tugas perapotikan studi kelayakan.doc
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I.A Latar Belakang
Pengertian Apotek menurut Peraturan Pemerintah No. 51 th 2009 adalah
sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker,
Tempat pengabdian profesi apoteker yang rill dan lefitimate, terminal terakhir dalam
pengadaan obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat dan berhadapan langsung
dengan masyarakat yang memerlukan obat.
Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud dalam hal ini adalah penjaminan mutu
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya, yang dimulai dari proses
pengadaan, penyimpanan, pendistribusian obat termasuk juga pelayanan obat atas
resep dokter dan pelayanan informasi obat.
Apotek bukanlah suatu badan usaha yang semata-mata hanya mengejar
keuntungan saja tetapi apotek mempunyai fungsi sosial yang menyediakan,
menyimpan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan terjamin
keabsahannya.
Dengan demikian, seorang (APA) dalam menjalankan profesi apotekernya di
apotek tidak hanya pandai sebagai penanggung jawab teknis kefarmasian saja,
melainkan juga dapat mengelola apotek sesuai dengan prinsip-prinsip bisnis tanpa
memberikan keuntungan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan semata
melainkan juga memiliki fungsi sosial di masyarakat.
Akhir-akhir ini banyak apotek yang gulung tikar akibat kurangnya inovasi dan
manajemen yang jelek ataupun apotek yang baru buka tiga bulan kemudian tutup
dikarenakan perencanaan yang tidak matang, buka apotek tidak sama dengan buka
warung ataupun toko perlu perencanaan yang matang dan pengembangan yang
terencana yang dikenal dengan studi kelayakan atau feasibility Study.
Studi kelayakan ini sangat penting dilakukan sebelum membangun sebuah
apotek meskipun pelaksanaan studi kelayakan ini belum tentu menjamin keberhasilan
1
dari suatu apotek. Studi kelayakan ini hanya digunakan sebagai pedoman atau
landasan pelaksanaan pekerjaan, karena dibuat berdasarkan data-data dari berbagai
sumber yang dianalisis dari banyak aspek.
I.B Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara membuat studi kelayakan pendirian sebuah apotek layak
dilaksanakan atau tidak ?
2. Aspek-aspek apa saja yang menjadi penilaian dalam studi kelayakan
pendirian sebuah apotek ?
I.C Hipotesis
1. Semua studi kelayakan dapat dibuat dasar dalam mendirikan apotek.
2. Semua aspek studi kelayakan pendirian sebuah apotek dapat menjadi
bahan penilaian studi kelayakan.
I.D Tujuan Studi Kelayakan
Dijadikan sebagai pedoman atau landasan pelaksanaan pekerjaan untuk :
1. Menghindari resiko kerugian.
2. Memudahkan dalam perencanaan, pengawasan dan pengendalian untuk
mencapai keberhasilan pendirian suatu apotek.
I.E Manfaat
Perencanaan pendirian apotek diawali dengan studi kelayakan untuk melihat
kelayakan usaha sehingga terlaksana dengan baik dan berhasil.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.Pengertian
Istilah studi kelayakan (feasibility study-FS) adalah suatu metode penjajagan
gagasan (idea) suatu proyek mengenai kemungkinan layak atau tidaknya untuk
dilaksanakan.
II.2. Proses Pembuatan Studi Kelayakan
Tahapan dalam membuat sebuah studi kelayakan pendirian apotek terdiri dari
lima tahapan yaitu :
1. Penemuan Studi Gagasan
Gagasan adalah sebuah pemikiran terdapat sesuatu yang ingin sekali untuk
dilaksanakan. Gagasan yang baik didiskusikan dan dianalisis sebelum
dilaksanakan adalah gagasan yang memenuhi beberapa kriteria diantaranya yaitu
bahwa ide harus :
Sesuai dengan visi oganisasi
Dapat menguntungkan organisasi
Sesuai dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki organisasi.
Tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.
Aman untuk jangka panjang
2. Penelitian
Dalam melakukan penelitian di lapangan, data-data yang dibutuhkan antara
lain :
a. Ilmiah, yaitu analisis bisnis mengenai kondisi lingkungan external yang
ada disekitar lokasi yang ditetapkan.
b. Non ilmiah, yaitu melalui intuisi atau feeling yang diperloleh setelah
lokasi lingkungan disekitarnya.
3
3. Evaluasi
Dalam melakukan evaluasi terhadap data hasil penelitian di lapangan dapat
dikakukan dengan cara :
1. Memperlihatkan faktor-faktor yang berpengaruh, yang terdiri dari :
a. Data lingkungan disekitar lokasi (external faktor) : Apakah hasil
analisis terhadap data external faktor yang ada sat ini perspektif yang
baik atau tidak bagi perusahaan dimasa mendatang.
b. Data kemampuan sumber daya yang dimiliki (internal factor) :
Apakah sumber daya yang ada saat ni mempunyai kemampuan untuk
merealisasi gagasan pada lokasi yang ditetapkan.
