tugas-medpen-1

10
CONTOH PENDAHULUAN PROPOSAL PENELITIAN “PERBEDAAN HASIL BELAJAR KOGNITIF FLUIDA DINAMIS SISWA SMA TUNAS BANGSA DENGAN SISWA SMA TUNAS JAYA BERKAITAN DENGAN KELENGKAPAN ALAT PRAKTIKUM DI MASING-MASING SEKOLAH” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika KELAS B Oleh: TRIA YULICAHYANI 120210102022 AJI SAPUTRA 120210102069 HANDOKO 120210102089 SEPTIAN ARI KUSUSA 120210102102 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2015

Upload: hanz-oce

Post on 04-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

metodologi penelitian

TRANSCRIPT

  • CONTOH PENDAHULUAN PROPOSAL PENELITIAN

    PERBEDAAN HASIL BELAJAR KOGNITIF FLUIDA DINAMIS SISWA

    SMA TUNAS BANGSA DENGAN SISWA SMA TUNAS JAYA BERKAITAN

    DENGAN KELENGKAPAN ALAT PRAKTIKUM

    DI MASING-MASING SEKOLAH

    Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan

    Fisika

    KELAS B

    Oleh:

    TRIA YULICAHYANI 120210102022

    AJI SAPUTRA 120210102069

    HANDOKO 120210102089

    SEPTIAN ARI KUSUSA 120210102102

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS JEMBER

    2015

  • BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Dalam dunia pendidikan di kenal studi tentang penelitian pendidikan.

    Hal ini dimaksudkan agar dalam penelitian pendidikan kelak diharapkan

    menggunakan metode yang tepat dan efektif untuk mengolah data. Lebih

    lagi, sebagai mahasiswa, kita harus mengetahui dan memahami tentang

    beberapa metode penelitian yang ada.

    Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu usaha untuk

    menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan

    dengan menggunakan metode ilmiah. Pendekatan dalam penelitian dibagi

    menjadi 2, yaitu : pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Menurut

    Emzir (2010: 2) penelitian kualitatif adalah deskriptif dan data yang

    dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-

    angka. Sedangkan, penelitian kuantitatif adalah analisis statistik dan data

    yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk yang dapat dihitung (numeric).

    Pada penelitian kuantitatif dibedakan pula antara metode penelitian

    eksperimen dan noneksperimen. Salah satu penelitian yang terdapat dalam

    metode noneksperimen yaitu penelitian komparatif. Penelitian komparatif

    sering digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara dua atau

    lebih kelompok dalam aspek variable yang dimiliki. Penelitian komparatif

    memberikan hasil yang dapat dipercaya, karena menggunakan instrument

    yang bias diuji. Untuk lebih jelasnya, di dalam makalah ini pemakalah

    berusaha menjelaskan tentang pengertian, tujuan, sifat, ciri-ciri, rumusan

    masalah, langkah-langkah, kerangkat teori, keunggulan, kelemahan, serta

    contoh masalah penelitian komparatif.

    1.2 Rumusan Masalah

    1.2.1 Bagaimana Contoh Pendahuluan (Latar Belakang, Rumusan Masalah,

    Tujuan, dan Manfaat) Penelitian Komparatif?

  • 1.3 Tujuan

    1.3.1 Mahasiswa Dapat Membuat Contoh Pendahuluan (Latar Belakang,

    Rumusan Masalah,Tujuan,dan Manfaat) Penelitian Komparatif)

  • BAB 2 PEMBAHASAN

    2.1. Contoh Pendahuluan dalam Penelitian Komparatif

    Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu disusun proposal

    penelitian, yang diawali dengan bab 1 pendahuluan dengan sistematika

    sebagai berikut :

    1. Latar Belakang Masalah adalah dasar atau titik tolak untuk memberikan

    pemahaman kepada pembaca atau pendengar mengenai apa yang ingin

    disampaikan. Latar belakang yang baik harus disusun dengan sejelas

    mungkin dan bila perlu disertai dengan data atau fakta yang mendukung.

    2. Rumusan Masalah adalah inti persoalan dalam penelitian. Rumusan

    Masalah ini pada umumnya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-

    pertanyaan yang jelas, spesifik, yang memungkinkan dapat dijawab

    melalui dapat yang diperoleh secara empirik.

