tugasakhirmineralogi

17
I. Batuan Beku Batuan beku terbentuk karena proses pendinginan magma yang dapat terdiri atas berbagai jenis batuan tergantung pada komposisi mineralnya. Batuan beku terdapat sekitar 95% pada kerak bumi, walaupun demikian sebagian ditutupi lapisan tipis yag terdiri dari batuan sediment, metamorf, dan piroklastik. Komposisi magma terdiri dari 8 unsur utama, yaitu : O, Si, Al, Fe, Ca, Mg, Na, dan K dan juga mengandung senyawa H 2 O dan CO 2 serta beberapa komponen gas H 2 S, HCl, CH 4 , dan CO. Pada berbagai kondisi temperatur, magma dapat berdiferensiasi atau berkristalisasi membentuk berbagai asosiasi mineral berupa berbagai jenis batuan beku. Pada saat magma mengalami pendinginan akan terjadi kristalisasi dari berbagai mineral utama yang mengikuti suatu urutan, umumnya dikenal sebagai Seri Reaksi Bowen, sebagai berikut : 1

Upload: rizky-firmansyah

Post on 26-Jun-2015

320 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugasAkhirMineralogi

I. Batuan Beku

Batuan beku terbentuk karena proses pendinginan magma yang dapat terdiri

atas berbagai jenis batuan tergantung pada komposisi mineralnya. Batuan beku

terdapat sekitar 95% pada kerak bumi, walaupun demikian sebagian ditutupi lapisan

tipis yag terdiri dari batuan sediment, metamorf, dan piroklastik.

Komposisi magma terdiri dari 8 unsur utama, yaitu : O, Si, Al, Fe, Ca, Mg,

Na, dan K dan juga mengandung senyawa H2O dan CO2 serta beberapa komponen gas

H2S, HCl, CH4, dan CO. Pada berbagai kondisi temperatur, magma dapat

berdiferensiasi atau berkristalisasi membentuk berbagai asosiasi mineral berupa

berbagai jenis batuan beku. Pada saat magma mengalami pendinginan akan terjadi

kristalisasi dari berbagai mineral utama yang mengikuti suatu urutan, umumnya

dikenal sebagai Seri Reaksi Bowen, sebagai berikut :

Tekstur Batuan Beku

Tekstur adalah kenampakan dari batuan yang dapat merefleksikan sejarah

kejadiannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tekstur batuan beku

adalah derajat kristalisasi, granulitas/besar butir dan kemas/fabric.

Tekstur batuan beku berdasarkan derajat kristalisasinya yaitu holokristalin (terdiri dari

kristal seluruhnya), hipokristalin (terdiri dari sebagian kristal dan sebagian gelas),

holohyalin (terdiri dari gelas seluruhnya).

1

Page 2: tugasAkhirMineralogi

Tekstur batuan beku berdasarkan granulitas/besar butirnya:

Fanerik : kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasa. Khusus untuk batuan

bertekstur fanerik, ukuran butirnya dapat ditentukan sebagai berikut:

Halus : besar butir < 1 mm

Sedang : besar butir 1 mm - 5 mm

Kasar : besar butir 5 mm - 3 cm

Sangat kasar : besar butir > 3 cm

Afanitik : kristal-kristalnya sangat halus atau amorf, hanya dapat dilihat dengan

mikroskop.

Struktur Batuan Beku

Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat di lapangan (dimensinya

sangat besar), tetapi kadang-kadang dapat dilihat juga dalam hand specimen.

Klasifikasi batuan beku :

1.1 Batuan beku Ultramafik

Batuan beku ultramafik adalah batuan beku yang diirikan dengan warna yang

sangat gelap, tersusun atas mineral-mineral yang terletak pada bagian atas deret

bowen (olivin, piroksen) yang kaya akan unsur besi dan magnesium. Batuan ini

mempunyai kadar silika kurag dari 45%. Batuan ini jarang tersingkap di

permukaan, karena mineral penyusunnya terbentuk pada suhu dan tekanan yang

tinggi di dalam bumi, dan jika terbawa ke permukaan maka akan rentan terhadap

pelapukan. Yang termasuk batuan beku ultramafik adalah dunit, peridotit,

piroksenit.

2

Page 3: tugasAkhirMineralogi

1.2 Batuan beku Gabroik

Batuan beku gabroik adalah batuan beku dengan tekstur fanerik granular dengan

mineral utamanya adalah plagioklas yang kadar Ca lebih besar dari andesin, yaitu

labradolit, bytownit, anortit, juga terdapat mineral mafik seperti olivin, piroksen,

dan hornblende. Batuan beku ini termasuk batuan beku plutonik, pada umumnya

berwarna gelap. Contoh batuan beku gabroik adalah olivine gabro, anortosit, dll.

