tugas psikodiagnostik iv bab 1 - 3

30
TUGAS MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIK IV OBSERVASI DAN WAWANCARA “Kecenderungan Perilaku Internet Addictions pada Mahasiswa” Psikodiagnostik IV Kelas D Disusun oleh : Farsiana Aji Puspitasari 111111091 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA Tahun Ajaran 2013 / 2014

Upload: lespri-de-chanjman

Post on 22-Jun-2015

110 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Contoh Hasil Tugas Mata Kuliah Psikodiagnostik IV yang menggabungkan metode wawancara, kuisioner, dan observasi.

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

TUGAS MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIK IV

OBSERVASI DAN WAWANCARA

“Kecenderungan Perilaku Internet Addictions pada Mahasiswa”

Psikodiagnostik IV Kelas D

Disusun oleh :

Farsiana Aji Puspitasari 111111091

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

Tahun Ajaran 2013 / 2014

Page 2: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSeiring dengan berkembangnya teknologi dan elektronik, penggunaan internet

meningkat pesat diberbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Internet dalam penggunaannya sekarang merambah ke berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari pendidikan, politik, sosial, dan lainnya. Sebuah penelitian yang dikutip detikINET dari Silicon India menyebutkan Indonesia menempati posisi ke delapan negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia. Sedangkan berdasar pada studi hasil survei dari MarkPlus Insight Netizen, menyebutkan bahwa jumlah pengguna internet di indonesia telah mencapai 61 juta orang pada tahun 2012. Jumlah itu membuat persentase pengguna internet dibanding jumlah penduduk adalah 23,5%. Dari jumlah tersebut, 40% di antaranya mengakses internet lebih dari 3 jam sehari. Adapun jumlah pengguna internet yang menggunakan perangkat mobile seperti ponsel dan tablet mencapai 58 juta jiwa. Dan sekitar 95% pengguna ponsel di Indonesia tersebut memanfaatkan ponsel untuk menjelajahi internet berdasar Riset dari lembaga AC Nielsen.

Walaupun penggunaan internet di Indonesia begitu besar, tetapi dari segi penggunaannya berbeda-beda pada setiap individu. Berdasarkan hasil penelitian Wahyono yang dilakukan pada tahun 2006, penggunaan internet untuk tujuan rekreatif atau mencari hiburan mencapai 85,2% , sebagai sarana komunikasi sebesar 65,8% dan sebagai sarana mencari informasi sebesar 21,9% (Darmanto, 2008). Salah satu penggunaan internet untuk tujuan rekreatif, sarana komunikasi, dan mencari hiburan terdapat pada penggunaan media sosial dan applikasi chatting yang makin marak akhir-akhir ini. Dihimpun dari detik.com, sekitar 40,8 juta pengguna internet di Indonesia merupakan pengguna jejaring sosial, atau jika dikonversikan, sekitar 66,9% pengguna Internet di Indonesia adalah pengguna media sosial. Hampir 90% akses jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan sejenisnya, datang dari ponsel pintar alias smartphone dan tablet seiring menurunnya pengapalan PC dan laptop dalam dua tahun terakhir. Tercatat, aplikasi chatting juga tumbuh subur di Indonesia. Kakao Talk misalnya, sejak hadir 2010 lalu telah menerima 2,6 miliar pesan, mengirimkan 1,3 miliar pesan dan memiliki 83 juta pengguna global. WhatsApp juga mencatat total pengiriman 20 miliar pesan dan menerima 18 miliar pesan dengan jumlah 200 juta pengguna global. Sementara aplikasi WeChat hingga saat ini memiliki sekitar 125 juta pengguna.

Dengan penggunaan dan intensitas yang besar dari internet tersebut, tidak menutup kemungkinan terjadi kecanduan bagi penggunanya. Diambil dari APA, seorang psikolog Amerika, David Greenfield dalam penelitiannya pada 18.000 pengguna internet di tahun 1998 menemukan sekitar 5,7% dari pengguna internet mengalami kecanduan. Orang-orang tersebut mengalami gejala yang sama dengan kecanduan obat bius (DeAngelis, 2000). Besar kemungkinan bahwa pecandu ini makin meningkat seiring dengan kemudahan pengaksesan internet. Apalagi gadget dan ponsel telah menjadi suatu hal yang

Page 3: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

umum dalam mengakses internet baik lewat jaringan wifi ataupun paket data dari operator selular.

