tugas_kimia_pengendapan.docx

18
Dalam titrasi yang melibatkan garam-garam perak ada tiga indikator yang telah sukses dikembangkan selama ini yaitu metode Mohr menggunakan ion kromat, CrO 4 2- , untuk mengendapkan Ag 2 CrO 4 coklat. Metode Volhard menggunakan ion Fe 3+ untuk membentuk sebuah kompleks yang berwarna dengan ion tiosianat, SCN. Dan metode Fajans menggunakan indikator adsorpsi. (Underwood.2004) Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO 3 ) pada suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relative tidak larut atau endapan. (Gandjar,2007) Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yaitu metode Mohr, metode Volhard, Metode K. Fajans, dan metode Leibig. 1. Metode Mohr Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indkator. Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah tercapai titik ekuivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah. (Gandjar,2007) 1. Metode Volhard Perak dapat ditetapkan secara teliti dengan suasana asam dengan larutan baku kalium dan ammonium tiosianat yang mempunyai hasil kali kelarutan 7,1 x 10 -13 . Kelebihan tiosianat dapat ditetapkan secara jelas dengan garam besi (III) ntrat atau besi (III) ammonium sulfat sebagai indicator yang membentuk warna merah dari kompleks besi (III)-tiosianat dalam lingkungan asam nitrat 0,5-1,5N. Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi (III) akan diendapkan menjadi Fe(OH) 3 jika suasana basa sehingga titik akhir tidak dapat ditunjukan. pH larutan dibawah 3, Pada titrasi terjadi perubahan warna 0,7 – 1 % sebelum titik ekuaivalen. Untuk mendapatkan hasil yang teliti pada waktu akan mencapai titik

Upload: dyvia-rosa-lumbanstone

Post on 08-Jul-2016

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS_KIMIA_PENGENDAPAN.docx

Dalam titrasi yang melibatkan garam-garam perak ada tiga indikator yang telah sukses dikembangkan selama ini yaitu metode Mohr menggunakan ion kromat, CrO4

2-, untuk mengendapkan Ag2CrO4 coklat. Metode Volhard menggunakan ion Fe3+ untuk membentuk sebuah kompleks  yang berwarna dengan ion tiosianat, SCN. Dan metode Fajans menggunakan indikator adsorpsi. (Underwood.2004)

            Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relative tidak larut atau endapan. (Gandjar,2007)

            Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yaitu metode Mohr, metode Volhard, Metode K. Fajans, dan metode Leibig.

1. Metode Mohr

Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indkator. Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah tercapai titik ekuivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah. (Gandjar,2007)

1. Metode Volhard

Perak dapat ditetapkan secara teliti dengan suasana asam dengan larutan baku kalium dan ammonium tiosianat yang mempunyai hasil kali kelarutan 7,1 x 10-13. Kelebihan tiosianat dapat ditetapkan secara jelas dengan garam besi (III) ntrat atau besi (III) ammonium sulfat sebagai indicator yang membentuk warna merah dari kompleks besi (III)-tiosianat dalam lingkungan asam nitrat 0,5-1,5N. Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi (III) akan diendapkan menjadi Fe(OH)3 jika suasana basa sehingga titik akhir tidak dapat ditunjukan. pH larutan dibawah 3, Pada titrasi terjadi perubahan warna 0,7 – 1 % sebelum titik ekuaivalen. Untuk mendapatkan hasil yang teliti pada waktu akan mencapai titik akhir, titrasi digojog kuat-kuat supaya ion perak yang diarbsorbsi oleh endapan perak tiosianat dapat bereksi dengan tiosianat. Metode volhard dapat digunakan untuk menetapkan asam klorida, bromide, dan iondida dalam suasana asam. (Gandjar,2007)

1. Metode K. Fajans

Pada metode ini digunakan indicator arbsorbsi, yang mana pada titik ekuivalen, indicator terarbsorbsi oleh endapan. Indicator ini tidak membeikan warna pada larutan, tetapi pada permukaan endapan. (Gandjar,2007)

Page 2: TUGAS_KIMIA_PENGENDAPAN.docx

Reaksi PengendapanReaksi yang menghasilkan suatu senyawa yang tidak larut dalam larutan induknya.

