tugas perencanaan agregat

20
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 1/20 Tugas Mata kuliah Rantai Nilai Dalam Sektor  Agribisnis Aggregate Planning Dosen : Dr. Ridwan Iskandar Disusun oleh: H a l i l Devi Arieni Arsyad Saleh Indri Rafiani Rahmawati PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TERAPAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2015 

Upload: indo-halil

Post on 04-Mar-2016

204 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Tugas Kuliah Perencanaan Agregate

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 1/20

Tugas Mata kuliah Rantai Nilai Dalam Sektor

 Agribisnis

Aggregate Planning 

Dosen :Dr. Ridwan Iskandar

Disusun oleh:

H a l i l

Devi Arieni

Arsyad Saleh

Indri Rafiani Rahmawati

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TERAPAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2015 

Page 2: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 2/20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan agregat berkaitan dengan penentuan jumlah dan kapan

 produksi akan dilangsungkan dalam waktu dekat, seringkali 3-18 bulan ke depan.

Phruksaphanrat (2011:pp.219-231) dalam jurnalnya menyebutkan bahwa

 perencanaan agregat merupakan perencanaan jangka menengah, dimana rentang

waktunya adalah 6 bulan hingga 18 bulan. Manajer operasi berupaya untuk

menetukan cara terbaik untuk memenuhi ramalan permintaan dengan

menyesuaikan tingkat produksi, tingkat kebutuhan tenaga kerja, tingkat

 persediaan, waktu lembur, tingkat nilai sub kontrak, dan semua variabel lain yang

dapat dikendalikan. Tujuan proses produksi pada dasarnya adalah meminimisasi

 biaya sepanjang periode perencanaan. Dengan minimisasi biaya ini diharapkan

 perusahaan akan mampu memproduksi dengan biaya yang efisien, tanpa

mengurangi kualitas dari hasil produksi. Minimisasi biaya dilakukan dengan

melakukan efektifitas penggunaan tenaga kerja, biaya inventory dan

meminimumkan biaya logistik, dll. Meskipun begitu, isu-isu strategis lainnya

mungkin bisa lebih penting daripada biaya yang rendah. Strategi-strategi ini

mungkin mencakup usaha memuluskan tingkat kebutuhan tenaga kerja,

menurunkan tingkat persediaaan, atau mencapai tingkat pemenuhan kebutuhan

konsumen yang tertinggi tanpa memandang berapa biaya yang dikeluarkan.

Tujuan pembahasan dari materi ini adalah memahami perencanaan

aggregat berdasarkan peramalan permintaan, input dan output perencanaan

aggregat serta strategi-strategi perencanaan aggregat.

Perencanaan agregat berdasarkan ramalan permintaan pada dasarnya

merupakan suatu metode perencanaan yang didasarkan pada kuantitas pemintaan

terhadap hasil produksi perusahaan. Pendapat ini juga di dukung oleh hasil

 penelitian yang dilakukan oleh Sultama (2014: pp.19-35) dimana ramalan

 permintaan perlu dilakukan untuk memperkirakan jumlah permintaan. Lebih

Page 3: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 3/20

anjut, dijelaskan bahwa perusahaan perlu melakukan srvey terhadap kuantitas

 permintaan. Permintaan tentunya fluktatif dalam setiap masa. Untuk itulah

 perusahaan perlu memadukan kuatitas tenaga kerja sehingga tidak ada waktu yang

terbuang bagi pekerja dan pada tahap akhir adalah meminimumkan biaya

 produksi. Kumar (2008:118) lebih lanjut menjelaskan bahwa fluktuasi permintaan

harus dipenuhi dengan berbagai jadwal kerja dan persediaan. Perencanaan agregat

mencari kombinasi terbaik untuk meminimalkan biaya. Pendapat ini memerlukan

 perhatian khusus mengingat banyak perusahaan di negara Indonesia masih over

dalam penggunaan karyawan. Banyak contoh kasus (BUMN) dalam penerimaan

tenaga kerja masih melebihi kebutuhan perusahaan sehingga dalam jangka

 panjang perusahaan mengalami kerugian.

