tugas proyek

49
TUGAS PROYEK MATA PELAJARAN EKONOMI “ANALISA INDEKS HARGA DAN INFLASI TERHADAP HARGA AIR MINERAL BERBAGAI PRODUK” Penyusun : 1. ARINI DWI PUTRI (07) 2. NAILA HANIN LAKSITA (28)

Upload: naila-hanin

Post on 08-Apr-2017

347 views

Category:

Education


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas proyek

TUGAS PROYEK MATA PELAJARAN EKONOMI

“ANALISA INDEKS HARGA DAN INFLASI TERHADAP

HARGA AIR MINERAL BERBAGAI PRODUK”

Penyusun :

1. ARINI DWI PUTRI (07)

2. NAILA HANIN LAKSITA (28)

SMA Negeri 15 Surabaya

Jalan Menanggal selatan No.103 Surabaya

Tahun Ajaran 2016/ 2017

Page 2: Tugas proyek

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS PROYEK OLEH:

1. Arini Dwi Putri (Xi-3/07/ 10010)

2. Naila Hanin Laksita (Xi-3/28/ 10271)

“ANALISA INDEKS HARGA DAN INFLASI TERHADAP HARGA AIR

MINERAL BERBAGAI PRODUK”

Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk dinilai

Surabaya , Januari 2016

Pembimbing

Herman hadiyanto ,SE,M.PA

NIP.19716719 200801 1008

Page 3: Tugas proyek

SURAT KETERANGAN OBSERVASI

Page 4: Tugas proyek

MOTTO

“ To get a success your courage must be grater than your fear”

Page 5: Tugas proyek

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat

menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam bentuk maupun isinya yang

sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu

acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menganalisa indeks

harga dan inflasi harga air mineral berbagai merek.

Harapan kami semoga laporan ini membantu menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat

memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat

lebih baik.

Laporan ini kami akui masih banyak kekurangan karena

pengetahuan yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami

harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang

bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.

Surabaya, Januari 2016

Penyusun

Page 6: Tugas proyek

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii

SURAT KETERANGAN OBSERVASI........................................................iii

MOTTO.............................................................................................................iv

KATA PENGANTAR.......................................................................................v

DAFTAR ISI.....................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3

A. Tinjauan Pustaka.....................................................................................3

1. Indeks Harga......................................................................................3

2. Inflasi...............................................................................................10

3. Ketersediaan Air Bersih..................................................................16

B. Pemecahan Masalah..............................................................................20

1. Data Hasil Observasi.......................................................................20

2. Pembahasan.....................................................................................20

BAB III PENUTUP.........................................................................................27

A. Kesimpulan............................................................................................27

B. Saran.....................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................28

Page 7: Tugas proyek

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas ekonomi. Tema yang

diambil adalah Adiwiyata. Materi yang diambil mengenai indeks harga,

inflasi, dan ketersediaan air mineral. Penulisan ini memiliki tujuan untuk

mengetahui harga kenaikan atau turunnya dari tahun 2013 sampai 2015

serta mengetahui tingkat harga air mineral. Penulisan ini juga bermanfaat

unttuk menyikapi didalam mengkonsumsi air sebagai syarat pemenuhan

target adiwiyata. Karena saat ini ketersediaan air semakin sedikit yang

dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang semakin berkembang pesat.

Menurut data yang dikeluarkan oleh Ditjen Sumber Daya Air

(2006), yang mengacu pada data yang disampaikan oleh World Water

Forum(2005), bahw asaat ini 25% populasi dunia mengalami masalah

kekurangan air minum dan satu dari tiga orang di dunia tidak mendapatkan

pelayanan sanitasi yang baik.Menjelang tahun 2025 sekitar 2,7 milyar jiwa

atau 30,33% populasi dunia akan menghadapi kekurangan air.World

Bank(2005),mengungkapkan bahwapemenuhan air bersih akan

memberipengaruh terhadap kesehatan, produktifitas ekonomi dan

perkembangan suatu negara.

Guna mengetahui indeks harga dan inflasi sangat menguntungkan

untuk mengetahui perkembangan ekonomi yang terjadi. Secara singkatnya

inflasi adalah kenaikan atau turunnya suatu harga dilihat dari indeks harga.

Oleh karena itu indeks harga memiliki kesinambungn dengan inflasi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana analisis terkait naik/ turunnya harga air mineral berbagai

merek tersebut, berdasarkan data obsevasi?

Page 8: Tugas proyek

2. Bagaimana indeks harga dengan perhitungan angka indeks tidak

tertimbang dan agregrat tertimbang metode Laspeyres pada tahun 2014

dan 2015?

3. Bagaimana analisis hasil perhitungan kedua metode tersebut?

4. Bagaimana besarnya inflasi dari tahun 2014 ke tahun 2015 beserta

analisis dari perhitungan tersebut

Page 9: Tugas proyek

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Indeks Harga

a. Pengertian

Indeks harga merupakan sebuah rataan dari perubahan harga yang

proporsional pada suatu barang atau jasa tertentu antara dua periode

waktu. Perubahan harga dan kuantitas menunjuk pada barang-barang atau

jasa yang bersifat individual yang jelas berbeda satu sama lainnya dalam

sebuah kelompok poduk yang serupa. Kualitas yang berbeda pada jenis

produk yang sama harus diperlakukan berbeda pula sebagai jenis barang

atau jasa yang terpisah sesuai dengan konteks permasalahan.

b. Penyusunan Angka Indeks

Untuk menyusun angka indeks diperlukan langkah-langkah berikut:

1) Menentukan Tujuan

Penentuan tujuan harus jelas, karena berhubungan dengan

jenis data yang harus dikumpulkan. Misalnya, pemerintah ingin

menghitung Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) maka

pemerintah harus mengumpulkan data harga-harga komoditas pada

tingkat grosir. Jika pemerintah ingin menghitung Indeks Harga

Konsumen (IHK) maka pemerintah harus mengumpulkan data

harga-harga komoditas pada tingkat eceran.

