tugas topsus edy bakri (22113014)

Upload: eddy-mining-faculty-uvri

Post on 06-Mar-2016

123 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

  • A. Pendahuluan

    Tipe batuan yang terkupas/lapuk akan sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi atau

    morfologi dari lokasi penambangan dan juga urut-urutan kegiatan penambangan. Kondisi

    topografi dan morfologi menyangkut seberapa dalam tambang bawah tanah yang di buka dan

    juga bentuk akhir dari tambang bawah tanah sehingga menentukan batuan apa saja yang

    terekspose. Sedangkan urutan kegiatan penambangan menentukan bagaimana urut-urutan

    kegiatan penambangan sampai diperoleh keadaan final. Urutan kegiatan penambangan ini akan

    menentukan batuan apa saja yang akan terekspose dan juga periode batuan tersebut mengalami

    pelapukan. Urut-urutan kegiatan penambangan itu sendiri dipengaruhi oleh kondisi geologi di

    lokasi pertambangan, dimana urutan kegiatan penambangan dimulai dari lokasi cadangan yang

    mudah diambil dan bernilai ekonomis dimana data ini diperoleh dari hasil eksplorasi geologi.

    Berdasarkan kondisi-kondisi yang terjadi, dapat dibuat suatu rekonstruksi menggunakan

    PHREEQC Inverse Geochemical Modeling untuk melakukan back analysis mengenai kualitas

    air yang terjadi pada kolam bekas tambang.

    Dengan Inverse modeling menggunakan program PHREEQC, dapat dilakukan back

    analysis mengenai kondisi eksisting kualitas air pada limpasan air tanah di dalam tambang

    bawah tanah. Input dari inverse modeling ini antara lain adalah kualitas air yang masuk

    kedalam tambang bawah tanah. Selain itu diperlukan juga data batuan yang terkupas/lapuk

    yang dinyatakan dalam phase yang akan berfungsi sebagai constraint/pembatas dalam inverse

    modeling. Output dari inverse modeling itu sendiri adalah bias dilakukannya back analysis

    yang dapat digunakan untuk mempelajari terbentuknya kualitas air (genesa kualitas air).

    Kualitas air merupakan sebuah fungsi yang dinyatakan dalam beberapa parameter kualitas yang

    ditinjau baik dari aspek fisik, kimia, biologi, radioaktivitas serta proses-proses yang terjadi

    antara aspek-aspek tersebut. Inverse modeling dapat merekonstruksi beberapa kemungkinan

    reaksi kimia yang terjadi antar air yang masuk dengan tipe batuan yang terkupas/lapuk

    sehingga dapat menghasilkan kualitas air eksisting. Dari hasil tersebut, diharapkan dapat

    membantu dalam strategi pengelolaan air yang tepat untuk mengatasi degradasi kualitas air

    pada kolam bekas tambang yang umumnya dalam kondisi asam dengan volume yang sangat

    besar.

    Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

  • Penelitian ini menggunakan aplikasi inverse modeling dalam program PHREEQC.

    PHREEQC Version 2 adalah program computer yang ditulis dalam bahasa pemrograman C

    yang didesain untuk perhitungan geokimia cairan pada berbagai temperatur rendah. PHREEQC

    berdasarkan pada model ikatan antar ion pada fase cair dan mempunyai kemampuan untuk :

    A. Perhitungan speciation dan saturation index

    B. Perhitungan reaksi batch dan transport 1 dimensi (1D) yang melibatkan reaksi

    reversible, termasuk larutan, mineral, gas, solid-solution, kompleksasi permukaan, dan

    kesetimbangan ion-exchange; serta reaksi irreversible, termasuk perincian transfer mol

    dari reaktan, reaksi yang terkontrol secara kinetic, pencampuran dari larutan, dan

    perubahan temperature

    C. Inverse modeling, dimana dapat menemukan sekumpulan mineral dan mol transfer gas

    yang dapat menjelaskan perbedaan komposisi antara air, dengan batas komposisi

    tertentu yang tidak pasti.

    Kode yang ada di dalam software PHREEQC memberikan simulasi reaksi kimia dan

    proses transport dalam air menggunakan data hasil observasi. Dalam inverse modeling, satu

    larutan dalam bentuk cair diasumsikan untuk bercampur dengan larutan yang lain untuk

    bereaksi dengan mineral maupun fase gas untuk menghasilkan komposisi yang diperoleh dari

    larutan selanjutnya dan semua fraksi pencampuran dan mol transfer dari fase yang ada, dapat

    dihitung (Parkhurst&Apello, 1999).

