tugas perencanaan agregat
DESCRIPTION
Tugas Kuliah Perencanaan AgregateTRANSCRIPT
![Page 1: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/1.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 1/20
Tugas Mata kuliah Rantai Nilai Dalam Sektor
Agribisnis
Aggregate Planning
Dosen :Dr. Ridwan Iskandar
Disusun oleh:
H a l i l
Devi Arieni
Arsyad Saleh
Indri Rafiani Rahmawati
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TERAPAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2015
![Page 2: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/2.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 2/20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan agregat berkaitan dengan penentuan jumlah dan kapan
produksi akan dilangsungkan dalam waktu dekat, seringkali 3-18 bulan ke depan.
Phruksaphanrat (2011:pp.219-231) dalam jurnalnya menyebutkan bahwa
perencanaan agregat merupakan perencanaan jangka menengah, dimana rentang
waktunya adalah 6 bulan hingga 18 bulan. Manajer operasi berupaya untuk
menetukan cara terbaik untuk memenuhi ramalan permintaan dengan
menyesuaikan tingkat produksi, tingkat kebutuhan tenaga kerja, tingkat
persediaan, waktu lembur, tingkat nilai sub kontrak, dan semua variabel lain yang
dapat dikendalikan. Tujuan proses produksi pada dasarnya adalah meminimisasi
biaya sepanjang periode perencanaan. Dengan minimisasi biaya ini diharapkan
perusahaan akan mampu memproduksi dengan biaya yang efisien, tanpa
mengurangi kualitas dari hasil produksi. Minimisasi biaya dilakukan dengan
melakukan efektifitas penggunaan tenaga kerja, biaya inventory dan
meminimumkan biaya logistik, dll. Meskipun begitu, isu-isu strategis lainnya
mungkin bisa lebih penting daripada biaya yang rendah. Strategi-strategi ini
mungkin mencakup usaha memuluskan tingkat kebutuhan tenaga kerja,
menurunkan tingkat persediaaan, atau mencapai tingkat pemenuhan kebutuhan
konsumen yang tertinggi tanpa memandang berapa biaya yang dikeluarkan.
Tujuan pembahasan dari materi ini adalah memahami perencanaan
aggregat berdasarkan peramalan permintaan, input dan output perencanaan
aggregat serta strategi-strategi perencanaan aggregat.
Perencanaan agregat berdasarkan ramalan permintaan pada dasarnya
merupakan suatu metode perencanaan yang didasarkan pada kuantitas pemintaan
terhadap hasil produksi perusahaan. Pendapat ini juga di dukung oleh hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sultama (2014: pp.19-35) dimana ramalan
permintaan perlu dilakukan untuk memperkirakan jumlah permintaan. Lebih
![Page 3: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/3.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 3/20
anjut, dijelaskan bahwa perusahaan perlu melakukan srvey terhadap kuantitas
permintaan. Permintaan tentunya fluktatif dalam setiap masa. Untuk itulah
perusahaan perlu memadukan kuatitas tenaga kerja sehingga tidak ada waktu yang
terbuang bagi pekerja dan pada tahap akhir adalah meminimumkan biaya
produksi. Kumar (2008:118) lebih lanjut menjelaskan bahwa fluktuasi permintaan
harus dipenuhi dengan berbagai jadwal kerja dan persediaan. Perencanaan agregat
mencari kombinasi terbaik untuk meminimalkan biaya. Pendapat ini memerlukan
perhatian khusus mengingat banyak perusahaan di negara Indonesia masih over
dalam penggunaan karyawan. Banyak contoh kasus (BUMN) dalam penerimaan
tenaga kerja masih melebihi kebutuhan perusahaan sehingga dalam jangka
panjang perusahaan mengalami kerugian.
Input dan output perencanaan agregat adalah bagaimana memadukan
antara input (bahan baku, tenaga kerja, biaya dll) dengan output (hasil produksi)
sehingga mampu secara efektif dan efisien dalam memenuhi tuntutan permintaan.