2) Menentukan Cara Pengambilan Data

Pengambilan data bisa dilakukan dengan cara sampel

(contoh) atau populasi (keseluruhan). Apabila ingin menghemat

biaya dan waktu maka sebaiknya cara sampel yang digunakan.

3) Memilih Sumber Data

Sumber data yang digunakan sebaiknya sama, karena tiap

sumber data memiliki teknis dan cara pengambilan data yang

berbeda sehingga menghasilkan data yang berbeda pula. Sebagai

Page 10: Tugas proyek

contoh, jumlah pengangguran menurut Departemen Tenaga Kerja

akan berbeda dengan data jumlah pengangguran menurut BPS

(Biro Pusat Statistik). Oleh karena itu, bila ingin menghitung angka

indeks jumlah pengangguran, sebaiknya pilih salah satu sumber

data agar datanya konsisten.

4) Memilih Tahun Dasar (Base Year)

Tahun dasar adalah tahun yang dipakai sebagai dasar

perhitungan. Angka indeks pada tahun dasar selalu diberi nilai 100.

Jadi, bila pada suatu tahun angka indeksnya melebihi 100

(melebihi tahun dasar) artinya telah terjadi kenaikan. Dan bila

angka indeksnya di bawah 100, berarti telah terjadi penurunan.

Misalnya, jika tahun 2000 dipakai sebagai tahun dasar maka angka

indeks tahun 2000 pasti bernilai 100. Jika setelah dihitung ternyata

angka indeks tahun 2001 sebesar 122, berarti telah terjadi

kenaikan.

Sedikitnya ada dua hal yang harus diperhatikan dalam

memilih tahun dasar, yaitu:

a) Tahun dasar yang dipilih sebaiknya merupakan tahun pada saat

keadaan perekonomian sedang stabil (tidak dalam keadaan

inflasi atau deflasi yang tinggi).

b) Tahun dasar yang dipilih sebaiknya jangan terlalu jauh dengan

tahun yang ingin dihitung angka indeksnya. Sebaiknya jarak

tahun yang dihitung dengan tahun dasar tidak lebih dari 10

tahun.

5) Memilih Metode Penghitungan

Secara garis besar ada dua macam metode penghitungan,

yaitu metode tidak tertimbang dan tertimbang. Metode tidak

tertimbang tidak menggunakan faktor penimbang, sedangkan

metode tertimbang menggunakan faktor penimbang. Faktor

penimbang adalah faktor yang digunakan untuk membedakan

pentingnya suatu barang terhadap barangbarang yang lain. Jika

Page 11: Tugas proyek

memilih metode tertimbang, kita harus menentukan faktor

penimbang yang tepat.

c. Jenis Indeks Harga

1) Indeks harga konsumen (IHK) adalah angka yang menggambarkan

perbandingan perubahan harga barang dan jasa yang dihitung

dianggap mewakili belanja konsumen, kelompok barang yang

dihitung bisa berubah-ubah disesuaikan dengan pola konsimsi aktual

masyarakat.

2) Indeks harga produsen (IHP) adalah perbandingan perubahan barang

dan jasa yang dibeli oleh produsen pada waktu tertentu, yang dibeli

oleh produsen meliputi bahan mentah dan bahan setengah jadi.

Perbedaannya dengan IHK adalah kalau IHP mengukur tingkat harga

pada awal sistem distribusi, IHK mengukur harga langsung yang

dibayar oleh konsumen pada tingkat harga eceran. Indeks harga

produsen biasa disebut juga indeks harga grosir (wholesale price

index).

3) Indeks harga yang harus dibayar dan diterima oleh petani. Indeks

harga barang-barang yang dibayar oleh petani baik untuk biaya hidup

maupun untuk biaya proses produksi, apabila dalam menghitung

indeks dimasukkan unsur jumlah biaya hipotek, pajak, upah pekerja

yang dibayar oleh petani, indeks yang diperoleh disebut indeks

paritas. Rasio antara indeks harga yang harus dibayar oleh petani

dengan indeks paritas dalam waktu tertentu disebut rasio paritas

(parity ratio).

d. Metode Perhitungan

Penghitungan angka indeks dapat dilakukan dengan

beberapa metode. Oleh karena itu, perlu dilakukan pilihan yang tepat

agar tujuan angka indeks yang telah ditetapkan dapat tercapai. Pada

Page 12: Tugas proyek

dasarnya terdapat dua metode penghitungan angka indeks yaitu

sebagai berikut:

1) Angka indeks sederhana atau angka indeks tidak ditimbang (simple

agregative methode) dibagi dalam bentuk agregatif sederhana dan

rata-rata harga relatif atau agregative relative.

2) Angka indeks yang ditimbang, dibagi menjadi bentuk agregatif

sederhana dan rata-rata harga relatif tertimbang.

Perhatikan pembahasan berikut ini.