2. Membuat usulan proyek (project appraisal), yang meliputi:
a. Pendahuluan, mengenai :
Latar belakang munculnya gagasan: gambaran mengenai sesuatu
yang menyebabkan munculnya suatu gagasan/ ide.
Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai dari rencana
pelaksanaan suatu gagasan.
b. Analisis Tehnis , mengenai :
Peta lokasi dan lingkungan disekitarnya, yaitu gambaran
mengenai:
Pemetaan lokasi-lokasi yang menjadi target pendirian
apotek baru.
Situasi lingkungan yang ada di sekitar lokasi yang
menjadi target seperti : situasi fasilitas transportasi,
jenis konsumen, jumlah praktek dokter, apotek pesaing.
Disain interior dan exterior, yaitu gambaran mengenai:
Warna dan bentuk gedung serta billboard, harus dapat
memberikan identitas tersendiri yang dapat membedakannya
dengan apotek pesaing.
4
Warna dan bentuk gedung serta billboard, harus dapat
menarik perhatian (eye's cat) konsumen.
Jenis produk
Jenis produk yang dijual oleh apotek, apakah dominan ethical
product atau otc product.
Jumlah lini produk (kelengkapan produk) yang tersedia.
c. Analisis management , mengenai :
Struktur organisasi yaitu gambaran mengenai
Apakah berdiri sendiri atau
Menjadi bagian dari apotek yang sudah ada?
Jenis pekerjaan yaitu gambaran mengenai
Apakah mengerjakan seluruh fungsi kegiatan yang ada atau
Hanya sebagian (beberapa fungsi) saja?
Jumlah kebutuhan tenaga kerja yaitu gambaran mengenai
Berapa karyawan yang dibutuhkan untuk omzet tertentu?
Jenis karyawan yang bagaimana yang dibutuhkan?
Program kerja yaitu gambaran mengenai
Langkah-langkah penting apa yang menjadi prioritas untuk
dikerjakan dalam memperoleh sasaran yang ditetapkan?
Kapan program tersebut dilaksanakan?
d. Analisis keuangan , mengenai :
Jumlah biaya investasi dan modal kerja mengenai
Berapa jumlah biaya investasi yang dibutuhkan dan
digunakan untuk keperluan apa saja?
Berapa lama waktu pengembalian (payback period)?
Berapa besar tingkat pengembalian internal yang aman
(internal rate of return) per tahunnya?
Sumber pendanaan
Dari mana sumber biaya investasi diperoleh?
5
Berapa besar tingkat efisiensinya dibandingkan dengan sumber
lain?
Jenis pinjamannya, apakah jangka pendek atau jangka
panjang?
Aliran kas
Bagaimana situasi aliran kasnya selama periode investasi,
apakah negatif atau positif?
Langkah apa saja yang dilakukan bila aliran kasnya selama
periode investasi negatif?
4. Rencana Pelaksanaan
Setelah usaha disetujui, kemudian menetapkan waktu (time schedule) untuk
memulai pekerjaan sesuai dengan skala prioritas :
o Menyediakan daya biaya invetasi dan modal kerja
o Mengurus izin
o Membangun, merehabilitasi gedung
o Merekrut karyawan
o Menyiapkan barang dagangan, sarana pendukung
o Memulai oprasional
5. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan setiap pekerjaan, dibuatkan suatu format yang berisi
mengenai :
Jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan
Mencatat setiap penyimpangan yang terjadi
Membuat evaluasi dan solusi penyelesaiannya
6
II.3.Aspek-Aspek Penelitian Studi Kelayakan
Aspek-aspek apa saja yang dinilai dalam suatu studi kelayakan dan bagaimana
caranya menilai layak atau tidaknya studi kelayakan untuk dilaksanakan.Aspek-aspek
yang menjadi bahan penilaian studi kelayanan dapat terdiri dari :
1. Analisis manajemen
2. Analisis pasar
3. Analiis tekhnis
4. Analisis keuangan
1. Penilaian Aspek Manajemen
Penilaian terhadap aspek manajemen operasional antara lain dapat
meliputi mengenai rencana :
1) Strategi Manajemen
Strategi manajemen yaitu : suatu strategi yang akan digunakan untuk
mengubah kondisi yang ada saat ini (current condition) menjadi kondisi
di saat yang akan (future condition) datang dalam suatu periode waktu
tertentu.
Strategi manajemen tersebut antara lain mengenai:
Visi : cita-cita, yang akan dicapai oleh pendiri atau pemiliknya.