    Metode numerik untuk inverse modeling dalam program PHREEQC berdasarkan pada

    persamaan kesetimbangan mol, dimana termasuk dalam tiap kation/anion, alkalinitas, electron,

    air, dan tiap Isotop. Kemudian, termasuk ketidaksamaan.

    B. Maksud Dan Tujuan

    Maksud dari pembuatan laporan ini adalah untuk melakukan kajian terhadap air pada

    tambang bawah tanah pada masa operasi penambangan.

    Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk melakukan inverse geochemical

    modeling dengan menggunakan program PHREEQC, untuk mengetahui proses pembentukan kualitas

    air yang ada saat ini (back analysis).

    C. Proses Pembentukan Air Asam BATUAN (AAB)

    Secara umum, proses pembentukan AAT atau AAB dibentuk oleh 3 komponen, yaitu sumber,

    proses, dan reseptor.

    Gambar Error! No text of specified style in document. Model Konsep Umum Proses

    Pembentukan AAB

    (Gardguide, 2009 dalam Firgiani, 2012)

    Ketiga komponen diatas dapat bervariasi jenisnya tergantung pada komoditas, iklim,

    tahapan penambangan, dan lain-lain. Sumber merupakan hal-hal yang dapat menyebabkan

    Sumber

    Tailing

    Overburden

    Ore

    Dinding tambang

    Jalur Transportasi

    Run off

    Infiltrasi

    Air Tanah

    Air Permukaan

    Lingkungan

    Penerima

    Air Tanah

    Air Permukaan

    Udara

    Tanah

    Endapan

  • terbentuknya AAB seperti aktifitas penambangan dan fasilitas pengolahan yang berkaitan

    dengan sulfida. Jalur berkaitan dengan iklim dan musim yang dapat mempengaruhi proses

    pembentukan dari sumber AAB dan mekanisme transportasi dari hasil pembentukan AAB.

    Sedangkan reseptor merupakan lingkungan yang menerima hasil pembentukan AAB, sebagai

    contoh adalah air tanah, air permukaan, atau wetland.

    Air Asam Batuan (AAB) akan terbentuk karena adanya tiga komponen utama yaitu

    mineral sulfida, oksigen, dan air. Mineral sulfida berperan sebagai sumber sulfur/asam, oksigen

    berperan sebagai pengoksidasi, dan air berperan sebagai pencuci hasil oksidasi. Pelapukan

    batuan yang mengandung pyrite merupakan suatu rangkaian kompleks dari beberapa reaksi

    spontan yang melibatkan gas di atmosfer, air, dan mikroorganisme. Pada kondisi tereduksi,

    pyrite merupakan mineral yang stabil. Namun saat kondisi teroksidasi, pyrite menjadi tidak

    stabil dan mulai hancur dalam beberapa mekanisme oksidasi. Oksidasi pyrite bisa dilakukan

    dengan bantuan mikroorganisme (biotik) dan tanpa batuan mikroorganisme (abiotik).

    Pengoksidasi pyrite bisa berupa oksigen (oksidasi langsung) atau oksigen dan besi (oksidasi

    tidak langsung).

    D. Ilustrasi Model Endapan dan Metode Penambangannya

    Berdasarkan data XRD dari country rock dan juga Ore 1, dapat di asumsikan bahwa

    endapan ini merupakan endapan skarn, dimana asumsi ini dibangun atas dasar country rock

    terdiri atas batuan karbonatan yang teralterasi (retograt alterasi) akibat adanya intrusi fluida

    yang membawa mineral-mineral sulfida. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar

    dibawah.

    Gambar 3 Ilustrasi Endapan skarn.

    Pada kasus ini metode penambangan yang di gunakan diasumsikan adalah metode

    penambangan bawah tanah, dimana salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap

    degradasi kualitas lingkungan pada TBT adalah air tanah. Proses leaching/pencucian country

    rock dan/atau ore oleh air tanah menyebabkan terbentuknya air asam batuan. Proses

    pembentukan air asam batuan oleh air tanah yang masuk kedalam tambang bawah tanah dapat

    Country Rock

    Ore

    Intrusi

  • di prediksi dengan membangun asumsi bahwa air tanah akan meleached country rock dan Ore ,

    untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

    Namun demikian perlu diketahui bahwasannya, pembentukan air asam batuan pada

    tambang bawah tanah sangat ditentukan oleh jenis mineral penyusun batuan yang tercuci,

    apakah terdiri atas mineral-mineral sulfat yaitu pembawa sifat keasaman ataukah mineral-

    mineral karbonat yaitu pembawa sifat basa.