1) Indeks Harga Tidak Tertimbang dengan Metode Agregatif

Sederhana.

a) Angka indeks harga (price = P)

Keterangan:

IA = indeks harga yang tidak ditimbang

Pn  = harga yang dihitung angka indeksnya

Po  = harga pada tahun dasar

b) Angka indeks kuantitas (quantity = Q)

Keterangan:

IA = indeks kuantitas yang tidak ditimbang

Qn = kuantitas yang akan dihitung angka indeksnya

Qo = kuantitas pada tahun dasar

c) Angka indeks nilai (value = V)

Page 13: Tugas proyek

Keterangan:

IA = angka indeks nilai

Vn = nilai yang dihitung angka indeksnya

Vo = nilai pada tahun dasar

2) Angka Indeks Tertimbang

Penghitungan angka indeks tertimbang dapat kamu lakukan dengan

beberapa metode. Simaklah penjelasannya masing-masing pada

pembahasan berikut ini.

Angka indeks yang dimaksud dalam penghitungan indeks harga

tidak tertimbang meliputi indeks harga, kuantitas, dan nilai.

Perhatikan pembahasan berikut ini.

1) Indeks Harga Tidak Tertimbang dengan Metode Agregatif

Sederhana.

Angka indeks yang dimaksud dalam penghitungan indeks harga tidak

tertimbang meliputi indeks harga, kuantitas, dan nilai. Marilah kita simak

pembahasannya masing-masing.

a) Angka indeks harga (price = P)

Keterangan:

IA = indeks harga yang tidak ditimbang

Pn  = harga yang dihitung angka indeksnya

Po  = harga pada tahun dasar

b) Angka indeks kuantitas (quantity = Q)

Keterangan:

IA = indeks kuantitas yang tidak ditimbang

Page 14: Tugas proyek

Qn = kuantitas yang akan dihitung angka indeksnya

Qo = kuantitas pada tahun dasar

c) Angka indeks nilai (value = V)

Keterangan:

IA = angka indeks nilai

Vn = nilai yang dihitung angka

indeksnya

Vo = nilai pada tahun dasar

Penghitungan angka indeks dengan metode agregatif sederhana

mempunyai kebaikan karena bersifat sederhana, sehingga mudah cara

menghitungnya. Akan tetapi, metode ini mempunyai kelemahan yaitu

apabila terjadi perubahan kuantitas satuan barang, maka angka

indeksnya juga akan berubah.

2) Angka Indeks Tertimbang

Penghitungan angka indeks tertimbang dapat kamu lakukan dengan

beberapa metode. Simaklah penjelasannya masing-masing pada

pembahasan berikut ini.

a) Metode agregatif sederhana

Angka indeks tertimbang dengan metode agregatif sederhana dapat

dihitung dengan rumus seperti di bawah ini.

Keterangan:

IA = indeks harga yang ditimbang

Pn = nilai yang dihitung angka indeksnya

Page 15: Tugas proyek

Po = harga pada tahun dasar

W = faktor penimbang

b) Metode Laspeyres

Angka indeks Laspeyres adalah angka indeks yang ditimbang dengan

faktor penimbangnya kuantitas tahun dasar (Qo).

 

Keterangan:

IL = angka indeks Laspeyres

Pn = harga tahun yang dihitung angka indeksnya

Po = harga pada tahun dasar

Qo = kuantitas pada tahun dasar

c) Metode Paasche

Angka indeks Paasche adalah angka indeks yang tertimbang dengan

faktor penimbang kuantitas tahun n (tahun yang dihitung angka

indeksnya) atau Qn.

Keterangan:

IP = angka indeks Paasche

Pn = harga tahun yang dihitung angka indeksnya

Po = harga pada tahun dasar

Qn = kuantitas tahun yang dihitung angka indeksnya

d) Metode Drobisch and Bowley

Angka indeks tertimbang dengan Metode Drobisch and Bowley dapat

dirumuskan sebagai berikut.

Page 16: Tugas proyek

Keterangan:

D = angka indeks Drobisch

IL = angka indeks Laspeyres

IP = angka indeks Paasche

e) Metode Irving Fisher

Penghitungan angka indeks dengan Metode Irving Fisher merupakan

angka indeks yang ideal. Irving Fisher menghitung indeks kompromi

dengan cara mencari rata-rata ukur dari indeks Laspeyres dan indeks

Paasche.

f) Metode Marshal Edgewarth

Menurut metode ini, angka indeks ditimbang dihitung dengan cara

menggabungkan kuantitas tahun dasar dan kuantitas tahun n,

kemudian mengalikannya dengan harga pada tahun dasar atau harga

pada tahun n.

Angka indeks Marshal Edgewarth dapat dirumuskan sebagai berikut.

2. Inflasi

a. Pengertian

Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum batang-barang

secara terus-menerus. Ini tidak bearti bahwa harga-harga berbagai

macam barang itu nik dengan persentase yang sama. Mungkin dapat

terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat

kenaikan harga umum batang secara terus – menerus selama satu

Page 17: Tugas proyek

periode tertent. Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun

dengan persentase yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi.

b. Penyebab Terjadinya Inflasi

1) Tarikan permintaan (Demand pull inflation)

Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa menyebabkan

bertambahnya permintaan faktor-faktor produksi. Meningkatnya

permintaan terhadap produksi menyebabkan harga faktor produksi

meningkat. Jadi, inflasi terjadi karena kenaikan dalam permintaan

total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full

employment. Inflasi yang ditimbulkan oleh permintaan total yang

berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga dikenal

dengan istilah demand pull inflation.

