ppt laringitis tb

Upload: dpriyantono

Post on 13-Oct-2015

122 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

kkk

TRANSCRIPT

  • LaringFK Untar JKT

  • Anatomi LaringLaring adalah piramida triangular terbalik dengan :

    Sebelah atas : Kartilago TiroidSebelah bawah: Kartilago Krikoid

  • Batas LaringKranial : Aditus Laringeus-hipofaring.Kaudal : Dibentuk oleh sisi inferior cartilago krikoid-trakea.Posterior : Dipisahkan dari vertebra cervicalis.Anterior : Ditutupi oleh fascia,jaringan lemak dan kulit. Lateral : Ditutupi oleh otot sternokleidomastoideus,infrahyoid dan lobus kelenjar tiroid.

  • Tulang rawan yang menyusun laring :Kartilago EpiglotisKartilago KrikoidKartilago AritenoidKartilago KornikulataKartilago Tiroid

  • Laring Bagian Dalam

    Cavum laring dapat dibagi menjadi sebagai berikut:

    1.Supraglotis (vestibulum superior)Yaitu ruangan diantara permukaan atas pita suara palsu dan inlet laring.

    2.Glotis (pars media)Yaitu ruangan yang terletak antara pita suara palsu dengan pita suara sejati serta membentuk rongga yang disebut ventrikel laring Morgagni.

    3.Infraglotis (pars inferior)Yaitu ruangan diantara pita suara sejati dengan tepi bawah kartilago krikoidea.

  • Persarafan : Nn Laringeus Superior dan Nn Laringeus Inferior

    Perdarahan : A.Laringus Superior dan A.Laringeus Inferior

  • Laringitis TuberkulosisDef : Proses inflamasi pada mukosa pita suara dan laring yang terjadi dalam jangka waktu lama yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosa.

  • EpidemiologiSaat ini tuberkulosis dalam semua bentuk dua kali lebih sering pada laki-laki dibanding dengan perempuan. Tuberkulosis laring juga lebih sering terjadi pada laki-laki usia lanjut, terutama pasien-pasien dengan keadaan ekonomi dan kesehatan yang buruk, banyak diantaranya adalah peminum alkohol.

  • Etiologi

    Hampir selalu disebabkan oleh tuberkulosis paru. Setelah diobati biasanya tuberkulosis paru sembuh namun laringitis tuberkulosisnya menetap, karena struktur mukosa laring sangat lekat pada kartilago serta vaskularisasi tidak sebaik paru. Infeksi laring oleh Mycobacterium tuberculosa hampir selalu sebagai komplikasi tuberkulosis paru aktif, dan ini merupakan penyakit granulomatosis laring yang paling sering.

  • Mekanisme Laringitis TBLaringitis Tuberkulosis Primer Terjadi jika ditemukan infeksi Mycobacterium tuberculosa pada laring, tanpa disertai adanya keterlibatan paru. Rute penyebaran adalah invasi langsung dari basil tuberkel melalui inhalasi.

  • 2. Laringitis Tuberkulosis Sekunder Terjadi jika ditemukan infeksi laring akibat Mycobacterium tuberculosa yang disertai adanya keterlibatan paru. Laringitis tuberkulosis sekunder merupakan komplikasi dari lesi tuberkulosis paru aktif.

  • Gambaran KlinisTdd 4 stadium :Stadium infiltrasiStadium ulserasiStadium perikondritisStadium pembentukan tumor

  • Stadium InfiltrasiMukosa laring berwarna pucat. Di daerah submukosa terbentuk tuberkel, sehingga mukosa tidak rata, tampak bintik berwarna kebiruan. Tuberkel makin membesar dan beberapa tuberkel yang berdekatan bersatu, sehingga mukosa diatasnya meregang. Pada suatu saat, karena sangat meregang, maka akan pecah dan terbentuk ulkus.