1.3 Batuan beku Basaltoid

Batuan beku basaltoid adalah batuan yang komposisinya hampir sama dengan

gabro tetapi teksturnya afanitik. Derajat kristalisasinya holokristalin, besar

butirnya sangat halus sehingga sulit dilihat secara megaskopis. Batuan ini paling

banyak penyebarannya diantara batuan beku yang lain, hampir semua basalt

berasal dari kegiatan vulkanik dan terbentuk karena pendinginan cepat dan

pembekuan lava. Kadar silika pada basalt kurang dari 52%.

3

Page 4: tugasAkhirMineralogi

1.4 Batuan Beku Dioritoid

Batuan yang termasuk golongan ini adalah batuan beku intermedier dengan kadar

silika 52% - 65%, kadang-kadang dengan atau tanpa kuarsa, bertekstur fanerik.

Contoh batuan beku dioritoid adalah diorit, syenit, monzonite.

1.5 Batuan Beku Andesitoid

Andesitoid memiliki komposisi yang mirip dengan dioritoid tetapi bertekstur

afanitik. Contoh batuan beku andesitoid adalah andesit, trakhit, dan trakhiandesite.

4

Page 5: tugasAkhirMineralogi

1.6 Batuan Beku Granitoid

Merupakan batuan beku asam yang plutonik. Kadar kuarsa > 10% dengan alkali

feldspar dan Na plagioklas. Komposisi silika > 66%. Teksturnya fanerik,

keseragaman kristal inequigranular. Contoh batuan beku granitoid adalah granit,

adamelit, granodiorit.

1.7 Batuan Beku Ryolitoid

Batuan beku ryolitoid adalah batuan beku asam dengan tekstur afanitik-gelas.

Berasal dari lava yang silikatnya sangat kurang berkristal. Biasanya terdapat

fenokris berupa kuarsa atau alkali feldspar. Contoh batuan beku ryolitoid adalah

ryolit, dacite, ryodacite.

II. Batuan Piroklastik

Pyro = pijar, klastik = fragmen

Batuan piroklastik adalah batuan yang disusun oleh material-material yang dihasilkan

letusan gunung api, dicirikan oleh material piroklas yang dominan, butiran yang

menyudut, dan porositas yang relatif tinggi. Komposisinya bersifat magmatis karena

terdiri dari fragmen batuan dan mineral seri bowen sebagai hasil pendinginan magma

yang naik ke atas dan ikut dilemparkan oleh letusan gunung api.

5

Page 6: tugasAkhirMineralogi

Klasifikasi batuan piroklastik berdasarkan Schmid, 1981 =

Ukuran Clast Piroklas Endapan Piroklastik Nama Batuan

> 64 mm Bomb, block Lapisan block/bomb, tefra

block/bomb

Aglomerat, breksi

piroklastik

2 – 64 mm Lapili Lapisan lapili/tefra lapili Lapilistone

1/16 – 2 mm Batuan debu kasar Debu kasar Tuff Kasar

< 1/16 mm Batuan debu halus Debu halus Tuff halus

Berdasarkan klasifikasi genetik, batuan piroklastik dibedakan menjadi 3 jenis endapan

piroklastik yaitu :

1. Endapan jatuhan piroklastik (pyroclastic fall deposit)

2. Endapan aliran piroklastik (pyroclastic flow deposit)

3. Endapan piroklastik surge (pyroclastic surge deposit)

Contoh batuan piroklastik :

6

Page 7: tugasAkhirMineralogi

III. Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pembentukan material hasil

rombakan batuan yang telah ada sebelumnya. Material hasil rombakan batuan di atas

permukaan bumi akibat proses-proses eksogen, pelapukan dan erosi, merupakan

material yang bersifat urai. Terdiri dari fragmen batuan, mineral dan berbagai material

lainnya yang berada di atas permukaan bumi.

Material urai ini tertransport oleh air, angin dan gaya gravitasi ketempat yang

lebih rendah, cekungan (lingkungan pengendapan), dan diendapkan atau

tersedimentasi di bawah permukaan air. Sedimen yang terakumulasi tersebut

mengalami proses litifikasi atau proses pembentukan batuan. Proses yang berlangsung

adalah kompaksi dan sementasi, mengubah sedimen menjadi batuan sedimen. Setelah

menjadi batuan sifatnya menjadi keras dan kompak.

Proses kompaksi pada umumnya akibat beban sedimen yang ada di atasnya,

menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih lekat dan kuat serta air yang

dikandungnya dalam pori terperas keluar. Sedimentasi adalah proses dimana butiran-

butiran sedimen direkat oleh material lain yang terbentuk kemudian, dapat berasal

dari air tanah atau pelarutan mineral-mineral dalam sedimen itu sendiri. Material

semenya dapat berupa karbonat, silika atau oksida (besi).