Penggunaan internet ini tidak lepas juga dari kehidupan seorang mahasiswa/i. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat (definisipengertian.com). Penggunaan internet sangat erat diperlukan dalam kehidupan seorang mahasiswa. Tidak menutup kemungkinan juga terdapat kecenderungan perilaku kecanduan internet pada mahasiswa seiring dengan adanya fasilitas yang mencukupi di sekitar mereka untuk mengakses internet.

Berdasar pada hal tersebutlah penulis merasa perlulah dilakukan observasi dan wawancara terhadap pengguna internet, untuk melihat apakah pengguna tersebut telah kecanduan atau masih dalam taraf yang normal.

1.2 Tujuan KegiatanTujuan dari kegiatan observasi dan wawancara ini adalah untuk mengetahui

kecenderungan perilaku kecanduan internet pada mahasiswa yang didasarkan pada teori addiction.

Page 4: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Definisi Kecanduan (Addicted)

Pada awalnya adiksi atau kecanduan ini didefinisikan semata-mata untuk suatu hal yang berkenaan dengan zat adiktif, seperti alkohol, rokok, dan narkoba. Namun pada akhir abad ke 20, cakupan dari definisi adiksi telah berkembang menjadi berbagai hal dan substansi yang digunakan atau perilaku yang menguat yang memiliki karakter candu, kompulsif dan dilakukan berulang, ketergantungan, dan dirasakan sulit untuk dimodifikasi atau dihentikan (Orford,1985 dalam DiClemente).

Cooper (2000) berpendapat bahwa kecanduan merupakan perilaku ketergantungan pada suatu hal yang disenangi. Individu biasanya secara otomatis akan melakukan apa yang disenangi pada kesempatan yang ada. Seseorang dikatakan kecanduan jika melakukan kegiatan yang sama sebanyak lima kali dalam sehari. Individu yang kecanduan, memiliki control diri yang kurang dalam melakukan kegiatan tertentu yang ia senangi dan merupakan kondisi yang terikat pada kebiasaan yang sangat kuat.

Dalam DiClemente (2003), ia mengambil poin-poin utama dari macam-macam perilaku diagnosis kecanduan di dalam buku DSM IV-TR. Disebutkan perilaku yang termasuk dalam kategori perilaku berlebih dan kecanduan, memiliki beberapa poin-poin utama elemen dibawah ini :

1. Menunjukkan pola perilaku kebiasaan yang disengaja, perilaku appetit (berkeinginan besar).

2. Mereka dapat menjadi berlebihan dan menghasilkan konsekuensi serius.3. Terdapat stabilitas pola-pola perilaku bermasalah dari waktu ke waktu4. Terdapat komponen psikologis dan fisiologis yang saling terkait dengan perilaku.5. Setiap kasus individual yang menjadi kecanduan dalam perilakunya, memiliki

kesulitan untuk menghentikan atau memodifikasi perilaku mereka.

Sedangkan Internet Addiction sendiri umumnya masih dirasakan sulit ditentukan criteria dan diagnosisnya. Young (2004) mengungkapkan, dari berbagai referensi diagnostic yang didapatkan dipandang bahwa kecanduan judi patologis sebagai yang paling mirip dengan perilaku kompulsif penggunaan internet karena sama-sama merupakan gangguan kontrol impulsive yang tidak memabukkan. Dari hal tersebut, Young mengembangkan beberapa criteria sebagai berikut sebagai criteria dari gangguan kecanduan internet, dimana seseorang dinyatakan kecanduan jika memenuhi lima atau lebih jawaban ya dari pertanyaan-pertanyaan berikut, antara lain :

1. Apakah anda merasa asyik dengan internet (berpikir tentang aktivitas online yang telah dilakukan sebelumnya atau mengantisipasi/ merencanakan sesi online selanjutnya) ?2. Apakah anda merasa perlu untuk menggunakan internet dengan meningkatkan jumlah waktu penggunaannya untuk mencapai kepuasan anda ?

