tugas sejarah eropa 9

23

Click here to load reader

Upload: warid-fadlillah-faqih

Post on 24-Jul-2015

678 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS SEJARAH EROPA 9

EROPA PADA ABAD PERTENGAHAN

OLEH :

LIKNAWATI

(090210302045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2010

Page 2: TUGAS SEJARAH EROPA 9

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Para ilmuwan biasa membagi sejarah eropa dengan 3 periode, yaitu, Eropa klasik,

Eropa pertengahan, dan Eropa modern. Abad pertengahan sendiri adalah periode sejarah

di Eropa sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat di

bawah prakarsa raja Charlemagne pada abad 5 hingga munculnya monarkhi-monakhi

nasional, dimulainya penjelajahan samudera, kebangkitan humanisme, serta reformasi

Protestan dengan dimulainya renaisans pada tahun 1517.

Abad pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di eropa. Pada masa ini agama

berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk

pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di zaman klasik

dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir yang megalihkan perhatian manusia dari

ketuhanan. Eropa dilanda Zaman Kelam(Dark Ages) sebelum tiba Zaman Pembaharuan.

Maksud "Zaman Kelam" ialah zaman masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelek

dan kelembapan ilmu pengetahuan. Menurut Ensikopedia Amerikana, tempoh zaman ini

selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan berakhir

dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masihi. "Gelap" juga bermaksud tiada

prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud kekuasaan

agama. Gereja Kristiani yang sangat berpengaruh. Gereja serta para pendeta mengawasi

pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka berpendapat hanya gereja saja yang

pantas untuk menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan.

Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri daripada ahli-ahli sains berasa mereka ditekan

dan dikawal ketat. Pemikiran merekapun ditolak, dan timbul ancaman, siapa yang

mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan

didera, malah ada yang dibunuh. Dari latar belakang diatas menarik untuk dikaji lebih

jauh mengenai Eropa pada masa abda pertengahan

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan Feodalisme di Eropa pada abad pertengahan ?

2. Bagaimana perkembangan agama Nasrani yang mengalami perpecahan ?

3. Bagaimana perkembangan pemerintahan yang pada waktu itu dikuasai oleh kaum

gereja ?

Page 3: TUGAS SEJARAH EROPA 9

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan feodalisme di Eropa pada abad

pertengahan.

2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan agama Nasrani yang mengalami

perpecahan.

3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan pemerintahan yang pada waktu itu

dikuasai oleh kaum gereja.

Page 4: TUGAS SEJARAH EROPA 9

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Feodalisme

Abad pertengahan di Eropa Barat dicirikan oleh struktur total yang feodal (hubungan

antara Vassal dan Lord). Kehidupan sosial dan spiritual dikuasai Paus dan pejabat agama

lawuja. Kehidupan politiknya ditandai oleh perebutan kekuasaan antar bangsawan.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, feodalisme adalah system sosial atau politik

yang memberikan kekuasaan yang besar kepada golongan bangsawan, system social

yang menagung-agungkan jabatan atau pangkat dan bukan mengagung-agungkan

prestasi kerja, sistemsosial di Eropa pada abad Pertengahan yang ditandai oleh kekuasaan

yang besar ditangan tuan tanah.

Dalam id.wikipedia.org, feodalisme adalah sebuah system pemerintahan dimana

seorang pemimpin, yang biasanya seorang bangsawan memiliki anak buah banyak yang

juga masih dari kalangan bangsawan juga tetapi lebih rendah dan biasa disebut vasal.

Para vassal ini wajib membayar upeti kepada tuan mereka. Sedangkan para vassal pada

giliran ini juga mempunyai anak buah dan abdi-abdi mereka sendiri yang memberi

mereka upeti.

