tugas manajemen k3 _ hartantig
DESCRIPTION
n jj ji ii inbiob iobiobiob ib ibi bi bi ib ibi i b ib io b b i bib ib ib ibi biTRANSCRIPT
6/5/2014 tugas manajemen k3 | hartantig
http://hartantig.wordpress.com/2013/02/02/tugas-manajemen-k3/ 1/12
tugas manajemen k3POST ED ON FEBRUA RY 2 , 2 0 1 3
BAB I
PENDAHULUAN
1. I. Latar Belakang
Di Indonesia secara historis peraturan keselamatan dan kesehatan kerja telah ada sejak pemerintahan Hindia Belanda.
Pada saat itu peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku adalah Veiligheids Reglement. Setelah
kemerdekaan dan diberlakukannya Undang-Undang Dasar 1945, maka beberapa peraturan termasuk peraturan
keselamatan telah dicabut dan digantidengan peraturan yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja
yaituUndang-Undang Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1970.
Menurut Mangkunegara (2002:163) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah. Keutuhan dan kesempurnaan tersebut
ditujukan secara khusus terhadap tenaga kerja dan manusia pada umumnya, sehingga menghasilkan suatu hasil karya dan
budaya untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Ketentuan penerapan K3 yang dijelaskan dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 adalah 1. tempat kerja yang
menggunakan mesin, pesawat, perkakas, 2. tempat kerja pembangunan perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran gedung, 3. tempat usaha pertanian, perkebunan, pekerjaan hutan, 4. pekerjaan usaha pertambangan dan
pengelolahan emas, perak, logam, serta biji logam lainnya, dan 5. tempat pengangkutan barang, binatang, dan manusia
baik di daratan, melalui terowongan, permukaan air, dalam air dan di udara.
Penerapan konsep K3 muncul sejak manusia mengenal suatu pekerjaan. Keselamatan kerja bertujuan untuk memperoleh
suatu cara yang mudah dan menjamin keselamatan pekerja dari gangguan alam, binatang maupun gangguan dari manusia
lainnya. Masalah K3 juga merupakan bagian dari suatu upaya perencanaan dan pengendalian proyek sebagaimana halnya
dengan biaya, perencanaan, pengadaan serta kualitas. Hal itu saling mempunyai keterkaitan yang sangat erat (Barrie &
Paulson, 1995:365).
Di Indonesia tingkat kecelakaan kerja merupakan salah satu yang tertinggi di dunia, sedikitnya pada tahun 2007 terjadi
65.000 kasus kecelakaan kerja: (Abduh M. 2010). Data tersebut diperkirakan 50% yang tercatat oleh Jamsostek dari
jumlah sebenarnya.
Dari sekian banyak jumlah angka kecelakaan, penyumbang terbanyak berasal dari kecelakaan kerja konstruksi yang
mencapai 30% dari total keseluruhan jumlah kecelakaan kerja. Dapat disimpulkan bahwa pekerjaan konstruksi perlu
mendapatkan perhatian khusus terhadap masalah K3.
6/5/2014 tugas manajemen k3 | hartantig
http://hartantig.wordpress.com/2013/02/02/tugas-manajemen-k3/ 2/12
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Sejarah perkembangan K3
Sejarah perkembangan K3 mulai dari zaman pra-sejarah sampai dengan zaman modern sekarang secara ringkas adalah
sebagai berikut:
1. a. Zaman Pra-Sejarah
Pada zaman batu dan goa (Paleolithic dan Neolithic) dimana manusia yang hidup pada zaman ini telah mulai membuat
kapak dan tombak yang mudah untuk digunakan serta tidak membahayakan bagi mereka saat digunakan. Disain tombak
dan kapak yang mereka buat umumnya mempunyai bentuk yang lebih besar proporsinya pada mata kapak atau ujung
tombak. Hal ini adalah untuk menggunakan kapak atau tombak tersebut tidak memerlukan tenaga yang besar karena
dengan sedikit ayunan momentum yang dihasilkan cukup besar. Disain yang mengecil pada pegangan dimaksudkan
untuk tidak membahayakan bagi pemakai saat mengayunkan kapak tersebut.