Misi : beban tugas utamanya.
Strategi : siasat untuk mencapai tujuan.
Program kerja : cara-cara untuk memperoleh sasaran.
Standar prosedur operasional (SPO) : tata cara (langkah-langkah)
melaksanakan suatu kegiatan, yang berlaku sebagai peraturan.
2) Bentuk dan Tata Letak Bangunan
Dalam menetapkan bentuk dan tats letak bangunan, terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
Bentuk bangunan, dapat menggambarkan
Identity company image, untuk membentuk opini konsumen.
7
Nuansanya (physical evident) baik interior ataupun exterior, sesuai
dengan target konsumen yang akan dilayani.
Kemudahan untuk dikembangkan.
Sistem tata letak (lay out) dapat memberi
Kemudahan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian
mutasi barang.
Kemudahan bagi konsumen untuk memperolehnya (untuk barang
otc/bebas).
Estetika, rapih,teratur dan tersusun dengan baik.
Kesesuaian dengan peraturan yang berlaku dan sifat
barang, karena dalam pengelolaan sediaan farmasi di apotek telah
diatur oleh undang-undang dan adanya sifat obat yang mudah
terpengaruh oleh berbagai macam keadaan.
3) Jenis Produk Yang Akan Dijual
Persediaan merupakan elemen penting dalarn perusahaan retail.
seperti diketahui dalam melakukan penilaian terhadap analisis produk yang
akan dijual berkaitan dengan beberapa hal yaitu :
a. Target konsumen, bila target konsumennya yang menengah-atas, maka
barang yang dijual juga barang menengah-atas.
b. Jumlah dan jenis (lini, item) produk kebutuhan konsumen, umumnya
konsumennya yang menengah-atas meminta perhatian yang lebih
dari penjual. Oleh sebab itu lini dan jumlah itemnya terpenuhi agar
kelengkapannya terjaga.
2.Penilaian Aspek Pasar
Dalam menilai aspek pasar terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
antara lain yaitu :
i. Bentuk Pasar.
ii. Potensi Pasar (potential market)
Potensi Pasar adalah sejumlah pembeli suatu wilayah yang memiliki uang
dan keinginan untuk membelanjakannya (dikuantumkan dalam suatu mata
8
uang). Cara mengukur potensi pasar (Q) antara lain dapat dilakukan dengan
mengkalikan jumlah pembeli (n) dan harga rata-rata barang (P).
Rumus:
iii. Target Pasar (target market)
Target Pasar adalah jenis konsumen tertentu yang akan dilayani atau yang
akan menjadi sasaran pemasaran. Target pasar dapat dibagi menjadi 3
golongan yaitu:
Pasar individu (untuk keperluan perorangan), umumnya tunai, jumlah
pembeliannya kecil, seperti anggota masyarakat
Pasar korporasi (untuk keperluan karyawan di suatu instansi),
umumnya kredit, jumlah pembeliannya besar, seperti PLN
Pasar reseller (penjual) adalah pasar yang membeli barang atau jasa
untuk dijual kembali, seperti grosir, dokter dispensing.
3.Penilaian Aspek Tekhnis
Beberapa hal penting yang menjadi pertimbangan pada penilaian aspek tekhnis
antara lain yaitu mengenai
iv. Lokasi dan Lingkungan Di sekitarnya.
Arti strategis suatu lokasi adalah berkaitan dengan beberapa hal yang menjadi
pertimbangan yaitu meliputi:
Jarak lokasi dengan supplier : relatif dekat dan mudah dicapai
Jarak lokasi dengan domisili konsumennya relatif dekat dan mudah
dicapai dengan berbagai macam jenis alat transportasi
Bentuk dan luas lahan (bangunan) : mudah untuk mengembangkan usaha,
9
Q = n x P
Dalam suatu studi kelayakan, pemilihan target pasar akan mempengaruhi penyiapan pemilihan produk, pemilihan lokasi apotek, disain interior dan exterior gedung, perfomens karyawan dan kualitas pelayanan.
seperti praktek dokter, lab klin.
Nyaman dan aman : daerahnya tidak jorok, tidak macet dan sempit dan
tingkat kriminalnya rendah (bukan daerah premanisme).
Prospek pertumbuhan pasarnya relatif cepat dan besar : jumlah konsumen
dan daya beli (income perkapita) nya relatif tinggi.
v. Struktur Organisasi
Tujuan pembentukan struktur organisasi untuk memberi gambaran mengenai
Jumlah jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan
Fungsi-tugas dan wewenang-tanggung jawab setiap pekerjaan
Persyaratan jabatan pada setiap jenis pekerjaan
Hirarkhis dalam pengambilan keputusan
Dalam struktur organisasi, besar-kecilnya bagan dan jumlah pegawai
yang dibutuhkan tegantung pada :
Jenis dan volume pekerjaan, bila jumlah dan volume pekerjaan banyak,
maka struktur diperbesar. Sebaliknya bila volume pekerjaan sedikit,
struktur dirampingkan, agar lebih efisien.
