tugas makalah - kebudayaan islam

24
TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM “KEBUDAYAAN ISLAM” Oleh Prayudha Widwicahyo (21010113140148) Sarah Salsabila F.I. (21010113140150) Tubagus Naufal Dzaki (21010113130151) Dimas Syahputra (21010113140152) Sanggabuana Satria (21010113140155) FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Upload: naufal-dzaki

Post on 28-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

Tugas mata kuiah Agama Islam pada semester 2S-1 Teknik Sipil Universitas Diponegoro

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Makalah - Kebudayaan Islam

TUGAS MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“KEBUDAYAAN ISLAM”

Oleh

Prayudha Widwicahyo (21010113140148)

Sarah Salsabila F.I. (21010113140150)

Tubagus Naufal Dzaki (21010113130151)

Dimas Syahputra (21010113140152)

Sanggabuana Satria (21010113140155)

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

Page 2: Tugas Makalah - Kebudayaan Islam

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebudayaan merupakan  segala sesuatu yang diciptakan oleh umat manusia dan sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. (Koentjaraningrat dalam http://fatikhahfauziahh92.wordpress.com/2012/05/23/makalah-tentang-kebudayaan-islam/). Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia mempunyai kekhasan budaya.

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang berakal…” (QS. Yusuf ayat 111)

Setiap daerah, bahkan pulau, mempunyai karakteristik kebudayaan masing – masing. Majunya peradaban Indonesia juga ditopang oleh sejarah perjalanan kebudayaanya di bidang tata negara, pendidikan, ekonomi dan teknologi. Produk-produk peradaban masa lampau di negeri zamrud khatulistiwa ini, Candi Borobudur misalnya, menjadi daya tarik mancanegara. Devisa mengalir dari ketertarikan tersebut, kemudian Indonesia dapat menjalin kerjasama dengn asing. Hal tersebut menunjukan bahwa kebudayaan dapat menjadi pengikat persaudaraan bangsa dan memperkaya knowledge guna memberikan kebermanfaatan bagi negara.

Sebagai negara yang mayoritas penduduknya memeluk Islam, Indonesia menjadi wadah bagi perkembangan kebudayaan yang bernafaskan Islam. Budaya lokal yang ada sebelum Islam masuk, banyak yang sudah bersinergi dengan prinsip-prinsip Islam. Bisnis syariah bukan hal baru bagi masyarakat Indonesia. Begitu juga dengan sekolah Islam terpadu, pesantren dan produk-produk peradaban lain yang mempunyai ciri Islam dari segi isinya. Sehingga, kebudayaan Indonesia dengan prinsip kebudayaan Islam menjadi bahasan yang kontinyu, tidak habis untuk ditelaah seiring perkembangan budaya yang ada.

Rumusan Masalah

a. Bagaimana konsep kebudayaan dalam pandangan Islam ?b. Bagaimana sejarah singkat mengenai intekektual atau ilmu pengetahuan

dalam Islam ?c. Bagaimana peran masjid sebagai pusat peradaban ?d. Bagaimana kondisi dan posisi nilai-nilai Islam dalam Budaya Indonesia ?

Tujuan Penulisan

Page 3: Tugas Makalah - Kebudayaan Islam

a. Menjelaskan konsep kebudayaan dalam pandangan Islam.b. Menjelaskan sejarah singkat mengenai intekektual atau ilmu pengetahuan

dalam Islam.c. Menjelaskan peran masjid sebagai pusat peradaban.d. Menjelaskan kondisi dan posisi nilai-nilai Islam dalam Budaya Indonesia.

Page 4: Tugas Makalah - Kebudayaan Islam

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP  KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa: “ budaya “ adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang “ kebudayaan” adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat.