1. b. Zaman Bangsa Babylonia (Dinasti Summeria) di Irak
Pada era ini masyarakat sudah mencoba membuat sarung kapak agar aman dan tidak membahayakan bagi orang yang
membawanya. Pada masa ini masyarakat sudah mengenal berbagai macam peralatan yang digunakan untuk membantu
pekerjaan mereka. Dan semakin berkembang setelah ditemukannya tembaga dan swasa sekitar 3000-2500 BC. Pada
tahun 3400 BC masyarakat sudah mengenal konstruksi dengan menggunakan batubata yang dibuat proses pengeringan
oleh sinar matahari. Pada era ini masyarakat sudah membangun saluran air dari batu sebagai fasilitas sanitasi. Pada tahun
2000 BC muncul suatu peraturan “Hammurabi” yang menjadi dasar adanya kompensasi asuransi bagi pekerja.
1. c. Zaman Mesir Kuno
Pada masa ini terutama pada masa berkuasanya Fir’aun banyak sekali dilakukan pekerjaan raksasa yang melibatkan
banyak orang sebagai tenaga kerja.Pada tahun 1500 BC khususnya pada masa Raja Ramses II dilakukan pekerjaan
pembangunan terusan dari Mediterania ke Laut Merah.Disamping itu Raja Ramses II juga meminta para pekerja untuk
membangun “temple” Rameuseum.Untuk menjaga agar pekerjaannya lancar Raja Ramses II menyediakan tabib serta
pelayan untuk menjaga kesehatan para pekerjanya.
1. d. Zaman Yunani Kuno
Pada zaman Romawi kuno tokoh yang paling terkenal adalah Hippocrates. Hippocrates berhasil menemukan adanya
penyakit tetanus pada awak kapal yang ditumpanginya.
1. e. Zaman Romawi
6/5/2014 tugas manajemen k3 | hartantig
http://hartantig.wordpress.com/2013/02/02/tugas-manajemen-k3/ 3/12
Para ahli seperti Lecretius, Martial, dan Vritivius mulai memperkenalkan adanya gangguan kesehatan yang diakibatkan
karena adanya paparan bahan toksik dari lingkungan kerja, seperti timbal dan sulfur.Pada masa pemerintahan Jendral
Aleksander Yang Agung sudah dilakukan pelayanan kesehatan bagi angkatan perang.
1. f. Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan sudah diberlakukan pembayaran terhadap pekerja yang mengalami kecelakaan, sehingga
menyebabkan cacat atau meninggal. Masyarakat pekerja sudah mengenal akan bahaya vapour di lingkungan kerja
sehingga disyaratkan bagi pekerja yang bekerja pada lingkungan yang mengandung vapour harus menggunakan masker.
1. g. Abad ke-16
Salah satu tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Phillipus Aureolus Theophrastus Bombastus Von Hoheinheim atau
yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan Paracelsus mulai memperkenalkan penyakit akibat kerja terutama yang
dialamai oleh pekerja tambang.Pada era ini seorang ahli yang bernama Agricola dalam bukunya De Re Metallica bahkan
sudah mulai melakukan upaya pengendalian bahaya timbal di pertambangan dengan menerapkan prinsip ventilasi.
1. h. Abad ke-18
Pada masa ini ada seorang ahli bernama Bernardino Ramazzini (1664 – 1714) dari Universitas Modena di Italia, menulis
dalam bukunya yang terkenal : Discourse on the diseases of workers, (buku klasik ini masih sering dijadikan referensi
oleh para ahli K3 sampai sekarang). Ramazzini melihat bahwa dokter pada masa itu jarang yang melihat hubungan antara
pekerjaan dan penyakit, sehingga ada kalimat yang selalu diingat pada saat dia mendiagnosa seseorang yaitu “ What is
Your occupation ?”. ramazzini melihat bahwa ada dua faktor besar yang menyebabkan penyakit akibat kerja, yaitu
bahaya yang ada dalam bahan yang digunakan ketika bekerja dan adanya gerakan janggal yang dilakukan oleh para
pekerja ketika bekerja (ergonomic factors).
1. i. Era Revolusi Industri (Traditional Industrialization)
Pada era ini hal yang turut mempengaruhi perkembangan K3 adalah :
1. Penggantian tenaga hewan dengan mesin, seperti mesin uap yang baru ditemukan sebagai sumber energi.
2. Penggunaan mesin yang menggantikan tenaga manusia
3. Pengenalan metode baru dalam pengolahan bahan baku (khususnya bidang industri kimia dan logam).
4. Pengorganisasian pekerjaan dalam cakupan yang lebih besar berkembangnya industri yang ditopang oleh
penggunaan mesin-mesin baru.