         KspKonstanta kesetimbangan untuk kelarutan suatu garam. Untuk larutan jenuh, harga Ksp tersebut berbanding lurus dengan hasil kali konsentrasi ion-ion pembentuknya.

1.3              Teori PercobaanTitrasi merupakan analisis yang memungkinkan untuk menentukan

jumlah yang pasti dari suatu larutan yang dilakukan dengan cara mereaksikannya dengan larutan lain yang konsentrasinya telah diketahui dengan pasti.

(Underwood dan Day, 2002)            Titrasi pengendapan adalah titrasi yang melibatkan

terbentuknya endapan. Berdasarkan cara penentuan titik akhirnya ada beberapa metode titrasi pengendapan yaitu metode gay lussac, metode Mohr (pembentukkan endapan berdasarkan pada titik akhir), metode Fajans (adsorbsi indikator pada endapan) dan metode Volhard (terbentuknya kompleks warna yang larut pada titik akhir).

(Skoog et al, 1994)            Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama

dikenal adalah melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan standar Perak Nitrat (AgNO3).

(Indigomorie, 2009)            Titrasi Argentometri berdasarkan pada reaksi pengendapan

zat yang akan dianalisa dengan larutan baku AgNO3 sebagai penitrasi, menurut reaksi :Ag+ + X- ↔ AgX (s)

(Underwood dan Day, 1998)Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak

mudah larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak

Page 3: TUGAS_KIMIA_PENGENDAPAN.docx

dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut (AgCl).

AgNO3 (aq) + NaCl (Aq) → AgCl (s) + NaNO3 (Aq)

(Indigomorie, 2009)Prinsip-prinsip yang mendasari titrasi pengendapan :a.                   Reaksi pengandapan merupakan reaksi yang salah satu

produknya berbentuk endapan. Endapan terjadi karena zat yang terjadi tidak/sukar larut di dalam air atau pelarutnya.

(Zulfikar, 2010)b.                   Kesetimbangan. Kesetimbangan dinamis adalah keadaan

dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan bersih dalam sistem pada kesetimbangan (Ratna, 2009). Jika bentuk umum suatu zat yang sedikit larut dalam air adalah AxBy maka persamaan kesetimbangan larutan tersebut adalah sebagai berikut :

AxBy → xAy+ (aq) + yBx- (aq)

Persamaan tetapan kesetimbangan atau persamaan tetapan hasil kali kelarutan dari AxBy adalah sebagai berikut :

                                                Ksp = [Ay+]x [Bx-]y      (Miladi, 2010)

Indikator yang digunakan pada titrasi pengendapan yang melibatkan garam perak ada tiga indikator. Metode Mohr menggunakan ion kromat (CrO42-) untuk mengendapkan AgCrO4 yang berwarna kuning. Metode Volhard menggunakan ion Fe3+ untuk membentuk kompleks berwarna dengan ion sianat; SCN-. Dan metode Fajans memanfaatkan “indikator-indikator adsorbsi”. Penentuan titik akhir titrasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Rivai, 1995) :

Page 4: TUGAS_KIMIA_PENGENDAPAN.docx

1.                   Cara MohrPada metode ini dapat digunakan indikator asam basa. Cara ini

dipakai untuk menetapkan kadar klorida dan bromida (Cl- dan Br-) tapi tidak dapat dipakai untuk penetapan iodida dan tiosianat secara teliti. Suasana larutan harus netral yaitu sekitar 6,5 - 10. Bila pH > 10 akan terbentuk endapan AgOH yang terurai menjadi Ag2O. Sedangkan dalam larutan asam, ion kromat bereaksi dengan H+.

2.                   Cara VolhardPada cara ini larutan garam perak dititrasi dengan larutan garam

tiosianat dalam suasana asam. Indikatornya larutan garam ferri (Fe3+), dimana dengan tiosianat membentuk kompleks ferri tiosianat. Cara ini dipakai untuk penentuan kadar Cl-, Br-, I- dan tiosianat dalam suasana asam.

