tugas uas.docx

63
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jumlah produksi logam non-ferrous tidak sebanyak logam ferrous (besi tuang/baja), seringkali biayanya juga relatif lebih mahal tetapi loqam non-ferrous memberikan sifat fisis-mekanis atau kombinasi dari sifat-sifat bahan logam yang tidak dimiliki oleh logam ferro. Sifat- sifat tersebut antara lain : tahan korosi, penghantar listrik dan panas yang tinggi ( electrical conductivity and heat transfer). berwarna dan ringan (light metal). Baja untuk menjadi tahan korosi dilakukan proses paduan dengan elemen lain (missal : chrom) sehingqa harga baja tahan korosi menjadi mahal, namun keunggulan baja tahan korosi mempunyai sifat mekanis yang lebih baik karena modulus elastisitas lebih rendah tetapi angka Kekerasan dan kekuatan tarik(tensile stregth) lebih besar. Untuk itu diusahakan logam non-ferrous dapat mengimbangi faktor Logam Non Ferro 1 | Page

Upload: muhammad-khusnaini-asy-syadzili

Post on 09-Aug-2015

75 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas UAS.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Jumlah produksi logam non-ferrous tidak sebanyak logam ferrous (besi

tuang/baja), seringkali biayanya juga relatif lebih mahal tetapi loqam non-ferrous

memberikan sifat fisis-mekanis atau kombinasi dari sifat-sifat bahan logam yang

tidak dimiliki oleh logam ferro. Sifat- sifat tersebut antara lain : tahan korosi,

penghantar listrik dan panas yang tinggi ( electrical conductivity and heat

transfer). berwarna dan ringan (light metal).

Baja untuk menjadi tahan korosi dilakukan proses paduan dengan elemen

lain (missal : chrom) sehingqa harga baja tahan korosi menjadi mahal, namun

keunggulan baja tahan korosi mempunyai sifat mekanis yang lebih baik karena

modulus elastisitas lebih rendah tetapi angka Kekerasan dan kekuatan

tarik(tensile stregth) lebih besar. Untuk itu diusahakan logam non-ferrous dapat

mengimbangi faktor kekuatan (mekanis) dengan teknologi pembuatannya

(dipadukan dengan elemen-elemen non-ferrous lainnya). Bila dari strength to

weight ratio (sifat kekuatan ratio bobot/berat logam), maka beberapa logam non-

ferrous lebih unggul., ini berarti untuk memperoleh konstruksi yang sama

kekuatannya maka beberapa logam non-ferrous itu akan menghasilkan konstruksi

yang lebih ringan dibandingkan dengan logam ferro (baja). Sebagai contoh

konstruksi untuk alat transportasi (truk, pesawat terbang, dan lain-lain)

merupakan faktor yang menguntungkan untuk diperhitungkan.

Pada umumnya logam non-ferrous mudah dikerjakan pada proses tuang

( foundr-y) , pekerjaan permesinan (machining) dan diolah bentuknya

Logam Non Ferro 1 | P a g e

Page 2: tugas UAS.docx

( shapinglforming) . Dibandingkan dengan baja yang sangat mudah dikerjakan

las, logam non-ferrous: relatif lebih sulit dilas, untuk itu diperlukan teknologi

las khusus logam non-ferrous.

1.2 Rumusan Masalah

Apa pengertian Logam Non Ferro?

Apa saja macam-macam Logam Non Ferro?

Bagaimanakah klasifikasi Logam Non Ferro?

Diskripsi Logam Berat dan Ringan?

Bagaimana Fabrikasi Logam Berat Non Ferro (Tembaga)?

Bagaimana fabrikasi Logam Ringan Non Ferro ( Aluminium)?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui pengertian Logam Non Ferro?

Untuk mengetahui macam-macam logam Non ferro?

Untuk mengetahui bagaimanakah klasifikasi Logam Non Ferro?

Untuk mengetahui diskripsi Logam Berat dan Ringan?

Untuk mengetahui bagaimana fabrikasi Logam Berat Non Ferro

(Tembaga)?

Untuk mengetahui bagaimana fabrikasi Logam Ringan Non Ferro

( Aluminium)?

Logam Non Ferro 2 | P a g e

Page 3: tugas UAS.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Logam Non ferro

Logam Non-Ferro (Non-Ferrous Metal) ialah jenis logam yang secara

kimiawi tidak memiliki unsur besi atau Ferro (Fe), oleh karena itu logam jenis ini

disebut sebagai logam bukan Besi (non Ferro). Beberapa dari jenis logam ini

telah disebutkan dimana termasuk logam yang banyak dan umum digunakan baik

secara murni maupun sebagai unsur paduan.

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

terutama dalam pengolahan bahan logam, menjadikan semua jenis logam

digunakan secara luas dengan berbagai alasan, mutu produk yang semakin

ditingkatkan, kebutuhan berbagai peralatan pendukung teknologi serta

keterbatasan dari ketersediaan bahan-bahan yang secara umum digunakan dan

lain-lain.Logam non Ferro ini terdapat dalam berbagai jenis dan masing-masing

memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda secara spesifik antara logam yang

satu dengan logam yang lainnya.

Keberagaman sifat dan karakteristik dari logam Non Ferro ini

memungkinkan pemakaian secara luas baik digunakan secara murni atau pun

dipadukan antara logam non ferro bahkan dengan logam Ferro untuk

mendapatkan suatu sifat yang baru yang berbeda dari sifat asalnya. 

2.2 Macam-macam logam Non ferro

Logam Non Ferro 3 | P a g e

Page 4: tugas UAS.docx

Untuk mengetahui macam-macam logam non ferro ini dapat disebutkan

sebagai berikut :

Lead, Timbal, Timah hitam, Plumbum (Pb)

Gambar 2.2a: Lead, Timbal, Timah hitam, Plumbum (Pb)

Timah hitam sangat sangat lunak, lembek tetapi ulet, memiliki

warna putih terang yang sangat jelas terlihat pada patahan atau

pecahannya. Timah Hitam memiliki berat jenis (ρ) yang sangat tinggi

yaitu =11,3 kg/dm³ dengan titik cair 327ºC, digunakan sebagai isolator

anti radiasi Nuclear. Timah hitam diperoleh dari senyawa Plumbum-

Sulphur (PbS) yang disebut “Gelena” dengan kadar yang sangat kecil.

Proses pemurniannya dilakukan dengan memanaskannya didalam

dapur tinggi, proses pencairan untuk menghilangkan oxides serta unsur

lainnya. Selain untuk pemakaian sebagai isolator radiasi, Timah hitam

digunakan juga sebagai bahan pelapis pada bantalan luncur, bahan timah

pateri serta sebagai unsur paduan dengan baja atau logam Non Ferro

lainnya yang menghasilkan logam dengan sifat Free Cutting atau yang

disebut sebagai baja Otomat.