5. Perkembangan teknologi ini menyebabkan mulai muncul penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pemajanan
karbon dari bahan-bahan sisa pembakaran.
6. j. Era Industrialisasi (Modern Idustrialization)
Sejak era revolusi industri di atas sampai dengan pertengahan abad 20, maka penggunaan teknologi semakin berkembang
sehingga K3 juga mengikuti perkembangan ini. Secara keilmuan K3 konsep yang berkembang pada era ini adalah
mengenai metode-metode pengendalian bahaya kecelakaan dan potensi gangguan kesehatan dengan
6/5/2014 tugas manajemen k3 | hartantig
http://hartantig.wordpress.com/2013/02/02/tugas-manajemen-k3/ 4/12
pendekatan Engineering, Administrative, dan penggunaan alat pelindung diri saat bekerja. Masalah yang muncul
sangatberhubungan dengan sistem operasionalisasi kerja yang dibantu dengan mesin yang canggih. Seiring dengan
kemajuan teknologi serta munculnya permasalahan baru di lingkungan kerja terutama aspek keselamatan dan kesehatan
pekerja saat bekerja dengan mesin maka mulai dikembangkan alat pelindung diri, safety devices, interlock dan alat
pengaman lainnya juga turut berkembang.
1. k. Era Manajemen dan Manjemen K3
Perkembangan era manajemen modern dimulai sejak tahun 1950-an hingga sekarang. Perkembangan ini dimulai dengan
teori Heinrich (1941) yang meneliti penyebab kecelakaan bahwa umumnya (85%) terjadi karena faktor manusia (unsafe
act) dan faktor kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition).
Pada era ini berkembang sistem automasi pada pekerjaan untuk mengatasi masalah sulitnya melakukan perbaikan
terhadap faktor manusia. Namun sistem otomasi menimbulkan masalah manusiawi yang akhirnya berdampak kepada
kelancaran pekerjaan karena adanya blok pekerjaan dan tidak terintegrasinya masing-masing unit pekerjaan. Sejalan
dengan itu Frank Bird dari International Loss Control Institute (ILCI) pada tahun 1972 mengemukakan teori Loss
Causation Model yang menyatakan bahwa faktor manajemen merupakan latar belakang penyebab yang menyebabkan
terjadinya kecelakaan. Berdasarkan perkembangan tersebut serta adanya kasus kecelakaan di Bhopal tahun 1984,
akhirnya pada akhir abad 20 berkembanglah suatu konsep keterpaduan sistem manajemen K3 yang berorientasi pada
koordinasi dan efisiensi penggunaan sumber daya. Keterpaduan semua unit kerja, seperti safety, health dan masalah
lingkungan dalam suatu sistem manajemen juga menuntut adanya kualitas yang terjamin baik dari aspek input proses dan
output. Untuk mencakup semua aspek di perusahaan, maka manajemen yang dikembangkan adalah manajemen secara
sistem.
Secara keilmuan K3 aspek yang berkembang pada era ini adalah manajemen di bidang K3 serta Integrative System
Management K3. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya standar internasional, seperti ISO 9000, ISO 14000 dan ISO
18000.
1. l. Era Mendatang Perkembangan K3
Ternyata aspek K3 tidak hanya diperlukan di lingkungan industri atau tempat kerja saja. Prasarana dan sarana yang
digunakan atau yang dimanfaatkan oleh masyarakat umumpun perlu mendapatkan perhatian K3. Permasalahan K3 tidak
hanya menjadi tugas dan tanggung jawab ahli K3, tapi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat baik yang berada
di lingkungan kerja (formal) maupun masyarakat umum. Oleh sebab itu arah perkembangan K3 di masa yang akan datang
lebih ditekankan kepada aspek perilaku dengan kata lain setiap orang di setiap aktivitas mereka sudah menerapkan
prinsip K3. Pada masa yang akan datang tidak hanya difokuskan pada permasalahan K3 yang ada sebatas di lingkungan
industri dan pekerja. Perkembangan K3 mulai menyentuh aspek yang sifatnya publik atau untuk masyarakat luas.