    Country Rock (CR) Terleached

    Oleh Air Tanah (AT)

    Ore (O) Terleached Oleh Air

    Tanah (AT)

    Air Tanah dengan

    kualitas X

    Air Tanah dengan

    kualitas Y

    Kualitas Akhir dari air tanah

    (Z)

    Gambar 4 Diagram Alir Proses Pencucian/Leaching

    Batuan Oleh Air Tanah

    Gambar 5 Model Penampang Penambangan Bawah Tanah

  • Masalah pembentukan air asam tambang dan/atau air asam batuan pada tambang bawah

    tanah agak sedikit berbeda dengan metode tambang terbuka, hal ini diakibatkan oleh

    banyaknya faktor yang berpengaruh pada tambang terbuka, diantaranya ;

    1) limpasan air tambang /run off baik yang berasal dari curah hujan,sungai atau danau.

    2) suhu,

    3) air tanah,

    4) udara bebas/oksigen,

    5) catchmen area,

    6) jenis batuan.

    7) Infiltrasi

    8) Evaporasi dll.

    Gambar 6 sumber air pada tambang terbuka

    Gambar 7. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembentukan Air Asam

    Tambang/Air Asam Batuan Pada Tambang Terbuka

  • E. Simulasi PHREEQC Geochemical Modeling

    Untuk melakukan pemodelan geokimia sampel batuan bijih (ore) dan batuan penutup

    (country rock) daerah cebakan bijih Pb-Zn dalam penelitian ini digunakan suatu program

    komputer, yaitu geochemical modeling PHREEQC. PHREEQC adalah program komputer yang

    ditulis dalam bahasa pemprograman C yang didesain untuk berbagai perhitungan geokimia

    cairan pada temperatur rendah. PHREEQC mampu melakukan simulasi untuk berbagai reaksi

    kesetimbangan antara air, mineral, ion exchanger, reaksi kompleks permukaan, larutan padatan

    dan gas. PHREEQC juga mampu melakukan perhitungan spesiasi dan saturation index,

    melakukan forward dan inverse modeling, perhitungan reaksi batch dan transport 1D. Program

    ini juga memiliki formula kinetik umum yang memungkinkan pemodelan dissolusi dan

    pengendapan nonequilibrium mineral, reaksi mikrobial, dekomposisi senyawa organik dan

    reaksi kinetik lainnya. Terdapat beberapa keywords dalam pemodelan PHREEQC yang akan

    digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

    1. SOLUTION

    Solution (larutan) menunjukkan larutan yang akan dipakai dalam PHREEQC. Dengan

    input ini kita dapat menentukan komposisi dan karakteristik (fisika dan kimiawi) larutan

    yang akan dipakai. Adapun keyword Solution Spread berguna untuk mempermudah

    menyatakan beberapa larutan sekaligus dengan karakteristiknya masing-masing.

    2. DATABASE

    Dalam proses pemodelannya diperlukan database yang berisi semua data

    termodinamika yang digunakan untuk melakukan perhitungan kejenuhan (saturation)

    dan parameter untuk mengestimasi koefisien aktifitas. Data-data tersebut antara lain

    solution species, nilai log K, koefisien untuk menghitung koefisien aktifitas

    menggunakan formula Debye-Huckel. Database ini penting untuk penentuan spesiasi

    larutan dan kesetimbangan mol dalam model geokimia. PHREEQC menyediakan

    beberapa jenis database dengan variasi data tersendiri yaitu amm.dat, iso.dat, llnl.dat

    (database yang disusun oleh Lawrence Lovermore National Laboratory), minteq.dat,

    minteqv4, phreeqc.dat, pitzer.dat, sit.dat dan wateq4f.dat. Database phreeqc.dat

    merupakan database default dari PHREEQC, namun user dapat memilih database yang

    akan digunakan. Pada penelitian ini, digunakan database llnl.dat karena database

    tersebut memiliki data yang lebih lengkap dan cocok bagi simulasi-simulasi geokimia

    yang akan dilakukan.

    3. MIXING (FORWARD MODELING)

    Pada proses pemodelan, input mixing akan menugaskan PHREEQC untuk melakukan

    pencampuran antara solution tertentu dengan fraksi percampuran yang ditentukan

    sendiri oleh user. Fraksi total pencampuran dapat lebih daripada satu. Hasil dari

    simulasi mixing ini adalah berupa satu kualitas air hasil pencampuran dengan

    karakteristik dan spesiasi kimiawi tertentu.

  • 4. EQUILIBRIUM PHASE (FORWARD MODELING)

    Input ini berfungsi untuk menggambarkan kesetimbangan antara solution dengan fasa

    padatan (solid) maupun fasa gas. Pada keyword ini, user menentukan sendiri fase yang

    akan ikut beraksi pada simulasi, Saturation Index dan jumlah mol yang bereaksi dari

    setiap fase. Pada program PHREEQC, equilibrium phase ditandai dengan lambang

    reaksi kesetimbangan. Keyword ini digunakan dalam forward modeling untuk

    menghasilkan kualitas air akhir hasil simulasi.

