tugas makalah rekayasa gempa

29
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1 Pengertian Gempabumi Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi. 1.1.1 Penyebab Terjadinya Gempabumi Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading). GAMBAR LEMPENG TEKTONIK

Upload: iilhams-iibrams

Post on 27-Nov-2015

934 views

Category:

Documents


139 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang1.1 Pengertian Gempabumi

Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara

tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Energi yang dihasilkan

dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai

ke permukaan bumi.

1.1.1 Penyebab Terjadinya Gempabumi

Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng

tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer

yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling

berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat

yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan

pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya

yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor

Spreading).

GAMBARLEMPENG TEKTONIK

Page 2: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian

paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih

panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak

kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai

aliran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung di atas

mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik

relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling

mendekati(collision) dan saling geser (transform).

Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling

mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan

oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet

dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu

saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi

pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.

GAMBAR

PENAMPANG KERAK BUMI

Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat mendukung kelangsungan

hidup seluruh makhluk, diantara planet-planet anggota tata-surya lainnya. Oleh karenanya

Page 3: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

pengetahuan mengenai bumi dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup penghuninya termasuk

manusia.

Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk pengetahuan

mengenai gempa bumi dan cara memprediksinya. Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan

bahwa ruang lingkup ilmu kita masih sangat kecil bila dibandingkan dengan luasnya jagat raya. Ini

juga merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, Maha Mengetahui atas segalanya dan kita tidak

sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang sangat sedikit ini.

Dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki, kami ingin sedikit membahas tentang

gempa bumi yang akhir-akhir ini sering terjadi khususnya di Indonesia. Sebagaimana telah kita

ketahui sebelumnya bahwa negeri tercinta ini termasuk daerah rawan bencana gempa bumi yang

biasanya disertai juga dengan tsunami. Maka dari itu sudah sepatutnya kita harus mengetahui dan

memberi tahu kepada masyarakat apa itu gempa bumi? Bagaimana proses gempa bumi terjadi?

Mengapa Indonesia masuk dalam wilayah yang sangat rentan terhadap terjadinya bencana alam

gempa bumi? Siapa yang memperkenalkan Skala Richter untuk mengukur kekuatan guncangan akibat

gempa bumi?

Untuk itu mari kita sedikit membahasnya dalam makalah ini walaupun dalam keterbatasan ilmu

pengetahuan yang kami miliki.

1.2. Rumusan Masalah

1) Apa itu gempa bumi ?

2) Apa faktor penyebab gempa bumi ?

3) Apa saja klasifikasi gempa bumi ?

4) Bagaimana sejarah gempa bumi yang telah menghancurkan kehidupan manusia ?

5) Bagaimana dampak yang ditimbulkan gempa bumi terhadap kehidupan manusia ?

6) Apa yang kita akan lakukan apabila gempa bumi terjadi ?

1.3. Tujuan Makalah

Page 4: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang gempa bumi yang akhir-akhir ini sering

terjadi. Apa itu gempa bumi? Mengapa terjadi gempa bumi? Apa saja efek yang ditumbulkan? Serta

hal-hal lain yang berhubungan dengan gempa bumi itu sendiri.

1.4. Manfaat

Manfaat yang ingin diperoleh antara lain adalah dengan adanya makalah ini semoga kita

mengetahui apa saja penyebab gempa bumi dan bagaimana tips-tips yang dilakukan apabila gempa

bumi terjadi, sehingga kita sebagai masyarakat tidak awam lagi terhadap gempa bumi dan tahu apa

yang akan dilakukan apabila gempa bumi terjadi.

Karena dengan adanya makalah ini juga kita dapat menambah sedikit pengetahuan tentang

gempa bumi, karena masyarakat pada umumnya hanya mengetahui bahwa gempa bumi terjadi karena

pergeseran lempeng bumi atau aktifitas gunung berapi, tanpa mengetahui prosesnya dan faktor

penyebabnya.