3.                   Cara FajansPada metode ini, suspensi perak halogenida pada larutan yang

mengandung ion halida akan bermuatan negatif karena mengadsorbsi ion halida tersebut dan kemudian akan bermuatan positif apabila kelebihan ion perak. Indikator adsorbsi tidak memberi perubahan warna dalam larutan, tapi perubahan warna terjadi pada permukaan endapan.

Senyawa organik berwarna yang digunakan untuk mengadsorbsi pada permukaan suatu endapan sehingga mengubah struktur organiknya dan warna tersebut masih memungkinkan untuk mengubah diri menjadi lebih tua lagi sehingga sering digunakan sebagai pendeteksi titik akhir pada endapan perak disebut sebagai indikator adsorbsi.

(Underwood, 1999)

Page 5: TUGAS_KIMIA_PENGENDAPAN.docx

ARGENTOMETRI METODE MOHR

TITRASI PENGENDAPAN : ARGENTOMETRI

I.              Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat melalukan titrasi pengendapan

metode mohr 

a.             siswa mampu menentukan kadar NaCl pada air laut dan menentukan kadar NaCl pada garam

Dapur

b.          

II.           Dasar Teori

Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang berarti perak. Jadi,

Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan

yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pada pembentukan endapan dengan ion Ag+.

Salah satu cara untuk menentukan kadar asam-basa dalam suatu larutan adalah dengan

volumetri (Day & Underwood, 2001).

Argentometri merupakan titrasi pengendapan sampel yang dianalisis dengan

menggunakan ion perak. Biasanya, ion-ion yang ditentukan dalam titrasi ini adalah ion

halida(Cl-, Br-, I-) (Khopkar,1990). Ada tiga tipe titik akhir yang digunakan untuk titrasi

dengan AgNO3 yaitu :

1. Indikator

2. Argentometri

3. Indikator kimia

Page 6: TUGAS_KIMIA_PENGENDAPAN.docx

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrode perak yang dicelupkan ke

dalam larutan analit. Titik akhir argentometri melibatkan penentuan arus yang diteruskan

antara sepasang mikroelektrode perak dalam larutan analit. Sedangkan titik akhir yang

dihasilkan indikator kimia, biasanya terdiri dari perubahan warna/muncul tidaknya kekeruhan

dalam larutan yang dititrasi. Syarat indikator untuk titrasi pengendapan analog dengan

indikator titrasi netralisasi, yaitu : 

1.      Perubahan warna harus terjadi terbatas dalam range pada p-functiondari reagen/analit.

2. Perubahan Warna harus terjadi dalam bagian dari kurva titrasi untuk analit.(Skoog et

al.,1996)

Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur

dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan

standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+  dapat tepat diendapkan, kadar garam

dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan (Isnawati, 2010).

Reaksi pengendapan ialah apakah reaksi ini dapat terjadi pada suatu keadaan

tertentu.Jika Q adalah nilai hasil kali ion-ion yang terdapat dalam larutan, maka kesimpulan

yang lebihumum mengenai pengendapan dasar larutan adalah :y Pengendapan terjadi jika Q >

Kspy Pengendapan tak terjadi jika Q < Kspy Larutan tepat jenuh jika Q = Ksp (Petrucci,

1989).Jika suatu garam memiliki tetapan hasil kali larutan yang besar, maka dikatakan garam

tersebut mudah larut. Sebaliknya jika harga tetapan hasil kali larutan dari suatu garam

tertentu sangat kecil, dapat dikatakan bahwa garam tersebut sukar untuk larut. Harga tetapan

hasil kali kelarutan dari suatu garam dapat berubah dengan perubahan temperatur.Umumnya

kenaikan temperatur akan memperbesar kelarutan suatu garam, sehingga harga tetapan hasil

kali kelarutan garam tersebut juga akan semakin besar (Petrucci, 1989).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah:

1. pH

2. Temperatur

3. Jenis pelarut

4. Bentuk dan ukuran partikel

5. Konstanta dielektrik pelarut

6. Adanya zat-zat lain, misalnya surfaktan pembentuk komplek ion sejenis, dll. (Pantang,2010)

III.         Prinsip Percobaan

Page 7: TUGAS_KIMIA_PENGENDAPAN.docx

Percobaan ini berdasarkan pada reaksi pengendapan zat yang cepat mencapai

kesetimbangan pada setiap penambahan titran. Adapun pentiter yang digunakan adalah

larutan baku AgNO3.