Page 5: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

3. Apakah anda berulang kali melakukan usaha namun gagal untuk mengontrol, mengurangi, atau menghentikan penggunaan internet ?4. Apakah anda merasa gelisah, murung, depresi, atau pemarah ketika mencoba untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan internet ?5. Apakah anda tetap online lebih lama daripada waktu yang telah direncanakan.?6. Apakah anda membahayakan atau mempertaruhkan hilangnya hubungan yang signifikan dengan orang lain, pekerjaan, pendidikan, atau peluang karir karena internet ?7. Apakah anda berbohong kepada anggota keluarga, terapis, atau orang lain untuk menyembunyikan tingkat keterlibatan dengan internet ?8. Apakah anda menggunakan internet sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah atau melepaskan suasana hati misalnya perasaan tidak berdaya rasa bersalah, kecemasan, depresi) ?

Daftar ini menawarkan beberapa definisi yang bisa diterapkan untuk membantu membedakan antara pelaku penggunaan internet yang normal dan pengguna pecandu internet. Namun hal ini dapat ditutupi oleh norma-norma budaya yang memperkuat penggunaan internet, seperti rasionalisasi bahwa yang dilakukannya untuk pekerjaannya, kebutuhannya, dan sebagainya, walaupun hal tersebut pada kenyataannya menyebabkan masalah yang signifikan dalam kehidupan pengguna. Maka dari itu, hanya penggunaan internet yang tidak bermakna (seperti penggunaan yang tidak berhubungan dengan akademik ataupun bisnis) sajalah yang perlu dievaluasi untuk menetapkan perilaku kecanduan internet.

Meskipun dari segi waktu tidak menentukan diagnosis seseorang sebagai pecandu internet, secara umum mereka menghabiskan waktu antara 40 sampai 80 jam per minggu. Kegiatan tidur terganggu hingga larut malam, dan tetap bangun hingga pukul 2:00, 3:00, atau 4:00. Di kasus ekstrim, seseorang akan menggunakan kafein untuk memfasilitas dirinya agar dapat online lebih lama. Pengurangan waktu tidur tersebut juga menyebabkan kelelahan yang berlebihan, mempengaruhi kinerja akademis atau pekerjaan, dan dapat menurunkan system kekebalan tubuh, sehingga pecandu rentan terhadap penyakit.

2.2 Indikator Perilaku

Berdasarkan teori yang telah diungkapkan di atas, maka indikator perilaku yang akan dipakai oleh penulis adalah yang didasarkan pada teori DiClemente, dimana nantinya setiap elemen akan dikembangkan menjadi beberapa indikator perilaku. Sedangkan teori dari Young akan dipakai dan diberikan pada subjek sebagai istrumen wawancara tertulis disamping wawancara langsung kepada subjek.

Berikut ini beberapa indikator perilaku kecanduan internet pada mahasiswa :

Page 6: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

Elemen Indikator

Menunjukkan pola perilaku kebiasaan yang disengaja, perilaku appetit (berkeinginan besar).

- Membuka internet di sela-sela kuliah

- Membuka internet saat sedang makan.

- Membuka internet lebih dari 6 jam dalam sehari.

- Membuka internet yang tidak terdapat hubungannya dengan tugas atau kuliah di sela-sela mengerjakan tugas.

Perilaku dapat menjadi berlebihan dan menghasilkan konsekuensi serius.

- Membuka internet saat dosen menerangkan.

- Membuka internet saat sedang berinteraksi dengan orang lain.

- Berusaha menyembunyikan gadget dari orang lain untuk tetap dapat membuka dan terhubung dengan internet.

- Lupa akan kebutuhan dan kewajiban saat membuka internet (mengerjakan tugas, sholat, makan, dll)

Terdapat stabilitas pola-pola perilaku bermasalah dari waktu ke waktu

- Sering terjadi prokastinasti tugas karena berinternet.

- Sering pulang lebih lama untuk memanfaatkan fasilitas internet.

-Sering brbohong atau melakukan tindakan negative agar tetap dapat beraktivitas internet

Terdapat komponen psikologis dan fisiologis yang saling terkait dengan perilaku.

- Gelisah, tidak nyaman, dan tidak tenang saat tidak membuka atau terhubung dengan internet.