Titanium (Ti)

Logam Non Ferro 4 | P a g e

Page 5: tugas UAS.docx

Gambar 2.2b: Titanium (Ti)

Titanium (Ti) memiliki warna putih kelabu, sifatnya yang kuat

seperti baja dan stabil hingga temperature 400ºC, tahan korosi dan

memiliki berat jenis (ρ) = 4,5 kg/dm³. Titanium (Ti) digunakan sebagai

unsur pemurni pada baja serta sebagai bahan paduan dengan Aluminium

dan logam lainnya. Titanium (Ti) memiliki titik cair 1660ºC dan kekuatan

tarik 470 N/mm2 serta densitas 56 %.

Titanium (Ti) tidak termasuk logam baru walaupun

pengembangannya baru dilakukan pada tahun 1949, karena sebenarnya

Titanium (Ti) telah terdeteksi sejak tahun 1789 dalam bentuk Oxide

Silicon, karena pengaruh oxygen maka pada saat itu tidak memungkinkan

untuk dilakukan extraction, dimana Titanium (Ti) merupakan bagian

penting dari Oxygen, namun pada akhirnya ditemukan metoda pemurnian

Titanium (Ti) ini melalui pemanasan dengan Carbon dan Clorine,

kemudian dengan Magnesium dan denganSodium pada suhu pemanasan

antara 800ºC hingga 900ºC yang menghasilkan Titanium Tetraclorite

sebagai produk awal dari Titanium (Ti) yang selanjutnya menggunakan

Magnesiumcloride atau Sodiumcloride.

Nickel, Nickolium (Ni)

Logam Non Ferro 5 | P a g e

Page 6: tugas UAS.docx

Gambar 2.2c: Nickel, Nickolium (Ni)

Nickel, Nickolium merupakan unsur penting yang terdapat pada

endapan terak bumi yang biasanya tercampur dengan bijih tembaga.

Oleh karena itu diperlukan proses pemisahan dan pemurnian dari berbagai

unsur yang akan merugikan sifat Nickel tersebut.

Bijih Nickel mengandung 2,5 % Nickel yang bercampur bersama-

sama unsur lain yang sebagian besar terdiri atas besi dan silica serta

hampir 4 % Tembaga dan sedikit Cobalt, Selenium, Tellurium, Silver,

Platinum dan Aurum. Sedangkan Tembaga, besi dan Nicel berada pada

bijih itu sebagai Sulfida.

Setelah proses penambangan bijih itu dipecah dan dilakukan

pemisahan dari berbagai unsur yang mengandung batuan yang

mengapung. Kemudian sulfide Nickel dan Sulfide Tembaga dipisahkan

melalui proses pengapungan. Proses berikutnya ialah pemanggangan

Sulfide Nicel untuk menggerakan Sulphur, selanjutnya dituangkan

kedalam bejana, untuk selnjutnya dilakukan pemurnian melalui proses

oxidasi sebagaimana dalam proses Bessemer dalam pemurnian baja.

Logam Non Ferro 6 | P a g e

Page 7: tugas UAS.docx

Dari proses ini akan diperoleh 48 % Nickel dan 27 % Tembaga.

Selanjutnya dipanaskan bersama Sodium Sulfat dengan pemanasan kokas

untuk memperoleh larutan Tembaga Nickel dan Sulfide Besi, kemudian

dituangkan kedalam ladle untuk dilakukan pemadatan, Selama

pendinginan Tembaga dan Sodium mengapung keatas dan ketika terjadi

pemadatan Nickel dan Tembaga akan terpisah oleh tiupan atau

pemukulan.

Proses pemurnian lanjut dilakukan dengan electrolisa dengan

terlebih dahulu disinter sehingga berbentuk Briket, atau dapat juga dengan

proses ‘carbonil’ jika tresedia cukup daya listrik dimana serbuk Nickel

dipanggang untuk menhilangkan sisa-sisa Sulphur dan Besi kemudian

direduksi oleh Hydrogen. Dengan demikian maka oxide logam akan

keluar dan membentuk uap, akan terbang dan membentuk gas Nickel

carbonil yang kemudian mencair karena pengaruk Carbonmonoxide serta

akan mengalir melalui kulit endapan Nickel.

Pemakaian Nickel

Secara komersial Nickel banyak digunakan secara murni terutama untuk

peralatan-peralatan yang menuntut ketahanan korosi yang tinggi, seperti

peralatan dalam industri makanan , industri kimia, obat-obatan serta

peralatan kesehatan, industri petroleum dan lain-lain.

Nickel dapat dibentuk melalui proses panas maupun dingin, memiliki sifat

mampu tempa, mampu mesin dengan pemotong HSS. Dapat dikerjakan

Logam Non Ferro 7 | P a g e

Page 8: tugas UAS.docx

dengan Cupping, Drawing, Spining, Swaging, Bending, dan Forming.

Penyambungan dapat dilakukan dengan pengelasan, penyolderan, Brazing

dan Welding.

Timah putih, Tin, Stannum (Sn)

Gambar 2.2d: Timah putih, Tin, Stannum (Sn)

Timah putih, Tin, Stannum (Sn) ialah logam yang berwarna putih

mengkilap, sangat lembek dengan titik cair yang rendah yakni 232ºC.

Logam ini memiliki sifat ketahanan korosi yang tinggi sehingga banyak

digunakan sebagai bahan pelapis pada plat baja, digunakan sebagai

kemasan pada berbagai produk makanan karena Timah putih ini sangat

tahan terhadap asam buah dan Juice.

Fungsi kegunaan yang lain ialah sebagai bahan pelapis pada

bantalan luncur serta sebagai unsur paduan pada bahan-bahan yang

memiliki titik cair rendah. Timah putih, Tin, Stannum (Sn) paling banyak

digunakan sebagai timah pateri serta paduan pada logam-logam bantalan

seperti Bronzes dan gunmetal atau ditambahkan sedikit pada paduan

Tembaga Seng (Kuningan, Brasses) untuk memperoleh ketahanan korosi.

Timah putih, Tin, Stannum (Sn) diproses dari bijih timah (Tinstone),

Logam Non Ferro 8 | P a g e

Page 9: tugas UAS.docx

extracsinya dilakukan melalui pencairan dengan temperature tinggi

sehingga timah dapat mengalir keluar dari berbagai unsur pengikatnya.

Seng, Zincum (Zn)

Gambar 2.2e: Seng, Zincum (Zn)

Seng, Zincum (Zn) ialah logam yang berwarna putih

kebiruan memiliki titik cair 419ºC, sangat lunak dan lembek tetapi akan

menjadi rapuh ketika dilakukan pembentukan dengan temperature

pengerjaan antara 100ºC sampai 150ºC tetapi sampai temperature ini

masih baik dan mudah untuk dikerjakan.

Seng memiliki sifat tahan terhadap korosi sehingga banyak

digunakan dalam pelapisan plat baja sebagai pelindung baja tersebut dari

pengaruh gangguan korosi, selain itu Seng juga digunakan sebagai unsur

paduan dan sebagai bahan dasar paduan logam yang dibentuk melalui

pengecoran. Sekalipun Seng merupakan bahan yang lembek akan tetapi

peranannya sangat penting sekali sebagai salah satu bahan Teknik yang

memilki berbagai keunggulan, baik digunakan sebagai bahan pelapis pada

baja yang tahan terhadap korosi, misalnya untuk atap bangunan, dinding

serta container yang juga harus tahan terhadap pengaruh air dan udara

serta serangga dan binatang.