Pertama kali Feodalisme muncul di Perancis dan Jerman pada abad ke-9 dan 10. Ini

bertepatan dengan gaya militer besar diselenggarakan oleh Normandia. Unsur-unsur

rezim Romawi dipindahkan ke feodalisme Eropa. villa Roma dan tanah mereka diberikan

kepada para pemimpin militer secara sementara sebagai imbalan bagi loyalitas mereka ke

Roma dan kaisar. Para militer memberikan mereka pelayanan, terutama dalam hal

militer, memberikan perlindungan. Ide-ide ini diadopsi di Eropa. bangsawan Eropa

meningkatkan daya kerja dari hibah tanah dari raja dengan imbalan jasa militer, maka

lahirlah feodalisme Eropa. Gereja juga memiliki pengaruh besar dalam membentuk

feodalisme, meskipun pada dasarnya organisasi gereja tidak berkarakter Feodal, hierarki

yang agak sejajar dengan hirarki feodal.

Sejak itu muncul orang-orang kuat sebagai tuan tanah yang mengatur pemakaian

tanah diwilayah kekuasaannya. Tempat tingga mereka yang disebut kastil atau puri.

Kekuasaan mereka ditopang oleh bawahannya. System ini kemudian berkembang luas.

Bangsawan menjadi kelompok yang sangat istimewa dan melakukan regenerasi

berdasarkan keturunan.

Sesuai dengan penelusuran ensiklopedia feudal atau feudal, merupakan satu istilah

yang digunakan pada awal era modern yakni abad ke-17 merujuk pada pengalaman

Page 5: TUGAS SEJARAH EROPA 9

system politik diEropa abad pertengahan. System politik yang terbangun pada masa itu

ditentukan oleh perpaduan antar para militer legal maupun tidak atau warlord, tuan tanah,

bangsawan raja, yang lantas tersusun hirarki dalam masyarakat yang khas : ada raja, ada

bangsawan, tetapi juga ada pelayan dan budak (vassal).

Kata kuncinya tetap hirarki.Menurut fokusnya, kekuasaan politik bersifa local dan

personal yang menghasilkan sesuatu “dunia social dari klaim-klaim dan kekuasaan-

kekuasaan tumpang tindih” (Anderson, hlm.,1974a, hlm. 149) beberapa diantara klaim-

klaim dan kekuasaan ini mengalami konflik; dan tidak ada pemerintah atau Negara yang

berdaulat dalam arti yang paling tinggi di atas wilayah dan penduduk yang ada (Bull,

1977, hlm.254). dalam system kekuasaan ini banyak dipenuhi ketegangan, dang sering

terjadi perang.

Hirarki dari Eropa Feodalisme terjadi dengan mudah. Sebuah berbentuk hierarki

piramida alam sudah dikembangkan dipimpin oleh raja, yang dikelilingi oleh bangsawan.

Dorongan bagi negara-negara besar di Eropa untuk melawan dan mendapatkan tanah

baru dan wilayah menyebabkan hierarki feodalisme Eropa dan keunggulan utamanya

yaitu bahwa orang yang tidak berbangsa bisa menaiki piramida kekuasaan Feodalisme.

Jika seorang pria membuktikan dirinya dalam pertempuran dan sebagai pendukung setia

dia diberi hadiah tanah (disebut perdikana) Sebagai imbalan atas tanah pendukung setia

atau bawahan akan supaja Sumpah setia dan memberi penghormatan kepada tuannya

atau Raja.

Didunia abad pertngahan, ekonomi didominasi oleh pertanian, dan kelebihan apa pun

yang dihasilkan menjadi sasaran klaim-klaim yang bersaing. Klaim yang berhasil

menjadi dasar untuk menciptakan dan mempertahankan kekuasaan politik. Tetapi

jaringan kerajaan-kerajaan, para pangeran, istri-istri para bangsawan dan pusat-pusat

kekuasaan lainnya yang bergantung pada susunan ini diperumit oleh munculnya

kekuasaan-kekuasaan alternative di kota-kota kecil dan kota-kota besar. Kota-kota dan

federasi kota bergantung pada perdagangan dan manufaktur serta akumulasi modal yang

relative tinggi. Mereka mengembangkan struktur-struktur social dan politik yang berbeda

dan sering menikmati system-sistem pemerintahan independent yang ditentukan oleh

para warganegara.

