tugas rekayasa gempa

14
qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw ertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe rtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwer tyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert yuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyu iopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuio pasdfghjklzxcvbnmqwertyuiop asdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdf Tugas Rekayasa Gempa Nama : Rendy Mokoginta NRI : 110211095 2015

Upload: rendy-mokoginta

Post on 08-Jul-2016

224 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Rekayasa Gempa Teknik Sipil

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Rekayasa Gempa

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw

Tugas Rekayasa Gempa

Nama : Rendy Mokoginta

NRI : 110211095

2015

Page 2: Tugas Rekayasa Gempa

1.1 Pengertian Gempa Bumi

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi

biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga

digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi

kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi

karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan

yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar

dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh

pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.

Parameter Gempabumi

Waktu terjadinya gempabumi (Origin Time - OT)

Lokasi pusat gempabumi (Episenter)

Kedalaman pusat gempabumi (Depth)

Kekuatan Gempabumi (Magnitudo)

Karakteristik Gempabumi

Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat

Lokasi kejadian tertentu

Akibatnya dapat menimbulkan bencana

Berpotensi terulang lagi

Belum dapat diprediksi

Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi

1.2 Proses terjadinya Gempa

Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa

lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang

mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng

tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah

Page 3: Tugas Rekayasa Gempa

perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki

kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan

pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari

teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan

Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).

Lapisan

paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas

berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas

yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak

kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai

aliran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung di atas

mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik

Page 4: Tugas Rekayasa Gempa

relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling

mendekati(collision) dan saling geser (transform).

Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling

mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat

dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan

lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung

terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan

gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.

1.3 Mengukur Gempa Bumi

1.3.1. Skala Richter

Skala Richter atau SR, skala ukuran kekuatan gempa yang diusulkan oleh fisikawan

Charles Richter, didefinisikan sebagai logaritma dari amplitudo maksimum yang diukur

dalam satuan mikrometer (µm) dari rekaman gempa oleh alat pengukur gempa

(seismometer) Wood-Anderson, pada jarak 100 km dari pusat gempa.

Sebagai contoh, Misal kita mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari

seismometer yang terpasang sejauh 100 km dari pusat gempanya. Jika amplitudo

maksimumnya sebesar 1 mm, maka kekuatan gempa tersebut adalah log (103) µm sama

dengan 3,0 skala Richter.

Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo

gempa di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik Richter ini

menjadi tidak representatif lagi.

Ukuran Skala Richter (Magnitude) adalah:

< 2,0 (kurang dari 2 SR) : gempa sangat kecil ( tidak terasa)

2,0 – 2,9 : gempa tidak terasa, tetapi getarannya dapat direkam seismograf.

3,0 – 3,9 : tidak mengakibatkan kerusakan

4,0 – 4,9 : menggetarkan perabot di ruangan

Page 5: Tugas Rekayasa Gempa

5,0 – 5,9 : Terjadinya kerusakan cukup besar pada rumah atau bangunan.

6,0 – 6,9 : menimbulkan kerusakan pada wilayah sampai jarak 160 km

7,0 – 7,9 : menimbulkan kerusakan pada daerah yang lebih luas mencapai lebih 160 km.

8,0 – 8,9 : menimbulkan kerusakan hebat hingga ratusan mil (mile)

9,0 – 9,9 : dapat menghancurkan luas wilayah ribuan mil.

Selain menyebabkan getara, gempa bumi berkekuatan 4.0 atau lebih besar juga dapat memicu

tanah longsor yang bisa menimbulkan korban jiwa. Semakin besar magnitudo gempa, semakin

besar daerah di mana tanah longsor dapat terjadi.

Di daerah didasari oleh sedimen air, gempa bumi besar, biasanya besarnya 6,0 atau lebih besar,

dapat menyebabkan pencairan. Guncangan menyebabkan sedimen basah menjadi pasir dan

aliran.

Gempa bumi bawah laut dapat menyebabkan tsunami, atau serangkaian gelombang yang dapat

menyeberangi lautan dan menyebabkan kerusakan yang luas untuk daerah pesisir.

Getaran gempa memiliki kecepatan sampai 14 kilometer per detik. Gelombang seismik tercepat

memakan waktu kurang dari 20 menit untuk mencapai sisi lain dari bumi, jarak hampir 13 000

kilometer!

