geomorf 7 geomorfologi gunung api

19
Tugas Ke : 7 HASIL BACAAN DAN RANGKUMAN GEOMORFOLOGI GUNUNGAPI DISUSUN SEBAGAI TUGAS MK. GEOMORFOLOGI Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjajaran Jatinangor 2014

Upload: isaachamonangan

Post on 11-Jul-2015

728 views

Category:

Education


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

Tugas Ke : 7

HASIL BACAAN DAN RANGKUMAN

GEOMORFOLOGI GUNUNGAPI

DISUSUN SEBAGAI TUGAS MK. GEOMORFOLOGI

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjajaran

Jatinangor

2014

Page 2: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat

diselesaikan.

Makalah ini penulis susun sebagai tugas dari mata kuliah Geomorfologi

dengan judul “Hasil Bacaan dan Rangkuman Geomorfologi Gunungapi” , yang

menurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk

mempelajari ilmu geomorfologi dan bentuk-bentuk muka bumi seperti sungai

sebagai mahasiswa teknik geologi.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf bila mana isi

makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang penulis buat kurang tepat atau

menyinggung perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan rasa terima kasih dan

semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi setiap

orang.

Page 3: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................. ii

Daftar Isi ......................................................................................................................iii

Bab I : Pendahuluan.....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan ......................................................................................2

1.3 Rumusan Masalah ....................................................................................2

1.4 Sistematika Penulisan ...............................................................................2

Bab II : Pembahasan ....................................................................................................3

2.1 Gunung Api ..............................................................................................3

2.2 Morfologi Gunung Api ............................................................................10

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Morfologi Gunung Api ...................13

Bab III : Kesimpulan ..................................................................................................15

Daftar Pustaka ............................................................................................................16

Page 4: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, gunung api dan hasil kegiatannya yang berupa batuan gunung api

tersebar melimpah baik di darat maupun di laut. Berdasarkan umur geologi, kegiatan

gunung api di Indonesia pa- ling tidak sudah dimulai sejak Zaman Kapur Atas

(Martodjojo, 2003) atau sekitar 76 juta tahun yang lalu (Ngkoimani, 2005) hingga masa

kini. Namun demikian, sejauh ini para ahli kebumian masih sangat sedikit yang tertarik

untuk mempelajari ilmu gunung api atau vulkanologi. Hal itu tentunya tidak terlepas dari

pengaruh pendidikan dasar geologi yang diperolehnya serta atmosfer penelitian yang

60 Jurnal Geologi Indonesia masih kurang mendukung. Sebagai akibat lebih lanjut,

meskipun wilayah Indonesia mempunyai banyak gunung api dan batuannya tersebar luas,

sementara tidak banyak ahli geologi yang mendalaminya, maka dapat dikatakan bahwa

kita tidak menjadi pakar di daerahnya sendiri. Padahal diyakini, apabila ling- kungan

geologi (gunung api) dapat benar-benar difahami, maka hal itu akan menjadi modal dasar

untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada ataupun penanggulangan

terhadap bencana yang mungkin ditimbulkannya. Makalah ini ditujukan untuk

menunjukkan beta- pa pentingnya pemahaman terhadap geologi gunung api, khususnya

fasies gunung api dan berbagai ap- likasinya, baik untuk kepentingan praktis di bidang

sumber daya dan mitigasi bencana, maupun dalam pengembangan konsep-konsep geologi

di Indonesia. Hal itu dimaksudkan agar penelitian geologi gunung api semakin

berkembang pada masa mendatang.

Page 5: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

2

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah:

1. Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang geomorfologi dan gambaran tentang

gunung api.

2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Geomorfologi.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun yang kami jelaskan di sini rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Apa itu gunung api?

2. Bagaimana geomorfologi gunung api?

3. Apa yang mempengaruhi geomorfologi gunung api?

1.4 Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun dengan sistematika pembahasan yang meliputi: BAB I :

PENDAHULUAN Menyajikan latar belakang masalah, tujuan penulisan, rumusan

masalah dan sistematika penulisan; BAB II : PEMBAHASAN Membahas tentang

geomorfologi gunung api, yaitu meliputi: gunung api, bentuk gunung api, vulkanisme,

geomorfologi gunung api dan sekitarnya serta faktor-faktor yang mempengruhinya. BAB

III : PENUTUP menyajikan kesimpulan.

Page 6: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gunung Api

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat

didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau

lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai

ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada

saat meletus.

Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena

pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api

lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju,

sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah

yang populer sebagai Bledug Kuwu.

Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling

dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific

Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua

lempengan tektonik.

Page 7: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

4

Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung

berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya

menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam

waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk

menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu

berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.

Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang

keluar mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah

pita sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema.