Penempatan setiap pegawai sesuai dengan persyaratan jabatannya (the
right man on the right place) yang telah ditetapkan
4.Penilaian Aspek Keuangan
Pertimbangan dalam menilai aspek keuangan dapat meliputi penilaian terhadap :
1) Sumber pendanaan (financing) untuk investasi
2) Perhitungan aliran kas (cash flow) yang akan diperoleh selama investasi
vi. Penilaian Sumber Pendanaan
Kegunaannya
Dana untuk kebutuhan membeli aktiva tetap, seperti tanah,
bangunan, peralatan interior (komputer, meja & rak obat, kursi pasien)
dan eksterior (billboard)
1
Dana untuk kebutuhan modal kerja (untuk aktiva lancar yaitu kas,
rekening di Bank, membeli barang dagangan).
1. Sumber Dana
Pertimbangan dalam memilih sumber dana adalah biaya yang paling
rendah (efisien) dengan masa tenggang pengembalian yang lebih lama
dibandingkan payback periode proyeknya. Beberapa sumber dana yang
dapat digunakan yaitu :
Modal pemilik perusahaan (modal disetor)
Bank (kreditor)
Investor, dari hash penerbitan saham atau obligasi
Lembaga non-bank atau leasing (dana pensiun)
vii. Penilaian Analisis Keuangan
Dalam melakukan penilaian aspek keuangan terhadap kelayakan suatu
proyek dapat dilakukan dengan beberapa metode analisis antara lain:
Metode Analisis Payback Periode (PP).
Payback Period adalah pengukuran periode yang diperlukan dalam
menutup kembali biaya investasi (initial cash investment) dengan
menggunakan aliran kas (laba bersih) yang akan diterima Rumus :
Indikatornya adalah
Bila PP yang diperoleh waktunya < dari maximum PP yang
ditetapkan, maka proyek tersebut layak dilaksanakan
Bila PP yang diperoleh waktunya > lama dari maximum PP
yang ditetapkan, maka proyek tersebut tidak layak dilaksanakan
Bila PP yang diperoleh waktunya = maximum PP yang
ditetapkan, maka proyek tersebut dikatakan boleh dilaksanakan
dan juga boleh tidak.
1
Jumlah nilai investasiPayback periode = x 1 tahun
Jumlah kas yang masuk per th
Metode Analisis Return On Investment (ROI)
Analisis Return On Investment adalah pengukuran besaran tingkat
return (%) yang akan diperoleh selama periode investasi dengan cara
membandingkan jumlah nilai laba bersih per tahun dengan nilai
investasi.
Rumus :
Indikatornya adalah :
Bila ROI yang diperoleh > dari bunga pinjaman, maka proyek
dikatakan layak dilaksanakan
Bila ROI yang diperoleh < dari bunga pinjaman, maka proyek
dikatakan tidak layak dilaksanakan
Bila ROI yang diperoleh = bunga pinjaman, maka proyek boleh
dilaksanakan dan boleh juga tidak.
Metode Analisis NPV (arus kas yang akan diterima)
Analisis NPV adalah analisis untuk mengetahui nilai arus kas yang
akan diterima selarna periode investasi (NPV2) apakah lebih besar atau
lebih kecil dibandingkan dengan nilai investasi yang dikeluarkan
pada saat sekarang (NPV1)
1
Kelemahan dari analisis ini adalah bahwa nilai jumlah kas yang akan diterima (masuk), nilainya tidak disekarangkan (NPV – net present value) sehingga nilainya tidak sama dengan nilai uang investasi yang dikeluarkan pada saat ini.
Nilai laba bersihROI = x 100 %
Nilai investasi
Kelemahan dari analisis ini adalah bahwa nilai jumlah laba yang akan diterima, nilainya tidak disekarangkan (di NPV kan) sehingga nilainya tidak sama dengan nilai investasi yang dikeluarkan pada saat sekarang.
Indikatornya adalah
Bila menggunakan diskon faktor yang sama dengan bunga pinjaman
hasil ∆ nya positif, maka proyek tersebut layak dilaksanakan
Bila menggunakan diskon faktor yang sama dengan bunga pinjaman
dan hasil ∆ nya negatif, maka proyek tersebut tidak layak
dilaksanakan
Bila menggunakan diskon faktor yang sama dengan bunga pinjaman
dan hasil ∆ nya = 0, maka proyek tersebut boleh dilaksanakan dan
boleh juga tidak
Metode Analisis Internal Rate of Return (IRR)
Analisis Internal Rate of Return adalah pengukuran besaran diskon
faktor (tingkat suku bunga), yang diperoleh dengan cara
mensekarangkan (preserttate) aliran kas yang akan diterima selama
periode investasi.
