tugasakhirmineralogi
TRANSCRIPT
I. Batuan Beku
Batuan beku terbentuk karena proses pendinginan magma yang dapat terdiri
atas berbagai jenis batuan tergantung pada komposisi mineralnya. Batuan beku
terdapat sekitar 95% pada kerak bumi, walaupun demikian sebagian ditutupi lapisan
tipis yag terdiri dari batuan sediment, metamorf, dan piroklastik.
Komposisi magma terdiri dari 8 unsur utama, yaitu : O, Si, Al, Fe, Ca, Mg,
Na, dan K dan juga mengandung senyawa H2O dan CO2 serta beberapa komponen gas
H2S, HCl, CH4, dan CO. Pada berbagai kondisi temperatur, magma dapat
berdiferensiasi atau berkristalisasi membentuk berbagai asosiasi mineral berupa
berbagai jenis batuan beku. Pada saat magma mengalami pendinginan akan terjadi
kristalisasi dari berbagai mineral utama yang mengikuti suatu urutan, umumnya
dikenal sebagai Seri Reaksi Bowen, sebagai berikut :
Tekstur Batuan Beku
Tekstur adalah kenampakan dari batuan yang dapat merefleksikan sejarah
kejadiannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tekstur batuan beku
adalah derajat kristalisasi, granulitas/besar butir dan kemas/fabric.
Tekstur batuan beku berdasarkan derajat kristalisasinya yaitu holokristalin (terdiri dari
kristal seluruhnya), hipokristalin (terdiri dari sebagian kristal dan sebagian gelas),
holohyalin (terdiri dari gelas seluruhnya).
1
Tekstur batuan beku berdasarkan granulitas/besar butirnya:
Fanerik : kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasa. Khusus untuk batuan
bertekstur fanerik, ukuran butirnya dapat ditentukan sebagai berikut:
Halus : besar butir < 1 mm
Sedang : besar butir 1 mm - 5 mm
Kasar : besar butir 5 mm - 3 cm
Sangat kasar : besar butir > 3 cm
Afanitik : kristal-kristalnya sangat halus atau amorf, hanya dapat dilihat dengan
mikroskop.
Struktur Batuan Beku
Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat di lapangan (dimensinya
sangat besar), tetapi kadang-kadang dapat dilihat juga dalam hand specimen.
Klasifikasi batuan beku :
1.1 Batuan beku Ultramafik
Batuan beku ultramafik adalah batuan beku yang diirikan dengan warna yang
sangat gelap, tersusun atas mineral-mineral yang terletak pada bagian atas deret
bowen (olivin, piroksen) yang kaya akan unsur besi dan magnesium. Batuan ini
mempunyai kadar silika kurag dari 45%. Batuan ini jarang tersingkap di
permukaan, karena mineral penyusunnya terbentuk pada suhu dan tekanan yang
tinggi di dalam bumi, dan jika terbawa ke permukaan maka akan rentan terhadap
pelapukan. Yang termasuk batuan beku ultramafik adalah dunit, peridotit,
piroksenit.
2
1.2 Batuan beku Gabroik
Batuan beku gabroik adalah batuan beku dengan tekstur fanerik granular dengan
mineral utamanya adalah plagioklas yang kadar Ca lebih besar dari andesin, yaitu
labradolit, bytownit, anortit, juga terdapat mineral mafik seperti olivin, piroksen,
dan hornblende. Batuan beku ini termasuk batuan beku plutonik, pada umumnya
berwarna gelap. Contoh batuan beku gabroik adalah olivine gabro, anortosit, dll.
1.3 Batuan beku Basaltoid
Batuan beku basaltoid adalah batuan yang komposisinya hampir sama dengan
gabro tetapi teksturnya afanitik. Derajat kristalisasinya holokristalin, besar
butirnya sangat halus sehingga sulit dilihat secara megaskopis. Batuan ini paling
banyak penyebarannya diantara batuan beku yang lain, hampir semua basalt
berasal dari kegiatan vulkanik dan terbentuk karena pendinginan cepat dan
pembekuan lava. Kadar silika pada basalt kurang dari 52%.