Page 5: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

BAB II

PEMBAHASAN

Konsep Perencanaan Bangunan Tahan Gempa Pada dasarnya dalam perencanaan struktur

bangunan tahan gempa, bangunan didesain untuk hancur sesuai dengan level kerusakan yang telah

ditentukan. Dengan kata lain, bangunan diizinkan untuk hancur tapi tidak menimbulkan korban jiwa

sehingga ketika terjadi gempa, manusia dapat melakukan tindakan evakuasi.

Menurut UBC 1997, kriteria standar desain gempa adalah :

1) Tidak terjadi kerusakan sama sekali pada gempa kecil.

2) Ketika terjadi gempa sedang, struktur diperbolehkan terjadi kerusakan arsitektural bukan

kerusakan yang bersifat struktural.

3) Struktur diperbolehkan terjadi kerusakan struktural dan nonstruktural pada gempa kuat, namun

kerusakan yang terjadi tidak sampai menyebabkan bangunan runtuh. Adapun tujuan bangunan

tahan gempa adalah untuk membatasi kerusakan bangunan (gedung) akibat beban gempa

sedang sesuai dengan ketentuan sehingga masih bisa diperbaiki secara ekonomis dan juga untuk

menghindari jatuhnya korban jiwa akibat runtuhnya gedung akibat beban gempa kuat.

Untuk struktur tahan gempa, displacement (perpindahan) merupakan hal yang paling mendasar

untuk suatu struktur tahan gempa. Pada umumnya, kerusakan struktur diakibatkan oleh

besarnya displacement yang terjadi. Oleh karena itu, struktur seharusnya bersifat daktail untuk

mengakomodasi besarnya displacement yang terjadi. Hal berikutnya yang ikut

menyumbangkan kekuatan untuk menahan beban gempa yang tejadi adalah kekakuan struktur.

Dengan semakin kaku sebuah struktur maka semakin besar gaya yang dihasilkan untuk

melawan gaya gempa yang terjadi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kekuatan untuk suatu

struktur bangunan tahan gempa terletak pada daktilitas dan kekakuannya. Perencanaan

Bangunan Tahan Gempa Berbasis Kinerja Peraturan dibuat untuk menjamin keselamatan

penghuni terhadap gempa besar yang mungkin terjadi, dan untuk menghindari atau mengurangi

kerusakan atau kerugian harta benda terhadap gempa sedang yang sering terjadi. Meskipun

Page 6: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

demikian, prosedur yang digunakan dalam peraturan tersebut tidak dapat secara langsung

menunjukkan kinerja bangunan terhadap suatu gempa yang sebenarnya, kinerja tadi tentu

terkait dengan resiko yang dihadapi pemilik bangunan dan investasi yang dibelanjakan terkait

dengan resiko yang diambil. Perencanaan bangunan tahan gempa berbasis kinerja merupakan

proses yang dapat digunakan untuk perencanaan bangunan baru maupun perkuatan bangunan

yang sudah ada, dengan pemahaman yang realistik terhadap resiko keselamatan, kesiapan pakai

dan kerugian harta benda yang mungkin terjadi akibat gempa yang akan datang. Proses

perencanaan tahan gempa berbasis kinerja dimulai dengan membuat model rencana bangunan

kemudian melakukan simulasi kinerjanya terhadap berbagai kejadian gempa. Setiap simulasi

memberikan informasi tingkat kerusakan, ketahanan struktur, sehingga dapat memperkirakan

berapa besar keselamatan, kesiapan pakai dan kerugian harta benda yang akan terjadi.

Perencana selanjutnya dapat mengatur ulang resiko kerusakan yang dapat diterima sesuai

dengan resiko biaya yang dikeluarkan (Wiryanto , 2005). Mengacu pada FEMA-273 dan ATC-

40 yang menjadi acuan klasik bagi perencana berbasis kinerja maka kategori level kinerja

struktur, adalah :

Untuk menghubungkan antara data gempa dengan model yang akan digunakan dalam

analisis bahaya gempa diperlukan identifikasi dan karakterisasi semua potensi sumber gempa

yang mungkin memberikan pengaruh signifikan pada ground motion di lokasi gempa. Sumber

gempa dapat diidentifikasi dari geologi, tektonik, sejarah dan dari hasil pencatatan gempa.

