tugas uji sumur

10
Nama : Mohamad Harist Sampurna NIM : 11.01.119 A. CORING Coring adalah proses pengambilan sample atau contoh batuan dari dalam lubang bor. Core analisis merupakan tahapan analisa setelah contoh batuan bawah permukaan (core) diperoleh. Tujuannya untuk mengidentifikasikan karakteristik batuan bawah permukaan yang diwakili oleh core yang diambil. Hasil analisa akan mendiskripsikan sifat-sifat petrofisik yang akan digunakan dalam karakterisasi reservoar Dari hasil coring, maka core yang didapat perlu dianalisa besaran-besaran petrofisiknya di laboratorium. Analisa core ada dua macam yaitu , analisa core rutin dan analisa core special. Pada analisa core rutin, dilakukan pengukuran porositas, permeabilitas, dan volume bulk batuan. Sedangkan pada analisa core spesial beberapa sifat-sifat batuan yang diukur antara lain adalah: pengukuran tekanan kapiler, pengukuran kompresibilitas, dan pengukuran wettabilitas. Tujuan daripada analisa core ini sendiri antara lain : 1. Menentukan porositas (Ф) dari core (batu) 2. Menentukan Permeabilitas (K) 3. Menentukan Saturasi 4. Menganalisa litologi batuan Cara pengambilan coring dapat dilakukan dengan 2 cara berbedah, yaitu :

Upload: harist-sampurna

Post on 26-May-2017

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Uji Sumur

Nama : Mohamad Harist Sampurna

NIM : 11.01.119

A. CORINGCoring adalah proses pengambilan sample atau contoh batuan dari dalam lubang bor.

Core analisis merupakan tahapan analisa setelah contoh batuan bawah permukaan (core)

diperoleh. Tujuannya untuk mengidentifikasikan karakteristik batuan bawah permukaan yang

diwakili oleh core yang diambil. Hasil analisa akan mendiskripsikan sifat-sifat petrofisik

yang akan digunakan dalam karakterisasi reservoar

Dari hasil coring, maka core yang didapat perlu dianalisa besaran-besaran

petrofisiknya di laboratorium. Analisa core ada dua macam yaitu , analisa core rutin dan

analisa core special.

Pada analisa core rutin, dilakukan pengukuran porositas, permeabilitas, dan volume

bulk batuan. Sedangkan pada analisa core spesial beberapa sifat-sifat batuan yang diukur

antara lain adalah: pengukuran tekanan kapiler, pengukuran kompresibilitas, dan pengukuran

wettabilitas.

Tujuan daripada analisa core ini sendiri antara lain :

1. Menentukan porositas (Ф) dari core (batu)

2. Menentukan Permeabilitas (K)

3. Menentukan Saturasi

4. Menganalisa litologi batuan

Cara pengambilan coring dapat dilakukan dengan 2 cara berbedah, yaitu :

1. Bottom Hole Coring

a. Konventional Coring

Merupakan cara pengambilan coring dengan menggunakan alat yang disebut dengan

rotary core barrel dimana didalam alat tersebut terdapat inner core barrel dan core

catcher

Page 2: Tugas Uji Sumur

Nama : Mohamad Harist Sampurna

NIM : 11.01.119

Gambar Core Barrel

Diameter silinder batuan yang bisa masuk + 5 cm (2 in) yang kemudian masuk

kedalam inner barrel yang mempunyai panjang 20 ft (6 meter). Setelah mecapai 20 ft

maka pipa akan diangkat. Core yang terletak di dalam inner barrel tidak dapat keluar

kembali karena ditahan oleh core catcher. Alat ini baik untuk formasi yang keras dan

kompak tetapi jelek untuk formasi yang tidak kompak.

b. Diamond Coring

Bit yang digunakan dalam hal ini adalah diamond, dan ukuran core yang dihasilkan

mempunyai diameter 5.5” sampai 12,5” dengan panjang core 60 ft (20 meter).

Pelaksanaannya sama dengan conventional coring dan hasilnya lebih baik.