Logam Non Ferro 9 | P a g e

Page 10: tugas UAS.docx

Seng juga merupakan unsur paduan untuk bahan pengecoran.

Bahan baku Seng adalah Sulfida Carbonate, biasanya berada berdekatan

dengan Lead atau Timah Hitam atau kadang-kadang juga dengan Silver.

Konsentrat biasanya dilakukan dengan Grafitasi atau pengapungan.

Proses produksi awal dilakukan dengan mengurangi kadar Asam sulfat

yang terkandung pada Oxide Seng melalui penggarangan.

Langkah selanjutnya ialah menggunakan satu Thermal untuk

menghasilkan penguapan serta kondensat, dari proses ini akan diperolah 1

hingga 2 % Lead yang diketahui sebagai Spelter atau Seng kasar dengan

99,99 % yang akan diproses lanjut dengan cara elektrolisa serta proses

penggarangan, dan melalui proses ini bijih Seng akan melarut didalam

Asam Sulphuric sesuai dengan kebutuhannya. Proses berikutnya ialah

penggarangan agar unsur Carbon bercampur didalam Briket sebelum

pemanasan melalui pengolperasian didalam retor Vertical secara

Continyu.

Manganese (Mn)

Gambar 2.2f: Manganese (Mn)

Logam Non Ferro 10 | P a g e

Page 11: tugas UAS.docx

Manganese (Mn) logam yang memiliki titik cair 1260ºC Unsur

Manganese (Mn) ini diperoleh melalui proses reduksi pada bijih

Manganese sebagaimana proses yang dilakukan dalam pembuatan baja.

Manganese digunakan pada hampir semua jenis baja dan besi

tuang sebagai unsur paduan kendati tidak menghasilkan pengaruh yang

signifikan dalam memperbaiki sifat baja tetapi tidak berpengaruh buruk

karena didalam baja memiliki kandungan unsur Sulphur.

Disamping itu Manganese (Mn) merupakan unsur paduan pada

Aluminium, Magnesium, Titanium dan Kuningan.

Chromium (Cr)

Gambar 2.2g: Chromium (Cr)

Chromium ialah logam berwarna kelabu, sangat keras dengan titik cair

yang tinggi yakni 1890ºC , Chromium diperoleh dari unsur Chromite,

yaitu senyawa FeO.Cr2. Unsur Chromite (Fe2 Cr2 06 ) serta Crocoisite

(PbCrO4).

Chromium memiliki sifat yang keras serta tahan terhadap korosi jika

digunakan sebagai unsur paduan pada baja dan besi tuang dan dengan

penambahan unsur Nickel maka akan diperoleh sifat baja yang keras dan

tahan panas (Heat resistance- Alloy).

Logam Non Ferro 11 | P a g e

Page 12: tugas UAS.docx

Aluminium (Al)

Gambar 2.2h: Aluminium (Al)

Aluminium ialah logam yang berwarna putih terang dan sangat mengkilap

dengan titik cair 660ºC sangat tahan terhadap pengaruh Atmosphere juga

bersifat electrical dan Thermal Conductor dengan koefisien yang sangat

tinggi.

Secara komersial Aluminium memiliki tingkat kemurnian hingga 99,9 % ,

dan Aluminium non paduan kekuatan tariknya ialah 60 N/mm2 dan

dikembangkan melalui proses pengerjaan dingin dapat ditingkatkan sesuai

dengan kebutuhannya hingga 140 N/mm2.

Tembaga, Copper, Cuprum (Cu)

Logam Non Ferro 12 | P a g e

Page 13: tugas UAS.docx

Gambar 2.2i: Tembaga, Copper, Cuprum (Cu)

Tembaga memilki kekuatan Tarik 150 N/mm2 sebagai Tembaga

Cor dan dengan proses pengerjaan dingin kekuatan tarik Tembaga dapat

ditingkatkan hingga 390 N/mm2 demikian pula dengan angka

kekerasannya dimana Tembaga Cor memiliki angka kekerasan 45 HB dan

meningkat hingga 90 HB melalui proses pengerjaan dingin, dengan

demikian juga akan diperoleh sifat Tembaga yang ulet serta dapat

dipertahankan walaupun dilakukan proses perlakuan panas misalnya

dengan Tempering.

Sifat listrik dan sebagai penghantar panas yang baik dari Tembaga

(Electrical and Thermal Conductor) Tembaga dan menduduki urutan

kedua setelah Silver namun untuk ini Tembaga dipersyaratkan memiliki

kemurnian hingga 99,9 %. Salah satu sifat yang baik dari tembaga ini juga

adalah ketahanannya terhadap korosi atmospheric bahkan jenis korosi

yang lainnya.

Magnesium (Mg)

Gambar 2.2j: Magnesium (Mg)

Logam Non Ferro 13 | P a g e

Page 14: tugas UAS.docx

Magnesium ialah logam yang berwarna putih perak dan sangat

mengkilap dengan titik cair 651ºC yang dapat digunakan sebagai bahan

paduan ringan, sifat dan karakteristiknya sama dengan Aluminium.

Oxid film yang melapisi permukaan Magnesium hanya cukup

melindunginya dari pengaruh udara kering, sedangkan udara lembab

dengan Magnesium memiliki kekuatan tarik hingga 110 N/mm2 dan dapat

ditingkatkan melalui proses pembentukan hingga 200 N/mm2.

Magnesium memilki sifat yang lembut walaupun dengan elastisitas yang

rendah.

Antimony, Stibium (Sb)

Gambar 2.2k: Antimony, Stibium (Sb)

Antimony, Stibium (Sb) ialah logam yang berwarna putih kelabu

terang, Antimony, Stibium memiliki titik cair 630ºC. Logam ini diperoleh

dari mineral Stibnite (Sb2S3), Tetrahednite (Cu3SbS3) dan Famantinite

(Cu3SbS4) dan dari kedua bahan mineral inilah Antimony, Stibium (Sb)

dibuat melalui penguapan, akan tetapi karena tidak mencukupi maka

terpaksa dilakukan extracsi pada Stibinite.

Logam Non Ferro 14 | P a g e

Page 15: tugas UAS.docx

Antimony, Stibium (Sb) digunakan dalam pemenuhan kebutuhan

bahan yang digunakan pada temperature rendah, sebagai logam-logam

bantalan yang dipadu dengan lead (timah hitam) dan akan mempengaruhi

kekerasan dari Timah hitam itu sendiri.

Bismuth (Bi)

Gambar 2.2l: Bismuth (Bi)

Bismuth ialah logam berwarna putih kelabu kemilau, sifat Bismuth

sangat keras dan rapuh dan tidak dapat ditempa. Titik Cairnya 271ºC dan

keadaannya relative murni. Bismuth diperoleh dari campuran berbagai

unsur dalam kondisi alami. Proses Pemisahannya dilakukan dengan

pembersihan terlebih dahulu dimana Bismuth ini terdapat dalam keadaan

kurang bersih, sehingga diperlukan berbagai perlakuan. Bismuth

digunakan sebagai unsur paduan dengan logam lain yang memiliki titik

cair rendah.