Nilai IRR harus lebih besar dari tingkat suku bunga pasar (market
rate), karma investasi mentl>unyai banyak resiko antara lain yaitu
Resiko investasi gedung
Resiko investasi mesin
Resiko investasi kendaran dll
Metode untuk mencari IRR dari arus kas yang akan diterima selama
peride investasi yaitu : dengan metode Trial & Error
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
Menghitung nilai sekarang (NPV2) arus kas yang akan diterima
selama periode investasi dengan diskon faktor (dfl) yang sama
dengan suku bunga pinjaman, lalu NPV2 nya dikurangi dengan
NPV1 (nilai investasi yang dikeluarkan sekarang)
Bila dengan diskon faktor (dfl) yang = suku bunga pinjaman basil Al
1
∆ = NPV2 - NPV1
(NPV2 – NPV1) nya negatif, maka trial yang kedua dihentikan dan
proyek dinyatakan tidak layak. Karena dengan (dfl) yang = suku
bunga pinjaman saja A 1 nya sudah negatif
Bila dengan diskon faktor (dfl) yang = suku bunga pinjaman
hasilnya Al nya positif, maka NPV2 nya dihitung kembali dengan
diskon faktor yang lebih besar (df2) sampai memperoleh nilai A 2
(NPV2 - NPV 1) yang paling mendekati 0 (+) atau (-)
Bila dengan menggunakan diskon faktor yang > dari suku bunga
yang ke n kali telah memperoleh hasil ∆2 nya yang paling
mendekati 0, maka itulah diskon faktor (df2) yang paling maximal.
Karena bila angka diskon faktor diperbesar lagi maka A 2 nya akan
negatif
Kemudian mencari IRR nya
Rumus :
1
IRR = (df1) + (∆ 1 ) x (df2 df1) (∆ 1 + ∆ 2)
1. Analisis Break Event Point
1. Pengertiana. Yang dimaksud dengan Break
Even Point (BEP) adalah suatu titik yang menggambarkan bahwa : keadaan kinerja apotek berada pada posisi yang tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak mengalami kerugian. Posisi keadaan kinerja apotek yang seperti ini disebut sebagai posisi titik pulang pokok atau titik impas.Rumus :
b. Yang dimaksud dengan Total pendapatan atau revenue (TR - total revenue) adalah jumlah penjualan yang diperoleh dari hasil kali harga (P - price) dengan jumlah unit barang (Q - quantity) pada suatu periode tertentuRumus :
c. Yang dimaksud dengan Total biaya (TC) adalah biaya yang terdiri dari:
o Biaya variable (VC - variable cost) adalah suatu jenis biaya yang secara proporsional berubah-ubah sesuai dengan perubahan jumlah (volume) penjualan atau produksi. Bila jumlah penjualan naik, maka biaya ini juga akan naik atau sebaliknya. Contoh biaya variable biaya pembelian barang dagangan, bahan baku
o Biaya tetap (FC -fix cost) adalah jenis biaya yang secara total akan tetap, walaupun terjadi perubahan pada volume penjualan atau jumlah produksi. Contoh biaya tetap : biaya gaji pegawai, biaya tak langsung (listrik, tilpon, air), biaya bunga pinjaman. Rumus :
1
TR = TC TR - TC = 0
TR = P x Q
TC = VC + FC
d. Keuntungan (Profit) adalah sisa pendapatan dari total penjualan bersih (TR) setelah dikurangi dengan total biaya (TC) yaitu biaya variable (VC) biaya tetap (FC)Rumus :
2. FungsiAnalisis Break Even Point adalah suatu alat analisis yang digunakan
untuk mengetahui hubungan antara variable pendapatan (revenue),
biaya (cost) - fix cost & variable cost, dan keuntungan (profit) yang
dihasilkan perusahaan pada suatu periode tertentu.