Analisis penilaian bencana gempa melibatkan estimasi kuantitatif dari karakteristik ground

motion pada site lokasi. Pendekatan analisis yang digunakan dalam penentuan analisis bencana

gempa tersebut terdiri atas dua pendekatan yaitu secara deterministik (Deterministic Seismic

Hazard Analysis (DSHA)) dan secara probabilistik (Probabilistic Seismic Hazard Analysis

(PSHA)). Berikut ini adalah penjelasan mengenai langkah-langkah dari masing-masing analisis

bahaya gempabumi tersebut:

Page 7: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

2.1 Metoda Deterministik (DSHA)

Metoda deterministik merupakan metoda dengan menggunakan input data skenario gempabumi dari

satu sumber patahan gempa bumi yang paling berpotensial untuk menimbulkan bencana di wilayah

yang bersangkutan. Metoda ini terutama baik dilakukan untuk wilayah yang kebetulan dilintasi atau

berada pada jarak cukup dekat dari suatu patahan gempa utama sehingga diperkirakan akan

mengalami kerusakan yang signifikan apabila gempa besar terjadi pada patahan tersebut. Secara

umum, metoda deterministik digambarkan dalam empat tahapan proses (Reiter, 1990) yaitu:

1. Identifikasi dan karakterisasi semua sumber-sumber gempa yang mempunyai kapasitas

menghasilkan gerakan tanah pada suatu lokasi (lokasi, geometri, mekanisme kegempaan, sejarah

kegempaan, dan parameter kegempaan seperti magnitudo maksimum dan frekuensi keberulangan

kejadian gempa)

2. Pemilihan parameter jarak dari sumber ke lokasi. Biasanya dalam metoda DSHA, jarak yang

dipilih adalah jarak terdekat dari zona sumber gempa (source zone) dengan lokasi yang

ditinjau. Jarak yang digunakan dapat diekspresikan sebagai jarak dari episenter atau jarak

dari hiposenter, dimana hal ini tergantung pada pengukuran jarak dari persamaan empiris

yang akan digunakan untuk mempredikasi pada tahap berikutnya.

3. Pemilihan controlling earthquake, yaitu gempa yang diperkirakan akan menghasilka tingkat

goncangan yang terkuat, dimana biasanya diekspresikan dalam parameter gerakan tanah

dalam suatu lokasi. Pemilihan ini dilakukan dengan membandingkan tingkat goncangan yang

dihasilkan oleh gempa yang diidentifikasi dalam tahap pertama) yang diasumsikan terjadi

pada jarak yang diidentifikasi pada tahap kedua. Controlling earthquake ini biasanya

dideskripsikan dengan besar (umumnya diekspresikan sebagai magnitude) dan jaraknya dari

lokasi yang bersangkutan.

4. Bencana yang terjadi pada suatu lokasi kemudian didefinisikan biasanya dalam bentuk

gerakan tanah yang terjadi pada lokasi tersebut akibat controlling earthquake. Karakteristik

tersebut biasanya dideskripsikan oleh satu atau lebih parameter gerakan tanah yang diperoleh

Page 8: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

dari persamaan empiris yang digunakan. Percepatan puncak, kecepatan puncak, dan ordinat

respons spectrum biasanya digunakan untuk mengkarakteristikkan bencana gempa.