Material sedimen dapat berupa :

1. Fragmen dari batuan lain dan mineral - mineral, seperti kerikil di sungai,

pasir di pantai dan lumpur di laut.

2. Hasil penguapan dan proses kimia, garam di danau payau dan kalsium

karbonat di laut dangkal.

3. Material organik seperti terumbu koral di laut, vegetasi di rawa – rawa.

Dibandingkan batuan beku dan metamorf, batuan sedimen paling banyak tersingkap

di atas permukaan bumi.

Klasifikasi batuan sedimen

Oleh karena keragaman pembentukan (genesa), tekstur, komposisi dan

penampilan batuan sedimen maka dasar klasifikasinya pun ada bermacam - macam.

Pengelompokan batuan sedimen yang ideal berdasarkan ukuran butir, bentuk dan

komposisi material pembentuknya. Batuan sedimen dikelompokkan menjadi:

1. Golongan detritus. Dikenal dari teksturnya (butir - butirnya). Golongan

detritus dikelompokkan berdasarkan ukuran butir komponen materialnya.

7

Page 8: tugasAkhirMineralogi

Gologan sedimen klastik disebut juga golongan detritus. Dikelompokkan lagi

menjadi golongan detritus kasar dan detritus halus.

2. Golongan karbonat. Batuan karbonat adalah batuan yang termasuk golongan

batuan sedimen yang mengandung mineral karbonat dalam jumlah yang

sangat besar. Unsur karbonat dengan jumlah yang sangat besar tersebut

berasal dari sisa – sisa zat organik makhluk hidup yang telah mati.

3. Golongan evaporit. Terbentuk melalui hasil penguapan berupa endapan garam

dan gypsum.

4. Golongan epiklastik.

Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik berdasarkan ukuran butir :

Klasifikasi Batuan Karbonat oleh Dunham :

Struktur batuan sedimen

Kebanyakan sedimen ditransport oleh arus yang akhirnya diendapkan, sehingga

ciri utama batuan sedimen adalah berlapis. Batas antara satu lapisan dengan lapisan

lainnya disebut bidang perlapisan. Bidang perlapisan dapat terjadi akibat adanya

8

Page 9: tugasAkhirMineralogi

perbedaan : warna, besar butir dan atau jenis batuan antara dua lapisan. Struktur

sedimen lain yang umum dijumpai adalah lapisan bersusun (gradded bedding) dan

lapisan silang-siur (ross bedding), gelebur gelombang (ripple mark), mud crack.

Terjadinya struktur - struktur sedimen tersebut disebabkan oleh mekanisme

pengendapan dan kondisi serta lingkungan pengendapan tertentu. Dengan

mempelajari struktur sedimen, dapat diketahui mekanisme dan lingkungan

pengendapan pada masa lampau saat sedimen diendapkan.

Contoh batuan sedimen :

9

Page 10: tugasAkhirMineralogi

IV. Batuan Metamorf

Batuan metamorf umumnya terjadi dibawah permukaan akibat panas (T),

tekanan (P) dan aktifitas fluida. Panas dari intrusi magma adalah sumber utama yang

menyebabkan metamorfosa.Tekanan terjadi diakibatkan oleh beban perlapisan diatas

(lithostatic pressure) atau tekanan diferensial sebagai hasil berbagai stress misalnya

tektonik stress (differential stress). Fluida yang berasal dari batuan sedimen dan

magma dapat mempercepat reaksi kima yang berlangsung pada saat proses

metamorfosa yang dapat menyebabkan pembentukan mineral baru. Metamorfosa

dibagi menjadi 3 yaitu: Kontak, Dinamik dan Regional metamorfosa.

Pada prinsipnya batuan metamorfosa diklasifikasikan berdasarkan tekstur. Tekstur

foliasi terjadi akibat orientasi dari mineral, sedangkan non-foliasi yang tidak

memperlihatkan orientasi mineral. Batuan metamorf berfoliasi membentuk urutan

berdasarkan besar butir dan/atau perkembangan foliasi, dari slate yang berbutir halus

ke filit dan skeis yang berbutir kasar, gneis dengan lapisan-lapisan mineral yang

terpisah. Mamer, kwarsit, batu sabak dan hornfels adalah contoh batuan metamorf

non-foliasi.

10

Page 11: tugasAkhirMineralogi

Klasifikasi Batuan Metamorf

Contoh Batuan metamorf

11

Page 12: tugasAkhirMineralogi

V. Mineral Alterasi

Alterasi : perubahan komposisi kimia pada mineral akibat weathering atau

hydrothermal.

Contoh Mineral Alterasi :

12

Page 13: tugasAkhirMineralogi

13