Input dan output perencanaan agregat adalah bagaimana memadukan

antara input  (bahan baku, tenaga kerja, biaya dll) dengan output  (hasil produksi)

sehingga mampu secara efektif dan efisien dalam memenuhi tuntutan permintaan.

Sementara, strategi perencanaan agregat merupakan seperangkat teknik atau cara

terbaik dalam merencanakan perancanaan agregat.

Perencanaan menunjukkan bagaimana rencana agregat yang cocok dengan

keseluruhan proses perencanaan, dan menjelaskan beberapa teknik yang

digunakan para manajer dalam mengembangkan suatu rencana. Dalam hal ini,

 penekanan efektifitas dan efisiensi dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan

manufaktur maupun perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.

Perencaan agregat sangat berhubungan dengan perencanaan penyediaan

 bahan baku. Besar kecilnya persediaan kapasitas yang diproduksi tergantung pada

 banyak sedikitnya bahan baku yang tersedia di suatu Perusahaan dengan

memperhatikan jumlah permintaan.

Proses perencanaan agregat yang digunakan oleh perusahaan harus tetap

mengedepankan kualitas barang yang diproduksi oleh perusahaan. Perencanaan

agregat ini berhubungan dengan srategi lokasi dalam hal penyimpanan barang

yang berlebih, agar dapat menghemat biaya penyimpanan dan resiko

 penyimpanan. Hubungannya dengan manajemen persediaan adalah ketika

Page 4: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 4/20

kapasitas produksi pada satu waktu diperlukan barang persediaan yang relatif

 banyak maka kapasitas produksi sebaiknya diperbanyak, begitu pula sebaliknya.

Berdasarkan paparan diatas, perencanaan agregat dirasa penting untuk

dibahas dan dikaji secara mendetail. Sehingga perusahaan dapat mampu melayani

 permintaan dengan memanfaatkan resource yang dimiliki oleh perusahaan secara

efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diangkat oleh penulis disini adalah sebagai

 berikut.

1.  Bagaimanakah perencanaan agregat yang didasarkan pada ramalan

 permintaan?

2. 

Bagaimanakah input dan output perencanaan agregat?

3.  Bagaimanakah strategi penerapan perencanaan agregat?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1.  Untuk mengetahui penerapan perencanaan agregat yang didasarkan pada

ramalan permintaan.

2.  Untuk mengetahui input dan output perencanaan agregat?

3.  Untuk mengetahui strategi penerapan perencanaan agregat?

Page 5: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 5/20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perencanaan Agregat

Seperti telah dibahas pada bab sebelumnya, istilah “agregat”,  maka

rencana agregat berarti menggabungkan sumber daya yang sesuai ke dalam

istilah-istilah yang lebih umum dan menyeluruh. dengan adanya ramalan

 permintaan, serta kapasitas fasilitas, persediaan jumlah tenaga kerja dan input

 produksi yang saling berkaitan, maka perencanaan harus memilih tingkat output

unutk fasilitas selama tiga hari sampai delapan belas bulan ke depan. Perencanaan

ini diantaranya bisa diterapkan untuk perusahaan manufaktur, rumah sakit

akademi serta penerbit buku. perencanaan agregat merupakan bagian dari sistem

 perencanaan produksi yang lebih besar, sehingga pemahaman mengenai

keterkaitan antara rencana dan beberapa faktor internal dan eksternal merupakan

sesuatu yang berguna (Dwiningsih, 2008:75). 

 Aggregate Planning   (AP) adalah suatu aktivitas operasional untuk

menentukan jumlah dan waktu produksi pada waktu dimasa yang akan datang. AP

 juga didefinisikan sebagai usaha untuk menyamakan antara  supply  dan demand  

dari suatu produk atau jasa dengan jalan menentukan jumlah dan waktu input ,

transformasi, dan output  yang tepat. Dimana keputusan AP dibuat untuk produksi,

staffing, inventory, dan backorder level.