  • Stadium UlserasiUlkus yang timbul pada akhir stadium infiltrasi membesar. Ulkus ini dangkal, dasarnya ditutupi perkijuan dan dirasakan sangat nyeri oleh pasien. Stadium PerikondritisUlkus makin dalam sehingga mengenai kartilago laring terutama kartilago aritenoid dan epiglottis. Pada stadium ini pasien sangat buruk dan dapat meninggal dunia. Bila pasien dapat bertahan maka proses penyakit berlanjut dan msuk dalam stadium terakhir yaitu fibrotuberkulosis.

  • Stadium FibrotuberkulosisPada stadium ini terbentuk fibrotuberkulosis pada dinding posterior, pita suara dan subglotik.

  • Gejala KlinisTergantung pada stadiumnya, disamping itu terdapat gejala sebagai berikut:- Rasa kering, panas, dan tertekan di daerah laring.- Suara parau yang berlangsung berminggu-miggu, sedangkan pada stadium lanjut dapat timbul afoni.- Hemoptisis.- Nyeri waktu menelan yang lebih hebat bila dibandingkan dengan nyeri karena radang lainnya, merupakan tanda yang khas.- Keadaan umum buruk.

  • PemeriksaanLaringoskopi direk atau indirek Pemeriksaan dengan laringoskop direk atau indirek dapat membantu menegakkan diagnosis. Dari pemeriksaan ini plika vokalis berwarna merah dan tampak edema terutama di bagian atas dan bawah glotis.

  • Foto toraks Untuk melihat apabila terdapat pembengkakan dan adanya gambaran tuberkulosis paru. CT scanning dan MRI juga dapat digunakan dan memberikan hasil yang lebih baik. Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif : Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah. Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular.

  • Pemeriksaan Patologi Anatomi Makroskopik:Tampak permukaan selaput lendir kering dan berbenjol-benjol Mikroskopik:Epitel permukaan menebal dan opaque, pembentukan granuloma, sel besar Langhans, serbukan sel radang menahun pada lapisan submukosa.

  • Diagnosis BandingLaringitis LuetikaKarsinoma Laring

  • PenatalaksanaanTerapi Non MedikamentosaTerapi Medikamentosa (OAT)Operatif (Trakeostomi)

  • PrognosisTergantung pada keadaan sosial ekonomi pasien, kebiasaan hidup sehat serta ketekunan berobat. Bila diagnosa dapat ditegakkan pada stadium dini maka prognosisnya baik

  • KomplikasiPada laringitis akibat peradangan yang terjadi dari daerah lain maka dapat terjadi inflamasi yang progresif dan dapat menyebabkan kesulitan bernafas. Kesulitan bernafas ini dapat disertai stridor baik pada periode inspirasi, ekspirasi atau keduanya. Pada laringitis tuberkulosis dapat terjadi sekuele, di antaranya stenosis glotis posterior, stenosis subglotis, paralisis plika vokalis, dan persisten disfonia.

  • KesimpulanTuberkulosa laring hampir selalu disebabkan tuberkulosis paru. Setelah diobati biasanya tuberkulosis paru sembuh namun laringitis tuberkulosisnya menetap,Diagnosa laringitis tuberculosis ditegakkan berdasarkan pada anamnesis, gejala dan pemeriksaan fisik, laringoskopi direct dan indirect, laboratorium, foto toraks, dan pemeriksaan patologi anatomi. Terapinya dibagi menjadi medikamentosa dan pembedahan. Terapi non medikamentosa yaitu mengistirahatkan pita suara dengan cara pasien tidak banyak berbicara, menghindari iritan yang memicu nyeri tenggorokan atau batuk misalnya goreng-gorengan, makanan pedas, konsumsi cairan yang banyak, berhenti merokok dan konsumsi alkohol. Sedangkan terapi medikamentosa adalah OAT (Obat Anti Tuberkulosis). Terapi pembedahannya pengangkatan sekuester dan trakeostomi bila terjadi obstruksi laring.