tugas material gunung api

10
TUGAS KULIAH VULKANOLOGI MATERIAL-MATERIAL HASIL ERUPSI GUNUNG API Disusun Oleh : Muhammad Tri Rizki 21100113140062 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Upload: muhammad-tri-rizki

Post on 17-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

fcgfgdfgdfgdfg

TRANSCRIPT

TUGAS KULIAH

VULKANOLOGI

MATERIAL-MATERIAL HASIL ERUPSI GUNUNG API

Disusun Oleh :

Muhammad Tri Rizki21100113140062

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG

APRIL 2015MATERIAL-MATERIAL HASIL ERUPSI GUNUNG APIGunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang dierupsikan kepermukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung.

Gunungapi diklasifikasikan ke dalam dua sumber erupsi, yaitu (1) erupsi pusat, erupsi keluar melalui kawah utama; dan (2) erupsi samping, erupsi keluar dari lereng tubuhnya; (3) erupsi celah, erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai beberapa kilometer; (4) erupsi eksentrik, erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.

Setiap gunung api memiliki karakteristik tersendiri jika ditinjau dari jenis muntahan atau produk yang dihasilkannya. Akan tetapi apapun jenis produk tersebut kegiatan letusan gunung api tetap membawa bencana bagi kehidupan. Bahaya letusan gunung api memiliki resiko merusak dan mematikan.sedangkan Erupsi itu sendiri adalah peristiwa keluarnya magma dari dalam bumi. Erupsi dapat dibedakan menjadi dua bagian yakni Erupsi Letusan (Explosive Eruption) dan Erupsi Non-letusan (Non-explosive Eruption). Jenis erupsi yang terjadi dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kekentalan magma, kandungan gas di dalam magma, pengaruh air tanah serta kedalaman dapur magma (magma chamber).Material erupis yang pertama adalah lava. Lava adalah magma yang keluar dari perut bumi/ gunung api akibat adanya peningkatan aktifitas vulkanik di dalam gunung api. Lava keluar dapat berupa leleran yang mengalir menuruni lereng gunung hingga tempat yang jauh di lembah, magma bisa juga keluar dan berdiam disekitar puncak gunung api dan membentuk kubah lava (dome) sehingga gunung api tersebut kelihatan lebih tinggi (contoh pada gunung Merapi di Jawa tengah). Lava ada yang memiliki karakter cenderung asam yang viskositas lavanya tinggi, dan lava yang cenderung basa yang memiliki viskositas yang rendah contohnya Gunung-gunung di Hawai.Gambar 1. Lava

Kemudian produk erupsi selanjutnya adalah Lahar. Lahar adalah lava yang tercampur dengan air (baik air hujan ataupun lainnya seperti danau di sekitar gunung) sehingga menjadi jenuh dan membentuk aliran yang meluncur dengan kecepatan tinggi menuruni lereng hingga jarak puluhan kilometer. Apabila lava yang tercampur air masih panas atau baru keluar dari dapur magma pasca erupsi maka menghasilkan lahar panas. Sebaliknya apabila lava sudah tertimbun lama dilereng gunung setelah erupsi lalu tercampur air pada musim hujan maka akan menghasilkan aliran lahar dingin. Kedua type lahar di atas mempunyai resiko yang sama besar pada bencana pasca erupsi gunung api yang banyak menimbulkan korban jiwa.

Lahar letusan adalah Lahar ini terjadi akibat letusan eksplosif pada gunungapi yang mempunyai danau kawah.Luas daerah yang dilanda oleh lahar letusan tergantung kepada volum air didalam kawah dan kondisi morfolog di sekitar kawah.Makin besar volum air di dalam kawah dan makin luas dataran daerah sekitarnya, maka makin jauh dan makin luas pula penyebaran laharnya.

Lahar hujan adalah lahar yang terbentuk akibat hujan. Bisa terjadi segera setelah gunungapi meletus atau setelah lama meletus. Faktor yang menentukan besar kecilnya lahar hujan adalah volume air hujan (curah hujan) yang turun diatas daerah endapan abu gunungapi dan volume endapan gunungapi yang mengandung abu sebagai sumber material pembentuk lahar. Di G. Merapi, curah hujan 70 mm/jam selama 3 jam mengakibatkan terjadinya lahar. Contoh lahar hujan yang terkenal adalah: G. Semeru, G. Merapi, G. Agung, juga G. Galunggung. Lahar hujan akan semakin berbahaya jika pada kawah gunung mengandung air yang volumenya sangat banyak karena nantinya jika gunung erupsi, air tersebut akan tumpah keluar dan menyapu material pasir di sekitarnya. Oleh karena itu pada jaman Belanda dibangun terowongan untuk mengurangi volume air pada kawah gunung Kelud.Gambar 2. Lahar Hujan