Perencanaan Agregat (agregat planning ) juga dikenal sebagai

Penjadwalan Agregat adalah Suatu pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para

manajer operasi untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka

menengah (Dwiningsih, 2008:76). Perencanaan agregat dapat digunakan dalam

menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan

menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan

lembur, tingkat subkontrak, dan variabel lain yang dapat dikendalikan. Keputusan

Penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dan kuartalan yang

mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas dengan permintaan yang

Page 6: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 6/20

fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan Agregat termasuk dalam rencana jangka

menengah.

Menurut Kumar (2008:118) menjelaskan bahwa perencanaan agregat

merupakan keputusan perencanaan jangka menengah. Hal Ini berkaitan dengan

 proses perencanaan kuantitas dan waktu output dalam jangka waktu menengah (3

 bulan sampai satu tahun). Dalam rentang ini, fasilitas fisik diasumsikan tetap

untuk periode perencanaan. Selama periode perencanaan, fasilitas fisik yang

dimiliki perusahaan dianggap tetap, asumsi ini memberikan pemahaman bahwa

kemampuan fasilitas fisik dianggap tidak berubah sehingga tidak mengurangi

kekmampuan fasilitas fisik dalam memenuhi tuntutan produksi. Permintaan

 barang dalam berbagai masa mengalami perubahan, sehingga fluktuasi permintaan

harus dipenuhi oleh berbagai jadwal kerja dan persediaan. Perencanaan agregat

mencari kombinasi terbaik untuk meminimalkan biaya.

Pada dasarnya perencanaan produksi agregat merupakan suatu proses

 penetapan tingkat output/kapasitas produksi secara keseluruhan guna memenuhi

tingkat permintaan yang diperoleh dari peramalan dan pesanan dengan tujuan

meminimalkan total biaya produksi.

Beberapa fungsi perencanaan agregat yaitu (Edy,2007:83):

1. 

Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap

rencana strategi perusahaan;

2.  Alat ukur performansi proses perencanaan produksi;

3. 

Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi;

4.  Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat

 penyesuaian;

5. 

Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target dan membuat

 penyesuaian;

6.  Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi;

7.  Alat komunikasi antara managemen teras (top management) dan manufaktur.

Page 7: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 7/20

2.2 Perencaaan Agregat Berdasarkan Ramalan Permintaan

Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa

datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan

lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang. Salah satu

 jenis peramalan adalah peramalan permintaan. Peramalan permintaan ( forecasting

 Demand ) merupakan tingkat permintaan produk  –  produk yang diharapkan akan

terealisasi untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang. Berdasarkan

 jangka waktunya, peramalan permintaan dapat dikelompokkan menjadi :

a.  Jangka pendek (Short Term)

Menentukan kuantitas dan waktu dari item dijadikan produksi. Biasanya

 bersifat harian ataupun mingguan dan ditentukan oleh Low Management .

 b.  Jangka Menengah ( Medium Term)

Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi. Biasanya bersifat

 bulanan ataupun kuartal dan ditentukan oleh Middle Management .

c.  Jangka Panjang ( Long Term)

Merencanakan kuantitas dan waktu dari fasilitas produksi. Biasanya bersifat

tahunan, 5 tahun, 10 tahun, ataupun 20 tahun dan ditentukan oleh Top

Management.

Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang penting, antara

lain akurasi, biaya, dan kemudahan. Penjelasan dari kriteria-kriteria tersebut

adalah sebagai berikut :

1. 

Akurasi.

Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan hasil kebiasaan dan

kekonsistensian peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan baik, bila

 peramalan tersebut tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan

kenyataan. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan

 peramalan relatif kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan mengakibatkan

kekuranga persediaan, sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi

segera akibatnya perusahaan dimungkinkan kehilangan pelanggan dan kehilangan

keuntungan penjualan. Peramalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan

terjadinya penumpukan persediaan, sehingga banyak modal yang terserap sia  –  

Page 8: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 8/20

sia. Keakuratan dari hasil peramalan ini berperan penting dalam menyeimbangkan

 jumlah produksi, peintaan dan persediaan.

