tugas ppt tb-hivt

38
LAPORAN KASUS LAPORAN KASUS HIV/AIDS – TB PARU HIV/AIDS – TB PARU Pembimbing: Pembimbing: dr. dr. Rizki Habibie Rizki Habibie , Sp.PD , Sp.PD Oleh Oleh : : HP (07700135) HP (07700135) RCA (08700028) RCA (08700028)

Upload: rezachandra

Post on 29-Nov-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

thanks all haaa

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUSLAPORAN KASUSHIV/AIDS – TB PARUHIV/AIDS – TB PARU

Pembimbing: Pembimbing:

dr. dr. Rizki HabibieRizki Habibie, Sp.PD, Sp.PD

OlehOleh: :

HP (07700135)HP (07700135)

RCA (08700028)RCA (08700028)

Tes scribd upload 2Tes scribd upload 2@123@123

Identitas PasienIdentitas PasienNamaNama : : Ny. MNy. M

UmurUmur : 5: 511 tahun tahun

Jenis kelaminJenis kelamin : : PerempuanPerempuan

AlamatAlamat : : Ds. Randu Putih, RT 04 RW Ds. Randu Putih, RT 04 RW 02, Dringu, Kab. Proling 02, Dringu, Kab. Proling

Status PerkawinanStatus Perkawinan : : MMenikahenikah

AgamaAgama : Islam: Islam

Suku Suku :: MaduraMadura

PekerjaanPekerjaan : di RS: di RS

Tanggal MRSTanggal MRS :: 24 September24 September 20120133

No registerNo register : : 077965077965

•TINJAUAN TINJAUAN KEPUSTAKAANKEPUSTAKAAN

TB - HIVTB - HIV

LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

• Tuberkulosis (TB) merupakan masalah Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting kesehatan masyarakat yang penting didi dunia. dunia.

• Pada tahun 1992, World Health Pada tahun 1992, World Health Assosiation (WHO) telah Assosiation (WHO) telah mencanangkan TBmencanangkan TB sebagai Global sebagai Global Emergency. Emergency.

• Perkiraan kasus TB secara global Perkiraan kasus TB secara global pada tahun 2011 adalah :pada tahun 2011 adalah :

• −− Insidensi kasusInsidensi kasus : 8,7 juta (8.3- 9.0 : 8,7 juta (8.3- 9.0 juta)juta)

• −− Prevalensi kasus : 12 juta (10- 13 Prevalensi kasus : 12 juta (10- 13 juta)juta)

• −− Kasus meninggal (HIV negatif) : <1 Kasus meninggal (HIV negatif) : <1 juta (0,84 - 1.1 juta )juta (0,84 - 1.1 juta )

• −− Kasus meninggal (HIV positif) : Kasus meninggal (HIV positif) : 0,43 juta (0,40-0,46 juta); 0.38 juta0,43 juta (0,40-0,46 juta); 0.38 juta

TUBERKULOSISTUBERKULOSIS

♦♦ DEFINISI & ETIOLOGI :DEFINISI & ETIOLOGI :

Tuberkulosis adalah penyakit yang Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis complex. tuberculosis complex.

Tuberkulosis paru adalah penyakit radang Tuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman parenkim paru karena infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis.Mycobacterium tuberculosis.

Tuberkulosis paru termasuk suatu Tuberkulosis paru termasuk suatu pneumonia, yaitu pneumonia yang pneumonia, yaitu pneumonia yang disebabkan oleh M.tuberculosisdisebabkan oleh M.tuberculosis

DIAGNOSISDIAGNOSIS

• Diagnosis pada TB dapat ditegakkan Diagnosis pada TB dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis berdasarkan anamnesis

• dan pemeriksaan fisik yang teliti, dan pemeriksaan fisik yang teliti, diagnosis pasti ditegakkan melaluidiagnosis pasti ditegakkan melalui

• pemeriksaan kultur bakteriologi, pemeriksaan kultur bakteriologi, pemeriksaan sputum BTA, radiologi.pemeriksaan sputum BTA, radiologi.

• Gejala klinis tuberkulosis dapat Gejala klinis tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan,dibagi menjadi 2 golongan,

• yaitu gejala lokal dan sistemik. Bila yaitu gejala lokal dan sistemik. Bila organ yang terkena adalah paruorgan yang terkena adalah paru

• maka gejala lokal adalah gejala maka gejala lokal adalah gejala respiratori (gejala lokal sesuai organ respiratori (gejala lokal sesuai organ yang terlibat)yang terlibat)

• a. Gejala respiratori :a. Gejala respiratori :

• 1) Batuk ≥ 2 minggu1) Batuk ≥ 2 minggu

• 2) Hemoptisis2) Hemoptisis

• 3) Dyspneu3) Dyspneu

• 4) Nyeri dada4) Nyeri dada

• b. Gejala sistemikb. Gejala sistemik

• 1) Demam1) Demam

• 2) Gejala sistemik lain ; malaise, keringat malam, 2) Gejala sistemik lain ; malaise, keringat malam, anoreksia, dananoreksia, dan

• berat badan menurun.berat badan menurun.