Titrasi argentometri ini dapat dilakukan dengan 3 macam metode, yaitu:

a. Cara Mohr

Dilakukan dalam suasana netral, sebagai indikatornya digunakan kalium kromat. Titik

akhir titrasi dengan cara ini adalah merah bata.

Salah satu cara untuk menentukan kadar asam-basa dalam suatu larutan adalah dengan

volumetri (titrasi). Volumetri (titrasi) merupakan cara penentuan kadar suatu zat dalam

larutannya didasarkan pada pengukuran volumenya.

Berdasarkan pada jenis reaksinya, volumetri dibedakan atas :

1. Asidimetri dan alkalimetri

2. Oksidimetri

3. Argentometri

Volumetri jenis ini berdasar atas reaksi kresipilasi (pengendapan dari ion Ag+).

Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang berarti perak. Jadi,

Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang

dilakukan dengan titrasi berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+. Pada titrasi

argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar

garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga

seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan

(Underwood,1992).

Ada tiga tipe titik akhir yang digunakan untuk titrasi dengan AgNO3 yaitu :

1. Indikator

2. Amperometri

3. Indikator kimia

Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrode perak yang dicelupkan

kedalam larutan analit. Titik akhir amperometri melibatkan penentuan arus yang diteruskan

antara sepasang mikroelektrode perak dalam larutan analit. Sedangkan titik akhir yang dihasilkan

indikator kimia, biasanya terdiri dari perubahan warna/muncul tidaknya kekeruhan dalam larutan

Page 8: TUGAS_KIMIA_PENGENDAPAN.docx

yang dititrasi. Syarat indikator untuk titrasi pengendapan analog dengan indikator titrasi

netralisasi, yaitu :

1. Perubahan warna harus terjadi terbatas dalam range pada p-function dari reagen /analit.

2. Perubahan Warna harus terjadi dalam bagian dari kurva titrasi untuk analit.

    (skogg,1965)

Berdasarkan pada indikator yang digunakan, argentometri dapat dibedakan atas :

1. Metode Mohr (pembentukan endapan berwarna)

Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromida dalam

suasana netral dengan larutan standar AgNO3 dan penambahan K2CHO4 sebagai indikator. Titrasi

dengan cara ini harus dilakukan dalam suasana netral atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5 – 9,0.

Dalam suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan

terbentuk endapan perak hidroksida. Reaksi yang terjadi adalah :

Asam : 2CrO42-    +     2H-          ↔        CrO72-    

 +       H2O

Basa   : 2Ag+        +     2OH-      ↔       2 AgOH

2AgOH                          ↔      Ag2O       +       H2O

Sesama larutan dapat diukur dengan natrium bikorbonat atau kalsium karbonat. Larutan

alkalis diasamkan dulu dengan asam asetat atau asam borat sebelum dinetralkan dengan kalsium

karbonat. Meskipun menurut hasil kali kelarutan iodida dan tiosianat mungkin untuk ditetapkan

kadarnya dengan cara ini. Namun oleh karena perak lodida maupun tiosanat sangat kuat

menyerang kromat, maka hasilnya tidak memuaskan. Perak juga tidak dapat ditetapkan dengan

titrasi menggunakan NaCl sebagai titran karena endapan perak kromat yang mula-mula terbentuk

sukar bereaksi pada titik akhir. Larutan klorida atau bromida dalam suasana netral atau agak

katalis dititrasi dengan larutan titer perak nitrat menggunakan indikator kromat. Apabila ion

klorida atau bromida telah habis diendapkan oleh ion perak, maka ion kromat akan bereaksi

membentuk endapan perak kromat yang berwarna coklat/merah bata sebagai titik akhir titrasi.