Dari sudut perkembangan demokrasi AP menghasilkan dokumen penting yaitu Magna

Charta 1215. Ia semacam contoh antara bangsawan Inggris dengan Rajanya yatu John .

Untuk pertama kali seorang raja berkuasa mengikatkan diri untuk mengakui dan

menjamin beberapa hak bawahannya.

Page 6: TUGAS SEJARAH EROPA 9

2.2 Perkembangan Agama Nasrani (Nasrani yang mengalami perpecahan)

Pada awal perkembanganya agama nasrani banyak mendapat tekanan dari pemerintah

karena agama ini dianggap menyalahi kepercayaan setempat yang punya banyak dewa

atau disebut polytheisme sedangkan agama nasrani lebih menjurus ke monotheisme

tetapi pada perkembangan selanjutnya ajaran agama nasrani mampu berkembang cukup

pesat pada golongan masyarakat bawah yang pada perkembangan selanjutnya para

penguasa juga memulai memeluk agama ini. Ini tidak lain juga merupakan imbas dari

kekacauan yang terjadi di kekaisaran Roma yang memicu tumbuhnya keinginan untuk

memilih agama yang lebih baik dari agama yang dianut mereka sebelumnya sebagai

pegangan hidup. Masyarakat Romawu sudah tidak percaya lagi pada dewa yang mereka

sembah karena mereka sudah punya anggapan bahwa dewa-dewa tersebut tidak mampu

menyelesaikan persoalan mereka.

Pada awal abad 4 M, Kaisar Roma yang bernama Konstatin memeluk agama nasrani

dan melegalkan masyarakatnya untuk menganut agama nasrani. Dia melakukan hal itu

karena saat bertempur dia melihat di angkasa salib dengan tulisan (dengan tanda ini

engkau akan menang).Dan hal itu membuat ia yakin bahwa agama nasrani adalah agama

yang benar. Pada saat itulah agama nasrani berkembang pesat tetapi sudah kehilangan

bentuk aslinya. Kini justru Romawi lah yang mempengaruhi agama tersebut. Pengaruh

tersebut adalah adanya suatu organisasi yang memicu munculnya susunan organisasi

gereja, dengan posisi tertinggi yaitu Paus. Gereja menjelma menjadi suatu negara

tersendiri, dengan istana Paus di Vatikan yang menjadi pusat agama nasrani. Segala

kekuasaan dalam gereja berasal dari pusat yang menjadikan Paus menjadi pemimpin

tertinggi gereja yang tidak hanya mengurus masalah kerohanian saja tetapi juga sudah

lebih ke politik.

Suatu jemaat nasrani mengangkat seorang presbyter(biskop). Kemudian untuk kota

diangkat seorang patriarch sehingga pada 400 M patriarch-patrioarch tersebut mengakui

kekuasaan Vatikan dan tunduk terhadap Paus, sementara imam-imam gereja dalam suatu

muktamar gereja menetapkan ajaran agama nasrani hingga kepada hal-hal yang kecil dan

khusus.

Pada perkembangan selanjutnya dibentuk suatu hierarki gereja yang kokoh dengan Roma

sebagai pusatnya. Dimana di pucuk pimpinan ada Paus dibawahnya dan ada kardinal,

kemudian biskop pertama (aarts bisschop), diikuti oleh biskop, pastur dan (apellon)

masing-masing bertanggung jawab pada orang yang ada diatasnya. Dalam organisasi

gereja tersebut terlihat benar tradisi pemerintahan Romawi sebagai pengaruhnya.

Page 7: TUGAS SEJARAH EROPA 9

Perkembangan agama Kristen yang begitu pesat ternyata menimbulkan banyak

masalah baru, diantaranya yaitu banyak orang yang masuk Kristen hanya untuk

menanamkan pengaruh di komunitas-komunitas Kristen tersebut, sehingga banyak orang

yang masuk Kristen hanya ikut-ikutan saja tidak berdasarkan hati nurani. Melihat gejala

sosial tersebut para pemeluk agama Kristen yang puritan sangat prihatin sehingga

mereka mengundurkan diri dari dunia ramai dan menyepi ditempat-tempat seperti hutan,

gunung, dan padang pasir sebagai pertapa. Hidup para pertapa itu serba sulit, namun

mereka punya pengikut yang banyak, bahkan beberapa diantara mereka melakukan

askekitisme yang cukup ekstrim. Diantara para pertapa yang terkenal itu adalah Santo

Anthonius dari Mesir, dan Santo Simean Stylitus.