3. Cara Menghitung BEPContoh soalSetelah memperoleh rekomendasi mengenai analisis keuangannya, kemudian Pak Ramli mengajukan proposal lagi dengan kebutuhan dana tetap yaitu untuk bangunan dan sarana sebesar Rp 300.000.000,- nilai residu diperkirakan Rp 50.000.000,- untuk modal kerja (kas,bank & persediaan) Rp 50.000.000,- dengan proyeksi laporan L/R pada tahun I sebagai berikut :
Penjualan : Rp 800.000.000,Harga pokok penjualan (HPP) : Rp 600.000.000,Biaya Usaha : Rp 60.000.000,Laba sebelum pajak (EBT) : Rp 140.000.000,Pajak penghasilan : Rp 7.000.000,Laba sesudah pajak (EAT) : Rp 133.000.000,Dengan catatan bahwa : harga rata-rata obat yang dibeli konsumen Rp 100.000,- dan variable costnya 75 %. Setelah dianalisis, kemudian pihak Bank meminta kepada Pak Ramli untuk melengkapi berkas studi kelayakannya yang disertai dengan analisis BEPnya pada tahun pertama. Bantulah Pak Ramli untuk dibuatkan analisis BEPnya tersebut. Pada jumlah penjualan berapakah apotek Pak Ramli tidak
1
Laba = TR - TC
memperoleh keuntungan, tetapi juga tidak mengalami kerugian dan buatlah grafiknya serta pada jumlah penjualan berapakah apotek Pak Ramli mulai memperoleh keuntungan?
Jawabannya : dalam membuat analisis BEP tahapannya dapat dilakukan sebagai berikut:Mencari pesamaan TR dan TC nya
TR =PxQ= 100.000 Q
TC = FC + (VC setiap konsumen x Q) = 60.000.000 + (75 % x 100.000 Q) = 60.000.000 + 75.000 Q
Menghitung BEPnya Syarat TR = TC
100.000 Q = 60.000.000 + 75.000 Q Q = (60.000.000): (25.000)
= 2.400 konsumen per tahunJadi BEP terjadi pada jumlah penjualan 2.400 konsumen dengan nilai Rp 240.000.000,
4. Cara menggambarkan grafik BEP.Dari soal di atas, grafik BEP nya dibuat dengan tahapan sebagai berikut1) Gambarlah sumbu x dan y2) Sumbu x = jumlah konsumen (Q), sumbu y = harga (P) dan biaya (C )3) Untuk menggambarkan pada sumbu x atau y maka untuk garis
TR, gunakan persamaannya yaitu TR = 100.000 Q TC, gunakan persamaannya yaitu TC = 60.000.000 + 80.000 Q FC, gunakan persamaannya yaitu FC = 60.000.000
1
Gambar. Grafik BEP
Dari gambar di atas, diperoleh gambaran bahwa pada jumlah penjualan di atas 2.400 konsumen (misalnya Q = 2.401 konsumen), maka apotek Pak Ramli akan memperoleh keuntungan sebesar Laba = TR - TC
= (100.000Q)-(60.000.000+ 75.000Q) = 240.100.000 - 240.075.000
=25.000 Dari gambar di atas, diperoleh gambaran bahwa pada jumlah
penjualan dibawah 2.400 konsumen (misalnya Q= 2.399 konsumen), maka apotek Pak Ramli akan memperoleh kerugian sebesar Laba = TR - TC
= (100.000Q)-(60.000.000+75.000Q) = 239900.000 - 240.075.000
= (25.000)
1
BAB III
PEMBAHASAN
Apotek Sebagai salah satu bidang pekerjaan kefarmasian yang mempunyai
peranan penting dalam pelayanan dan peningkatan kesehatan masyarakat di
Indonesia, peranan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui upaya
pelayanan KIE secara tepat dan merupakan terminal terakhir dalam pengadaan obat-
obatan yang dibutuhkan masyarakat.
Studi kelayakan (feasibility study-FS) adalah suatu metode penjajagan
gagasan (idea) suatu proyek mengenai kemungkinan layak atau tidaknya untuk
dilaksanakan. Perencanaan pendirian apotek diawali dengan studi kelayakan untuk
melihat kelayakan usaha sehingga terlaksana dengan baik dan berhasil. Studi
kelayakan atau (Feasibility Study-FS) adalah penelitian tentang dapat atau tidaknya
suatu usaha dilaksanakan dengan berhasil. Adapun yang dimaksud berhasil secara
sempit biasanya digunakan oleh pihak swasta yang terutama berorientasi pada
keuntungan meteri (komersil/manfaat ekonomi). Sedangkan pihak pemerintah atau
lembaga nonprofit lain. Pengertian berhasil dengan mempertimbangkan berbagai
faktor seperti penyerapan tenaga kerja atau manfaat sosial. Pemanfatan sumber daya
yang melimpah ditempat tersebut, penghematan devisa atau penambahan devisa yang
diperlukan oleh pemerintah.