2.  Biaya.

Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah

tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan

metode peramalan yang dipakai. Ketiga faktor pemicu biaya tersebut akan

mempengaruhi berapa banayak data yang dibutuhkan, bagaimana pengolahan

datanya (manual atau digital), bagaimana penyimpanan datanya dan siapa tenaga

ahli yang diperbantukan. Pemilihan metode peramalan harus disesuaikan dengan

dana yang tersedia dan tingkat akurasi yang ingin didapat, misalnya item-item

yang penting akan diramalkan dengan metode yang sederhana dan murah

3.  Kemudahan

Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah

diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Adalah percuma

memakai metode yang canggih, tetapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem

 perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya manusia, maupun peralatan

teknologi.

Dalam membuat peramalan atau menerapkan suatu peramalan maka ada

 beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu :

1.  Ramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya bisa

mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi, tetapi tidak dapat

menghilangkan ketidakpastian tersebut.

2.  Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang beberapa ukuran

kesalahan, artinya karena peramalan pasti mengandung kesalahan, maka

adalah penting bagi peramal untuk menginformasikan seberapa besar

kesalahan yang mungkin terjadi.

3.  Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan peramalan jangka

 panjang. Hal ini disebabkan karena pada peramalan jangka pendek, faktor-

faktor yang mempengaruhi permintaan relatif masih konstan sedangkan

masih panjang periode peramalan, maka semakin besar pula kemungkinan

terjadinya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan.

Page 9: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 9/20

 Nasution dan Prasetyawan (2008) menyatakan biaya-biaya yang terlibat

dalam perencanaan agregat adalah:

1.   Hiring and Firing Costs.

Biaya hiring meliputi biaya perekrutan, penyaringan dan pelatihan tenaga

kerja baru agar menjadi tenaga kerja yang produktif sepenuhnya. Semakin

tinggi keahlian yang diperlukan semakin tinggi pula biaya yang harus

dikeluarkan. Sedangkan biaya penghentian ( Firing ) meliputi biaya PHK,

tunjangan pekerjaan dan sebagainya.

2.  Overtime and Undertime Costs.

Biaya jam kerja lembur biasanya lebih besar dari biaya jam kerja reguler.

Sedangkan biaya jam kerja reguler dilihat dari penggunaan tenaga kerja yang

 berkurang dari produktivitas penuh.

3. 

 Inventory - Carrying cost.

Merupakan biaya penyimpanan persediaan barang jadi yang meliputi biaya

modal yang tertanaman dalam persediaan, biaya kerusakan barang dalam

 persediaan, biaya asuransi persediaan, dan lain-lain. Biaya persediaan sering

dinyatakan dalam persentase dari nilai barang yang disimpan dan tergantung

 pada banyaknya unit barang yang disimpan.

4. 

Sub Contracting costs.

Biaya sub-kontrak adalah biaya yang harus di bayarkan kepada sub-

kontraktor yang menghasilkan sejumlah satuan produk yang diinginkan,

 biasanya biaya sub kontrak lebih besar dari biaya produksi itu sendiri.

5.   Part- Time labor Costs.

Biaya pekerja paruh waktu biasanya lebih murah dari pekerja tetap, karena

 pekerja paruh waktu tidak mendapatkan tunjangan.

6.  Costs of Stockout or Backorder.

Biaya kekurangan persediaan atau pengiriman yang terlambat dapat

menyebabkan berkurangnya pelayanan konsumen. Biaya ini sulit diukur

tetapi dapat di tentukan dengan hilangnya kepercayaan konsumen.

