tugas praktikum sima xviii

44
TUGAS PRAKTIKUM SIMA IDE PENGEMBANGAN APOTEK Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Sistem Informasi Manajemen Apotek (SIMA) Oleh : Wahyu Eka Nanda 3351141169 Devita Rendiani 3351141170 Agnis Nurmala 3351141172 Anggi Klamentina 3351141174 Faza Shalihah Novani 3351141175 PROGRAM PROFESI APOTEKER

Upload: jihan-husnayat-alfadila

Post on 29-Sep-2015

279 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

praktikum sima

TRANSCRIPT

TUGAS PRAKTIKUM SIMA

IDE PENGEMBANGAN APOTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Sistem Informasi Manajemen Apotek (SIMA)

Oleh :

Wahyu Eka Nanda

3351141169

Devita Rendiani

3351141170

Agnis Nurmala

3351141172

Anggi Klamentina

3351141174

Faza Shalihah Novani

3351141175

PROGRAM PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2014/2015

BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi semakin pesat, banyak sekali teknologi-teknologi canggih telah diciptakan yang bertujuan untuk mempermudah manusia dalam melakukan aktifitas dan pekerjaannya. Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut, kebutuhan akan teknologi pun semakin meningkat, sebagaimana teknologi dibutuhkan dalam segala aspek kehidupan. Salah satunya dalam pengelolaan data obat-obatan pada toko obat (apotek), yang antara lain mengelola data obat-obatan yang ada termasuk stok obat, pembelian obat dari distributor, penjualan obat kepada konsumen, menentukan kebijakan harga jual obat, serta laporan dalam bentuk rekapitulasi seluruh aktifitas penjualan dan pembelian obat yang terjadi pada apotek tersebut.

Pada awal tahun 1980-2000, pengembangan bisnis perusahaan apotek di Indonesia dilakukan dengan cara membuka cabang-cabang baru dengan menggunakan modal sendiri (internal growth), seperti Kimia Farma apotek,Guardian, dan Century. Setelah era tahun 2000 perusahaan apotek mengembangkan jumlah outletnya dengan metode waralaba (franchise).

Di Indonesia, industri farmasi merupakan industri yang cukup besar. Tentu saja, sebab penggunaan teknologinya juga tergolong tinggi. Tentunya, mereka membutuhkan ujung tombak pemasaran hasil produksinya kepada masyarakat yang membutuhkan. Karena itulah lahir banyak apotek.

Kondisi kesehatan yang kurang baik di Indonesia, menyebabkan banyak pengusaha menganggap apotek merupakan bisnis yang cukup menggiurkan. Apalagi tentunya dengan munculnya berbagai macam penyakit, yang menyebabkan konsumsi obat masyarakat bertambah. Akhirnya, banyak bermunculan apotek-apotek di berbagai sudut kota, yang menyebabkan tingkat kompetisinya cukup ketat. Sayangnya, berdasarkan peraturan yang ada, apotek dilarang untuk beriklan. Pengusaha apotek pun mencari strategi lain agar dapat memenangkan persaingan antar apotek yang ada.

Masalah lokasi tentunya menjadi salah satu faktor yang cukup dominan. Sebagai contoh Apotek Kencana yang terletak di kawasan Yosodipuro pernah merasakan manisnya penjualan yang disebabkan oleh letaknya yang strategis. Sekitar sepuluh tahun yang lalu, Rumah Sakit Umum Pusat dr Moewardi Solo terletak di kawasan Mangkubumen, di depan Apotek Kencana tersebut. Apotek tersebut sempat kewalahan melayani pengunjung yang membludag. Namun sayang, setelah RSUP Muewardi dipindahkan ke daerah Jebres, secara drastis omset apotek tersebut merosot. Para pelanggan yang merupakan pasien RSUP pun beralih ke apotek-apotek di dekat RSUP yang baru. Jika ada yang beli pun, biasanya obat generik, kata Endang, salah satu karyawan yang telah 15 tahun bekerja di tempat tersebut.

Pemilik apotek tersebut, Santoso, berusaha memeras otak. Jika keadaan terus stagnan, bisa saja bisnis yang telah dibangunnya gulung tikar. Strategi yang ia lakukan adalah dengan membuka praktek dokter spesialis di samping apoteknya. Dengan adanya lima dokter spesialis yang praktek di tempat itu, lambat laun jumlah konsumen apoteknya bertambah ramai. Ibaratnya one stop service, pasien ketika keluar dari tempat praktek bisa langsung menebus resep di apotek yang terletak disebelahnya.