- Adanya perasaan puas atau senang saat beraktivitas internet.

Page 7: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

Memiliki kesulitan untuk menghentikan atau memodifikasi perilaku mereka.

- Lamanya membuka internet lebih dari waktu yang direncanakan.

- Aktifitas saat berinternet keluar dari aktifitas internet yang direncanakan sebelumnya.

Page 8: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

BAB IIIINSTRUMEN

3.1 Instrumen Observasi

3.1.1 Deskripsi Target Observasi Target observasi yang akan diamati adalah perilaku kecanduan internet pada

mahasiswa. Cooper (2000) mengungkapkan bahwa kecanduan merupakan perilaku

ketergantungan pada suatu hal yang disenangi. Pada observasi kali ini difokuskan

pada perilaku kecanduan internet.

3.1.2 Deskripsi Indikator dari Target ObservasiMengacu pada teori yang telah diungkapkan pada bab sebelumnya, sebagai

catatan, perilaku aktivitas internet yang diobservasi adalah aktivitas internet yang

tidak berhubungan dengan akademik. Dari indikator-indikator yang telah

diungkapkan di bab sebelumnya, maka target perilaku yang akan di observasi antara

lain :

1. Membuka internet di sela-sela kuliah berlangsung

Subjek membuka internet, baik aplikasi chatting, sosial media, browsing, dan

sebagainya di sela-sela kuliah berlangsung, baik itu di kelas atau di saat

melakukan praktek di laboratorium.

2. Membuka internet saat presenter menerangkan.

Subjek membuka internet saat dosen atau presenter materi sedang menerangkan

materi di kelas.

3. Membuka internet di sela-sela mengerjakan tugas.

Subjek membuka internet seperti chatting, sosial media, ataupun browsing tentang

suatu aspek yang tidak memiliki keterkaitan dengan tugas ataupun kuliahnya di

saat subjek mengerjakan tugas.

4. Mengaduh, nenunjukkan mimic kesal/ tidak suka saat di sela

Subjek mengaduh dan menunjukkan mimic kesal/ tidak suka saat di sela ketika

sedang berinternet.

Page 9: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

5. Membuka internet saat sedang berinteraksi dengan orang lain

Subjek membuka internet saat berinteraksi dengan orang lain, seperti saat

berbicara, diskusi, presentasi, jalan dengan kawan, dan sebagainya.

6. Berusaha menyembunyikan gadget dari orang lain.

Subjek berusaha menyembunyikan gadgetnya dari orang lain agar dirinya dapat

tetap terhubung atau untuk tetap dapat membuka internet.

7. Gelisah dan tidak tenang saat tidak terhubung dengan internet

Subjek menunjukkan perilaku tidak tenang ataupun gelisah saat dirinya tidak

membuka internet atau terhubung dengan internet.

3.1.3 Metode ObservasiTeknik observasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Observasi non partisipan

Observasi non partisipasi adalah observasi yang dalam pelaksanaannya tidak

melibatkan peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti. Dengan kata

lain, observer hanya bertugas sebagai pengamat.

Pemilihan teknik ini didasarkan pada target perilaku dari observasi kali ini adalah

kecenderungan perilaku adiksi internet, sehingga disini sebisa mungkin dibuat

subjek memunculkan perilaku secara natural dengan lingkungannya, tanpa terlalu

ada intervensi dari observer. Kelemahan dalam teknik ini yaitu adanya efek

reactivity dimana observee terpengaruh dengan keberadaan observer. Kami

meminimalisir efek ini dengan tidak mengamati subjek observasi secara terus

menerus serta menyamarkan perilaku mengamati.

b. Observasi langsung (direct speech)

Observasi langsung adalah observasi yang dilaksanakan secara langsung, observer

dan observe dalam satu setting di waktu yang bersamaan.

Kami memilih tenik observasi ini agar dapat mengamati kecenderungan perilaku

adiksi internet pada subjek secara menyeluruh.

Page 10: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

3.1.4 Teknik Pencatatan yang Digunakan

Kami menggunakan skala rating dalam observasi ini. Alasan kami adalah

untuk mengetahui kualitas dari indicator-indikator kemunculan perilaku adiksi

internet tersebut pada subjek. Oleh karenanya, teknik pencatatan yang paling tepat

untuk mengetahui kualitas adalah skala rating.