GAMBAR 2. 1

TAHAPAN ANALISA BENCANA GEMPA DENGAN METODA DSHA

Metoda deterministik atau berdasarkan skenario gempa pada satu patahan tertentu ini dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu

1. Metoda standar/ konvensional: memakai formula empiris untuk model goncangan gempa

2. Metode detil: memakai metoda “Stochastic- Green’s Function” untuk simulasi numerik

dari sumber gempa dan penjalaran gelombangnya

2.1.1 Metoda Deterministik Konvensional

Metoda deterministik konvensional adalah metoda memperkirakan besar goncangan dengan

memakai rumus-rumus empiris hubungan antara besar kekuatan dan tipe sumber gempa dengan

dampak kerusakan berdasarkan data-data kerusakan gempabumi di dunia. Kekurangan metoda ini

adalah karena sampai saat ini belum ada rumus-rumus empiris yang khusus dikembangkan untuk

wilayah Indonesia. Oleh karena itu terpaksa harus mengambil rumus-rumus empiris yang

dikembangkan berdasarkan data-data dari luar Indonesia, sehingga belum tentu cocok di Indonesia.

Adapun keuntungannya, metoda ini jauh lebih mudah daripada metoda detil.

2.2 Metoda Probabilistik (PSHA)

Page 9: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

Analisis goncangan gempa bumi dengan cara probabilistik adalah cara yang paling umum

dilakukan di dunia. Metoda ini tidak hanya memperhitungkan satu sumber patahan gempa bumi saja

tetapi menghitung semua efek goncangan gempa dari semua sumber-sumber gempa bumi pada dan

sekitar wilayah studi. Metoda ini tidak mengasumsikan satu atau beberapa skenario gempa pada setiap

sumber (patahan) gempanya tetapi semua kemungkinan magnitudo gempa bumiyang dapat terjadi

yaitu nilai perioda ulang atau frekuensi masing-masing. Umumnya metoda ini memakai pendekatan

rumus-rumus empiris, mirip dengan yang dipakai dalam metoda deterministik standar tetapi

diaplikasikan untuk banyak sumber gempa sekaligus memakai prinsip probabilstik bukan skenario

gempa. Metoda PSHA dapat dideskripsikan dalam empat tahapan prosedur (Reiter, 1990) sebagai

berikut:

1. Tahap pertama adalah identifikasi dan karakterisasi sumber gempa, termasuk didalamnya

adalah karakterisasi distribusi probabilitas dari lokasi rupture yang berpotensi pada sumber.

Dalam kebanyakan kasus, diterapkan distribusi probabilitas yang sama untuk masing-

masing zona sumber. Hal ini secara tidak langsung menyatakan bahwa gempa mungkin

sama-sama akan terjadi pada setiap titik dalam zona sumber gempa. Distribusi ini,

dikombinasikan dengan bentuk geometri sumber untuk mendapatkan distribusi probabilitas

yang sesuai dengan jarak sumber ke lokasi

2. Langkah berikutnya adalah karakterisasi dari seismisitasi atau distribusi sementara dari

perulangan kejadian gempa. Hubungan empiris perulangan kejadian gempa (recurrence

relationship), yang mengekspresikan kecepatan rata-rata dari suatu gempa dengan besar

yang berbeda akan terlampaui, digunakan untuk mengkarakterisasikan seismisitasi dari

masing-masing zona sumber gempa. Hubungan empiris ini dapat mengakomodasikan

besarnya magnitude maksimum dari gempa

3. Gerakan tanah yang terjadi di suatu lokasi akibat adanya gempa dengan besar gempa

berapapun dan lokasi dimanapun dalam masing-masing zona sumber gempa, dapat

ditentukan dengan menggunakan predictive relationships

Page 10: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

4. Langkah terakhir adalah mengkombinasikan ketidakpastian dari lokasi gempa, besarnya

gempa dan predikasi parameter gerakan tannah untuk mendapatkan probabilitas dimana

parameter gerakan tanah akan terlampaui selama periode waktu tertentu.

GAMBAR

EMPAT TAHAPAN ANALISA BAHAYA GEMPA DENGAN METODA PSHA

2.2.1 Model Atenuasi Gempa

Formula empiris adalah hubungan kuantitatif/matematis/statistik antara dua atau lebih

parameter berdasarkan data-data kejadian yang melibatkan parameter-parameter tersebut.