• c. Gejala TB ekstra paruc. Gejala TB ekstra paru

• Kelainan paru umumnya terletak di Kelainan paru umumnya terletak di daerah lobus superior terutama daerah daerah lobus superior terutama daerah apeks dan segmen posterior serta daerah apeks dan segmen posterior serta daerah apeks lobus inferior.apeks lobus inferior.

• Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan antara lain suara napas bronchial, amforik, antara lain suara napas bronchial, amforik, suarasuara

• napas melemah, ronki basah, tanda-anda napas melemah, ronki basah, tanda-anda penarikan paru, diafragma dan penarikan paru, diafragma dan mediastinum2.mediastinum2.

Px BAKTERIOLOGISPx BAKTERIOLOGIS• Interpretasi hasil pemeriksaan dahak dari 3 kali 

pemeriksaan ialah• bila: • a. 3 kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negatif 

 BTA positif • b. 1 kali positif, 2 kali negatif  ulang BTA 3 kali, 

kemudian, bila 1• kali positif, 2 kali negatif  BTA positif bila 3 kali 

negatif • BTA negatif 

Px RADIOLOGISPx RADIOLOGIS

• a. Bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus

• atas paru dan segmen superior lobus bawah. b. Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak

• berawan atau nodular.

• c. Bayangan bercak milier.

• d. Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang).

• Gambaran radiologi yang dicurigai lesi TB inaktif:

• a. Fibrotik.

• b. Kalsifikasi.

• c. Schwarte atau penebalan pleura

PENATAKSANAANPENATAKSANAAN

• Sedangkan kategori penggunaan OAT di Sedangkan kategori penggunaan OAT di Indonesia, adalah sebagai berikut.Indonesia, adalah sebagai berikut.

• 1. Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3), 1. Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3), diberikan untuk diberikan untuk pasien dengan kriteria:pasien dengan kriteria:

• a.a. Pasien baru TB paru BTA positif.Pasien baru TB paru BTA positif.

• b.b. Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positifPasien TB paru BTA negatif foto toraks positif

• c.c. Pasien TB ekstra paruPasien TB ekstra paru

• Kategori 2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3), Kategori 2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3), diberikan untuk pasien BTAdiberikan untuk pasien BTA

• positif yang telah diobati sebelumnya:positif yang telah diobati sebelumnya:• a. Pasien kambuha. Pasien kambuh• b. Pasien gagalb. Pasien gagal• c. Pasien dengan pengobatan setelah c. Pasien dengan pengobatan setelah

putus berobat (default)putus berobat (default)

HIV / HIV / AIDSAIDS

• HIV (Human Immunodeficiency Virus) HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu retrovirus dengan adalah suatu retrovirus dengan materi genetik asam ribonukleat materi genetik asam ribonukleat (RNA). Virus ini menyerang dan (RNA). Virus ini menyerang dan merusak sel- sel limfosit T-helper merusak sel- sel limfosit T-helper (CD4+) sehingga sistem imun (CD4+) sehingga sistem imun penderita turun dan rentan terhadap penderita turun dan rentan terhadap berbagai infeksi dan keganasan.berbagai infeksi dan keganasan.

PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGI

• Pada sistem imun yang sehat, jumlah limfosit CD4+ Pada sistem imun yang sehat, jumlah limfosit CD4+ berkisar dari 600 sampai 1200/ berkisar dari 600 sampai 1200/ μμl darah. Segera setelah l darah. Segera setelah infeksi virus primer, kadar limfosit CD4+ turun di bawah infeksi virus primer, kadar limfosit CD4+ turun di bawah kadar normal untuk orang tersebut. kadar normal untuk orang tersebut.

• Jumlah sel kemudian meningkat tetapi kadarnya sedikit di Jumlah sel kemudian meningkat tetapi kadarnya sedikit di bawah normal. Seiring dengan waktu, terjadi penurunan bawah normal. Seiring dengan waktu, terjadi penurunan kadar CD4+ secara perlahan, berkorelasi dengan kadar CD4+ secara perlahan, berkorelasi dengan perjalanan klinis penyakit. perjalanan klinis penyakit.

