uji kualitas air sumur di pedukuhan semak, banjarasri

113
UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI, KALIBAWANG, KULON PROGO, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh: Yohanes Sarwono NIM: 151434017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS DANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

UJI KUALITAS AIR SUMUR

DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI, KALIBAWANG,

KULON PROGO, YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Yohanes Sarwono

NIM: 151434017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

i

UJI KUALITAS AIR SUMUR

DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI, KALIBAWANG,

KULON PROGO, YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

Yohanes Sarwono

NIM: 151434017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.

Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi

dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap,

supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku,

diberikan-Nya kepadamu.

(Yohannes 15:16)

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang Terkandung Tak Bernoda

Universitas Sanata Dharma

Kedua orang tua dan sanak saudara

Para bruder dari Kongregasi FIC

Para sahabat, kenalan dan para pembaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

vii

ABSTRAK

UJI KUALITAS AIR SUMUR

DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI, KALIBAWANG,

KULON PROGO, YOGYAKARTA

Yohanes Sarwono

151434017

Universitas Sanata Dharma

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, karena alasan

tertentu tidak setiap manusia bisa memperolehnya. Menurut Data Informasi

Kesehatan Indonesia, di Yogyakarta pada tahun 2017 sumber air layak minum ada

pada posisi 77,19 %. Untuk itu, peneliti tertarik untuk menguji kualitas air yang

ada di Pedukuhan Semak, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta,

karena air sumur yang dikonsumsi sering menyebabkan sakit perut bagi sebagian

warga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: kualitas air tanah di Pedukuhan

Semak berdasarkan parameter Fisika, Kimia, dan Biologi, serta mengetahui

perbedaan kualitas air sumur berdasarkan jarak dengan sumber pencemar. Sampel

air sumur diuji kualitasnya di lapangan dan laboratorium BLK Yogyakarta.

Standar baku mutu yang digunakan adalah Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor

23 tahun 2017. Penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Tiga

sumur yang dipilih mewakili tiga kriteria yang telah ditentukan berdasarkan jarak

sumur dengan septic tank. Sumur A < 15 m, Sumur B berjarak antara 15 - 25 m,

dan Sumur C > 25 m.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga sumur di Pedukuhan Semak

secara fisika dan kimia memiliki kualitas air yang baik sesuai dengan Peraturan

Menteri Kesehatan RI nomor 23 tahun 2017. Secara biologi, kandungan bakteri

Coliform; Sumur A (berjarak 9 m dari septic tank) terdapat > 1.600 MPN/100 ml,

Sumur B (berjarak 18 m) terdapat 1,8 MPN/100 ml dan Sumur C (berjarak 35 m

dengan saptic tank) terdapat > 1.600 MPN/100 ml. Kandungan bakteri E. Coli

pada sumur A > 1.600 MPN/100 ml, sumur B 1,8 MPN/100 ml dan Sumur C 140

MPN/100ml.

Kata kunci :Kualitas air sumur, Pedukuhan Semak, Bakteri Coliform, bakteri

E. Coli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

viii

ABSTRACT

GROUND WATER QUALITY TESTING

IN PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI, KALIBAWANG,

KULON PROGO, YOGYAKARTA

Yohanes Sarwono

151434017

Sanata Dharma University

Clean water is one of the people’s basic needs. However, for a particular

reason, not everyone has an access to the clean water. According to Indonesian

Health Information Center, in Yogyakarta in 2017, the people who can access the

clean water are at 77.19% of the total population. Therefore, the researcher is

interested in testing the water quality available in Pedukuhan Semak (Semak

Village), Banjarsari, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta because the water

the people consume from the wells cause them diarrhea.

The researcher aims to find: the land water quality in Pedukuhan based on

the Physics, Chemical, and Biology parameters as well as to figure out the

differences between the distance and the source of pollution. The sample quality

testing is conducted in BLK’s laboratory and field in Yogyakarta. The quality

standard implemented in this research is Health Minister Regulation of Indonesia

number 23, 2017. The research applies Sampling Purposive technique. Three

wells are chosen to represent three criteria based on the distance between the

wells and the septic tanks; Well A < 15 m, Well B is 15 – 25 m and Well C > 25 m

far from the septic tanks.

The research shows that the water quality in all three wells in Pedukuhan

Semak measured by physics and chemical parameters is in good condition in

accordance with Indonesia Health Minister Regulation number 23 Year 2017.

Biologicaly, the number of Coliform bacteria in each well is; Well A (9 m from the

septic tank) there is more than 1.600 MPN /100 ml water, well B (18 m from

septic tank) contains 1,8 MPN Coliforms /100 ml water and in well C (35 m from

the septic tank) contains more than 1600 MPN Coliform per 100 ml water. In

short, the E. Coli bacteria in Well A > 1.600 MPN/100 ml, Well B 1.8 MPN/100

ml and Well C 140 MPN/100 ml.

Keywords : Well water quality, Pedukuhan Semak, Coliform Bactery, E. Coli

Bactery.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

ABSTRACT .......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR dan DAFTAR GRAFIK................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 7

A. Pencemaran Air ......................................................................................... 7

B. Pengamatan Kualitas Air ........................................................................... 9

C. Bakteri ........................................................................................................ 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

xii

D. Bakteri Coliform ........................................................................................ 12

E. Bakteri Escherichia coli ............................................................................. 13

1. Klasifikasi Bakteri Escherichia coli ...................................................... 14

2. Morfologi dan Fisiologi Bakteri Escherichia coli ................................. 14

3. Habitat Bakteri Escherichia coli ............................................................ 14

4. Penyakit yang Dapat Ditimbulkan Oleh Bakteri Escherichia coli ........ 14

F. Uji Bakteri Escherichia coli pada Sampel Air ........................................... 16

1. Uji Penduga ........................................................................................... 16

2. Uji Konfirmasi ....................................................................................... 17

3. Uji Pelengkap......................................................................................... 17

4. Pewarnaan Gram .................................................................................... 17

G. Persyaratan Air Minum ............................................................................. 18

H. Penelitian Lain yang Relevan .................................................................... 20

I. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 26

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 26

B. Sampel dan Populasi .................................................................................. 26

C. Variabel Penelitian ..................................................................................... 26

1. Klasifikasi Jarak Sumur dengan Septic Tank......................................... 26

2. Parameter Uji ......................................................................................... 27

D. Batasan Penelitian ..................................................................................... 27

E. Teknik Penelitian ....................................................................................... 28

F. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 28

G. Alat dan Bahan .......................................................................................... 29

H. Prosedur Kerja ........................................................................................... 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

xiii

1. Pendahuluan ........................................................................................... 29

2. Pengambilan Sampel ............................................................................. 29

3.Pengukuran Parameter Kualitas Air Sampel .......................................... 30

I. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 31

J. Analisis Data ............................................................................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 33

A. Hasil Pengukuran Parameter Fisika, Kimia, dan Mikrobiologi ................ 35

B. Pembahasan ............................................................................................... 37

1. Parameter Fisika .................................................................................... 37

2. Parameter Kimia .................................................................................... 41

3. Parameter Mikrobiologi ......................................................................... 45

C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 54

BAB V PENERAPAN HASIL PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN

DI DUNIA PENDIDIKAN ................................................................................. 56

A. Kompetensi Inti ......................................................................................... 56

B. Kompetensi Dasar ...................................................................................... 57

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 60

A. Kesimpulan ................................................................................................ 60

B. Saran .......................................................................................................... 61

1. Bagi Masyarakat .................................................................................... 61

2. Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................................... 62

DFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 63

LAMPIRAN ........................................................................................................ 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Mikroba ysng Dapat Menyebar Lewat Air .............................. 8

Tabel 2.2 Persyaratan Air Minum Menurut Permenkes RI................................. 18

Tabel 2.3 Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 22

Tabel 3.1 Tabel untuk Pengumpulan Data .......................................................... 31

Tabel 4.1 Data Informasi Ketiga Sumur Warga.................................................. 35

Tabel 4.2 Data Hasil Uji Fisika, Kimia, dan Mikrobiologi Ketiga Air Sumur ... 36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ............................................................. 25

Gambar 4.1 Pemodelan Keadaan Dataran Sumur C ........................................ 49

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Pengukuran Suhu Air ............................................................ 39

Grafik 4.2 Hasil Uji Kekeruhan ....................................................................... 41

Grafik 4.3 Hasil Uji Tingkat Keasaman (pH) .................................................. 42

Grafik 4.4 Hasil Uji Kesadahan (CaCo3) ......................................................... 43

Grafik 4.5 Hasil Uji TDS (Total Dissolved Solid) ........................................... 45

Grafik 4.6 Hail Uji Bakteri Coliform ............................................................... 46

Grafik 4.7 Hasil Uji Bakteri E. coli ................................................................. 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ......................................................................................... 67

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................ 72

Lampiran 3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) .......................................... 80

Lampiran 4. Instrumen Penilaian Tes .............................................................. 85

Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penelitian ................................................ 90

Lampiran 7. Foto Dokumentasi dan Sketsa Lokasi Penelitian ........................ 91

Lampiran 8. Hasil Uji Kualitas Air di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kali-

brasi Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta ................. 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Air minum yang sehat akan mendukung dalam meningkatkan

kesehatan tubuh. Memiliki tubuh sehat merupakan dambaan setiap orang

pada umumnya. Dengan keadaan tubuh yang sehat, manusia dapat

melakukan aktifitasnya dengan lebih baik dalam hidupnya. Namun kesehatan

tidak datang dengan sendirinya, diperlukan usaha dengan berbagai upaya

agar kesehatan tubuh tetap terjaga dengan lebih baik. Semestinya kesehatan

tetap dijaga, karena dalam kondisi sehatlah manusia dapat mengisi hidupnya

dengan lebih baik jika dibandingkan dalam kondisi sakit.

Negara Indonesia telah mengupayakan terwujudnya pembangunan

derajat kesehatan masyarakat dengan lebih baik lagi dengan menetapkan UU

RI No. 23, tahun 1992. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Usaha untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tersebut diselenggarakan melalui

16 macam kegiatan, salah satunya adalah Pengamanan Makanan dan

Minuman yang tertuang pada Bab. V terkait dengan Upaya Kesehatan,

Bagian Keempat.

Selain itu, pemerintah juga menetapkan kelayakan air minum. Air

minum yang sehat memenuhi persyaratan mikrobiologi, kimia, radioaktif,

dan fisik sesuai Permenkes RI No:492/MENKES/PER/IV/2010 tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

2

syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih. Syarat-syarat dan

pengawasan air bersih ini meliputi persyaratan fisik yaitu tidak berbau, tidak

berwarna, dan tidak berasa, sedangkan untuk persyaratan mikrobiologi nilai

Mos Probable Number (MPN) Coliform dan E. Coli yaitu 0/100 mL.

Menurut Kusnaedi (2010) derajat kesehatan masyarakat di suatu desa

dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan sosial budaya masyarakat.

Permasalahan yang sering dijumpai dalam kehidupan masyarakat pedesaan

adalah air. Kebutuhan air masyarakat pedesaan umumnya masih tergantung

pada sumber air alami. Di lain pihak, karena ada perubahan ekosistem di

hulu sumber air maka terjadi perubahan kualitas sumber air. Sering juga

terjadi secara alami kondisi sumber air setempat tidak layak untuk keperluan

rumah tangga, khususnya minum. Air gambut di daerah pasang surut,

misalnya, tidak memenuhi syarat kesehatan secara fisik maupun kimia.

Makanan dan air minum yang terkontaminasi bakteri Escherichia coli

(E. coli) dapat menjadi indikasi bahwa makanan dan minuman tersebut

terkontaminasi oleh tinja. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan tempat

penyimpanan. Kesalahan penyimpanan pada suhu yang kurang tepat pada

makanan juga dapat meningkatkan resiko penyakit. Sampai 25% infeksi pada

bayi dan anak kecil di negara berkembang disebabkan oleh E. coli yang

ditemukan pada 10-20% dan 1-5% kasus pada pusat-pusat pengobatan.

Bakteri tersebut juga merupakan penyebab utama diare yang diderita

wisatawan di negara berkembang (Amaliyah N., 2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

3

Menurut Oksfriani dan Yenni (2018) air menjadi jalur cara penularan

E. coli dan dapat mencemari perairan melalui tinja dari manusia maupun

hewan. E. coli juga ditemukan di peternakan sapi yang kemungkinan karena

pakan yang diberikan, serangga, sampah dan serta keberadaan mikroba

dalam tanah dan air. Jenis tanah juga mempengaruhi keberadaan bakteri E.

coli di lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah liat

meningkatkan ketahanan dan aktivitas E. coli serta bakteri koliform lainnya.

Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017, menunjukkan

bahwa persetase rumah tangga menurut sumber air minum layak adalah pada

tahun 2015 sebanyak 70,97% , pada tahun 2016 sebanyak 71,14% , dan pada

tahun 2017 sebanyak 72,04%. Di daerah Yogyakarta terdapat persentase

rumah tangga menurut sumber air minum layak adalah pada tahun 2015

sebanyak 80,99%, pada tahun 2016 sebanyak 81,04%, dan pada tahun 2017

sebanyak 77,19%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa persentase

sumber air minum rumah tangga yang layak di Yogyakarta mengalami

penurunan pada tahun 2017 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Daerah Yogyakarta khususnya di Pedukuhan Semak, Banjarasri,

Kalibawang, Kulon Progo juga mengalami permasalahan dalam mencukupi

kebutuhan air bersih bagi penduduk setempat terutama saat kemarau tiba.

Pada musim kemarau, sebagian warga yang tingga dekat saluran irigasi

memanfaatkan air sumur yang diduga berasal dari air rembesan yang berasal

dari saluran irigasi. Dugaan ini diperkuat dengan adanya kenyataan bahwa

sumur mengering saat saluran irigasi tidak mengalir. Selain itu, beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

4

warga yang belum terbiasa mengkonsumsi air tersebut baik dewasa maupun

anak-anak mengalami sakit perut. Selain permasalahan tersebut, masih

didapatkan warga yang kurang memperhatikan jarak aman antara sumur

dengan sumber pencemar, karena masih ditemukan sumur warga yang

berjaraj 9 m dengan septic tank sebagai sumber pencemar.

Permasalahan lain yang terjadi adalah adanya warga yang air sumurnya

mengalami penurunan kualitas. Air yang dulunya jernih, tidak berbau, dan

rasanya tawar berubah menjadi kurang jernih, memiliki aroma yang tidak

sedap dan rasanya kurang enak. Bahkan ada warga yang sudah beberapa kali

membuat sumur untuk memperoleh air yang bersih untuk kebutuhan

konsumsi dan sanitasi sehari-hari hasilnya tidak baik. Akhirnya sumur yang

terakhir dibuat oleh warga tersebut memiliki kualitas air yang lebih baik dari

sumur-sumur yang dibuat sebelumnya. Sumur tersebut memiliki jarak terjauh

dari septic tank dan kandang babi yang diduga mencemari air sumur yaitu

dengan jarak 35 m.

