tugas msdm.docx
TRANSCRIPT
PROGRAM MANAGEMENT TRAINEE SEBAGAI UPAYA DAN STRATEGI PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PADA
PT.INDOFOOD
(MAKALAH MANAJAMEN SUMBER DAYA MANUSIA)
Oleh
Rizki Saputra
Anwar Mukhlis
Mirza Fanzikri
Rozalinda
M. Ziad Ananta
Program Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD)
SEKOLAH PASCA SARJANAUNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN2013
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelatihan dan pengembangan (training and development) adalah jantung
dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan kinerja
organisasi perusahaan. Pelatihan sendiri memiliki peran sebagai kegiatan atau
aktivitas pemberian pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam bidang
pekerjaan tertentu. Sedangkan Pengembangan melibatkan pembelajaran yang
melampaui pekerjaan saat ini dan memiliki fokus lebih jangka panjang.
Pengembangan mempersiapkan para karyawan untuk tetap sejalan dengan
perubahan dan pertumbuhan organisasi. Pelatihan dan pengembangan, keduanya
memberi pengajaran dalam penambahan pengetahuan, keterampilan dan
perubahan sikap.
Era globalisasi dan perdangangan bebas menyebabkan tingkat persaingan
ekonomi antar negara semakin ketat. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk
meningkatkan daya saingnya dengan memanfaatkan teknologi dan informasi yang
terkirim dan diterima oleh banyak pihak bagi kepentingan usahanya. Agar dapat
memanfaatkan peluang yang ada serta memenangkan persaingan melalui
pemanfaatan teknologi dan informasi yang tepat, memaksa perusahaan untuk
memiliki keunggulan dan kemampuan daya saing yang tinggi supaya dapat
bersaing secara global. Untuk menghadapi hal tersebut dibutuhkan sumber daya
manusia yang memiliki kamampuan handal dan berdaya saing tinggi sehingga
peningkatan produksi dan jasa akan tercapai nantinya.
Salah satu fungsi manajemen sumber daya manusia adalah training and
deveploment artinya bahwa untuk mendapatkan tenaga kerja pendidikan yang
bersumberdaya manusia yang baik dan tepat sangat perlu adanya aktivitas
pelatihan dan pengembangan. Hal ini sebagai upaya untuk mempersiapkan para
tenaga kerja untuk menghadapi tugas pekerjaan jabatan yang dianggap belum
mengusainya. Aspek pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia ini
penting bagi perusahaan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang tangguh
dan handal yang mampu menopang kelangsungan hidup perusahaan serta
membantu perusahaan dalam mencapai tujuanya. Selain itu pengembangan
sumber daya manusia pun bermanfaat dalam hal peningkatan kualitas operasional
perusahaan serta menumbuhkan rasa ketertarikan karyawan yang semakin besar
terhadap perusahaan.
Pengembangan sumber daya manusia yang profesional salah satunya dapat
dicapai dengan adanya pendidikan dan pelatihan bagi karyawan yang
bersangkutan. Pelatihan dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan antara
sumber daya yang dimiliki perusahaan dengan sumber daya manusia yang
diharapkan oleh perusahaan agar perusahaan dapat mencapai tujuanya. Selain itu
juga untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas disiplin,
produktif, kreatif, dan inovatif.
Dalam kaitanya dengan tema ini, pemakalah mencoba mengkaitkan point-
point penting terhadap pelatihan dan pengembangan yang dilakukan oleh
peusahaan industri manufaktur salah satunya adalah PT. Indofood. Sepanjang
perjalanannya selama bertahun-tahun, PT. Indofood telah berkembang menjadi
sebuah mega brand, dengan ekuitas merek yang kuat dan memiliki pangsa pasar
yang signifikan. Indofood yang memiliki 62 ribu tenaga kerja, percaya bahwa
karyawan merupakan salah satu bagian terpenting dari stakeholder dan komponen
vital bagi kesuksesan Indofood di masa mendatang.
