tugas tekling

15
1. Pengelolaan lingkungan dan Pasca Tambang Pada tahapan penambangan pasir besi, pada awalnya pasti akan melakukan eksplorasi melihat kandungan pasir besi yang ada baru kemudian di tindak lanjuti dengan pembuatan surat  permohonan perijinan pertambangan. Tahapan eksplorasi perlu dilakukan untuk mengetahui apakah lahan atau lokasi yang nanti akan kita buat surat ijin pertambangan itu benar-benar mengadung pasir besi dengan kadar yang tinggi dan komersial. Proses eksplorasi sebenarnya mudah tapi emang butuh tenaga yang ekstra dan harus dilakukan oleh lebih dari satu orang, dengan membawa pipa bor dan mesin air sudah cukup untuk mengecek lahan yang akan kita eksplorasi, pipa akan di tancapkan ke tanah dengan diberi tekanan air dari mesin air yang dinyalakan untuk dapat mudah nembus kelapisan tanah. dalam nya proses pengeboran tergantung panjangnya pipa, jika dalam kedalaman 2 meter sudah nampak ada pasir besi yang keluar berarti lokasi tersebut ada setidaknya mengandung pasir besi kemudian akan dilanjutkan lagi dengan melkukan pengeboran di titik lain yang masih berdekatan dengan lokasi yang telah tadi dilakukan pengeboran. Setelah proses eksplorasi selesai atau hasil dari eksplorasi berupa sample pasir besi akan di bawa pulang untuk dilkukan tes laboratorium melihat seberapa besar kadar kandungan pasir  besi dilokasi tersebut jika hasilnya sesuai yang diharapkan maka akan dilanjutkan ke tahap Pembuatan surat ijin pertambangan produksi untuk lokasi tersebut dengan melengkapi data-data

Upload: sherly-andalia-gusnadi

Post on 16-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pbg

TRANSCRIPT

1. Pengelolaan lingkungan dan Pasca TambangPada tahapan penambangan pasir besi, pada awalnya pasti akan melakukan eksplorasi melihat kandungan pasir besi yang ada baru kemudian di tindak lanjuti dengan pembuatan surat permohonan perijinan pertambangan. Tahapan eksplorasi perlu dilakukan untuk mengetahui apakah lahan atau lokasi yang nanti akan kita buat surat ijin pertambangan itu benar-benar mengadung pasir besi dengan kadar yang tinggi dan komersial.