Untuk itu, peneliti tertarik untuk meneliti kualitas tiga air sumur yang

digunakan oleh masyarakat yang ada di Pedukuhan Semak, Banjarasri,

Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta. Berdasarkan ketertarikan tersebut

peneliti berniat meneliti kualitas sumber air tanah warga yang berada pada

tiga sumur warga tersebut. Peneliti merumuskan judul penelitian ini dengan

judul: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK,

BANJARASRI, KALIBAWANG, KULON PROGO, YOGYAKARTA.

Berdasarkan pengamatan peneliti, penelitian dengan judul tersebut di atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

5

belum pernah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Beberapa peneliti

sudah ada yang melakukan penelitian mengenai uji kualitas air sumur yang

digunakan untuk minum dan kebutuhan lainnya, namun belum ditemukan

peneliti yang meneliti air sumur yang ada di Pedukuhan Semak, Banjarasri,

Kalibawang, Kulon Proga, Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dirumuskan beberapa

masalah-masalah dalam penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kualitas air sumur yang ada di Pedukuhan Semak?

2. Bagaimana perbedaan kualitas air sumur berdasarkan dengan jarak

sumber potensi pencemar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini antara lain:

1. Mengetahui kualitas air sumur di Pedukuhan Semak.

2. Mengetahui perbedaan kualitas air sumur berdasarkan jarak dengan

sumber potensi cemaran.

D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti karena menambah

pengetahuan dan kompetensi bagi peneliti. Selain itu peneliti menjadi

lebih berpengalaman dalam melakukan penelitian mengenai kualitas

sumber air tanah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

6

2. Bagi Dunia Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi sumbangan pengetahuan

bagi dunia pendidikan di sekolah maupun di perguruan tinggi. Harapan

lain dari hasil penelitian ini adalah bisa menjadi rujukan khususnya dalam

melaksanakan penelitian terhadap kualitas air minum yang baik dan aman

bagi kesehatan manusia.

3. Bagi Masyarkat

Melalui penelitian ini masyarakat dapat mengetahui ciri-ciri air yang

baik dan aman untuk dikonsumsi sebagai air minum. Khususnya bagi

masyarakat di Pedukuhan Semak, mereka menjadi lebih tahu kualitas air

yang ada di daerahnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pencemaran Air

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting untuk

keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Kualitas air

yang baik akan mendukung kesehatan fisik manusia dan makhluk hidup

lainnya. Untuk itu air perlu dijaga agar tidak tercemar. Pencemaran air

adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau

komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air

turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi

sesuai dengan peruntukannya (PP no 82 tahun 2001). Pencemaran air dapat

terjadi secara alami seperti bencana alam maupun karena ulah manusia

seperti membuang limbah/sampah secara sembarangan.

Ketersediaan air bersih akan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. Namun air juga menjadi salah satu media penularan berbagai

penyakit. Air yang terkontaminasi tinja manusia menjadi salah satu penyebab

timbulnya gangguan saluran pencernaan. Hingga saat ini masih banyak

penduduk Indonesia yang belum terbebas dari penyakit saluran pencernaan

seperti diare, kolera, disenteri hingga tifus, karena berbagai penyakit ini

berhubungan dengan kebersihan air (waterborne diseases). Permasalahan

penyakit saluran pencernaan ini sangat berhubungan dengan prilaku manusia,

sarana air bersih, dan pengelolaan limbah maupun kesehatan lingkungan

(Hiswani, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

8

Air yang tercemar selain mengganggu keberlangsungan hidup keaneka-

ragaman hayati yang ada, juga mengganggu kesahatan manusia. Menurut H.

Arif Sumantri (2017) peran air sebagai pembawa penyakit menular

bermacam-macam, antara lain:

1. Air sebagai media hidup mikroba patogen;

2. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit;

3. Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak

dapat membersihkan diri; dan

4. Air sebagai media hidup vektor penyakit.

Ada beberapa penyakit yang masuk dalam kategori waterborne

disaeses, atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak

terdapat di daerah-daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila

mikroba penyebabnya dapat masuk dalam sumber air yang dipakai

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Adapun jenis mikroba

yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa, dan metazoa.

Tabel 2.1 Daftar Mikroba ysng Dapat Menyebar Lewat Air

Agen Penyakit

Virus

Rotavirus Diare pada anak

Virus Hepatitis A Hepatitis A

Virus Poliomyelitis Polio (myelitis anterior acuta)

Vibrio cholerae Cholera

Bakteri

Escherichia Coli Diare/Dysenterie

Enteropatogenik

Salmonella typhi Typhus abdominalis

Salmonella paratyphi Paratyphi

Shigella dysenteriae Dysenterie

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

9

Agen Penyakit

Protozoa

Entamuba histolitica Dysenterie amoeba

Balantidia coli Balantidiasis

Giarda lamblia Giardiasis

Metazoa

Ascaris lumbricoides Ascariasis

Clonorchis sinensis Clonorchiasis

Diphyllobothrium latum Diphylobothriasis

Teania saginata/solium Taeniasis

schistosoma Schistosomasis

B. Pengamatan Kualitas Air

Kondisi kualitas air secara sederhana dapat diketahui secara langsung

melalui pengamatan. Kondisi air yang dapat diamati secara langsung antara

lain warna, kekeruhan, bau, suhu, dan rasa. Namun untuk memperoleh hasil

yang lebih akurat dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat.

Menurut Izarul Machdar (2018), sifat-sifat standar fisika air diantaranya

adalah warna, kekeruhan, bau, rasa, suhu dan padatan.

1. Warna

Warna air disebabkan oleh mineral terlarut, bahan pewarna atau

humic acid dari tumbuhan. Limbah industri kertas dan pencelupan kain

merupakan penyumbang zat warna yang sangat signifikan. Limbah yang

mengandung besi, magnesium, dan plankton juga dapat menyebabkan air

berwarna.

2. Kekeruhan (tubiditas)

Kekeruhan disebabkan adanya bahan tersuspensi yang menyebar

dan menyerap cahaya di dalam air. Kekeruhan air dapat dikorelasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

10

dengan suspended solids (padatan terlarut), tetapi hanya untuk air dari

sumber yang sama.

3. Bau

Air bersih tidak berbau. Banyak senyawa-senyawa organik dan

beberapa senyawa kimia anorganik, termasuk ganggang dan organisme

lainnya adalah penyebab bau. Kandungan hidrogen sulfida (H2S) yang

terkadang terdapat pada air bawah tanah dan air limbah menyebabkan air

berbau.

4. Rasa

Rasa juga disebabkan oleh mikroorganisme atau ganggang yang

mati. Rasa juga bisa disebabkan olah tingginya konsentrasi garam, seperti

Ca2+

, Mg2+

, dan Cl.

5. Suhu

Suhu sangat penting dalam parameter air di dalam stabilitasnya.

Pada unit pengolahan limbah, suhu juga sangat nyata pengaruhnya

terhadap polusi mikroorganisme. Naiknya suhu juga akan mempengaruhi

penurunan kelarutan oksigen dalam air.

6. Padatan

Kandungan padatan dalam air merupakan parameter penting.

Jumlah, ukuran, dan jenis padatan tergantung pada jenis air limbah.

Padatan dalam air dapat dibagi menjadi beberapa, diantaranya adalah TS

(total solids) padatan total, SS (suspended solids) padatan tersuspensi,

TDS (total dissolved solid) total padatan terlarut, TVS (total volatile

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

11

solids) total padatan yang dapat menguap, dan VSS (volatile suspended

solids) padatan tersuspensi yang dapat menguap.

C. Bakteri

Bakteri menurut Mades Fifendy (2017), merupakan salah satu jenis

mikroorganisme yang tidak bisa dilihat dengan mata secara langsung. Bakteri

memiliki bentuk morfologi yang bermacam-macam, antara lain bulat, batang,

dan sepiral.

1. Bakteri Bentuk Basil

Bakteri berbentuk batang dikenal sebagai basil. Kata basil berasal

dari kata bacillus yang berarti batang. Bakteri bertuk basil dapat

dibedakan antara lain:

a. Basil tunggal yaitu bakteri yang hanya berbentuk satu batang tunggal.

b. Diplobasi yaitu bakteri berbentu batang yang bergandengan dua-dua.

c. Steptobasil yaitu bakteri bentuk batang yang bergandengan memanjang

membentuk rantai.

2. Bakteri Bentuk Bola

Bakteri berbentuk bola dikenal sebagai cocus, bakteri ini juga dapat

dibedakan menjadi beberpapa, yaitu:

1. Monokokus, yaitu berbentuk bola tunggal

2. Diplokokus, yaitu berbentuk bola yang bergandengan dua-dua

3. Sarkina, yaitu bakteri berbentuk bola yang berkelompok empat-empat

sehingga bentuknya mirip kubus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

12

4. Streptokokus, yaitu bakteri bentuk bola yang berkolompok memanjang

membentuk rantai.

5. Stafilokokus, yaitu bekteri berbentuk bola yang berkoloni membentuk

sekelompok sel tidak teratur sehingga bentuknya mirip buah anggur.

3. Bakteri Bentuk sepiral

Bakeri bentuk spiral terdapat tiga macam, antara lain:

1. Spiral, yaitu golongan bakteri yang bentuknya seperti spiral

2. Vibrio, ini dianggap sebagai bentuk spiral tak sempurna.

3. Spiroseta yaitu golongan bakteri berbentu spiral yang bersifat lentur.

Pada saat bergerak, tubuhnya dapat memanjang dan mengerut.

D. Bakteri Coliform

Bakteri coliform adalah bakteri yang termasuk aerobik dan fakultatif

aerobik, gram negatif, tidak berbentuk spora mefermentasi laktosa,

membentuk asam dan gas dalam 48 jam pada suhu 350C. Fecal coliform

dibatasi atas organisme yang tumbuh pada saluran pencernan manusai dan

hewan berdarah panas, meliputi tiga generasi: Escherichia, Klebisiella dan

Enterobacter (Lestari, LA. dkk, 2014).

Budiman Chandra (2009) mengemukakan bahwa organisme non spora,

motil dan non motil berbentuk batang dan mampu mengadakan fermentasi

laktosa menghasilkan asam dan gas pada suhu 370 C dalam waktu 24 jam.

Contoh koliform fases adalah E. coli dan koliform non fases adalah

Klebsiella aerogeus. Ditemukannya E. coli dalam sumber air merupakan

indikasi pasti pencemaran oleh fases manusia. Ada beberapa alasan indikator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

13

koliform yang terpilih untuk dipakai sebagai indikator kontaminasi fases

dibanding patogen lainnya yang terdapat di traktus digestivus (saluran

pencernaan) manusia, antara lain:

1. Organisme koliform terdapat dalam jumlah besar dalam usus manusia,

kira-kira 200-400 milyar kuman dikeluarkan melalui tinja setiap hari.

Kuman ini jarang sekali ditemukan di dalam air. Apabila ditemukan

dalam air akan menjadi bukti kuat adanya kontaminasi fases manusia.

2. Organisme ini mudah dideteksi dengan metode kultur walaupun hanya 1

kuman dalam 100 cc air sedangkan kuman patogen lainnya sulit dideteksi.

3. Organisme ini lebih tahan hidup dibandingkan dengan kuman usus

patogen lainnya.

4. Organisme ini lebih resisten terhadap proses purifikasi air secara alamiah.

Bila organisme koliform ini ditemukan dalam sampel air maka dapat

disimpulkan bahwa kuman usus patogen yang lain dapat juga ditemukan

dalam sampel air tersebut di atas walaupun dalam jumlah yang kecil.

E. Bakteri Escherichia coli

1. Klasifikasi Bakteri Escherichia coli

Klasifikasi bakteri Escherichia coli menurut Siti Murwani, 2015

adalah sebagai berikut:

Kingdom Prokaryotae

Divisi Gracilicutes

Klas Scotabacteria

Oerdo Eubacteriales

Famili Euterobacteriaceae

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

14

Genus Escherichia

Spesies Eschericia coli.

2. Morfologi dan Fisiologi Bakteri Escherichia coli

Bakteri Eschericia coli adalah bakteri gram-negatif, bersifat

anaerob pakultatif, berbentuk batang berukuran panjang sekitar 20 µm

lebar 0,25 - 1 µm, volume sel 0,6 - 0,7 µm, tidak membentuk spora, dan

motil dengan flagela pertirikus. Eschericia coli mempunyai anti gen

permukaan 0 antigen, merupakan bagian lapisan LPS; H antigen:

Flagelin; K antigen: kapsula.

3. Habitat Bakteri Escherichia coli

Eschericia coli bisa ditemukan dalam intestium (usu halus) bagian

bawah dari hospel berdarah panas (endoterm). Sebagian besar E. coli

tidak berbahaya, tetapi beberapa serotipe dapat menyebabkan keracunan

makanan yang serius pada hospesnya. Strain yang tidak berbahaya

karena merupakan flora usus, dan menguntungkan hospesnya, karena

dapat memproduksi vitamin K, dan mencegah kolonisasi patogen pada

intestium (Sri Murwani dkk, 2017). Bakteri Eschericia coli merupakan

bakteri Enterobacteriaceae yang terdapat di traktus (saluran) intestinal

manusia (Mardiyantoro, F. dkk, 2018).

4. Penyakit yang Dapat Ditimbulkan Oleh Bakteri Escherichia coli

Menurut Nur Hidayat dkk (2018), secara umum bakteri E. coli

digolongkan menjadi dua golongan. Dua golongan bekteri tersebut yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

15

a. E. coli yang bersifat patogenik

E. coli yang bersifat patogenik ini meliputi EHEC (Entero-

hemorrhogic Escherichia coli), UPEC (Uropathogenic Escherichia

coli), AIEC (Adherent-invasive Escherichia coli), EAEC (Entero-

aggregative Escherichia coli), ETEC (Enterotoxigenic Escherichia

coli), dan EXPEC (Extraintestinal pathogenic Escherichia coli).

Sebagian besar E. coli yang bersifat patogenik dapat menyebabkan

berbagai penyakit. Beberapa penyakit tersebut misalnya

gastroenteritis, infeksi saluran kemih, neonatal meningitis,

hemorragic colitis, dan Crohn’s disease. Gejala umum terserang E.

coli patogen antara lain abdominal cramps, diare, hemorragic colitis,

muntah-muntah, dan kadang-kadang demam.

b. E. coli yang bersifat non-patogen

E. coli yang bersifat non-patogen merupakan penghuni asli

saluran pencernaan manusia (commensal E.coli). E. coli strain Nissle

1917, yang juga dikenal dengan nama dagang Mutaflor, dan E. coli

083:K24:H31 yang dikenal dengan nama dagang Colifan telah

digunakan sebagai agen probiotik untuk mencegah berbagai penyakit

saluran pencernaan termasuk inflammatory bowel disease. Strain E.

coli non-patogen merupakan bagian mikrifora normal dalam saluran

pencernaan dan menguntungkan manusia dengan memproduksi

vitamin K2, atau dengan mencegah pertumbuhan bakteri patogen di

dalam usus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

16

F. Uji Bakteri Escherichia coli pada Sampel Air

Uji bakteriologi Escherichia coli pada sampel air dapat menggunakan

beberapa tahap uji. Beberapa tahapan uji bakteriologi yang perlu dilakukan

yaitu uji penduga, uji konfirmasi, uji pelengkap, dan uji pewarnaan gram.