Secara umum rumus empiris atenuasi gelombang gempa adalah hubungan antara sumber

gempa, terutama magnitudonya, dengan tingkat kerusakan yang terjadi disekitarnya sebagai

fungsi dari jarak (antara sumber gempa dan titik target). Lebih lanjut lagi, parameter lainnya

seperti sejenis mekanisme gempa (apakah patahan naik, turun, atau geser) dan lingkungan

tektonik patahan gempanya (apakah patahan yang berada pada lempeng atau patahan di

batas antar lempeng) juga dimasukkan sebagai parameter sumber gempa. Untuk kerusakan

di target poin juga dimasukkan parameter tambahan seperti efek amplifikasi pada poin

tersebut yang tergantung pada jenis tanah/batuannya.

Ada banyak formula empiris untuk atenuasi gelombang yang sudah dibuat untuk

berbagai kondisi sumber gempa dan kondisi lokalnya. Sebagian formula empiris khusus

dikembangkan untuk wilayah/ Negara tertentu yang tentunya juga berdasarkan data dari

suatu wilayah/Negara tersebut. Sebagian lainnya dikembangkan lebih universal berdasarkan

Page 11: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

data dari seluruh dunia. Sampai sekarang belum ada formula empiris yang dikembangkan

dari data Indonesia dan untuk Indonesia. Juga belum ada usaha yang lebih komprehensif

untuk membuat

koreksi dan penyesuaian terhadap berbagai formula yang sudah dikembangkan untuk

bisa diterapkan lebih baik di Indonesia. Karena itu pemilihan formula empiris yang akan

dipakai harus dengan kehati-hatian mengingat belum tentu benar-benar cocok. Lebih baik

kalau memakai beberapa rumus empiris sekaligus sehingga bisa dibandingkan hasilnya

untuk kemudian dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya untuk menentukan nilai mana

yang akan dipakai. Dengan akan tersedianya banyak data seismometer dan akselerometer di

seluruh wilayah Indonesia dalam rangka keperluan TEWS maka dapat dipastikan bahwa

data ini nantinya dapat dipakai untuk membuat/mengkoreksi formula-formula empiris

atenuasi gelombang gempa

.

2.2.2 Intensitas Pada Batuan Dasar Keteknikan

Nilai kecepatan atau percepatan gelombang gempa atau juga konversinya ke

intensitas atau besarnya goncangan gempa dapat di perkirakan pada batuan dasarnya atau

pada permukaan tanahnya. Yang disebut sebagai batuan dasar adalah batuan/tanah yang

lebih kerass dan padat di bawah tubuh tanah yang lebih lunak dan tidak terkonsolidasi.

Batuan dasar keteknikaan (engineering bedrock) adalah batuan dasar yang menjadi fondasi

untuk struktur bangunan besar.

2.2.3 Efek Amplifikasi Gelombang di Dekat Permukaan

Ketika gelombang gempa menjalar dari batuan dasar ke atas permukaan maka

gelombang ini akan mengalami amplifikasi. Besarnya amplifikasi ini ditentukan oleh jenis

atau sifat fisik tanahnya. Yang sekarang umum dipakai untuk standar besarnya amplifikasi

adalah nilai kecepatan gelombang permukaan pada tubuh tanah dari permukaan sampai

kedalamn 30 meter (Vs-30 m). Satuan goncangan untuk batuan dasar dan permukaan ini

Page 12: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

bisa direpresentasikan sebagai Puncak Kecepatan/Percepatan Gelombang (Peak Ground

Velocity/Acceleration. PGV/PGA)

2.2.4 Respon Struktur

Selain besar goncangan gempa pada batuan dasar dan permukaan, potensi bencana

juga ditentukan oleh respon struktur bangunan karena efek resonansi dari sturktur bangunan

akan memperkuat gelombang gempa. Oleh karena itu dalam analisis goncangan perihal

respon struktur bangunan ini diperhitungkan. Respon struktur pada gelombang gempa yang

datang ini biasa disebut sebagai spektra respon (response spectra).

