tugas presentasi kasus intracerebral hematoma

11
TUGAS PRESENTASI KASUS HEMATOMA INTRASEREBRAL Tutor: Kelompok F.2 Agista Khoirul Mahendra G1A010067 Atep Lutpia Pahlepi G1A010069 M. Riski Kurniardi G1A010071 Sarah Shafira Aulia R. G1A010072 KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN

Upload: atep-lutpia-pahlepi

Post on 28-Nov-2015

163 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

rythh

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Presentasi Kasus Intracerebral Hematoma

TUGAS PRESENTASI KASUS

HEMATOMA INTRASEREBRAL

Tutor:

Kelompok F.2

Agista Khoirul Mahendra G1A010067

Atep Lutpia Pahlepi G1A010069

M. Riski Kurniardi G1A010071

Sarah Shafira Aulia R. G1A010072

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERAN

PURWOKERTO

2013

Page 2: Tugas Presentasi Kasus Intracerebral Hematoma

BAB I

PENDAHULUAN

Intraserebral hematoma adalah perdarahan dalam jaringan otak itu sendiri.

Hal ini dapat timbul pada cidera kepada tertutup yang berat atau cidera kepa

aterbuka. Intraserebral hematom dapat timbul pada penderita stroke hemoragik

akibat melebarnya pembuluh nadi (Corwin, 2009).

Kasus intraserebral hematoma memerankan posisi penting dalam angka

kematian pada pasien stroke.WHO memperikirakan sekitar 15 juta pasien didunia

menderita stroke setiap tahunnya, sepertiga pasien kasus stroke meninggal dunia,

sepertiga pasien mengalami kelumpuhan dan sepertiga lainnya sembuh total.

Insidensi tertinggi terjadi pada populasi usia tua dan pada ras afrika serta asia

(Magistris, 2013).

Sekitar setengah kasus kematian pada intraserebral hematom terjadi 24

jam setelah perdarahan utama. Dikarenakan angka kematian dari hematoma

intraserebral tinggi, diagnosis dan penatalaksanaan harus dilaksanakan dengan

cepat dan tepat (Magistris, 2013).

Pada saat ini, tidak terdapat suatu terapi yang dapat meningkatkan

keluaran setelah hematoma intraserebral terjadi. Penelitian terkait tingkat

keselamatan penggunaan kombinasi penghancur gumpalan darah dengan operasi

untuk menghilangkan hematoma intraserebral masih diteliti (Sahni, 2007).

Page 3: Tugas Presentasi Kasus Intracerebral Hematoma

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Intraserebral hematoma adalah perdarahan dalam jaringan otak itu sendiri.

Hal ini dapat timbul pada cidera kepada tertutup yang berat atau cidera kepala

terbuka. Intraserebral hematom dapat timbul pada penderita stroke hemoragik

akibat melebarnya pembuluh nadi (Corwin, 2009).

B. Etiologi dan predisposisi

Faktor resiko untuk intraserebral hematoma terbagi menjadi 2 hal, yaitu yang

dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi (Magistris, 2013):

1. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi

Faktor resiko yang dapat dimodifikasi termasuk hipertensi, terapi

koagulan, terapi trombolitik, asupan tinggi alkohol, riwayat stroke

sebelumnya, dan penggunaan obat terlarang seperti kokain (Magistris,

2013).

Hipertensi merupakan penyebab tersering untuk stroke hemoragik,

terhitung sekitar 60% kasus pada intraserebral hematom disebabkan oleh

stroke hemoragik. Sekitar dua per tiga pasien dengan intraserebral

hematoma memiliki riwayat hipertensi, dimana dalam keadaan hipertensi

akan terdapat suatu aneurisma pembuluh darah yang ruptur dan

menghasilkan hematoma intracranial. Terapi antikoagulan meningkatkan

resiko untuk terjadinya stroke hemoragik (Magistris, 2013).

Aneurisma intracranial ditemukan pada 1-6% pasien autopsi, hampir

kebanyakan aneurisma tersebut tidak ruptur dan tetap tidak terdiagnosis.

Proses terbentuknya aneurisma dan proses rupturnya masih belum dapat

ditentukan dengan pasti, bagaimanapun hipertensi dan merokok merupakan

hal yang benar-benar berhubungan dengan perubahan pembuluh darah

seperti aneurisma ini (Magistris, 2013).

2. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi

Page 4: Tugas Presentasi Kasus Intracerebral Hematoma

Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi dari intraserebral hematoma

terkait stroke hemoragik adalah usia lanjut, etnis kulit hitam, amyloidosis

serebral, gangguan koagulopati, vaskulitis, malformasi artertiovena, dan

keganasan intra cranial (Magistris, 2013).