Sementara, strategi perencanaan agregat merupakan seperangkat teknik atau cara
terbaik dalam merencanakan perancanaan agregat.
Perencanaan menunjukkan bagaimana rencana agregat yang cocok dengan
keseluruhan proses perencanaan, dan menjelaskan beberapa teknik yang
digunakan para manajer dalam mengembangkan suatu rencana. Dalam hal ini,
penekanan efektifitas dan efisiensi dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan
manufaktur maupun perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa.
Perencaan agregat sangat berhubungan dengan perencanaan penyediaan
bahan baku. Besar kecilnya persediaan kapasitas yang diproduksi tergantung pada
banyak sedikitnya bahan baku yang tersedia di suatu Perusahaan dengan
memperhatikan jumlah permintaan.
Proses perencanaan agregat yang digunakan oleh perusahaan harus tetap
mengedepankan kualitas barang yang diproduksi oleh perusahaan. Perencanaan
agregat ini berhubungan dengan srategi lokasi dalam hal penyimpanan barang
yang berlebih, agar dapat menghemat biaya penyimpanan dan resiko
penyimpanan. Hubungannya dengan manajemen persediaan adalah ketika
![Page 4: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/4.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 4/20
kapasitas produksi pada satu waktu diperlukan barang persediaan yang relatif
banyak maka kapasitas produksi sebaiknya diperbanyak, begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan paparan diatas, perencanaan agregat dirasa penting untuk
dibahas dan dikaji secara mendetail. Sehingga perusahaan dapat mampu melayani
permintaan dengan memanfaatkan resource yang dimiliki oleh perusahaan secara
efektif dan efisien.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat oleh penulis disini adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimanakah perencanaan agregat yang didasarkan pada ramalan
permintaan?
2.
Bagaimanakah input dan output perencanaan agregat?
3. Bagaimanakah strategi penerapan perencanaan agregat?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui penerapan perencanaan agregat yang didasarkan pada
ramalan permintaan.
2. Untuk mengetahui input dan output perencanaan agregat?
3. Untuk mengetahui strategi penerapan perencanaan agregat?
![Page 5: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/5.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 5/20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perencanaan Agregat
Seperti telah dibahas pada bab sebelumnya, istilah “agregat”, maka
rencana agregat berarti menggabungkan sumber daya yang sesuai ke dalam
istilah-istilah yang lebih umum dan menyeluruh. dengan adanya ramalan
permintaan, serta kapasitas fasilitas, persediaan jumlah tenaga kerja dan input
produksi yang saling berkaitan, maka perencanaan harus memilih tingkat output
unutk fasilitas selama tiga hari sampai delapan belas bulan ke depan. Perencanaan
ini diantaranya bisa diterapkan untuk perusahaan manufaktur, rumah sakit
akademi serta penerbit buku. perencanaan agregat merupakan bagian dari sistem
perencanaan produksi yang lebih besar, sehingga pemahaman mengenai
keterkaitan antara rencana dan beberapa faktor internal dan eksternal merupakan
sesuatu yang berguna (Dwiningsih, 2008:75).
Aggregate Planning (AP) adalah suatu aktivitas operasional untuk
menentukan jumlah dan waktu produksi pada waktu dimasa yang akan datang. AP
juga didefinisikan sebagai usaha untuk menyamakan antara supply dan demand
dari suatu produk atau jasa dengan jalan menentukan jumlah dan waktu input ,
transformasi, dan output yang tepat. Dimana keputusan AP dibuat untuk produksi,
staffing, inventory, dan backorder level.
Perencanaan Agregat (agregat planning ) juga dikenal sebagai
Penjadwalan Agregat adalah Suatu pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para
manajer operasi untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka
menengah (Dwiningsih, 2008:76). Perencanaan agregat dapat digunakan dalam
menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan
menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan
lembur, tingkat subkontrak, dan variabel lain yang dapat dikendalikan. Keputusan
Penjadwalan menyangkut perumusan rencana bulanan dan kuartalan yang
mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas dengan permintaan yang
![Page 6: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/6.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 6/20
fluktuatif. Oleh karenanya perencanaan Agregat termasuk dalam rencana jangka
menengah.