Suatu apotek dikatakan layak atau tidak apabila ditinjau dari :
a. Demografi:
penduduk yang padat dan masih bertumbuh kembang
b. Lokasi strategis:
lokasi yang mudah dijangkau (akses kendaraan umum dan pribadi mudah,
dapat diakses dengan jalan kaki, lalu lintas dua arah dan memudahkan orang
untuk menyebrang, dilalui oleh orang yang pulang bekerja)
c. Analisis keuangan:
ketika PP (payback periode) lebih kecil dari PP maksimum yang ditetapkan,
1
ROI lebih besar dari bunga pinjaman yang ditetapkan
BAB IV
KESIMPULAN
1. Beberapa aspek penting yang menjadi bahan penilaian studi kelayakan
pendirian sebuah apotek antara lain terdiri dari aspek : 1) Manajemen, 2)
Teknis, 3) Pasar dan 4) Keuangan.
2. Suatu apotek dikatakan layak atau tidak apabila ditinjau dari :
Demografi : penduduk yang padat dan masih bertumbuh kembang.
Lokasi strategis : lokasi yang mudah dijangkau (akses kendaraan umum dan
pribadi mudah, dapat diakses dengan jalan kaki, lalu lintas dua arah dan
memudahkan orang untuk menyebrang, dilalui oleh orang yang pulang bekerja).
Analisis keuangan: ketika PP (payback periode) lebih kecil dari PP maksimum
yang ditetapkan, ROI lebih besar dari bunga pinjaman yang ditetapkan
2
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2009.
2. Umar. 2005. Manajement Apotek Praktis. Solo : Cv. Ar- Rahman.Hal :
179-202.
3. Anief, M. 1998. Manajement Farmasi. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press. Hal : 114-130.
4. Hartono. 1998. Manajement Apotek. Jakarta : Depot Informasi Obat.
2
Lampiran 1. STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN “APOTEK Excelent 21”
APOTEK Excelent 21Jln. Margonda Raya No. 21, Depok
Pemilihan lokasi
Lokasi yang dipilih untuk pendirian apotek adalah Jl. Margonda Raya No. 21,
Depok, lokasi ini terletak di jalan utama Kota Depok dan cukup strategis yang
mana pusat kota yang cukup padat penduduknya dengan masyarakat dari berbagai
lapisan ekonomi.
Fasilitas kesehatan yang terdapat di daerah RS. Bunda dan RS Mitra Keluarga
Depok sedangkan Apotek pesaing di daerah ini adalah Apotek Kimia Farma,
Apotek K 24, Apotek Century dan Apotek Roxy.
1. Observasi Lokasi
Data penunjang kesehatan : RS. Bunda dan RS Mitra Keluarga Depok
Data Apotek lain : Apotek Kimia Farma (300 m)
Apotek K 24 (500 m)
Apotek Century (500 m)
Apotek Roxy (800 m)
2. Studi kelayakan pendirian apoteka. Modal Tetap
Sarana fisik : Tanah dan Gedung Rp 500.000.000,-
Sarana penunjang
◊ Etalase (2 buah) Rp 3.000.000,-
◊ Etalase tinggi (1 buah) Rp 2.000.000,-
◊ Meja racik dan kursi @ 1 buah Rp 2.000.000,-
2
◊ Kursi tunggu panjang Rp 500.000,-
◊ Lemari narkotik Rp 500.000,-
◊ Rak penyimpanan obat (1 buah) Rp 1.000.000,-
◊ Meja administrasi Rp 3.000.000,-
◊ Lemari penyimpanan obat Rp 1.000.000,-
◊ Peralatan reseptir Rp 1.000.000,-
◊ Telepon (1 buah) Rp 800.000,-
◊ Lemari es Rp 2.000.000,-
◊ Televisi 1 set (15’) Rp 450.000,-
◊ Kipas angin (2 buah) Rp 300.000,-
◊ Buku wajib (ISO, MIMS dll) Rp 800.000,-
TOTAL Rp 518.350.000,-
b. Modal Operasional
Pembelian obat Rp 100.000.000,-
Total Rp100.000.000,-
c. Biaya Operasional
Tenaga Profesional
Tenaga Jum.Orang Upah/Bulan Upah/Tahun Total + THR
Apoteker (APA)
Apt. Pendamping
2 Rp 2.000.000,-
Rp 1.800.000,-
Rp 24.000.000,-
Rp 21.600.000,-
Rp 26.000.000,-
Rp 23.400.000,-Asis. Apoteker 2 Rp 2.400.000,- Rp 28.800.000,- Rp 31.200.000,-