Menurut Husna (2018) dalam penelitiannya yang berjudul Identifikasi

Escherichia coli pada Es Dawet di Kota Banda Aceh, beberapa tahap

pemeriksaan bakteri Escherichia coli dapat dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1. Uji Penduga

Uji penduga menggunakan medium Lactose Broth (LB) dalam

tabung reaksi. Tabung reaksi yang digunakan dalam uji penduga ini

berjumlah 7 buah. Setiap tabung diberi penanda/label dan diisi dengan 10

ml LB serta dimasukkan tabung Durham dengan posisi terbalik. Lima

tabung pertama diisi dengan 10 ml sampel air sumur, satu tabung ke dua

diisi dengan 1,0 ml sampel air sumur, dan 1 tabung terakhir diisi dengan

0,1 ml sampel air sumur. Kemudia semua tabung (7 tabung) diinkubasi

selama 24 jam dengan suhu 370 C. Jika terbentuk gas dalam tabung

durham maka uji penduga dinyatakan positif, namun jika setelah sampel

diinkubasi selama 24 jam tidak terbentuk gas dalam tabung durham, maka

uji dinyatakan negatif. Hasil positif pada uji menandakan adanya

fermentasi laktosa yang menghasilkan gas. Hasil uji yang positif

kemudian dilanjutkan dengan uji konfirmasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

17

2. Uji Konfirmasi

Uji konfirmasi menggunakan medium Brillian Green Lactose Broth

(BGLB) sebanyak 10 ml pada tabung reaksi yang di dalamnya dipasang

tabung durham secara terbalik. Sampel dari tabung LB yang positif

diambil satu ose dan diinokulasi dalam medium BGLB. Masing-masing

tabung diberi penanda/label sesuai dengan serinya, dan diinkubasi selama

24 jam pada suhu 440 C. Jika terbentuk gas pada tabung Durham maka uji

dinyatakan positif, namun jika tidak terbentuk gas dari hasil inkubasi

maka uji dinyatakan negatif. Hasil positif didata dan dirujuk ke tabel MPN

seri 7 tabung.

3. Uji Pelengkap

Medium yang digunakan dalam uji pelengkap ini adalah Eosin

Methylene Blue Agar (EMBA). Setiap tabung BGLB yang memiliki hasil

uji positif diambil satu ose dan ditanamkan pada medium EMBA secara

aseptik. Setelah itu media EMBA diinokulasi selama 24 jam pada suhu

370 C kemudian diamati bakteri yang tumbuh. Hasil inokulasi yang positif

pada media EMBA ditandai dengan terbentuknya koloni bakteri meng-

kilap seperti metalicgreen. Untuk memastikan apakah bakteri tersebut

merupakan bakteri Escherichia coli maka dilakukan pewarnaan gram.

4. Pewarnaan Gram

Gelas objek yang sudah dibersihkan ditetesi satu tetes aquades steril,

kemudian satu ose biakan sampel dilebarkan sekitar 1 cm, dan difiksasi

diatas api. Selajutnya larutan pewarna kristal violet diteteskan, dibiarkan 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

18

menit, dan kemudian dicuci dengan air mengalir. Langkah selajutnya

adalah ditetesi dengan alkohol 96% dan dibiarkan selama 10 detik.

Kemudian dicuci dengan air mengalir, ditetesi safranin dan dibiarkan

selama 30-60 menit dan dicuci dengan air mengalir. Setelah itu gelas

objek dikeringkan dengan kertas serap, ditetesi minyak emersi dan diamati

dengan mikroskop dengan perbesaran 100 kali. Bila hasil pewarnaan

diperoleh bakteri berwarna merah dengan bentuk basil (batang), maka

bakteri tersebut adalah golongan Gram negatif.

G. Persyaratan Air Minum

Pemerintah melalui Mentri Kesehatan Republik Indonesia telah

mengatur persyaratan air minum yang layak dikonsumsi. Persyaratan air

minum yang layak dikonsumsi menurut Peraturan Mentri Kesehatan

No.492/Menkes/Per/IV/2010 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Persyaratan Air Minum Menurut Permenkes RI

No Jenis Parameter Satuan

Kadar

maksimum yang

diperbolehkan

1 Parameter yang berhubungan

langsung dengan kesehatan

a. Parameter Mikrobiologi

1) E. coli Jumlah per 100

ml sampel

0

2) Total Bakteri Koliform Jumlah per 100

ml sampel

0

b. Kimia an-organik

1) Arsen Mg/l 0.01

2) Fluorida Mg/l 1,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

19

No Jenis Parameter Satuan

Kadar

maksimum yang

diperbolehkan

3) Total Kromium Mg/l 0,05

4) Kadnium Mg/l 0,003

5) Nitrit, (Sebagai NO2-) Mg/l 3

6) Nitrat, (Sebagai NO2-) Mg/l 50

7) Sianida Mg/l 0,07

8) Selenium Mg/l 0,01

2 Parameter yang tidak langsung

berhubungan dengan kesehatan

a. Parameter Fisik

1) Bau Tidak berbau

2) Warna TCU 15

3) Total zat padat terlarut

(TDS) Mg/l 500

4) Kekeruhan NTU 5

5) Rasa Tidak berasa

6) Suhu 0C Suhu udara

+ 3

b. Parameter Kimiawi

1) Aluminium Mg/l 0,2

2) Besi Mg/l 0,3

3) Kesadahan Mg/l 500

4) Klorida Mg/l 250

5) Mangan Mg/l 0,4

6) pH Mg/l 6,5 – 8,5

7) Seng Mg/l 3

8) Sulfat Mg/l 250

9) Tembaga Mg/l 2

10) Amonia Mg/l 1,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

20

Dalam penelitian ini, peneliti tidak meneliti secara keseluruhan

kandungan air berdasarkan ketentuang yang telah dibuat oleh Mentri

Kesehatan Republik indonesia seperti yang telah tertera di atas. Peneliti

hanya meneliti beberapa bagian saja seperti: bau, warna, rasa, suhu,

kekeruhan, pH, kesadahan (CaCO3) TDS, bakteri Coliform, dan bakteri

Escherichia coli.

H. Penelitian Lain yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan yang pernah dilakukan sebelumnya

di antaranya adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Faris Ihsan dkk (2017)

dengan judul Kajian Air Sumur Gali untuk Wilayah Pedalangan yang

Mempunyai IPAL Komunal menyimpulkan bahwa E. coli pada sumur

gali dengan jarak 7 - 9 meter terhadap septic tank mempunyai nilai

konsentrasi yang melebihi baku mutu dengan prosentase 70% titik

sampling. Sedangkan sumur galian dengan jarak 10 - 20 meter terhadap

septic tank mempunyai konsentrasi melebihi baku mutu dengan

prosentase 57,14% titik sampling. Untuk lokasi B, jarak IPAL komunal

terhadap sumur gali berkisar dari 24-68 meter mempunyai prosentase

lebih kecil dari lokasi A dan lokasi C sebesar 26,56% titik sampling.

2. Lintje Boekoesoe (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Tingkat

Kualitas Bakteriologi Air Bersih di Desa Sosial Kecamatan Pagulaman

Kabupaten Boalemo menyampaikan bahwa setelah dilakukan uji penduga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

21

didapatkan hasil yang paling banyak mengandung bakteri E. coli yaitu air

sumur non beton dengan rata-rata 2,4 x 103 Sel/ml, sedangkan pada uji

penguat didapatkan 8 positif E. coli. Pada air sumur Beton dan Suntik

hanya terdapat 2 positif E. coli dengan rata-rata air sumur beton 1,3 x 101

Sel/ml dan air sumur suntik 0,95 x 101 Sel/ml.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Stiffany Clara Awuy dkk (2018) dengan

judul Kandungan Escherichia coli Pada Air Sumur Gali dan Jarak Sumur

Dengan Septic Tank di Kelurahan Rap-Rap Kabupaten Minahasa Utara

Tahun 2018 menyatakan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan di Labo-

ratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit

Sulawesi Utara diketahui jumlah kandungan E. coli berada pada kisaran

23 sampai > 1600 MPN/100 mL air. Kandungan E. coli dalam air sumur

gali menandakan bahwa air tersebut telah terkontaminasi oleh kotoran

atau tinja manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Selain

itu, hasil pengukuran pada 12 sampel sumur gali di Kelurahan Rap-Rap

yaitu terdapat 5 sumur gali memenuhi syarat (≥ 11 meter dari septic tank)

dan 7 sumur gali (58,33%) (jaraknya < 11 m dari septic tank). Kesimpulan

dari Penelitian ini yaitu kandungan E. coli dalam air sumur gali di

Kelurahan Rap-rap Kabupaten Minahasa Utara melebihi nilai ambang

batas yaitu 0/100 mL air.

Dari beberapa hasil penelitian yang relevan di atas, maka dapat dibuat

dalam bentuk tabel sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

22

Tabel 2.3 Hasil Penelitian yang Relevan.

No Judul Penelitian Hasil Referensi

1 Kajian Air Sumur

Gali untuk Wilayah

Pedalangan yang

Mempunyai IPAL

Komunal

Sumur galian warga

Pedalangan yang berjarak 7-

68 meter terhadap septic tank

terkontaminasi oleh bakteri

Escherichia coli 70% hingga

26,56% titik sampling.

Ihsan dkk,

(2017)

2. Tingkat Kualitas

Bakteriologi Air

Bersih di Desa Sosial

Kecamatan

Pagulaman

Kabupaten Boalemo

Sumur non beton lebih

banyak mengandung bakteri

Escherichia coli dibanding-

kan dengan sumur beton dan

suntik, sedangkan sumur

suntik lebih sedikit

mengandung Escherichia coli

dibanding dengan sumur non

beton maupun beton.

Boekoesoe,

(2010)

3. Kandungan

Escherichia cili Pada

Air Sumur Gali dan

Jarak Sumur Dengan

Septic Tank di

Kelurahan Rap-Rap

Kabupaten Minahasa

Utara Tahun 2018

Sumur galian warga

Kelurahan Rap-Rap Minahasa

Utara mengandung

Escherichia coli yang

menandakan bahwa air

tersebut terkontaminasi oleh

kotoran atau tinja manusia.

Awuy dkk,

(2018)

I. Kerangka Berpikir

Pencemaran merupakan masuknya zat, energi, makhluk hidup atau

komponen lain secara berlebihan ke lingkungan. Terjadinya pencemaran bisa

disebabkan oleh limbah industri, limbah peternakan, maupun limbah rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

23

tangga. Limbah rumah tangga hasil dari aktivitas yang sering dilakukan

adalah mandi, cuci dan kakus (MCK). Jika kegiatan-kegiatan yang meng-

hasilkan limbah tersebut penanganannya dengan membuang ke aliran

air/meresapkannya ke dalam tanah, maka air tanah akan mengalami

pencemaran.

Sumber air yang tercemar dari berbagai zat-zat pencemar dapat

menjadi petunjuk adanya bakteri-bakteri yang hidup di dalamnya. Bakteri

Eschericia coli merupakan salah satu bakteri yang bisa menjadi tolok ukur

tercemar atau tidaknya suatu sumber air. Menurut Budiman Chandra (2009)

Escherichia coli merupakan salah satu bakteri koliform yang mampu

mengadakan fermentasi laktosa menjadi asam dan gas pada temperatur 370C

dalam waktu 24 jam. Adanya bakteri Escherichia coli pada sumber air bisa

menjadi indikasi adanya cemaran fases manusia maupun hewan berdarah

panas. Bakteri E coli asing yang masuk dalam tubuh manusia dapat

menyebabkan gannguan kesehata pada saluran pencernaan.

Air sumur milik sebagian warga di Pedukuhan Semak, Banjarasri,

Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta diduga mengalami pencemaran. Hal

ini terbukti dengan ditemukannya kualitas air sumur yang mengalami

penurunan. Air sumur yang sebelumya cukup jernih, tidak berbau, dan

memiliki rasa yang tawar berubah menjadi tidak jernih, berbau dan memiliki

rasa yang tidak enak. Selain itu, di tempat warga lain pencemaran air sumur

diduga berasal dari saluran irigasi. Hal ini diperkuat dengan kenyataan

bahwa pada musim kemarau saat saluran irigasi tidak mengalir sumur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

24

mengalami kekeringan, namun ketika saluran irigasi mengalir maka sumur

akan terisi air dan bisa digunakan untuk kebutuhan konsumsi dan kegiatan

sanitasi. namun beberapa warga lain yang tidak terbiasa mengkonsumsi air

tersebut mengalami gangguan kesehatan pada pencernaan/mengalami sakit

perut.

Berdasarkan informasi yang peneliti dapat seperti yang telah ditulis di

atas, maka peneliti tertarik untuk menguji kualitas air sumur di Pedukuhan

Semak, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta. Pengujian ini

akan dilaksanakan secara langsung di lapangan maupun pengujian di Balai

Laboratorium Kesehatan (BLK) Yogyakarta. Data hasil uji yang terkumpul

akan diolah dan akan disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan juga secara

deskriptif.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan bagan

kerangka berpikir yang dapat di lihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

25

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Pengambilan Sampel Air Sumur

Pemeriksaan Parameter Kimia

dan Mikrobiologi di Balai

Laboratorium Kesehatan (BLK)

Yogyakarta

Persiapan Alat dan Bahan

Sterilisasi Alat dan Bahan

Pengolahan Data

Data Hasil Pemeriksaan dari

BLK Yogyakarta

Data disajikan dalam bentuk

narasi, deskriptif dan tabel.

Pemeriksaan Parameter Fisika

dan Kimia di Tempat

Data Hasil dari Pemeriksaan

di Tempat

Adanya Dugaan Terjadi

Pemcemaran Air Sumur

Tindak Lanjut

Uji Kualitas Air Sumur

Data informasi yang diperoleh

1. Air sumur keruh, bau tidak

sedap dan rasanya tidak enak

2. Menyebabkan sakit pada

pencernaan/sakit perut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan fenomena yang terjadi

secara nyata, realistik, aktual, nyata dan pada saat ini, karena penelitian ini

untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual,

dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena

yang diselidiki (Rukajat, A., 2018).

B. Sampel dan Populasi

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah air yang berasal

dari sumur di Pedukuhan Semak, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo,

Yogyakarta. Air yang diambil dari 3 sumur milik warga akan diuji kualitas

airnya secara fisika, kimia, dan biologi. Populasi target dalam penelitian ini

adalah sumber air tanah dari sumur warga.