Gambar Diamond Bit Yang Digunakan Pada Convensional Coring

Page 3: Tugas Uji Sumur

Nama : Mohamad Harist Sampurna

NIM : 11.01.119

c. Wire-Line Coring

Dilakukan dengan menurunkan inner barrel yang berdiameter kecil kedalam drill

pipe. Core yang telah dibor oleh bit masuk kedalam inner barrel yang mempunyai

panjang 5 meter. Untuk mengambil core tersebut, kelly diberhentikan, kemudian

diturunkan wire-line untuk mengikat pull bar. Dimana wire-line mengangkat pull

bar keatas sehingga inner barrel terangkat keatas.

Cara ini mempunyai kelebihan yaitu dapat mengambil core secara berturut-turut

tanpa mengangkat drill pipe ke atas. Diameter core yang dihasilkan anatar 1”

sampai 2” secara skematis dapat digambarkan pada gambar dibawah ini.

2. Sidewall Coring

Pada metode ini, sampel batuan (core) diambil dari dinding sumur yang telah dibor

terlebih dahulu pada kedalaman yang ditentukan. Pengambilan core dilakukan saat

pemboran dihentikan sementara, dengan cara menurunkan peralatan core, yang

dilengkapi dengan peluru yang berlubang (sebagai tempat core) dan diikatkan pada

kawat baja (wireline).

Peluru–peluru tersebut dioperasikan secara elektris dari permukaan dan dapat

ditembakkan secara simultan baik bersama–sama atau sendiri–sendiri. Dengan

menembusnya peluru ke dalam dinding lubang bor maka core akan terpotong dan

terlepas dari formasi. Dengan adanya kabel baja yang berhubungan dengan peluru, maka

peralatan sidewall coring beserta core dapat diangkat ke permukaan. Ukuran core yang

didapat dengan cara ini mempunyai diameter ¾ – 1 3/16 inci dan panjangnya hanya 2 ¼

inci.

Keuntungan dari metode sidewall coring adalah mendapatkan sampel pada kedalaman

berapa pun setelah lubang dibor dan dapat membantu interpretasi log.

Contoh Side Wall Coring

Page 4: Tugas Uji Sumur

Nama : Mohamad Harist Sampurna

NIM : 11.01.119

B. Mud Logging

Mud Logging adalah pekerjaan mengumpulkan, menganalisa, dan merekam semua

informasi dari partikel solid, cairan dan gas yang terbawa ke permukaan oleh lumpur pada

saat operasi pemboran. Mud logging biasanya di sebut juga dengan surface logging, karena

proses pengambilan data di lakukan di permukaan melalui media lumpur yang telah

disirkulasikan. Satu tim dari mud logging biasanya terdiri dari 3 orang, yaitu Data analys atau

pressure engineer, mud logger dan sample catcher.

Sedangkan analisa padatan (cutting) digunakan untuk menentukan tanda adanya

minyak atau gas serta untuk mendeskripsikan macam lithologi batuan. Contoh cutting dari

kedalaman tertentu diambil kemudian dianalisa secepatnya, agar didapatkan hasil analisa

yang mendekati kondisi formasi. Dari hasil yang diperoleh kemudian dibuat korelasi antara

kedalaman dengan hasil deskripsi sampel. Ada dua cara untuk menganalisa cutting untuk

mengetahui adanya minyak atau gas.

Tugas dari Data analys atau pressure engineer antara lain :

1. Mengamati dan mencermati semua On Line drilling parameter.

2. Mencermati setiap perubahan tekanan formasi dan memberikan rekomendasi bila ada

gejala-gejala yang menghambat proses pemboran.

3. Menghitung semua parameter hidrolika saat pemboran berlangsung.

4. Melakukan kalibrasi semua sensor mudlogging.

5. Membuat Gas Ratio Log, Pressure Log, Drill Parameter Log (bila di minta)

6. Membuat Final Well Report (Bab Pendahuluan, Bab Drilling, Bab Pressure Analysis,

Bab Hambatan pemboran, Bab Rekomendasi dan saran, Laporan lampiran hidrolika).