Kelebihan rating :

Menyediakan kerangaka untuk membandingkan individu

Cocok untuk merekam banyak kebiasaan yang berbeda-beda

Dapat digunakan untuk merating target perilaku dari banyak individu atau kelom-

pok sebagai suatu keutuhan

Teknik ini merekam aspek kualitatif

Menggenerasikan data dalam bentuk yang cocok untuk analisis statistic

Efisien dalam hal waktu

Metode yang sesuai untuk mencatat persepsi dari multiple observer

Kekurangan

Menggunakan nilai skala yang yang mungkin berdasarkan asumsi yang abstrak

Mungkin mempunyai reliabilitas interobserver yang rendah dikarenakan term

yang ambigu atau komplek, posisi skala yang diinterpretasikan berbeda oleh ob-

server yang berbeda, kecenderungan diantara observer untuk menggunakan titik

tengah pada skala rating dan menjauhi posisi ekstrim, dan hallo effect.

Tidak cocok untuk pencatatan informasi kuantitatif, seperti frekuensi, durasi.

Tidak cocok untuk pencatatan antecedent dan konsekuensi dari peristiwa.

3.1.5 Peralatan yang Dibutuhkan

Beberapa peralatan yang dibutuhkan dalam observasi kali ini antara lain ;

1. bolpoin

2. form observasi

3.1.6 Rencana Pelaksanaan Observasi

Rencana pelaksanaan observasi akan dilakukan pada :

Tanggal : 3 Desember 2013

Pukul : 08.00 – 18.00 wib

Page 11: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

Tempat : Wilayah Kampus Universitas Airlangga Surabaya dan sekitarnya

3.1.7 Petunjuk Pelaksanaan Observasi 1. Observer datang ke kampus.2. Observer sebisa mungkin berada di dekat subjek agar dapat mengobservasi

perilaku subjek.3. Jika dimungkinkan, observer mengobservasi dua subjek pada waktu atau hari

yang sama.4. Ketika perilaku muncul, observer menilai tingkat kemunculannya selama

observasi pada lembar observasi. 5. Setelah seluruh hasil observasi dari kedua subjek didapat, dilakukan

penghitungan reliabilitas observasi.6. Observer melakukan pembandingkan target perilaku yang dilakukan subjek

dengan criteria yang ada untuk mengambil kesimpulan.

3.1.8 Lembar Observasi

Nama Subjek : …..................

No. Target PerilakuTidak pernah

JarangKadang-kadang

Sering Selalu Catatan

1. Membuka internet di sela-sela kuliah berlangsung

2. Membuka internet saat presenter menerangkan.

3. Membuka internet di sela-sela mengerjakan tugas.

4. Mengaduh, menunjukkan mimic kesal/ tidak suka saat disela ketika berinternet

5. Membuka internet saat sedang berinteraksi dengan orang lain

Page 12: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

6. Berusaha menyembunyikan gadget dari orang lain.

7. Gelisah dan tidak tenang saat tidak terhubung dengan internet.

3.2 Instrumen Wawancara

3.2.1 Deskripsi Topik WawancaraTopik yang akan digali dari wawancara yang dilakukan adalah tentang

kecenderungan perilaku kecanduan internet pada subjek. Cooper (2000) mengungkapkan bahwa kecanduan merupakan perilaku ketergantungan pada suatu hal yang disenangi. Pada wawancara kali ini difokuskan pada perilaku kecanduan internet, dimana subjek yang dipilih adalah mahasiswa.

3.2.2 Tujuan Wawancara1. Untuk menambah informasi dari subjek terkait perilakunya2. Untuk menggali data terkait dengan kemunculan indicator perilaku pada subjek yang tidak dapat di observasi.3. Untuk mengkroscek kembali data yang didapat dari hasil observasi pada subjek.

Page 13: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

3.2.3 Rencana Pelaksanaan WawancaraRencana pelaksanaan observasi akan dilakukan pada :

Tanggal : 6 Desember 2013

Pukul : 11.00 wib.

Tempat : Kampus Universitas Airlangga Surabaya.