C. Parameter Penelitian

Parameter yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua

parameter, yakni: Klasifikasi Jarak Sumur dengan Septic Tank dan Parameter

Uji yang akan dipakai. Klasifikasi dari variabel tersebut antara lain:

1. Klasifikasi Jarak Sumur dengan Septic Tank

Klasifikasi jarak sumur dengan septic tank dalam penelitian ini

dibagi menjadi tiga bagian. Tiga bagian ini antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

27

a. Air sumur A, dengan jarak terdekat (< 15 m) dengan septic

tank/sumber pencemar lainnya

b. Air sumur B, dengan jarak tengah (antara 15 – 25 m) dengan septic

tank/sumber pencemar lainnya

c. Air sumur C, dengan jarak terjauh (> 25 m) dengan septic

tank/sumber pencemar lainnya

2. Parameter Uji

Dalam penelitian ini Parameter Uji yang akan diuji adalah kualitas

air tanah yang berasal dari air sumur di Pedukuhan Semak, Banjarasri,

Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta. Parameter uji yang digunakan

dalam penelitian ini antara lain:

a. Parameter Fisika seperti bau, rasa, warna, kekeruhan, dan suhu,

b. Parameter Kimia seperti pH, Kesadahan dan TDS (Total Dissolved

Solids), dan

c. Parameter Mikrobiologi seperti bakteri Coliform, dan bakteri

Escherichia coli.

D. Batasan Penelitian

Batasan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Subjek penelitian berupa air tanah dari sumur warga

2. Objek penelitian berupa kualitas air

3. Parameter penelitian berupa parameter fisika, kimia, dan biologi

4. Parameter fisika berupa tingkat kekeruhan, TDS, suhu, rasa, warna, dan

bau.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

28

5. Parameter kimia berupa pH dan Kesadahan

6. Parameter biologi berupa total Coliform dan Escherichia coli

E. Teknik Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini menggunakan teknik

Purporsive Sampling. Menurut Sandu Siyoto (2015) Purporsive Sampling

adalah suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau

seleksi khusus. Dalam penelitian ini peneliti akan memilih tiga sumur warga

Pedukuhan Semak. Ketiga sumur warga tersebut airnya biasa digunakan

untuk sumber air minum maupun keperluan lainnya sehari-hari. Selain itu,

tiga sumur yang dipilih mewakili tiga kriteria yang telah ditentukan

berdasarkan jarak antara sumur dengan sumber pencemar seperti septic

tank/sumber pencemar lainnya. Sumur A berjarak kurang dari 15 m yaitu 8

meter, sumur B berjarak di antara 15 – 25 m yaitu 18 m, dan sumur C

berjarak lebih dari 25 m yaitu 35 m.

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Sampel air sumur diteliti oleh peneliti di dua tempat. Tempat penelitian

yang pertama penelitian dilakukan di lingkungan sumber air di Pedukuhan

Semak, Desa Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo Yogyakarta, dan yang ke

dua di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta, yang beralamat di Jalan

Ngadinegaran, MJ III No.62, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah

Istimewa Yogyakarta 55143. Penelitian ini dilakukan pada bulan September

tahun 2019.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

29

G. Alat dan Bahan

1. Alat

Beberapa alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

adalah Termometer, pH meter, TDS meter, botol plastik bekas air mineral,

dan botol kaca gelap steril untuk tempat sampel air sumur.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air tanah yang

berasal dari tiga sumur milik warga di Pedukuhan Semak, Desa

Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta.

H. Prosedur Kerja

1. Pendahuluan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi di

daerah target penelitian. Pengumpulan informasi tentang sumur/sumber

air dilakukan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di lingkungan

sekitar sumur/sumber air.

2. Pengambilan Sampel

Sampel air yang akan diteliti diambil dari tiga sumur/sumber air. Air

sumur/sumber yang diambil berasal dari Pedukuhan Semak, Desa

Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta.

Pedukuhan Semak terbagi menjadi 4 RT. Total jumlah sumur yang

ada di Pedukuhan Semak sebanyak 39 sumur yang biasa digunakan warga

sebagai sumber air minum dan memenuhi kebutuhan hidup lainnya setiap

hari. Sejumlah sumur ini masing-masing berada di RT 33 sebanyak 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

30

sumur, RT 34 sebanyak 10 sumur, RT 35 sebanyak 8 sumur, dan RT 36

tidak terdapat sumur.

3. Pengukuran Parameter Kualitas Air Sampel

a. Pengukuran sampel air di tempat

1) Bau, rasa dan warna

Pengukuran bau, rasa, dan warna dilakukan secara langsung di

lokasi penelitian. Penelitian dilakukan dengan cara membau dengan

indra pembau, menygecap dengan indra pengecap dan melihat

dengan indra penglihatan dari sampel air yang telah diambil. Hasil

pengamatan ditulis.

2) Pengukuran Suhu

Pengukuran suhu dilakukan di daerah penelitian secara

langsung. Termometer dimasukkan dalam sampel air yang telah

disiapkan dalam ember selama sekitar 5 menit. Setelah itu skala

termometer diamti dan hasilnya ditulis dalam tabel.

3) Pengukuran TDS (Total Dissolved Solids)

Pengukuran TDS dilakukan di tempat penelitian secara

lansung. TDS meter dicelupkan ke dalam air sampel yang telah

disediakan selama sekitar 5 menit, setelah itu skala TDS diamati.

Hasil pengamatan dicatat dalam tabel yang telah disediakan.

b. Pengukuran sampel air di Balai Laboratorium Kesehatan Yogykarta

Beberapa parameter yang lainnya dilakukan di Balai

Laboratorium Kesehatan Yogyakarta (BLK Yogyakarta). Beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

31

parameter penelitian yang akan dilakukan di BLK Yogyakarta di

antaranya adalah:

1. Pengukuran Kesadahan

2. Pengukuran pH

3. Pengukuran Kekeruhan

4. Pengukuran bakteri Coliform

5. Pengukuran bakteri Escherichia coli

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi secara

langsung di lapangan melalui wawancara maupun melihat/mengamati

keadaan lingkungan tempat penelitian. Untuk mendukung keakuratan hasil

penelitian, peneliti melakukan beberapa uji kualitas air secara fisik, kimia,

dan biologis baik secara langsung di lapangan maupun di Balai Laboratorium

Kesehatan Yogyakarta. Data hasil uji kualitas akan dirujukkan pada

parameter kualitas air minum yang tercantum dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No:492/MENKES/PER/IV/2010.

Data hasil pengamatan ditulis dalam tabel. Tabel untuk

mengumpulkan/menghimpun data hasil penelitian menggunakan format tabel

sebagai berikut ini.

Tabel 3.1 Tabel untuk Pengumpulan Data

Parameter Uji Satuan Kadar

Sumur A Sumur B Sumur C

1. Parameter Fisik

a. Bau

b. Warna

-

-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

32

Parameter Uji Satuan Kadar

Sumur A Sumur B Sumur C

c. Kekeruhan

d. Rasa

e. Suhu

NTU

- 0C

2. Parmeter Kimia

a. pH

b. Kesadahan

c. TDS (Total Dissolved

Solids)

-

mg/l

mg/l

3. Parameter Mikrobiologi

a. Bakteri Coliform

b. Escherichia coli

/100 ml sampel

/100 ml sampel

J. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dan dianalisis.

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara deskriptif dan disajikan

dalam bentuk tabel. Tabel hasil penelitian yang disajikan sebagai dasar untuk

melihat sampel air sumur yang tidak memenuhi syarat berdasarkan

pemeriksaan secara langsung di lapangan maupun hasil uji di Balai

Laboratorium Kesehatan Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peneliti melaksanakan penelitian di Pedukuhan Semak, Desa Banjarasri,

Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta kurang lebih selama 10 minggu. Kegiatan

penelitian ini dimulai dari survey lokasi, penentuan lokasi pengambilan sampel

air sumur, hingga memperoleh data hasil penelitian. Dari ketiga sumur yang

diteliti diperoleh data yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh jarak antara

sumur dengan sumber pencemar yang ada, tingkat kemiringan permukaan tanah

dan posisi sumur yang lebih rendah dari sumber pemcemar. Ketiga sumur

tersebut antara lain adalah sumur milik AS yang berjarak 9 meter dengan septic

tank, sumur milik PS yang berjarak 18 meter dari septic tank, dan sumur milik

YGS yang berjarak 35 meter dari septic tank.

Sumur milik AS merupakan sumur yang memiliki jarak terdekat dengan

septic tank dalam penelitian ini. Sumur yang dibuat pada tahun 2000 ini sudah

dibangun permanen dengan semen di dinding sumurnya. Untuk dapat

menggunakan air sumur pemilik sumur mengambilnya dengan mesin pompa air

dan menampungnya di bak penampungan yang dibuat dari semen, kemudian

disalurkan melalui pipa-pipa air dan kran pada ujungnya. Selain untuk minum

dan memasak, air sumur tersebut juga digunakan untuk MCK (Mandi, Cuci,

Kakus). Sumur yang dibangun di luar rumah ini memungkinkan hewan

peliharaan terutama unggas berkeliaran di sekitarnya.

Sumur yang ke dua dalam penelitian ini adalah sumur milik PS memiliki

jarak yang lebih jauh dibanding sumur milik AS. Sumur yang dibuat pada tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

34

2014 ini juga sudah permanen dengan semen pada dinding sumurnya. Air sumur

yang akan digunakan dipompa dengan mesin pompa air dan ditampung dalam

bak penampungan yang terbut dari plastik. Dari bak penampungan, air disalurkan

melalui pipa air dan kran pada ujungnya. Air sumur tersebut digunakan untuk

kebutuhan sehari-hari seperti minum, memasak, menyiram tanaman, dan MCK.

Sumur yang berada di luar rumah ini juga memungkinkan bagi hewan peliharaan

seperti unggas untuk berkeliaran di sekitarnya.

Sumur yang ke tiga dalam penelitian ini adalah sumur milik YGH. Sumur

yang dibuat pada tahun 2012 tersebut merupakan sumur yang memiliki jarak

terjauh dari septic tank dalam penelitian ini. Selain sudah dibangun beton pada

dindingnya, sumur tersebut juga ditutup dengan plat beton. Pemilik sumur

mengambil airnya dengan cara memompa menggunakan mesin pompa air dan

menampungnya dalam bak semen, sehingga pemilik sumur dapat memanfaatkan

air dengan cara mencedoknya langsung dari bak penampungan tersebut. Pemilik

sumur biasa menggunakan air tersebut untuk minum, masak dan MCK. Sumur

yang berada di pekarangan tersebut juga memungkinkan bagi hewan piaraan

seperti unggas berkeliaran di sekitarnya.

Peneliti melakukan pengambilan sampel dari sumur warga pada 17

September 2019 dan diserahkan di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Nomor FPPS : 024234

hingga 024236/FPPS/BLK-Y/10/2019. Di balai tersebut parameter yang diteliti

antara lain MPN Coliform, MPN E. coli, kekeruhan, pH, dan Kesadahan

(CaCO3). Hasil uji sampel air sumur, diambil oleh peneliti pada 1 November

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

35

2019. Selain itu, untuk pengambilan data bau, warna, rasa, suhu, dan TDS (Total

Dissolved Solids) dilakukan langsung oleh peneliti di lapangan pada 24 Oktober

2019. Data informasi ketiga sumur yang digunakan dalam penelitian ini dapat

diamati pada Tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Data Informasi Ketiga Sumur Warga

No Kategori Sumur A Sumur B Sumur C

1. Tahun Pembuatan Sumur 2000 2004 2012

2. Kedalaman Sumur 8 Meter 16 Meter 14 Meter

3. Materi Bak Penampungan Semen Plastik Semen

4. Jarak Sumur dengan Septic tank 9 Meter 18 Meter 35 Meter

A. Hasil Pengukuran Parameter Fisika, Kimia, dan Mikrobiologi

Data hasil penelitian di Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta tertuang dalam surat Laporan

Uji nomor 024234/LHU/BLK-Y/10/2019 untuk Sumur A (sumur milik AS),

surat Laporan Uji nomor 024235/LHU/BLK-Y/10/2019 untuk Sumur B

(sumur milik PS), dan surat Laporan Uji nomor 024236/LHU/BLK-

Y/10/2019 untuk Sumur C (sumur milik YGH). Hasil uji sampel kualitas air

sumur baik yang berasal dari Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta maupun yang dilakukan oleh

peneliti sendiri dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

36

Tabel 4.2 Data Hasil Uji Fisika, Kimia, dan Mikrobiologi Ketiga Air Sumur

No. Parameter Uji Satuan

Hasil Uji Standar Baku Mutu

Permenkes RI No. 492

thn 2010 Sumur A Sumur B Sumur C

1. Parameter Fisika

a. Bau

b. Warna

c. Rasa

d. Suhu

e. Kekeruhan

-

-

-

0C

NTU

Tidak berbau

Tidak berwarna

Tidak berasa

(29-29) 00C

2,96

Tidak berbau

Tidak berwarna

Tidak berasa

(32-31) 10C

9,37

Tidak berbau

Tidak berwarna

Tidak berasa

(32-31) 10C

1,44

Tidak berbau

Tidak berwarna

Tidak berasa

Suhu udara ± 3

25

2. Parameter Kimia

a. pH

b. Kesadahan (CaCO3)

c. TDS (Total Dissolved Solid)

-

mg/L

mg/L

6,95

155,22

176

6,93

119,40

147

6,88

133,33

182

6,5 – 8,5

500

500

3. Parameter Mikrobiologi

a. Gol. Coliform

b. Gol. E. coli

MPN/100 ml

MPN/100 ml

> 1600 *

> 1600 *

< 1,8

< 1,8

1600 *

140

50

-

*Melebihi Batas Baku Mutu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

37

B. Pembahasan

1. Parameter Fisika

a. Bau

Kualitas air bersih harus memenuhi standar baku mutu.

Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010

salah satu syarat air yang layak dikonsumsi adalah tidak berbau. Hasil

pengujian sampel air sumur A, air sumur B, dan air sumur C dapat

disimpulkan bahwa ketiga air sumur tersebut masih baik.

Peneliti melakukan pengambilan data secara langsung di

lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan cara membau sampel air

dari ke tiga sumur menggunakan indra pembau. Hasil dari penelitian

tersebut diketahui bahwa air sumur tersebut tidak berbau, hal ini

menandakan bahwa kualitas air dari ketiga sumur tersebut memenuhi

baku mutu, karena tidak berbau.

b. Warna

Warna dan bau perairan disebabkan oleh bahan-bahan yang

terlarut di dalamnya, baik bahan organik maupun bahan anorganik,

serta dipengaruhi oleh bahan/subtrat dasar perairan (Anton, 2019).

Warna air berpengaruh terhadap intensitas cahaya yang dapat masuk

dalam badan air dan mempengaruhi aktifitas berbagai organisme yang

ada di dalamnya.

Peneliti melakukan pengambilan data secara langsung di

lapangan. Sampel air dari ketiga sumur yang telah diambil diamati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

38

dengan cara melihatnya secara langsung dengan indra penglihatan.