Menurut Kumar (2008:118) menjelaskan bahwa perencanaan agregat
merupakan keputusan perencanaan jangka menengah. Hal Ini berkaitan dengan
proses perencanaan kuantitas dan waktu output dalam jangka waktu menengah (3
bulan sampai satu tahun). Dalam rentang ini, fasilitas fisik diasumsikan tetap
untuk periode perencanaan. Selama periode perencanaan, fasilitas fisik yang
dimiliki perusahaan dianggap tetap, asumsi ini memberikan pemahaman bahwa
kemampuan fasilitas fisik dianggap tidak berubah sehingga tidak mengurangi
kekmampuan fasilitas fisik dalam memenuhi tuntutan produksi. Permintaan
barang dalam berbagai masa mengalami perubahan, sehingga fluktuasi permintaan
harus dipenuhi oleh berbagai jadwal kerja dan persediaan. Perencanaan agregat
mencari kombinasi terbaik untuk meminimalkan biaya.
Pada dasarnya perencanaan produksi agregat merupakan suatu proses
penetapan tingkat output/kapasitas produksi secara keseluruhan guna memenuhi
tingkat permintaan yang diperoleh dari peramalan dan pesanan dengan tujuan
meminimalkan total biaya produksi.
Beberapa fungsi perencanaan agregat yaitu (Edy,2007:83):
1.
Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap
rencana strategi perusahaan;
2. Alat ukur performansi proses perencanaan produksi;
3.
Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi;
4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat
penyesuaian;
5.
Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target dan membuat
penyesuaian;
6. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi;
7. Alat komunikasi antara managemen teras (top management) dan manufaktur.
![Page 7: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/7.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 7/20
2.2 Perencaaan Agregat Berdasarkan Ramalan Permintaan
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa
datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan
lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang. Salah satu
jenis peramalan adalah peramalan permintaan. Peramalan permintaan ( forecasting
Demand ) merupakan tingkat permintaan produk – produk yang diharapkan akan
terealisasi untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang. Berdasarkan
jangka waktunya, peramalan permintaan dapat dikelompokkan menjadi :
a. Jangka pendek (Short Term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari item dijadikan produksi. Biasanya
bersifat harian ataupun mingguan dan ditentukan oleh Low Management .
b. Jangka Menengah ( Medium Term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi. Biasanya bersifat
bulanan ataupun kuartal dan ditentukan oleh Middle Management .
c. Jangka Panjang ( Long Term)
Merencanakan kuantitas dan waktu dari fasilitas produksi. Biasanya bersifat
tahunan, 5 tahun, 10 tahun, ataupun 20 tahun dan ditentukan oleh Top
Management.
Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang penting, antara
lain akurasi, biaya, dan kemudahan. Penjelasan dari kriteria-kriteria tersebut
adalah sebagai berikut :
1.
Akurasi.
Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan hasil kebiasaan dan
kekonsistensian peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan baik, bila
peramalan tersebut tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan
kenyataan. Hasil peramalan dikatakan konsisten bila besarnya kesalahan
peramalan relatif kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan mengakibatkan
kekuranga persediaan, sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi
segera akibatnya perusahaan dimungkinkan kehilangan pelanggan dan kehilangan
keuntungan penjualan. Peramalan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
terjadinya penumpukan persediaan, sehingga banyak modal yang terserap sia –
![Page 8: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/8.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 8/20
sia. Keakuratan dari hasil peramalan ini berperan penting dalam menyeimbangkan
jumlah produksi, peintaan dan persediaan.
