tugas tindak pidana

5
Nama :Ahlun Naja Kelas :PAI/A Makul :Bunga Rampai Regulasi Pendidikan Nim :20130720034 KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM MENANGGULANG TINDAK PIDANA DIBIDANG PENDIDIK Dalam sebuah Tesis hasil penelitian dan analisis yang terdapat pada BAB III oleh Suyahman pada tesis yang berjudul “Kebijakan Hukum Pidana dalam Menanggulang Tindak Pidana Di Bidang Pendidik” Tahun 2009 pada jenjang pendidikan derajad S2 di Universitas Diponegoro Semarang. Landasan Yuridis Sistem Pendidikan Nasional Indonesia adalah seperangkat konsep peraturan perundang-undangan Indonesia yang menjadi titik tolak Sistem Pendidikan Nasional Indonesia. Pancasila adalah Landasan Idial dan UUD 1945 adalah landasan Konstitusional dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia. UUD 1945 yang merupakan landasan Konstitusional di dalamnya berisi kaidah – kaidah hukum dasar yang mengatur dalam penyelenggaraaan pendidikan.. Karenanya dalam penyelenggaraan pendidikan harus berfungsi sebagai sarana pembentukan warga negara yang mampu mewujudkan cita-cita bangsanya. Oleh karena cita-cita bangsa itu menyentuh seluruh aspek kehidupan , maka penyelenggaraan pendidikan harus juga menjelajai norma-norma hukum yang terdapat hukum dasar dan terkait dengan bidang pendidikan.

Upload: ahlun-naja

Post on 28-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tentang tindak pidana

TRANSCRIPT

Page 1: tugas tindak pidana

Nama :Ahlun Naja Kelas :PAI/A

Makul :Bunga Rampai Regulasi Pendidikan Nim :20130720034

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM MENANGGULANG TINDAK PIDANA

DIBIDANG PENDIDIK

Dalam sebuah Tesis hasil penelitian dan analisis yang terdapat pada BAB III oleh

Suyahman pada tesis yang berjudul “Kebijakan Hukum Pidana dalam Menanggulang Tindak

Pidana Di Bidang Pendidik” Tahun 2009 pada jenjang pendidikan derajad S2 di Universitas

Diponegoro Semarang.

Landasan Yuridis Sistem Pendidikan Nasional Indonesia adalah seperangkat konsep

peraturan perundang-undangan Indonesia yang menjadi titik tolak Sistem Pendidikan

Nasional Indonesia. Pancasila adalah Landasan Idial dan UUD 1945 adalah landasan

Konstitusional dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia. UUD 1945 yang merupakan

landasan Konstitusional di dalamnya berisi kaidah – kaidah hukum dasar yang mengatur

dalam penyelenggaraaan pendidikan.. Karenanya dalam penyelenggaraan pendidikan harus

berfungsi sebagai sarana pembentukan warga negara yang mampu mewujudkan cita-cita

bangsanya. Oleh karena cita-cita bangsa itu menyentuh seluruh aspek kehidupan , maka

penyelenggaraan pendidikan harus juga menjelajai norma-norma hukum yang terdapat

hukum dasar dan terkait dengan bidang pendidikan.

Norma adalah aturan yang harus dijalankan oleh setiap warga Indonesia, adapun

norma-norma hukum yang harus ditaati dan dijalankan yaitu yang tertera didalam UUD 1945.

Bagaimana kita menjadi warga Negara Indonesia yang menjunjung tinggi pendidikan

Indonesia yang bermutu. maka penyelenggaraan pendidikanpun harus mampu mewujudkan

warga negara yang memiliki jiwa dan semangat nilai-nilai kejuangan 1945, mencintai tanah

air, meyakini Pancasila sebagai ideologi Pancasila, memiliki jiwa patriotisme dan

nasionalisme, memiliki semangat kebangsaan yang berlandaskan pada kebhinnekaa tunggal

ika, serta memiliki pola pikir yang komprehentif dan integral dalam memandang teritorial

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Salah satu hal yang mendasari perlunya penanggulangan tindak pidana pendidikan

dengan menggunakan kebijakan Hukum Pidana, didasarkan atas kenyataan bahwa

perkembangan ilmu pengetahuan , teknologi, seni dan budaya yang pesat telah membawa