Usaha apotek, yang jumlah produk dan jasa yang dijualnya terbatas akan mengalami pertumbuhan revenue, karena tren kebutuhan konsumen terus meningkat dan menginginkan sekali datang ke Apotek dan memperoleh seluruh kebutuhannya. Oleh sebab itu usaha apotek harus dapat mengantisipasi keinginan konsumennya dengan cara menambah jenis produk dan jasa yang dijualnya (product diversification).

Berdasarkan permasalahan tersebut munculah beberapa rumusan masalah yaitu bagaimana strategi untuk mengembangkan apotek agar terus berkembang dan memiliki profit yang besar, serta bagaimana peran dan fungsi apoteker untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha apotek tersebut.

Adapun tujuan dari analisis ini adalah untuk mengembangkan apotek agar terus berkembang dan memiliki profit yang besar serta memahami peran dan fungsi apoteker untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha apotek tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

Menurut PP No. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian pasal 1 ayat 13 menerangkan bahwa apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Pasal 1 ayat 2 menerangkan bahwa sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika. Jadi apotek adalah suatu jenis usaha eceran yang barang dagangannya (commodity) terdiri dari perbekalan farmasi (obat dan bahan obat) dan perbekalan kesehatan (alat kesehatan) serta kosmetika kepada konsumen akhir atau pengguna langsung (end user). Pengembangan strategi apotek merupakan hal yang perlu dilakukan agar apotek tidak mengalami kemunduran dan terus berkembang, karena pada zaman modern ini masyarakat sudah pintar memilih dan memilah produk barang maupun jasa untuk dibeli.

2.1Tren Pengembangan Produk dan Jasa Apotek

Usaha apotek, yang jumlah produk dan jasa yang dijualnya terbatas akan mengalami pertumbuhan revenue, karena tren kebutuhan konsumen terus meningkat dan menginginkan sekali datang ke Apotek dan memperoleh seluruh kebutuhannya. Oleh sebab itu usaha apotek harus dapat mengantisipasi keinginan konsumennya dengan cara menambah jenis produk dan jasa yang dijualnya (product diversification).

Diversifikasi produk dan jasa dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

1. Diversifikasi produk dan jasa sejenis (related product diservisification), misalnya dengan :

a. Menambah departemen obat kulit dan kelamin, harus disertai dengan penambahan dokter spesialis kulit yang praktek diapoteknya

b. Menambah departemen obat jantung, harus disertai dengan penmabahan dokter spesialis jantung atau internist yang praktek di apoteknya

c. Menambah departemen ibu hamil/menyusui dan anak, harus disertai dengan penambahan dokter spesialis obgin dan spesialis anak yang praktek diapoteknya

d. Menambah jasa laboratorium klinik

e. Menambah jasa dokter atau membuat klinik sebagai rujukan pertama untuk peserta BPJS pada tahun 2014

2. Diservisifikasi produk dan jasa yang tidak sejenis (unrelated product diversification), misalnya dengan menambah :

a. Menambah counter travel buereu

b. Menambah counter loundry

c. Menambah counter roti

Tujuan dari diservisifikasi ini adalah untuk :

1. Menambah jumlah konsumen yang berkunjung ke apotek, yang boleh jadi dapat berdampak kepada minat konsumen belanja ke apotek

2. Menciptakan nilai tambah dari pemanfaatan yang belum dimanfaatkan utilitasnya

3. Melengkapi kebutuhan konsumen yang sebelumnya tidak diketahui oleh perusahaan

2.2Tren Strategi Bersaing Usaha Apotek

Ketentuan mengenai harga yang paling murah, bukanlah satu-satunya faktor utama memenangkan persaingan alam usaha apotek jaringan. Tren persaingan yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan apotek jaringan antara lain sebagai berikut :

1. Persaingan harga (Price competition)

Persaingan harga menjadi salah satu daya tarik yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen, sehingga kegiatan promo untuk produk yang menjadi kebutuhan banyak konsumen hampir setiap bulan dilakukan. Orientasinya adalah meningkatkan sales volume dan profit seacra berkelanjutan, disamping untuk memperbesar posisi tawarnya terhadap principal atau distributor dalam memperoleh kondisi diskon. Beberapa perusahaan bahkan mampu melakukan strategi harga dengan metode mix price, yag salah satu harga produknya ditetapkan dengan minus margin (