Penerapan aspek K3 mulai menyentuh segala sektor aktifitas kehidupan dan lebih bertujuan untuk menjaga harkat dan
martabat manusia serta penerapan hak asazi manusia demi terwujudnya kualitas hidup yang tinggi. Upaya ini tentu saja
lebih bayak berorientasi kepada aspek perilaku manusia yang merupakan perwujudan aspek-aspek K3.
Sumber :http://ardhikesehatanlingkungan.blogspot.com/2012/03/sejarah-k3.html
2.2 Pengertian Yang Digunakan Dalam K3
6/5/2014 tugas manajemen k3 | hartantig
http://hartantig.wordpress.com/2013/02/02/tugas-manajemen-k3/ 5/12
2.2.1 Pengertian Dasar K3 (Occupational Health and Safety)
Pengistilahan keselamatan dan kesehatan kerja (atau sebaliknya) bermacam macam, ada yang menyebutnya higiene
perusahaan dan kesehatan kerja (Hyperkes), ada yang hanya disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational
Safety and Health.
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering disebut dengan safety saja, secara filosofi
diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya.
Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Pengertian kecelakaan kerja (accident) adalah suatu kejadian atau
peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses.
Dewasa ini pembangunan nasional bergantung banyak kepada kualitas, kompetensi dan profesionalisme sumber daya
manusia termasuk praktisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Dari segi dunia usaha diperlukan produktivitas dan
daya saing yang baik agar dapat berkiprah dalam bisnis internasional maupun domestik. Salah satu faktor yang harus
dibina sebaik-baiknya adalah implementasi K3 dalam berbagai aktivitas masyarakat khususnya dalam dunia kerja.
Pengertian hampir celaka, yang dalam istilah safety disebut dengan insiden (incident), ada juga yang menyebutkan
dengan istilah “near-miss” atau “near-accident”, adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana
dengan keadaan yang sedikit berbeda akan mengakibatkan bahaya terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian
terhadap proses kerja.
Bagaimana K3 dalam perspektif hukum? Ada tiga aspek utama hukum K3 yaitu norma keselamatan, kesehatan kerja, dan
kerja nyata. Norma keselamatan kerja merupakan sarana atau alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang
tidak diduga yang disebabkan oleh kelalaian kerja serta lingkungan kerja yang tidak kondusif.
Definisi tentang K3 adalah yang dirumuskan oleh ILO/WHO Joint safety and Health Committee :
Occupational Health and Safety is the promotion and maintenance of the highest degree of physical, mental and social
well-being of all occupation; the prevention among workers of departures from health caused by their working
conditions; the protection of workers in their employment from risk resulting from factors adverse to health; the
placing and maintenance of the worker in an occupational environment adapted to his physiological and psychological
equipment and to summarize the adaptation of work to man and each man to his job.
Sumber :http://kajiank3.blogspot.com/2012/01/definisi-k3.html
Bila dicermati definisi K3 di atas maka definisi tersebut ada dalam beberapa kalimat yang menunjukkan bahwa K3 adalah
:
a) Promosi dan memelihara derajat tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial di semua
jenis pekerjaan.
b) Untuk mencegah penurunan kesehatan keselamatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan mereka.
c) Melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-faktor yang dapat mengganggu
6/5/2014 tugas manajemen k3 | hartantig
http://hartantig.wordpress.com/2013/02/02/tugas-manajemen-k3/ 6/12
kesehatan.
d) Penempatan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi fisilogis dan psikologis pekerja
dan untuk menciptakan kesesuaian antara pekerjaan dengan pekerja dan setiap orang dengan tugasnya.
Definisi K3 yang dirumuskan oleh ILO dan WHO dapat ditelaah dengan menggunakan sistematika 4W (What, Who,
When, Where) dan 1 H (How).
1. What
Kata “what” berarti apa atau apakah. Dalam konteks pembahasan ini sesuai dengan definisi di atas, maka yang dimaksud
dengan what adalah apa yang menjadi perhatian dalam keilmuan K3. Dari definisi di atas terlihat konsern K3 yang
dirumuskan lebih memperhatikan aspek Kesehatan dengan penekanan terhadap pengendalian terhadap
potensihazardyang ada di lingkungan kerja. Pada definisi di atas juga terlihat sedikit mengenai aspek keserasian antara
pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerja (aspek ergonomi).