Namun cara hidup diatas dipandang oleh orang kebanyakan sebagai hal yang terlalu

sulit untuk dilakukan sehingga pada perkembangan selanjutnya muncul gaya pertapaan

baru yang diperkenalkan oleh Santo Pachomius. Cara baru ini adalah tetap bertapa dan

menyendiri tetapi masih diharuskan untuk bekerja, dan berdoa dan membanca injil

bersama-sama dengan sesama pertapa. Ini disebabkan karena dorongan alamiah seorang

manusia untuk berkumpul dan bersosialisasi dengan manusia lain. Tidak heran bila

banyak pemeluk agama Kristen yang menerima ajaran ini dan beribu-ribu orang di Mesir

hulu mengikuti tata cara Pachomius ini.

Tetapi pada perkembangan selanjutnya muncul lagi revolusi sistem pertapaan tapi

sistem ini lebih mirip atau lebih baik disebut sistem kebiaraan. Pencetus cara baru ini

adalah Santo Dasil yang menyebutkan bahwa seorang pertapa seharusnya orang yang

hidup dilingkungan keagamaan, hidup bersama dalam suatu lingkungan peribadatan

dilakukan juga bimbingan terhadap pembacaan Injil. Dengan cara ini muncul biara-biara

yang fungsinya sebagai tempat peribadatan umat Nasrani.

Umat Nasrani sendiri memiliki seorang rasul yang bernama Yohannes yang

meninggal sekitar tahun 101, dan dengan kematiannya ini menandai bahwa telah

berakhir zaman apostolik(zaman rasul-rasul) kemudian muncul bapa-bapa apolistik yang

dianggap menerima perintah khusus dari para rasul. Diantara para bapa apolistik itu yang

sangat terkenal adalah St Clement, St Ignatius dan St Polycarpus. Setelah zaman para

bapa apostolik, munculah para bapa gereja. Biasanya mereka adalah orang berwatak

mulia dan berdisiplin tinggi. Karya-karya mereka lazim disebut patristik yang sangat

berpengaruh pada Eropa abad pertengahan dan modern.

Page 8: TUGAS SEJARAH EROPA 9

Gereja Kristen pernah mengalami masa-masa puncak ketika ia menguasai dunia

terutama di Eropa kemudian menyebarkan pengaruh ke seluruh bagian dunia lainnya.

masa itu kerap disebut sebagai masa Abad Pertengahan.

Gereja Kristen memiliki pengaruh tersebut berkisar antara abad ke - 2 Masehi hingga

abad ke 15/16. suatu masa yg memiliki rentang waktu sekitar 1.400 tahun. kalau satu

masa dalam keluarga kita hitung sekitar 25 tahun, maka paling tidak membutuhkan 56

generasi ke atas untuk menempuh waktu 1.400 tahun tersebut.,!!

Orang zaman sekarang mungkin akan lupa, bahwa pada masa kejayaan Gereja Kristen

itu ada pula praktik-praktik kehidupan sosial dan kemasyarakatan yg kini menjadi

cemooh. praktik seperti jual beli surat pengakuan dosa, atau praktik menyatukan

kekuasaan agama dan kekuasaan politik. sejumlah Paus pada masa itu terlibat dalam

Perang Salib, dan ia mengerahkan pasukan untuk membunuh lawan-lawan politiknya.