Secara umum arti kebudayaan ialah suatu hasil daya pemikiran dan pemerahan tenaga lahir manusia, ia adalah gabungan antara tenaga fikiran dengan tenaga lahir manusia ataupun hasil daripada gabungan tenaga batin dan tenaga lahir manusia. Yang dimaksudkan gabungan antara tenaga batin (daya pemikiran) dengan tenaga lahir ialah suatu pemikiran manusia yang dilaksanakan dalam bentuk perbuatan. Maka hasil daripada gabungan inilah yang dikatakan kebudayaan.

Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa kebudayaan melekat dengan diri manusia, artinya akan kebudayaan. Kebudayaan itu lahir bersama dengan kelahiran manusia itu sendiri. (Tim Depag RI, 2004: 165).

Secara umum kebudayaan dapat dipahami  sebagai hasil olah akal, berupa:

1. Cipta   : kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia hal yang ada dalam pengalamannya secara lahir dan batin. Hasil cipta berupa berbagai ilmu pengetahuan.

2. Karsa  : kerinduan manusia untuk menyadari tentang asal-usul manusia sebelum lahir dan ke mana manusia sesudah mati. Hasilnya berupa norma-norma dan kepercayaan. Kemudian timbul bermacam-macam agama karena kesimpulan manusia juga bemacam-macam.

3. Rasa    : kerinduan manusia akan keindahan sehingga menimbulkan dorongan untuk menikmatinya. Manusia pada dasarnya selalu merindukan keindahan dan menolak keburukan atau kejelekan.

Hasil budaya manusia dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Kebudayan jasmaniyah (kebudayaan fisik) seperti benda-benda ciptaan manusia, misalnya alat perlengkapan hidup.

Page 5: Tugas Makalah - Kebudayaan Islam

2. Kebudayaan rohaniah (non material) yaitu hasil ciptaan yang tidak dapat dilihat dan diraba, seperti agama, ilmu pengetahuan, bahasa dan seni. (Muntoha dkk, 1998:24)

Kebudayaan adalah milik khas manusia, bukan ciptan binatang ataupun tanaman yang tidak mempunyai akal budi. Binatang memang mempunyai tingkah laku tertentu menurut naluri bawaannya yang berguna untuk memelihara kelangsungan hidupnya, tetapi binatang tidak mempunyai kebudayaan. (Faisal Ismail, 1997:24). Al-Quran memandang kebudayaan sebagai suatu proses dan meletakkan kebudayaan sebagai eksistensi hidup manusia. Ia tidak mungkin lepas dari nilai-nilai kemanusiaan, tapi bisa jadi lepas dari nilai-nilai ketuhanan.

Dalam perkembangan kebudayaan perlu bimbingan wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap oleh ambisi yang bersumber dari nafsu hewani dan berdampak merugikan diri sendiri. Dalam hal ini agama berfungsi sebagai pembimbing manusia dan mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau peradaban Islam.Hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi oleh nilai-niai ketuhanan disebut dengan kebudayaan Islam, dimana fungsi agama akan berperan semakin jelas. Ketika perkembangan dan dinamika kehidupan umat manusia mengalami kebekuan karena keterbatasan kemampuan dalam memecahkan persoalan hidup. Kondisi semacam ini dipandang perlu unruk menggunakan bimbingan wahyu.

Kebudayaan akan terus berkembang, tidak akan berhenti selama masih ada kehidupan manusia. Segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas dan kreativitas manusia baik dalam konteks hubungan dengan sesama maupun dengan alam lingkungannya, akan selalu berkaitan. Hal ini berarti manusia sebagai makhluk budaya dan makhluk sosial tidak akan pernah berhenti dari aktivitasnya dan tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain. Kebudayan akan berhenti ketika manusia sudah tidak lagi menggunakan akal budinya. ( Tim Depag RI, 2004 : 166 )

B. PRINSIP – PRINSIP KEBUDAYAAN ISLAM

Kebudayaan Islam bukan kebudayaan yang diciptakan oleh orang Islam, tetapi kebudayaan yang bersumber dari ajaran Islam atau kebudayaan yang bersifat Islami.