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa ketiga air ampel tampak jernih

dan tidak berwarna. Hal ini menandakan bahwa ketiga sampel air

sumur tersebut memenuhi baku mutu kualitas air minum, karena tidak

berwarna.

c. Rasa

Air yang kualitasnya baik adalah tidak berbau dan memiliki rasa

yang tawar. Bua dan rasa merupakan dua hal yang mempengaruhi

kualitas air. Bau dan rasa dapat dirasakan langsung oleh indra

penciuman dan pengecap. Biasanya bau dan rasa air saling

berhubungan. Air yang berbau busuk memiliki rasa yang kurang

(tidak) enak. Secara estetika air yang berbau dan memiliki rasa tidak

enak tidak layak untuk dikonsumsi (Sujana Alamsyah, 2006).

Peneliti menghimpun data kualitas air pada bagian rasa ini

dengan menguji langsung air sumur tersebut di lapangan. Peneliti

mengujinya dengan indra pengecap yaitu lidah. Ketiga sumur, yaitu

sumur A, sumur B, dan sumur C diperoleh hasil yang sama, yaitu

memiliki rasa yang tawar/tidak berasa. Rasa air yang tawar/tidak

berasa mengindikasikan bahwa kualitas air tersebut baik dan layak

untuk digunakan.

d. Suhu

Suhu air dapat dipengaruhi diantaranya oleh masuknya sinar

matahari ke badan air, perubahan suhu udara, iklim, cuaca, maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

39

aktifitas mikro organisme dalam mengurai bahan pencemar yang

masuk dalam badan air. Perbedaan suhu air dengan suhu lingkungan

dapat menjadi salah satu indikasi untuk mengetahui kualitas air.

Menurut Peraturan Mentri Kesehatan No. 32 tahun 2017, air yang

memenuhi syarat untuk keperluan higiene adalah air yang suhunya

berada ± 30 dari suhu lingkungan. Artinya adalah air yang memiliki

suhu di atas suhu lingkungan maksimal 30 maupun lebih rendah dari

suhu lingkungan maksimal 30 masih tergolong sebagai air yang

memiliki kualitas baik.

Peneliti menghimpun data dengan mengukur air sampel secara

langsung di lapangan. Hasil pengukuran suhu sampel air dari masing-

masing sumur kemudian dibandingkan dengan suhu lingkungan. Hasil

uji suhu air sumur yang dilakukan peneliti secara lansung di lokasi

dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Grafik 4.1 Hasil Pengukuran Suhu Air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

40

Grafik di atas merupakan suhu perbadingan antara suhu air

dengan suhu lingkungan. Pada Sumur A tampak suhu air adalah 290

C

dan suhu lingkungan 290

C, tidak ada perbedaan suhu antara suhu air

dengan suhu lingkungan. Sedangkan pada sumur B dan sumur C

tampak suhu lingkungan lebih tinggi 10 C. Pada sumur B dan Sumur C

suhu air keduanya adalah 310

C dan suhu lingkungan keduanya adalah

320

C. Dengan demikian dikethui bahwa air ketiga sumur tersebut

layak untuk digunakan, karena selisih suhu air dengan suhu lingkungan

dari ketiga sumur tersebut tidak melebihi ketetapan baku mutu yang

tertuang dalam Peraturan Mentri Kesehatan No. 32 tahun 2017 yaitu ±

30 dari suhu lingkungan.

d. Kekeruhan

Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan tersuspensi yang

menyebar dan menyerap cahaya di dalam air (Muchdar, 2018).

Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan No. 32 tahun 2017, tingkat

kekeruhan air untuk keperluan higiene dan sanitasi tidak boleh

melebihi 25 NTU. Dengan demikian air yang memiliki tingkat

kekeruhan diatas 25 NTU tidak disarankan untuk kegiatan higiene dan

sanitasi.

Data hasil pengujian air sampel di Balai Laboratorium Kesehatan

dan Kalibrasi Dinas Kesehatan DIY terdapat pada surat Laporan Hasil

Uji No.: 024234/LHU/BLK-Y/10/2019 sampai 024236/LHU/BLK-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

41

Y/10/2019 yang ada pada lampiran. Secara sederhana, hasil uji

kekeruhan dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 4.2 Hasil Uji Kekeruhan

Hasil Uji pada grafik di atas menunjukkan bahwa tingkat

kekeruhan sampel air pada sumur A 2,96 NTU, sumur B 9,37 NTU,

dan Sumur C 1,44 NTU. Hasil uji ini menunjukkan bahwa ketiga

sumur tersebut memenuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan,

karena berada dibawah batas maksimal yang ditentukan dalam

Peraturan Mentri Kesehatan No. 32 tahun 2017, yaitu 25 NTU.

2. Parameter Kimia

a. pH

pH menunjukkan derajat keasaman suatu larutan. Air yang baik

adalah air yang bersifat netral (pH = 7). Air dengan pH kurang dari 7

dikatakan air bersifat asam, sedangkan air dengan pH di atas 7 bersifat

basa. Air dengan pH kurang dari 7 akan terasa asam di lidah dan terasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

42

pahit bila pH melebihi 7 (Sujana Alamsyah, 2006). Menurut

Permenkes RI No. 32 Tahun 2017, baku mutu air yang diperbolehkan

memiliki pH antara 6,5 – 8,5. Data hasil uji pH air sumur dapat dilihat

pada grafik berikut ini.

Grafik 4.3 Hasil Uji Tingkat Keasaman (pH)

Grafik 4.3 di atas menunjukkan bahwa sumur A memiliki pH

6,95, sumur B memiliki pH 6.93, dan sumur C memiliki pH 6,88.

Kondisi ini menunjukkan bahwa pH ketiga air sumur berada diantara

pH Baku mutu maksimal yaitu 8,5 dan pH baku mutu minimal yaitu

6,5. Hal ini berarti bahwa ketiga sumur yang diuji tersebut memenuhi

standar baku mutu yang ditetapkan oleh Peraturan Mentri Kesehatan

No. 32 tahun 2017.

b. Kesadahan (CaCo3)

Kesadahan (harnes) merupakan salah satu sifat kimia air.

Kesadahan terjadi karena mengandung ion-ion kalsium (Ca2+

) dan

magnesium (Mg2+

). Selain itu, ion-ion lain seperti alumunium (Al) dan

besi (Fe) juga menyebabkan air menjadi sadah (Efendi, 2003). Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

43

Srikadi Fardiz (1992) Kesadahan dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu kesadahan sementara dan kesadahan tetap. Kesadahan tetap

disebabkan oleh adanya garam-garam clorida (Cl) dan sulfat (SO4) dan

sangat sulit untuk dihilangkan. Kesadahan sementara dapat dihilangkan

dengan cara pemanasan, dimana akan terbentuk garam karbonat yang

tidak larut dan mengendap sehingga dapat dihilangkan.

Ketentuan kesadahan air yang dapat digunakan untuk keperluan

higiene dan sanitasi tidak melebihi angka baku yang ditetapkan oleh

Peraturan Mentri Kesehatan No. 32 tahun 2017 yaitu 500 Mg/L. Hasil

uji kesadahan sampel air yang berasal dari sumur warga dapat dilihat

pada grafik berikut ini.

Grafik 4.4 Hasil Uji Kesadahan (CaCo3)

Pada Grafik 4.4 menunjukkan bahwa hasil uji kesadahan CaCO3

pada sampel air sumur A berada pada angka 155,22 Mg/L, pada sumur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

44

B 119,44 Mg/L, dan pada sumur C 133,33 Mg/L. Ketiga sampel air

sumur tersebut berdasarkan hasil uji menunjukkan bahwa angka hasil

uji berada di bawah baku mutu yang ditetapkan oleh Permenkes No. 32

tahun 20017 yaitu 500 Mg/L. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

tingkat kesadahan ketiga sumur tersebut memenuhi standar baku mutu

untuk digunkan sebagai media keperluan higiene dan sanitasi dalam

kehidupan sehari-hari.

c. TDS (Total Dissolved Solid)

TDS (Total Dissolved Solid) merupakan jumlah padatan terlarut

(Mili gram) dalam satu liter air. Padatan terlarut terdiri dari senyawa-

senyawa anorganik dan organik yang larut dalam air dan memiliki

ukuran lebih kecil dari padatan tersuspensi. Limbah cair agroindustri

umumnya mengandung padatan terlarut yang tinggi. Makin tinggi nilai

TDS, makin berat tingkat pencemaran perairannya (Manik K.S.E,

2018).

Peneliti melakukan pengukuran TDS untuk pengambilan data di

lokasi secara langsung di lapangan. Pengukuran dilakukan dengan

menggunakan alat TDS meter yang dimasukkan pada sampel air sumur

yang telah disiapkan. Berdasarkan hasil pengukuran TDS sampel air

sumur tersebut diperoleh data sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

45

Grafik 4.5 Hasil Uji TDS (Total Dissolved Solid)

Dari Grafik 4.5 di atas menunjukkan bahwa hasil pengukuran

padatan yang terlarut (TDS) dalam sampel air sumur diperoleh angka

yang berbeda-beda dari masing-masing sumur. Pada sumur A diperoleh

angka 176 Mg/L, pada sumur B 147 Mg/L, dan pada sumur C 182

Mg/L. Angka ini berada di bawah angka maksimal baku mutu yang

disyaratkan dalam ketetapan oleh pemerintah yang tertuang dalam

Permenkes No. 492 tahun 2010 yaitu 500 Mg/L. Dengan demikian

ketiga sumur tersebut memenuhi syarat sebagai air bersih yang bisa

digunakan untuk konsumsi, kegiatan higiene dan sanitasi bagi

kesehatan masyarakat.

3. Parameter Mikrobiologi

a. Bakteri Coliform

Bakteri coliform dapat ditemukan di lingkungan air, di dalam

tanah, dan pada vegetasi, mereka secara universal hadir dalam jumlah

besar di kotoran hewan berdarah panas. Sementara coliform sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

46

biasanya tidak menyebabkan penyakit serius (Sumampow dan Jec

Roebijoso, 2017). Secara normal, bakteri coliform terdapat dalam

perairan dalam jumlah tertentu. Namun bila terjadi pencemaran air

maka jumlah coliform akan menjadi lebih banyak di atas ambang batas

dan dapat melebihi bakteri patogen lain (Surono dkk, 2018).

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil air sampel secara aseptik

di lokasi. Sampel air yang berasal dari sumur A, sumur B dan sumur C

kemudian diperiksakan kandungan bakteri coliform di Balai

Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan Daerah

Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian kandungan bakteri coliform dari

sampel air yang berasal dari sumur A, sumur B, dan sumur C yang

terdapat pada Laporan Hasil Uji secara sederhana dapat dilihat pada

grafik berikut ini.

Grafik 4.6 Hail Uji Bakteri Coliform

Pada Grafik 4.6 dapat dilihat hasil uji laboratorium diperoleh

angka berdasarkan Laporan Hasil Uji yaitu pada sumur A 1.600

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

47

MPN/100 Ml, sumur B < 1,8 MPN/100 Ml, dan sumur C > 1.600

MPN/100 Ml. Hasil uji tersebut menandakan bahwa ketiga peariran

pada sumur tersebut sudah terkontaminasi oleh bakteri Coliform.

Menurut Permenkes No 32 tahun 2017 baku mutu air bersih untuk

keperluan higiene dan sanitasi tidak melebihi angka 50 MPN/100 Ml.

Pada sumur A berdasarkan Laporan Hasil Uji, diperoleh angka >

1.600 MPN/100 Ml. Angka ini jauh melebihi angka baku mutu air

bersih yang ditetapkan oleh Peraturan Mentri Kesehatan Indonesia,

yaitu 50 MPN/100 Ml. Hal ini menandakan bahwa kualitas air pada

sumur A tidak memenuhi standar untuk keperluan kebersihan dan

sanitasi. Sumur A memiliki jarak dengan septic tank 9 meter. Jarak

tersebut masih memungkinkan air yang berada dalam septic tank

merembes mengalir menuju sumur. Merembesnya air septic tank ini

dapat menyebabkan air sumur menjadi tercemar oleh kotoran manusia

yang banyak mengandung bakteri coliform.

Menurut Heinz Frick dan Pujo. L. Setiawan (2002), pencemaran air

tanah oleh septic tank dapat terjadi karena septic tank sangat mungkin

mengalami kebocoran. Hal ini dapat menyebabkan bakteri coli dan

kuman lainnya mencemari air tanah. Kebocoran juga dapat terjadi

melalui pipa saluran dari closed menuju septic tank. Jarak sumur yang

terlalu dekat dengan septic tank beresiko lebih tinggi untuk mengalami

pencemaran air. Untuk menghindari resiko tercemarnya air sumur,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

48

pemerintah menentukan jarak minimal 10.0 M antara sumur dengan

septic tank.

Pada sumur B berdasarkan Laporan Hasil Uji, telah diperoleh

angka < 1,8 MPN/100 Ml. Angka ini jauh berada di bawah angka baku

mutu air bersih yang ditetapkan oleh Peraturan Mentri Kesehatan

Indonesia No.32 tahun 2017 yaitu 50 MPN/100 Ml. Dengan demikian

dapat diketahui bahwa kualitas air sumur B memenuhi standar baku

mutu untuk kegiatan higiene dan sanitasi. Sumur B memiliki jarak

yang cukup jauh dengan septic tank, yaitu 18 M, sehingga sangat kecil

kemungkinannya terjadi pencemaran air sumur yang disebabkan oleh

limbah septic tank. Jarak tersebut sudah memenuhi persyaratan karena

sudah melebihi 10,0 M sebagai jarak minimal (Suciantina, 2015).

Pada sumur C berdasarkan Laporan Hasil Uji, diperoleh angka >

1.600 MPN/100 Ml. Angka ini melebihi jauh di atas baku mutu yang

ditetapkan oleh pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Mentri

Kesehatan No 32 tahun 2017, yaitu 50 MPN/100 Ml. Dengan demikian

dapat diketahui bahwa air sumur C kualitas airnya tidak memenuhi

standar untuk digunakan dalam kegiatan higiene dan sanitasi karena

sudah tercemar.

Jarak antara sumur C dengan septic tank sebenarnya sudah cukup

jauh, yaitu 35 meter. Namun karena keadaan dataran tanah yang miring

dan posisi sumur yang berada di posisi lebih rendah, sedangkan septic

tank berada pada posisi yang lebih tinggi, besar kemungkinannya bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

49

sumur untuk tercemar. Selain itu, pada dataran di atasnya lagi ada

bekas kandang yang digunakan untuk peternakan babi. Untuk lebih

jelasnya dapat diamati pada gambar di berikut ini.