Berdasarkan laporan tahunan PT Indofood tahun 2006, dikatakan bahwa di
bidang Sumber Daya Manusia dan sebagai bagian komitmen Perseroan, Indofood
akan berusaha keras untuk terus meningkatkan kualitas, keselamatan kerja dan
produktifitas di seluruh proses bisnis dengan menggunakan metodologi yang
tepat. Untuk melengkapi keterampilan teknis, PT Indofood menyediakan program
pelatihan manajemen di tingkat korporasi seperti program-program
pengembangan penyelia yang bertujuan untuk membangun keterampilan
kepemimpinan para penyelia. Program management trainee juga diselenggarakan
secara rutin pada Kelompok Usaha Strategis antara lain Bogasari, Perkebunan dan
Distribusi. Program-program ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mengembangkan calon-calon manajer masa depan, sehingga kelak mereka
memiliki keahlian teknis maupun keterampilan kepemimpinan yang dibutuhkan
dalam melaksanaan pekerjaan
PEMBAHASAN
A. Persamaan dan Perbedaan Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan pengembangan, keduanya memberi pengajaran dalam
penambahan pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap. Berdasarkan
beberapa pengertian pelatihan dan pengembangan tersebut, berikut ini perbedaan
antara pengertian pelatihan dengan pengembangan.
1. Pelatihan bertujuan mempersiapkan karyawan yang akan segera diberi
tugas mengerjakan pekerjaan yang telah ada dalam lembaga ( proses
pendidikan jangka pendek )
2. Pengembangan diperlukan untuk mempersiapkan karyawan
mengerjakan pekerjaan di masa yang akan datang ( proses pendididkan
jangka panjang)
DIMENSI BELAJAR PELATIHAN PENGEMBANGANSiapa Non pimpinan PimpinanApa Keterampilan Teknis Kemampuan teori dan
konsepsiMengapa Tujuan khusus berhubungan
jabatanTujuan Umum
Waktu Jangka pendek Jangka panjang Perbedaan pelatihan dengan pengembangan berdasarkan dimensi belajar
Robert L. Kalts, Mengutarakan perbedaan antara pelatihan dan
pengembangan terletak pada bobot materi program. Berdasarkan asumsi, bahwa
dalam organisai terdapat tiga kemampuan yang harus dimiliki karyawan, yaitu
kemampuan teknis, kemampuan untuk melakukan interaksi dengan orang lain,
dan kemampuan teori atau konsepsi. Dengan demikian dalam setiap program
pelatihan dan pengembangan, materi yang diberikan akan meliputi ketiga
kemampuan dengan tingkat intensitas bobot berbeda.
B. Tujuan dan Manfaat Pelatihan dan Pengembangan
Tujuan umum pelatihan dan pengembangan, harus diarahkan untuk
meningkatkan produktifitas organisasi. Tujuan pelatihan dan pengembangan
merupakan langkah untuk meningkatkan produktivitas organisasi melalui
berbagai kegiatan antara lain:
1. Mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
secara rasional.
2. Mengembangkan keterampilan atau keahlian, sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan lebih cepat dan efektif.
Tujuan pelatihan :
1. Untuk meningkatkan keterampilan para karyawan sesuai dengan
perubahan teknologi.
2. Untuk meningkatkan produktivitas kerja organisasi.
3. Untuk mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru agar menjadi
kompeten.
4. Untuk membantu masalah operasional.
5. Memberi wawasan kepada para karyawan untuk lebih mengenal
organisasinya.
6. Meningkatkan kemampuan peserta latihan mengerjakan tugasnya
yang sekarang.
7. Kemampuan menumbuhkan sikap empati dan melihat sesuatu dari
“kacamata” orang lain.
8. Meningkatkan kemampuan menginterpretasikan data dan daya nalar
para karyawan.
9. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan para karyawan dalam
menganalisis suatu permasalahan serta pengambilan keputusan.
Tujuan pengembangan :
1. Mewujudkan hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan.
2. Menyiapkan para manajer yang berkompeten untuk lebih cepat masuk
ke tingkat senior (promosi jabatan).
3. Untuk membantu mengisi lowongan jabatan tertentu.
4. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi
dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi.
5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui gaya manajerial
yang partisipatif.
6. Meningkatkan kepuasan kerja.
7. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif yang dapat
memperlancar proses perumusan kebijakan organisasi dan
operasionalnya.