Sebagai indikator digunakan larutan kromat K2CrO4 0,003M atau 0,005M yang dengan ion perak

akan membentuk endapan coklat merah dalam suasana netral atau agak alkalis. Kelebihan

indikator yang berwarna kuning akan menganggu warna, ini dapat diatasi dengan melarutkan

blanko indikator suatu titrasi tanpa zat uji dengan penambaan kalsium karbonat sebagai pengganti

endapan AgCl.

Pembentukan Endapan Berwarna

Page 9: TUGAS_KIMIA_PENGENDAPAN.docx

Seperti sistem asam, basa dapat digunakan sebagai suatu indikator untuk titrasi asam-

basa. Pembentukan suatu endapan lain dapat digunakan untuk menyatakan lengkapnya suatu

titrasi pengendapan. Dalam hal ini terjadi pula pada titrasi Mohr, dari klorida dengan ion perak

dalam mana digunakan ion kromat sebagai indikator. Pemunculan yang permanen dan

dini dari endapan perak kromat yang kemerahan itu diambil sebagai titik akhir (TE). Titrasi Mohr

terbatas untuk larutan dengan perak dengan pH antara 6,0 – 10,0. Dalam larutan asam konsentrasi

ion kromat akan sangat dikurangi karena HCrO4- hanya terionisasi sedikit sekali. Lagi pula dengan

hidrogen kromat berada dalam kesetimbangan dengan dikromat terjadi reaksi :

2H+        +          2CrO4- ↔        2HCrO4               ↔        Cr2O72-                                 +          2H2O

Mengecilnya konsentrasi ion kromat akan menyebabkan perlunya menambah ion perak

dengan sangat berlebih untuk mengendapkan ion kromat dan karenanya menimbulkan galat yang

besar. Pada umumnya garam dikromat cukup dapat larut. Proses argentometri termasuk dalam

titrasi yang menghasilkan endapan dan pembentukan ion kompleks. Proses argentometri

menggunakan AgNO3 sebagai larutan standar. Proses ini biasanya digunakan untuk

menentukan garam-garam dari halogen dan sianida. Karena kedua jenis garam ini dapat

membentuk endapan atau senyawa kompleks dengan ion Ag+ sesuai dengan persamaan reaksi

sebagai berikut :

NaCL + Ag+ → AgCl ↓ + Na+

KCN + Ag+ → AgCl ↓ + K+

KCN + AgCN ↓ → K [Ag(CN)2 ]

Karena AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi maka garam tersebut dapat digunakan sebagai

larutan standar primer. Dalam titrasi argentometri terhadap ion CN- tercapai untuk garam

kompleks K [Ag(CN)2 ] karena proper tersebut dikemukakan pertama kali oleh Lieberg, cara ini

tidak dapat dilakukan dalam suasana amoniatial karena garam kompleks dalam larutan akan larut

menjadi ion komplek diamilum (Harizul, Rivai. 1995).

III. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan

a. Statif : 1 buah

b. Klem : 1 buah

c. Corong kaca : 1 buah

d. Kaca arloji : 1 buah

e. Pengaduk kaca : 1 buah

Page 10: TUGAS_KIMIA_PENGENDAPAN.docx

f. Buret asam 50 ml : 1 buah

g. Pipet tetes : 1 buah

h. Neraca timbangan : 1 buah

i. Labu ukur 500 ml : 1 buah

j. Labu ukur 100 ml : 1 buah

k. Erlenmeyer 100 ml : 2 buah

l. Erlenmeyer 250 ml : 1 buah

m. Gelas beker 250 ml : 1buah

n. Gelas ukur 50 ml : 1 buah

2. Bahan yang digunakan

1. NaCl kering : 2,925 gram

2. Larutan standar NaCl 0,1N : secukupnya

3. Larutan AgNO3 0,1N : secukupnya

4. Larutan sample garam dapur kasar : 30 ml

5. NH4 CNS padatan : 4,5 gram

6. Larutan NH4CNS : secukupnya

7. AgNO3 padatan : 8,496 gram

8. Larutan HNO3 6 N : 2,5 ml x 3

9. Larutan KBR : 5 ml x 3

10. Fluoresein : 0,5 ml x 3

11. Ferri Amonium sulfat : 0,5 ml x 3

12. Akuades : secukupnya

13. HNO3 encer : 1 ml x 3

STANDARDISASI LARUTAN AgNO3 DENGAN LARUTAN STANDARD NaCl (MENGGUNAKAN METODE MOHR).