• Gejala-gejala imunosupresi tampak pada kadar CD4+ di Gejala-gejala imunosupresi tampak pada kadar CD4+ di bawah 300 sel/bawah 300 sel/μμl. Pasien dengan kadar CD4+ kurang dari l. Pasien dengan kadar CD4+ kurang dari 200/200/μμl mengalami imunosupresi yang berat dan risiko tinggi l mengalami imunosupresi yang berat dan risiko tinggi terjangkit keganasan dan infeksi oportunistikterjangkit keganasan dan infeksi oportunistik

Penularan HIV/ AIDS

• Penularan AIDS terjadi melalui :• 1. Hubungan kelamin (homo maupun

heteroseksual);• 2. Penerimaan darah dan produk darah;• 3. Penerimaan organ, jaringan atau

sperma;• 4. Ibu kepada bayinya (selama atau

sesudah kehamilan).

DIAGNOSISDIAGNOSIS

• Terdapat dua uji yang khas digunakan untuk mendeteksi antibodi terhadap HIV. Pertama, tes ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay) yang bereaksi terhadap antibodi dalam serum. Apabila hasil ELISA positif, dikonfirmasi dengan tes kedua yang lebih spesifik, yaitu Western blot.

WHO clinical staging system for HIV infection and related disease in adult (13 years or

older)

TERAPI ARVTERAPI ARV

• Pemberian ARV bergantung pada tingkat progresifitas penyakit, yang dapat dinilai melalui kadar CD4+ dan kadar RNA HIV serum.

• Terdapat tiga jenis antiretrovirus yang digolongkan berdasarkan cara kerjanya, yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

TBTB - HIV - HIV

Hubungan TB dan HIV Ketika infeksi HIV berlanjut dan imunitas

menurun, pasien menjadi rentan terhadap berbagai infeksi.

Beberapa di antaranya adalah TB, pneumonia, infeksi jamur di kulit dan orofaring, serta herpes zoster. Infeksi tersebut dapat terjadi pada berbagai tahap infeksi HIV dan imunosupresi.

• Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien TB adalah daya tahan tubuh yang rendah, di antaranya infeksi HIV/ AIDS dan malnutrisi (gizi buruk). HIV merupakan faktor risiko paling kuat bagi yang terinfeksi TB menjadi sakit TB

• Pada orang yang imunokompeten, ketika terinfeksi M. tuberculosis, organisme disajikan kepada makrofag melalui ingesti dimana setelah diproses, antigen mikobakteri disajikan ke sel-T. Sel CD4 mengeluarkan limfokin yang meningkatkan kapasitas makrofag untuk menelan dan membunuh mikobakteri.

• Pada sebagian besar orang terjadi infeksi dan TB tidak berkembang, meski sejumlah basil tetap dorman tubuh. Hanya 10% dari kasus yang berkembang menjadi TB klinis, segera setelah infeksi primer atau bertahun-tahun kemudian sebagai reaktivasi TB. Hal ini memungkinkan terjadinya kerusakan pada fungsi dari sel T dan makrofag

DIAGNOSISDIAGNOSIS

• Ketika infeksi HIV berlanjut, limfosit T CD4+ mengalami penurunan baik dalam jumlah maupun fungsinya. Sel ini memerankan peranan penting dalam pertahanan tubuh terhadap M. tuberculosis. Dengan demikian, kemampuan sistem imunitas menurun dalam mencegah pertumbuhan dan penyebaran lokal bakteri tersebut

PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN

• Prinsip pengobatan pasien TB-HIV adalah adalah dengan mendahulukan pengobatan TB.

• Pengobatan ARV (Antiretroviral) dimulai berdasarkan stadium klinis HIV dengan standar WHO.

Interaksi obat TB dengan ARV:

• Pemakaian obat HIV/AIDS misalnya zidovudin akan meningkatkan kemungkinan terjadinya efek toksik OAT.

• Tidak ada interaksi bermakna antara OAT dengan ARV golongan nukleotida, kecuali Didanosin (ddl) yang harus diberikan selang 1 jam dengan OAT karena bersifat sebagai buffer antasida.

• Interaksi dengan OAT terutama terjadi dengan ARV golongan nonnukleotida dan inhibitor protease. Rifampisin jangan diberikan bersama dengan nelfinavir karena rifampisin dapat menurunkan kadar nelfinavir sampai 82%.

• Pasien dengan koinfeksi TB-HIV, segera diberikan OAT dan pemberian ARV dalam 8 minggu tanpa mempertimbangkan kadar CD4.

• Setiap penderita TB-HIV harus diberikan profilaksis kotrimoksasol dengan dosis 960 mg/hari (dosis tunggal) selama pemberian OAT.