3
1.4 Batuan Beku Dioritoid
Batuan yang termasuk golongan ini adalah batuan beku intermedier dengan kadar
silika 52% - 65%, kadang-kadang dengan atau tanpa kuarsa, bertekstur fanerik.
Contoh batuan beku dioritoid adalah diorit, syenit, monzonite.
1.5 Batuan Beku Andesitoid
Andesitoid memiliki komposisi yang mirip dengan dioritoid tetapi bertekstur
afanitik. Contoh batuan beku andesitoid adalah andesit, trakhit, dan trakhiandesite.
4
1.6 Batuan Beku Granitoid
Merupakan batuan beku asam yang plutonik. Kadar kuarsa > 10% dengan alkali
feldspar dan Na plagioklas. Komposisi silika > 66%. Teksturnya fanerik,
keseragaman kristal inequigranular. Contoh batuan beku granitoid adalah granit,
adamelit, granodiorit.
1.7 Batuan Beku Ryolitoid
Batuan beku ryolitoid adalah batuan beku asam dengan tekstur afanitik-gelas.
Berasal dari lava yang silikatnya sangat kurang berkristal. Biasanya terdapat
fenokris berupa kuarsa atau alkali feldspar. Contoh batuan beku ryolitoid adalah
ryolit, dacite, ryodacite.
II. Batuan Piroklastik
Pyro = pijar, klastik = fragmen
Batuan piroklastik adalah batuan yang disusun oleh material-material yang dihasilkan
letusan gunung api, dicirikan oleh material piroklas yang dominan, butiran yang
menyudut, dan porositas yang relatif tinggi. Komposisinya bersifat magmatis karena
terdiri dari fragmen batuan dan mineral seri bowen sebagai hasil pendinginan magma
yang naik ke atas dan ikut dilemparkan oleh letusan gunung api.
5
Klasifikasi batuan piroklastik berdasarkan Schmid, 1981 =
Ukuran Clast Piroklas Endapan Piroklastik Nama Batuan
> 64 mm Bomb, block Lapisan block/bomb, tefra
block/bomb
Aglomerat, breksi
piroklastik
2 – 64 mm Lapili Lapisan lapili/tefra lapili Lapilistone
1/16 – 2 mm Batuan debu kasar Debu kasar Tuff Kasar
< 1/16 mm Batuan debu halus Debu halus Tuff halus
Berdasarkan klasifikasi genetik, batuan piroklastik dibedakan menjadi 3 jenis endapan
piroklastik yaitu :
1. Endapan jatuhan piroklastik (pyroclastic fall deposit)
2. Endapan aliran piroklastik (pyroclastic flow deposit)
3. Endapan piroklastik surge (pyroclastic surge deposit)
Contoh batuan piroklastik :
6
III. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pembentukan material hasil
rombakan batuan yang telah ada sebelumnya. Material hasil rombakan batuan di atas
permukaan bumi akibat proses-proses eksogen, pelapukan dan erosi, merupakan
material yang bersifat urai. Terdiri dari fragmen batuan, mineral dan berbagai material
lainnya yang berada di atas permukaan bumi.
Material urai ini tertransport oleh air, angin dan gaya gravitasi ketempat yang
lebih rendah, cekungan (lingkungan pengendapan), dan diendapkan atau
tersedimentasi di bawah permukaan air. Sedimen yang terakumulasi tersebut
mengalami proses litifikasi atau proses pembentukan batuan. Proses yang berlangsung
adalah kompaksi dan sementasi, mengubah sedimen menjadi batuan sedimen. Setelah
menjadi batuan sifatnya menjadi keras dan kompak.
Proses kompaksi pada umumnya akibat beban sedimen yang ada di atasnya,
menyebabkan hubungan antar butir menjadi lebih lekat dan kuat serta air yang
dikandungnya dalam pori terperas keluar. Sedimentasi adalah proses dimana butiran-
butiran sedimen direkat oleh material lain yang terbentuk kemudian, dapat berasal
dari air tanah atau pelarutan mineral-mineral dalam sedimen itu sendiri. Material
semenya dapat berupa karbonat, silika atau oksida (besi).
Material sedimen dapat berupa :
1. Fragmen dari batuan lain dan mineral - mineral, seperti kerikil di sungai,
pasir di pantai dan lumpur di laut.