Cara Kerja :

Siapkan larutan NaCl 0,1000 N sebanyak 1000 mL dengan cara melarutkan 5,80 gram NaCl p.a (telah dikeringkan dalam oven 110oC selama 1 jam) dengan aquades di dalam labu ukur 1000 ml.

Siapkan larutan AgNO3 0,1000 N sebanyak 500 mL dengan cara melarutkan 9,00 gram AgNO3 dengan aquades di labu ukur 500 mL.

Ambil 25,00 mL NaCl dengan pipet volume, tuangkan ke dalam erlenmeyer 250 ml, tambah 1,0 mL larutan K2CrO4 2% sebagai indikator.

Titrasi dengan larutan AgNO3 yang telah disiapkan sampai pertama kali terbentuk warna merah bata.

Page 11: TUGAS_KIMIA_PENGENDAPAN.docx

Percobaan diulang 3 kali Hitung normalitas AgNO3 dengan persamaan :

PENENTUAN KADAR NaCl DALAM GARAM DAPUR

Tujuan :Menetapkan kadar NaCl dalam garam dapur dengan cara menstandardisasi larutan garam dapur dengan larutan standar AgNO3 menggunakan metode Mohr (Garam dapur telah dikeringkan didalam oven selama 1 jam dengan suhu 1100C)Cara Kerja :

Larutkan 1,00 gram garam dapur dengan aquades di dalam labu ukur 250 mL. Ambil 25,00 mL larutan garam dapur tersebut, tuangkan ke dalam erlenmeyer 250

mL, tambahkan 1,0 mL larutan K2CrO4 2% sebagai indikator. Titrasi dengan larutan standar AgNO3 sampai terbentuk warna merah bata. Percobaan diulang 3 kali Hitung kadar NaCl dalam garam dapur.

FP = faktor pengenceran, dalam prosedur ini 250/25

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM AIR LAUT

Tujuan :Menentukan kadar ion klorida dalam air laut dengan cara menstandardisasi larutan air laut dengan larutan standar AgNO3.Cara Kerja :

Larutkan 5,00 mL sampel air laut dengan aquades ± 25 mL didalam erlenmeyer 250 mL

Tambahkan 1,0 mL larutan K2CrO4 2% sebagai indikator Titrasi dengan larutan standar AgNO3 sampai pertama kali terbentuk warna merah

bata. Percobaan diulang 3 kali Hitung molaritas (M) ion khlorida dalam air laut.

Page 12: TUGAS_KIMIA_PENGENDAPAN.docx

ARGENTOMETRI

Agentomentri atau Titrasi pengendapan adalah penetapan kadar zat yang didasarkan atas reaksi pembentukan endapan dari komponen zat uji dengan titran larutan titer perak nitrat. Pada argentometri, ion perak memegang peranan penting dalam pembentukan endapan cara ini dipakai untuk penetapan kadar ion haliuda, anion yang dapat membentuk endapan garam perak, atau untuk penetapan kadar perak tersebut.

Reaksi yang menghasilkan endapan dapat digunakan untuk analisis secara titrasi jika reaksinya berlangsung cepat, dan kuantitatif serta titik akhir dapat dideteksi. Beberapa reaksi pengendapan berlangsung lambat dan mengalami keadaan lewat jenuh. Tidak seperti gravimetri, titrasi pengendapan tidak dapat menunggu sampai pengendapan berlangsung sempurna . hal yang penting juga adalah hasil kali kelarutan harus cukup kecil sehingga pengendapan bersifat kuantitatif dalam batas kesalahan eksperimen. Reaksi samping tidak boleh terjadi demikian juga kopresipitasi. Keterbatasan pemakaian cara ini disebabkan sedikit sekali indikator yang sesuai. Semua jenis reaksi diklasifikasi berdasarkan tipe indikator yang digunakan untuk melihat titik akhir (Underwood, 1999)

Tergantung dari tujuan penetapan kadar, maka dikenal 3 macam metoda argentometri, yaitu : metode Mohr, metode Volhard, dan metode Fajans.