Magma yang keluar sampai ke permukaan bumi disebut lava. Magma dapat

bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi dan mengandung gas-gas yang memiliki

cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya. Di dalam litosfer magma menempati

suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman dapur magma merupakan

penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang terjadi. Pada umumnya, semakin

dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka semakin kuat letusan yang

ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang bersumber dari magma ditentukan

oleh besar atau kecilnya volume dapur magma. Dapur magma inilah yang merupakan

sumber utama aktivitas vulkanik.

Material yang dikeluarkan aktivitas vulkanisme

Sesuai wujudnya, ada tiga jenis bahan atau material yang dikeluarkan oleh adanya

tenaga vulkanisme. Material tersebut adalah material padat , cair dan gas.

Benda padat (efflata) adalah debu, pasir,lapili (batu kerikil) batu-batu besar

(bom),dan batu apung.

Benda cair (effusive) adalah bahan cair yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme,

yaitu lava, lahar panas, dan lahar dingin. Lava adalah magma yang keluar ke

permukaan bumi. Lahar panas adalah lahar yang berasal dari letusan gunung

berapi yang memiliki danau kawah (kaldera), contoh kaldera yang terkenal di

Indonesia adalah kawah Bromo. Lahar dingin adalah lahar yang berasal dari bahan

Page 8: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

5

letusan yang sudah mengendap, kemudian mengalir deras menuruni lereng

gunung.

Benda gas (ekshalasi) adalah bahan gas yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme

antara lain solfatar, fumarol, dan mofet. Solfatar adalah gas hidrogen sulfida (H2S)

yang keluar dari suatu lubang yang terdapat di gunung berapi. Fumarol adalah uap

air panas. Mofet adalah gas asam arang (CO2), seperti yang terdapat di Gunung

Tangkuban Perahu dan Dataran Tinggi Dieng. Proses keluarnya magma

dinamakan letusan atau erupsi, ada yang berupa erupsi leleran (efusif), dan ada

pula erupsi yang berupa ledakan (eksplosif).

Berdasarkan banyaknya celah pada permukaan bumi dan waktu keluarnya magma,

erupsi dibedakan menjadi empat, yaitu erupsi linear, erupsi sentral, erupsi campuran, dan

erupsi areal.

Erupsi Linear

Gerakan magma menuju permukaan bumi melalui celah-celah atau retakan-

retakan disebut erupsi linear atau erupsi belahan. Erupsi linear menghasilkan lava

yang cair dan membentuk plato, misalnya Plato Sukadana (Lampung), Columbia

(Afrika Selatan), serta daerah yang mengelilingi Kutub Utara, seperti Tanah Hijau,

Iceland, Asia Utara, dan Spitsbergen.

Erupsi Sentral

Erupsi sentral adalah lava yang keluar melalui terusan kepundan.

Erupsi Campuran

Erupsi campuran menghasilkan gunung berapi strato atau gunung berapi

berlapis. Erupsi ini terdiri atas bahan-bahan lepas dan lava. Hampir seluruh

gunung api di Indonesia adalah gunung api strato.

Erupsi Areal

Erupsi areal, yaitu letusan yang terjadi melalui lubang yang sangat luas.

Sampai saat ini erupsi areal masih diragukan kejadiannya di bumi.

Page 9: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

6

Bentuk Gunung Api

Berdasarkan Bentuknya

Gunung Api Perisai

Berbentuk kerucut dengan lereng landai dan aliran lava panas dari saluran

tengah.Daerah persebaran magma luas serta proses pendinginan dan

pembekuannya pelan. Frekuensi letusan umumnya sedang dan pelan dengan

jumlah cairan lava cair yang banyak.

Gunung Api Kubah

Gunung ini berbentuk kerucut cembung (konvek) dengan lereng

curam.Aliran lava yang kental dari saluran pusat mengakibatkan aliran lava lambat

dan membentuk lapisan yang tebal. Proses pendinginan dan pembekuan lava

cepat. Banyak lava yang membeku di saluran, akibatnya saluran menjadi

tertutup.Letusan yang sangat keras dapat terjadi akibat tekanan dari dalam Bumi

yang tersumbat. Seluruh bagian puncak gunung api pun dapat hancur dan lenyap

seketika.

Page 10: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

7

Gunung Api Strato

Gunung ini mempunyai bentuk kerucut berlereng curam dan luas yang

terdiri atas banyak lapisan lava yang terbentuk dari aliran lava yang berulang-

ulang.Lava dapat mengalir melalui sisi kerucut.Sifat letusan keras.

Gunung Api Lava Pijar dan Abu

Bentuk kerucut simetris dengan lereng cekung (konkaf) yang landai. Bahan

atau emisi berupa asap, debu lembut, dan bau sulfur menyengat. Sifat letusan

sedang.Contoh : Gunung Paracutin di Mexico.