Gambar 4.1 Pemodelan Keadaan Dataran Sumur C

Keadaan tanah yang miring menyebabkan air limbah dari septic

tank yang merembes sebagian besar mengalir ke tempat yang lebih

rendah hingga mencemari air sumur tersebut. Kemungkinan lain

pencemaran sumur terjadi karena adanya bekas limbah yang berasal

dari peternakan babi yang berada di atasnya. Karena limbah cair dari

kotoran babi ini dibuang langsung ke permukaan tanah. Limbah yang

dibuang ke permukaan tanah tersebut meresap ke dalam tanah dan

mengalir masuk mencemari air sumur. Meskipun jarak kandang babi

dari sumur C ini lebih jauh dari septic tank, sangat mungkin limbahnya

bisa mencemari air sumur karena posisinya yang lebih tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

50

b. Bakteri E. coli

Menurut Lud Waluyo (2018), sebagian besar koliform tinja terdiri

dari Escherichia, Klebsiella, dan sebagian kecil Citrobacter, dan

Enterobacter. Diantara koliform tinja hanya Escherichia E. coli yang

dianggap sebagai indikator spesifik pencemaran tinja. Hal ini karena,

jenis-jenis bakteri lainnya seperti Klebsiella, Enterobacter dan

Citrobacter, walaupun ditemukan pada tinja, tetapi juga ditemukan

pada air tanah yang tidak tercemat tinja.

Peneliti mengambil sampel air pada sumur A, sumur B, dan sumur

C secara aseptic/steril dan mengujinya di Balai Laboratorium Kesehat-

an dan Kalibrasi Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil

uji yang didapatkan dari pengujian sampel air dari sumur A, sumur B,

dan sumur C dapat dilihat pada Grafik 4.7 berikut ini.

Grafik 4.7 Hasil Uji Bakteri E. coli

Hasil uji E. coli berdasarkan Laporan Hasil Uji, diperoleh angka

pada sumur A > 1.600 MPN/100 Ml, sumur B < 1,8 MPN/100 Ml, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

51

sumur C 140 MPN/100 Ml. Hasil uji dari ke tiga sumur tersebut tidak

memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah yang

tertera dalam Peraturan Mentri Kesehatan No. 32 tahun 2017 yaitu 0

MPN/100 Ml. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa ke tiga perairan

pada sumur tersebut sudah terkontaminasi oleh bakteri E. coli.

Hasil uji E. coli pada sumur A diperoleh angka > 1.600 MPN/100

Ml. angka ini jauh melebihi angka baku mutu yang ditetapkan

pemerintah yaitu 0 MPN/100 Ml. dengan demikian kualitas air sumur

A tidak disarankan untuk kegunaan konsumsi, maupun untuk kegiatan

higiene dan sanitasi. Sumur A berdasarka hasil uji memiliki kandungan

E. coli tertinggi jika dibandingkan dengan sumur B dan sumur C. Jika

dilihat dari jarak anntara sumur dengan septic tank, sumur A memiliki

jarak terdekat jika dibandingkan dengan sumur yang lainnya. Jarak

sumur A dengan septic tank adalam 9 m. Jarak ini masih

memungkinkan bagi limbah septic tank mengalir melalui celah-

celah/pori-pori tanah hingga sampai pada sumur dan mencemari

perairan sumur tersebut.

Hasil uji E. coli pada sumur B diperoleh angka < 1,8 MPN/100 Ml.

Angka hasil uji ini merupakan angka terkeci jika dibandingkan dengan

sumur A dan sumur C. Sumur B ini memiliki jarak 18 meter dari septic

tank sebagai sumber pencemaran perairan. Meskipun demikian kualitas

air pada sumur B ini belum memiliki kualitas air bersih sesuai yang di

tetapkan oleh pemerintah melalui mentri kesehatan yaitu 0 MPN/100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

52

Ml. Dengan demikian, air sumur B tidak disarankan untuk dikonsumsi

secara langsung maupun untuk kegiatan higiene dan sanitasi.

Kontaminasi E. coli pada sumur B ini bisa terjadi karena berbagai

kemungkinan. Kemungkinan itu misalnya saja adanya aliran sumber air

bawah tanah yang posisi alirannya ada di dekat septic tank. Posisi

sumber pencemar lainnya yang ada di dataran lebih tinggi yang

dimiliki oleh tetangga baik itu septic tank maupun kandang ternak juga

bisa menjadi penyebab terjadinya pencemaran air oleh bakteri E. coli

pada sumur tersebut. Selain itu, penyebab lain yang bisa membuat

sumur mengalami pencemran adalah adanya hewan peliharaan yang

biasa berkeliaran di sekitar lokasi sumur.

Hasil uji E. coli pada sumur C diperoleh angka 140 MPN/100 Ml.

Sumur C ini memiliki jarak terjauh jika dibandingkan dengan sumur A

dan sumur B. Jarak antara sumur C dengan septic tank adalah 35 meter.

Namun karena permukaan tanahnya yang miring dan posisi sumur

yang berada di bawah sedangkan posisi septic tank berada di atas

menjadi kurang menguntungkan bagi kualitas air sumur tersebut.

Selain itu, posisi pada dataran di atasnya lagi terdapat bekas kandang

peternakan babi yang limbah cairnya dibuang langsung ke permukaan

tanah, hal ini bisa memicu semakin buruknya kualitas air sumur yang

berada pada posisi di bawahnya.

Kontaminasi E. coli pada sumur C dapat terjadi karena limbah dari

samptic tank yang meresap ke dalam tanah. Resapan limbah cair dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

53

septic tank ini sangat mungkin menjalar masuk mencemari perairan

sumur. Meskipun jaraknya cukup jauh, permukaan tanah yang miring

membuat sebagian besar limbah yang berasal dari septic tank yang

berada di posisi atas mengalir ke bawah menuju sumur yang berada di

posisi bawah. Selain itu, di posisi lebih tinggi lagi dengan jarak 15

meter dari septic tank ada bekas bangunan untuk peternakan babi.

Limbah cair kotoran babi yang dibuang langsung ke permukaan tanah

ini akan dengan mudah meresap ke dalam tanah. Keadaan permukaan

tanah yang miring ini juga membuat sebagian besar limbah cair

kotoran babi ini mengalir ke bawah menuju sumur yang berada di

posisi lebih rendah. E. coli yang berasal dari organ pencernaan hewan

berdaran panas (babi) juga turut mencemari perairan yang ada pada

sumur C.

Populasi Escherichia coli (E. coli) yang diradiasi oleh sinar

matahari lansung akan menghilang selama 75 hari, sedangkan bila

diradiasi oleh sinar matahari tidak langsung atau tanpa sinar matahari,

maka E. coli tinja tidak ditemukan pada hari ke 105 (Waluyo, 2018).

Agar air sumur tersebut bisa digunakan untuk keperluan konsumsi

perlu dilakukan sterilisisasi. Sterilisasi dapat dilakukan dengan

pemanasan/perebusan. Menurut Reny Mailia dkk (2015), bakteri

Escherichia coli dapat mati melalui proses pemanasan dengan suhu 63-

650 C selama 30 menit. Dengan demikian, bakteri coliform sebagai

bakteri pecemar perairan dapat disterilisasi dengan pemanasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

54

(pasteurisasi) dengan cara direbus hingga mendidih (1000 C) seperti

yang biasa dilakukan dalam keluarga dalam merebus air untuk

kebutuhan air minum setiap hari. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Putri Sri Komala dan Ajeng Yanarosanti (2014), untuk

menginaktivasi bakteri Escherichia coli dapat menggunakan kaporit

Ca(OCl)2. Dosis optimum penggunaan kaporit yaitu 50 Mg/L dengan

waktu kontak 30 menit. Selain itu, teknologi penyinaran dengan sinar

UV (Ultra Violet) juga dapat membunuh/menonaktifkan bakteri yang

mencemari perairan. Cara lain yang bisa dilakukan agar air terbebas

dari Escherichia coli yaitu dengan menyaring air dengan filter khusus.

Filter khusus yang bisa digunakan untuk membebaskan air dari bakteri

pencemar ini adalah RO (Reverse Osmosis). Dengan filter RO air bisa

terhindar dari cemaran bakteri Eschericia coli (Rica Denis, 2014)

C. Keterbatasan Penelitian

Parameter yang digunakan dalam penelitian uji kualitas air sumur ini

antara lain parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi. Peneliti menyadari

bahwa masih memiliki banyak keterbatasan dalam penelitian ini, karena

hanya beberapa bagian saja dari masing-masing parameter yang diteliti.

Dalam penelitian selanjutnya perlu dilengkapi masing-masing parameter uji

agar memperoleh data yang lebih lengkap.

Keterbatasan lain yang dialami oleh peneliti adalah kesulitan untuk

mendapatkan secara langsung air yang ada di dalam sumur pada sumur B.

Hal ini disebabkan karena penelitian dilakuka pada musim kemarau yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

55

keadaan sumurnya sangat dalam dan pompa air yang dimiliki tidak mampu

berfungsi. Sehingga peneliti mengambil sisa-sisa air yang ada di bak

penampungan. Tentu saja hal ini berpotensi membuat hasil penelitian

menjadi kurang akurat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

56

BAB V

PENERAPAN HASIL PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN

DI DUNIA PENDIDIKAN

Hasil penelitian dengan judul Uji Kualitas Air Tanah Warga Terhadap

Sumber Cemaran di Pedukuhan Semak, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo,

Yogyakarta ini dapat diterapkan dalam pembelajaran di dunia pendidikan khusus-

nya di sekolah. Penerapan hasil penelitian ini dapat dilaksanakan pada kegiatan

pembelajaran di tingkat SMA, khususnya pelajaran Biologi kelas X semester II

pada materi Pencemaran dan Pelestarian Lingkungan Hidup dengan sub materi

Pencemaran Air. Contoh penerapan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleransi, damai), bertanggung jawab, responsif, dan

proaktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan

anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam

sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

57

yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

3.11 Menganalisis data perubahan lingkungan, penyebab, dan dampaknya

bagi kehidupan.

4.11 Merumuskan gagasan pemecahan masalah perubahan lingkungan yang

terjadi di lingkungan sekitar.

Metode dan model pembelajaran yang diterapkan dapat dipilih sesuai

dengan karakter peserta didik, agar dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar

peserta didik. Dengan demikian diharapkan peserta didik mampu menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan lingkungan hidup yang lebih

baik lagi.

Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah

Student Centered Learning model Cooperative Learning dengan tipe Picture and

Picture, dengan demikian akan membuat peserta didik lebih aktif selama proses

pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini meliputi: me-

lakukan identifikasi atas stimulus yang diberikan oleh guru, melakukan peng-

amatan dan analisa, serta menyusun laporan sederhana dari kegiatan observasi

langsung di lapangan yang dilakukan peserta didik secara berkelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

58

Proses pembelajaran di kelas dilaksanakan selama 2 x 45 menit (2 jam

pelajaran) dalam sekali pertemuan. Kegiatan pembelajaran ini meliputi kegiatan

menonton video dan berdiskusi. Melalui kegiatan tersebut peserta didik dituntut

untuk berpikir kritis dan melakukan analisis. Peserta didik juga melakukan

kegiatan diskusi, presentasi hasil diskusi, dan menempelkan kartu konsep serta

kartu gambar yang sesuai dengan LKPD yang telah disediakan.

Kegiatan pembelajaran di luar kelas dilakukan secara berkelompok dan

dilaksanakan secara mandiri. Pembelajaran ini berupan penugasan untuk

melakukan penelitian secara lansung di lapangan. Hasil penelitian diserahkan

kepada guru berupa laporan hasil penelitian.

Proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan menggunakan langkah 5M.

langkah 5M tersebut antara lain mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan

mengkomunikasikan. Mengamati dilakukan dengan melihat video dan beberapa

gambar yang disediakan, menanya dilakukan dengan cara pemberian stimulus

kepada peserta didik agar peserta didik terdorong untuk bertanya, mencoba

dilakukan dengan menempelkan kartu konsep dan kartu gambar secara benar

sesuai dengan petunjuk dan instruksi guru, menalar dilakukan dengan cara

menghadapkan peserta didik pada kasus/masalah tertentu yang diberikan oleh

guru agar peserta didik mencari jawaban dan solusi atas permasalahan/kasus yang

dihadapkan, dan mengkomunikasikan dilakukan melalui kegiatan presentasi hasil

diskusi kelompok oleh peserta didik.

Selain melakukan kegiatan pembelajaran, kegitan evaluasi belajar juga bisa

dilakukan. Kegiatan evaluasi belajar berupa pos test untuk penilaian kognitif, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

59

melakukan observasi untuk menilai psikomotorik dan afektif peserta didik.

Perangkat pembelajaran berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang

sesuai dengan kurikulum disiapkan oleh guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

60

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat di-

simpulkan sebagai berikut.

1. Kualitas air ketiga sumur di Pedukuhan Semak secara fisika dan kimia

memiliki mutu yang baik dan sesuai dengan Peraturan Mentri Keseharan

Republik Indonesia No. 32 tahun 2017, namun secara mikrobiologi tidak

memenuhi persyaratan karena kandungan bakteri Coliform dan E. coli

melebihi baku mutu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Mentri

Kesehatan RI.

2. Kualitas air ketiga sumur secara fisika dan kimia tidak memiliki

perbedaan yang mencolok. Namun secara mikrobiologi memiliki perbeda-

an yang mencolok, hal ini dipengaruhi oleh jarak sumur dengan potensi

sumber pencemar (septic tank dan kandang ternak) dan keadaan dataran

tanah yang miring. Keadaan kualitas air dari masing-masing sumur adalah

sebagai berikut:

a. Sumur A berjarak 9 m dari septic tank dengan kondisi dataran yang

datar memiliki kandungan bakteri Coliform dan E. coli lebih dari 1.600

MPN/100 ml.

b. Sumur B berjarak 18 m dari septic tank dengan kondisi dataran yang

datar memiliki kandungan bakteri Coliform dan E. coli kurang dari 1,8

MPN/100 ml.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

61

c. Sumur C berjarak 35 m dari septic tank dengan kondisi dataran yang

miring dengan posisi sumur lebih rengdah dari septic tank dan kandang

ternak memiliki kandungan bakteri Coliform 1.600 MPN/100 ml dan E.

coli 140 MPN/100 ml.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, ada

beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan. Saran tersebut di antaranya:

1. Bagi Masyarakat

a. Jika masyarakat akan menggunakan air sumur tersebut untuk keperluan

konsumsi (minum maupum memasak), disarankan supaya merebus-

nya/memasaknya dahulu hingga mendidih, agar mikroba yang

terkandung di dalamnya mati.

b. Masyarakat dapat menggunakan hasil penelitian tersebut sebagai

sumber pengetahuan untuk memahami kualitas air yang baik.

c. Masyarakat semakin tahu dan sadar akan pentingnya kualitas air yang

baik untuk mendukung terwujudnya hidup sehat.

d. Agar air sumur lebih aman untuk digunakan dapat dilakukan beberapa

hal seperti filterisasi dengan alat RO (Reverse Osmosis), penyinaran

dengan sinar ultraviolet, maupun pemberian kaporit.

e. Pembangunan septic tank diharapkan dipertimbangkan secara masak

mengenai jarak dan posisinya agar tidak mencemari air sumur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

62

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Peneliti berikutnya jika akan meneliti kualitas air sumur, disarankan

untuk mengambil sampel air langsung dari dalam sumur agar hasilnya

lebih akurat.