Proses eksplorasi sebenarnya mudah tapi emang butuh tenaga yang ekstra dan harus dilakukan oleh lebih dari satu orang, dengan membawa pipa bor dan mesin air sudah cukup untuk mengecek lahan yang akan kita eksplorasi, pipa akan di tancapkan ke tanah dengan diberi tekanan air dari mesin air yang dinyalakan untuk dapat mudah nembus kelapisan tanah. dalam nya proses pengeboran tergantung panjangnya pipa, jika dalam kedalaman 2 meter sudah nampak ada pasir besi yang keluar berarti lokasi tersebut ada setidaknya mengandung pasir besi kemudian akan dilanjutkan lagi dengan melkukan pengeboran di titik lain yang masih berdekatan dengan lokasi yang telah tadi dilakukan pengeboran.Setelah proses eksplorasi selesai atau hasil dari eksplorasi berupa sample pasir besi akan di bawa pulang untuk dilkukan tes laboratorium melihat seberapa besar kadar kandungan pasir besi dilokasi tersebut jika hasilnya sesuai yang diharapkan maka akan dilanjutkan ke tahap Pembuatan surat ijin pertambangan produksi untuk lokasi tersebut dengan melengkapi data-data pendukung yang ada...untuk tahap selanjutnya akan dijelaskan di postingan berikutnya. terimakasih.Penambangan pasir besi di Pantai Bunton, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, kian mempercepat abrasi di wilayah itu akibat penurunan permukaan pantai. Untuk itu, warga meminta limbah sisa pengolahan tambang (tailing) diuruk lagi ke tempat penggalian guna mengurangi kerusakan lingkungan.Tanggung jawab reklamasi merupakan tanggung jawab dari pengusaha, seperti yang disampaikan anggota Komisi A pada kunjungannya ke desa Welahan, karena sebelum melakukan penambangan setiap penambang pasir besi harus mengurus Surat Izin Pertambangan Daerah (SIPD), salah satu syarat untuk mendapatkan SIPD, penambang harus melengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)Sebel;um SIPD diserahkan, penambang wajib menyetorkan uang jaminan reklamasi ke Pemerintah Daerah Cilacap. Uang itu akan digunakan pemerintah kabupaten untuk mereklamasi lahan kalau penambang tidak melakukan kewajiban melakukan reklamasi.Anggota Komisi A juga menyampaikan : Kalau sudah membayar uang jaminan, segera dilakukan reklamasi dengan uang jaminan tersebut. Sebaliknya jika tidak membayar uang jaminan, segera dihubungi supaya penambang tersebut melakukan reklamasi. Kalau tidak mau melakukan reklamasi, sebiknya masalah ini diselesaikan secara hukumApakah akan saling menunggu ? karena terjadinya genangan air di bekas galian pasir besi ternya berkaitan dengan apakah penambang sudah menyerahkan uang jaminan reklamasi atau belum.Sebuah penantian masalah yang perlu waktu panjang, sementara ancaman penyaikit malaria bisa muncul pada saat yang tidak diduga.Untuk mengantisipasi hal tersebut, alangkah bijaksana kalau Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap melakukan survey jentik pada genangan yang terjadi di desa tersebut, agar bisa dilakukan upaya-upaya pencegahan timbulnya penyakit malaria di Kabupaten Cilacap.