8. Mengembangkan atau merubah sikap, sehingga menimbulkan
kemauan kerja sama dengan sesama karyawan dan manajemen
( pimpinan ).
C. Proses Pelatihan dan Pengembangan
Proses Pelatihan
Pelatihan merupakan sebuah proses dimana orang mendapatkan
kapabilitas untuk membantu pencapaian tujuan organisasional. Pelatihan
memberikan pengetahuan, keterampilan serta mengubah sikap yang spesifik dan
dapat diidentifikasi untuk digunakan dalam pekerjaan mereka dalam organisasi
(Mathis-Jackson:2006). Dengan adanya pengetahuan dan ketrampilan diharapkan
agar seseorang dapat melakukan pekerjaan atau tugas yang menjadi tanggung
jawabnya dengan menggunakan sumber daya yang maksimal untuk mencapai
hasil yang diinginkan sesuai waktu yang ditentukan dalam organisasi.
Program pelatihan harus mencakup sebuah pengalaman belajar dan
merupakan kegiatan organisasional yang dirancang dan dirumuskan sebagai
rancangan organisasi yang efektif terdiri dari 3 faktor utama, yaitu tahap
identifikasi kebutuhan pelatihan, tahap pelaksanaan pelatihan dan tahap evaluasi
pelatihan.
Terdapat empat tahap pada proses pelatihan yaitu; penilaian, perancangan,
penyampaian, dan evaluasi. Penggunaan dari proses tersebut akan mengurangi
terjadinya usaha-usaha pelatihan yang tidak terencana, tidak terkoordinasi, dan
serampangan. (Mathis, 2006).
PENILAIAN:menganalisis kebutuhan pelatihanmengidentifikasi tujuan dan kriteria pelatihan
EVALUASI:mengukur hasil pelatihanmembandingkan hasil pada tujuan/kriteria
PERANCANGAN:menguji peserta pelatihan sebelumnyamemilih metode pelatihanmerencanakan isi pelatihan
PENYAMPAIAN:menjadwalkan pelatihanmelaksanakan pelatihanmemantau pelatihan
Gambar Proses Pelatihan
Berikut penjelasan dari gambar di atas:
1. Proses pelatihan yang pertama adalah penilaian yang terdiri dari
analisis kebutuhan pelatihan serta identifikasi tujuan dan kriteria
pelatihan. Penilaian dilakukan di awal sebelum melakukan pelatihan
untuk mencari atau mengidentifikasi kemampuan apa yang diperlukan
karyawan dalam rangka menunjang kebutuhan organisai. Setelah
mengidentifikasi pelatihan apa saja yang diperlukan karyawan,
selanjutnya adalah menetukan tujuan dari setiap pelatihan yang akan
dilakukan.
2. Setelah melakukan penilaian, proses pelatihan yang kedua adalah
perancangan yang terdiri dari pemilihan metode pelatihan dan isi
pelatihan. Pada tahap ini menentukan metode dan isi pelatihan seperti
apa yang akan diadakan dan disesuaikan dengan analisis penilaian
kebutuhan.
3. Selanjutnya proses yang ketiga adalah penyampaian yang terdiri dari
jadwal, pelaksanaan dan pemantauan pelatihan. Tahap ini merupakan
rangkaian kegiatan pelaksanaan program pelatihan yang sesuai dengan
hasil perancangan dan ada pemantauan terhadap jalannya pelatihan.
4. Proses pelatihan yang terakhir adalah evaluasi yaitu mengukur hasil
pelatihan dan membandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Apakah pelatihan berjalan dengan sukses dan sesuai tujuan yang ingin
dicapai atau tidak.
Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan Suksesi
Kemampuan dan kapasitas yang diperlukan untuk menjalankan rencana tersebut
Evaluasi Keberhasilan Pengembangan
Penilaian Kebutuhan Pengembangan
Perencanaan Pengembangan
Metode Pengembangan
Proses Pengembangan
Di bawah ini merupakan gambar yang menunjukkan pengembangan
Proses dan Pengembangan SDM (Robert L.Mathis dan John H. Jackson (2002))
Berikut merupakan penjelasan dari gambar di atas:
1. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Pengembangan dimulai dengan membuat rencana SDM organisasi
karena rencana ini menganalisis, meramalkan dan menyebutkan
kebutuhan organisasional, sumber daya manusia pada saat ini dan pada
masa yang akan datang.
