tugas pc pwdt kel 5 a

13
TUGAS PHARMACEUTICAL CARE “CARE PLAN UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI DENGAN RESIKO PJK DENGAN METODE PWDT” DISUSUN OLEH : Kelas A / Kelompok 5 Amanda Angelina Sinaga (2014001288) Andre Ariel Rondonuwu (2014001289) Angga Saputra Yasir (2014001290) Anggi Anggar Kusuma (2014001291) Ardiansyah (2014001292) Aristiyan Nur Arifin (2014001293) Arum Samudra (2014001294) Asrawal (2014001295) Auva Marwah Murod (2014001296) PROGRAM STUDI APOTEKER

Upload: angga-saputra-yasir

Post on 06-Nov-2015

58 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tugas ini yang diberikan oleh dosen bu nunung FFUP

TRANSCRIPT

TUGAS PHARMACEUTICAL CARE

CARE PLAN UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI

DENGAN RESIKO PJK DENGAN

METODE PWDT

DISUSUN OLEH :

Kelas A / Kelompok 5Amanda Angelina Sinaga (2014001288)Andre Ariel Rondonuwu (2014001289)Angga Saputra Yasir

(2014001290)Anggi Anggar Kusuma

(2014001291)Ardiansyah

(2014001292)Aristiyan Nur Arifin

(2014001293)Arum Samudra

(2014001294)Asrawal

(2014001295)Auva Marwah Murod

(2014001296)PROGRAM STUDI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA

2015Studi KasusBapak X berumur 58 tahun datang ke dokter untuk berkonsultasi mengenai obat yang akan ia konsumsi berdasarkan data laboratorium yang telah diterima pasien.Subjek Pasien:

Nama Pasien: Bapak X

Umur

: 58 tahun

Jenis Kelamin: Laki-laki

Alamat

: Komp. PAP II Blok C II No,4 Tangerang

Data Laboratorium (Kemenkes, 2011):

ParameterHasil (mg/dL)Nilai Rujukan (mg/dL)

Total Kolesterol285200

HDL Kolesterol4340

LDL Kolesterol219100

Trigliserida186150

Lp (a) / Lipoprotein44,720

Asam urat9,27

Pasien diberi obat Allopurinol 300 mg diminum 1 x sehari selama 30 hari sebagai antigoutnya dan Atrovastatin 20 mg diminum 1 x sehari selama 30 hari untuk antihiperlipidemia-nya. Karena di dalam data lab tercantum resiko PJK (nilai Lp (a) sebesar 44,7), maka dokter memberikan aspilet sebagai pencegahan penyakit lain yang timbul. Akan tetapi, dalam pemeriksaan dokter, tekanan darah pasien yaitu 150/90 dan dokter tidak meresepkan antihipertensi. Nyeri akut juga dirasakan pasien akibat asam urat yang tinggi dari pasien. Riwayat hidup pasien:

Bapak X pernah mendapatkan obat antihipertensi 3 tahun yang lalu. Akan tetapi, pasien tidak melanjutkan pengobatan antihipertensinya. Bapak X merokok selama kurang lebih 10 tahun.

A. LANGKAH-LANGKAH PWDT (Pharmacists Workup Of Drug Therapy)STEP 1

Membangun hubungan dengan pasien, melakukan observasi, menghubungi pasien, berkomitemen.

Membangun hubungan dengan pasienMengenal pasien dengan kemampuan berkomunikasi yang baik untuk mengumpulan data-data pasien seperti menanyakan nama, alamat, dan nomor telepon pasien serta mulai menilai sifat pasien (patuh, malas, rajin, punya motivasi untuk sembuh, sering lupa minum obat, dll) Melakukan observasiMelakukan observasi pasien seperti menggali pengetahuan pasien tentang obat, identifikasi terapi obat secara keseluruhan (masalah aktual-potensial), keluhan, menilai kondisi pasien untuk memutuskan rekomendasi pengobatan yang aman, sesuai dan tepat bagi pasien tersebut.

Menghubungi pasien

Tindak lanjut yang dilakukan seorang Pharmacist untuk memfollow-up pasien dan monitoring kondisi pasien sebelum dan sesudah menjalani terapi karena erat kaitannya dengan penilaian terapi pengobatan yang dilakukan berhasil atau tidak. BerkomitmenMengerahkan seluruh kemampuan untuk membantu masalah pasien terakit terapi pengobatan yang dijalani, dan mempunyai tanggung jawab yang penuh untuk meningkatkan kesehatan pasien (sembuh).

STEP 2

Mengkaji faktor-faktor yang berkaitan dengan pasien

1. Faktor Gaya Hidup

Pasien berusia 58 tahun dengan berat badan 70 kg dan tinggi badan 168 cm. Pasien diketahui jarang melakukan aktivitas fisik, tidak mengkonsumsi alkohol dan merokok..2. Faktor Obat

a. Penggunaan atorvastatin merupakan antikolesterol golongan statin yang memiliki efek samping diare, arthralgia, nasofaringitis dan dyspepsia.b. Penggunaan alloporinol merupakan obat hyperuricemia yang memiliki efek samping gagal ginjal, mual, muntah, reaksi alergi kulit, pusing, rambut rontok, kerusakan dan malaise.c. Penggunaan aspilet ditujukan sebagai anti agregasi platelet. Efek samping yang mungkin timbul adalah bronkospasme, nyeri gastrointestinal, gangguan pendengaran, mual, muntah dan edema paru.3. Faktor penyakit- Pasien dalam riwayatnya pernah mengalami hipertensi dan mengkonsumsi obat-obat antihipertensi selama 3 tahunSTEP 3Mendaftar dan mengurutkan, memprioritaskan dan mendefinisikan masalah yang nyata (aktual) atau tersembunyi (potensial)NOTIPE DRUG TERAPI PROBLEMDESKRIPSI

1Tidak menerima obat yang dibutuhkan. Indikasi yang tidak diobati-actual problemTekanan darah pasien 150/90 dan tidak mendapat obat antihipertensi

2Butuh terapi obat tambahan Actual problemPasien merasa nyeri tiba-tiba disekujur tangannya dikarenakan asam urat yang dideritanya. Hal ini dapat dikatakan sebagai gout akut. Allopurinol merupakan obat untuk pemeliharaan penyakit gout, bukan untuk gout akut (Depkes RI, 2007).