2. Biaya.
Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah
tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan
metode peramalan yang dipakai. Ketiga faktor pemicu biaya tersebut akan
mempengaruhi berapa banayak data yang dibutuhkan, bagaimana pengolahan
datanya (manual atau digital), bagaimana penyimpanan datanya dan siapa tenaga
ahli yang diperbantukan. Pemilihan metode peramalan harus disesuaikan dengan
dana yang tersedia dan tingkat akurasi yang ingin didapat, misalnya item-item
yang penting akan diramalkan dengan metode yang sederhana dan murah
3. Kemudahan
Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah
diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Adalah percuma
memakai metode yang canggih, tetapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem
perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya manusia, maupun peralatan
teknologi.
Dalam membuat peramalan atau menerapkan suatu peramalan maka ada
beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu :
1. Ramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya bisa
mengurangi ketidakpastian yang akan terjadi, tetapi tidak dapat
menghilangkan ketidakpastian tersebut.
2. Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang beberapa ukuran
kesalahan, artinya karena peramalan pasti mengandung kesalahan, maka
adalah penting bagi peramal untuk menginformasikan seberapa besar
kesalahan yang mungkin terjadi.
3. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan peramalan jangka
panjang. Hal ini disebabkan karena pada peramalan jangka pendek, faktor-
faktor yang mempengaruhi permintaan relatif masih konstan sedangkan
masih panjang periode peramalan, maka semakin besar pula kemungkinan
terjadinya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan.
![Page 9: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/9.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 9/20
Nasution dan Prasetyawan (2008) menyatakan biaya-biaya yang terlibat
dalam perencanaan agregat adalah:
1. Hiring and Firing Costs.
Biaya hiring meliputi biaya perekrutan, penyaringan dan pelatihan tenaga
kerja baru agar menjadi tenaga kerja yang produktif sepenuhnya. Semakin
tinggi keahlian yang diperlukan semakin tinggi pula biaya yang harus
dikeluarkan. Sedangkan biaya penghentian ( Firing ) meliputi biaya PHK,
tunjangan pekerjaan dan sebagainya.
2. Overtime and Undertime Costs.
Biaya jam kerja lembur biasanya lebih besar dari biaya jam kerja reguler.
Sedangkan biaya jam kerja reguler dilihat dari penggunaan tenaga kerja yang
berkurang dari produktivitas penuh.
3.
Inventory - Carrying cost.
Merupakan biaya penyimpanan persediaan barang jadi yang meliputi biaya
modal yang tertanaman dalam persediaan, biaya kerusakan barang dalam
persediaan, biaya asuransi persediaan, dan lain-lain. Biaya persediaan sering
dinyatakan dalam persentase dari nilai barang yang disimpan dan tergantung
pada banyaknya unit barang yang disimpan.
4.
Sub Contracting costs.
Biaya sub-kontrak adalah biaya yang harus di bayarkan kepada sub-
kontraktor yang menghasilkan sejumlah satuan produk yang diinginkan,
biasanya biaya sub kontrak lebih besar dari biaya produksi itu sendiri.
5. Part- Time labor Costs.
Biaya pekerja paruh waktu biasanya lebih murah dari pekerja tetap, karena
pekerja paruh waktu tidak mendapatkan tunjangan.
6. Costs of Stockout or Backorder.
Biaya kekurangan persediaan atau pengiriman yang terlambat dapat
menyebabkan berkurangnya pelayanan konsumen. Biaya ini sulit diukur
tetapi dapat di tentukan dengan hilangnya kepercayaan konsumen.
![Page 10: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/10.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 10/20
Berikut dalah contoh peramalan permintaan dan penerapannya dalam
perencanaan agregat. Misal suatu perusahaan X melakukan survey dan analisis
terhadap permintaan sebagai berikut :
Bulan Permintaan Kumulatif
1 220 220
2 230 450
3 178 628
4 305 933
5 298 1231
6 280 1511
7 379 1890
8 235 2125
9 325 2450
10 300 2750
11 250 3000
12 245 3245
Rata-rata permintaan tiap bulannya adalah 270,41 unit. Dari data ini
seorang manager harusnya bisa memperkirakan berapa jumlah pekerja yang
dibutuhkan untuk memenuhi permintaan tersebut.