Prinsip-prinsip kebudayaan dalam Islam merujuk pada sumber ajaran Islam yaitu:

Page 6: Tugas Makalah - Kebudayaan Islam

1.      Menghormati akal. Manusia dengan akalnya bisa membangun kebudayaan baru. Kebudayaan Islam tidak akan menampilkan hal-hal yang dapat merusak manusia. dijelaskan dalam Qs, Ali-Imran, 3:190 yang artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal”.

1. Memotivasi untuk menuntut dan mengembangkan ilmu. Firman Allah Swt :”Allah akan mengangkat (derajad) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajad” (Qs, aL-Mujadalah, 58:11).

2. Menghindari taklid buta. Kebudayaan Islam hendaknya mengantarkan umat manusia untuk tidak menerima sesuatu sebelum diteliti. Sebagaimana telah difirmankan Allah Swt: “Dan janganlah kamu mengikuti dari sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani semua itu akan dimintai pertanggungjawaban” (QS, al-Isra, 17:36).

3. Tidak membuat pengrusakan. Firman Allah Swt: “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan” (Qs, al-Qhasash, 28:77).

Islam membagi kebudayaan menjadi tiga macam :

1.      Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam. Dalam kaidah fiqih disebutkan : “al-Adatu-muhakkamatun” artinya bahwa adat istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat, yang merupakan bagian dari budaya manusia, mempunyai pengaruh di dalam penentuan hukum. Tetapi yang perlu dicatat, bahwa kaidah tersebut hanya berlaku pada hal-hal yang belum ada ketentuannya dalam syariat Islam.

2.      Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam, kemudian direkonstruksi sehingga menjadi kebudayaan Islami.

3.      Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam.

(Ahmadzain, 2006/12/08).

C. SEJARAH INTELEKTUAL ISLAM

Islam memiliki sebuah konsep bahwa setiap umatnya wajib untuk menuntut ilmu berdasarkan surat Al-Mujaadilah ayat 11, Sabda Rasulullah SAW, bahkan

Page 7: Tugas Makalah - Kebudayaan Islam

wahyu pertama Rasulullah SAW yang menyuruh kita Umat Muslim untuk membaca. Sehingga dimulai dari masa awal Islam memulai pembelajaran di Masjid melalui metode Mentoring, hingga masa keemasan islam (The Golden Age of Islam), Islam dianggap sebagai salah satu peradaban terbesar di dunia, yang memegang andil dalam perkembangan ilmu di dunia melalui para cendekiawan-cendekiawan Islam yang hadir sebagai pelopor pengetahuan dan pengoreksi para cendekiawan Barat atau Yunani terdahulu, namun hal yang disayangkan kehebatannya sering ditutup-tutupi oleh orang Barat.

Masa Rasulullah SAWSejarah intelektual Islam berawal dari turunnya wahyu pertama kepada

Rasulullah SAW yakni surat Al-Alaq ayat 1-5 yang berisi “Bacalah dengan nama Tuhan yang menjadikan. Menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu yang maha pemurah. Yang mengajar dengan qalam. Dia mangajar manusia sesuatu yang tidak diketahui”. Kata bacaan dan mengajar dari surat Al-Alaq tersebut, merupakan aktifitas intelektual, sehingga mengindikasikan bahwa wahyu pertama yang turun kepada Rasulullah SAW yakni menuntut ilmu merupakan hal yang penting untuk Umat Islam.

Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi kita semua Umat Muslim di dunia, bahkan begitu pentingnya tuntutan mencari ilmu hingga Rasulullah SAW bersabda: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”. Allah memberikan keutamaan dan kemuliaan bagi orang-orang yang berilmu dalam firman-Nya dalam Al-Qur`an surat Al-Mujaadilah ayat 11 : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.