2) Desakan biaya (Cost push inflation)

Inflasi ini terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input)

sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang

dihasilkan ikut naik.

c. Jenis-Jenis Inflasi

1) Jenis Inflasi Menurut Sifatnya

Laju Inflasi dapat berbeda antara satu negara dengan negara lain

atau dalam satu negara dalam waktu yang berbeda. Atas dasar

besarnya laju inflasi maka dapta dibagi ke dalam tiga kategori yaitu:

a) Merayap (creeping inflation)

Ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10%

pertahun). Kenaikan harga berjalan secara lambat, dengan

persentase yang kecit serta dalam jangka yang relatif lama.

b) inflasi menengah (galloping inflation)

Ditandai dengan kenaikanharga yang cukup besar dalam waktu

yang relatif pendek serta mempunyai siat akselarasi (harga dalam

Page 18: Tugas proyek

waktu mingguan atau bulanan) efeknya terhadap perekonomian

lebih besar dari pada inflasi yang merayap (creeping inflation)

c) inflasi tinggi (hyper inflation)

Merupakan inflasi yang paling parah akibatnya harga –

harga naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi

berkeinginan untuk menyimpan uang sebab nilai uang merosot

dengan tajam seingga ingin ditukarkan dengan uang sehingga

perputaran uang semakin cepat dan harga naik secara akselerasi.

Biasanya keadaan ini timbul apa bila pemerintah mengalami

defisit anggaran belanja yang dibelanjakan dan ditutupi dengan

mencetak uang.

2) Jenis Inflasi Menurut Sebabnya

a) Demand-pull inflation

inflasi ini bermula dari adanya kenaikan pemintaan total

(agregate demand), sedangkan produksi telah berada pada

keadaan kesempatan kerja penuh atau hampir mendekati

kesempatan kerja penuh. Dalam keadaan hampir kesempatan

kerja penuh, kenaikan permintaan total disamping kenaikan harga

dapt juga menaikkan hasil produksi (output).

b) Cost-push inflation

Berbeda dengan demand-pull inflation, cost-push inflation

biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi.

Jadi, inflasi yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul

biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam penawaran

total (aggregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi.

d. Cara Menghitung Inflasi

Dalam perhitungan angka indeks ada berbagai metode. Ada inflasi yang

dihitung berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Biaya Hidup,

Indeks Harga Produsen, dll. Namun saat ini lebih sering menggunakan IHK

untuk mengitung inflasi. Hal itu dikarenakan IHK menghitung rata-rata dari

Page 19: Tugas proyek

barang karena IHK menghitung harga rata-rata dari barang dan jasa yang

dikonsumsi oleh rumah tangga ( household ). Jenis barang dan jasa tersebut

dikelompokkan menjadi 7 kelompok, yaitu bahan makanan; makanan jadi,

minuman, rokok, dan tembakau; perumahan; sandang; kesehatan;

pendidikan, rekreasi dan olahraga; transpor dan komunikasi. Kelompok

tersebut sudah sangat cukup mewakili “harga-harga secara umum”, oleh

karenanya IHK paling sering dipake untuk ngitung inflasi. Berikut rumus

menghitung inflasi:

Keterangan:

IHKt = indeks harga yang ingin dihitung.

Ihkt-1 = indeks harga pada tahun dasar

e. Dampak Terjadinya Inflasi

1) Bagi pemilik pendapatan tetap dan tidak tetap

Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat

merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri

tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, di tahun 2003 atau tiga belas

tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah.

Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan

pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti pengusaha, tidak

dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga dengan pegawai yang

bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi

2) Bagi para penabung

Inflasi menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata

uang semakin menurun. Memang tabungan menghasilkan bunga,

Page 20: Tugas proyek

tetapi jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap menurun. Jika

orang tidak menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit

berkembang karena untuk berkembang dunia usaha membutuhkan

dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.

3) Bagi debitur dan kreditur

Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi

menguntungkan karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur,

nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam.

Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan

mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika

dibandingkan pada saat peminjaman. Bagi produsen

Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan Jika pendapatan yang

diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Jika hal ini

terjadi, produsen terdorong untuk melipatgandakan produksinya

(biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, jika inflasi

menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya

merugikan produsen, produsen enggan untuk meneruskan

produksinya. Produsen dapat menghentikan produksinya untuk

sementara waktu, bahkan jika tidak sanggup mengikuti laju inflasi,

dapat gulung tikar (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

4) Bagi perekonomian nasional

a) Investasi berkurang.

b) Mendorong tingkat bunga.

c) Mendorong penanam modal yang bersifat spekulatif.

d) Menimbulkan kegagalan pelaksanaan pembangunan.

e) Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi pada masa yang

akan datang.

f) Menyebabkan daya saing produk nasional berkurang.

g) Menimbulkan defisit neraca pembayaran.

h) Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Page 21: Tugas proyek

f. Cara Pengendalian inflasi

1) Kebijakan Moneter

seperti yang telah disebutkan di atas, peran bank sentral dalam

mengatasi inflasi adalah dengan mengatur jumlah uang yang beredar.

Kebijakan yang diambil oleh bank sentral tersebut dinamakan

kebijakan moneter, yaitu dengan menggunakan cara-cara sebagai

berikut:

a) Politik Diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral

untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan

dan menurunkan tingkat bunga. Dengan menaikkan tingkat

bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat

akan berkurang karena orang akan lebih banyak menyimpan

uangnya di bank daripada menjalankan investasi.

b) Politik Pasar Terbuka (open market policy) dijalankan dengan

membeli dan menjual surat-surat berharga. Dengan menjual

suratsurat berharga diharapkan uang akan tersedot dari

masyarakat.

c) Politik Persediaan Kas (cash ratio policy) adalah politik Bank

Sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan

menaikkan dan menurunkan persentase persediaan kas dari

bank. Dengan dinaikkannya persentase persediaan kas,

diharapkan jumlah kredit akan berkurang.

d) Pengawasan kredit secara selektif.