Raja dan Paus kerap berseteru karena persaingan kekuasaan ini. belum lagi perburuan

terhadap orang-orang yg dianggap menyimpang dari praktik keagamaan resmi. kelompok

agama sempalan dikejar-kejar. seorang yg dianggap tukang sihir pun tak elak diburu.

para ilmuwan pionir kala itu, macam Nicolas Copernicus, Galileo Galilei, harus

mempertanggungjawabkan penemuan ilmiahnya dihadapan sidang inkuisisi.

inilah masa yg dilihat dalam suatu paradoks : masa kegemilangan di satu sisi, tetapi

sekaligus juga masa yg penuh kegelapan. kegemilangan jika dilihat dari kejayaan

Kerajaan Gereja Kristen, tetapi kegelapan karena di balik takhta kekuasaan itu, lumuran

darah dan aneka manipulasi terjadi. manipulasi terjadi akibat terkonsentrasinya

kekuasaan di tangan kekuasaan politik dan agama. ekslusivitas adalah ciri lain dari masa

ini. keselamatan dan berkah hanya datang pada umat pilihan, dan umat Kristen merasa

diri lebih berarti dari masyarakat lain di luar dirinya. karena itu, gejala untuk menafikan

kelompok lain, dan kecenderungan untuk membasmi kelompok yg lain ( yg beririsan dgn

politik ekspansi sejumlah negara Eropa ) dan ‘mempertobatkan’-nya, adalah penanda

penting pada zaman ini.

Pada abad kelima, mulailah Zaman Kegelapan. Kota-kota yang semula direncanakan

sebagai lambang kekuasaan Kaisar, digantikan oleh kota-kota abad pertengahan yang

berlandaskan kekuasaan para penguasa feodal atas para budak mereka, dan bukan

berlandaskan prinsip-prinsip demokrasi ataupun Imperalisme.

Berdirinya Kekaisaran Roma Suci menandai zaman dalam teori abad pertengahan,

tetapi bukan dalam praktik. Abad pertengahan terutama kecenderungan dengan fiksi

hukum, dan pada saat itu fiksi itu masih tetap ada sehingga propinsi-propinsi kawasan

Page 9: TUGAS SEJARAH EROPA 9

barat dari bekas kekaisaran Roma, secara de jure, masih tunduk pada kaisar di

Konstantinopel, yang masih menganggap dirinya sebagai satu-satunya sumber otoritas

hukum. Charlemagne, ahli fiksi hukum, mengatakan bahwa tahta kekaisaran sedang

kosong, karena Ratu Irene yang berkuasa di Timur ( yang menyebut dirinya kaisar laki-

laki, bukan kaisar perempuan) adalah seorang perampas kekuasaan, kerana tidak ada

perempuan yang bisa menjadi kaisar. Charles mendasarkan legitimasinya dari paulus.

Karena itu, untuk pertama kalinya, muncul kesalingtergantungan yang janggal antara

paus dan kaisar. Tidak ada orang yang bisa menjadi kaisar kecuali dinobatkan oleh Paus

di Roma; di lain pihak, untuk beberapa abad, setiap kaisar yang kuat mengklaim

mempunyai hak untuk memilih dan memberhentikan paus.

Abad Pertengahan adalah periode sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali daerah

bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat di bawah prakarsa raja Charlemagne pada

abad 5 hingga munculnya monarkhi-monarkhi nasional, dimulainya penjelajahan

samudra, kebangkitan humanisme, serta Reformasi Protestan dengan dimulainya

renaisans pada tahun 1517.

Abad Pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama

berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk

pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di masa zaman

klasik dipinggirkan dan dianggap lebih sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian

manusia dari ketuhanan.

Eropa dilanda Zaman Kelam(Dark Ages) sebelum tiba Zaman Pembaharuan. Maksud

"Zaman Kelam" ialah zaman masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelek dan

kelembapan ilmu pengetahuan. Menurut Ensikopedia Amerikana, tempoh zaman ini

selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Rom dan berakhir

dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masihi. "Gelap" juga bermaksud tiada

prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud tindakan dan

cengkraman kuat pihak berkuasa agama; Gereja Kristian yang sangat berpengaruh.

Gereja serta para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka

berpendapat hanya gereja sahaja yang berkelayakan untuk menentukan kehidupan,

pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri

daripada ahli-ahli sains berasa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran mereka

ditolak. siapa yang mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan

ditangkap dan didera malah ada yang dibunuh.