Berdasarkan Letusannya

Tipe Hawaii

Page 11: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

8

Tipe gunung api ini dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis, dan dalam

perkembangannya akan membentuk tipe gunung api perisai. Tipe ini banyak

ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii seperti di Kilauea dan Maunaloa.

Contoh letusan tipe Hawai di Indonesia adalah pembentukan plato lava di kawasan

Dieng, Jawa Tengah.

Tipe Stromboli

Tipe ini sangat khas untuk gunung Stromboli dan beberapa gunung api

lainnya yang sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair, ke arah

permukaan sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan.Bahan yang

dikeluarkan berupa abu, bom, lapilli dan setengah padatan bongkah lava.Contoh

letusan tipe Stromboli di Indonesia adalah Gunung Raung di Jawa.

Tipe Vulkano

Page 12: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

9

Tipe ini mempunyai ciri khas yaitu pembentukan awan debu berbentuk

bunga kol, karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas

kawah.Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya kurang begitu cair.Di

samping mengeluarkan awan debu, tipe ini juga menghasilkan lava.Berdasarkan

kekuatan letusannya tipe ini dibedakan menjadi tipe vulkano kuat (Gunung

Vesuvius dan Gunung Etna) dan tipe Vulkano lemah (Gunung Bromo dan Gunung

Raung).Peralihan antara kedua tipe ini juga dijumpai di Indonesia misalnya

Gunung Kelud dan Anak Gunung Bromo.

Tipe Merapi

Dicirikan dengan lavanya yang cair-kental.Dapur magmanya relatif dangkal

dan tekanan gas yang agak rendah.Contoh letusan tipe Merapi di Indonesia adalah

Gunung Merapi di Jawa Tengah dengan awan pijarnya yang tertimbun di

lerengnya menyebabkan aliran lahar dingin setiap tahun. Contoh yang lain adalah

Gunung Galunggung di Jawa Barat.

Tipe Perret

Page 13: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

10

Letusan gunung api tipe perret adalah mengeluarkan lava cair dengan

tekanan gas yang tinggi. Kadang-kadang lubang kepundan tersumbat, yang

menyebabkan terkumpulnya gas dan uap di dalam tubuh bumi, akibatnya sering

timbul getaran sebelum terjadinya letusan.Setelah meletus material-material

seperti abu, lapili, dan bom terlempar dengan dahsyat ke angkasa. Contoh letusan

gunung api tipe perret di Indonesia adalah Gunung Krakatau yang meletus sangat

dahsyat pada tahun 1873, sehingga gunung Krakatau (tua) itu sendiri lenyap dari

permukaan laut, dan mengeluarkan semburan abu vulkanik setinggi 5 km.

2.2 Morfologi Gunungapi

Morfologi tubuh gunungapi

Morfologi tubuh gunungapi dapat dibagi antara lain berupa bentuk - bentuk :

Kerucut, merupakan bentukan yang umum dijumpai pada gunungapi piroklastik

dan berlapis. Bentukan kerucut yang dibangun oleh bahan lepas gunungapi dapat

berupa kerucut batuapung yang tersusun oleh batuapung, kerucut scoria yang

tersusun oleh scorea dan kerucut sinder yang merupakan kumpulan sinder dan

bahan skoreaan.

Page 14: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

11

Kubah, biasanya dijumpai pada tipe gunungapi lava (shield volcano). Kubah lava

merupakan bentukan dari lelehan lava kental yang keluar melalui celah dan

dibatasi oleh sisi curam disekelilingnya.

Maar, umumnya dijumpai pada tipe gunungapi gas atau piroklastik.

Kawah, merupakan bentuk negatif yang terjadi karena kegiatan gunungapi.

Berdasarkan genetiknya dibedakan kawah letusan dan kawah runtuhan. Sedangkan

Page 15: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

12

berdasarkan letaknya terhadap pusat kegiatan dikelompokkan kawah kepundan

dan kawah samping (kawah parasiter).

Kaldera, merupakan depresi topografi yang besar, berbentuk bundar atau oval.

Ukuran kaldera memang lebih besar dari kawah, meskipun tidak ada batasan

ukuran yang membedakannya hingga mempunyai ukuran berupa kawah dapat

disebut kaldera. H. William (1974), mengklasifikasikan kaldera menjadi beberapa

jenis berdasarkan proses yang membentuknya, yaitu :

o Kaldera letusan, yang disebabkan oleh letusan gunungapi yang sangat

kuat yang menghancurkan bagian puncak kerucut dan menyemburkan

massa batuan dalam jumlah besar. Contoh yang baik antara lain Kaldera

Bandaisan di Jepang, Kaldera Tarawera di New Zealand.

o Kaldera runtuhan, yang terbentuk karena adanya letusan yang berjalan

cepat yang memuntahkan batuapung dalam jumlah banyak, sehingga

menyebabkan kekosongan pada dapur magma. Penurunan permukaan

magma didalam waduk pun akan menyebabkan akan terjadinya runtuhan

pada bagian puncak gunungapi. Contoh yang baik antara lain Kaldera Toba

(Tapanuli – Sumatra Utara), Kaldera Tengger (Probolinggo – Jawa Timur).

o Kaldera erosi , disebabkan oleh erosi pada bagian puncak kerucut, dimana

erosi akan memperluas daerah lekukan sehingga kaldera tersebut akan

semakin luas.