Page 6: Tugas Rekayasa Gempa

1.3.2. Skala Mercalli

Di dalam seismologi Skala Intensitas gempa adalah sebuah cara mengukur atau membandingkan

efek-efek dari sebuah gempa pada tempat yang berbeda. Skala Intensitas Gempa Modifikasi

Mercalli  (MMI- Modified Mercalli Intensity) sudah secara umum dipakai seismolog  untuk

mengetahui informasi seberapa merusaknya pengaruh gempa.

Tingkat intensitas dinyatakan dengan angka romawi antara I di tingkat rendah hingga XII pada

tingkat tertinggi.

Skala Intensitas MMI, berbeda dari Skala Magnitude Richter.  Pada skala ini efek-efek dari

sebuah gempa bisa sangat bervariasi intensitasnya dari suatu tempat ke tempat lain, sehingga ada

banyak nilai intensitas (contoh: IV, VII) yang diukur dari sebuah gempa. Padahal gempa-gempa

tesebut memiliki satu nilai magnitude,  walau berbagai metoda untuk memperkirakan

magnitudenya menghasilkan sedikit nilai yang berbeda (mis: 6.1, 6.3)

Tingkat dari pengaruh gempa didasarkan pada deskripsi yang sangat relatif dan dapat

diterangkan sebagai berikut:

Skala Intensitas Modifikasi Mercalli (MMI).

dari FEMA (Federal  Emergency Management Agency- Badan Pengaturan Keadaan Darurat

Federal Amerika)

I. Orang-orang tidak merasakan adanya gerakan bumi.

II.

Dalam keadaan diam atau berada di lantai-lantai atas bangunan tinggi, orang-orang, -

biasanya  dalam jumlah sedikit-,  mungkin merasakan gerakan bumi

III.

Orang-orang yang berada di dalam ruangan merasakan gerakan. Benda-benda

menggantung bergoyang-goyang. Orang-orang yang berada  di luar ruangan mungkin

tidak menyadari bahwa gempa sedang terjadi.

IV.

Kebanyakan orang yang berada di dalam ruangan merasakan gerakan. Benda

tergantung bergoyang-goyang. Alat-alat rumah tangga, pintu, jendela bergerak tidak

karuan. Gempa terasa seperti truk menabrak tembok. Orang-orang yang berada di

luar ruang bisa saja kurang menyadari adanya gerakan. Mobil yang diparkir bergerak.

Page 7: Tugas Rekayasa Gempa

V.

Hampir semua orang merasakan gerakan. Orang tidur terbangun. Pintu terbuka dan

berputar buka tutup. Peralatan rumah tangga bisa pecah/rusak. Bingkai gambar

bergerak. Benda kecil bergerak atau terguling. Pohon mungkin bergetar . Bahan cair

mungkin tumpah keluar dari wadah terbuka.

VI.

Setiap orang merasakan gerakan. Orang-orang sulit berjalan. Benda-benda berjatuhan

dari tempatnya diletakkan. Bingkai gambar jatuh dari dinding. Furnitur bergerak.

Plesteran di dinding mungkin retak. Pohon dan tanaman bergetar. Kerusakan sedikit

di gedung yang dibangun dengan tidak baik. Tidak ada kerusakan struktur pada

gedung yang dibangun dengan baik.

VII.

Orang-orang kesulitan berdiri. Supir merasakan mobilnya bergetar. Beberapa

furniture pecah. Bata-bata lepas jatuh dari gedung-gedung. Kerusakan sedikit hingga

menengah pada bangunan yang dibangun dengan baik; kerusakan akan sangat terlihat

di gedung yang tidak dibangun dengan baik.

VIII.

Supir kesulitan mengendarai. Rumah-rumah yang tidak diikat dengan baik pada

pondasinya dapat bergeser. Struktur yang tinggi seperti menara dan chimney dapat

terpuntir dan rubuh. Gedung-gedung yang dibangun dengan baik mengalami

kerusakan kecil. Gedung yang tidak dibangun dengan baik dapat mengalami

kerusakan parah. Ranting pohon patah. Sisi perbuktian mungkin retak jika kondisi

tanah basah. Ketinggian air dalam sumur mungkin berubah.