Page 10: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 10/20

Berikut dalah contoh peramalan permintaan dan penerapannya dalam

 perencanaan agregat. Misal suatu perusahaan X melakukan survey dan analisis

terhadap permintaan sebagai berikut :

Bulan Permintaan Kumulatif

1 220 220

2 230 450

3 178 628

4 305 933

5 298 1231

6 280 1511

7 379 1890

8 235 2125

9 325 2450

10 300 2750

11 250 3000

12 245 3245

Rata-rata permintaan tiap bulannya adalah 270,41 unit. Dari data ini

seorang manager harusnya bisa memperkirakan berapa jumlah pekerja yang

dibutuhkan untuk memenuhi permintaan tersebut.

220 230

178

305 298280

379

235

325300

250 245

0

50

100

150

200

250

300

350

400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Permintaan Tiap Bulan

Permintaan

Page 11: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 11/20

 

Grafik dengan garis putus-putus adalah akumulasi permintaan aktual,

sementara garus lurus merupakan rata-rata akumulasi permintaan. Pada bulan

Januari permintaan melebihi akumulasi produksi perusahaan sehingga perusahaan

 perlu mengeluarkan barang yang ada di inventory  (hasil pada periode

sebelumnya). Pada bulan Pebruari hingga bulan Juni permintaan lebih rendah dari

 produksi perusahaan sehingga sisa permintaan akan dimasukkan inventory. Setiap

 pilihan selalu menawarkan resiko, terlalu banyak menyimpan di inventory

mengakibatkan biaya inventory menjadi membengkak sehingga akan mengurangi

 pendapatan perusahaan. Begitu pula jika perusahaan tidak mampu memenuhi

 permintaan, maka akan mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan konsumen

yang juga akan berdampak buruk bagi perusahaan. Salah satu cara mengatasi

 berlebihnya atau berkurangnya jumlah produksi perusahaan adalah dengan

menambah atau mengurangi karyawan, namun hal ini juga memerlukan biaya

yang tidak sedikit. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan menambah

kapasitas inventory, melakukan  subcontract   atau melakukan strategi gabungan.

Strategi gabungan ini merupakan strategi berdasarkan beberapa gabungan strategi

yang bisa dilakukan perusahaan untuk memenuhi tuntutan konsumen dalam hal

 jumlah unit produksi.

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

Akumulasi Permintaan

Kumulatif Linear (Kumulatif)

Page 12: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 12/20

2.3 Input Output Perencanaan Agregat

Masukan/input dalam perencanaan agregat adalah: 

1.  Ramalan permintaan produk dalam perencanaan 6-18 bulan 

2. 

Alternatif yang tersedia dan pada tingkat apa alternatif tersebut

mempengaruhi kapasitas dan biaya 

3.  Status sistem yang ada mengenai jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan

yang ada, dan laju produksi. 

Input perencanaan agregat merupakan data-data yang diperlukan dalam

menyusun perencanaan agregat. Kualitas input menjadi penentu terhadap kualitas

 perencanaan agregat. Dalam hal ini input yang dihasilkan dari data dengan akurasi

tinggi akan memberikan hasil rencana agregat yang lebih baik. Sebaliknya jika

kualitas data pada tahap ini rendah maka hasil rencana agregat juga akan menjadi

 buruk.

Keluaran/output dalam perencanaan agregat adalah: 

1.  Sebuah rencana produksi

2. 

Perkiraan biaya jika rencana produksi akan direalisasikan

2.4 Strategi-strategi Perencanaan Agregat 

Perencanaan produksi agregat terdiri dari empat fase, yaitu persiapan

 peramalan permintaan agregat, mengkhususkan kebijaksanaan organisasi untuk

melancarkan penggunaan kapasitas, menentukan alternatif produksi yang layak,

serta menentukan strategi produksi yang optimal (Nasution dan Prasetyawan,

2008).

Perencanaan produksi agregat memiliki tiga strategi, yakni Level Strategy,

Chase Strategy, dan Hybrid Strategy. (Reid dan Sanders, 2007).