2. Kemampuan dan Kapasitas yang Diperlukan untuk Menjalankan
Rencana
Setelah merencanakan SDM, sebuah organisasi kemudian menentukan
kemampuan serta kapasitas yang dibutuhkan untuk setiap jabatan baik
pada tingkat fungsional maupun manajerial. Kemampuan yang
diharapkan dapat berupa hard competencies maupun soft competencies
sesuai dengan standar kompetensi jabatan yang ada di organisasi
tersebut. Kemampuan dan kapasitas diperlukan dalam menjalankan
rencana pengembangan SDM terutama dalam pengambilan keputusan
yang berkualitas, syarat dengan nilai etika, ketrampilan teknis dan lain-
lain.
3. Perencanaan Suksesi
Dalam tahap ini, organisasi menentukan rencana penggantian jabatan,
baik jangka pendek maupun jangka panjang, karena adanya kemungkinan
pensiun, rotasi, promosi, keluar, meninggal, dan sebagainya.
4. Penilaian Kebutuhan Pengembangan
Dalam tahap ini, organisasi dapat melakukannya melalui Training
need assessment (TNA). Training Needs Assessment (TNA) atau analisis
kebutuhan pelatihan adalah suatu langkah yang dilakukan sebelum
melakukan pelatihan dan merupakan bagian terpadu dalam merancang
pelatihan untuk memperoleh gambaran komprehensif tentang materi,
alokasi waktu tiap materi, dan strategi pembelajaran yang sebaiknya
diterapkan dalam penyelenggaraan pelatihan agar pelatihan bermanfaat
bagi peserta pelatihan. Dari analisis ini akan diketahui pelatihan apa saja
yang relevan bagi suatu organisasi pada saat ini dan juga di masa yang
akan datang. Organisasi tidak dapat menentukan pelatihan begitu saja
tanpa menganalisis dahulu kebutuhan dan tujuan apa yang ingin dicapai.
Penilaian kebutuhan merupakan road map untuk mencapai tujuan
organsasi.
5. Perencanaan Pengembangan
Melakukan rencana pengembangan baik pengembangan secara
organisasional maupun pengembangan terhadap SDM secara individual.
Hal ini akan berjalan dengan baik setelah kita menganalisa kebutuhan
apa saja untuk melakukan pelatihan dan pengembangan sumber daya
manusia.
6. Metode Pengembangan
Pada dasarnya ada 2 pendekatan untuk mengembangkan SDM yaitu
pengembangan pada pekerjaan (on-the-job development) dan
pengembangan di luar pekerjaan (off-the-job development). Berikut
adalah gambaran perbedaaan metode pelatihan dan pengembangan :
Metode Pelatihan dan Pengembangan
On The Job Off The Job
Rotasi Kerja Simulasi
Bimbingan dan Penyuluhan - Studi Kasus
Magang - Bermain Peran
Demonstrasi dan Pemberian Contoh - Business Game
- Vestibule Training
- Laboratory training
Pelatihan Sensitivitas
Pelatihan Alam Terbuka
Presentasi Informasi
- Lecture
- Konferensi
- Transactional Analysis
- Video Presentation
Kursus Formal
7. Evaluasi Keberhasilan Pengembangan
Pada tahap ini perusahaan mengevaluasi program pengembangan
SDM yang telah dilaksanakan. Hasil penilaian program pengembangan
SDM akan menjadi suatu acuan di masa yang akan datang agar
perusahaan senantiasa mengalami peningkatan dalam kinerjanya.
IMPLEMENTASI KASUS
Indofood adalah salah satu perusahaan makanan olahan terbesar dengan
jaringan distribusi yang luas di Indonesia, tercatat di Bursa Efek Jakarta dan
Surabaya sejak tahun 1994.