    3. Tujuan Penelitian adalah uraian yang menyebutkan secara spesifik

    mengenai maksud atau tujuan yang akan dicapai dari penelitian yang

    dilakukan. maksud-maksud yang terkandung di dalam kegiatan tersebut

    baik maksud utama maupun tambahan, harus dikembangkan dengan

    jelas.

    4. Manfaat Penelitian adalah dampak dari pencapaian tujuan. Seandainya

    dalam penelitian, tujuan dapat tercapai dan rumusan masalah dapat

    dipecahkan secara tepat dan kurat, maka manfaatnya secara praktis

    maupun secara teoritis.

  • Berikut ini merupakan contoh Pendahuluan dalam Penelitian

    Komparatif

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Tujuan adanya pendidikan dalam suatu negara dimaksudkan untuk

    membangun sumber daya manusia yang berkulitas, untuk mewujudkan

    tujuan tersebut diperlukan adanya mutu pendidikan yang baik. Mutu

    pendidikan di Indonesia saat ini masih cenderung rendah bila

    dibandingkan dengan Negara-negara maju di dunia. Penelitian-penelitian

    yang telah dilakukan menjelaskan bahwa rendahnya mutu pendidikan saat

    ini berkaitan erat dengan rendahnya motivasi siswa dalam belajar. Mutu

    pendidikan dipengaruhi oleh aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh

    guru dan siswa baik di dalam kelas, di laboratorium, di bengkel kerja, dan

    di kancah belajar lainnya yang terwujud dalam bentuk hasil belajar nyata

    yang dicapai oleh peserta didik berupa nilai rata-rata dari semua mata

    pelajaran dalam satu semester (Hadis, 2010).

    Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang

    didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah.Dari proses

    pembelajaran diharapkan siswa dapat mendapatkkan hasil belajar yang

    maksimum dan pengalaman belajar.Pengalaman belajar didapat dengan

    melibatkan siswa langsung dalam pembelajaran salah satunya dengan

    melalui Praktikum(Rohmiyati,2011:1)

    Salah satu prasyarat dalam pembelajaran/praktikum Fisika

    adalah pemanfaatan laboratorium.Oleh sebab itu diperlukan adanya

    sistem pengelolaan atau manajemen laboratorium Fisika yang

    baik.Pengelolaan laboratorium memiliki peranan penting dalam

    mewujudkan efektivitas pembelajaran Fisika.Berdasarkan hasil survey

    penulis ke beberapa laboratorium SMA, menunjukkan bahwa

    laboratorium Fisika kurang dikelola dengan baik sesuai dengan standar

    pengelolaan laboratorium.Untuk menunjang kegiatan Praktikum

  • diperlukan Manajemen laboratorium yang baik. Laboratorium dan jenis

    peralatannya merupakan sarana dan prasana penting untuk penunjang

    proses pembelajaran di sekolah. Dikemukakan pada PP Nomor 19 Tahun

    2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 ayat (2) serta Pasal 43

    ayat (1) dan ayat (2) Laboratorium merupakan tempat untuk

    mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba,

    penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi

    kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai

    (Depdiknas, 2002). Dimensi pengelolaan laboratorium menurut

    Sutrisno (2010) terdiri dari: Organisasi Laboratorium; Administrasi

    Laboratorium (inventarisasi alat dan fasilitas laboratorium,

    administrasi penggunaan laboratorium, administrasi peminjaman alat-

    alat laboratorium, administrasi pemeliharaan alat-alat laboratorium);

    Keselamatan kerja di laboratorium

    Sayangnya pada umumnya sekolah-sekolah di Indonesia, masih

    banyak yang belum memiliki peralatan laboraturium yang memadai.

    Banyak sekolah-sekolah yang tidak menerapakan pembelajaran berbasis

    praktikum pada pelajaran-pelajaran tertentu yang seharusnya perlu

    didukung dengan praktikum dikarenakan keterbatasan alat. Padahal

    kegiatan praktikum sangat penting untuk memberikan pengalaman yang

    nyata pada siswa sehingga mereka dapat lebih memahami materi yang

    diajarkan guru.