3.2.4 Petunjuk Pelaksanaan Wawancara1. Interviewer bertemu interviewee sesuai jadwal yang telah ditentukan.2. Interviewer mewawancarai interviewee sesuai dengan pedoman

pertanyaan yang telah dibuat.3. Interviewer memberikan kuisioner internet addiction scale di akhir

wawancara dilakukan.4. Setelah wawancara dilakukan, interviewer membandingkan hasil

wawancara dan hasil dari kuisioner, dengan teori yang ada untuk diambil kesimpulan.

3.2.5 Pedoman Pertanyaan Wawancara

Tahapan Indikator Pertanyaan

Pembuka

- Selamat sore, perkenalkan nama saya Farsiana. Saya ingin

mewawancarai anda terkait dengan aktivitas internet yang anda

lakukan. Boleh minta waktunya sebentar

i s

i Menunjukkan pola perilaku kebiasaan yang disengaja, perilaku appetit (berkeinginan besar).

Apakah anda rasakan saat beraktivitas di internet ?

Aktivitas internet yang seperti apakah yang paling anda senangi ?

Apakah anda sering memikirkan hal yang berhubungan dengan

aktivitas internet anda sebelumnya di saat setelah selesai dari

kegiatan anda berinternet ?

Apakah anda sering merencanakan aktivitas internet anda di saat

sebelum anda berinternet ?

Berapa lama anda biasanya menghabiskan waktu untuk

membuka internet atau beraktivitas di internet seperti chatting,

bermedia sosial, games yang terhubung secara online, dan

aktivitas-aktivitas internet lainnya yang tidak berhubungan

dengan akademik ?

Apakah anda sering menambah waktu anda berinternet untuk

memenuhi rasa puas anda ?

Page 14: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

Perilaku dapat menjadi berlebihan dan menghasilkan konsekuensi serius.

Saat anda berinternet, apakah anda sering lupa atau menunda

aktivitas yang berhubungan dengan kebutuhan atau kewajiban

anda seperti makan, mengerjakan tugas, sholat, dsb

Apakah anda lebih sering mendahulukan atau memilih

berinternet daripada aktivitas yang berhubungan dengan orang

lain ataupun pendidikan

Apakah aktivitas internet anda sering membuat bahaya atau

masalah pada kehidupan anda semisal terkait hubungan anda

dengan orang lain ataupun dengan pendidikan anda atau

kesehatan anda

Terdapat stabilitas pola-pola perilaku bermasalah dari waktu ke waktu

Apakah anda sering melakukan prokastinasti tugas karena

aktivitas internet anda

Apakah anda sering berbohong atau melakukan tindakan

negative pada orang sekeliling anda agar anda tetap dapat

beraktivitas internet

Terdapat komponen psikologis dan fisiologis yang saling terkait dengan perilaku.

Apa yang anda rasakan jika sehari atau sampai seminggu anda

tidak dapat terhubung dengan internet

Apakah anda merasa gelisah, murung, depresi, atau menjadi

lebih pemarah ketika mencoba untuk mengurangi penggunaan

internet ?

Apakah anda sering menggunakan internet sebagai cara untuk

melarikan diri dari masalah atau menghibur diri anda

Memiliki kesulitan untuk menghentikan atau memodifikasi perilaku mereka.

Apakah aktifitas anda saat berinternet keluar dari aktifitas

internet yang direncanakan sebelumnya

Apakah anda sering melakukan aktivitas internet lebih lama dari

waktu yang telah anda rencanakan

Apakah anda berulang kali melakukan usaha namun gagal untuk

mengontrol, mengurangi, atau menghentikan penggunaan

internet ?

Penutup

- Baiklah, sepertinya data yang anda berikan telah cukup. Jika

suatu saat saya membutuhkan informasi dari anda kembali,

bolehkah saya menghubungi anda

Terimakasih atas waktu dan partisipasi anda.

Page 15: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

3.2.6 KuisionerKusioner merupakan salah satu instrument wawancara tertulis. Untuk

menambah data dan informasi yang diperlukan terkait kecenderungan perilaku adiksi internet pada subjek, penulis memutuskan untuk memberikan juga Kuisioner Internet Addiction Scale (IAS) yang dibuat oleh Young KS. Pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner IAS ini merupakan pengembangan dari delapan elemen pertanyaan Young seperti yang telah tercantum pada bab 2.