b. Peneliti berikutnya dapat menambahkan parameter fisika, kimia dan

biologi lebih banyak lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

63

DFTAR PUSTAKA

Alamsyah, S., 2006, Merakit Sendiri Alat Penjernih Air untuk Rumah Tangga,

Jakarta: Kawan Pustaka

Amaliyah, N., 2017, Penyehatan Makanan dan Minuman, Yogyakarta: CV BUDI

UTAMA

Anonim, 2018, Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017, disadur

dari http://www.depkes.go.id/ pada 3 Maret 2019

Chandra, B., 2009, ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN & KONTAMINASI,

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Denis, R., 2014, Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E. coli) Pada Air Galon

Reverse Osmosis (RO) dan Non Reverse Osmosis (Non RO), Jurnal Gradien

Vol. 10. No. 1 Januari 2014, disadur dari https://ejournal.unib.ac.id pada 4

Desember 2019

Fardiaz, S., 1992, Polusi Air dan Udara, Yogyakarta: Kanisius

Efendi, H., 2003, TELAAH KUALITAS AIR, Bagi Pengelolaan Sumber Daya

Lingkungan Perairan, Yogyakarta: Kanisius

Fifendy, M., 2017, Mokrobiologi, Jakarta: Kencana

Frick, H. dan Pujo L.S., 2002, Ilmu Konstruksi Perlengkapan dan Utilitas

Bangunan, seri konstruksi arsitektur 5, Yogyakarta: Kanisius

Hidayat, N., Irene M., Siswa S., Usman P., Evi S., Madiana CP., Agustin KW.,

Umi P., Ignatius S. Dan Susana R.., 2018, Mikrobiologi Industri Pertanian,

Malang: UB Press

Husna dan Desi A., 2018, Identifikasi Escherichia coli pada Es Dawet di Kota

Banda Aceh, disadur dari https://ojs.serambimekkah.ac.id pada 21 Januari

2019

Hiswani, 2003, Diare Merupakan Salah Satu Masalah Kesehatan Masyarakat

yang Kejadiannya Sangat Erat dengan Keadaan Sanitasi Lingkungan,

disadur dari http://repository.usu.ac.id pada 19 September 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

64

Komala, P.S. dan Ajeng Y., 2014, INAKTIVASI BAKTERI ESCHERICHIA COLI

AIR SUMUR MENGGUNAKAN DISINFEKTAN KAPORIT, Jurnal Teknik

Lingkungan Universitas Andalas Vol. 11, No. 1, 2014

Kusnaedi, 2010, Mengolah Air Kotor untuk Air Minum: Memperoleh Air Bersih

dengan Teknologi Sederhana, Jakarta: Penebar Swadaya

Lestari, L. A., Puspita ML. dan Fasty AU., 2014, Kandungan Zat Gizi Makanan

Khas Yogyakarta, Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Machdar, I., 2018, Pengantar Pengendalian Pencemaran Air, Pencemaran

Udara, dan Kebisingan, Yogyakarta: Deepublish

Mailia, R., Bara Y., Yudi P., Saiful R. dan Endang SR., 2015, KETAHANAN

PANAS CEMARAN Escherichia coli, Staphylococus aureus, Bacillus

cereus, dan BAKTERI PEMBENTUK SPORA YANG DIISOLASI DARI

PROSES PEMBUATAN TAHU DI SUDAGARAN YOGYAKARTA, Journal

Agritech, Vol. 35, No. 3, Agustus 2015

Manik, K.S.E., 2018, PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, Jakarta:

KENCANA

Mardiyantoro, F., 2018, Penyembuhan Luka Ronggga Mulut, Malang: UB Press

Murwani, S., 2015, Dasar-dasar Mikrobiologi Veteriner, Malang: UB Press

Murwani, S., Dahliatul Q. dan Indah AA., 2017, Penyakit Bakterial Pada Hewan

Besar dan Unggas, Malang: UB Press

Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 32 Tahun 2017. Tentang

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan persyaratan Kesehatan Air

untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan

Permandian Umum, disadur dari http://www.balitbangham.go.id/ pada 13

Maret 2019.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010, Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia No:492/MENKES/PER/IV/2010. Disadur dari

repository.usu.ac.id pada 3 Maret 2019.

Presiden Republik Indinesia, 2001, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No

82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air, disadur dari Pelayanan.jakarta.go.id pada 1 April 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

65

Rukajat, A., 2018, Pendekatan Penelitian Kuantitatif: Quantitative Research

Approach, Yogyakarta: Deepublish

Sinery, A.S. dkk., 2019, DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG

LINGKUNGAN, Yogyakarta: Deepublish

Siyoto, S. dan M. Ali S., 2015, Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Lestari

Media Publishing

Suciantina, C.S., 2015, Bicara Tangki Septik untuk Hidup Lebih Baik, disadur

dari http://kotaku.pu.go.id pada 21 November 2019

Sumampouw, O.J. dan Jack R., 2017, PEMBANGUNAN WILAYAH

BERWAWASAN KESEHATAN, Yogyakarta: Deepublish

Sumampouw, O.J. dan Yenni R., 2018, Indikator Pencemaran Lingkungan,

Yogyakarta: CV. BUDI UTAMA

Sumantri, H.A., 2017, KESEHATAN LINGKUNGAN, Depok: KENCANA

Surono, I.S. dkk., 2018, Pengantar Keamanan Pangan Untuk Industri Pangan,

Yogyakarta: Deepublish

Presiden Republik Indinesia, 1992, Undang Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang:

Kesehatan, disadur dari http://www.balitbangham.go.id/ pada 13 Maret

2019.

Waluyo, L., 2018, BIOREMIDIASI LIMBAH, Malang; UMM Press

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

66

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

67

Lampiran 1. Silabus

SILABUS PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA

Kelas : X MIPA

Mata Pelajaran : Biologi

Semester : 2

Alokasi Waktu : 2 JP/Minggu

Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin, peduli, bertanggung jawab, responsif, dan proaktif dalam berinteraksi

secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar.

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya

di sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

68

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran Keguatan Pembelajaran

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Penilaian Sumber

Belajar Teknik Bentuk

Instrumen

Contoh

Instrumen

3.11 Menganalisis

data perubahan

lingkungan, pe-

nyebab, dan

dampaknya

bagi kehidupan

4.11 Merumuskan

gagasan pe-

mecahan ma-

salah perubah-

an lingkungan

yang terjadi di

lingkungan

sekitar

A. Pencemaran

dan

Pelestarian

Lingkungan

Hidup

1. Pencemaran

Air

2. Pencemaran

Udara

3. Pencemaran

Tanah

4. Pencemaran

Suara

1. Mengamati

Peserta didik meng-

amati video me-

ngenai perbedaan

lingkungan alam

yang masih alami

dan lingkungan

alam yang sudah

tercemar.

Peserta didik meng-

amati gambar ber-

bagai jenis limbah

penyebab terjadinya

pencemaran

(terutana pencemar-

an air).

3.11.1 Menyebutkan

contoh

pencemaran air

yang pernah di-

jumpai dalam ke-

hidupan sehari-

hari.

3.11.2 Mengelompokkan

air yang bersih

dan tercemar

berdasarkan pa-

rameter fisika,

kimia, dan

biologi.

3.11.3 Menganalisis ak-

tivitas atau

Tes Soal

Essay

LKPD 1. Cambell,

N.A. dkk.

2010.

Biologi.

Jakarta.

Erlangga.

2. Irnaningtyas.

2018.

Biologi

untuk SMA.

Jakarta.

Erlangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

69

2. Menanya

Peserta didik diberi

kesempatan untuk

merumuskan perta-

nyaan atas feno-

mena keadaan alam

yang sedang di-

hadapkan.

3. Mengumpulkan data

Peserta didik be-

kerja sama dalam

kelompok untuk

menyelesaikan

LKPD.

Peserta didik men-

cari data dari

berbagai sumber

mengenai kasus-

kegiatan yang

bisa menyebab-

kan pencemaran

air.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

70

kasus pencemaran

air yang terjadi di

berbagai daerah di

Indonesia.

Peserta didik mem-

peroleh pengethuan

yang lebih melalui

kegiatan diskusi,

presentasi, dan me-

nempelkan kartu

konsep dan kartu

gambar yang sesuai

dalam proses pem-

belajaran.

4. Mengasosiasikan

Peserta didik dapat

memberi tanggapan

atas kegiatan diskusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

71

maupun presentasi

anggota kelompok

lain.

5. Mengkomunikasikan

Peserta didik me-

nyampaikan hasil

diskusi kelompok-

nya kepada kelom-

pok lain di depan

kelas.

Mengetahui,

Kepala Sekolah

……………………………………….

………………………………….

Guru Mata Pelajaran

Yohanes Sarwono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

72

Lapiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA/MA

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : X MIPA/Genap

Materi Pokok : Pencemaran dan Pelestarian Lingkungan

Hidup

Sub Materi : Pencemaran Air

Alokasi Waktu : 3 x 45 menit (2 x pertemuan)

a. Kompetensi Inti (KI)

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan.

b. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

3.11 Menganalisis data per-

ubahan lingkungan,

penyebab, dan dam-

paknya bagi kehidup-

an

3.11.1 Menyebutkan contoh pencemaran air

yang pernah dijumpai dalam kehidup-

an sehari-hari.

3.11.2 Mengelompokkan air yang bersih dan

tercemar berdasarkan parameter

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

73

fisika, kimia, dan biologi.

3.11.3 Menganalisis aktivitas atau kegiatan

yang bisa menyebabkan terjadinya

pencemaran air.

4.11 Merumuskan gagasan

pemecahan masalah

perubahan lingkungan

yang terjadi di ling-

kungan sekitar

4.11.1 Membuat laporan hasil observasi ber-

kaitan dengan pencemaran yang me-

liputi: penyebab pencemaran, dampak

pencemaran, jenis limbah, dan cara

menangani pencemaran tersebut.

c. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Cooperative Learning,

model pembelajaran berbasis masalah, dengan metode simulasi dan diskusi

siswa dapat menjelaskan mengenai pencemaran dan pelestarian lingkungan

hidup, menganalisis/menjawab kasus khususnya pencemaran air dalam

kehidupan sehari-hari, memberikan solusi, dan menyajikan data secara

sistematis serta menunjukkan sikap teliti, jujur dan kerjasama selama

pembelajaran.

d. Materi Ajar

Konseptual : Sampah, limbah, polutan, pencemaran.

Prosedural : Menentukan contoh limbah penyebab pencemaran air dan

cara mengatasinya.

Metakognitif : Penanganan limbah penyebab terjadinya pencemaran.

e. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Cooperative Learning

2. Model : Picture and Picture dan Community service learning

3. Metode : Ceramah, diskusi, presentasi dan praktik di masyarakat.

f. Media Pembelajaran

Media : LKPD, Video dan power point.

g. Sumber Belajar

Cambell, N.A. dkk. 2010. Biologi. Jakarta. Erlangga

Irnaningtyas. 2018. Biologi untuk SMA. Jakarta. Erlangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

74

h. Langkah-langkah Pembelajaran I (2 x 45 menit)

1. Pertemuan Pertama (2 x 45 menit)

Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik

Pendahuluan (5

menit)

Guru menyapa peserta didik dengan

memberi salam

Guru menunjuk salah satu siswa

untuk memimpin doa sebelum

pembelajaran dimulai.

Guru mengecek kehadiran peserta

didik.

Guru mempersiapkan kondisi kelas

dan media pembelajaran.

Kegiatan Awal

(10 menit)

a. Apersepsi

b. Motivasi

c. Orientasi

Ditanyakan konsep-konsep terkait

materi yang telah dipelajari sebelum-

nya, misalnya berkaitan dengan

rantai makanan dan jaring-jaring

makanan.

Ditayangkan gambar/foto perban-

dingan antara perairan yang masih

bersih dan perairan yang tercemar.

Diajukan pertanyaan :

Apa yang dapat kalian simpulkan

dari kedua buah gambar tersebut?

Mengapa hal tersebut dapat ter-

jadi?

Mengingatkan tugas untuk membaca

buku/sumber terkait materi yang

akan dibahas.

Mengamati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

75

Ditayangkan tujuan/ruang lingkup

materi yang akan dibahas.

Kegiatan Inti

(30 menit)

a. Penyampaian

materi peng-

antar.

b. Mengorgani-

sasi.

Guru bertanya kepada peserta didik:

Kegiatan apa sajakah yang bisa

menyebabkan pencemaran ling-

kungan?

Coba temukan disekitar tempat

dudukmu, materi apa yang ber-

potensi mencemari lingkungan!

Apakah kegiatan buang air besar

juga menyebabkan pencemaran

lingkungan? Mengapa?

Guru mengajak peserta didik untuk

mengamati video mengenai pen-

cemaran air serta penyebabnya.

Berdasarkan video yang diamati dan

analisa, guru bersama peserta didik

merumuskan definisi pencemaran

air, mekanisme masuknya limbah

dalam perairan, dan mengidentifikasi

limbah yang dapat menyebabkan

pencemaran air.

Guru memberi kesempatan kepada

peserta didik untuk bertanya ber-

kaitan dengan materi yang sedang

dibahas.

Siswa diminta membentuk kelom-

pok yang terdiri dari 5 orang untuk

Menanya

Mengamati

Menalar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

76

berdiskusi membahas LKPD yang

telah disediakan.

Sesuai instruksi guru, masing-

masing anggota kelompok maju

secara bergiliran menempelkan kartu

konsep dan kartu gambar pada

tempat yang telah disediakan.

Perwakilan kelompok diminta mem-

presentasikan hasil diskusi dan ke-

lompok lain menanggapi.

Guru memberi klarifikasi bila ada

yang belum tepat dan memberi pe-

nguatan pada hasil presentasi yang

sudah benar.

Siswa diberi kesempatan untuk me-

nanyakan hal-hal yang dirasa belum

jelas.

Mencoba

Mengomunikasi-

kan

Menanya

Tahap Penutup

(8 menit)

a. Merangkum

b. Evaluasi

c. Refleksi

d. Arahan atau

Peserta didik diminta menyimpul-

kan apa yang telah dipelajari.

Peserta didik menjawab beberapa

pertanyaan terkait materi yang telah

dibahas.

Peserta didik diminta mengungkap-

kan manfaat yang diperoleh setelah

mengikuti proses belajar mengenai

pencemaran dan pelestarian ling-

kungan hidup.

Peserta didik secara berkelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

77

Tindak lanjut ditugasi untuk melakukan penelitian

sederhana mengenai pencemaran air

yang ditemui di daerah tempat

tinggal. Hasil penelitian dibuat

laporan sederhana sesuai LKPD

yang diberikan, hasil penelitian akan

dipresentasikan dan dikumpulkan

pada pertemuan berikutnya.

2. Pertemuan Ke Dua (1 x 45 menit)

Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik

Pendahuluan (3

menit)

Guru menyapa peserta didik dengan

memberi salam

Guru menunjuk salah satu siswa

untuk memimpin doa sebelum

pembelajaran dimulai.