Hematoma intraserebral yang disebabkan oleh cerebral amyloid

angiopathy (CAA), terjadi karena mutasi pada gen autosomal Protein

Precursor Amyloid (PPA) atau protein cystatin C (CST3). CAA ini

merupakan penyebab penting terjadinya hematoma intraserebral pada pasien

ujia lanjut, meskipun terkadang gejalanya bersifat asimptomatik. Gangguan

koagulopati terkait defiseisnsi faktor pembekuan menyebabkan terjadinya

perdarahan yang parah pada hematoma intraserebral. Beberapa obat tanpa

bahan antikoagulan diketahui menyebabkan terjadinya hematoma

intraserebral, contohnya adalah amfetamin pencyclidine dan kokain.

Penyebab terbesar kejadian hematoma intraserebral pada anak-anak adalah

malformasi dari pembuluh darah, kejadian ini 10 kali lebih sering bila

dibandingkan dengan aneurisma serebral pada pasien dewasa (Magistris,

2013).

C. Epidemiologi

Intraserebral hematoma terjadi pada sekitar 15-30% kasus stroke. Angka

kematian yang dari intraserebral hematom sekitar 50% dari kasus per tahunnya,

dengan waktu kematian sekitar 1 bulan pertama dan 20% lainnya terjadi pada 1

minggu pertama (Jauch, 2005).

WHO memperkirakan bahwa sekitar 15 juta pasien didunia menderita

stroke setiap tahunnya. Sepertiga dari kasus stroke meninggal dunia, sepertiga

pasien mengalami kelumpuhan dan sepertiga lainnya sembuh sempurna. Insidensi

tertinggi terjadi pada populasi usia tua dan pada ras afrika serta asia (Magistris,

2013).

D. Patogenesis dan patofisiologi

Hematoma intraserebral memiliki tiga fase utama, yaitu perdarahan utama,

pelebaran hematoma, dan edema sekita daerah hematoma. Perdarahan utama

Page 5: Tugas Presentasi Kasus Intracerebral Hematoma

terjadi karena rupturnya arteri otak yang biasanya disebabkan oleh faktor resiko

yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada fase ini tanda dan gejala masih belum

muncul dengan jelas. Seiring dengan perjalanan waktu, terjadi pelebaran

hematoma di dalam otak, fase ini biasanya akan memunculkan tanda dan gejala.

Tanda dan gejala ini biasanya muncul setelah 1 jam terjadinya perdarahan utama,

tanda dan gejala utama adalah peningkatan tekanan intrakranial yang nantinya

akan mengganggu perikatan jaringan sekitar dengan sawar darah otak. Sebagai

tambahannya, sumbatan aliran darah vena akan menginduksi pelepasan

tromboplastin yang akan menyebabkan koagulopati lokal. Besarnya hematoma

yang terjadi merupakan suatu prognosis penting untuk memperkirakan kerusakan

neurologis yang terjadi. Hematoma yang lebih dari 30 ml biasanya akan

menyebabkan peningkatan kemungkinan kematian. Seiring dengan pelebaran

hematoma, akan terjadi edema disekitar dairah hematoma, inflamasi dan

gangguan pada sawar darah otak. Edema sekitar daerah hematoma ini merupakan

penyebab utama terjadnya kerusakan neuron dan bisa semakin memburuk dalam

24 jam pertama (Magistris, 2013).

E. Penegakan diagnosis

1. Anamnesis

Hematoma intraserebral memiliki onset yang bisa terbilang tiba-tiba,

seiring dengan berjalannya waktu dari menit ke menit berikutnya akan

terjadi defisit neurologis. Hal ini akan disertai nyeri kepala, mual, muntah,

penurunan kesadaran, dan peningkatan tekanan darah. Defisit neurologis

yang terjadi berhubungan erat dengan letak perdarahan. Ataksia dapat

terjadi bila perdarahan terletak pada cerebellum, dan kelemahan atau

kelumpuhan dapat terjadi bila lokasinya adalah basal ganglia (Sahni, 2007).

2. Pemeriksaan fisik

3. Pemeriksaan penunjang

F. Diagnosis banding

Page 6: Tugas Presentasi Kasus Intracerebral Hematoma

G. Penatalaksanaan

Page 7: Tugas Presentasi Kasus Intracerebral Hematoma

BAB III

KESIMPULAN

Page 8: Tugas Presentasi Kasus Intracerebral Hematoma

DAFTAR PUSTAKA

Jauch, Edward C. 2005. Intracerebral Hemorrhage. Foundation for education and

research in neurological emergensies. Diunduh pada 2 Desember 2013.

Magistris, Fabio. Stephanie Bazak. Jason Martin. 2013. Clinical Review

Intracerebral Hemorrhage: Pathophysiology, Diagnosis and Management

vol 10 no 1. MUMJ. Diunduh pada 2 Desember 2013.

Sahni, Ramandeep. Jesse Weinberger. 2007. Management of intracerebral

hemorrhage. Departement of neurology. Mount sinai school of medicine,

New York, USA. Dove Medical Press Limited. Diunduh pada 2 Desember

2013.