2) Kebijakan Fiskal

Selain kebijakan moneter, pemerintah dapat juga memberlakukan

kebijakan fiskal yaitu kebijakan yang berhubungan dengan pengaturan

penerimaan dan pengeluaran Negara. Jadi yang diatur dalam

kebijakan fiskal adalah

a) pengaturan pengeluaran pemerintah (APBN)

b) peningkatan tarif/pajak.

3) Kebijakan Nonmoneter

Page 22: Tugas proyek

Selain dua kebijakan di atas ada juga yang disebut kebijakan

nonmoneter yang mengatur hal-hal berikut:

a) Peningkatan produksi.

b) Kebijakan upah.

c) Pengawasan harga.

3. Ketersediaan Air

Air di Indonesia memiliki sejarah panjang yang dimulai ratusan

tahun. Berikut runtutan tahun perkembangan air mineral di Indonesia`;

1400an

Pada masa itu air yang merupakan minuman sehari-hari orang Asia

Tenggara dialirkan dari gunung mengalir kerumah-rumah penduduk

denganpipabambu.

1600an

Pada tahun 1600 air minum disalurkan langsung ke Istana-istana

sedangkan sumur hanya diperuntukan bagi daerah yang jauh dari sungai.

Tahun 1613 dimulailah penjajahan Belanda melalui misi dagangnya yang

terkenal VOC,mereka membumi hanguskan Bandar Sunda Kelapa dan

mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia, resmilah Belanda menjajah

Indonesia dengan diselingi oleh penjajah Perancis ( 1808-1811) dan

penjajahan Inggris (1811-1816),waktu itu air minum masih sangat

sederhana dengan memanfaatkan sumber air permukaan (sungai) .

Di Asia Tenggara pada masa itu mempunyai kebiasaan untuk

mengendapkan air sungai dalam gentong atau kendi selama 3 minggu atau

satu bulan untuk mendapatkan air minum yang sehat.

1800an

Pada tahun 1817 penduduk mulai memasak air terlebih dulu dan diminum

hangat-hangat untuk menjamin kebersihan dan kesehatan dan kebiasaan.

Pada tahun 1818 salah satu syarat penting yang ditentukan oleh Belanda

untuk pemilihan pusat kota serta Istana Raja ditentukan oleh faktor

Di tahun 1882 tercatat keberadaan air minum yang mempunyai kualitas

jernih dan baik,dijual oleh pemilik tanah dengan harga F 1,5 per drum,

Page 23: Tugas proyek

sedangkan untuk air sungai dijual 2-3 sen per pikul (isi dua kaleng minyak

tanah).

Pada masa pra-kemerdekaan, Dinas Pengairan Hindia Belanda (1800 -

1890) mulai membangun saluran air sepanjang 12 kilometer dan

bendungan yang mengalirkan air untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Pemerintah Penjajahan Hindia Belanda tahun 1890, memberikan hak

konsesi kepada pengusaha Belanda Mouner dan Bernie, yang dinilai

berjasa merintis penyediaan air bersih. Konsesi ini berupa pengelolaan

mata air untuk dialirkan ke kota dengan memasang pipa sepanjang 20

kilometer selama dua tahun. Tahun 1900, pemerintah Hindia Belanda

mendirikan perusahaan air minum dan instalasinya diresmikan tiga tahun

kemudian. Untuk memberikan proteksi pada perusahaan tersebut,

pemerintah mewajibkan penghuni rumah mewah untuk menjadi

pelanggan. Tiga tahun setelah berdirinya perusahaan air minum itu,

sambungan instalasi air minum mencapai 1.588 pelanggan. Status

perusahaan air minum pada bulan Juli 1906 dialihkan dari pemerintah

pusat menjadi dinas air minum kotapraja (kini PDAM).

1900-1945

Pada tahun 1905 terbentuklah Pemerintah Kota Batavia dan pada tahun

1918 berdiri PAM Batavia dengan sumber air bakunya berasal dari Mata

Air Ciomas, pada masa itu penduduk kurang menyukai air sumur bor yang

dibangun PAM Batavia, karena bila dipakai menyeduh teh menjadi

berwarna hitam (kandungan Fe/besi nya tinggi).

Pada waktu itu, saat orang bepergian dengan kereta api sering merasakan

haus yang luar biasa,karena panasnya udara didalam kereta.Pada saat

kondisi seperti itulah tempat yang dituju adalah Restorka,(restoran pada

jaman dulu) dan yang dijual di Restorka biasanya adalah kopi,susu,dan

teh.Orang mulai berpikir bagaimana menyajikan air putih dalam botol. Ide

menjual air putih dalam botol inilah yang mendasari orang menjual air

mineral dalam kemasan,yang pada masa itu hanya bisa dinikmati oleh

bangsawan belanda karena harganya yang tinggi.

Page 24: Tugas proyek

1945-1965

Indonesia memasuki era kemerdekaan, terlepas dari pemerintahan

Belanda, Indonesia masih menata urusan pembanguan, perbaikan dan

perluasan Gedung Gedung Negara. Pemerintah Pusat belum menangani air

minum dikarenakan keterbatasan keuangan serta tenaga ahli dibidang air

minum.