2. Ekosistem apa yang di kenai dampak dengan dibukannya tambang tersebutKegiatan penambangan pasir besi di sepanjang pantai Cilacap bagian Timur, yang membentang dari pantai Bunton hingga Welahan Wetan, Kecamatan Adipala dinilai sudah sangat meresahkan, karena telah merusak kawasan pantai, terutama kawasan hutan pantai yang dibangun sebagai pelindung dari bahaya tsunami, angin dan bencana lainnya.Tanaman seperti jenis nyamplung, ketapang, pinus dan kelapa yang tumbuh di kawasan hutan pantai itu, mengalami rusak-rusak dan banyak pula yang roboh karena tanah di sekilingnya dikeruk.Akibat lain dari kegiatan penambangan itu, permukaan tanah di wilayah itu menjadi lebih rendah dibanding permukaan air laut, karena galian bekas penambangan pasir itu dibiarkan menganga.Kami kira penambangan pasir besi di sepanjang pantai sudah menyalahi aturan, karena seharusnya jarak areal yang ditambang dari bibir pantai maksimal 200 meter, namun kenyataannya, jaraknya sudah melebihi batas yang ditentukan, ujar Warjo (40) warga Desa Glempang Pasir Kecamatan Adipala, belum lama ini.Menurutnya, ada kemungkinan para penambang yang beroperasi di wilayah itu sebagiannya tidak berizin resmi, kendati mereka sudah beroperasi sejak Januari lalu. Di wilayah tersebut diketahui ada belasan kelompok penambang, dengan masing-masing kelompok itu mempekerja minimal 300 buruh tambang.Secara terpisah Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Sujiman kepada wartawan membenarkan, rusaknya sebagian kawasan hutan di pantai Selatan Cilacap akibat adanya penambangan pasir besi.Yang rusak itu sebagian besar tanaman tahun 2007, ujarnya tanpa menyebutkan berapa jumlah tanaman yang rusak.Dijelaskannya pembuatan kawasan hutan pantai dibangun dengan maksud sebagai mitigasi bencana.Lebih lanjut Sujiman mengatakan, terkait masalah tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kodim 0703 Cilacap, Satpol Pamong Praja (PP), Dinas Bina Marga Sumber Daya Air dan Sumber Daya Mineral dan Badan Lingkugnan Hidup (BLH) Cilacap untuk menangani masalah tersebut. Karena penambangan itu sudah sewaktunya ditertibkan.Menurutnya, keberadaan kawasan hutan pantai tersebut tidak hanya berfungsi sebagai mitigasi bencana, namun berfungsi pula menghijaukan kawasan pantai tersebut menjadi tidak gersang.Dampak penambangan pasir besi1. Merusak pantai dan vegetasinyaKeadaan pantai sebelum adanya penambangan pasir besi di daerah Cikawungading menunjukan kondisi pantai yang begitu alami dan indah , berbagai jenis vegetasi pantai tumbuh di sepanjang jalur pantai. Tapi kini sudah mulai tergerus oleh kegiatan penambangan.2. Rusaknya jalan rayaKerusakan yang paling parah akibat dari kegiatan pertambangan pasir besi ini adalah rusaknya jalan raya yang menjadi penghubung jalur pantai selatan, keadaan ini menyebabkan arus transportasi barang dan manusia menjadi terhambat. Sejak awal kondisi jalan raya yang menjadi penghubung Cipatujah dan Cikalong sudah rusak dan kini diperparah dengan adanya kegiatan pengangkutan pasir besi, dengan hilir mudiknya truk-truk besar yang mengangkut pasir besi tersebut. Masyarakat menyayangkan keadaan tersebut dimana keadaan ini membuat mereka tidak nyaman.3. Tingkat polusi udara yang makin meningkatHal ini disebabkan oleh hilir mudiknya truk-truk pengangkut pasir besi yang melintas, yang membawa pasir tersebut dari daerah cipatujah ke daerah lain, khususnya daerah ciamis dan sekitarnya.4. Rusaknya area persawahan atau pertanian warga Lahan pertanian warga menjadi rusak akibat kegiatan pertambangan ini, diduga aliran air yang ke persawahan menjadi terganggu, akibatnya sawah warga menjadi cepat kering. Disamping itu area perkebunan yang tadinya rindang oleh kelapa kini menjadi tandus dan kering.5. Sering rawan banjirDari keadaan tersebut dapat dilihat bahwa keberadaan tambang pasir besi masih menjadi kontroversi di tengah-tengah masyarakat luas.Dimana masyarakat lebih merasakan dampak negaif dari pada dampak positifnya, masyarakat menyayangkan keadaan tersebut dimana pengelolaan sumber daya alam haruslah lebih mengutamakan kepentingan luas disinilah peran berbagai pihak dibutuhkan untuk memperbaiki keadaan semua.

Pertambangan pasir besi menimbulkan kerusakan lingkungan yang menyebabkan kemunduran kualitas tanah dan kerusakan jalan. Di Kabupaten Cilacap banyak pihak penambang pasir besi yang tidak menjalankan kewajibannya dalam mereklamasi lahan bekas pertambangan pasir besi sehingga lahan bekas pertambangan tidak dapat dimanfaatkan sesuai peruntukannya

3. Bagaimana rencana penutupan tambang pasir besi di Cilacap (Jawa Tengah)PT. ANTAM (Persero) Tbk menutup kegiatan pertambangan pasir besi di Cilacap, Jawa Tengah. Proses penutupan tambang pasir besi di Cilacap tersebut merupakan bagian dari komitmen PT Antam dalam mengelola pertambangan sesuai dengan good mining practices"ANTAM berkomitmen untuk memberikan manfaat maksimal bagi stakeholders, sejak awal kegiatan operasi hingga proses penutupan tambang dan pasca kegiatan tambang berakhir. Kegiatan penutupan dan pasca tambang di tambang pasir besi Cilacap merupakan salah satu bukti nyata dari profesionalisme dan tanggung jawab ANTAM, yang mengedepankan Good Corporate Governance dan menerapkan Good Mining Practices. Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menjaga keberlangsungan perusahaan, serta keberlanjutan pengembangan masyarakat dan keberlanjutan pelestarian lingkungan." Dirjen Minerbapabum, Bambang Setiawan mengatakan: Program reklamasi lahan bekas tambang pasir besi yang menjadikan lahan bekas tambang menjadi lahan produktif dapat memberikan kontribusi yang berkelanjutan bagi masyarakat. Praktek good mining practice yang di lakukan oleh ANTAM di tambang pasir besi di Cilacap saya harapkan dapat menjadi proyek percontohan bagi perusahaan tambang lain. Salah satu lokasi reklamasi di lahan bekas tambang pasir besi di Cilacap, menggunakan ketapang laut.

Kegiatan pertambangan pasir besi ANTAM di Cilacap dimulai tahun 1970 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 10 Juni 1971. Pada awalnya, hasil produksi sebesar 300.000 ton per tahun diekspor ke Jepang. Namun kemudian sejak tahun 1978 seluruh hasil produksi dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pabrik semen dalam negeri. Kegiatan operasi penambangan pasir besi di Cilacap berhenti tahun 2003 karena cadangan yang sudah tidak ekonomis lagi. ANTAM kemudian melakukan kegiatan penutupan tambang sesuai Rencana Penutupan Tambang (RPT), yang meliputi kegiatan pengelolaan tenaga kerja, pengelolaan aset, pemantauan lingkungan, reklamasi dan revegetasi, serta pengembangan masyarakat di bidang pendidikan, keagamaan, kesehatan dan infrastruktur. Seluruh kegiatan penutupan tambang tersebut dilakukan sesuai dengan dokumen RPT yang telah disahkan oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap. Hasil pelaksanaan RPT tersebut telah diaudit oleh Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Diponegoro sebagai lembaga independen di tahun 2009 dan disetujui oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap di awal tahun 2010. Setelah menyelesaikan seluruh kegiatan penutupan tambang tersebut, ANTAM melanjutkan kegiatan pasca tambang dengan difokuskan pada dua aspek, yaitu pemulihan kondisi lingkungan alam sekitar lokasi tambang dan pengembangan ekonomi masyarakat melalui serangkaian kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Di bidang pengelolaan lingkungan, ANTAM telah mereklamasi lahan bekas tambang seluas 422,8 hektar.

Sawah ladang di lahan bekas tambang pasir besi.

Di lahan bekas tambang tersebut ANTAM juga merintis pemanfaatan pertanian sawah dan pertanian hortikultural seperti budidaya semangka, kacang panjang, cabe, ketela, terong, kedelai dan kacang tanah. Sementara di bidang CSR, sejak tahun 2005 hingga 2009 ANTAM telah memberikan bantuan pinjaman lunak melalui Program Kemitraan sebesar Rp1,2 miliar untuk 48 mitra Mitra Binaan di Cilacap, dalam rangka membantu pemberdayaan ekonomi masyarakat. Selain itu, ANTAM juga memberikan bantuan senilai Rp1,5 miliar melalui program Bina Lingkungan dan pengembangan masyarakat (community development, Comdev).

Aktifitas pertambangan dianggap seperti uang logam yang memiliki dua sisi yang saling berlawanan, yaitu sebagai sumber kemakmuran sekaligus perusak lingkungan yang sangat potensial. Sebagai sumber kemakmuran, sektor ini menyokong pendapatan negara selama bertahun-tahun. Sebagai perusak lingkungan, pertambangan terbuka (open pit mining) dapat mengubah secara total baik iklim dan tanah akibat seluruh lapisan tanah di atas deposit bahan tambang disingkirkan. Hilangnya vegetasi secara tidak langsung ikut menghilangkan fungsi hutan sebagai pengatur tata air, pengendalian erosi, banjir, penyerap karbon, pemasok oksigen dan pengatur suhu. Idealnya, suatu perusahaan berkewajiban untuk menyejahterakan masyarakat sekitar. Caranya? Dengan merekrut mereka menjadi pegawai tetap di perusahaan itu. Jika mereka belum memenuhi kriteria sebagai seorang pegawai, maka menjadi kewajiban perusahaan untuk melatihnya sampai mereka memenuhi kriteria. Dengan cara ini, perusahaan akan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Akan tetapi, banyak perusahaan yang tidak mau memenuhi kewajibannya karena hal itu akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Akibatnya, tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan akan lebih sedikit.

Dalam jangka pendek mungkin hal itu benar. Akan tetapi jika mereka berpikir jangka panjang akan lain jadinya. Sebenarnya, menyejahterakan masyarakat sekitar merupakan investasi sosial yang amat diperlukan bagi perusahaan. Jika masyarakat merasakan bahwa kehadiran perusahaan itu amat menguntungkan mereka, mereka pasti akan berusaha melindungi perusahaan itu dari berbagai ancaman. Mereka akan berusaha menjaga dengan segala kemampuan mereka agar perusahaan itu maju dan tersu maju. Sebab kemajuan perusahaan itu berarti juga peningkatan kesejahteraan bagi mereka. Dalam makalah ini dikemukakan beberapa hal tentang dampak penambangan pasir besi, upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh penambangan pasir besi. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi bagi kita semua, sehingga akan dapat menjaga alam dan memperbaiki kerusakan lingkungan yang telah terjadi di sekitar penambangan. Pencegahan abrasi pantai

Penanaman bakau secara terpaduPemasangan pemecah ombakPembuatan tanggul penahan ombak

Penanaman Mangrove dan pohon-pohon pada hutan untuk mencegah terjadinya abrasi pantai. Definisi Abrasi atau Pengertian Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh kekuatan gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Ada yang mengatakan Abrasi sebagai erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipengaruhi oleh gejala alami dan tindakan manusia. Tindakan manusia yang mendorong terjadinya abrasi adalah pengambilan batu dan pasir di pesisir pantai sebagai bahan bangunan. Selain itu penebangan pohon-pohon pada hutan pantai atau hutan mangrove memacu terjadinya abrasi pantai lebih cepat. Hutan Pantai yang tidak terjadi abrasi mempunyai beberapa zonasi yang jelas, yaitu zone Ipomea pescaprae dan zone Barringtonia. Zone Ipomea pescaprae biasanya didominasi oleh Ipomea pescaprae dan Spinifex littoreus (rumput angin). Sedangkan zone Barringtonia sering terdapat jenis-jenis pohon Barringtonia asiatica, Pongamia pinnata Merr, Cordia subcordata L, Calophyllum inophyllum L, Terminalia cattapa L, dll. Untuk mencegah terjadinya abrasi pantai perlu dilakukan penanaman mangrove dan pohon-pohon pada hutan pantai serta memelihara pohon-pohon tersebut dari gangguan manusia. (http: // pengertian-definisi.blogspot.com/2010/pengertian-abrasi-pantai.html

Penanggulangan Acid Mine Drainage/AMD

Sudah banyak teknologi yang ditujukan untuk menanggulangi acid mine drainage (AMD). Teknologi yang diterapkan baik yang berdasarkan prinsip kimia maupun biologi belum memberikan hasil yang dapat mengatasi AMD secara menyeluruh. Teknik yang didasarkan atas prinsip-prinsip kimia, misalnya pengapuran, meskipun memerlukan biaya yang mahal akan tetapi hasilnya hanya dapat meningkatkan pH dan bersifat sementara. Teknik pembuatan saluran anoksik (anoxic lime drain) yang menggabungkan antara prinsip fisika dan kimia juga sangat mahal dan hasilnya belum menggembirakan. Teknik bioremediasi dengan memanfaatkan bakteri pereduksi sulfat memberikan hasil yang cukup menggembirakan. Hasil seleksi Widyati (2007) dalam Widyati (2010) menunjukkan bahwa BPS dapat meningkatkan pH dari 2,8 menjadi 7,1 pada air asam tambang Galian Pit Timur dalam waktu 2 hari dan menurunkan Fe dan Mn dengan efisiensi > 80% dalam waktu 10 hari.

Namun demikian, penelitian-penelitian tersebut dilakukan pada air sedangkan sumber-sumber yang menjadi pangkal terjadinya AMD belum tersentuh. Hal yang sangat penting sesungguhnya adalah upaya pencegahan terbentuknya AMD. Bagaimana mencegah kontak mineral sulfide dengan oksigen dan menghambat pertumbuhan bakteri pengoksidasi sulfur (BOS) adalah hal yang paling menentukan dalam menangani AMD. Bakteri ini tergolong kemo-ototrof, sehingga penambahan bahan organik akan membunuh mikrob tersebut. Bagaimana menyediakan bahan organik pada lahan yang begitu luas? Penanaman lahan yang baik adalah jawaban yang tepat. Bagaimana melakukan penanaman pada lahan yang begitu berat? Jawaban yang tepat juga penambahan bahan organik. Sebab bahan organik dapat berperan sebagai buffer sehingga dapat meningkatkan pH, sebagai sumber unsur hara, dapat meningkatkan water holding capacity, meningkatkan KTK dan dapat mengkelat logam-logam (Stevenson, 1997 dalam Widyati, 2010) yang banyak terdapat pada lahan bekas tambang. Revegetasi pada lahan bekas tambang yang berhasil dengan baik akan memasok bahan organik ke dalam tanah baik melalui produksi serasah maupun eksudat akar.

2.2 Bakteri Thiobacillus Ferrooxidans Sebagai Penanganan Limbah Penambangan pasir besi

Kelompok bahan galian metalliferous antara lain adalah emas, besi, tembaga, timbal, seng, timah, mangan. Sedangkan bahan galian nonmetalliferous terdiri dari batubara, kwarsa, bauksit, trona, borak, asbes, talk, feldspar dan batuan pospat. Bahan galian untuk bahan bangunan dan batuan ornamen termasuk didalamnya slate, marmer, kapur, traprock, travertine, dan granite.

Perkembangan teknologi pengolahan menyebabkan ekstraksi bijih kadar rendah menjadi lebih ekonomis, sehingga semakin luas dan dalam lapisan bumi yang harus di gali. Hal ini menyebabkan kegiatan tambang menimbulkan dampak lingkungan yang sangat besar dan bersifat penting.

Alternatif yang paling aman dan ramah terhadap lingkungan untuk desulfurisasi pasir besi adalah secara mikrobiologi menggunakan bakteri Thiobacillus ferrooxidans dan Thiobacillus thiooxidans. Penggunaan kombinasi kedua bakteri ini ditujukan untuk lebih mengoptimalkan desulfurisasi. Thiobacillus ferooxidans memiliki kemampuan untuk mengoksidasi besi dan sulfur, sedangkan Thiobacillus thiooxidans tidak mampu mengoksidasi sulfur dengan sendirinya, namun tumbuh pada sulfur yang dilepaskan setelah besi teroksidasi.

2.4 Pemanfaatan Sludge Untuk Memacu Revegetasi Lahan Pasca Tambang pasir besi

Umumnya, perusahaan tambang menggunakan top (tanah lapisan atas) atau kompos untuk mengembalikan kesuburan tanah. Rata-rata dibutuhkan 5.000 ton per hektar kompos atau top soil. Metode konvensional ini kurang tepat diterapkan pada bekas lahan tambang yang luas. Pemanfaatan sludge limbah industri kertas bisa menjadi alternatif pilihan. Industri kertas menghasilkan 10 persen sludge dari total pulp yang mengandung N dan P (Anonim, 2006a).

Percobaan menunjukkan sludge paper dosis 50 persen dapat memperbaiki sifat-sifat tanah lebih efektif dibandingkan perlakuan top soil. Sludge kertas ini berperan ganda dalam proses bioremediasi tanah bekas tambang batubara yaitu sebagai sumber bahan organik tanah (BOT) dan sumber inokulum bakteri pereduksi sulfat (BPS). Pemberian sludge pada bekas tambang batubara menimbulkan 2 proses yakni perbaikan lingkungan (soil amendment) dan inokulasi mikroba yang efektif.

Pemberian sludge paper 50 persen ke dalam tanah bekas tambang batubara mampu menurunkan ketersediaan Fe tanah 98.8 persen, Mn 48 persen, Zn 78 persen dan Cu 63 persen. BPS mampu mereduksi sulfat menjadi senyawa sulfda-logam yang tidak tersedia.

2.5 Bioremediasi Tanah Tercemar

Pencemaran lingkungan tanah belakangan ini mendapat perhatian yang cukup besar, karena globalisasi perdagangan menerapkan peraturan ekolabel yang ketat. Sumber pencemar tanah umumnya adalah logam berat dan senyawa aromatik beracun yang dihasilkan melalui kegiatan pertambangan dan industri. Senyawa-senyawa ini umumnya bersifat mutagenik dan karsinogenik yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Joner dan Leyval, 2001 dalam Madjid, 2009).

Bioremidiasi tanah tercemar logam berat sudah banyak dilakukan dengan menggunakan bakteri pereduksi logam berat sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa cendawan memiliki kontribusi yang lebih besar dari bakteri, dan kontribusinya makin meningkat dengan meningkatnya kadar logam berat (Fleibach, et al, 1994 dalam Madjid, 2009)..

Cendawan ektomikoriza dapat meningkatkan toleransi tanaman terhadap logam beracun dengan melalui akumulasi logam-logam dalam hifa ekstramatrik dan extrahyphae slime (Aggangan et al, 1997 dalam Madjid, 2009). sehingga mengurangi serapannya ke dalam tanaman inang. Namun demikian, tidak semua mikoriza dapat meningkatkan toleransi tanaman inang terhadap logam beracun, karena masing-masing mikoriza memiliki pengaruh yang berbeda. Pemanfaatan cendawan mikoriza dalam bioremidiasi tanah tercemar, disamping dengan akumulasi bahan tersebut dalam hifa, juga dapat melalui mekanisme pengkomplekan logam tersebut oleh sekresi hifa ekternal.

Polusi logam berat pada ekosistem hutan sangat berpengaruh terhadap kesehatan tanaman hutan khususnya perkembangan dan pertumbuhan bibit tanaman hutan (Khan, 1993 dalam Madjid, 2009). Hal semacam ini sangat sering terjadi disekitar areal pertambangan (tailing dan sekitarnya). Kontaminasi tanah dengan logam berat akan meningkatkan kematian bibit dan menggagalkan prgram reboisasi. Penelitian Aggangan et al (1997) dalam Madjid (2009) pada tegakan Eucalyptus menunjukkan bahwa Ni lebih berbahaya dari Cr. Gejala keracunan Ni tampak pada konsentrasi 80 umol/l pada tanah yang tidak dinokulasi dengan mikoriza sedangkan tanah yang diinokulasi dengan Pisolithus sp., gejala keracunan terjadi pada konsentrasi 160 umol/l. Isolat Pisolithus yang diambil dari residu pertambangan Ni jauh lebih tahan terhadap kadar Ni yang tinggi dibandingkan dengan Pisolithus yang diambil dari tegakan Eucalyptus yang tidak tercemar logam berat.

