" &&69$ F 239!9 34'% tanggal 34
-
7/24/2019 Tuntutan Drg
9/10
profesi dituntut lebih berperan aktif untuk menggiatkan keberadaan 0D0!-P untuk
mempercepat proses peradilan profesi di daerah- daerah. +ebelum terbentuknya 0D0!-P,
sebaiknya dokter gigi yang menyelenggarakan praktek swasta di daerah bilamana
mendapatkan tuntutan perkara hukum agar segera melapor kepada PD(! cabang. PD(!
cabang yang menerima laporan bersama dengan "PPA segera mengadakan =erifikasimasalah, jika 0D0!-P belum terbentuk. +elanjutnya, mengambil langkah penyelesaian
secara kekeluargaan. Cika tidak dapat diselesaikan secara kekeluargaan, maka "PPA
bekerjasama dengan Dinas 0esehatan Daerah Tingkat ! untuk menyelesaikan perkara
tersebut. 0esimpulan yang dapat diambil adalah dokter gigi mendapat tuntutan dari pasiennya
karena tidak menghargai hak pasien dan kurang memahami aspek hukum. +ebaliknya pasien
dalam perjanjian terapetik didasarkan atas hak dan kewajiban serta dilakukan atas saling
percaya sehingga dengan mudah membatalkan secara sepihak. +ecunder
-
7/24/2019 Tuntutan Drg
10/10
3. Afandi D. %&&4. ediasi/ Alternatif Penyeleesaian +engketa edis. aj 0edokt
!ndonesia, :ol 84, 1o.8
%. "udi, Ananta. Canuari, %&3&.?paya bantuan hukum Dokter (igi dalam menghadapi
sengketa medis@. Curnal PD(!. :olume 84, 1o.3.
2. +uryono. %&32. "est Practice dalam Penyelesaian +engketa 0esehatan,
http/99ebookbrowse.com9best-practice-mediasi-pdf-d254626&85, diunduh pada 38
1o=ember %&38.
10