2. Hasil penguapan dan proses kimia, garam di danau payau dan kalsium
karbonat di laut dangkal.
3. Material organik seperti terumbu koral di laut, vegetasi di rawa – rawa.
Dibandingkan batuan beku dan metamorf, batuan sedimen paling banyak tersingkap
di atas permukaan bumi.
Klasifikasi batuan sedimen
Oleh karena keragaman pembentukan (genesa), tekstur, komposisi dan
penampilan batuan sedimen maka dasar klasifikasinya pun ada bermacam - macam.
Pengelompokan batuan sedimen yang ideal berdasarkan ukuran butir, bentuk dan
komposisi material pembentuknya. Batuan sedimen dikelompokkan menjadi:
1. Golongan detritus. Dikenal dari teksturnya (butir - butirnya). Golongan
detritus dikelompokkan berdasarkan ukuran butir komponen materialnya.
7
Gologan sedimen klastik disebut juga golongan detritus. Dikelompokkan lagi
menjadi golongan detritus kasar dan detritus halus.
2. Golongan karbonat. Batuan karbonat adalah batuan yang termasuk golongan
batuan sedimen yang mengandung mineral karbonat dalam jumlah yang
sangat besar. Unsur karbonat dengan jumlah yang sangat besar tersebut
berasal dari sisa – sisa zat organik makhluk hidup yang telah mati.
3. Golongan evaporit. Terbentuk melalui hasil penguapan berupa endapan garam
dan gypsum.
4. Golongan epiklastik.
Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik berdasarkan ukuran butir :
Klasifikasi Batuan Karbonat oleh Dunham :
Struktur batuan sedimen
Kebanyakan sedimen ditransport oleh arus yang akhirnya diendapkan, sehingga
ciri utama batuan sedimen adalah berlapis. Batas antara satu lapisan dengan lapisan
lainnya disebut bidang perlapisan. Bidang perlapisan dapat terjadi akibat adanya
8
perbedaan : warna, besar butir dan atau jenis batuan antara dua lapisan. Struktur
sedimen lain yang umum dijumpai adalah lapisan bersusun (gradded bedding) dan
lapisan silang-siur (ross bedding), gelebur gelombang (ripple mark), mud crack.
Terjadinya struktur - struktur sedimen tersebut disebabkan oleh mekanisme
pengendapan dan kondisi serta lingkungan pengendapan tertentu. Dengan
mempelajari struktur sedimen, dapat diketahui mekanisme dan lingkungan
pengendapan pada masa lampau saat sedimen diendapkan.
Contoh batuan sedimen :
9
IV. Batuan Metamorf
Batuan metamorf umumnya terjadi dibawah permukaan akibat panas (T),
tekanan (P) dan aktifitas fluida. Panas dari intrusi magma adalah sumber utama yang
menyebabkan metamorfosa.Tekanan terjadi diakibatkan oleh beban perlapisan diatas
(lithostatic pressure) atau tekanan diferensial sebagai hasil berbagai stress misalnya
tektonik stress (differential stress). Fluida yang berasal dari batuan sedimen dan
magma dapat mempercepat reaksi kima yang berlangsung pada saat proses
metamorfosa yang dapat menyebabkan pembentukan mineral baru. Metamorfosa
dibagi menjadi 3 yaitu: Kontak, Dinamik dan Regional metamorfosa.
Pada prinsipnya batuan metamorfosa diklasifikasikan berdasarkan tekstur. Tekstur
foliasi terjadi akibat orientasi dari mineral, sedangkan non-foliasi yang tidak
memperlihatkan orientasi mineral. Batuan metamorf berfoliasi membentuk urutan
berdasarkan besar butir dan/atau perkembangan foliasi, dari slate yang berbutir halus
ke filit dan skeis yang berbutir kasar, gneis dengan lapisan-lapisan mineral yang
terpisah. Mamer, kwarsit, batu sabak dan hornfels adalah contoh batuan metamorf
non-foliasi.
10
Klasifikasi Batuan Metamorf
Contoh Batuan metamorf
11
V. Mineral Alterasi
Alterasi : perubahan komposisi kimia pada mineral akibat weathering atau
hydrothermal.
Contoh Mineral Alterasi :
12
13