1. Who
Pada definisi di atas yang dimaksud dengan “who” adalah semua pekerja yang berada di tempat kerja mulai
dari leveltertingi dalam manajemen sampai level terendah. Aspek yang diperhatikan meliputi fisik, mental dan
kesejahteraan sosial.
1. When
Bila merujuk pada definisi di atas yang mana terdapat kata promotion, prevention,
protection, dan maintenance,menunjukkan bahwa K3 dalam penerapannya dilakukan di semua tahapan proses. Tahapan
yang dimaksud misalnya tahap disain (preventif dan promotif), tahap proses berjalan (protection dan maintenance) serta
dapat dilakukan pada saatpasca operasi khusunya untuk penanganan masalah keselamatan dan kesehatan produk dan
masalah limbah produksi.
1. Where
Pada definisi di atas berarti tempat di mana K3 harus di jalankan atau dilaksanakan. Bila merujuk pada definisi di atas,
maka tempat penerapan K3 adalah pada setiap pekerjaan di lingkungan kerja.
1. How
Pada definisi di atas maksudnya adalah bagaimana metode untuk melaksanakan K3 di lingkungan kerja pada semua jenis
pekerjaan. Terlihat bahwa penerapan K3 menurut ILO/WHO adalah dengan melakukan promotive, preventive,
protective, maintenance dan adaptative.
2.2.2 Istilah K3
Ada beberapa istilah dalam K3, diantaranya sebagai berikut:
6/5/2014 tugas manajemen k3 | hartantig
http://hartantig.wordpress.com/2013/02/02/tugas-manajemen-k3/ 7/12
1. Potensi bahaya (hazard)
Ialah suatu keadaan yang memungkinkan dapat menimbulkan kecelakaan atau kerugian berupa cedera, penyakit,
kerusakan atau kemampuan melaksanakan fungsi yang telah ditetapkan.
1. Tingkat bahaya (danger)
Adalah ungkapan adanya potensi bahaya secara relatif. Kondisi yang berbahaya mungkin saja ada, akan tetapi dapat
menjadi tidak begitu berbagaya karena telah dilakukan beberapa tindakan pencegahan.
1. Risiko (Risk)
Menyatakan kemungkinan terjadinya kecelakaan/kerugian pada priode waktu tertentu atau siklus operasi tertentu.
1. Insiden (Incident)
Kejadian yang tidak diinginkan yang dapat dan telah mengadakan kontak dengan sumber energi melebihi nilai ambang
batas badan atau struktur.
1. Kecelakaan (accident)
Adanya suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses-proses yang telah
diatur dari suatu aktivitas.
1. Aman/Selamat (safe)
Adalah suatu kondisi tiada ada kemungkinan malapetaka (bebas dari bahaya).
1. Tindakan tidak aman (unsafe action)
Adalah suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan yang memberikan peluang terhadap kejadian kecelakaan.
Contoh :
a) Karyawan bekerja tanpa memakai Alat Pelindung Diri Pekerja yang mengabaikan Peraturan K3.
b) MEROKOK di daerah Larangan merokok.c)Bersendau gurau pada saat bekerja.Dll.
1. Keadaan tak man (unsafe condition)
Adalah suatu kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya yang mungkin dapat langsung mengakibatkan terjadinya
kecelakaan.
Contoh :
a) Peralatan kerja yang sudah usang ( tidak laik pakai ).
b) Tempat kerja yang acak-acakan
6/5/2014 tugas manajemen k3 | hartantig
http://hartantig.wordpress.com/2013/02/02/tugas-manajemen-k3/ 8/12
c) Peralatan kerja yang tidak ergonomis.
d) Roda berputar mesin yang tidak dipasang pelindung ( penutup ).
1. Tempat kerja yang terdapat bahan kimia berbahaya yang tidak dilengkapi sarana pengamanan ( labeling, rambu)
dll.
Sumber : http://febriantoro92.wordpress.com/2011/12/06/istilah-istilah-dalam-k3/
2.2.3 OHSAS 18001
Apa itu OHSAS 18001?