    5. INVERSE MODELING

    Input ini digunakan untuk melakukan simulasi reaksi kimia dan proses transport yang

    terjadi pada solution awal sehingga terbentuklah solution dengan komposisi dan

    kualitas tertentu di akhir reaksi (pemodelan terbalik). Data input yang digunakan pada

    inverse modeling adalah kualitas air awal (initial water), kualitas air akhir (final water),

    fase yang terdiri dari mineral-mineral yang bereaksi termasuk di dalamnya gas-gas yang

    ikut bereaksi, besaran ketidakpastian reaksi (uncertainty) dan balances (Gambar 2.13) .

    Hasil dari fungsi ini adalah perhitungan fraksi dari setiap larutan dan mol transfer yang

    terjadi pada reaksi dari setiap fasa yang ada. PHREEQC berkembang dengan

    penambahan persamaan kesetimbangan mol yang lebih lengkap dan penambahan

    pembatas ketidakseimbangan yang memungkinkan ketidakpastian (uncertainty) pada

    data analisa. Uncertainty menggambarkan kemungkinan kesalahan (error) default

    dalam analisis serta variabilitas spasial atau temporal dari konsentrasi tiap elemen,

    bilangan valensi elemen maupun alkalinitas dalam larutan maupun dalam komposisi

    mineral. Nilai uncertainty diperkirakan oleh user. Untuk mineral, uncertainty

    ditunjukkan dengan menampilkan fase-fase mineral (misalnya: anhydrite, calcite,

    dolomite, dll) dan juga fase dalam gas (misalnya: CO2). Terdapat dua bentuk nilai

    uncertainty yaitu nilai positif (+) dan negatif (-). Nilai positif mengasumsikan bahwa

    kesalahan bernilai persentase terhadap mol yang digunakan. Sebagai contoh:

    uncertainty = 0,02 berarti bahwa uncertainty adalah 2% dari mol. Sedangkan nilai

    negatif mengasumsikan bahwa nilai yang dimasukkan adalah nilai absolut dalam mol

    yang digunakan dalam perhitungan kesetimbangan. Nilai uncertainty negatif jarang

    digunakan karena ketelitiannya yang sangat rendah dan nilainya yang sangat relatif

    terhadap jumlah mol tiap fase yang ada. Input balance menunjukkan elemen-elemen

    yang berada dalam kesetimbangan dalam larutan namun tidak berada pada fasa batuan.

    Pada input balance ini juga dapat ditentukan nilai uncertainty untuk beberapa fasa yang

    tidak sama dengan uncertainty default seluruh larutan.

  • Gambar 8 Skema inverse geochemical modeling dalam PHREEQC (Novita, 2013)

    PHREEQC memiliki kemampuan untuk melakukan simulasi back-analysis yaitu

    inverse modeling. Inverse modeling dapat menghitung perubahan kimia yang terjadi selama air

    berevolusi sepanjang pola aliran. Dengan asumsi terdapat dua karakteristik larutan yang

    merepresentasikan komposisi awal dan akhir sepanjang pola aliran, inverse modeling

    digunakan untuk menghitung mol mineral dan gas yang harus masuk atau meninggalkan

    larutan untuk memperhitungkan perbedaan dalam komposisinya. Terjadinya mol transfer dari

    suatu larutan menjadi larutan lain disebabkan oleh larutan awal tersebut bereaksi dengan

    sumber (sink) tertentu.

    inverse modeling dapat digunakan untuk mengestimasi mol transfer yang terlibat

    selama air melewati kolom leach sampel batuan (flushing) yang mengandung mineral-mineral

    tertentu. Mineral-mineral yang diestimasi akan terlibat dalam reaksi tersebut dimasukkan di

    bawah kode (-phases) di program PHREEQC. Mineral-mineral tersebut ditentukan berdasarkan

    analisis XRD. Mineral lain yang tidak terdeteksi dalam XRD juga dapat dimasukkan sebagai

    input dalam program PHREEQC.

    Output ataupun keluaran dari inverse modeling ini adalah model model reaksi kimia

    yang kemungkinan terjadi selama air berevolusi sepanjang pola aliran beserta perhitungan

    fraksi dari setiap larutan dan mol transfer yang terjadi pada reaksi dari setiap fasa yang ada.