Page 5: Tugas Uji Sumur

Nama : Mohamad Harist Sampurna

NIM : 11.01.119

\

C. LoggingSecara umum, analisa log dibedakan atas tiga kompenen, berupa Log Lithologi, Log

Resistivity dan Log Porosity. Log Lithologi antara lain Gamma Ray (GR) Log dan

Spontaneous Potential (SP) Log.Untuk Log Resistivity diantaranya adalah Induction Log,

Short Normal Log,Microlog, Lateral Log dan MSFL. Sedangkan untuk Log Porosity terdiri

dari Neutron Log dan Sonic Log.

Pada prakteknya di lapangan tidak semua jenis log diatas dapat dilakukan. Hal ini

mengingat biaya (cost) yang besar untuk tiap jenis log sehingga hanya digunakan beberapa

jenis log tertentu dan kecenderungan untuk mengkombinasikan beberapa jenis log

(combination log) dan ini yang biasa digunakan.

Beberapa analisa jenis log yang umum digunakan antara lain Analisa Spontaneous

Potential (SP) Log, Analisa Log Induksi, dan Analisa Log Radioaktif yang terdiri dari

Gamma Ray Log, NeutronLog, dan Formation Density Log.

Analisa Sponteneous Potential Log(SP) Log

Log SP merupakan rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda

dipermukaan yang tetap dengan elektroda yang terdapat di dalam lubang bor yang

bergerak naik turun, pada sebuah lubang sumur yang terdiri dari lapisan permeable

dan non permeable. Secara alamiah karena perbedaan kandungan garamair, arus listrik

hanya dapat mengalir di sekeliling perbatasan formasi didalam lubang bor. Pada lapisan

serpih yang tidak terdapat aliran listrik,potensialnya adalah konstan dengan kata lain

pembacaan log SP nya rata.

Analisa Log Induksi

Log induksi digenakan untuk mendeteksi konduktivitas formasi yang

selanjutnyadikonversi dalam satuan resistivity. Pengukuran dengan log induksi

banyakmenggunakan parameter dan korelasi grafik. Hal ini dimaksudkan untuk

memperoleh hasil yang valid sehingga mempermudah analisa.

Analisa Log Radioaktif

1. Gamma Ray Log

a. Untuk membedakan lapisan-lapisa shale dan non shale pada sumur-sumur

openhole atau cased hole dan juga pada kondisi ada lumpur maupun tidak.

Page 6: Tugas Uji Sumur

Nama : Mohamad Harist Sampurna

NIM : 11.01.119

b. Sebagai pengganti SP Log untuk maksud-maksud pendeteksian lapisan

permeable,karena untuk formasi yang tidak terlalu resistif hasil SP Log

tidak terlaluakurat

c. Untuk mengetahui korelasi batuan dan prosentase kandungan shale pada

lapisanpermeable

d. Mendeteksi mineral-mineral radioaktif

e. Menentukan kedalaman perforasi yang telah diinjeksi air (water plugging)

2. Neutron Log

a. Untuk menentukan total porosity

b. Mendeteksi adanya formasi gas setelah dikombinasikan dengan porosity

toollainnya seperti Density Log)

c. Penentuan korelasi batuan

3. Formation Density Log

a. Untuk mengukur porositas batuan

b. Mengidentifikasi mineral batuan

c. Mengevaluasi shally sand dan lithologi yang kompak

d. Log ini juga dapat digunakan sebagai indikasi adanya gas

Gamma Ray Log merupakan rekaman tingkat radioaktivitas alami yang terjadi

karena tiga unsur yaitu Uranium (U),Thorium (Th) dan Potasium (K) yang dipancarkan

oleh batuan. Pemancaran yang terus menerus terdiri dari semburan pendek tenaga

tinggi sinar gamma yang mampu menembus batuan sehingga dapat dideteksi oleh

detektor.

Sinar gamma sangat efektif dalam membedakan lapisan permeable dan non

permeable karena unsur-unsur radioaktif cenderung berpusat di dalam serpih yang non

permeable dan tidak banyak terdapat dalam batuan karbonat atau pasir yang secara

umum besifat permeable.

Analisa Log Kombinasi

Log kombinasi diaplikasikan untuk semua junis log sebelumnya seperti

LogListrik, Log Induksi dan Log Radioaktif untuk mendapatkan kepastian jenisformasi

beserta kandungan formasi tersebut.