2.2.6 Tampilan Peta Probabilitas Goncangan Gempa

Ada dua macam tampilan dari peta probabilitas bahaya goncangan gempa bumi yaitu:

1) Peta besarnya probabilitas dari goncangan gempa yang melewati nilai goncangan yang

ditentukan untuk perioda waktu yang ditentukan (the probability for a fixed time period

and intensity)

2) Peta Probabilitas besarnya goncangan gempa yang melewati nilai yang tidak ditentukan

untuk besar probabilitas dan perioda waktu yang ditentukan (the intensity for a fixed

time period and probability)

GAMBAR

PETA PROBABILISTIK BAHAYA GONCANGAN GEMPA UNTUK WILAYAH INDONESIA

Page 13: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

BAB IV

KAJIAN GEMPABUMI DALAM PERENCANAAN

Perencanaan dan perancangan kota merupakan salah satu unsur penting dalam

pembangunan, terutama mengenai isu gempa bumi. Perencanaan dan perancangan kota

dapat memberikan sumbangsih, baik sebagai pencegah maupun perbaikan. Dengan

adanya perencanaan dan perancangan yang dikhususkan untuk menanggulangi gempa

bumi, maka dapat dipastikan bencana yang terjadi serta kerusakan dapat diantisipasi.

Banyaknya korban bencana alam gempa bumi yang terjadi akhir-akhir ini seharusnya

membuat para perencana dan perancang mampu menganalisis kemudian

mengaplikasikan ilmunya dalam bentuk pembangunan yang nyata.

Perencanaan merupakan sebuah tindakan atau proses berkelanjutan dimana

rencana yang dikeluarkan digunakan untuk masa depan dengan memikirkan masa lalu

dan masa kini. Perencanaan tentu saja mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kemudia dilakukan pengambilan keputusan

setelah menentukan alternatif yang ditawarkan. Dalam perencanaan dan perancangan

sendiri memerlukan beberapa prinsip yang memperhatikan beberapa aspek geophysic,

tektonic, structural engineering, relief and rehabilitations operations, dan penanganan

masalah sosial.

Pemikiran-pemikiran tentang sistem peringatan dini, perencanaan dan

perancangan kota (planning and design for safe city), penggunaan material, disain dan

rekayasa bangunan tahan gempa merupakan salah satu bahasan yang berkesinambungan

dan menarik . Namun sebelum merencanakan semua hal diatas, tentu saja sebagai

seorang planner atau perencana memerlukan kajian seputar gempa bumi. Kajian ini

diperlukan guna memperhatikan aspek dan prinsip dalam perencanaa itu sendiri

sehingga tidak terjadi kesalahan dan sesuai kebutuhan.

Page 14: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

Ada beberapa hal yang memicu potensi bencana alam di Indonesia, selain

wilayah Indonesia yang memang berada diantara tiga lempang besar (Lempeng Indo-

Australia), Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik) ada beberapa faktor lain yang

memicu potensi bencana terjadi yaitu pertumbuhan penduduk Indonesia sendiri. Laju

pertumbuhan yang sangat tinggi membuat kebutuhan akan lahan semakin bertambah.

Kawasan hunian merupakan salah satu kawasan yang terus berkembang sehingga

mencapai kawasan marginal yang tidak aman. Tata tertib dan tata guna lahan yang

menjadi inti permasalahan dalam hal peningkatan kerentanan. Peningkatan kerentanan

ini juga terjadi akibat masyarakat dan pemerintah yang tidak menyadari dan tanggap

terhadap potensi bencana di daerahnya. Melihat banyak sekali permasalahan yang ada

dari pengalaman, maka upaya yang komperhensif diperlukan untuk mengurangi resiko

bencana yaitu dengan melakukan mitigasi.

Mitigasi dilakukan untuk mengurangi kerugian akibat kemungkinan terjadi

bencana baik berupa korban jiwa, harta, atau benda yang akan berpengaruh ke

kehidupan manusia. Kajian resiko merupakan salah satu bentuk yang diperlukan untuk

penyusunan rencana, terutama perencanaan dan perancangan wilayah dan kota sendiri.