OHSAS 18001 merupakan Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang dikeluarkan oleh Organisasi Internasional
dengan tujuan untuk menciptakan system untuk diterapkan di organisasi sehingga bisa mengurangi dampak dan resiko
terhadap aktivitas yang ada di organisasi/perusahaan.
OHSAS 18001:2007 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Kesehatan danKeselamatan
Kerja.Diterbitkan tahun 2007, menggantikan OHSAS 18001:1999, dan dimaksudkanuntuk mengelola aspek kesehatan
dan keselamatan kerja (K3) daripada keamanan produk.
HIRADC dari pengertiannya saja mengandung arti Identifikasi Bahaya, Penilaian danPengendalian Resiko. HIRADC
adalah salah satu bagian dari standar OHSAS 18001:2007
II.3 Kebutuhan K3
Pada tahun 2002, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jacob Nuwa Wea menyatakan keprihatinannya terhadap
keselamatan kerja,dengan menyebutkan bahwa kecelakaan kerja menyebabkan hilangnya 71 juta jam orang kerja (71 juta
jam yang seharusnya dapat secara produktif digunakan untuk bekerja apabila pekerja yang bersangkutan tidak
mengalami kecelakaan) dan kerugian laba sebesar 340 milyar rupiah.
Menteri Tenagakerja dan Transmigrasi, DR.Ir. Erman Suparno, MBA, MSi, dalam presentasinya pada acara sosialisasi
revitalisasi pengawasan ketenagakerjaan pada tanggal 1 April 2008 di kantor Depnakertrans Jakarta mengatakan
kecelakaan kerja di Indonesia menduduki pada urutan ke-52 dari 53 negara di dunia, jumlah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja sebanyak 65,474 kecelakaan. Dari kecelakaan tersebut mengakibatkan meninggal 1,451 orang,
cacat tetap 5.326 orang dan sembuh tanpa cacat 58.697 orang. Dalam kesempatan tersebut Menakertrans juga
menyampaikan bahwa tingkat pelanggaran peraturan perundangan ketenagakerjaan pada tahun 2007 sebanyak 21.386
pelanggaran.
Fakta tingginya kecelakaan kerja di Indonesia jangan di lihat sebagai takdir yang tidak biasa diubah,karena kecelakaan
tidak terjadi begitu saja seperti konsep terjadinya kecelakaan yang sudah dijelaskan sebelumnya. Setiap kecelakaan pasti
ada penyebabnya. Kelalaian perusahaan yang semata-mata memusatkan diri pada keuntungan dan kegagalan pemerintah
dalam meratifikasi konvensi keselamatan internasional atau melakukan pemeriksaan terhadap pekerja merupakan dua
hal yang menjadi penyebab utama besarnya tingkat kecelakaan kerja di Indonesia. Padahal sesungguhnya pemerintah
dan manajemen perusahaan berkewajiban melindungi dan menyediakan tempat kerja yang aman bagi pekerja agar
terhindar dari kecelakaan kerja. Ada tiga alasan utama mengapa keselamatan kerja tersebut sangat penting dan
6/5/2014 tugas manajemen k3 | hartantig
http://hartantig.wordpress.com/2013/02/02/tugas-manajemen-k3/ 9/12
dibutuhkan, yaitu:
1. Keselamatan kerja merupakan hak yang paling dasar bagi pekerja. Setiap pekerja berhak mendapatkan
perlindungan dan keamanan selama berkerja.
2. Karena keselamatan kerja tersebut merupakan hak asasi pekerja, maka perlu dilindungi oleh undang-undang atau
aturan-aturan hukum baik ditingkat nasional maupun internasional.
3. Tujuan perusahaan adalah mendapatkan keuntungan,untuk mendukung tujuan tersebut faktor keselamatan kerja
menjadi penting untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi kerugian akibat kecelakaan kerja.
Selain itu untuk menganalisis kebutuhan K3 yaitu dengan cara mengidentifikasi peraturan-peraturan K3, seperti di
bawah ini:
1. Dasar Keselamatan Kerja
PP RI no. 50 tahun 2012, Mengenai penerapan SMK3.
OHSAS 18001 : 2007, Mengenai occupational health & safety management system – requirement.
1. Ahli K3
Permenaker RI no. 02/MEN/1992 Mengenai tata cara penunjukkan kewajiban dan wewenang ahli K3.