Boron (B)

Logam Non Ferro 15 | P a g e

Page 16: tugas UAS.docx

Gambar 2.2m: Boron (B)

Boron (B) memiliki titik cair 2300ºC dan Boron-Carbide sangat

keras dan tahan terhadap pengaruh kimia. Proses pemurnian Boron

termasuk sangat sulit akan tetapi kerap kali Boron ditemukan dalam

keadaan murni sehingga disebut sebagai logam Murni atau logam langka

(rare-metal). Boron tidak digunakan sebagai element akan tetapi Boron

digunakan sebagai bahan pembuatan Dies, Nozle untuk Injection

moulding, pivot serta permukaan bearing. Boron dibuat dalam bentuk

bubukan sehingga pembentukannya dilakukan dengan proses Sintering.

Cadmium (Cd)

Gambar 2.2n: Cadmium (Cd)

Cadmium (Cd) ialah logam yang berwarna putih kebiruan sifatnya

sangat lunak dan lembek dengan titik cair hanya 321ºC. sebagai bahan

dasar dari Cadmium ini ialah endapan Seng. Endapan pekat dari Cadmium

terdapat dibagian tertentu dari instalasi pengolahan Seng (Zn), Cadmium

Logam Non Ferro 16 | P a g e

Page 17: tugas UAS.docx

digunakan dalam paduan yang memiliki titik cair rendah serta bahan

tambah pada Tembaga. Yang penting dalam pemakaian Cadmium ini

ialah sebagai lapisan pelindung pada Baja atau Kuningan (Brasses).

Cerium (Ce)

Gambar 2.2o: Cerium (Ce)

Cerium (Ce) disebut sebagai logam langka (rare earth-

metal), memiliki titik cair 640ºC dapat ditambahkan kedalam besi tuang

untuk pembuatan electrode, pembuatan busur listrik atau sebagai bahan

batu pemantik (lighter flints).

Cobalt (Co)

Gambar 2.2p: Cobalt (Co)

Cobalt (Co) ialah LOgam yang brwarna putih silver ini memilki

titik cair 1490ºC dan bersifat magnetic tinggi. Cobalt diperoleh bersama

unsur Nickel serta element-element mineral tertentu dan dipisahkan

selama proses pemurnian pada unsur Nickel. Cobalt digunakan sebagai

Logam Non Ferro 17 | P a g e

Page 18: tugas UAS.docx

unsur paduan pada baja paduan sebagai alat potong (Tool Steel) dan

sebagai unsur paduan dengan unsur Nickel sebagai baja paduan yang

tahan terhadap temperature tinggi.

Iridium (Ir)

Gambar 2.2q: Iridium (Ir)

Iridium (Ir) ini disebut sebagai baja putih ini adalah logam dari

kelompok Platinum yang memiliki titik cair 2454ºC. Penggunaannya

sebagai bahan paduan dengan unsur Platinum-Alloy yang kuat dan keras

serta meningkatkan titik cairnya.

Germanium (Ge)

Gambar 2.2r: Germanium (Ge)

Logam Non Ferro 18 | P a g e

Page 19: tugas UAS.docx

Germanium (Ge) merupakan logam dengan sifat kelistrikan yang

spesifik sehingga digunakan sebagai komponen dalam Teknik Kelistrikan.

Mercury, Hydragirum (Hg)

Gambar 2.2s: Mercury, Hydragirum (Hg)

Mercury, Hydragirum (Hg) ialah salah satu jenis logam murni

yang diperoleh dalam skala kecil dengan logam murni lainnya serta

Sulphide (HgS) yang dapat dilakukan extraksi melalui pemanasan

sederhana yang kemudian diproses secara destilasi, jika perlu dilakukan

penegrjaan lanjut untuk menghilangkan kadar Seng dan Cadmium.

Mercury digunakan dalam Thermometer dan Barrometer serta saklar atau

electrical Switches. 

Molybdenum (Mo)

Gambar 2.2t: Molybdenum (Mo)

Logam Non Ferro 19 | P a g e

Page 20: tugas UAS.docx

Molybdenum (Mo) ialah Logam yang berwarna putih Silver

dengan titik Cair 2620ºC. Terdapat dalam bentuk Sulphide serta berbagai

Oxid pada berbagai jenis Logam. Molybdenum (Mo) digunakan sebagai

unsur paduan pada baja dan Besi Tuang (Cast Iron).

Platinum (Pt)

Gambar 2.2u: Platinum (Pt)

Platinum (Pt) adalah salah satu jenis logam berat yang berwarna

putih kelabu dan sangat mengkilap dengan titik cair 1773ºC

dan memiliki sifat yang mudah dibentuk, ulet dan tidak mengandung

Oxide atau tar dalam udara bebas. Platinum (Pt) sangat cocok digunakan

dalam paduan dengan Iridium yang dapat meningkatkan kekerasannya.

Platinum (Pt) terdapat dalam paduan logam mulia serta endapan

Tembaga-Nickel.

Platinum (Pt) dapat pula diperoleh melalui proses extraksi pada

mas (gold) dan Nickel.Platinum (Pt) digunakan sebgai bahan pembuatan

Contact point pada system kelistrikan motor bakar, kabel tahanan

polymeter serta kawat Thermocouple.

Dlln

Logam Non Ferro 20 | P a g e

Page 21: tugas UAS.docx

2.3 Klasifikasi Logam Non-Ferro

Logam non ferro dapat digolongkan ke dalam logam non ferro

berat dan logam non ferro ringan. Sifat mekanik logam non ferro pada

umumnya kurang baik, akan tetapi dapat diperbaiki dengan

memadukannya. Kebanyakan dari logam non ferro adalah tahan korosi

karena adanya lapisan oksida yang kuat. Sedangkan beberapa logam non

ferro mempunyai daya penghantar listrik dan daya penghantar panas yang

baik. Klasifikasi logam non ferro, sebagai berikut:

(a). Logam berat dan logam ringan

Logam dapat diklasifikasikan sebagai logam berat dan logam

ringan. Logam berat dengan berat jenis lebih dari 5 kg/dm3. Sedangkan

logam ringan dengan berat jenis kurang dari 5 kg/dm3. Logam berat dan

logam ringan menurut keberadaannya terdapat dalam dua bentuk

yaitu logam murni dan logam paduan.

1. Logam murni yaitu logam dengan sifat-sifat :

Kadar kemurnian 99,9 %.

Kekuatan tarik rendah

Titik lebur tinggi

Daya hantar listrik baik

Daya tahan terhadap karat baik.

2. Logam paduan yaitu logam campuran dari dua macam logam atau

lebih yang dicampur satu sama lain dalam keadaan cair, sehingga

mempunyai sifat-sifat :

Logam Non Ferro 21 | P a g e

Page 22: tugas UAS.docx

Kekerasan dapat ditingkatkan dari kekerasan logam asalnya.