    Output atau keluaran ini dapat mencapai ratusan bahkan ribuan model. Adapun yang dijadikan

    dasar pemilihan model berdasarkan (Parkhurst dkk., 1999) adalah:

    1. Sum of residuals (epsilon) : sum of residuals (Jumlah residu) pada dasarnya menyatakan

    berapa banyak data analitik yang telah dipalsukan atau dimanipulasi oleh maximum

    uncertainty. Nilai sum of residual yang lebih kecil menunjukkan kekonsistenan data

    tersebut terhadap data asli. Sum of residual merupakan penjumlahan nilai yang sama

    setelah dikalikan dengan fraksi larutan. Sum of residuals diminimasi dengan Algoritma

    sederhana dalam PHREEQC.

    2. Sum of delta/uncertainty limit : Fungsi objectif dari inverse modeling adalah

    meminimasi the sum (delta/uncertainty). Sum of delta/uncertainties merupakan

    penjumlahan dari semua angka yang tercantum dalam kolom berlabel delta dibagi

  • dengan batas uncertainty (ketidakpastian) yang sesuai. Sum of delta/uncertainties harus

    mencapai nilai minimum untuk sekumpulan mineral.

    3. Maximum fractional error in element concentration : kesalahan fraksional seharusnya

    lebih kecil dari global uncertainty (ketidakpastian global) yang ditetapkan, kecuali anda

    telah menimpa global uncertainty (ketidakpastian global) dengan specific uncertainties

    (ketidakpastian khusus) dengan pilihan balances, dimana dalam kasus ini maximum

    fractional error harus lebih kecil dari global dan specific uncertainties yang paling

    besar.

    Selain memiliki kemampuan untuk melakukan inverse modeling, PHREEQC juga

    mempunyai kemampuan untuk melakukan forward modeling yang dalam penelitian ini akan

    digunakan untuk melakukan verifikasi dan prediksi kualitas air. Dalam penelitian ini, model

    geokimia untuk suatu larutan memiliki keterbatasan pada ketersediaan data termodinamika

    yang sesuai; asumsi kesetimbangan geokimia yang diterapkan; ketersediaan data kimia air

    untuk larutan yang dimodelkan; dan kualitas data.

    F. Hasil Pemodelan PHREEQC

    Berikut adalah hasil pemodelan software PHREEQC baik inverse modeling maupun

    forward modeling yang digunakan untuk memverifikasi hasil inverse modeling.

    Kualitas air lindian uji kinetik yang digunakan sebagai input PHREEQC ditunjukkan

    pada Tabel E.1 yang merupakan kualitas air lindian hasil uji kinetik . Pada Tabel E.1 tersebut,

    dapat dilihat nilai pH dan konsentrasi logam serta sulfat terlarut yang ada pada air lindian

    sampel Country Rock dan ore 1.

    Tabel E.1 Kualitas Air Lindian Input PHREEQC

    Sampel pH T (oC) As* Co* Ni* Cd* Cu* Pb* Zn* SO4*

    country rock 1 5,5 26,6 0,000 0,001 0,001 0,025 0,001 2,74 2,46 481,75

    ore 1 5,7 26,6 0,001 0,001 0,001 0,329 0,001 4,12 3,37 413,50

    * satuan dalam mg/L

    Dari hasil pengukuran konsentrasi Co, Ni, dan Cu yang dilakukan pada semua air

    lindian sampel batuan, dapat diperkirakan bahwa semua sampel batuan yang diuji ini tidak

    mengandung mineral yang mengandung unsur Co, Ni, dan Cu atau apabila mengandung unsur

    tersebut, bisa diperkirakan dalam jumlah yang kecil, terlihat dari nilai konsentrasi logam-logam

    tersebut yang rendah yaitu 0,001 mg/L. Sampel batuan country rock 1 memiliki pH yang cukup

    rendah yaitu 5,5 dan konsentrasi sulfat yang cukup tinggi yaitu 481,75 mg/L, meskipun

    sebagian besar dari mineral penyusun batuan penutup ini merupakan batuan karbonat

    (dolomite) yang biasanya berfungsi dalam proses penetralan asam. Hal ini bisa terjadi

    dikarenakan tidak semua mineral penyusun batuan penutup (country rock) ini merupakan

    mineral karbonat, akan tetapi sebagian juga merupakan mineral sulfida yang berperan dalam

    proses pembentukan asam. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa sampel country

    rock 1 merupakan batuan penutup dolomite pasiran yang mengandung breksi dalam jumlah

    besar, dimana breksi ini bisa saja mengandung mineral bijih baik itu berupa galena, sphalerite,

    dan lain-lain.

  • a) Inverse Modeling

    Inverse modeling merupakan salah satu fitur yang dapat dilakukan program PHREEQC.

    Inverse modeling didasarkan pada prinsip kesetimbangan mol atau kesetimbangan massa.