Page 2: tugas tindak pidana

dampak terjadinya perubahan yang signifikan terhadap kuantitas dan kualitas terjadinya

tindak pidana pendidikan. Adapun sumber-sumber hukum pidana tertulis di Indonesia

sekarang ini meliputi :

1. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP),

2. Undang-undang yang merubah atau manambah KUHP,

3. Undang-undang Hukum Pidana Khusus,

4. Aturan pidana yang terdapat dalam undang-undang yang bukan hukum pidana.

Dalam KUHP kejahatan yang berkaitan dengan pendidikan secara khusus tidak di

atur, sehingga jika terjadi tindak pidana pendidikan maka bagi aparat penegak hukum ( jaksa,

polisi dan hakim) mengkajinya melalui Buku II tentang Kejahatan yang sifatnya masih

umum; khususnya dalam Pasal-Pasal yang berkaitan erat dengan esensi dan eksistensi tindak

pidana pendidikan yang dimaksud.

Semua tindak pidana yang menyangkut dengan pendidikan dirumuskan tanpa

menyebutkan kualifikasi apakah tidak kejahatan atau pelanggaran. Semuanya tertera dalam

UU No. 20 Tahun 2003 pada pasal 67 sampai 71. Menurut Suyahman unsur-unsur yang

terkandung dalam tindak pidana dalam pasal 67 sampai 71 lebih cenderung ke tindak

kejahatan. seperti :

1. Memberikan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar akademik, profesi, dan /atau vokasi

yang tidak memiliki hak untuk memberikannya.

2. Beroperasinya penyelenggaraan perguruan tinggi meskipun ijin operasionalnya telah

ditutup

3. Memberikan sebutan guru besar yang tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang

sistim pendidikan nasional

4. Penyelenggaran pendidikan jarak jauh yang menyimpang dari ketentuan undang-

undang sistim pendidikan nasional

5. Membantu memberikan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar akademik, profesi, dan

/atau vokasi yang tidak memiliki hak untuk memberikannya.

6. Penggunaan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar akademik, profesi, dan /atau vokasi

yang diperoleh dari satuan pendidikan yang tidak sesuai dengan undang-undang

sistem pendidikan nasional.

7. Penggunaan gelar lulusan yang tidak sesuai bentuk dan singkatan yang diterimanya

dari perguruan tinggi yang sah.

Page 3: tugas tindak pidana

8. Memperoleh dan/atau menggunakan sebutan guru besar yang tidak sesuai dengan

undang-undang sistem pendidikan nasional yang berlaku.

Kemudian ada tiga hal yang dapat diklasifikasikan seseorang melakukan tindak

pidana pendidikan yakni : pertama : perlindungan terhadap ijazah, sertifikat kompetensi,

gelar akademik/ dan/atau vokasi yang tidak sah. Tidak memenuhi persyaratan atau yang

palsu, kedua perlindungan terhadap karya ilmiah jiplakan, dan ketiga : perlindungan terhadap

penyelenggaraan pendidikan yang tidak memenuhi persyaratan.

Label lamanya sanksi bagi tindak pidana pendidikan.

No Pasal Maksimum Penjara Maksimum Tindak Pidana Denda

1 67 ayat (1)

67 ayat (2)

67 ayat (3)

67 ayat (4)

10 Tahun

10 Tahun

10 Tahun

10 Tahun

1.000.000.000,00 (satu milyar

rupiah)

1.000.000.000,00 (satu milyar

rupiah)

1.000.000.000,00 (satu milyar

rupiah)

1.000.000.000,00 (satu milyar

rupiah)

2 68 ayat (1)

68 ayat (2)

68 ayat (3)

68 ayat (4)

5 Tahun

5 Tahun

2 Tahun

5 Tahun

500.000.000,00 (lima juta rupiah)

500.000.000,00 (lima juta rupiah)

200.000.000,00 (dua juta rupiah)

500.000.000,00 (lima juta rupiah)

3 69 ayat (1)

69 ayat (2)

5 tahun

5 Tahun

500.000.000,00 (lima juta rupiah)

500.000.000,00 (lima juta rupiah)

4 70 2 Tahun 200.000.000,00 (dua juta rupiah)

5 71 10 Tahun 1.000.000.000,00 (satu milyar

rupiah)