Kekuatan tarik dapat diperbesar

Daya pemuaian dapat dikurangkan

Titik lebur dapat diturunkan atau dinaikkan dibanding logam-

logam asalnya.

Macam-macam logam paduan yaitu;

1). Paduan tuang

2). Paduan tempa Dalam logam paduan dikenal perbedaan antara

paduan logam berat dan paduan logam ringan.

Diantara paduan logam berat yang kita kenal antara lain sebagai

berikut.

a). Kuningan atau loyang yaitu paduan antara tembaga dengan seng

dan sedikit tambahan timbal.

b). Perunggu yaitu campuran antara tembaga, timah, sedikit seng dan

timbal.

c). Paduan nikel untuk logam-logam tahan karat, misalnya monel,

metal dan sebagainya.

d). Paduan seng untuk alat-alat ukur dan bagian-bagian mesin.

Logam-logam untuk paduan berat lainnya dan kegunaan dapat dilihat

dalam tabel berikut.

Tabel 1. Macam-macam Paduan dan kegunaannya. 

Logam Non Ferro 22 | P a g e

Page 23: tugas UAS.docx

NN Nama

paduanKegunaan

1.1

Wolfram/

tungste

n (W)

Untuk paduan baja, kawat pijar,

dan bahan campuran elektoda

las TIG/WIG.

2.2Molibdenu

m (Mo)

Paduan baja, pipa-pipa, dan alat

rontgen.

33.Tantalum

(Ta)

Untuk alat-alat kedokteran dan

paduan lainnya.

44.Kromium

(Cr)

Paduan baja tahan karat, pelapis

logam dan pelindung tahan

karat.

55.Mangan

(Mn)Paduan baja.

66.Vanadium

(V)paduan baja tahan karat.

77.Kobalt

(Co)Paduan baja perkakas potong.

88.Kadmium

(Cd)

Paduan logam-logam bantalan,

pelapis baja tahan karat, tahan

uap racun dan sebagainya.

99.Bismut

(Bi)

Paduan bahan yang digunakan

dalam sekering- Sekering.

Logam Non Ferro 23 | P a g e

Page 24: tugas UAS.docx

Sedangkan untuk paduan logam ringan kita kenal antara lain sebagai

berikut.

1).Aluminium dan paduannya yang banyak digunakan untuk paduan

logam ringan, misalnya duralumin yang biasa digunakan untuk

badan pesawat terbang, kendaraan bermotor, kapal pesiar, alat-alat

rumah tangga dan sebagainya.

2).Paduan magnesium digunakan hanya bila dalam konstruksi mesin

yang factor berat menjadi pertimbangan utama. Sebab magnesium

mempunyai daya gabung yang tinggi terhadap oksigen dan mudah

terbakar.

3).Paduan titanium banyak digunakan untuk paduan aluminium

sebagai logam ringan yang banyak dipakai pada konstruksi

pesawat terbang.

(b). Logam mulia

Logam mulia adalah logam yang dalam keadaan tunggal sudah

dapat dipakai sebagai bahan teknik, artinya dalam keadaan murni tanpa

dicampur dengan bahan logam lain sudah dapat diproses menjadi barang

jadi atau setengah jadi, dengan sifat-sifat yang baik sesuai dengan yang

diinginkan. Pada umumnya bahan logam belum memiliki sifat-sifat yang

baik apabila tidak dicampur dengan bahan lain nya dan tidak memenuhi

syarat sebagai bahan teknik, kecuali logam mulia tersebut. Diantara logam

mulia yang kita kenal adalah emas, perak dan platina.

(c). Logam radioaktif

Logam Non Ferro 24 | P a g e

Page 25: tugas UAS.docx

Logam radioaktif adalah bahan yang menunjukkan gejala

radioaktif karena radionuklida.Radioaktif adalah radiasi elektromagnetik

dan penyebaran partikel pada saat terjadi perubahan spontan suatu inti

atom atau disebabkan pembelahan inti secara spontan. Diantara logam

radioaktif yang kita kenal adalah uranium, radium dan plutonium.

2.4 Deskripsi logam berat dan logam ringan beserta karakteristiknya

2.4.1 Logam berat.

Logam berat ialah jenis logam non ferro dengan berat jenis lebih

dari 5 kg/dm3

Karateristik logam berat

Sedangkan (Palar, 2008 dalam Ernawati 2010) memberi

karakteristik logam berat sebagai berikut: 1. Memiliki spesifikasi

gravitasi yang sangat besar(>4) 2. Mempunyai nomor atom 22-34

dan 40-50 serta unsur lantanida dan aktanida 3. Mempunyai respon

biokimia yang spesifik pada organisme hidup. Berbeda dengan

logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek khusus pada

makhluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat dapat

menjadi racun bagi tubuh makhluk hidup apabila melampaui

ambang batas yang diizinkan. Namun sebagian dari logam berat

tersebut memang dibutuhkan oleh tubuh makhluk hidup dalam

jumlah tertentu (sedikit), yang juga apabila tidak terpenuhi akan

berakibat fatal terhadap kelangsungan hidup dari makhluk hidup

tersebut. Salah satu polutan yang sangat berbahaya bagi kesehatan

manusia adalah logam berat.WHO (World Health Organisation)

Logam Non Ferro 25 | P a g e

Page 26: tugas UAS.docx

dan FAO (Food Agriculture Organisation) merekomendasikan

untuk tidak mengkonsumsi makanan laut (seafood) yang tercemar

logam berat

2.4.2 Logam ringan.

Logam Ringan yaitu logam yang mempunyai massa jenis kurang

dari 5 g/cm³, berikut contoh contohnya yang saya rangkum dari

Wikipedia : Natrium, Litium, Skandium, Kalsium, Boron, Barium,

Selenium, Kalium, Fransium, Rubidium aluminium, magnesium, natrium,

titanium, dan lain-lain.

Karateristik logam ringan

1. Memiliki spesifikasi gravitasi yang kecil 2. Mempunyai nomor

atom 22-34 dan 40-50 serta unsur lantanida dan aktanida 4. Lunak.

2.5 Fabrikasi Logam Berat Non Ferro (Tembaga)

Sifat umum tembaga

- Warna merah muda mengkilap

- Penghantar listrik

- Bahan alat pemanas

- Pipa-pipa ketel

- Dapat ditempa pada keadaan dingin

- Tahan korosi

- Bila kena asam menjadi beracun

- Tidak baik untuk alat-alat masak

Logam Non Ferro 26 | P a g e

Page 27: tugas UAS.docx

a. Proses Pengolahan Tembaga

“Chalcopirit” adalah bijih tembaga, merupakan campuran antara

SCu dan CuFeS yang di peroleh dari hasil tambang di bawah permukaan

tanah. Gambar berikut adalah proses pengolahannya:

Gambar 2.5a: Alur Proses pembuatan Tembaga.

Alur proses yang ditunjukkan pada gambar diatas adalah dimulai

dari bijih chalcopirit, digiling dan dicampur dengan batu kapur serta bahan

fluks silika. Setelah tepung bijih dipekatkan, lalu SiO dan CuS , campuran

inilah yang di sebut: “ Kalsin”. Kalsin kemudian di lebur dengan batu

kapur sebagai fluks nya di dalam dipanggang, sehingga terbentuk

campuran ,FeS FeO.