Tahun 1953 dimulailah pembangunann kota kota baru, pada saat itu

dilakukan pelimpahan urusan air minum ke pemerintah Propinsi

Ditahun 1959 terbentuklah Djawatan Teknik Penjehatan yang mulai

mengurusi air minum, dimulai pembangunan air minum di kota Jakarta

(3.000 l/dt), Bandung (250 l/dt), Manado (250 l/dt), Banjarmasin (250

l/dt), Padang (250 l/dt) dan Pontianak (250 l/dt) dengan sistim “turn key

project” loan dari Pemerintah Perancis. Terbitlah UU no. 5 Tahun 1962

tentang Perusahaan Daerah dan mulailah dibentuk PDAM sampai

sekarang.

1969-1973(PelitaI)

Dalam Pelita I (1969 - 1973), kebijaksanaan pembangunan air minum

dititikberatkan pada rehabilitasi maupun perluasan sarana-sarana yang

telah ada,Pembangunan air minum didanai melalui pinjaman OECF

(overseas economic cooperation fund)

Pada tanggal 7-8 April 1972 lahir PERPAMSI yang merupakan organisasi

persatuan perusahaan-perusahaan air minum seluruh Indonesia.

1974-1978(PelitaII)

Pada Pelita II (1974 - 1978) pemerintah mulai menyusun rencana induk air

bersih, perencanaan rinci dan pembangunan fisik di sejumlah kota Pada

saat itu Pemerintah mulai menyusun Rencana Induk (master plan) Air

1979-1983(PelitaIII)

Periode berikutnya pembangunan sarana air minum diperluas sampai kota-

kota kecil dan ibu kota kecamatan Diawal tahun 1981 pula diperkenalkan

“dekade air minum” (Water Decade) yang dideklerasikan oleh PBB..

1984-1988(PelitaIV)

Page 25: Tugas proyek

Pada Pelita IV (1984 - 1988) pembangunan sarana air minum mulai

dilaksanakan sampai ke perdesaan.Pada tahun 1984 lahir Direktorat Air

Bersih melalui SK MenPU 211/KPTS/ 1984 yang mempunyai tugas

nelaksanakan pembinaan sector air minum.

989-1993(PelitaV)

Pelita V (1989 - 1993) diharapkan merupakan tahap kerangka lepas landas

Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua (PJP-II), dimana

pembangunan sarana air minum diarahkan bukan hanya untuk melayani

kebutuhan rumah tangga, tetapi juga untuk menunjang sektor-sektor

industri, perdagangan dan pariwisata

1994-1998(PelitaVI)

Terjadilah krisis moneter, yang berlanjut menjadi krisis ekonomi yang

berkepanjangan, yang disertai dengan pergantian pemerintahan beberapa

kali, telah mempengaruhi perkembangan air minum di Indonesia, banyak

PDAM yang mengalami kesulitan, baik karena beban utang dari program

investasi pada tahun-tahun sebelumnya, maupun akibat dari dampak krisis

ekonomiyangterjadi.

Tahun2002

Terbit Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 tentang Syarat-

syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum

Tahun2004

Dimulai tahun 2004 inilah merupakan tonggak terbitnya peraturan dan

perundangan yang memayungi air minum yaitu dimulai dengan terbitnya

UU no 7 Tahun 2004 tentang SDA (sumber daya air).

Tahun2005

Setelah 60 tahun Indonesia merdeka ditahun ini Indonesia baru memiliki

peraturan tertinggi disektor air minum dengan terbitnya PP (peraturan

pemerintah) No 16 tentang Pengembangan SPAM (sistim penyediaan air

minum).

Pada tahun inilah mulai bermunculan produk air minum kemasan & air

mineral.

Page 26: Tugas proyek

Tahun2006-2011

Bisnis air minum mulai menjamur,tercatat ada lebih dari 500 air minum

produk lokal, dan 100 lebih produk asing yang diimport ke negara ini.

B. Pemecahan masalah

1. Data Hasil Observasi

Adapun hasil observasi yang telah dilakukan pada toko Agung, tanggal 12

Januari 2016 mengenai harga (p) dan jumlah (Q) air mineral dari berbagai

merek adalah sebagai berikut:

Data Hasil Observasi

Harga dan Jumlah Air Mineral

dari Berbagai Merek

No. JenisAir Mineral P-2013 P-2014 P-2015 Q-2013 Q-2014 Q-2015

1 Aqua 600 ml Rp36.000 Rp37.000 Rp38.000 411 499 524

2 Cleo 600 ml Rp41.000 Rp42.500 Rp44.000 348 383 413

3 Le Minerale 600

ml

- - Rp35.000 - - 372

4 Club 600 ml Rp23.500 Rp25.000 Rp27.000 432 497 581

5 Vit 600 ml Rp24.000 Rp25.000 Rp26.000 287 391 452

Sumber: Data Observasi

Berdasarkan data hasil observasi diatas air mineral yang di

observasi adalah 1 karton Aqua 600 ml, 1 karton Cleo 600ml, 1 karton Le

Minerale 600 ml, 1 karton Club 600 ml, 1 karton Vit 600 ml. Yang mana

1 kartonnya berisi 24 botol. Berbagai merk tersebut nantinya digunakan

sebagai acuan untuk pembahasan tugas proyek ini.

2. Pembahasan

Sebagaimana pembahasan pada tahap ini dibatasi bahasan rumusan

masalah sebagai berikut:

a) Bagaimana analisis terkait naik turunnya harga air mineral berbagai

merek?