1. Operator/Petugas/Teknisi K3
Permenakertrans RI no. 09/MEN/2010 Mengenai operator dan petugas pesawat angkat dan angkut.
Permenaker RI no. 01/MEN/1988 Mengenai kualifikasi dan syarat-syarat operator pesawat uap.
Kepdirjen Binwasnaker no. KEP 113/DJPPK/IX/2006 Mengenai kompetensi, kurikulum dan persyaratan khusus
petugas keselamatan dan kesehatan kerja madya ruang terbatas (Confined space).
1. Kesehatan Kerja
Permenaker RI no. 01/MEN/1976 Mengenai wajib latihan hyperkes bagi dokter perusahaan.
Permenakertrans RI no. 01/MEN/1979 Mengenai kewajiban pelatihan hygienis perusahaan, kesehatan dan
keselamatan kerja paramedis.
Permenaker no. 15/MEN/VIII/2008 Mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja.
1. Bahan Berbahaya dan Beracun
Keputusan Permenaker RI no. KEP/187/MEN/1999 Mengenai pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat
kerja.
II.4 Tujuan dan Manfaat K3
II.4.1 Tujuan K3 :
6/5/2014 tugas manajemen k3 | hartantig
http://hartantig.wordpress.com/2013/02/02/tugas-manajemen-k3/ 10/12
Tujuan dari K3 yaitu sebagai berikut :
1. Melindungi keselamatandankesehatanpekerja
2. Meningkatkan kesejahteraan dan kinerja
3. Menjamin keselamatandankesehatan orang lain dalam lingkungan kerja
4. Mengamankan sumber polutan
5. Menyehatkan lingkungan kerja
6. mengefisienkan kegiatan
II.4.2 Manfaat K3
Manfaat dari K3 yaitu sebagai berikut :
1. Untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.
2. Mengurangi risiko akibat kecelakaan
II.5 Filosofi K3
Filosofi dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam
menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan
tempat kerjanya. Bila semua potensi bahaya telah dikendalikan dan memenuhi batas standar aman, maka akan
memberikan kontribusi terciptanya kondisi lingkungan kerja yang aman, sehat dan proses produksi menjadi lancar, yang
pada akhirnya akan dapat menekan risiko kerugian dan berdampak terhadap peningkatan produktivitas.
Filosofi penerapan K3 tidak hanya dilakukan ditempat kerja, tapi sudah secara otomatis tanpa kita sadari sudah
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dimanapun kita berada. Hal ini terbukti dalam pergaulan kita sehari-hari dimana
kita selalu mengucapkan selamat pagi, selamat siang, selamat malam, selamat makan atau selamat tidur dan selamat yang
lainnya. Sekarang yang menjadi pertanyaan “ Kenapa kok kata-kata selamat yang selalu terucap? dan ada bahaya apakah
disekitar kita?”. Jika kita selami lebih dalam ucapan selamat ini sebetulnya menandakan setiap orang selalu berharap
untuk keselamatan dirinya sendiri dan juga orang lain yang ditemuinya termasuk lingkungan disekitarnya.
Sedangkan jika kita berbicara mengenai bahaya, tidak bisa kita pungkiri dimanapun kita berada selalu dikelilingi oleh
bahaya, termasuk ketika kita tidur pun juga dikelilingi bahaya seperti misal tiba-tiba terkena bencana kebakaran atau
gempa bumi. Hal ini yang mendorong orang selalu bilang “selamat tidur”, atau sebagai orang yang beragama kita
diharapkan selalu berdoa sebelum tidur,harapannya ketika tidur kita bisa selamat..
Sekarang yang menjadi pertanyaan, “Apakah kita mesti takut menjalani hidup dengan melihat kondisi lingkungan kita
yang tidak pernah aman atau selalu dikelilingi bahaya?”.Jawabannya adalah tergantung diri kita masing-
masing.Kita tidak perlu takut dalam menjalani hidup ini, semua kita kembalikan ke Yang Maha Kuasa dan tergantung
usaha kita. Bahaya yang ada disekitar kita merupakan tantangan bagi kita untuk mencari cara agar bisa selamat dengan
memanfaatkan kemampuan berfikir kita. Bahaya memang tidak bisa kita hilangkan tetapi tetap bisa kita kendalikan dan
6/5/2014 tugas manajemen k3 | hartantig
http://hartantig.wordpress.com/2013/02/02/tugas-manajemen-k3/ 11/12
minimalisirkan dampaknya dengan upaya-upaya penerapan K3 sehingga kita bisa menjalani hidup ini dengan tetap
selamat dan aman.Danjuga tidak bisa kita pungkiri semua tetap kita kembalikan kepada Yang Maha Kuasa karena itu kita
diharapkan untuk selalu rendah diri dan berdoa agar selalu selamat.