Guru mengecek kehadiran peserta

didik.

Guru mempersiapkan kondisi kelas

dan media pembelajaran.

Kegiatan Awal

(5 menit)

a. Apersepsi

b. Motivasi

Ditanyakan konsep-konsep terkait

materi yang telah dipelajari sebelum-

nya, misalnya berkaitan pencemaran

air yang telah dipelajari pada

pertemuan sebelumnya.

Ditayangkan foto-foto yang diper-

oleh dari keadaan nyata perairan

yang ada di sekitar tempat tinggal.

Mengamati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

78

c. Orientasi

Diajukan pertanyaan :

Apa yang dapat kalian simpulkan

dari beberapa foto tersebut?

Mengapa hal tersebut dapat ter-

jadi?

Mengingatkan tugas untuk melaku-

kan penelitian kualitas air yang ada

di sekita tempat tinggal.

Ditayangkan tujuan/ruang lingkup

materi yang akan dibahas.

Kegiatan Inti

(30 menit)

a. Mengorgani-

sasi.

Peserta didik diminta untuk duduk

sesuai dengan anggota kelompoknya

dan siap untuk mempresentasikan

hasil penelitiannya.

Sesuai instruksi guru, masing-

masing kelompok maju secara

bergiliran untuk mempresentasikan

hasil penelitiannya dan kelompok

lain menanggapinya.

Guru memberi klarifikasi bila ada

yang belum tepat dan memberi pe-

nguatan pada hasil presentasi yang

sudah benar.

Siswa diberi kesempatan untuk me-

nanyakan hal-hal yang dirasa belum

jelas.

Mengomunikasi-

kan

Menanya

Tahap Penutup

(7 menit)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

79

a. Merangkum

b. Evaluasi

c. Refleksi

d. Arahan atau

Tindak lanjut

Peserta didik diminta menyimpul-

kan apa yang telah dipelajari.

Peserta didik menjawab beberapa

pertanyaan terkait materi yang telah

dibahas.

Peserta didik diminta mengungkap-

kan manfaat yang diperoleh setelah

mengikuti proses belajar mengenai

pencemaran dan pelestarian ling-

kungan hidup.

Peserta didik mempelajari buku atau

sumber lain tentang materi mengenai

pencemaran udara, tanah, dan suara

untuk pertemuan selanjutnya.

i. Penilaian Hasil Belajar

Aspek yang Diamati Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Kognitif Tes Soal essay pada kuis

Afektif dan Psikomotorik Non tes Observasi

j. Lampiran

Lembar Kerja Peserta Didik I (LKPD) untuk kegiatan di kelas

Lembar Kerja Peserta Didik II (LKPD) untuk penugasan di luar kelas

Mengetahui

Kepala Sekolah

…………………………….

Guru Mata Pelajaran

Yohanes Sarwono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

80

Lampiran 3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK I

Nama Anggota Kelompok:

1.

2.

3.

4.

5.

PENCEMARAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

A. Kompetensi Dasar

3.11. Menganalisis data perubahan lingkungan, baik penyebab maupun

dampaknya bagi lingkungan hidup

B. Indikator

3.11.1 Menyebutkan contoh pencemaran air yang pernah dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari.

3.11.2 Mengelompokkan air yang bersih dan tercemar berdasarkan

parameter fisika, kimia, dan biologi.

3.11.3 Menganalisis aktivitas atau kegiatan yang bisa menyebabkan

pencemaran air.

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Cooperative Learning,

model pembelajaran berbasis masalah, dengan metode simulasi dan diskusi

siswa dapat menjelaskan mengenai pencemaran dan pelestarian lingkungan

hidup, menganalisis/menjawab kasus khususnya pencemaran air dalam

kehidupan sehari-hari, memberikan solusi, dan menyajikan data secara

sistematis serta menunjukkan sikap teliti, jujur dan kerjasama selama

pembelajaran.

D. Alat dan Bahan

Alat : Alat tulis

E. Langkah Kerja

1. Peserta didik diminta memberi tanda ceklist ( ) yang sesuai dengan

penggolongan sumber pencemar perairan pada kolom yang telah

disediakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

81

2. Peserta didik diminta mendiskusikan solusi pada kasus yang dituliskan

pada soal nomor 2.

3. Siswa mempresentasikan hasil diskusi.

F. Tugas Diskusi Kelompok

1. Isilah tabel berikut ini dengan memberikan ceklist ( ) untuk memilih

jawaban yang paling tepat.

No Sumber Cemaran Jenis Limbah

Domestik Industri Pertanian Pertambangan

1. Kebocoran pipa

minyak di tengah

samudera

2. Limbah cair kotoran

babi

3. Herbisida, insektisida

dan fungisida

4. Deterjen

5. Limbah cair pewarna

kain

2. Perhatikan posisi sumur Pak Agus pada gambar berikut ini!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

82

Sumur tersebut biasa digunakan untuk memasak, minum, dan kegiatan

MCK (mandi, cuci dan kakus) oleh keluarga Pak Agus. Karena posisi

sumur yang lebih rendah dari septic tank dan kandang, membuat air sumur

terkontaminasi oleh limbah tinja. Berikan solusi/pendapatmu untuk

menangani kasus pencemaran yang dialami keluarga Pak Agus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

83

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK II

Nama Anggota Kelompok:

1.

2.

3.

4.

5

PENCEMARAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

A. Kompetensi Dasar

3.11. Menganalisis data perubahan lingkungan, baik penyebab maupun

dampaknya bagi lingkungan hidup

B. Indikator

3.11.1 Menyebutkan contoh pencemaran air yang pernah dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari.

3.11.2 Mengelompokkan air yang bersih dan tercemar berdasarkan

parameter fisika, kimia, dan biologi.

3.11.3 Menganalisis aktivitas atau kegiatan yang bisa menyebabkan

pencemaran air.

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Cooperative Learning,

model pembelajaran berbasis masalah, dengan metode simulasi dan diskusi

siswa dapat menjelaskan mengenai pencemaran dan pelestarian lingkungan

hidup, menganalisis/menjawab kasus khususnya pencemaran air dalam

kehidupan sehari-hari, memberikan solusi, dan menyajikan data secara

sistematis serta menunjukkan sikap teliti, jujur dan kerjasama selama

pembelajaran.

D. Alat dan Bahan

Alat : Alat tulis

E. Langkah Kerja

1. Peserta didik secara berkelompok ditugasi untuk melakukan penelitian

mandiri diluar jam pelajaran mengenai kondisi air di masyarakat sekitar

tempat tinggal.

2. Hasil penelitian dibuat laporan sederhana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

84

3. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.

F. Tugas Penelitian Mandiri

Beberapa hal yang wajib ada dalam laporan hasil penelitian dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

No Bagian Keterangan

1. BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang:

a. Latar Belakang Masalah

b. Rumusan Masalah

c. Tujuan Penelitian

2.

BAB II HASIL

PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berisi tentang data hasil penelitian yang

diperoleh di lapangan dan pembahasan

dari data yang diperoleh.

3 BAB III PENUTUP

Berisi tentang:

a. Kesimpulan

b. Saran yang membangun bagi kelestari-

an lingkungan dan masyarakat.

c. Refleksi dari masing-masing anggota

kelompok

4. DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang informasi sumber rujukan

baik buku, jurnal, atau tulisan ilmiah lain

yang digunakan dalam membuat laporan

penelitian tersebut.

Ketentuan Pembuatan Laporan Hasil Penelitian:

a. Diketik dan dicetak menggunakan kertas A4 dan dijilid.

b. Judul penelitian tidak boleh sama dengan kelopok lain.

c. Dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

d. Keterlambatan pengumpulan tugas mendapat sangsi pengurangan nilai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

85

Lampiran 4. Instrumen Penilaian Tes

A. Soal Postest

1. Sebutkan minimal 3 cara menangani air yang tercemar agar layak

digunakan!

2. Apa pengaruhnya bagi manusia jika mengkonsumsi dan menggunakan air

yang tercemar?

3. Pemeriksaan kualitas air bersih menggunakan 3 parameter, sebutkan

ketiga parameter tersebut dan berilah minimal 2 contoh dari masing-

masing parameter tersebut!

B. Kunci Jawaban Soal Postest

1. Filterisasi, Penyulingan, penyinaran dengan sinar ultraviolet, pemanasan

(pasteurisasi), dan pemberian kaporit.

2. Mengkonsumsi dan menggunakan air yang tercemar dapat mengganggu

kesehatan manusia, bahkan bisa juga menyebabkan kematian.

3. Parameter dalam pemeriksaan kualitas air

a. Fisika; bau, rasa, kekeruhan, warna, dan suhu

b. Kimia; kesadahan (CaCo3), TDS (Total Dissolved Solid), DO

(dissolved oxygen), dan tingkat keasaman (pH)

c. Biologi; Bakteri Coliform, dan Escherchia coli

C. Instrumen Penilaian Postest

Soal Postest Rubrik Pensekoran Skor

1. Sebutkan minimal 3 cara

menangani air yang ter-

cemar agar layak diguna-

kan!

- Peserta didik menyebutkan

minimal 3 cara menangani air

yang tercemar dengan benar.

- Peserta didik menyebutkan 2 cara

menangani air yang tercemar

dengan benar.

- Peserta didik menyebutkan 1 cara

menangani air yang tercemar

dengan benar.

20

15

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

86

- Jawaban peserta didik salah

- Peserta didik tidak menjawab

5

0

2. Apa pengaruhnya bagi

manusia jika mengkon-

sumsi dan menggunakan

air yang tercemar?

- Peserta didik menjawab dengan

kata kunci air tercemar dapat

menganggu kesehatan manusia

dan dapat menyebabkan kematian.

- Jawaban peserta didik salah.

- Peserta didik tidak menjawab

20

5

0

3. Pemeriksaan kualitas air

bersih menggunakan 3

parameter, sebutkan ke-

tiga parameter tersebut

dan berilah minimal 2

contoh dari masing-

masing parameter ter-

sebut!

- Peserta didik menjawab dengan

kata kunci parameter fisika,

kimia, dan biologi serta contoh

dari masing-masing parameter

minimal 2 dengan benar.

- Peserta didik menyebutkan ketiga

parameter dan memberi contoh

dari masing-masing parameter

kurang dari 2

- Peserta didik hanya menyebutkan

parameternya saja tanpa memberi

contoh.

- Peserta didik menjawab contoh-

nya tanpa menyebutkan parameter

- Jawaban peserta didik salah

- Peserta didik tidak menjawab

25

20

15

10

5

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

87

Lampiran 5. Penilaian Non Tes

Kisi-kisi Observasi

Aspek Indikator Sub Indikator pernyataan Nomor

Pernyataan

Jenis pernyataan

Positif Negatif

Toleransi Kerja

sama

- Peserta didik tampak ber-

semangat dan aktif dalam

diskusi dan bermain.

- Peserta didik lebih memilih

melakukan kegiatan lain

daripada kegiatan diskusi.

- Peserta didik tampak antusias

dengan pendapat teman.

- Peserta didik tampak semangat

dalam meyampaikan gagasan

dalam diskusi

- Peserta didik memilih bekerja

sendiri dari pada kerja

kelompok.

- Peserta didik jarang ber-

pendapat/mengemukakan ga-

gasan dalam kegiatan ke-

lompok.

1

3

2

4

5

7

Kejujuran Memaha

mi dan

mengenali

kemampu

an diri

sendiri

- Peserta didik sangat menikmati

selama proses pembelajaran

berlangsung.

- Peserta didik lebih dapat

memahai materi pelajaran jika

dijelaskan langsung oleh guru.

- Peserta didik dapat memahami

dengan baik melalui pem-

belajaran Cooperative learning

tipe Picture and Picture.

6

9

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

88

- Peserta didik memiliki metode

belajar kinestetik yang dominan.

10

Rubrik Penilaian

Keterangan SS S TS STS

Pernyataan positif 4 3 2 1

Pernyataan negatif 1 2 3 4

Keterangan

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Pensekoran:

Jumlah skor tertinggi = 40

Jumlah skor terendah = 10

Kriteria Penilaian:

Range Kriteria

85% - 100% Sangat tinggi

70% - 84% Tinggi

55% - 69% Cukup

40% - 54% Rendah

25% - 39% Sangat rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

89

Lembar Observsi Proses dan Hasil Belajar Peserta Didik

Nama :

Kelas :

Petunjuk

1. Pernyataan berikut ini berkaitan dengan minat belajar peserta didik selama

proses pembelajaran.

2. Berilah tanda centang ( ) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan kondisi

peserta didik yang sebenarnya pada salah satu kolom yang tersedia!

No Pernyataan Pilihan Pernyataan

SS S TS STS

1. Peserta didik tampak bersemangat dan aktif dalam

diskusi dan bermain.

2. Peserta didik tampak antusias dengan pendapat teman.

3. Peserta didik lebih memilih melakukan kegiatan lain

daripada kegiatan diskusi.

4. Peserta didik tampak semangat dalam meyampaikan

gagasan dalam diskusi.

5. Peserta didik memilih bekerja sendiri dari pada kerja

kelompok.

6. Peserta didik sangat menikmati selama proses pem-

belajaran berlangsung.

7.

Peserta didik jarang berpendapat/mengemukakan

gagasan dalam kegiatan kelompok.

8.

Peserta didik dapat memahami dengan baik melalui

pembelajaran Cooperative learning tipe Picture and

Picture.

9. Peserta didik lebih dapat memahai materi pelajaran

jika dijelaskan langsung oleh guru.

10. Peserta didik memiliki metode belajar kinestetik yang

dominan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

90

Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

91

Lampiran 7. Foto Dokumentasi dan Sketsa Lokasi Penelitian

1. Foto Dokumentasi

No. Gambar Keterangan

1.

Botol gelap steril

Botol gelap steril yang di-

gunakan untuk mengambil

sampel air dalam pemeriksa-

an mikrobiologi

2.

Perlakuan botol aseptik

Proses sterilisasi botol gelap

aseptik sebelum digunakan

untuk mengambil sampel air.

3.

Perlakuan kran sampel air

Proses sterilisasi sampel air

sebelum diambil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

92

4.

Proses pengambilan sampel air

Proses pengambilan sampel

air secara aseptik mengguna-

kan kaca gelap.

5.

Proses pengambilan sampel air

Proses pengambilan air untuk

pemeriksaan parameter fikika

dan kimia.

7.

Sampel air

Contoh sampel air yang akan

diperiksa secara fisika, kimia,

dan biologi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

93

2. Sketsa Lokasi

a. Sketsa Lokasi Pedukuhan Semak, Banjarasri, Kalibawang Kulon Progo,

Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

94

b. Sketsa Lokasi Septic Tank dan Sumber Air Warga

1) Lokas Sumur A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

95

2) Lokasi Sumur B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

96

3) Lokasi Sumur C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

97

Lampiran 8. Hasil Uji Kualitas Air di Balai Laboratorium Kesehatan dan

Kalibrasi Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: UJI KUALITAS AIR SUMUR DI PEDUKUHAN SEMAK, BANJARASRI

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI