tekling 01

35
TEKNOLOGI LINGKUNGAN -KA01-

Upload: amelia-larasati

Post on 16-Dec-2015

228 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

teknologi lingkungan

TRANSCRIPT

Membangun Industri Ramah Lingkungan

TEKNOLOGI LINGKUNGAN-KA01-KELOMPOK 1 Wisnu Yan Purnomo Amelia Larasati Ridha Faturachmi Ema Agustia Ningsih Rindi S. Devita Gorby Nur Cahyo Ahmad Dandi Yunita E. S.1Peraturan peraturantentang Lingkungan Dibuat untuk melindungi lingkungan dari perusakan yang dilakukan manusia. Bersifat memaksa dan berlaku untuk semua orang.

Perevisian Undang-undang Pengelolaan Lingkungan2 { Hal. 209 }Undang-undang lain tentang LingkunganUU Nomor 32 Tahun 2009 pasal 1 (3) tentang Baku Mutu Lingkungan HidupKeputusan Menteri Lingkungan hidup Nomor 113 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pertambangan BatubaraPeraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran AirPeraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran UdaraKeputusan Menteri Lingkungn hidup Nomor 45 tahun 2007 tentang Indeks Standar Pencemar UdaraBaku mutu lingkungan3Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat KebisinganKeputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 107 tahun 1997Lampiran I, tentang parameter dasar dan pendek waktu pengukuran Indeks Standard Pencemar UdaraLampiran IV, tentang Batas Indeks Standar Pencemar udara

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 1995 tentang Baku Mutu EmisiKeputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun 1995 tentang Baku Mutu SektorPeraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 21 tahun 2008 tentang Baku Mutu Parameter genset4UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang yang baru ini terdiri dari 17 bab yang keseluruhannya memiliki 127 pasal.Melindungi wilayah NKRI dari pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidupMenjamin kelestarian fungsi lingkungan hidupMengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksanaMewujudkan pembangunan berkelanjutanTujuan UU No. 32 tahun 2009Undang-Undang tentang Pengelolaan Lingkungan { Hal. 210 }5Tanggung jawab negara;Kelestarian dan keberlanjutanKeserasian dan keseimbanganKeterpaduanManfaatKehati-hatianPartisipatifKeanekaragaman hayati, dll.Berdasarkan UU no. 32 tahun 2009, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan asas: { Hal. 210 }6Pencegahan terhadap kerusakan lingkungan dilakukan dengan banyak instrumenKajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)Tata RuangBaku mutu lingkunganKriteria baku kerusakan lingkungan hidupAmdalUKL-UPL PerizinanInstrumen ekonomi lingkungan hidupPeraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidupAnggaran berbasis lingkungan hidupAnalisis resiko lingkungan hidupAudit lingkungan hidupInstrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan atau perkembangan ilmu pengetahuan.

{ Hal. 211 }7Setiap usaha dan/ atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal. Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria:Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan atau kegiatan;Luas wilayah;Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;Berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/ atauKriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. { Hal. 212 }8Kriteria usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting yang wajib dilengkapi dengan amdal terdiri atas:Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;Eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan;Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya; dll. { Hal. 212 }9Dokumen amdal ini merupakan dasar penetapan keputusan kelayakan lingkungan hidup. Dokumen amdal ini memuat:

Pengkajian mengenai dampak rencana usaha dan atau kegiatan;Evaluasi kegiatan di sekitar lokasi rencana usaha dan atau kegiatan;Saran masukan serta tanggapan masyarakat terhadap rencana usaha dan atau kegiatan;

Dokumen amdal tersebut disusun oleh pemrakarsa dengan melibatkan masyarakat, meliputi: yang terkena dampak; pemerhati lingkungan hidup; dan/atau yang terpengaruh atau segala bentuk keputusan dalam proses amdal { Hal. 213 }10Penyusun amdal sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat (1) dan pasal 27 wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal. Kriteria untuk memperoleh sertifikat kompetensi penyusun amdal meliputi:Penguasaan metodologi penyusunan amdal;Kemampuan melakukan pelingkupan, prakiraan, dan evaluasi dampak serta pengambilan keputusan; dan Kemampuan menyusun rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.Sertifikat kompetensi penyusun amdal diterbitkan oleh lembaga sertifikasi kompetensi penyusun amdal yang ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. { Hal. 213 }11Undang-undang Kawasan Lindung Kawasan Lindung adalah wilayah yang diterapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan

-UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang-direvisi menjadi { Hal. 214 }1214Keputusan Presiden no 32 tahun 2009 tentang Pengelolaan Kawasan LindungKawasan Lindung1. Kawasan yang memberikan perlindungan di bawahnyaKawasan hutan lindungKawasan bergambutKawasan resapan air2. Kawasan perlindungan setempatSempadan pantaiSempadan sungaiEmpadan sekitar danau/wadukKawasan sekitar mata air3. Kawasan suaka alam dan cagar budayaKawasan suaka alamKawasan suaka alam laut dan perairan lainnyaKawasan pantai berhutan bakauTaman Nasional, taman hutan raya dan taman wisata alamKawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan4. Kawasan rawan bencana alam13Undang-undang lain yang mengatur tentang kawasan hutan lindung yaitu:UU No. 41 tahun 1999 tentang KehutananUU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hayati dan EkosistemnyaBeberapa Kawasan Lindung di Indonesia

Taman Nasional Ujung Kulon (Banten) TN Komodo (Pulau Komodo) TN Lorentz (Papua) TN Gunung Leuser (NAD) TN Kerinci Seblat TN Bukit Barisan Selatan (Bengkulu) Cibodas (Jawa Barat) Lore Lindu (Sulawesi) { Hal. 216 }14Perundang-Undangan dan Peraturan tentang Sumberdaya Alam Lainnya

UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya AirUU No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok AgrariaUU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau KecilUU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah { Hal. 216 }15Kesepakatan InternasionalProtokol KyotoYaitu Kesepakatan dalam Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim atau UNFCCC. Diadakan di Kyoto, Jepang pada 11 Desember dan berlaku mulai 16 Februari 2005. Negara-negara perekayasa Protokol Kyoto dibagi menjadi 2, yaitu Annex 1 (negara maju yang dianggap mampu mengurangi emisi gas rumah kaca) dan Non Annex 1 (negara berkembang berpendapatan rendah )Isi dari protokol Kyoto ini, tentang Pengurangan emisi gas rumah kaca, yg dpt diminimalisasi dengan Perdagangan Emisi (emission trade), Mekanisme penggunaan Bersih (clean development mechanism) dan Implementasi bersama (joint implementation) { Hal. 217 }16Kesepakatan internasionalProtokol MontrealYaitu Kesepakatan internasional yang membahas lapisan ozon. Dibuat pada tanggal 16 September 1987 dan diberlakukan mulai 1 Januari 1989 yang diratifikasi oleh 196 negara.Kesepakatan ini berisi pengurangan sacara bertahap dan akhirnya menghentikan produksi dan konsumsi dari chlorofluorocarbon (CFCl3, C2F3Cl3, CFC), Senyawa kurang kurang reaktif (holon dan CFC jenis lain) dan senyawa HCFC.

CITES (Convention on International Trade of Endangered Species of Wild Fauna and Flora)Yaitu Kesepakatan internasional yang membahas perdagangan jenis satwa dan tumbuhan liar yang terancam punah. Ditandatangani pada 3 Maret 1973 di Washington DC, Amerika Serikat oleh 80 negara.Yang bertujuan untuk menjamin nahwa perdagangan internasional jenis-jenis satwa dan tumbuhan liar tidak mengancam kelangsungan hidup jenis-jenis tersebut. { Hal. 218 }17Konvensi keragaman hayatikonvensi yang ditandatangani pada 5 Juni 1992 di Rio de Janeiro, Brazil dan diberlakukan pd 29 Desember 1993 Konservasi keragaman hayati Pemanfaatan komponen keragaman hayati secara berkelanjutan Pembagian yang adil dan merata manfaat yang berasal dari sumberdaya genetis

Konvensi BaselKonvensi Basel adalah Kesepakatan internasional untuk mengatasi masalah limbah berbahaya.Tujuan utama Konvensi Basel :Meminimalkan produksi limbah berbahaya kunatitas maupun kualitasMembuang limbah berbahaya ketempat yang dekat dengan sumbernyaMengurangi perpindahan limbah berbahayaKesepakatan yang Lain18 { Hal. 219 }Membangun Industri Ramah Lingkungan Masalah pencemaran pada awal 1960 dan tuntutan masyarakat agar lingkungan menjadi bersih, membuat pemerintah mengambil kebijakan berupa pembersihan pencemaran yang sudah terjadi dan membersihkan emisi gas buang dan limbah cair pada pipa pembuangan Waste treatment hierarchy (hirarki manajemen limbah)

Pertama, pencegahan polusi atau pengurangan sumber polusi, jika memungknkan menghilangkannya

Kedua, penggunaan ulang (reuse) dan daur ulang (recycle)

Ketiga, treatment ketika bahan tidak dapat lagi digunakan ulang atau di daur ulang.

19 { Hal. 157 }22Prinsip-Prinsip Rekayasa Ramah LingkunganPencemaran dari pabrik-pabrik dan penggunaan produk-produk industri pada dasawarsa 1960 memacu lahirnya gerakan lingkungan modern.Pada dasawarsa 1990an, ilmuan dan praktisi dunia industri mulai mengembangkan ekologi industri (industrial ecology)

Di ekosistem alam tidak ada limbah, karena limbah suatu organisme menjadi sumber daya bagi organisme lain.

Ekologi industri berusaha mengubah sistem industri yang linier (industri yang konvensional) menjadi siklus seperti dalam ekosistem alami. Artinya, setelah umur produk berakhir, dia menjadi bahan baku untuk produk yang lain. Jadi materi dalam sistem industri akan menjalani siklus sebagaimana dalam ekosistem alami.20 { Hal. 158 }12 Prinsip Rekayasa Hijau / principles of green engineering (Anastas and Zimmerman, 2003)Perancang perlu mengusahakan agar seluruh input dan output energi dari materi sedapat mungkin tidak meiliki sifat yang membahayakan. lebih baik menggunakan bahan dan sumber energi yang sudah dipilih dari awal yang tidak membahayakan atau aman.2. Lebih baik mencegah timbulnya limbah daripada mengolahnya ata membersihkannya setelah limbah itu terjadi.lebih baik sejak awal sudah dirancang agar limbah dari suatu produk merupakan input bagi proses lainnya sehingga tidak ada limbah.Pemisahan dan pemurnian sebaiknya dirancang untuk meminimalisasi konsumsi energi dan materi.sebaiknya sejak awal, produk sudah dirancang agar ketika umurnya sudah habis produk tersebut dapat dengan mudah dipisah-pisahkan komponennya. Dengan begitu, proses selanjutnya seperti penggunaan kembali, daur ulang, atau pembuangan limbahnya akan jauh lebih mudah.21 { Hal. 158 - 161 }Produk, proses, dan sistem sebaiknya dirancang untuk memaksimalkan efisiensi masa, energi, ruang, dan waktu.perlu diupayakan untuk memaksimalkan efisiensi penggunaan materi, energi, waktu, dan ruang guna meminimalisir limbah yang dihasilkanProduk, proses, dan sistem sebaiknya ditentukan oleh tarikan output dan bukan dorongan input melalui penggunaan energi dan materi.prinsip kelima ini didasarkan pada prinsip keseimbangan Le ChateliersEntropi dan kompleksitas yang melekat harus dipandang sebagai suatu investasi ketika membuat pemilihan rancangan untuk daur ulang, penggunaan ulang atau pembuangan yang bermanfaatproduk yang memiliki kompleksitas tinggi (investasi besar) sebaiknya dirancang untuk dapat digunakan ulang sehingga nilainya tetap terjaga, tetapi lain halnya dengan daur ulang, daur ulang dapat dilakukan pada produk yang tidak terlalu kompleks karena nilai yang diperoleh dari daur ulang tidak sepadan dengan investasi yang dikeluarkan

22Tujuan dari suatu rancangan sebaiknya adalah menciptakan produk yang mampu bertahan sesuai dengan waktu yang dikehendaki dan bukan produk yang bertahan selamanya.produk perlu dirancang agar mampu bertahan menghadapi kondisi lingkungan fisik dan kimiawi selama penggunaan sampai umur ekonomisnya.Rancangan untuk produk dengan kapasitas dan kemampuan yang tidak perlu (misalnya, satu ukuran untuk semuanya) sebaiknya dianggap sebagai cacat rancangan.teknologi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari konsumen merupakan alternatif penyelesaian masalah yang lebih baik daripada teknologi yang dirancang untuk berlaku global.Keragaman materi dalam produk yang komponennya banyak sebaiknya diminimalisir untuk memudahkan penguraian dan penyelamatan nilai.banyaknya komponen dalam suatu produk menyulitkan dalam penguraian komponen, untuk digunakan ulang, didaur ulang, atau dibuang.

23Rancangan produk, proses, dan sistem harus memasukkan integrasi dan interkonektifitas dengan aliran energi dan materi yang ada.limbah dari suatu proses industri dapat dijadikan sebagai bahan mentah bagi industri lainnya. Demikian juga limbah panas sebaiknya dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi proses lain. Produk, proses, dan sistem sebaiknya dirancang agar dapat memiliki nilai komersial setelah umurnya berakhir.sebaiknya sejak awal suatu produk sudah dirancang pemanfaatannya setelah umur pakainya berakhir. Dengan merancang sejak awal, nilai dari suatu produk yang dapat diselamatkan setelah usai pakai masih tinggi.Materi dan energi sebaiknya bersifat dapat diperbaharui dan bukan yang menyusut habis.sumberdaya nabati merupakan materi yang dapat diperbaharui. Namun bahan yang tergolong tidak dapat diperbaharui masih dapat didaur ulang setelah umur pakainya habis sehingga substansi materi tersebut bersifat seperti dapat diperbaharui.

24Pengurangan Konsumsi Sumber daya dan PolusiPeningkatan Efisiensi SumberdayaEkologi industri yang berupaya meniru ekosistem alami telah membantu menjembatani perbedaan kepentingan ekonomi dan ekologi. Perusahaan yang menerapkan green engineering, mendapat dua keuntungan sekaligus, dengan cara peningkatan efisiensi sumberdaya. Dengan begitu, berarti mengurangi tekanan terhadap alam, mengurangi pencemaran dan sekaligus menghemat biaya. Salah satu caranya yaitu mengganti bahan baku untuk suatu produk. Penggunaan Ulang dan Penyediaan LayananPenghematan energi dan materi untuk membuat suatu produk dapat dilakukan dengan cara menggunakan ulang produk atau komponen-komponen produk yang sudah habis umur pakainya. Industri merancang produk agar mudah dipreteli menjadi bagian-bagian yang dapat dimanfaatkan ulang. Dengan penggunaan ulang barang bekas tersebut maka volume limbah akan berkurang jauh. Daur Ulang

25 { Hal. 161 }Pengurangan emisi & efluenPrinsip rekayasa ramah lingkungan dan penerapannya dalam kebijakan industri harus didukung dengan manajemen dan pengoperasian pabrik yang bertujuan untuk menekan semaksimal mungkin sumber-sumber emisi (gas buang) dan efluen (cairan buangan) dari industri.

Ada beberapa pendekatan untuk pengurangan sumber emisi yang dapat dilakukan, yaitu perbaikan manajemen dan operasional, optimasi proses, modifikasi pembakaran dan modifikasi bahan bakar.