    Diantara berbagai pelajaran, salah satu pelajaran yang sangat

    penting untuk ditunjang dengan praktikum adalah pelajaran fisika. Hal

    tersebut dikarenakan menurut Trianto (2011:137) pada hakikat fisika

    adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui

    serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun

    atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah

    berupa konsep, prinsip, teori yang berlaku universal. Proses belajar

    mengajar IPA lebih ditekankan pada proses dan produk sehingga

    dibutuhkan kerja ilmiah untuk dapat menentukan fakta-fakta,

  • membangun konsep yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap kualitas

    proses pendidikan maupun produk pendidikan. Jadi dapat ditarik

    kesimpulan bahwa pelajaran fisika sulit dimengerti jika hanya dipelajari

    secara konsep saja sehingga untuk mempermudah dalam menyampaikan

    pelajaran tersebut perlu didukung dengan praktikum. Oleh karena itu

    untuk mengetahui seberapa jauh dampak kelengkapan alat praktikum

    untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan untuk menyerap

    materi yang diberikan guru, kami akan membandingkan hasil belajar

    kognitif siswa pada dua sekolah yang memiliki kelengkapan alat

    praktikum yang berbeda pada materi fluida dinamis. Sekolah yang akan

    kami bandingkan adalah SMA Tunas Bangsa yang memiliki alat

    praktikum lengkap dengan SMA Tunas Jaya yang memiliki alat

    praktikum kurang lengkap melalui penelitian eksperimen komparatif yang

    berjudul PERBEDAAN HASIL BELAJAR KOGNITIF FLUIDA

    DINAMIS SISWA SMA TUNAS BANGSA DENGAN SISWA SMA

    TUNAS JAYA BERKAITAN DENGAN KELENGKAPAN ALAT

    PRAKTIKUM DI MASING-MASING SEKOLAH .

    1.2.Rumusan Masalah

    1.2.1. Bagaimana hasil belajar kognitif Fluida Dinamis siswa SMA Tunas

    Bangsa ?

    1.2.2. Bagaimana hasil belajar kognitif Fluida Dinamis siswa SMA Tunas

    Jaya?

    1.2.3. Bagaimana kelengkapan alat praktikum viskositas di SMA Tunas

    Bangsa dan SMA Tunas Jaya?

  • 1.3.Tujuan

    1.3.1. Menyelidiki hasil belajar kognitif Fluida Dinamis siswa SMA Tunas

    Bangsa.

    1.3.2. Menyelidiki hasil belajar kognitif Fluida Dinamis siswa SMA Tunas

    Jaya.

    1.3.3. Menyelidiki kelengkapan alat praktikum viskositas di SMA Tunas

    Bangsa dan SMA Tunas Jaya.

    1.4.Manfaat

    1.4.1. Bagi siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa serta

    meningkatkan daya tarik siswa terhadap Fisika guna

    meningkatkan hasil belajar siswa.

    1.4.2. Bagi Guru, dapat digunakan sebagai alternatif untuk memotivasi

    siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

    1.4.3. Bagi Kepala Sekolah, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

    untuk membenahi fasilitas-fasilitas yang ada di laboratorium

    sekolah.

    1.4.4. Bagi Peneliti lain, dapat digunakan sebagai referensi untuk

    melakukan penelitian selanjutnya.

  • BAB 3 PENUTUP

    3.1. Kesimpulan

    Contoh pendahuluan pada penelitian komparatif yaitu: Latar

    Belakang, yang menguraikan beberapa alasan teoritis atau praktis, tentang

    mengapa judul atau masalah tersebut diteliti; Permasalahan, sebagai inti

    persoalan dalam penelitian; Tujuan dan Manfaat Penelitian, yakni terkait

    dengan harapan yang ingin diketahui dari penelitian, yang dirumuskan

    dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Sementara manfaat penelitian

    terkait dengan pengembangan ilmu, pemecahan masalah, kepentingan

    lembaga, atau kepentingan masyarakat pada umumnya.

    3.2. Saran

    Sebaiknya dalam menyusun proposal penelitian, terlebih dahulu harus

    mengetahui secara jelas mengenai sistematika penulisan proposal penelitian

    dari berbagai macam jenis penelitian, sebab meskipun secara garis besar

    terlihat sama, akan tetapi sebenarnya ada beberapa langkah yang

    membedakannya.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan

    Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:

    Bumi Aksara.

    Rohmiyati. 2011. KOMPARASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA

    SISWA YANG DIBERI METODE STAD DENGAN TGT KELAS VIII MTs

    NEGERI SUMBERAGUNG JETIS BANTUL.Jurnal Pendidikan.Uninversitas

    Negeri Yogyakarta

    Hadis, Abdul. (2010). Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Alfa Beta

    Depdiknas, 2002, SPTK-21, Jakarta