Page 10: TUGAS SEJARAH EROPA 9

Pikiran ini, terimplementasi melalui teori yang dikeluarkan oleh Thomas Aquinas (m

1274) seorang ahli falfasah yakni "negara wajib tunduk kepada kehendak gereja". St

Augustine (m 430) sebelumnya juga berpendirian demikian. Manakala Dante Alighieri

(1265-1321) berpendapat kedua-dua kuasa itu hendaklah masing-masing berdiri sendiri,

dan mestilah bekerjasama untuk mewujudkan kebajikan bagi manusia (Joseph H Lynch,

1992, 172-174).

Dalam paradigma abad pertengahan, dua wilayah agama dan dunia terpisah total satu

dengan yang lain sehingga tidak ada peluang bagi ekspansi satu terhadap yang lain atau

pembauran antar keduanya. Seorang manusia kalau tidak ‘melangit’ haruslah

‘membumi’, atau kalau tidak meyakini kekuasaan alam gaib terhadap segala urusan

hidupnya, maka dia harus memutuskan hubungan secara total dengan Tuhan dan roh-roh

kudus, dan jika dia menghargai jasmani dan urusan materinya maka dia bukan lagi

seorang rohaniwan dan berarti telah memutuskan hubungan dengan Tuhan. Kata

Augustine “siapapun yang mahir dalam kesenian, perang, dan filsafat adalah orang yang

bejat dan sesat, karena dia berasal dari kota setan dimana kebahagiaannya tak lebih dari

sekadar topeng yang menipu, dan keindahannya hanya merupakan wajah alam kubur”.

Kota inilah yang tidak diterima oleh Tuhan dan fitrah manusia. Karena orang yang

sombong dan angkuh adalah merupakan kepekatan hari dan orang yang memiliki

pengetahuan tentang segala yang harus diketahui oleh orang-orang terpuji. Dan ketika

melihat kota setan ini tenggelam ke dalam kesesatan dan kesombongannya, maka semua

sudut kegelapannya akan terlihat.

Konsep diatas, dipertegas oleh Fritjof Capra (2004) yakni : “Para ilmuwan pada Abat

Pertengahan, yang mencari-cari tujuan dasar yang mendasari berbagai fenomena,

menganggap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan Tuhan, roh manusia, dan

etika, sebagai pertanyaan-pertanyaan yang memiliki signifikansi tinggi, jadi ilmu

didasarkan atas penalaran keimanan”.

Dengan demikian, kerangka berpikir yang dominan pada abad pertengahan dan tekanan

kuat para elit gereja yang menganggap dirinya pengawas tatanan yang menguasai dunia

dan telah menginterogasi ideologi para ilmuan dan menyeret mereka ke pengadilan serta

menganggap kegiatan ilmiah sebagai campurtangan setan, kemudian faktor-faktor lain

yang berada di luar pembahasan ini telah menjadi latar belakang munculnya Renaisans

yang telah melahirkan teriakan protes terhadap kondisi yang dominan pada abad

pertengahan.

Page 11: TUGAS SEJARAH EROPA 9

Beberapa bapa gereja tersebut adalah Uskup Eusebius, St Ambrosius, St Jeremius dan

St Agustinus. Karya Eusebius yang paling terkenal adalah sejarah gereja yang menjadi

acuan bagi karya-karya sejarah perkembangannya gereja oleh generasi selanjutnya. St

Ambrosius yang dikenal sebagai Uskup Milan memperkenalkan hymne liturgi ke gereja.

St Jeremies menciptakan karya yang sangat penting bagi gereja. Karya tersebut adalah

terjemahan kitab perjanjian lama dan baru ke bahasa Latin. St Agustinus adalah penulis

dan pemikir terbesar di kalangan gereja Kristen di Eropa. Karya tersebut diantarannya

adalah Confessions(pengakuan-pengakuan), De Civitas dei, atau the city of God (kota

Tuhan). Dengan perkembangan itulah agama Kristen berkembang dengan pesat didataran

Eropa.