26 { Hal. 164 }Pembersihan emisi & efluenPenjernihan UdaraPembersihan emisi dapat dibagi dua yaitu untuk menghilangkan gas pencemar dan partikulat. Namun dalam emisi biasanya terkandung gas sekaligus partikulat. Satu rangkaian alat pembersih biasanya digunakan sekaligus.Pembersihan dari gas pencemarPencemar berbentuk gas dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu gas hasil dari proses dan gas hasil dari pembakaran.Ada beberapa peralatan atau sistem untuk membersihkan polutan gas, yaitu:Adsorber (pengikat)Absorber (penyerap)Incinerator (pembakar)Kondensor (pengkondensasi)27 { Hal. 165 }30Pembersihan dari partikulatAda beberapa alat pembersih emisi dari partikulat, yaitu:pengumpul mekanisElectrostatic precipitator (menjatuhkan secara elektrostatik)Bag-houses atau kain penyaringScrubber basahUnit kombinasi seperti venturi scrubbers

Pada prinsipnya, tingkat efektifitas pembersihan dari partikulat ini dipengaruhi oleh ukuran partikulat. Partikulat yang berukuran besar dan lebih berat lebih mudah dijatuhkan dan ditangkap, sementara partikulat berukuran kecil dan lebih ringan lebih sulit dibersihkan28Pengolahan air limbahPengolahan air limbah dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:Perlakuan pendahuluanTujuan dari pengolahan awal adalah untuk menyaring limbah terapung seperti botol, papan, kaleng, dan tongkat. Ketika memasuki instalasi pengolahan, air limbah dijaring dengan jaring yang berukuran lubang bervariasi, dan biasanya juga memasang alat yang menggabungkan fungsi dari jaring dan gerinda (benda yang terangkap akan terpotong kecil-kecil. Benda-benda yang sudah diolah ini selanjutnya akan diendapkan pada tangki pengendap primer.Perlakuan primerAir limbah yang masih mengandung partikel padat seperti pasir, batu-batu kecil, dan pecahan arang kemudian dialirkan ke dalam kolam yang disebut grit chamber (ruang pengendap butiran halus), jaring yang halus dipasang sesudah grit chamber ini untuk menyaring partikel yang mungkin masih lolos dari grit chamber.Setelah itu, air padat yang masih mengandung tersuspensi padat (tercampur dalam air, tetapi tidak larut). Partikel ini dapat dipisahkan dari air melalui pengendapan secara grafitasi, pengentalan (koagulasi) secara kimia atau dengan filtrasi (penyaringan yang sangat halus.Enda[an lumpur hasil pengendapan dalam pengolahan primer ini disebut primary sludge.29 { Hal. 169 - 171 }Perlakuan sekunderKalau dalam perlakuan primer digunakan proses fisika dan kimia, dalam perlakuan sekunder digunakan proses biologi. Lebih kurang 90% dari limbah organik dapat dibersihkan melalui perlakuan sekunder ini. Metoda yang sering digunakan adalah attached growth process dan suspended growth process.Perlakuan lanjutAir yang telah mengalami perlakuan sekunder belum sepenuhnya terbebaskan dari polusi. Nitrogen dan fospor biasanya masih ada. Demikian juga polutan berupa warna juga belum hilang. Untuk itu perlu dilakukan perlakuan khusus sesuai dengan polutan yang akan dibersihkan.Perlakuan lanjut dapat menggunakan metoda seperti adsorpsi, penggumpalan/presipitasi, filtrasi membran, pertukaran ion, dan osmosis terbalik.Penghilangan pathogenAir dari instalasi pengolahan limbah perlu dibersihkan dari mikroorganisme pembawa penyakit sebelum dapat digunakan untuk berbagai keperluan, terutama yang berkaitan dengan manusia. Ada beberapa metoda yang dapat dilakukan yaitu, pemberian klorin, menggunakan ozon, atau menggunakan sinar ultra violet untuk menciderai mikroorganisme secara genetis.30Penanganan lumpurLumpur primer dan lumpur sekunder yang diendapkan dalam proses pengolah air limbah dapat dibakar dalam incinerator atau diolah menjadi pupuk organik.

Pengolahan Air Limbah Secara AlamiPengolahan air limbah dapat dilakukan dengan memanfaatkan proses fisika, kimia, dan biologi dalam suatu ekosistem. Air limbah yang telah dibersihkan dari pathogen dan bahan berbahaya dapat juga diolah melalui aplikasi pada lahan. Ada tiga metoda yang dapat ditempuh, yaitu infiltrasi lambat, pengaliran di atas lahan, dan infiltrasi cepat.31 { Hal. 172 }Terima kasihKeep our Environment !!