Logam Non Ferro 27 | P a g e

Page 28: tugas UAS.docx

Dapur Reverberatory, tujuan nya untuk melarutkan besi (Fe) di

dalam terak, sisanya adalah Tembaga-Besi yang disebut “matte” di

tuangkan kedalam konverter. Dengan menghembuskan udara kedalam

konverter untuk selama 4 s/d 5 jam, maka kotoran-kotoran teroksida dan

besi akan membetuk terak yang pada saat-saat tertentu, dikeluarkan dari

konverter. Karena panas oksidasi cukup tinggi, maka muatan akan tetap

cair yang akhir nya dapat merubah sulfida-tembaga menjadi oksida-

tembaga atau yang dikenal dengan nama: sulfat. Bila kemudian aliran

udara dihentikan, maka oksida kupro akan bereaksi dengan sulfida kupro

yang akan membentuk tembaga blister dan dioksida belerang. Tembaga

blister dengan tingkat kemurnian antara 98 % s/d 99 % ini kemudian

dicor menjadi slab untuk kemudian di olah secara elektolitik menjadi

tembaga murni.

b. Konstruksi mesin pengolah dan cara kerjanya.

Converter ialah sebuah tabung baja dengan dinding berlapis dan

tahan terhadap temperatur tinggi serta ditempatkan pada sebuah dudukan

yang dibentuk sedemikian rupa agar posisinya dapat diubah secara

vertikal mapun secara horizontal dengan posisi mulut berada disamping

atau diatas bahkan dibawah. Posisi-posisi ini diperlukan untuk pengisian,

penghembusan karbon dioksida dan penuangan hasil pemurnian.

Logam Non Ferro 28 | P a g e

Page 29: tugas UAS.docx

Gambar2.5b: Konstruksi conventer pengolahan tembaga.

Proses pemurnian ini dilakukan dengan terlebih dahulu mencairkan

besi mentah ke dalam converter yang berada pada posisi horizontal

kemudian converter diubah posisinya pada posisi vertikal dan pada posisi

ini udara bertekanan dihembuskan melalui dasar converter kedalam besi

mentah cair, dengan demikian maka unsur karbon akan bersenyawa

dengan oksigen menjadi karbon dioxida (CO2) dan mengikat unsur-unsur

lainnya.

Dengan tekanan udara sedemikian itu unsur-unsur tersebut akan

terbawa keluar dari converter, proses ini dilakukan dalam waktu 20 menit.

Konventer untuk proses “oksidasi berkapasitas antara 50-400 ton”.

Besi kasar dari tanur yang dituangkan ke dalam konventer disemburkan

oksigen dari atas melalui pipa sembur yang bertekanan kira-kira 12 atm.

Penyemburan Oksigen berlangsung antara 10-20 menit. Penambahan

waktu penyemburan akan mengakibatkan terbakarnya C, P, Mn dan Si.

Logam Non Ferro 29 | P a g e

Page 30: tugas UAS.docx

Konvertor dibuat dari plat baja dengan sambungan las atau paku keling.

Bagian dalamnya dibuat dari batu tahan api. Konvertor disangga dengan

alat penyangga yang dilengkapi dengan trunnion untuk mengatur posisi

horizontal atau vertikal Konvertor.

Pada bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin

(tuyer)sebagai saluran udara penghembus (air blast). Batu tahan api yang

digunakan untuk lapisan bagian dalam Konvertor dapat bersifat asam atau

basa tergantung dari sifat baja yang diinginkan

Secara umum proses kerja konverter adalah:

a. Dipanaskan dengan kokas sampai suhu 15000C.

b. Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja (+1/8 dari volume

konverter).

c. Konverter ditegakkan kembali.

d. Dihembuskan udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dengan kompresor.

e. Setelah 20 – 25 menit konverter dijungkirkan untuk mengeluarkan

hasilnya.

c. Hasil produk dan manfaatnya (TEKNIK).

Logam Non Ferro 30 | P a g e

Page 31: tugas UAS.docx

Gambar 2.5c1: Produk Tembaga (pipa, mur dan baut)

Manfaatnya:

Produk tembaga ini berupa mur, pipa dan kran. Produk seperti kran

pipa ini berfungsi sebagai pemutus penghubung instalasi pada saluran air.

Dengan bahan yang terbuat dari sangatlah efektif untuk meningkatkan

umur dari pipa agar tidak cepat korosi.

Gambar 2.5c2: Produk Tembaga (pipa kondensor)

Manfaat:

Tembaga sangatlah baik untuk menghantarkan panas, sehingga

pipa kondensor yang terbuat dari tembaga akan lebih efektif untuk

Logam Non Ferro 31 | P a g e

Page 32: tugas UAS.docx

menghantarkan panas dari kompresor AC ke kondensator untuk di

kondensasi. Serta hal ini juga sangat menguntungkan dengan berat

tembaga yang ringan serta tahan korosi.

Gambar 2.5c2: Produk tembaga (inti kabel)

Manfaat:

Kabel berfungsi untuk menghantarkan tegangan listrik ke

komponen pad istalasi listrik. Inti kabel uang terbuat dari tembaga akan

sangant efektif karena tembaga adalah penghantar listrik yang baik.

Sehingga fungsi kabel akan lebih maksimal.

2.6 Fabrikasi Logam Ringan Non Ferro (Aluminium)

Dalam tiga dasawarsa terakhir ini aluminium telah menjadi salah

satu logam industri yang paling luas penggunaannya di dunia. Aluminium

banyak digunakan didalam semua sektor utama industri seperti angkutan,

konstruksi, listrik, peti kemas dan kemasan, alat rumah tangga serta

peralatan mekanis.

Penggunaan aluminium yang luas disebabkan aluminium memiliki

sifat-sifat yang lebih baik dari logam lainnya seperti :

Logam Non Ferro 32 | P a g e

Page 33: tugas UAS.docx

- Ringan : memiliki bobot sekitar 1/3 dari bobot besi dan baja, atau tembaga

dan karenanya banyak digunakan dalam industri transportasi seperti

angkutan udara.

- Kuat : terutama bila dipadu dengan logam lain. Digunakan untuk

pembuatan produk yang memerlukan kekuatan tinggi seperti : pesawat

terbang, kapal laut, bejana tekan, kendaraan dan lain-lain.

- Mudah dibentuk dengan semua proses pengerjaan logam. Mudah dirakit

karena dapat disambung dengan logam/material lainnya melalui

pengelasan, brazing, solder, adhesive bonding, sambungan mekanis, atau

dengan teknik penyambungan lainnya.

- Tahan korosi : sifatnya durabel sehingga baik dipakai untuk lingkungan

yang dipengaruhi oleh unsur-unsur seperti air, udara, suhu dan unsur-

unsur kimia lainnya, baik di ruang angkasa atau bahkan sampai ke dasar

laut.