Berikut ini kuisioner yang akan diberikan kepada subjek :

Nama Usia

No. Pernyataan Tidak Pernah

Jarang Kadang-kadang

Sering Sangat Sering

Selalu

1. Seberapa sering Anda menemukan bahwa Anda tetap online lebih lama dari yang Anda niatkan ?

2. Seberapa sering Anda mengabaikan pekerjaan rumah untuk menghabiskan lebih banyak waktu online?

3. Seberapa sering Anda lebih suka berhubungan dengan Internet untuk kedekatan dengan pasangan atau kawan Anda ?

4. Seberapa sering Anda membentuk hubungan-hubungan baru dengan sesama pengguna online?

5. Seberapa sering orang lain mengeluh kepada Anda tentang jumlah waktu yang Anda habiskan untuk online?

6. Seberapa sering Anda membuat nilai atau pekerjaan kuliah anda buruk karena jumlah waktu yang Anda habiskan online?

Page 16: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

7. Seberapa sering Anda memeriksa email, chat, atau akun sosmed sebelum melakukan sesuatu yang lain yang perlu Anda lakukan ?

8. Seberapa sering kinerja pekerjaan Anda atau produktivitas anda menjadi buruk karena aktivitas Internet ?

9. Seberapa sering Anda defensif atau merahasiakan kegiatan online Anda ketika ada yang bertanya apa yang Anda lakukan saat online ?

10. Seberapa sering Anda mengalihkan pikiran-pikiran yang mengganggu Anda dengan pikiran-pikiran yang menenangkan dari aktivitas Internet anda ?

11. Seberapa sering Anda mempersiapkan diri Anda atau kegiatan Anda ketika akan beraktivitas online lagi?

12. Seberapa sering Anda takut bahwa hidup tanpa Internet akan membosankan, kosong, dan tidak menyenangkan ?

13. Seberapa sering Anda mengaduh, berteriak, atau bertindak kesal jika seseorang mengganggu Anda saat Anda sedang online ?

14. Seberapa sering Anda kehilangan waktu tidur ataupun tidur larut malam karena aktivitas internet Anda ?

Page 17: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

15. Seberapa sering Anda merasa sibuk memikirkan aktifitas Internet pada saat off -line, atau berfantasi bahwa anda sedang online ?

16. Seberapa sering Anda menemukan diri Anda mengatakan "hanya beberapa menit lagi" atau "sebentar lagi" ketika online?

17. Seberapa sering Anda mencoba untuk mengurangi jumlah waktu yang Anda habiskan untuk online tetapi gagal?

18. Seberapa sering Anda mencoba untuk menyembunyikan berapa lama Anda sudah online ?

19. Seberapa sering Anda memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu online selama beraktivitas atau pergi dengan orang lain ?

20. Seberapa sering Anda merasa tertekan, murung, atau gugup ketika Anda off-line , namun akan hilang setelah Anda kembali online?

PenyekoranUntuk mendapatkan hasil dari IAS ini, diperlukan adanya penyekoran dengan

cara menjumlahkan angka untuk setiap respon untuk memperoleh skor akhir. Dimana dengan system skor sebagai berikut Tidak pernah = 0 Sering = 3Jarang = 1 Sangat sering = 4Kadang-kadang = 2 Selalu = 5

Semakin tinggi jumlah skor, maka tingkat individu tersebut lebih besar dalam hal kecanduan dan masalah penyebab penggunaan Internetnya. Berikut adalah skala umum untuk membantu mengukur skor :

20 - 49 poin: Individu berada pada rata-rata on-line pengguna. Dirinya dapat

Page 18: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

menjelajahi web terlalu panjang di kali, tetapi masih memiliki kontrol atas penggunaan internetnya.

50 -79 poin: Individu mengalami masalah sesekali atau sering karena Internet. Ia harus mempertimbangkan penuh dampak pada kehidupan dirinya.

80-100 poin: Penggunaan internet menyebabkan masalah yang signifikan dalam hidupnya. Ia harus mengevaluasi dampak internet pada kehidupan dirinya dan mengatasi masalah secara langsung disebabkan oleh penggunaan Internet.