220 230
178
305 298280
379
235
325300
250 245
0
50
100
150
200
250
300
350
400
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Permintaan Tiap Bulan
Permintaan
![Page 11: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/11.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 11/20
Grafik dengan garis putus-putus adalah akumulasi permintaan aktual,
sementara garus lurus merupakan rata-rata akumulasi permintaan. Pada bulan
Januari permintaan melebihi akumulasi produksi perusahaan sehingga perusahaan
perlu mengeluarkan barang yang ada di inventory (hasil pada periode
sebelumnya). Pada bulan Pebruari hingga bulan Juni permintaan lebih rendah dari
produksi perusahaan sehingga sisa permintaan akan dimasukkan inventory. Setiap
pilihan selalu menawarkan resiko, terlalu banyak menyimpan di inventory
mengakibatkan biaya inventory menjadi membengkak sehingga akan mengurangi
pendapatan perusahaan. Begitu pula jika perusahaan tidak mampu memenuhi
permintaan, maka akan mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan konsumen
yang juga akan berdampak buruk bagi perusahaan. Salah satu cara mengatasi
berlebihnya atau berkurangnya jumlah produksi perusahaan adalah dengan
menambah atau mengurangi karyawan, namun hal ini juga memerlukan biaya
yang tidak sedikit. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan menambah
kapasitas inventory, melakukan subcontract atau melakukan strategi gabungan.
Strategi gabungan ini merupakan strategi berdasarkan beberapa gabungan strategi
yang bisa dilakukan perusahaan untuk memenuhi tuntutan konsumen dalam hal
jumlah unit produksi.
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
Akumulasi Permintaan
Kumulatif Linear (Kumulatif)
![Page 12: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/12.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 12/20
2.3 Input Output Perencanaan Agregat
Masukan/input dalam perencanaan agregat adalah:
1. Ramalan permintaan produk dalam perencanaan 6-18 bulan
2.
Alternatif yang tersedia dan pada tingkat apa alternatif tersebut
mempengaruhi kapasitas dan biaya
3. Status sistem yang ada mengenai jumlah tenaga kerja, tingkat persediaan
yang ada, dan laju produksi.
Input perencanaan agregat merupakan data-data yang diperlukan dalam
menyusun perencanaan agregat. Kualitas input menjadi penentu terhadap kualitas
perencanaan agregat. Dalam hal ini input yang dihasilkan dari data dengan akurasi
tinggi akan memberikan hasil rencana agregat yang lebih baik. Sebaliknya jika
kualitas data pada tahap ini rendah maka hasil rencana agregat juga akan menjadi
buruk.
Keluaran/output dalam perencanaan agregat adalah:
1. Sebuah rencana produksi
2.
Perkiraan biaya jika rencana produksi akan direalisasikan
2.4 Strategi-strategi Perencanaan Agregat
Perencanaan produksi agregat terdiri dari empat fase, yaitu persiapan
peramalan permintaan agregat, mengkhususkan kebijaksanaan organisasi untuk
melancarkan penggunaan kapasitas, menentukan alternatif produksi yang layak,
serta menentukan strategi produksi yang optimal (Nasution dan Prasetyawan,
2008).
Perencanaan produksi agregat memiliki tiga strategi, yakni Level Strategy,
Chase Strategy, dan Hybrid Strategy. (Reid dan Sanders, 2007).