Kasir 1 Rp 900.000,- Rp 10.800.000,- Rp 11.700.000,-
Juru resep 2 Rp 1.000.000,- Rp 12.000.000,- Rp 13.000.000,-
TOTAL (Rp) Rp 8.100.000,- Rp 97.200.000,- Rp105.300.000,-
d. Biaya Pengolahan Pertahun
Jenis biaya Jumlah (Rp)
Listrik, air, telepon Rp 450.000,- x 12 bulan Rp 12.000.000,-
Asuransi Rp 300.000,-
Alat tulis kantor Rp 500.000,-
2
Pajak Rp 1.000.000,-
Biaya kebersihan Rp 200.000,-
Lain-lain Rp 500.000,-
Total RP 14.500.000,-
Total modal = Modal Tetap + Modal Operasional + Biaya Operasional + Biaya Tetap
= Rp 518.350.000,- + Rp 100.000.000,- + Rp 105.300.000,- + Rp 14.500.000,-
= Rp 738.150.000,-
Total investasi = Modal Tetap + Modal Operasional + Biaya Operasional
= Rp 218.350.000,- + Rp 100.000.000,- + Rp 105.300.000,-
= Rp 723.650.000,-
e. Biaya tetap pertahun
1. Biaya operasional : Rp 105.300.000,-
2. Biaya pengolahan : Rp 14.500.000,-
Total biaya tetap pertahun : Rp 119.800.000,-
f. Perolehan omset pertahun
Penjualan
Jumlah Resep (R/)
Jumlah R/ perhari : 80 resep / hari
Jumlah R/ pertahun : 100 x 30 hari x 12 bulan = 28.800
Harga rata-rata per R/ : Rp 70.000,-
Harga penjulan R/ pertahun: Rp 70.000,- x 28.800
= Rp 2.016.000.000,-
Obat bebas (OTC)
Harga penjualan perhari : Rp 2.200.000,-
2
Harga penjualan pertahun :Rp2.200.000,-x30harix 12 bulan
= Rp 792.000.000,-
Total penjualan : Rp 2.016.000.000,- + Rp 792.000.000,-
= Rp 2.808.000.000,-
g. Pembelian barang/ variabel
Pembelian barang u/ obat R/ dan obat bebas perbulan : Rp
100.000.000,-
Pembelian barang pertahun = Rp 100.000.000,- x 12 bulan
= Rp 1.200.000.000,-
h. Proyeksi Pendapatan
Penjualan R/ tahun : Rp 2.016.000.000,-
Penjualan obat bebas / tahun : Rp 792.000.000,-
Total :Rp 2.808.000.000,-
i. Pengeluaran Tahun Pertama
Pembelian obat R/ dan bebas : Rp 1.200.000.000,-
Pengeluaran gaji pegawai : Rp 105.300.000,-
Biaya pengolahan : Rp 14.500.000,-
Total : Rp 1.319.800.000,-
j. Indeks Kalkulasi Rata-Rata
R/ =
= 2.016.000.000 x100% = 71,8 % 2.808.000.000 Obat bebas (OTC)
2
= 100 %
= 792.000.000 x 100 % = 28,2 %
2.808.000.000
Indeks rata-rata
(Indeks rata-rata x faktor penjualan) – ketetapan modal
Untuk R/ : 71,8 % x 1,25 = 0,9
Untuk OTC : 28,2 % x 1,15 = 0,32 + 1,22
k. Laba Kotor
Indeks rata-rata = 1,22 – 1
= 0,22
% Laba kotor = 0,22 x 100 = 18,03 %
1,22
Laba kotor = (% Laba kotor x total penjualan)
= (18,03 % x Rp 2.808.000.000,-)
= Rp 506.282.400,-
l. Laba Bersih
Laba Bersih = Laba Kotor – Biaya Tetap Pertahun
Laba bersih = Rp 506.282.400 - Rp 119.800.000,-
= Rp 386.482.400,-
m. Analisis Payback Periode (PP)
PP = x 1 tahun
= 723.650 . 000 x 1 tahun
2
386.482.400
= 1,87 tahun
Jika waktu periode yang ditetapkan untuk mengembalikan investasi = 5 tahun maka apotek ini layak untuk didirikan, karena biaya investasi dapat dikembalikan dalam jangka waktu 1,87 tahun.
n. Analisis Return On Investment (ROI)
ROI = x 100 %
= 386.482.400 x 100 %
723.650.000
= 53,41 %
Jika bunga pinjaman yang diberikan oleh investor sebesar 15 % maka apotek ini
layak untuk didirikan karena nilai ROI lebih besar dari nilai bunga pinjaman.
o. Break Even Point (BEP)
Aliran Kas Masuk
= laba netto + biaya tetap
= Rp 386.482.400,- + Rp 119.800.000
= Rp 506.282.400,-
BEP/tahun
BEP =
= 119.800.000
1 – 1/1,24
= 119.800.000
0,2
2
= Rp 599.000.000,-/ tahun
= Rp 49.916.667,-/bulan
= Rp 1.663.889,-/hari
= 1.663.889 = 23,77 lembar/hari
70.000
2