- Konduktor listrik : setiap satu kilogram aluminium dapat menghantarkan

arus listrik dua kali lebih besar jika dibandingkan dengan tembaga.

Karena aluminium relatif tidak mahal dan ringan, maka aluminium sangat

baik untuk kabel-kabel listrik overhead maupun bawah tanah.

- Konduktor panas : sifat ini sangat baik untuk penggunaan pada mesin-

mesin/alat-alat pemindah panas sehingga dapat memberikan penghematan

energi.

- Memantulkan sinar dan panas : Dapat dibuat sedemikian rupa sehingga

memiliki kemampuan pantul yang tinggi yaitu sekitar 95% dibandingkan

Logam Non Ferro 33 | P a g e

Page 34: tugas UAS.docx

dengan kekuatan pantul sebuah cermin. Sifat pantul ini menjadikan

aluminium sangat baik untuk peralatan penahan radiasi panas.

- Non magnetik : dan karenanya sangat baik untuk penggunaan pada

peralatan listrik/elektronik, pemancar radio/TV. dan lain-lain, dimana

diperlukan faktor magnetisasi negatif.

- Tak beracun : dan karenanya sangat baik untuk penggunaan pada industri

makanan, minuman, dan obat-obatan, yaitu untuik peti kemas dan

pembungkus.

- Memiliki ketangguhan yang baik : dalam keadaan dingin dan tidak seperti

logam lainnya yang menjadi getas bila didinginkan. Sifat ini sangat baik

untuk penggunaan pada pemrosesan maupun transportasi LNG dimana

suhu gas cair LNG ini dapat mencapai dibawah -150 oC.

- Menarik : dan karena itu aluminium sering digunakan tanpa diberi proses

pengerjaan akhir. Tampak permukaan aluminium sangat menarik dan

karena itu cocok untuk perabot rumah (hiasan), bahan bangunan dan

mobil. Disamping itu aluminium dapat diberi surface treatment, dapat

dikilapkan, disikat atau dicat dengan berbagai warna, dan juga diberi

proses anodisasi. Proses ini menghasilkan lapisan yang juga dapat

melindungi logam dari goresan dan jenis abrasi lainnya.

- Mampu diproses ulang guna yaitu dengan mengolahnya kembali melalui

proses peleburan dan selanjutnya dibentuk menjadi produk seperti yang

diinginkan Proses ulang-guna ini dapat menghemat energi, modal dan

bahan baku yang berharga.

Logam Non Ferro 34 | P a g e

Page 35: tugas UAS.docx

a. Proses pengolahan Aluminium.

Proses Penambangan Aluminium

Aluminium ditambang dari biji bauksit yang banyak terdapat di

permukaan bumi. Bauksit yang ditambang untuk keperluan industri

mempunyai kadar aluminium 40-60%. Setelah ditambang biji bauksit

digiling dan dihancurkan supaya halus dan merata. Kemudian dilakukan

proses pemanasan untuk mengurangi kadar air yang ada. Selanjutnya

bauksit mengalami proses pemurnian.

Proses Pemurnian Aluminium

Proses pemurnian bauksit dilakukan dengan metode Bayer dan

hasil akhir adalah alumina. Tahapan pemurnian aluminium bisa dilihat

pada gambar 10. Pertama-tama bauksit dicampur dengan larutan kimia

seperti kaustik soda. Campuran tersebut kemudian dipompa ke tabung

tekan dan kemudian dilakukan pemanasan. Proses selanjutnya dilakukan

penyaringan dan diikuti dengan proses penyemaian untuk membentuk

endapan alumina basah (hydrated alumina). Alumina basah kemudian

dicuci dan diteruskan dengan proses pengeringan dengan cara

memanaskan sampai suhu 1200 oC. Hasil akhir adalah partikel-partikel

alumina dengan rumus kimianya adalah Al2O3.

Proses Peleburan Aluminium

Alumina yang dihasilkan dari proses pemurnian masih

mengandung oksigen sehingga harus dilakukan proses selanjutnya yaitu

Logam Non Ferro 35 | P a g e

Page 36: tugas UAS.docx

peleburan. Peleburan alumina dilakukan dengan proses reduksi

elektrolitik. Proses peleburan ini memakai metode Hall-Heroult.

Alumina dilarutkan dalam larutan kimia yang disebut kriolit pada

sebuah tungku yang disebut pot. Pot ini mempunyai dinding yang dibuat

dari karbon. Bagian luar pot terbuat dari baja. Aliran listrik diberikan

melalui anoda dan katoda. Proses reduksi memerlukan karbon yang

diambil dari anoda di dalam penangas kriolit lebur. Alumina tidak dapat

direduksi dengan karbon, karena adanya pembentukan Al4C3 (aluminium

karbida), dan reaksi balik antara uap aluminium dengan CO2 di dalam

kondensor akan menyebabkan terjadinya pembentukan aluminium oksida

sebagaimana semula. Perubahan entalpi yang terjadi dalam reaksi itu

adalah sebagai berikut:

Al2O3 + 1,5C --> 2Al + 1,5CO2

Karbon yang diperlukan untuk reduksi berasal dari anode dan untuk

itu diperlukan antara 0,5 sampai 0,6 kg karbon per kilogram logam.

Walaupun secara teoritis yang diperlukan sebetulnya hanyalah 0,33 kg,

namun karena karbon dioksida yang keluar itu mengandung 10% sampai

15% karbon monoksida (CO), maka jumlah yang diperlukan dalam praktik

tentu lebih besar. Langkah-langkah pembuatan logam aluminium adalah

sebagai berikut. 

1. Pasang atau ganti pelapis sel

Logam Non Ferro 36 | P a g e

Page 37: tugas UAS.docx

2. Buat anode karbon dan gunakan di dalam sel

3. Siapkan penangas kriolit dan kendalikan komposisinya

4. Larutkan alumina di dalam kriolit lebur

5. Larutan alumina dielektrolisis sehingga membentuk aluminium

logam yang bertindak sebagai katode.

6. Karbon elektrode teroksidasi oleh oksigen yang dibebaskan

7. Aluminium cair dialirkan keluar dari sel, dipadu (bila perlu),

dicetak menjadi logam batangan dan didinginkan.

b. Konstruksi mesin pengolah dan cara kerjanya.

Sel elektrolit berbentuk kotak baja besar. Di dalamnya terdapat

kompartemen katode yang dilapisi dengan campuran pitch dan batubara

antrasit atau dengan kokas yang dipanggang di tempat dengan bantuan arus

listrik, atau dengan blok-blok katode yang telah dipanggang dan kemudian

disemenkan satu sama lain. Lubang kompartemen katode itu mempunyai

kedalaman 30 sampai 50 cm, dengan lebar mencapai 3 m dan panjang 9 m

bergantung pada jenis sel dan beban yang direncanakan. Tebal pelapis

berkisar antara 15 sampai 25 cm pada bagian sisi dan 26 sampai 46 cm pada

bagian dasar.

Di antara dinding baja dan pelapis dipasang isolasi termal yang

terdiri dari baja tahan panas, blok asbes, atau bahan lain. Pada pelapis

bagian dasar dipasang batangan baja besar yang berfungsi sebagai

pengumpul arus katode. Batangan ini menjulur keluar melalui lubang pada

kotak baja dan dihubungkan dengan batangan pengantar katode. Pelapis sel

Logam Non Ferro 37 | P a g e

Page 38: tugas UAS.docx

biasanya tahan 2 sampai 4 tahun. Kerusakan biasanya terjadi karena

penyusupan logam melalui katode sehingga melarutkannya atau karena

penetrasi logam keluar dari kotak baja melalui kebocoran di sekitar kolektor

arus. Keseluruhan pelapis, isolasi dan kolektor itu kemudian diganti.

Pelapisan kembali kotak sel merupakan sebagian besar dari biaya produksi

dan di sini tercakup bukan saja tenaga kerja, kolektor, pelapis dan bahan

isolasi, tetapi juga kehilangan bahan elektrolit yang diserap oleh pelapis

yang terpakai. Gambar skematik penampang penangas reduksi aluminium

ditunjukkan seperti gambar berikut ini 

Gambar: Alat elektrolisis Aluminium.

Selama beroperasinya sel, terjadi pembentukan kerak di atas

permukaan penangas lebur. Alumina ditambahkan ke atas kerak ini, dimana

alumina mengalami pemanasan dan melepaskan kandungan airnya. Kerak

ini dipecahkan secara berkala dan alumina diaduk ke dalam penangas agar

konsentrasinya tetap berada di sekitar 2% sampai 6%. Kebutuhan teoristis

alumina adalah 1,89 kg per kilogram aluminium. Tetapi dalam praktik,

angkanya kira-kira 1,91 kg. Bilamana kadar alumina di dalam penangas

berkurang, dan efek anode berlangsung, maka pada anode terbentuk suatu

Logam Non Ferro 38 | P a g e

Page 39: tugas UAS.docx

lapisan tipis karbon tetrafluorida dan penangas tidak dapat lagi membasahi

permukaan anode. Mengenai mekanisme yang sebenarnya terjadi dari

pelarutan alumina di dalam penangas dan bagaimana mekanisme

dekomposisi elektrolitiknya masih belum jelas. Tetapi hasil akhirnya adalah

pembebasan oksigen pada anode dan pengendapan logam aluminium pada

katode. Oksigen bergabung dengan anode karbon dan menghasilkan CO

dan CO2, tetapi yang terbanyak adalah CO2.

c. Hasil produk dan manfaatnya (TEKNIK).

Gambar 2.6c1: Produk Aluminium (Radiator)

Manfaatnya:

Radiator berfungsi untuk mengalirkan panas cairan pendingin ke udara

luar. Sehingga radiator yang terbuat dari alumnium akan lebih tahan dari

korosi yang disebakan kontak langsung dengan air pendingin yang panas.

Logam Non Ferro 39 | P a g e

Page 40: tugas UAS.docx

Gambar 2.6c2: Produk Aluminium (Evaporator)

Manfaatnya:

Aluminium memiliki sifat konduktor panas serta tahan korosi sehingga

dalam hal ini logam aluminium sangat berfungsi untuk mempercepat

evaporasi udara luar agar cepat dingin. Selain itu juga kontak langsung

dengan air menyebabkan aluminium sangat berguna untuk menjadikan

komponen ini tahan dengan korosi yang disebabkan oleh air.

Gambar 2.6c3: produk alumnium ( bagian tengah Gear)

Manfaatnya:

Dari produk gear tersebut massa gear menjadi ringan sehingga gear ini

dapat digunakan untuk memodifikasi motor-motor balap.

Logam Non Ferro 40 | P a g e

Page 41: tugas UAS.docx

Gambar 2.6c4: Produk Aluminium (Metal Bearing)

Manfaatnya:

Digunakan sebagai bantalan antara crankshaft dan crank journal, karena

aluminium lebih aus sehingga lebih baik bearing yang terbuat dari

aluminium yang harus cepat aus dibandingkan crankshaft.

Gambar 2.6c5: Produk Aluminium (Spacer Pelek Roda)

Manfaat:

Karena logam aluminium mudah dibentuk dalam artian lunak. Dengan

demikian digunakan sebagai pengganjal antara Flens roda dengan sisi

dalam pelek roda, sehingga dapat mengatasi permukaan flens roda yang

tidak rata.

Logam Non Ferro 41 | P a g e

Page 42: tugas UAS.docx

BAB III

PENUTUP

Logam Non-Ferro (Non-Ferrous Metal) ialah jenis logam yang secara

kimiawi tidak memiliki unsur besi atau Ferro (Fe), oleh karena itu logam jenis ini

disebut sebagai logam bukan Besi (non Ferro).

Logam non ferro dapat digolongkan ke dalam logam non ferro berat dan

logam non ferro ringan. Sifat mekanik logam non ferro pada umumnya kurang

baik, akan tetapi dapat diperbaiki dengan memadukannya. Kebanyakan dari

logam non ferro adalah tahan korosi karena adanya lapisan oksida yang kuat.

Logam dapat diklasifikasikan sebagai logam berat dan logam

ringan. Logam berat dengan berat jenis lebih dari 5 kg/dm3. Sedangkan logam

ringan dengan berat jenis kurang dari 5 kg/dm3

Logam Non Ferro 42 | P a g e

Page 43: tugas UAS.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anis. 2012. Logam non ferro, (Online), (http://anistkr.blogspot.com/2012/04/logam-bukan-besi-fe-non-ferro.html), diakses 7 Desember 2012.

Asyari. 2008. Daryus Proses Produksi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Darma Persada, Jakarta.

Bangyo Sucahyo, 1999. Ilmu Logam, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Surakarta.

Beumer. 1994. Ilmu Bahan Logam. Bhratara: Jakarta

Hadi. 2012, (Online), Klasifikasi Bahan Teknik, (Online), (http://hadi-creation.blogspot.com/p/klasifikasi-bahan-teknik.html), diakses 7 Desember 2012.

Junaidi. 2012. Jenis, Sifat dan Kegunaan Logam Non Ferro, (Online), (http://tenlijunaidi.blogspot.com/2012/03/jenis-sifat-dan-kegunaan-logam-non.html), diakses 7 Desember 2012.

Saito, Saito. 1995. Pengetahuan Bahan Teknik. PT. Pradnya Paramita: Bandung.

Logam Non Ferro 43 | P a g e

Page 44: tugas UAS.docx

Samosir, Ganda. 2010. Proses Produksi. Pusat pengembangan bahan ajar-umb, Jakarta.

Sani, Rizal. 1997. Pengolahan Logam. Teknologi: Bandung

Tanpa, nama. 2011. Logam Non Ferro, (Online), (http://wong168.wordpress.com/2011/10/23/logam-non-ferro-2/), diakses 7 Desember 2012.

Tanpa, nama. 2011. Kegunaan-Logam-Non Ferro, (Online), (http://blogmechanical.blogspot.com/2011/11/kegunaan-logam-non ferro.html), diakses 7 Desember.

Logam Non Ferro 44 | P a g e