Alur yang digunakandiawal merupakan rangkaian kerentanan dan bahaya itu sendiri.

Bisa diliHat di gambar di bawah ini.

GAMBARMODEL HUBUNGAN RESIKO BENCANA, BAHAYA DAN KERENTANAN

Page 15: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

Produk perencanaan dan peracangan kota, dengan berbagai produk

pemanfaatan ruang (aboveground, underground spaces, urban landscape) sebenarnya

merupakan bentuk regulasi (kebijakan publik) yang harus ditaati oleh semua aktor

pembangun, (arsitek, perancang struktur, urban planner, dan urban designer, investor,

serta aparat birokrasi). Peraturan tata ruang dan peraturan bangunan (building codes)

memiliki posisi sangat strategis dalam menentukan produk perancangan kota dan/ atau

bangunan yang aman bagi penggunanya. Ketaatan terhadap pelaksanaan peraturan-

peraturan bangunan yang ketat berkaitan upaya mitigasi dampak gempa merupakan

prasyarat utama yang harus dilakukan. Alur yang digunakan untuk resiko bencana

menurut UNISDR bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

GAMBAR

KERANGKA PENGURANGAN RESIKO BENCANA

Sumber: UNISDR, 2002

Penanganan mitigasi bencana ini sendiri haruslah berkelanjutan. Karena salah

satu prinsip dalam perencanaan adalah berkelanjutan. Hal ini diperlukan agar tindakan

Page 16: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

selanjutnya bisa dilakuakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan diawal.

Kemudian, permasalahan akan bencana yang semakin berkembang seiring dengan

permasalahan lain haruslah diperkirakan apa yang akan terjadi sehingga

penyelesaiannya sendiri bisa dicari. Keikutsertaan pemerintah dan masyarakat secara

bersama-sama juga dibutuhkan.

Ada 2 bentuk mitigasi, yaitu struktur dan non struktur. Mitigasi struktur adalah

upaya dalam bentuk memperkuat bangunan dan/atau infrastruktur yang berpotensi

terkena bencana, seperti membuat desain rekayasa, dan konstruksi untuk menahan serta

memperkokoh struktur ataupun membangun struktur bangunan penahan gempa dan

sebagainya. Hal ini sangat penting sekali mengingat salah satu penyebab korban jiwa

adalah bangunan itu sendiri. Struktur bangunan juga dapat mengurangi resiko bencana

yang terjadi. Maka dari itu, sebagai perencana harus juga memikirkan sturktur bangunan

dengan memahami jenis gempa dan bentuk dari gempa itu sendiri. Kemudian hasil

analisis tersebut bisa digunakan untuk membuat rencana dan rancanagan bersama ahli

lain. Kajian akan bentuk dan struktur bangunan juga diperlukan untuk ahli lain sdeperti

teknik sipil dan arsitek. Upaya mitigasi non struktural dilakukan dengan cara

menghindari wilayah bencana dalam merencanakan dan merancang bangunan. Perlu

dilakukannya perencanaan tata ruang dan wilayah yang komprehensif. Selain itu perlu

dilakukan upaya mitigasi lingkungan alam non struktural diantaranya yakni tidak

mengubah lingkungan alam yang dapat melindungi terhadap bencana seperti karang

pantai, bukit pasir pantai, danau, laguna, hutan dan lahan vegetatif, kawasan perbukitan

karst dan unsur geologi lainnya yang dapat meredam dan mengurangi dampak bencana.

Upaya pemanfatan ruang kota melalui planning and design dalam rangka menciptakan

setting kota yang aman merupakan salah satu upaya mitigasi dampak bencana.

Perencanaan Kota merupakan perencanaan fisik yang terpadu, karena

perencanaan kota mempunyai aspek yang sangat kompleks menyangkut aspek sosial-

Page 17: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

budaya, ekonomi, dan politik dalam satu kesatuan wilayah fisik (ruang kota). Dengan

demikian, rencana kota merupakan rencana yang disusun dalam rangka pengaturan

pemanfaatan ruang kota, yang menyangkut masalah kebutuhan atau kepentingan yang

saling terkait dalam pemanfaatan sumber daya (ruang kota) yang sudah sangat terbatas;

serta keterkaitan antara satu peruntukan dengan peruntukan lain sesuai dengan kapasitas

infrastruktur yang menunjang peruntukaan-peruntukan tersebut (Respati, 2005: 33).