 Level strategy  dilakukan dengan berusaha untuk menghasilkan rencana

agregat dengan mempertahankan tingkat produksi yang stabil atau tetap. Dalam

rangka untuk memenuhi perubahan permintaan pelanggan, perusahaan harus

mengatur persediaan untuk mengantisipasi peningkatan atau penurunan tingkat

 permintaan. Jika terjadi penurunan permintaan, memungkinkan perusahaan untuk

menetapkan tingkat persediaan yang lebih tinggi. Jika terjadi permintaan

Page 13: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 13/20

meningkat, perusahaan dapat melanjutkan tingkat produksi agar tetap stabil

dengan mengeluarkan barang dari inventory. Alternatif kedua adalah dengan

menggunakan backorder .  Backorder  merupakan janji untuk memberikan produk

di kemudian hari ketika lebih mudah tersedia, biasanya terjadi ketika kapasitas

mulai tidak memenuhi. Pada dasarnya, backorder   adalah perangkat untuk

memindahkan permintaan dari satu periode ke periode yang lain.

Chase strategy  dilakukan dengan menyesuaikan permintaan dengan

kapasitas perusahaan di setiap periode. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan

PHK atau menerima pekerja baru. Namun pemutusan kerja dan penerimaan

tenaga kerja membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Namun beberapa

 perusahaan di beberapa negara sudah melakukan hal ini dengan cara mengejar

 permintaan. Semantara hybrid strategy merupakan strategi dengan cara mengubah

atau menyesuaikan berbagai variable yang mempengaruhi produksi perusahaan.

Page 14: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 14/20

Page 15: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 15/20

Salah satu cara agar PT X dapat menjalankan aktivitas produksinya

seefisien dan semaksimal mungkin demi terpenuhinya permintaan pasar adalah

dengan menggunakan perencanaan produksi yang tepat. Sebelum dilakukan

 perencanaan produksi, terlebih dahulu dilakukan peramalan untuk memperkirakan

 permintaan konsumen yang berfluktuatif.

3.3 Metode Penelitian dan Pengolahan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

dengan teknik survey ( field research) dan studi literatur (library research).

Setelah dilakukan pengamatan pada perusahaan dan pengambilan data-data yang

diperlukan, maka data tersebut akan diolah melalui tahapan-tahapan berikut:

1.  Melakukan perhitungan biaya produksi awal PT X.

2. 

Mengevaluasi biaya produksi dengan Chase Strategy, Level Strategy dan

 Hybrid Strategy.

3.  Memilih strategi terbaik yang memberikanbiaya produksi paling minimum.

4. 

Melakukan perencanaan produksi agregat untuk periode satu tahun ke depan

dengan strategi terpilih.

  Meramalkan permintaan dengan menggunakan metode  Exponential

Smoothing , Moving Average, dan Weighted Moving Average.

  Menggunakan kapasitas sesuai kebijkasanaan organisasi.

  Menentukan alternatif produksi yang layak.

  Menentukan strategi produksi yang optimal.

5.  Melakukan perhitungan disagregasi dengan metode Hax dan Meal.

6. 

Menentukan Jadwal Induk Produksi.

7.  Melakukan analisis hasil.

Page 16: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 16/20

3.4 Hasil dan Pembahasan

3.4.1 Perhitungan Biaya Produksi Awal

Perhitungan biaya produksi awal PT X berdasarkan perencanaan produksi

 periode Januari-Desember 2012 sesuai dengan kondisi asli di perusahaan, dimana

 permintaan P01 dan P02 telah dijumlahkan karena P01 dan P02 termasuk dalam

satu kelompok blending atau product family yang sama yaitu BTA.

Total biaya produksi awal = biaya tenaga kerja langsung + biaya bahan

 baku langsung + biaya overhead produksi + biaya inventory = Rp 1.125.120.000 +

Rp 30.777.643.240 + Rp 2.105.355.223 + Rp 536.038.842 = Rp 34.544.157.305. 

3.4 Evaluasi Biaya Produksi Dengan Tiga Strategi Agregat

Evaluasi biaya produksi dilakukan dengan tiga strategi agregat, yaitu

Chase Strategy dengan hiring dan  firing ,  Level Strategy dengan inventory dan

backorder , serta  Hybrid Strategy dengan overtime dan undertime. Perhitungan

ketiga strategi tersebut ditunjukkan secara berurutan pada Tabel 1, 2 dan 3.

Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui total biaya produksi untuk masing-

masing strategi:

1.  Chase Strategy

Total biaya chase strategy = biaya tenaga kerja langsung + biaya bahan baku

langsung + biaya overhead produksi + biaya inventory + biaya hiring + biaya

 firing = Rp 1.125.120.000 + Rp 30.777.643.240 + Rp 2.105.355.223 + Rp

9.040.012 + Rp 28.800.000 + Rp 209.575.000 = Rp 34.363.613.539 

2.   Level Strategy

Total biaya produksi  Level Strategy =  biaya tenaga kerja langsung + biaya

 bahan baku langsung + biaya overhead  produksi + biaya inventory +  biaya

backorder = Rp 1.125.120.000 + Rp 30.777.643.240 + Rp 2.105.355.223 +

Rp 95.950.650 + Rp 394.680.000 = Rp 34.498.749.113 

3.   Hybrid Strategy

Total biaya produksi  Hybrid Strategy = biaya tenaga kerja langsung + biaya

 bahan baku langsung + biaya overhead  produksi + biaya inventory +  biaya

overtime + biaya undertime = Rp 1.125.120.000 + Rp 30.777.643.240 +

Page 17: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 17/20

Rp 2.105.355.223 + Rp 4.711.930 + Rp 242.519.040 + Rp 54.428.160 =

Rp 34.309.777.593.

Tabel penghitungan aggregate planning

Page 18: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 18/20

 

Tabel  perbandingan aggregate planning

 

Dari tabel 4 di atas, terlihat bahwa penerapan aggregate planning  mampu

menghemat biaya produksi, sehingga penerapan aggregate planning  bisa menjadi

 pilihan bijak bagi perusahaan. Dari 3 strategi yang diujicobakan ternyata strategi

hybrid memberikan penghematan paling besar.

Page 19: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 19/20

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Perencanaan agregat merupakan suatu elemen yang penting dalam proses

 produksi, yang juga berkaitan strategi operasi yang digunakan oleh banyak

 perusahaan. Perusahaan harus berhati-hati dalam menerapkan perencanaan

agregat ini, karena jika tidak maka perusahaan merugi, hal ini desebabkan

kapasitas barang yang di produksi ternyata berlebih, hal itu biasanya

menyebabkan banyak biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarkan perusahaan

yang seharusnya dapat dinetralisir tau dihindari sebelumnya.

Page 20: Tugas Perencanaan Agregat

7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 20/20

DAFTAR PUSTAKA

Dwiningsih, 2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Gunawidya. Jakarta

Edy, Herjanto. 2007. Manajemen Operasi edisi ketiga. Jakarta: PT Grasindo.

Kumar, S. Anil. 2008. Production And Operation Management. (with skill

development, caselet and case).   New Age International (P) Ltd.,

Publishers.

 Nasution, A. H. & Y. Prasetyawan. 2008.  Perencanaan & Pengendalian

 Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Octavianti, Itsna Aulia. 2013.  Aggregate Production Planning For Tobacco

 Products P01 And P02 In  PT X .  Jurnal  Rekayasa & Manajemen Sistem

Industri (JRMSI). Vol 1, No 2. Pp. 264-174. ISSN: 2355-2166 

Phruksaphanrat, Busaba. 2011.  Aggregate Production Planning With Fuzzy Demand And Variable System Capacity Based On Theory Of Constraints

 Measures. International Journal of Industrial Engineering, 18(5), 219-231 ,

2011.

Reid, R. D. & N. R. Sanders. 2007. Operations Management 3rd Edition.  New

York: John Wiley & Sons.

Sultana, Nazma. 2014.  Aggregate Planning Using Transportation Method: ACase Study In Cable Industry. International Journal of Managing Value

and Supply Chains (IJMVSC) Vol.5, No. 3, September 2014.