1. Metode Mohr

Titrasi Mohr terbatas untuk larutan dengan nilai pH antara 6 – 10. Dalam larutan yang lebih basa perak oksida akan mengendap. Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi, karena HCrO4 hanya terionisasi sedikit sekali. Lagi pula hidrogen kromat berada dalam kesetimbangan dengan dikromat :2H+ + 2CrO42- 2HCrO4 Cr2O72- + H2O

Page 13: TUGAS_KIMIA_PENGENDAPAN.docx

Mengecilnya konsentrasi ion kromat akan menyebabkan perlunya menambah ion perak dengan sangat berlebih untuk mengendapkan perak kromat, dan karenanya menimbulkan galat yang besar. Pada umumnya garam dikromat cukup dapat larut (Svehla, 1990).

Metode Mohr dapat juga diterapkan untuk titrasi ion bromida dengan perak, dan juga ion sianida dalam larutan yang sedikit agak basa. Efek adsorpsi menyebabkan titrasi ion iodida dan tiosianat tidak layak. Perak tak dapat dititrasi langsung dengan ion klorida, dengan menggunakan indikator kromat. Endapan perak kromat yang telah ada sejak awal, pada titik kesetaraan melarut kembali dengan lambat. Tetapi, orang dapat menambahkan larutan klorida standar secara berlebih, dan kemudian menitrasi balik, dengan menggunakan indikator kromat (Svehla, 1990).

2. Metode Volhard

Titrasi Ag dengan NH4CNS dengan garam Fe(III) sebagai indikator adalah contoh metode Volhard, yaitu pembentukan zat berwarna di dalam larutan. Selama titrasi, Ag(CNS) terbentuk sedangkan titik akhir tercapai bila NH4CNS yang berlebih bereaksi dengan Fe(III) membentuk warna merah gelap (FeCNS)++. Jumlah thiosianat yang menghasilkan warna harus sangat kecil. Jadi kesalahan pada titik akhir harus sangat kecil, dengan cara mengocok larutan dengan kuat pada titik akhir tercapai, agar Ag yang teradsorpsi pada endapan dapat didesorpsi. Pada metode Volhard untuk menentukan ion klorida, suasana haruslah asam karena pada suasana basa Fe3+ akan terhidrolisis. AgNO3 yang ditambahkan berlebih ke larutan klorida tentunya tidak bereaksi. Larutan Ag tersebut kemudian di titrasi balik dengan menggunakan Fe(III) sebagai indikator, tetapi cara ini menghasilkan suatu kesalahan karena AgCNS kurang larut dibandingkan AgCl. Sehingga :AgCl + CNS- AgCNS + Cl-Akibatnya lebih banyak NH4CNS diperlukan sehingga kandungan Cl- seakan-akan lebih rendah. Kesalahan ini dapat dikurangi dengan mengeluarkan endapan AgCl sebelum titrasi balik berlangsung atau menambahkan sedikit nitrobenzen, sehingga melindungi AgCl dari reaksi dengan thiosianat tetapi nitrobenzen akan memperlambat reaksi. Hal ini dapat dihindari jika Fe(NO3)3 dan sedikit NH4CNS yang diketahui ditambahkan dulu ke larutan bersama-sama HNO3, kemudian campuran tersebut dititrasi dengan AgNO3 sampai warna merah hilang (Khopkar, 1990)

3. Metode Fajans

Metode ini dipakai untuk penetapan kadar halida dengan menggunakan indikator adsobsi. Jika AgNO3 ditambahkan ke NaCl yang mengandung zat berpendar fluor, titik akhir ditentukan dengan berubahnya warna dari kuning menjadi merah jingga. Jika didiamkan, tampak endapan berwarna, sedangkan larutan tidak berwarna disebabkan adanya adsobsi indikator pada endapan AgCl. Warna zat yang terbentuk dapat berubah akibat adsorpsi pada permukaan (Harjadi, 1993)