Sepanjang perjalanannya selama bertahun-tahun, Indofood telah
berkembang menjadi sebuah mega brand, dengan ekuitas merek yang kuat dan
memiliki pangsa pasar yang signifikan. Indofood senantiasa mempersembahkan
produk-produk berkualitas secara konsisten, dan berhasil mendapatkan
kepercayaan dari pelanggan. Oleh karena itu, Indofood dapat meraih posisi
pimpinan pasar untuk produk-produk utamanya antara lain mi instan, tepung
terigu, minyak goreng, margarin, dan lemak nabati.
Saat ini kegiatan usaha Indofood terdiri dari empat kelompok usaha
strategis (grup) yang saling melengkapi:
a. Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP), menghasilkan berbagai macam
produk makanan dalam kemasan yang tercakup dalam divisi mie instant,
penyedap makanan, makanan ringan dan nutrisi serta makanan khusus.
Kegiatan grup CBP didukung oleh divisi bumbu, kemasan dan Internasional.
b. Grup Bogasari, dengan kegiatan usaha utama memproduksi tepung terigu dan
pasta, serta didukung oleh unit perkapalan.
c. Grup Agri Bisnis, aktivitas utama kelompok usaha ini meliputi penelitian dan
pengembangan, pembibitan kelapa sawit, pemuliaan, termasuk juga
penyulingan serta branding dan pemasaran minyak goreng, margarin dan
shortening. Setelah akuisisi saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk
(Lonsum), kegiatan usaha grup ini juga meliputi perkebunan karet, teh dan
kakao.
d. Grup Distribusi, memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia.
Kelompok usaha ini mendistribusikan hampir seluruh produk Indofood, dan
juga mendistribusikan produk-produk pihak ketiga.
Warisan Indofood terbesar saat ini adalah kekuatan merek-merek yang
dimilikinya, bahkan banyak diantara merek tersebut melekat di hati masyarakat
Indonesia selama lebih dua dekade. Ini termasuk beberapa merek mie instant
(Indomie, Supermie dan Sarimi), tepung terigu (Segitiga Biru, Kunci Biru dan
Cakra Kembar), minyak goreng (Bimoli), magarin (Simas) dan Shortening
(Palmia). Meskipun menghadapi kompetisi ketat, merek-merek ini merupakan
pemimpin pasar di masing-masing segmennya, dikenal atas produknya yang
berkualitas dengan harga terjangkau.
Indofood yang memiliki 62 ribu tenaga kerja, percaya bahwa karyawan
merupakan salah satu bagian terpenting dari stakeholder dan komponen vital bagi
kesuksesan Indofood di masa mendatang. Perseroan berkeyakinan bahwa setiap
karyawan memiliki kapasitas untuk memberikan yang terbaik dan berkontribusi
pada perusahaan maupun bangsa.
Berdasarkan laporan tahunan PT Indofood tahun 2006, dikatakan bahwa di
bidang Sumber Daya Manusia dan sebagai bagian komitmen Perseroan, Indofood
akan berusaha keras untuk terus meningkatkan kualitas, keselamatan kerja dan
produktifitas di seluruh proses bisnis dengan menggunakan metodologi yang
tepat. Kami juga akan senantiasa melakukan benchmarking pada praktek-praktek
terbaik tingkat dunia untuk memastikan metodologi yang digunakan tepat dan
kompetitif.
Tujuan utama adalah membangun kompetensi sumber daya manusia,
menjamin kelangsungan pertumbuhan usaha yang berkesinambungan melalui
tenaga kerja yang produktif dan lingkungan kerja yang aman.
Sepanjang tahun 2006, pelatihan teknis diberikan untuk meningkatkan
keterampilan saat ini dan mengembangkan pengetahuan teknis baru. Nilai-nilai
inti perusahan mengenai pada inovasi dan fokus kepada pelanggan tercermin
dalam berbagai modul pelatihan teknis yang diberikan, meliputi bidang akutansi,
audit, distribusi, produksi dan mekanik.
Untuk melengkapi keterampilan teknis, PT Indofood menyediakan
program pelatihan manajemen di tingkat korporasi seperti program-program
pengembangan penyelia yang bertujuan untuk membangun keterampilan
kepemimpinan para penyelia. Program management trainee juga diselenggarakan
secara rutin pada Kelompok Usaha Strategis antara lain Bogasari, Perkebunan dan
Distribusi.