Page 27: Tugas proyek

Data Hasil Observasi

Harga (p) dan jumlah (Q)

dari Berbagai Merek Air Mineral

No Jenis air mineral P-2013 P-2014 P-2015 Q-2013 Q-2014 Q-2016

1 Aqua 600 ml Rp36.000 Rp37.000 Rp38.000 411 499 524

2 Cleo 600 ml Rp41.000 Rp42.500 Rp44.000 348 413

3

Le Minerale 600

ml - -Rp35.000

- - 372

4 Club 600 ml Rp23.500 Rp25.000 Rp27.000 432 497 581

5 Vit 600 ml Rp24.000 Rp25.000 Rp26.000 287 391 452

jumlah

Rp124.50

0Rp129.500 Rp170.000

1478 1770 2242

Sumber: Data Diolah

Dari data yang telah diobservasi air mineral mengalami perubahan

harga yang setiap tahunnya meningkat. Pada tahun 2014 jumlah harga

dari berbagai merk sebesar Rp. 129.500 sehingga terjadi selisih harga

dengan jumlah harga air mineral antara tahun 2013 dan 2014 . Selisih

tersebut dapat dihitung dengan cara mengurangi jumlah harga dari

berbagai merek air mineral pada tahun 2014 dan jumlah harga dari

berbagai merek air mineral pada tahun 2013.adalah 129. 500-124.500

= 5000. Jadi selisih harga dari berbagai merek air mineral sebesar Rp.

5000.

Sedangkan pada tahun 2015 jumlah harga air mineral dari berbagai

merek sebesar Rp. 170.000. sehingga terjadi selisih harga dengan

jumlah harga air mineral antara tahun 2014 dan 2015 . Selisih

tersebut dapat dihitung dengan cara mengurangi jumlah harga dari

berbagai merek air mineral pada tahun 2015 dan jumlah harga dari

berbagai merek air mineral pada tahun 2014 adalah 170. 000-129.500

= 40. 500. Jadi selisih harga dari berbagai merek air mineral sebesar

Rp. 40. 500.

Page 28: Tugas proyek

Selisih tersebutlah merupakan perubahan harga pada air mineral

berbagai merek. Dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 mengalami

perubahan harga yang sangat besar dikarenakan terproduksinya air

mineral yang baru di pasar. Pada tahun 2013 dan tahun 2014 air

mineral merek Le Minerale belum dijual di pasar sehingga jumlah dan

selisih harga pada tahun 2013 dan 2014 lebih sedikit daripada tahun

2015. Perubahan harga yang terus meningkat itulah yang

membutikanbahwa setiap tahunnya kebutuhan air meningkat karena

jumlah permintaan air juga meningkat.

b) Bagaimana indeks harga dengan perhitungan angka indeks tidak

tertimbang dan agregrat tertimbang metode laspeyres pada tahun 2014

dan 2015?

1) Indeks Tak Tertimbang

Berikut adalah perhitungan indeks harga dengan cara tak

tertimbang:

No Jenis air mineral P-2013 P-2014

1 Aqua 600 ml Rp36.000 Rp37.000

2 Cleo 600 ml Rp41.000 Rp42.500

3 Le Minerale 600 ml - -

4 Club 600 ml Rp23.500 Rp25.000

5 Vit 600 ml Rp24.000 Rp25.000

jumlah Rp124.500 Rp129.500

Sumber: Data Diolah

IP2014 = ∑ Pn∑Po x 100%

= 129.000124500 x 100%

= 104 %

Page 29: Tugas proyek

No Jenis air mineral P-2014 P-2015

1 Aqua 600 ml Rp37.000 Rp38.000

2 Cleo 600 ml Rp42.500 Rp44.000

3 Le Minerale 600 ml - Rp35.000

4 Club 600 ml Rp25.000 Rp27.000

5 Vit 600 ml Rp25.000 Rp26.000

jumlah Rp129.500 Rp170.000

Sumber: Data Diolah

IP2015 = ∑ Pn∑Po x 100%

= 170.000129.000 x 100%

= 131,3 %2) Angka Indeks Tertimbang Metode Laspeyres

Berikut perhitungan angka indeks tertimbang metode Laspeyres:

No Jenis air mineral P-2013 P-2014 Q-2013 Pn x Qo Po x Qo

1 Aqua 600 ml Rp36.000 Rp37.000 411 15. 207.000 14. 796. 000

2 Cleo 600 ml Rp41.000 Rp42.500 348 14. 790.000 14. 268. 000

3 Le Minerale 600 ml - - - 0 0

4 Club 600 ml Rp23.500 Rp25.000 432 10. 800.000 10. 152. 000

5 Vit 600 ml Rp24.000 Rp25.000 287 7. 175. 000 6. 888. 000

jumlah Rp124.500 Rp129.500 1478 47. 972. 000 46. 104. 000

IL 2014 = ∑(Pn .Qo)∑(Po .Qo)

x 100%

= 47. 972. 00046.104 .000x 100%

= 104 %

Page 30: Tugas proyek

No Jenis air mineral P-2014 P-2015 Q-2014 Pn x Qo Po x Qo

1 Aqua 600 ml Rp37.000 Rp38.000 499 18. 962.000 18. 463. 000

2 Cleo 600 ml Rp42.500 Rp44.000 16. 852.000 16. 277. 500

3 Le Minerale 600 ml - Rp35.000 - 0 0

4 Club 600 ml Rp25.000 Rp27.000 497 13. 419. 000 12. 425. 000

5 Vit 600 ml Rp25.000 Rp26.000 391 10. 166.000 9. 775. 000

jumlah Rp129.500 Rp170.000 1770 59. 399. 000 56. 940. 000

Sumber: Data Diolah

IL 2014 = ∑(Pn .Qo)∑(Po .Qo)

x 100%

= 59.399 . 00056.940 . 000x 100%

= 104, 3 %

c) Bagaimana analisis hasil perhitungan kedua metode tersebut?