IX.

Gedung yang dibangun dengan baik mengalami kerusakan yang signifikan. Rumah-

rumah yang tidak diikat ke pondasi bergeser dari pondasinya. Pipa-pipa di bawah

tanah patah. Tanah retak. Tangki-tangki mengalami kerusakan serius.

X.

Hampir semua gedung dan pondasinya hancur. Beberapa jembatan hancur.

Bendungan rusak serius. Longsor besar terjadi. Air terdesak ke tepi kanal, sungai,

dan danau. Tanah retak pada area yang sangat luas. Jakur kereta api melengkung

sedikit.

Page 8: Tugas Rekayasa Gempa

XI.

Hampir semua gedung rubuh. Beberapa jembatan hancur, retakan besar terlihat di

tanah. Jalur pipa dalam tanah hancur. Jalur kereta api mengalami bengkok parah.

XII.

Hampir semuanya hancur. Benda-benda terlempar ke udara. Tanah bergerak

bergelombang dan menggelembung. Sejumlah batuan besar mungkin bergeser.

Page 9: Tugas Rekayasa Gempa

Seperti terlihat dari daftar di atas, tingkat intensitas pengaruh gempa tidak membutuhkan

peralatan pengukur. Jadi seismolog dapat menggunakan surat kabar, catatan-catatan, dan 

rekaman sejarah lainnya untuk membuat tingkat intensitas dari sebuah gempa yang terjadi

sebelumnya, dimana tidak ada peralatan pengukuran. Penelitian seperti itu menolong pengertian

kita tentang sejarah gempa dari daerah tersebut, dan memperkirakan kejadian bencana di masa

depan.

Peta di atas  memplot tingkat Intensitas Mercalli dari lokasi-lokasi dekat gempa Loma Prieta

pada tahun 1989. Peta itu disebut sebagai peta isoseismal, dimana digambarkan garis-garis

kontur yang meliputi lokasi-lokasi yang memiliki intensitas lebih tinggi. Secara tipikal intensitas

Page 10: Tugas Rekayasa Gempa

membesar mendekati lokasi pusat gempa, sehingga seismolog dapat menginterpretasikan map

tersebut  untuk keseluruhan lokasi untuk gempa-gempa sebelumnya.

Kalau diperhatikan,  lokasi-lokasi dengan intensitas tinggi yang tidak umum terjadi jauh pada sisi

utara  dari pusat gempa, dekat Teluk San Fransisco. Selama gempa ini, tanah lunak dan

saturated-soils dekat teluk memperbesar efek dari getaran. Getaran yang membesar ini bersama

dengan efek likuifaksi membuat beberapa gedung yang dibangun dengan baik rubuh dan

menghasilkan tingkat intensitas IX pada lokasi tersebut.

Memperkirakan magnitude dari gempa dari peta isoseismal adalah mungkin. Perkiraan ini tentu

saja harus melalui peneletian dan memerlukan verifikasi lebih lanjut.

1.4 Pusat Gempa

Pusat gempa Pusat gempa disebut juga dengan istilah hiposenter (hypocenter/hiposentrum) yang

berasal dari bahasa Yunani υπόκεντρον yang berarti "di pusat", adalah titik di dalam bumi yang

menjadi pusat gempa bumi. Titik di permukaan bumi tepat di atas hiposenter disebut dengan

episenter. Hiposentrum adalah sumber gempa di kedalaman bumi tertentu. Lokasi pusat gempa

ditentukan berdasarkan pengukuran gelombang seismik. Sedangkan Episentrum adalah gempa

bumi yang terjadi di luar permukaan bumi.

Page 11: Tugas Rekayasa Gempa

Daftar Pustaka

http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Gempabumi_-_Tsunami/Gempabumi.bmkg

\https://indraharsono12.wordpress.com/berita/penyebab-terjadinya-gempa-bumi-dan-

cara-penanggulangan/

http://www.sridianti.com/apa-itu-gempa-bumi-dan-skala-richter.html

http://dokumen-makalah.blogspot.co.id/2014/12/alat-ukur-gempa.html

https://strukturawam.wordpress.com/2009/10/30/skala-intensitas-gempa-modifikasi-

mercalli/