Peran perencanaan dan perancangan kota dalam upaya mitigasi dampak gempa

bumi sangat penting dalam rangka "melindungi” dan memberikan rasa aman masyarakat

dari ancaman bahaya gempa bumi. Penataan urban landscape diarahkan untuk

memberikan ruang evakuasi, serta ruang penyelamatan korban gempa. Penataan ruang

melalui penataan konfigurasi ruang kota dengan unsur bangunan tinggi (skycraper, high

rise building), kepadatan bangunan, serta ruang terbuka, keberadaannya menjadi penting

untuk mengurangi jumlah korban akibat gempa. Upaya mitigasi dampak gempa bumi

melalui perencanaan dan perancangan kota dan bangunan harus didukung oleh

perangkat peraturan dan kebijakan pemerintah kota dan pusat yang berkaitan dengan

perlindungan masyarakat dari bahaya gempa. Mitigasi struktur dan non-struktur hanya

bisa dilakukan dengan didukung dengan kelengkapan perangkat peraturan bangunan

(building codes), serta konsistensi implementasi semua produk pranata perencanaan dan

perancangan kota dan/atau bangunan.

Adapun unsur pembentuk kota pada hahekatnya substansi urban design

sebenarnya akan menyangkut 3 unsur pokok yaitu;

a) Faktor lingkungan alam, karakteristik alam merupakan unsur dasar yang akan

memberikan karakteristik yang spesifik suatu kawasan/kota. Faktor alam ini

mencakup; iklim, topografi, seismocity, geomorfologi, aliran, kelembaban, suhu

udara, flora-fauna dan sebagainya.

Page 18: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

b) Faktor lingkungan buatan, kondisi-potensi lingkungan buatan sebagai produk

budaya masyarakat yang telah membentuk lingkungan yang spesifik perlu menjadi

suatu pertimbangan sebagai satu kesatuan produk aktifitas masyarakat.

c) Faktor lingkungan nonfisik, kehidupan sosial-budaya, ekonomi, politik dan

teknologi, sebagai faktor yang melatar belakangi terbentuknya lingkungan binaan

manusia.

Page 19: Tugas Makalah Rekayasa Gempa

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa kita ambil dari pembahasan diatas antara lain, gempa bumi

adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa

disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).

Gempa bumi dapat disebabkan oleh proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng

bumi, aktivitas sesar di permukaan bumi, pergerakan geomorfologi secara lokal,

aktivitas gunung berapi, maupun ledakan nuklir yang disebabkan oleh manusia.

Secara umum gempa bumi yang bisa menyebabkan tsunami adalah gempa bumi

tektonik yang terjadi di laut.

3.2. Saran

Saran yang bisa kami berikan selain tips-tips yang telah disebutkan dalam pembahasan

diatas adalah perlu dilakukan inovasi-inovasi teknologi/penemuan terbaru dalam

menghadapi bencana gempa bumi untuk meminimalisir dampak-dampak yang diakibat

oleh gempa bumi, karena yang selama ini terjadi adalah setelah gempa bumi terjadi

banyak sekali kerugian-kerugian yang terjadi, baik itu korban jiwa yang berjatuhan

maupun kerugian materi. Karena yang di khawatirkan dari gempa bumi adalah bukan

gempa bumi itu sendiri melainkan dampak yang timbul setelah gempa bumi terjadi.

Semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari beberapa kasus bencana alam

gempa bumi di Indonesia, dulu dan di masa yang akan datang. Sebab, berdasarkan

penjelasan di atas, gempa bumi termasuk satu-satunya jenis bencana alam yang potensi

dan intensitas kejadiannya sangat tinggi dan sangat sering terjadi.