2.3 Perkembangan Pemerintahan (Dikuasai Kaum Gereja)

Sepeninggal Challemagne penguasa kerajaan Franka, hubungan negara dengan gereja

tidak serasi lagi. Organisasi gereja yang begitu rumit memiliki otoritas khusus dalam

keamanan, moralitas dan disiplin, dalam abad X dan XI dihadapkan pada suatu krisis

yang gawat ketika masyarakat semakin terfeodalisasikan. Gereja- gereja jemaat lokal

memiliki tanah, sebagian dari wilayah kekuasaan para tuan manor merupakan unit sosial

khas dalam kehidupan masyarakat feodal.

Gereja pada abad X, ketika Eropa memasuki jaman Feodal, para uskup sekaligus

merupakan tuan- tuan tanah, bahkan sering pula menjadi vasal seorang raja. Konflik

antara Paus dan raja sepeninggal Charlemagne, sebenarnya bersumber pada pengaturan

kekuasan. Sebelum terjadi konflik pengaturan kekuasaan yang menyangkut urusan

duniawi atau kenagaraan berada di tangan raja, sedangkan berbagai urusan yang

berkaitan dengan masalah kerohanian menjadi tanggung jawab gereja, dalam hal ini

adlah Paus. Hal ini terjalin baik pada masa Charlemagne. Namun, sejak abad X, raja

merasa memiliki hak dan wewenang baik yang menyangkut urusan kenegaraan maupun

keagamaan. Sebaliknya, Paus beranggapan bahwa urusan- urusan kerajaan Allah di Bumi

menjadi wewenangnya, dan dapat memerintahkan sah tidaknya seorang kepala negara.

Merupakan kenyataan, bahwa munculnya gereja berasal dari era invasi suku- suku

barbar selam berabad- abad yang disertai pula oleh tanda- tanda kemerosotan, kerapuhan,

sampai keruntuhan kekaisaran romawi barat. Di Inggris, Prancis, dan Jerman, keberadaan

gereja diatur secara rapi oleh Paus yang berkedudukan di Roma. Hirarki kegerejaan pada

masa feodal mirip dengan hirarki negara feodal pula. Dalam masyarakat gereja pada

Page 12: TUGAS SEJARAH EROPA 9

abad pertengahan awal. Mereka memiliki dan mengatur tanah- tanahnya. Orang- orang

gereja utamanya para pemimpin gereja sebagai penerima tanah dari raja dituntut

kesetiaan pada negara.

Paus sebagai pucuk pimpinan selain memiliki wewenang yang mengatur agama dapat

pula menyangkut non agama. Istana Paus berada di Kota Vatikan, Roma menjadi pusat

Organisasi gereja kristen atau juga disebut gereja nasrani. Dalam sistem kepausan dalam

organisasi gereja, paus sebagai pimpinan tertinggi dibantu oleh para kardinal dan pejabat

di berbagai departemen istan kepausan di Roma.

Tanda- tanda perselisihan antara paus dan raja mulai nampak sekitar abad X. Sumber

konflik terletak pada maslah kekuasaan kerohanian dan keduniaan. Pengawasan terhadap

paus dirasa jauh lebih besar dari pada pengawasan paus terhadap gereja. Zaman feodal

telah menempatkan para pendeta dari tingkat atas., karena kekayaan dan kedudukannya,

sangat berkepentingan dalam setiap masalah yang bersifat keduniaan. Meraka merupakan

orang terkemuka yang kekuasan dan pengaruhnya tidak diabaikan oleh raja. Memang

terlepas dari zaman feodal posisi orang- orang gereja pada abad pertengahan yang

menyangkut maslah intelektualitas, lebih tinggi dibandingkan orang non gereja. Sebagian

masyarakat gereja, para pendeta telah menekuni ilmu pengetahuan klasik. Banyak diantar

mereka yang menjadi penguasa dan pemimpin- pemimpin militer.