    Adapun hal-hal yang merupakan input masukan dalam program PHREEQC untuk melakukan

    inverse modeling adalah input solution awal yang merupakan air akuades dengan asumsi air ini

    memiliki pH netral 7 dan tidak mengandung logam berat, input solution akhir (Tabel E.1),

    input mineral (Tabel E.2), uncertainties, dan balances.

    Uncertainty merupakan komponen masukan yang cukup penting dalam hal ini untuk

    menyatakan seberapa persen tingkat kepercayaan user terhadap hasil simulasi inverse modeling

    tersebut. Semakin kecil nilai uncertainty maka semakin baik, karena menandakan bahwa

    tingkat keyakinan user terhadap simulasi inverse yang dilakukan PHREEQC semakin tinggi.

    Oleh karena itu, pada simulasi ini, user menggunakan nilai uncertainty sebesar 2%. Disamping

    uncertainty, input lain yang penting adalah balance yang berfungsi untuk menyeimbangkan

    reaksi kimia dalam program PHREEQC. Komponen unsur dalam solution yang tidak terdeteksi

    pada mineral phase dapat ditambahkan ke dalam input balance. Adapun unsur yang menjadi

    input balance dalam penelitian ini adalah unsur nikel (Ni) dan kobalt (Co). Dalam pemodelan

    PHREEQC, perlu ditentukan pula jenis database yang digunakan. Jenis database yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah database llnl.dat (database yang disusun oleh Lawrence

    Lovermore National Laboratory) dengan dasar pemilihan bahwa database ini mempunyai data

    mineral yang banyak dan cukup lengkap dibandingkan dengan database lainnya.

    Tabel E.2 Data input mineral dalam program inverse modeling PHREEQC

    Sampel Mineral hasil uji XRD Mineral tambahan untuk PHREEQC

    country

    rock 1

    Dolomite, Quartz, Muscovite, Calcite, Barite

    Pyrite, Chalcopyrite, Arsenopyrite, Galena, Sphalerite, Cerussite, Smithsonite,

    Greenockite, Willemite

    ore 1 Pyrite, Galena, Quartz,

    Anglesite, Sphalerite

    Chalcopyrite, Arsenopyrite, Cerussite,

    Smithsonite, Greenockite, Willemite

    Rumus

    Kimia

    Mineral

    Dolomite (CaMg(CO3)2), Galena (PbS), Sphalerite (ZnS), Pyrite (FeS2),

    Quartz (SiO2), Muscovite ((K,Na)Al2(Si, Al)4O10)OH), Calcite (CaCO3),

    Barite (BaSO4), Chalcopyrite (CuFeS2), Arsenopyrite (FeAsS), Cerussite

    (PbCO3), Smithsonite (ZnCO3), Willemite (Zn2SiO4), Greenockite (CdS),

    Anglesite (PbSO4), Leadhilite (Pb4(SO4)(CO3)2(OH)2)

    Pada Tabel E.2 dapat dilihat bahwa mineral input program PHREEQC untuk semua

    sampel batuan tidak hanya berasal dari mineral hasil uji XRD akan tetapi ditambah juga dengan

    mineral yang diperoleh dari hasil distribution species program PHREEQC yang diperkuat

    dengan referensi data sekunder mengenai mineral yang umum ditemukan dalam endapan

    SEDEX dan mineral sekunder ataupun mineral ikutan lainnya yang umum ditemukan dalam

    endapan SEDEX berdasarkan data sekunder. Penambahan mineral ini dilakukan karena tidak

    semua mineral tercatat atau terekam pada saat uji XRD dan hanya sebagian yang memiliki

    persentase yang cukup besar atau yang sangat menonjol saja yang terekam pada hasil uji XRD.

    Dari Tabel E.2 tersebut dapat dilihat bahwa mineral hasil uji XRD yang terdapat pada sampel

  • batuan penutup country rock 1 terdiri dari mineral-mineral karbonat, sedangkan untuk mineral

    hasil uji XRD yang terdapat pada sampel batuan bijih ore terdiri dari mineral sulfida.

    Dari Tabel E.2 dapat dilihat bahwa selain mineral hasil uji XRD, adapula mineral lain

    yang ditambahkan ke dalam program PHREEQC. Hal ini ditujukan agar reaksi atau proses

    yang terjadi dalam PHREEQC dapat mencapai kesetimbangan, disamping itu juga karena tidak

    semua mineral dalam sampel batuan dapat dideteksi oleh uji X-Ray Diffraction. Penambahan

    mineral ke dalam PHREEQC ini didasarkan oleh dua hal,

    1. Penambahan mineral berdasarkan data sekunder mengenai mineral umum yang ditemukan

    dalam endapan sedimen exhalatif yang disesuaikan dengan data kualitas air hasil uji kinetik

    yang digunakan sebagai input dalam final solution PHREEQC.