3.3 Validitas dan Reliabilitas

3.3.1. Validitas

Dalam observasi dan wawancara ini, penulis menggunakan content validity ,

yang artinya validitas alat ukur, form pencatatan, dan susunan pertanyaan wawancara

dilihat dari kesesuaian antara indikator perilaku yang digunakan, serta melihat apakah

data yang didapat dari subjek merefleksikan indikator perilaku yang telah dibuat.

Selain menggunakan content validity, observer juga menggunakan Construct Validity

yang menunjukkan apakah perilaku-perilaku yang dikodekan (indikator perilaku)

sesuai dengan konstruk tujuan dari observasi dan wawancara tersebut.

Untuk kuisioner Internet Addictive Scale (IAS) yang diberikan, seperti yang

dikutip dari knowmo.ca, validitas IAS didapatkan dari pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan dalam IAS yang menyangkup seluruh faktor-faktor, memiliki hubungan

yang signifikasn antara satu dengan yang lain.

3.3.2. Reliabilitas

Tinggi-rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka

yang disebut koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas tersebut berkisar antara 0-1,

yang artinya semakin mendekati angka 1 berarti alat ukur tersebut semakin reliable.

Untuk reliabilitas dari kuisioner Internet Addictive Scale (IAS) sendiri, dikutip dari

knowmo.ca, memiliki Cronbach’s alpha 0.54 sampai 0.82.

Sedangkan untuk menguji reliabilitas observasi, maka digunakanlah

Interobserver Reliability (Reliabilitas Antar Observer). Estimasi dari reliabilitas

Page 19: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

antar observer adalah didasarkan pada skor dari dua atau lebih observer yang

mencatat informasi yang sama secara langsung dan secara independent

mengobservasi subjek yang sama. Reliabilitas dapat diketahui dari persetujuan antara

observer satu dengan observer lainnya. Karena menggunakan teknik pencatatan

rating, maka untuk menghitung reliablitas peneliti menggunakan rumus percentage

agreement, yaitu :

%ARR = Arr

Arr+DX 100 %

%ARR : Prosentase setuju pada pencatatan rating untuk keseluruhan jumlah skala

Arr : Nomor skala dimana semua observer setuju pada rating

D : Nomor skala dimana semua observer tidak setuju pada rating

Page 20: Tugas Psikodiagnostik IV bab 1 - 3

DAFTAR PUSTAKA

Darmanto. (2008). Mendesak, Pengaturan Warnet di Indonesia. Diambil dari http://222.124.164.132/web/detail.php?sid=171057&actmenu=39

DeAngelis, Tori. (2000). Is Internet Addiction Real?. April, 2000, Vol 31, No. 4. American Psychology Association. Diambil dari http://www.apa.org/monitor/apr00/addiction.aspx

DiClemente, Carlo C. (2003). Addiction and Change: How Addictions Develop and Addicted People Recover. New York: The Guilford Press.

KnowMo. (2004). Internet Addiction Scale: Young's Diagnostic Questionaire. Diambil dari http://www.knowmo.ca/capacity/addictionmeasures/addictionmeasureslist/10-12-31/Internet_Addiction_Scale_Young%E2%80%99s_Diagnostic_Questionnaire.aspx

Kristo, Fino Yurio. (2013, Agustus 21). Posisi Indonesia di Percaturan Teknologi Dunia. Diambil dari http://inet.detik.com/read/2013/08/21/112207/2336008/398/posisi-indonesia-di-percaturan-teknologi-dunia .

Noor, Achmad Rouzni. (2013, July 02). Social Media Kian Menggurita di Smartphone. Diambil dari http://inet.detik.com/read/2013/07/02/100117/2289838/317/social-media-kian-menggurita-di-smartphone .

Pengertian dan Definisi Mahasiswa Menurut Para Ahli. (2012). Diambil dari http://definisipengertian.com/2012/pengertian-definisi-mahasiswa-menurut-para-ahli/

Young, KimberlyS. (2004). Internet Addictions: A New Clinical Phenomenon and Its Consequences. Journal of American Behavioral Scientist, Vol. 48 No. 4, December 2004 402-415.