Kemudian letusan gunung yang cenderung eksplosif juga menghasilkan tepra. Tepra Disebut juga dengan material piroklastik (pyroclastic material). Gunung berapi yang memiliki kandungan magma yang kental (sticky), bila terjadi letusan yang eksplosif, akan menghasilkan aliran piroklastik (pyroclastic flow), atau di Indonesia biasa dikenal dengan istilah wedus gembel. Wedus gembel merupakan awan panas yang tersusun dari batu, debu, bara, dan gas, mengalir menuruni lereng gunung dengan kecepatan yang sangat tinggi, mencapai 300 km/jam. Ini kira-kira 2 kali kecepatan maksimal mobil sedan di jalan Tol! Semua benda yang dilaluinya akan hangus terbakar dan hancur. debu vulkanik atau tuf, Debu vulkanik adalah istilah untuk semua produk-produk vulkanik yang halus (lebih kecil daripada 2 mm), biasanya magma atau batu tua yang terfragmentasi selama letusan. Abu vulkanik tidak ada hubungannya dengan api, tapi adalah definisi yang hanya ukuran butiran. Ash dapat dalam ukuran berkisar dari sandy sangat baik; fragmen yang dikeluarkan oleh gunung berapi kurang dari 2 mm berdiameter disebut abu. Dapat terdiri dari lava yang baru dikeluarkan (biasanya menjadi pecahan kaca karena dari pendinginan cepat), rock terfragmentasi tua atau kristal-kristal kecil. Abu dihasilkan oleh aktivitas peledak ketika memperluas gas fragmen bahan lainnya (pemberontakan lava, sekitar batu). Semakin ledakan letusan, abu lebih biasanya diproduksi. Panas ash dapat dengan mudah bergaul dengan air dan gas erupted dan kemudian membentuk kolom letusan. Apakah kolom letusan ringan itu akan naik ke puluhan km ke atmosfer selama letusan kekerasan. Abu ini awan kemudian dapat membawa ratusan dan ribuan km dengan angin, bahkan lingkaran belahan seluruh selama beberapa tahun sebelum partikel terbaik yang mencuci. Ash-load kolom dapat juga menjadi terlalu padat naik vertikal; Sebaliknya, mereka akan kemudian runtuh ke bentuk (biasanya panas) longsoran, disebut piroklastik. Contoh gunung yang pada saat erupsi memuntahkan abu vulkanik dalam jumlah cukup banyak adalah Gunung Merapi dan Gunung Kelud Hal ini sangat umum untuk mengamati bahwa abu partikel menempel bersama-sama bentuk agregat kecil, disebut lapilli accretionary, memungkinkan abu untuk deposit karena jatuh secara dramatis meningkatkan kecepatan agregat.

Setelah itu ada awan panas yang merupakan campuran material letusan berupa abu, pasir hingga bongkah dalam satu adonan yang jenuh menggulung secara turbulensi karena densiti dan suhunya yang tinggi (300 700o C) menyusuri lereng bagaikan awan yang melayang sangat cepat tergantung pada kemiringan lereng. Contoh gunung yang saat erupsi ada awan panas adalah Gunung Merapi (disebut juga wedhus gembel) dan juga Gunung Krakatau pada saat erupsi. Gambar 3. Awan PanasGas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi yang dikeluarkan antara lain carbon monoksida (CO), Carbondioksida(Co2), Hidrogen Sulfida (H2S), sulfurdioksida(SO2) dan nitrogen (NO2) yang membahayakan manusia.

Seperti yang telah diterangkan di awal bahwa tidak semua Gunung Api memiliki karakteristik letusan yang sama, bahkan suatu gunung pun memiliki karakteristik letusan yang tidak sama persis sepanjang masa erupsi gunung tersebut sendiri. Contohnya Gunung Merapi yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa merupakan salahsatu gunung teraktif di Indonesia.. Letusan gunung berapi mengeluarkan material vulkanik berupa lava (cairan magma dengan suhu tinggi), lahar (lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lain), abu letusan, awan panas, dan gas vulkanik. Gas vulkanik ini diantaranya terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, sulfur dioksida, hidrogen sulfida, dan nitrogen dioksida. Sulfur dioksida (SO2) akan mengalami peningkatan sangat tajam saat terjadi peristiwa gunung meletus. Begitu pun saat Merapi meletus November yang lalu. SO2 merupakan gas yang tidak berwarna dengan bau yang sangat khas yang berbahaya bagi kesehatan diantaranya merusak jaringan kulit, mata, dan saluran pernapasan.. DAFTAR PUSTAKAhttp://komposisi.sains.lapan.go.id/htm/berita6a.htm (diakses pada hari Senin, 13 April 2015. Pukul 00.05 WIB)http://merapi.bgl.esdm.go.id/informasi_merapi.php?page=informasi-merapi&subpage=karakteristik (diakses pada hari Senin, 13 April 2015. Pukul 00.05 WIB)https://rovicky.wordpress.com/2010/10/26/sejarah-gunung-merapi-sejak-700-000-tahun-yang-lalu/ (diakses pada hari Senin, 13 April 2015. Pukul 00.05 WIB)