II.5.1 Filosofi K3 menurut International Associate of Safety Professional
Menurut International Association of Safety Professional, Filosofi K3 dibagi menjadi 8 Filosofi yaitu :
1. Safety is an ethical responsibility ( TanggungJawab Moral )
K3 adalah tanggung jawab moral/etik.Masalah K3 hendaklah menjadi tanggung awab moral untuk menjaga keselamatan
sesama manusia. K3 bukan sekedar pemenuhan perundangan atau kewajiban
1. Safety is a culture, not a program ( K3 bukanhanyasekedar Program, tapibudaya )
K3 bukan sekedar program yang dijalankan perusahaan untuk sekedar memperoleh penghargaan dan sertifikat. K3
hendaklah menjadi cerminan dari budaya dalam organisasi
1. Management is responsible ( K3 adalahtanggungjawabmanajemen )
Manajemen perusahaan adalah yang paling bertanggung jawab mengenai K3. Sebagian tanggung jawab dapat dilimpahkan
secara beruntun ke tingkat yang lebih bawah
1. Employee must be trained to work safety ( Pekerjaharusdididikuntukbekerjasecaraaman )
Setiap tempat kerja, lingkungan kerja dan jenis pekerjaan memiliki karakteristik dan persyaratan K3 yang berbeda. K3
harus ditanamkan dan dibangun melalui pembinaan dan pelatihan
1. Safety is a condition of employment ( K3 adalahcerminankondisiketenagakerjaan )
Tempat kerja yang baik adalah tempat kerja yang aman. Lingkungan kerja yang menyenangkan dan serasi akan
mendukung tingkat keselamatan. Kondisi K3 dalam perusahaan adalah pencerminan dari kondisi ketenagakerjaan dalam
perusahaan.
1. All injuries are preventable ( Semuakecelakaanakibatkerjadapatdicegah )
Prinsip dasar dari K3 adalah semua kecelakaan dapat dicegah karena kecelakaan ada sebabnya.Jika sebab kecelakaan
dapat dihilangkan maka kemungkinan kecelakaan dapat dihindarkan.
1. Safety program must be site specific ( Program K3 bersifatspesifik )
Program K3 harus dibuat berdasarkan kebutuhan kondisi dan kebutuhan nyata di tempat kerja sesuai dengan potensi
bahaya sifat kegiatan, kultur, kemampuan finansial dll. Program K3 dirancang spesifik untuk masing-masing organisasi
6/5/2014 tugas manajemen k3 | hartantig
http://hartantig.wordpress.com/2013/02/02/tugas-manajemen-k3/ 12/12
atau perusahaan.
1. Safety is good business ( K3 baikuntukmanajemen )
Melaksanakan K3 jangan dianggap sebagai pemborosan atau biaya tambahan. Melaksanakan K3 adalah sebagai bagian
dari proses produksi atau strategi perusahaan. Kinerja K3 yang baik akan memberikan manfaat terhadap bisnis
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://ergonomi-fit.blogspot.com/2012/06/filosfi-kesehatan-dan-keselamatan-kerja.html
2. http://staff ui.ac.id/internal/132255817material/IntrotoK3.pdf
3. http://diezow.wordpress.com/2010/01/07/konsep-dasar-keselamatan-kerja/
4. Poerwanto, Helena dan Syaifullah. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Hukum universitas Indonesia, 2005.
5. Indonesia Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
6. Indonesia Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
7. Silalahi, Bennet N.B dan Silalahi , Rumondang.1991. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja :
Pustaka Binaman Pressindo.
8. http://id.scribd.com/doc/94378271/Arti-dan-Pengertian-Dalam-K3
9. http://masteropik.blogspot..com/2010/12/pengertian-dan-Ruang-Lingkup-Kesehatan.html
10. http://abunajmu.files.wordpress.com/2012/08/tna-k3-sheet1.jpeg