Upaya bioremediasi lahan basah yang tercemar oleh limbah industri (polutan organik, sedimen pH tinggi atau rendah pada jalur aliran maupun kolam pengendapan) juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan tanaman semi akuatik seperti Phragmites australis. Oliveira et al, 2001 dalam Madjid, 2009) menunjukkan bahwa Phragmites australis dapat berasosiasi dengan cendawan mikoriza melalui pengeringan secara gradual dalam jangka waktu yang pendek. Hal ini dapat dijadikan strategi pengelolaan lahan terpolusi (phytostabilisation) dengan meningkatkan laju perkembangan spesies mikotropik. Penelitian Joner dan Leyval (2001) dalam Madjid (2009) menunjukkan bahwa perlakuan mikoriza pada tanah yang tercemar oleh polysiklik aromatic hydrocarbon (PAH) dari limbah industri berpengaruh terhadap pertumbuhan clover, tapi tidak terhadap pertumbuhan reygrass. Dengan mikoriza laju penurunan hasil clover karena PAH dapat ditekan. Tapi bila penambahan mikoriza dibarengi dengan penambahan surfaktan, zat yang melarutkan PAH, maka laju penurunan hasil clover meningkat.

Tanaman yang tumbuh pada limbah pertambangan batubara diteliti Rani et al (1991) dalam Madjid (2009) menunjukkan bahwa dari 18 spesies tanaman setempat yang diteliti, 12 diantaranya bermikoriza. Tanaman yang berkembang dengan baik di lahan limbah batubara tersebut, ditemukan adanya oil droplets dalam vesikel akar mikoriza. Hal ini menunjukkan bahwa ada mekanisme filtrasi, sehingga bahan beracun tersebut tidak sampai diserap oleh tanaman.

Mikoriza juga dapat melindungi tanaman dari ekses unsur tertentu yang bersifat racun seperti logam berat (Killham, 1994 dalam Madjid dan Novriani : 2009). Mekanisme perlindungan terhadap logam berat dan unsur beracun yang diberikan mikoriza dapat melalui efek filtrasi, menonaktifkan secara kimiawi atau penimbunan unsur tersebut dalam hifa cendawan. Khan (1993) dalam Madjid dan Novriani (2009) menyatakan bahwa vesikel arbuskular mikoriza (VAM) dapat terjadi secara alami pada tanaman pioner di lahan buangan limbah industri, tailing tambang batubara, atau lahan terpolusi lainnya. Inokulasi dengan inokulan yang cocok dapat mempercepat usaha penghijauan kembali tanah tercemar unsur toksik.

Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Terhadap Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Penambangan Pasir Besi

Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh penambang pasir dapat ditempuh dengan beberapa pendekatan, untuk dilakukan tindakan-tindakan tertentu sebagai berikut :

1. Pendekatan teknologi, dengan orientasi teknologi preventif (control/protective) yaitu pengembangan sarana jalan/jalur khusus untuk pengangkutan pasir besi sehingga akan mengurangi keruwetan masalah transportasi. Pejalan kaki (pedestrian) akan terhindar dari ruang udara yang kotor. Menggunakan masker debu (dust masker) agar meminimalkan risiko terpapar/terekspose oleh pasir (coal dust).

2. Pendekatan lingkungan yang ditujukan bagi penataan lingkungan sehingga akan terhindar dari kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan. Upaya reklamasi dan penghijauan kembali bekas penambangan pasir besi dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk malaria. Dikhawatirkan bekas lubang/kawah pasir besi dapat menjadi tempat perindukan nyamuk (breeding place). Penanaman bakau dan mangrove secara terpadu untuk mencegah terjadinya abrasi pantai.

3. Pendekatan administratif yang mengikat semua pihak dalam kegiatan pengusahaan penambangan pasir besi tersebut untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku (law enforcement)

4. Pendekatan edukatif, kepada masyarakat yang dilakukan serta dikembangkan untuk membina dan memberikan penyuluhan/penerangan terus menerus memotivasi perubahan perilaku dan membangkitkan kesadaran untuk ikut memelihara kelestarian lingkungan