3Pemilihan obat yang tidak tepat (aspilet) potensial problemAspilet mengandung aspirin 80 mg yang berefek analgesic antipiretik apabila sediaan tidak disalut sehingga aspirin akan terhidrolisis menjadi asam salisilat (analgesic antipiretik) dan asam asetat sehingga perlu diberi sediaan ascardia yang juga mengandung aspirin 80 mg namun berefek antiplatelet.

STEP 4Outcome farmakoterapi untuk setiap DTPNomor Sasaran terapeutik OutcomePerbaikan dalam Perencanaan

1Pasien menerima obat sesuai indikasiTekanan darah pasien normal kembaliKonfirmasi kembali ke dokter. Dinyatakan bahwa pasien memerlukan obat tambahan

2Nyeri akibat serangan gout akut teratasiPasien dapat melakukan aktivitas seperti biasa tanpa halangan akibat nyeri dari tingginya kadar asam uratKonfirmasikan ke dokter. Perlu adanya pemantuan pada kadar asam urat jika nyeri telah teratasi.

3Aspilet diganti dengan ascardiaEfek antiplatelet dari aspirin 80 mg dapat optimalKonfirmasi pada dokter bahwa obat aspilet kurang tepat diindikasikan untuk antiplatelet.

STEP 5Farmakoterapi alternatif yang cocok untuk setiap DTP

Nomor Sasaran terapeutik OutcomePerbaikan dalam Perencanaan Terapi alternative

1Pasien menerima obat sesuai indikasiTekanan darah pasien normal kembaliKonfirmasi kembali ke dokter. Dinyatakan bahwa pasien memerlukan obat tambahanLakukan diet garam dan olahraga teratur dan mengkonsumsi buah dan sayur yang cukup

2Nyeri akibat serangan gout akut teratasiPasien dapat melakukan aktivitas seperti biasa tanpa halangan akibat nyeri dari tingginya kadar asam uratKonfirmasikan ke dokter. Perlu adanya pemantuan pada kadar asam urat jika nyeri telah teratasi. Hindari makanan yang banyak mengandung purin tinggi seperti jeroan. Perbanyak minum air putih dan istirahat yang cukup. Selain Na diclofenac dapat diganti dengan ibuprofen atau enterocoxib.

3Aspilet diganti dengan ascardiaEfek antiplatelet dari aspirin 80 mg dapat optimalKonfirmasi pada dokter bahwa obat aspilet kurang tepat diindikasikan untuk antiplatelet.Clopidogrel atau dipiridamol dapat dijadikan alternative pengobatan

STEP 6

Pilih solusi farmakoterapi yang paling tepat :Na diclofenac 100 mg 2 x sehari (untuk menangani serangan gout akut), allupurinol 300 mg 1 x sehari (mengontrol kadar asam urat), atorvastatin 20 mg 1 kali sehari (antikolesterol), amlodipin 2,5 mg 2 x 1 hari (antihipertensi), ascardia 80 mg 1 kali sehari sebagai antiplatelet. Atorvastatin diminum sore hari (jam 3), Na diclofenac diminum 8 pagi dan 8 malam, amlodipin pukul 8 pagi dan 8 malam dan ascardia diminum jam 8 pagi.

STEP 7

Desain terapi :

1. Monitoring penggunaan obat pada pasien untuk memastikan obat yang digunakan aman dan mencapai efek terapi yang diinginkan.2. Pemantuan kepatuhan pasien dalam meminum obat.3. Monitoring terhadap efek samping yang mungkin timbul dari obat yang digunakan.STEP 8

Mengimplementasikan regimen individu dan rencana monitoring1. Menyarankan pada dokter agar menambahkan amlodipin sebagai antihipertensi 2. Menyarankan kepada dokter untuk mengganti sementara allopurinol dengan Na diclofenac sebagai analgesic untuk serangan akut gout.3. Modifikasi gaya hidup dengan memulai pola hidup sehat seperti diet garam dan hindari konsumsi makanan dengan purin tinggi.4. Dilakukan pemantauan terhadap obat yang digunakan oleh pasien

STEP 9

Follow upFollow up dapat dilakukan melalui telepon atau bertemu langsung dengan pasien dalam suatu jadwal tertentu dengan menanyakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kondisi pasien setelah mengkonsumsi obat yang diberikan. Follow up juga dilakukan untuk memonitor kepatuhan pasien dalam terapi pengobatan. Monitor dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan tentang kebiasaan pasien dan sisa obat yang diberikan. Jika outcome dari terapi yang diberikan memberikan hasil yang baik maka rencana terapi yang dibuat dikatakan berhasil dan dapat dilakukan pengawasan secara berkelanjutan. Namun bila kondisi pasien tidak memberikan respon yang positif, maka dilakukan adalah identifikasi kembali dari tahap awal terapi atau mengkonsultasikan kembali ke dokter.