Page 16: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

13

o Kaldera resurgent, yang terbentuk karena adanya bongkah lekukan di

bagian tengah kaldera yang terangkat oleh magma yang bergerak naik ke

atas, dan kemudian membentuk suatu kubah.

Morfologi di Sekitar Gunung Api.

Morfologi disekitar gunungapi dapat dibagi antara lain berupa bentuk-bentuk :

Kerucut parasiter adalah bentukan kerucut pada kaki gunungapi utama,

terbentuk akibat magma yang terjadi berhubungan langsung dengan kegiatan

gunungapi.

Hillocks merupakan bukit - bukit kecil di sekitar kaki gunungapi, dari hasil

endapan lahar dari letusan gunungapi. Contoh yang baik terdapat di kaki G.

Galunggung (Jawa barat), sehingga oleh MT Zen (1969) disebut juga sebagai tipe

Galunggung.

Antiklinorium Gunungapi merupakan rangkaian perbukitan antiklinorium yang

dijumpai pada kaki gunungapi. Terbentuk oleh gaya kompresi lateral karena

runtuhnya kerucut gunungapi Contoh yang baik terdapat di Bukit Gendol, lereng

G. Merapi (Yogyakarta), sehingga oleh MT Zen (1969) disebut juga sebagai tipe

Gendol.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Morfologi Gunung Api

Virulensi letusan.

Page 17: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

14

Besarnya pengaruh letusan gunung berapi sedemikian rupa bahwa letusan kuat dan

akan mencuramkan letusan gunung berapi, sedangkan letusan dahsyat

mengakibatkan kerusakan bentuk.

Frekuensi letusan.

Jika letusan terjadi dengan jarak waktu, maka letusan berikutnya atau gas lava

akan menemukan cara lain. Sebagai akibat dari insiden ini akan membentuk mulut

kawah lebih rumit.

Sifat magma.

Tekanan aliran-aliran lava yang naik di atas.

Tekanan aliran aliran lava yang naik ke atas, secara bertahap akan melemahkan

dan menghancurkan dinding kawah.

Kegiatan Vukanisme.

Kegiatan seperti pembentukan kaldera vulkanik akan mengganggu perkembangan

gunung berapi.

Adanya hujan rintik-rintik kerucut.

Keberadaan kerucut hujan rintik-rintik, kerucut yang berisi curam, terdiri dari

bahan batuan lepas disimpan di atas salah satu pipa umumnya berkomposisi

basalan kawah sekitar akhir lava mengalir.

Perpindahan dari pusat gunung berapi.

Migrasi pusat aktivitas vulkanik (lava tube), berkaitan erat dengan aktivitas

tektonik lokal.

Keberadaan gua-gua di daerah aliran lava.

Page 18: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

15

BAB III

KESIMPULAN

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat

didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau

lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai

ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada

saat meletus.

Morfologi gunung api dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu morfologi tubuh

gunung api yaitu kerucut, kubah, maar, kawah, kaldera dan morfologi diluar atau

disekitar gunung api yaitu kerucut parasiter, hiilocks, dan antiklinorium gunung api.

Morfologi gunung api tergantung pada beberapa faktor, seperti virulensi letusan,

frekuensi letusan, sifat magma, tekanan aliran-aliran lava yang naik di atas, kegiatan

vulkanisme, adanya hujan rintik-rintik kerucut, perpindahan dari pusat gunung berapi

(tabung lava), dan keberadaan gua-gua di daerah aliran lava.

Page 19: Geomorf 7 geomorfologi gunung api

16

DAFTAR PUSTAKA

Sune, Nawir. 2011. Bahaya dan Ancaman Gunung Api. Gorontalo. UNG

http://namikazerakasaputra.blogspot.com/2013/01/sekilas-tentang-gunung-merapi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapi

http://id.wikipedia.org/wiki/Vulkanisme

http://geologist24.blogspot.com/2011/04/bentang-alam-vulkanik.html

http://geografisosiologi.blogspot.com/p/vulkanisme.html

http://softilmu.blogspot.com/2013/12/pengertian-vulkanisme-gunung-api.html