Berikut Analisis perhitungan kedua metode tersebut sebagai berikut:

Untuk metode indeks harga tidak tertimbang pada tahun 2014

sebesar 104% sehingga menyebabkan kenaikan sebesar 4% dengan

asumsi Indeks Harga (IH) pada tahun 2013 sebesar 100%.

Penghitungannya dilakukan dengan cara jumlah harga pada tahun

2014 terhadap jumlah harga pada tahun 2013. Hal ini disebabkan

jumlah harga tahun 2014 lebih besar dari jumlah harga tahun 2013.

Sedangkan pada tahun 2015 sebesar 131% sehingga menyebabkan

kenaikan sebesar 31,3% dengan asumsi Indeks Harga (IH) pada tahun

2014 sebesar 100%. Penghitungannya dilakukan dengan cara jumlah

harga pada tahun 2015 terhadap jumlah harga pada tahun 2014. Hal

ini disebabkan jumlah harga tahun 2015 lebih besar dari jumlah harga

tahun 2014.

Untuk metode Laspeyres indeks harga pada tahun 2014 sebesar

104% sehingga menyebabkan kenaikan sebesar 4% dengan asumsi

Indeks Harga (IH) pada tahun 2013 sebesar 100%. Penghitungannya

Page 31: Tugas proyek

dilakukan dengan cara jumlah harga pada tahun 2014 dengan jumlah

barang pada tahun 2013 terhadap jumlah harga pada tahun 2013

dengan jumlah barang pada tahun 2013. Hal ini disebabkan jumlah

harga tdan jumlah barang ahun 2014 lebih besar dari jumlah harga dan

barang tahun 2013.

Sedangkan indeks harga metode Laspeyres pada tahun 2015

sebesar 104,3% sehingga menyebabkan kenaikan sebesar 4,3%

dengan asumsi Indeks Harga (IH) pada tahun 2013 sebesar 100%.

Penghitungannya dilakukan dengan cara jumlah harga pada tahun

20145dengan jumlah barang pada tahun 2014 terhadap jumlah harga

pada tahun 2014 dengan jumlah barang pada tahun 2014. Hal ini

disebabkan jumlah harga tdan jumlah barang ahun 2015 lebih besar

dari jumlah harga dan barang tahun 2014.

d) Bagaimana besarnya inflasi dari tahun 2014 ke tahun 2015 beserta

analisis dari perhitungan tersebut?

Berikut besarnya inflasi dan analisisnya dari tahun 2014 ke tahun

2015:

Untuk menganalisis suatu besarnya inflasi perlu juga diketahui

perhitungannya. Perhitungannya menggunakan Indek Harga dengan

metode tertimbang.

Pada akhir tahun 2014 Indeks Harga Konsumen adalah 104% dan

diakhir tahun 2015 Indeks Harga Konsumen naik menjadi 104,3%.

Perhitungan indeks harga tersebut menggunakan metode Laspeyres.

Maka tingkat Inflasi yang terjadi pada tahun 2015 adalah sebagai

berikut:

Laju inflasi dihitung dengan cara menguragi indeks harga antara

tahun 2014 dan 2015 terhadap indeks harga 2014 dikali dengan 100%.

Secara matematis dapat dihitung dengan

Page 32: Tugas proyek

Laju inflasi = IHK 2015−IHK 2014

IHK 2014 X 100%

= 104,3−104

104 X 100%

= 0,2 %

Jadi inflasi pada tahun 2015 sebesar 0,2%. Hal itu termasuk tingkat

inflasi ringan karena dibawah 10%.

Page 33: Tugas proyek

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa:

1. Dengan menggunakan metode tak tertimbang kenaikan harga pada tahun

2014 dan 2015 sebesar 4% dan 31,3%. Sedangkan dengan metode

Laspeyeres kenaikan harga pada tahun 2014 dan 2015 sebesar 4% dan

4,3%.

2. Laju iinflasi pada tahun 2015 dengan perhitungan Laspeyres adalah

sebesar 0,2% yang termasuk tingkat inflasi ringan.

B. Saran

Sesuai dengan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka kami menyarankan

sebagai berikut:

1. Sebaiknya penggunaan air dilakukan dengan baik dan benar karena hal ini

dapat menyebabkan kenaikan harga air mineral.

2. Sebaiknya kkonsumen manjadi cerdas dalam pengkonsumsian air

mineral, agar tidak terjadinya inflasi yang meningkat tiap tahunnya. Hal

itu disebabkan pasokan air berkurang.

Page 34: Tugas proyek

DAFTAR PUSTAKA

https://hakimsan.wordpress.com/tag/rumus-inflasi/

http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/pengenalan/Contents/

Disagregasi.aspx

http://irwansyahtheprinceoflove.blogspot.co.id/2014/05/normal-0-false-

false-false-en-us-x-none.html

http://sholikhudin-arif.blogspot.co.id/2013/03/cara-menghitung-indeks-

harga-dengan.html

https://www.google.com/search?q=cara+menghitung+inflasi&ie=utf-

8&oe=utf-8

http://www.artikelsains.com/2015/01/pengertian-inflasi-dan-cara-

menghitung.html

http://ekonomisku.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-macam-penyusunan-

angka-indeks.html