Program-program ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mengembangkan calon-calon manajer masa depan, sehingga kelak mereka
memiliki keahlian teknis maupun keterampilan kepemimpinan yang dibutuhkan
dalam melaksanaan pekerjaan. Secara simultan, dilakukan juga program
pengenalan Six Sigma di seluruh perusahaan yang bertujuan mendukung program
Total Quality Management (TQM) yang telah ada guna memperbaiki efektifitas
dan meningkatkan efisiensi. Selaras dengan inisiatif perbaikan proses produksi,
diterapkan pula berbagai upaya untuk menurunkan tingkat kecelakaan kerja sakit,
melalui identifikasi dan pengendalian potensi bahaya terhadap kesehatan,
keselamatan dan lingkungan. Kerjasama secara konstruktif dengan institusi
pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya terus dilakukan untuk memastikan
kepatuhan terhadap peraturan dan standar kesehatan, keselamatan dan lingkungan
kerja terkini.
KESIMPULAN
Suatu perusahaan/industri, untuk menghasilkan produk yang memenuhi
spesifikasi dan target yang ditetapkan (standar mutu) maka sumber daya manusia
yang terlibat dalam proses produksi harus memenuhi persyaratan sikap kerja,
pengetahuan serta ketrampilan yang ditetapkan. Oleh karena itu kemampuan daya
saing serta kinerja suatu perusahaan/industri, sangat ditentukan oleh kualitas dari
kompetensi SDM yang dimilikinya. Kualitas kompetensi SDM ini pada akhirnya
akan mempengaruhi daya saing negara untuk berkompetisi di pasar global.
SDM adalah kunci untuk memenangkan persaingan global. Sektor
ketenagakerjaan (SDM) inilah yang menjadi sarana untuk menghasilkan harga
yang kompetitif dengan produktivitasnya, menghasilkan barang dan jasa yang
berkualitas dengan keterampilan (skills) dan pengetahuannya (kognitif), serta
memberikan pelayanan yang prima dengan sikapnya (attitude). Oleh karena itu
perlu ada upaya-upaya sistematis dan strategis dalam mengelola SDM di Industri.
Perusahaan menyadari bahwa sasaran jangka panjang perusahaan tidak
dapat dicapai tanpa dimilikinya karyawan yang kompeten, memiliki etos kerja
yang baik, mampu berkerjasama dan senantiasa menerapkan prinsip pembelajaran
yang berkelanjutan dalalam aktivitas kerjanya, serangkaian kebijakan dan
aktivitas strategi pengelolaan sumberdaya manunisa yang meliputi
menyempurnakan struktur organisasi dan uraian tugas menyelenggarakan
rekrutmen dan seleksi calon karyawan,membenahi prosedur dan sistem
pengelolaan SDM,serta menyempurnakan program pembinaan, pendidikan, dan
pelatihan karyawan yang berbasiskan kompetensi.
Dalam Implementasinya PT Indofood menyediakan program pelatihan
manajemen di tingkat korporasi seperti program-program pengembangan penyelia
yang bertujuan untuk membangun keterampilan kepemimpinan para penyelia.
Program management trainee juga diselenggarakan secara rutin pada Kelompok
Usaha Strategis antara lain Bogasari, Perkebunan dan Distribusi. Program-
program ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan calon-calon
manajer masa depan, sehingga kelak mereka memiliki keahlian teknis maupun
keterampilan kepemimpinan yang dibutuhkan dalam melaksanaan pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Robbinsons, Stephen P. And Mary Coulter. Management I and II.sixth Edition.
1999. Jakarta: PT Prenhallindo.
Handoko, Drs. T. Hani. Management. 1999. Yogyakarta: BPFE-UGM.
William B. Werther, Jr. and Keith Davis. 1996. Human Resources and Personnel
Management. Fifth Edition.
Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia jilid I dan II. Edisi ke-10.
PT Indeks.
Laporan Tahunan PT Indofood Tbk. Tahun 2006 dan 2007.
www.wikipedia.com
http://www.himpasvignecvara.org/umum/92-mencapai-competitive-advantage-
melalui-perubahan