    2. Penambahan mineral didasarkan atas hasil distribution species dari solution yang

    dimasukkan sebagai input dalam PHREEQC sehingga kesetimbangan kimia dapat tercapai.

    Cassanova (2012) pernah melakukan studi hidrogeokimia terhadap air tanah yang ada di

    daerah endapan mineral sulfida masif dengan melihat distribution species dari air tanah

    yang ada di daerah tersebut, dan studi tersebut menjadi dasar acuan pengambilan beberapa

    mineral tambahan yang dimasukkan ke dalam software PHREEQC. Adapun sumber

    referensi dari mineral yang ditambahkan ke dalam PHREEQC dapat dilihat pada Tabel E.3

    Tabel E.3 Sumber referensi dari mineral yang ditambahkan ke dalam PHREEQC

    Mineral hasil distribution species PHREEQC yang diverifikasi dengan data sekunder

    mineral nama umum Referensi

    PbCO3 Cerrusite Casanova, B., 2012

    ZnCO3 Smithsonite Casanova, B., 2012

    Mineral Sedex dari data sekunder

    mineral nama umum Referensi

    Zn2SiO4 Willemite Anthony J.W. et al., 2003

    FeS2 Pyrite Goodfellow, W. And Lydon J., 2007

    CuFeS2 Chalcopyrite Goodfellow, W. And Lydon J., 2007

    CdS Greenockite Casanova, B., 2012

    FeAsS Arsenopyrite Goodfellow, W. And Lydon J., 2007

    PbS Galena Goodfellow, W. And Lydon J., 2007

    ZnS Sphalerite Goodfellow, W. And Lydon J., 2007

    CaCO3 Calcite Goodfellow, W. And Lydon J., 2008

    CaMg(CO3)2 Dolomite Goodfellow, W. And Lydon J., 2009

    Gas yang ikut bereaksi

    Gas nama umum

    CO2 Karbon dioksida

    O2 Oksigen

    Hasil dari eksekusi simulasi inverse modeling menggunakan program PHREEQC

    menghasilkan beberapa model pembentukan Air Asam Batuan (AAB) yang dalam hal ini

    merupakan air lindian hasil uji kinetik. Model-model pembentukan AAB ini terdiri dari

    sekumpulan mineral apa saja yang bereaksi beserta nilai transfer mol dari masing-masing

    mineral tersebut. Jumlah dari model hasil inverse modeling ini untuk masing-masing sampel

    batuan adalah 1 model untuk sampel country rock; 1 model untuk sampel ore 1, dimana

  • apabila pH hasil kualitas air lindian hasil simulasi forward modeling kurang lebih sama

    dengan pH hasil kualitas air lindian hasil uji kinetik laboratorium maka model tersebut

    dapat dipakai sebagai model representatif yang dapat menggambarkan proses pembentukan

    AAB (air lindian hasil uji kinetik laboratorium). Model representatif hasil inverse modeling

    terpilih untuk masing-masing sampel batuan dapat dilihat pada Tabel E.4 hingga Tabel E.5

    Tabel E.4 Model Terpilih Hasil Simulasi Inverse Modeling PHREEQC pada sampel batuan

    country rock 1

    Phase mole transfer Redoks mol transfer

    Mineral Rumus kimia Transfer mol element Transfer mol

    Calcite CaCO3 -5.064E-04 As 3.871e-008

    Barite BaSO4 1.842E-03 Ba 4.956e-007

    Pyrite FeS2 1.496E-04 C 2.164e-003

    Chalcopyrite CuFeS2 -7.082E-08 Cd 2.032e-013

    Arsenopyrite FeAsS -1.936E-08 Co 4.073e-007

    Galena PbS 2.441E-04 Cu 4.614e-017

    Sphalerite ZnS 1.078E-05 Fe 5.458e-005

    Greenockite CdS 1.024E-07 Ni 3.749e-007

    Pb 5.664e-012

    S 2.555e-004

    Zn 6.470e-009

    Pada sampel batuan bijih ore 1 (Tabel E.5), dapat dilihat mineral yang dominan

    bereaksi pada simulasi inverse modeling dalam menghasilkan AAB adalah mineral sulfida

    pH 6.850 pe -2.678 Activity of water 1 Ionic strength 1.39E-03 Mass of water (kg) 1.00E+00 Total alkalinity (eq/kg) 1.63E-03 Total CO2 (mol/kg) 2.14E-03

    Temperature (deg C) 22.94

    Electrical balance (eq) -2.02E-03 Percent error, 100*(Cat-|An|)/(Cat+|An|) -92.13 Iterations 17 Total H 1.11E+02 Total O 5.55E+01

  • yang terdiri dari pyrite (FeS2), galena (PbS), chalcopyrite (CuFeS2), arsenopyrite (FeAsS), dan

    greenockite (CdS); beserta mineral karbonat smithsonite (ZnCO3).