Level strategy dilakukan dengan berusaha untuk menghasilkan rencana
agregat dengan mempertahankan tingkat produksi yang stabil atau tetap. Dalam
rangka untuk memenuhi perubahan permintaan pelanggan, perusahaan harus
mengatur persediaan untuk mengantisipasi peningkatan atau penurunan tingkat
permintaan. Jika terjadi penurunan permintaan, memungkinkan perusahaan untuk
menetapkan tingkat persediaan yang lebih tinggi. Jika terjadi permintaan
![Page 13: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/13.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 13/20
meningkat, perusahaan dapat melanjutkan tingkat produksi agar tetap stabil
dengan mengeluarkan barang dari inventory. Alternatif kedua adalah dengan
menggunakan backorder . Backorder merupakan janji untuk memberikan produk
di kemudian hari ketika lebih mudah tersedia, biasanya terjadi ketika kapasitas
mulai tidak memenuhi. Pada dasarnya, backorder adalah perangkat untuk
memindahkan permintaan dari satu periode ke periode yang lain.
Chase strategy dilakukan dengan menyesuaikan permintaan dengan
kapasitas perusahaan di setiap periode. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan
PHK atau menerima pekerja baru. Namun pemutusan kerja dan penerimaan
tenaga kerja membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Namun beberapa
perusahaan di beberapa negara sudah melakukan hal ini dengan cara mengejar
permintaan. Semantara hybrid strategy merupakan strategi dengan cara mengubah
atau menyesuaikan berbagai variable yang mempengaruhi produksi perusahaan.
![Page 14: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/14.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 14/20
![Page 15: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/15.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 15/20
Salah satu cara agar PT X dapat menjalankan aktivitas produksinya
seefisien dan semaksimal mungkin demi terpenuhinya permintaan pasar adalah
dengan menggunakan perencanaan produksi yang tepat. Sebelum dilakukan
perencanaan produksi, terlebih dahulu dilakukan peramalan untuk memperkirakan
permintaan konsumen yang berfluktuatif.
3.3 Metode Penelitian dan Pengolahan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
dengan teknik survey ( field research) dan studi literatur (library research).
Setelah dilakukan pengamatan pada perusahaan dan pengambilan data-data yang
diperlukan, maka data tersebut akan diolah melalui tahapan-tahapan berikut:
1. Melakukan perhitungan biaya produksi awal PT X.
2.
Mengevaluasi biaya produksi dengan Chase Strategy, Level Strategy dan
Hybrid Strategy.
3. Memilih strategi terbaik yang memberikanbiaya produksi paling minimum.
4.
Melakukan perencanaan produksi agregat untuk periode satu tahun ke depan
dengan strategi terpilih.
Meramalkan permintaan dengan menggunakan metode Exponential
Smoothing , Moving Average, dan Weighted Moving Average.
Menggunakan kapasitas sesuai kebijkasanaan organisasi.
Menentukan alternatif produksi yang layak.
Menentukan strategi produksi yang optimal.
5. Melakukan perhitungan disagregasi dengan metode Hax dan Meal.
6.
Menentukan Jadwal Induk Produksi.
7. Melakukan analisis hasil.
![Page 16: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/16.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 16/20
3.4 Hasil dan Pembahasan
3.4.1 Perhitungan Biaya Produksi Awal
Perhitungan biaya produksi awal PT X berdasarkan perencanaan produksi
periode Januari-Desember 2012 sesuai dengan kondisi asli di perusahaan, dimana
permintaan P01 dan P02 telah dijumlahkan karena P01 dan P02 termasuk dalam
satu kelompok blending atau product family yang sama yaitu BTA.
Total biaya produksi awal = biaya tenaga kerja langsung + biaya bahan
baku langsung + biaya overhead produksi + biaya inventory = Rp 1.125.120.000 +
Rp 30.777.643.240 + Rp 2.105.355.223 + Rp 536.038.842 = Rp 34.544.157.305.
3.4 Evaluasi Biaya Produksi Dengan Tiga Strategi Agregat
Evaluasi biaya produksi dilakukan dengan tiga strategi agregat, yaitu
Chase Strategy dengan hiring dan firing , Level Strategy dengan inventory dan
backorder , serta Hybrid Strategy dengan overtime dan undertime. Perhitungan
ketiga strategi tersebut ditunjukkan secara berurutan pada Tabel 1, 2 dan 3.
Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui total biaya produksi untuk masing-
masing strategi:
1. Chase Strategy
Total biaya chase strategy = biaya tenaga kerja langsung + biaya bahan baku
langsung + biaya overhead produksi + biaya inventory + biaya hiring + biaya
firing = Rp 1.125.120.000 + Rp 30.777.643.240 + Rp 2.105.355.223 + Rp
9.040.012 + Rp 28.800.000 + Rp 209.575.000 = Rp 34.363.613.539
2. Level Strategy
Total biaya produksi Level Strategy = biaya tenaga kerja langsung + biaya
bahan baku langsung + biaya overhead produksi + biaya inventory + biaya
backorder = Rp 1.125.120.000 + Rp 30.777.643.240 + Rp 2.105.355.223 +
Rp 95.950.650 + Rp 394.680.000 = Rp 34.498.749.113
3. Hybrid Strategy
Total biaya produksi Hybrid Strategy = biaya tenaga kerja langsung + biaya
bahan baku langsung + biaya overhead produksi + biaya inventory + biaya
overtime + biaya undertime = Rp 1.125.120.000 + Rp 30.777.643.240 +
![Page 17: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/17.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 17/20
Rp 2.105.355.223 + Rp 4.711.930 + Rp 242.519.040 + Rp 54.428.160 =
Rp 34.309.777.593.
Tabel penghitungan aggregate planning
![Page 18: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/18.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 18/20
Tabel perbandingan aggregate planning
Dari tabel 4 di atas, terlihat bahwa penerapan aggregate planning mampu
menghemat biaya produksi, sehingga penerapan aggregate planning bisa menjadi
pilihan bijak bagi perusahaan. Dari 3 strategi yang diujicobakan ternyata strategi
hybrid memberikan penghematan paling besar.
![Page 19: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/19.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 19/20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perencanaan agregat merupakan suatu elemen yang penting dalam proses
produksi, yang juga berkaitan strategi operasi yang digunakan oleh banyak
perusahaan. Perusahaan harus berhati-hati dalam menerapkan perencanaan
agregat ini, karena jika tidak maka perusahaan merugi, hal ini desebabkan
kapasitas barang yang di produksi ternyata berlebih, hal itu biasanya
menyebabkan banyak biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarkan perusahaan
yang seharusnya dapat dinetralisir tau dihindari sebelumnya.
![Page 20: Tugas Perencanaan Agregat](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082201/563dbeba550346aa9ab0b86e/html5/thumbnails/20.jpg)
7/21/2019 Tugas Perencanaan Agregat
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-perencanaan-agregat 20/20
DAFTAR PUSTAKA
Dwiningsih, 2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Gunawidya. Jakarta
Edy, Herjanto. 2007. Manajemen Operasi edisi ketiga. Jakarta: PT Grasindo.
Kumar, S. Anil. 2008. Production And Operation Management. (with skill
development, caselet and case). New Age International (P) Ltd.,
Publishers.
Nasution, A. H. & Y. Prasetyawan. 2008. Perencanaan & Pengendalian
Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Octavianti, Itsna Aulia. 2013. Aggregate Production Planning For Tobacco
Products P01 And P02 In PT X . Jurnal Rekayasa & Manajemen Sistem
Industri (JRMSI). Vol 1, No 2. Pp. 264-174. ISSN: 2355-2166
Phruksaphanrat, Busaba. 2011. Aggregate Production Planning With Fuzzy Demand And Variable System Capacity Based On Theory Of Constraints
Measures. International Journal of Industrial Engineering, 18(5), 219-231 ,
2011.
Reid, R. D. & N. R. Sanders. 2007. Operations Management 3rd Edition. New
York: John Wiley & Sons.
Sultana, Nazma. 2014. Aggregate Planning Using Transportation Method: ACase Study In Cable Industry. International Journal of Managing Value
and Supply Chains (IJMVSC) Vol.5, No. 3, September 2014.