Gereja merupakan gudang yang terpenting dari cita- cita kuno tentang kekuasaan

umum dan tertib masyarakat. Bahwa pejabat- pejabat gereja adalah orang- orang terbaik

untuk melaksanakan setiap politik raja yang memerlukan pengawasan. Oleh karena itu,

apa karena alasan- alasan feodalisme pejabat- pejabat gereja memang piawai, sangat

dalam terlibat politik keduniawian. Pada pribadi pejabat gereja dari tingkat atasan ini

organisasi gereja dan negara bertemu dan saling bersentuhan.

Sekali lagi bahwa, memahami organisasi gereja bagi orang yang non nasrani, dirasa

organisasi sulit dan rumit, yang memiliki otoritas khusus dalam keimanan, moralitas dan

disiplin, dalam abad X dan XI dihadapkan pada suatu krisis yang gawat karena

masyarakat semakin terfeodalisasikan.

Page 13: TUGAS SEJARAH EROPA 9

BAB 3. KESIMPULAN

Abad pertengahan di Eropa Barat dicirikan oleh struktur total yang feodal (hubungan

antara Vassal dan Lord). Kehidupan sosial dan spiritual dikuasai Paus dan pejabat agama

lawuja. Kehidupan politiknya ditandai oleh perebutan kekuasaan antar bangsawan.

Pertama kali Feodalisme muncul di Perancis dan Jerman pada abad ke-9 dan 10. Ini

bertepatan dengan gaya militer besar diselenggarakan oleh Normandia. Unsur-unsur rezim

Romawi dipindahkan ke feodalisme Eropa. villa Roma dan tanah mereka diberikan kepada

para pemimpin militer secara sementara sebagai imbalan bagi loyalitas mereka ke Roma dan

kaisar. Para militer memberikan mereka pelayanan, terutama dalam hal militer, memberikan

perlindungan. Ide-ide ini diadopsi di Eropa. bangsawan Eropa meningkatkan daya kerja dari

hibah tanah dari raja dengan imbalan jasa militer, maka lahirlah feodalisme Eropa. Gereja

juga memiliki pengaruh besar dalam membentuk feodalisme, meskipun pada dasarnya

organisasi gereja tidak berkarakter Feodal, hierarki yang agak sejajar dengan hirarki feodal.

Pada awal perkembanganya agama nasrani banyak mendapat tekanan dari pemerintah

karena Agama ini dianggap menyalahi kepercayaan setempat yang punya banyak dewa atau

disebut polytheisme sedangkan agama nasrani lebih menjurus ke monotheisme tetapi pada

perkembangan selanjutnya ajaran agama nasrani mampu berkembang cukup pesat pada

golongan masyarakat bawah yang pada perkembangan selanjutnya para penguasa juga

memulai memeluk agama ini. Ini tidak lain juga merupakan imbas dari kekacauan yang

terjadi di kekaisaran Roma yang memicu tumbuhnya keinginan untuk memilih agama yang

lebih baik dari agama yang dianut mereka sebelumnya sebagai pegangan hidup. Masyarakat

Romawu sudah tidak percaya lagi pada dewa yang mereka sembah karena mereka sudah

punya anggapan bahwa dewa-dewa tersebut tidak mampu menyelesaikan persoalan mereka.

Sepeninggal Challemagne penguasa kerajaan Franka, hubungan negara dengan gereja

tidak serasi lagi. Organisasi gereja yang begitu rumit memiliki otoritas khusus dalam

keamanan, moralitas dan disiplin, dalam abad X dan XI dihadapkan pada suatu krisis yang

gawat ketika masyarakat semakin terfeodalisasikan. Gereja- gereja jemaat lokal memiliki

tanah, sebagian dari wilayah kekuasaan para tuan manor merupakan unit sosial khas dalam

kehidupan masyarakat feodal.

Page 14: TUGAS SEJARAH EROPA 9

DAFTAR PUSTAKA

Achadiati S.Y, 1993,SejarahPeradabanManusia, jaman Kreta, C.V. Multiguna, Jakarta.

Bowra, C.m, 1985, Yunani klasik, Tira Pustaka, Jakarta.

Sun Sundoro, Mohammad Hadi. 2008. Sejarah Eropa Abad Pertengahan. Jember: JEMBER

UNIVERSITY PRESS

Page 15: TUGAS SEJARAH EROPA 9