    Tabel E.5 Model Terpilih Hasil Simulasi Inverse Modeling

    PHREEQC pada sampel batuan ore 1

    Phase mole transfer Redoks mol transfer

    Mineral Rumus kimia Mineral Rumus kimia Mineral

    Pyrite FeS2 8.83E-05 As 3.871e-008

    Galena PbS -1.44E-03 C 2.082e-003

    Anglesite PbSO4 2.21E-03 Cd 1.478e-006

    Sphalerite ZnS 1.10E-03 Co 4.073e-007

    Chalcopyrite CuFeS2 -7.08E-08 Cu 8.659e-008

    Arsenopyrite FeAsS -1.27E-08 Fe 1.208e-004

    Smithsonite PbCO3 -1.08E-03 Ni 3.749e-007

    CdS Zn2SiO4 1.46E-06 Pb 2.585e-005

    S 1.531e-003

    Zn 1.034e-003

    pH 6.553

    pe -1.443

    Activity of water 1

    Ionic strength 5.37E-03

    Mass of water (kg) 1.00E+00

    Total alkalinity (eq/kg) 1.33E-03

    Total CO2 (mol/kg) 2.08E-03

    Temperature (deg C) 22.94

    Electrical balance (eq) -2.02E-03 Percent error, 100*(Cat-|An|)/(Cat+|An|) -33.58

    Iterations 15

    Total H 1.11E+02

    Total O 5.55E+01

  • Tabel E.6 Hasil Mixing Antara Model Country Rock Dan Ore 1

    Element Molality Moles

    As 1.72E-13 3.44E-13

    Ba 6.02E-13 1.20E-12

    C 1.16E-08 2.32E-08

    Cd 2.19E-12 4.39E-12

    Co 2.30E-12 4.60E-12

    Cu 2.27E-13 4.54E-13

    Fe 5.24E-10 1.05E-09

    Ni 2.13E-12 4.26E-12

    Pb 2.08E-11 4.17E-11

    S 3.10E-09 6.20E-09

    Zn 2.63E-09 5.25E-09

    pH 6.685

    pe 4.021

    Activity of water 1

    Ionic strength 1.40E-07

    Mass of water (kg) 2.00E+00

    Total alkalinity (eq/kg) -1.59E-07

    Total CO2 (mol/kg) 1.16E-08

    Temperature (deg C) 22.94

    Electrical balance (eq) 3.18E-07

    Percent error, 100*(Cat-|An|)/(Cat+|An|) 59.59

    Iterations 11

    Total H 2.22E+02

    Total O 1.11E+02

  • Tabel E.7 Verifikasi Model Terpilih Hasil Simulasi Inverse Modeling PHREEQC dan Hasil

    Uji Kinetik Laboratorium

    Sample pH

    uji lab PHREEQC

    country rock 1 5,5 6.850 1.35

    ore 1 5,7 6.553 0.853

    Dari Tabel E.6 diatas, dapat dilihat bahwa untuk sample Ore 1 diperoleh selisih antara

    pH uji lab dan pH PHREEQC di bawah 1 yaitu 0.853. adapun perbedaan atau delta pH antara

    hasil uji kinetik laboratorium dengan hasil simulasi PHREEQC untuk Country Rock berada

    pada angka 1.35, Nilai pH 6.850 ini diperoleh setelah dilakukan simulasi untuk 120 model, dan

    tidak diperoleh satupun model yang mendekati pH uji lab yaitu 5.5. perbedaan yang sangat

    signifikan ini menimbulkan 2 asumsi yaitu

    1. bahwa telah terjadi kesalahan pengukuran/ uji lab terhadap sampel country rock, hal ini

    diperkuat dengan melihat mineral penyusun country rock yang merupakan mineral

    pembawa sifat basa sehingga besar kemungkinan country rock merupakan batuan yang

    memiliki sifat netral atau relatif basa.

    2. Telah terjadi kesalahan dalam melakukan pengolahan data dengan PHREEQC.

    Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kualitas air lindian hasil simulasi PHREEQC

    terjadi sedikit penyimpangan dari kualitas air lindian hasil uji kinetik laboratorium, sehingga

    model terpilih dari hasil simulasi inverse modeling belum dapat digunakan untuk melakukan

    prediksi kualitas air baik itu mine water maupun AAB.