Masa awal Islam ketika Rasulullah SAW membangun masyarakat Islam di Madinah, tumbuh Masjid yang bukan hanya merupakan tempat ibadah, namun dipergunakan juga untuk kegiatan pembelajaran sejak masa awal Islam. Salah satunya adalah Masjid Nabawi yakni Masjid yang dibangun oleh Rasulullah SAW ketika hijrah dari Mekah menuju Madinah berlokasi tepat di sebelah tempat tinggal Rasulullah SAW. Quraish Shihab bahkan mencatat beberapa peranan strategis yang dimiliki Masjid Nabawi, antara lain : sebagai tempat ibadah (shalat, zikir), tempat konsultasi dan komunikasi (masalah ekonomi-sosial budaya), tempat pendidikan, tempat santunan sosial, tempat latihan militer dan persiapan alat-alatnya, tempat pengobatan.

Masa Bani Abbasiyah

Sepeninggal Rasulullah SAW, Tercatat Khalifah Harun Ar-rasyid, Al-Makmun, termasuk khalifah dari Bani Abbasiyah yang turut andil dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Harun Al-Rasyid adalah Khalifah yang memanfaatkan kekayaan negara untuk mendirikan rumah sakit, lembaga

Page 8: Tugas Makalah - Kebudayaan Islam

pendidikan kedokteran, dan lembaga pendidikan farmasi , serta pemandian umum. Saat itu Umat Islam memiliki 800 orang dokter.

Puncak kejayaan pemerintah Bani Abbasiyah berada pada masa khalifah Harun Ar-Rasyid dan putranya Khalifah Al-Makmun yang disebut jaman Keemasan Islam (The Golden Age of Islam). Pada tahun 800 Baghdad menjadi kota metropolitan dan kota utama Umat Islam, serta pusat perdagangan ekonomi dan politik dan berpenduduk lebih dari satu juta jiwa. Dan sebagai raja yang besar zaman itu hanya Karel Agung (742-814) di Eropa yang dapat menjadi bandingannya.

Pada masa ini, sebenarnya banyak sekali pengaruh cendekiawan-cendekiawan Muslim terhadap perkembangan ilmu di dunia, antara lain adalah Matematika, Aritmatika & Aritmatika Bisnis, Aljabar, Ilmu Ukur, Geometri, Optika, Astronomi, Fisika, Kedokteran, Pertanian, Kimia, dan masih banyak lagi. Namun jika kita tidak benar-benar mencari tahu kita mungkin kurang mengenalnya karena tertutup oleh ketenaran cendekiawan Yunani dan Barat, dan bahkan terkesan ditutup-tutupi.

Salah satunya adalah Ibnu-Sina, yang orang kira mungkin bukan cendekiawan Muslim jika kita akrab dengan nama barat beliau Avicenna. Lahir pada tahun 370 H/ 980 M di Afsyanah, sebuah kota kecil di wilayah Uzbekistan saat ini. Di usia 5 tahun, ia telah belajar menghafal Al-Quran. Selain menghafal Al-Quran, ia juga belajar mengenai ilmu-ilmu agama. Ilmu kedokteran baru ia pelajari pada usia 16 tahun. Beliau merupakan bapak kedokteran dunia, beliau merupakan orang pertama yang menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap. Beliau pun merupakan orang yang pertama kali merumuskan, bahwa kesehatan fisik dan kesehatan jiwa berada kaitan dan saling mendukung. Beliau pun membuat sebuah kitab hasil pembelajarannya salah satunya adalah Asy-Syifa. Dalam buku Asy-Syifa ini, Ibnu Sina menuliskan tentang masalah penyakit dan pengobatan sekaligus obat yang dibutuhkan berkaitan dengan penyakit bersangkutan. Kitab Asy-Syifa ini juga dikenal dalam dunia kedokteran sebagai Ensiklopedia filosofi dunia kedokteran. Kitab ini terdiri dari 18 jilid.

Ibnu Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520 Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd adalah hakim-hakim terkenal pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri adalah seorang anak yang mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, seperti kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu Baja. Ibnu Rusyd adalah seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai "Kadi" (hakim) dan fisikawan.

Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar

Page 9: Tugas Makalah - Kebudayaan Islam

atas filsafat Aristoteles yang memengaruhi filsafat Kristen di abad pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Pemikiran Ibnu Rusyd Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak ada. Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd seperti yang dipahami oleh orang Eropa pada abad pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd tentang akidah dan sikap keberagamaannya.

Sejarah Intelektual Islam di Indonesia

Ketika agama islam muncul di Indonesia, Islam memiliki sejarah intelektual di nusantara. Agama Islam muncul di kepulauan Nusantara sekitar abad ke-8 dan 9 M dibawa oleh para pedagang Arab dan Persia. Namun baru pada abad ke-13 M, bersamaan dengan berdirinya kerajaan Samudra Pasai (1272-1450 M), agama ini mulai berkembang dan tersebar luas. Sebagai kota dagang yang makmur dan pusat kegiatan keagamaan yang utama di kepulauan Nusantara, Pasai bukan saja menjadi tumpuan perhatian para pedagang Arab dan Persia, tetapi juga menarik perhatian para ulama dan cendekiawan dari negeri Arab dan Persia untuk datang ke kota ini dengan tujuan menyebarkan agama dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Dalam kitab Rihlah (Paris 1893:230), Ibn Batutah yang mengunjungi Sumatra pada tahun 1336 M, memberitakan bahwa raja dan bangsawan Pasai sering mengundang para ulama dan cerdik pandai dari Arab dan Parsi untuk membincangkan berbagai perkara agama dan ilmu-ilmu agama di istananya. Karena mendapat sambutan hangat itulah merekasenang tinggal di Pasai dan membuka lembaga pendidikan yang memungkinkan pengajaran Islam dan ilmu agama berkembang. Karya-karya intelektual Muslim awal yang dilahirkan di lingkungan Kerajaan Samudra Pasai ialah saduran beberapa hikayat Parsi, seperti Hikayat Muhammad Ali Hanafiya, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman dan lain-lain. Dua hikayat yang pertama adalah cerita kepahlawanan (epos) yang didasarkan atas sejarah kepahlawanan Islam pada periode awal penyebaran agama ini.

D. MASJID SEBAGAI PUSAT PERADABAN

Masjid bukan hanya tempat untuk melaksanakan ibadah shalat. Masjid memang sudah seharusnya menjadi pusat peradaban umat muslim. Peradaban tersebut yang akan melahirkan sebuah kebudayaan.

Page 10: Tugas Makalah - Kebudayaan Islam

Lalu apa beda peradaban dengan kebudayaan?Peradaban merupakan hal yang bersifat Ilahiah sedangkan kebudayaan

merupakan hasil rekaan manusia. Contoh nyata hubungan antara peradaban dengan kebudayaan adalah shalat merupakan peradaban sedangkan memakai sarung dan baju koko saat shalat merupakan kebudayaan. Peradaban menghasilkan norma sedangkan kebudayaan menghasilkan aturan.

Dalam peradaban Islam, institusi dan pusat-pusat ilmiah menjadi perhatian luar biasa. Peninggalan budaya yang sangat berharga dari abad ke abad mencerminkan kecemerlangan peradaban Islam. Bahkan lembaga-lembaga itu dapat dikatakan sebagai pondasi utama masyarakat Islam. Pusat-pusat agama dan sosial seperti masjid, sekolah, akademi, perpustakaan dan Baitul Hikmah dapat berdiri kokoh di tengah masyarakat dan bahkan menjadi simbol perdamaian dan kemajuan. Karena peradaban Islam yang tinggi, akademi-akademi dan perpustakaan berkembang dengan cepat. Selain itu, lembaga-lembaga yang ada menjadi pusat budaya di masa tersebut. Tujuan utama pendirian pusat-pusat budaya tersebut adalah menjadikan seseorang muslim yang berwawasan luas.

Masjid sebagai Pusat Agama dan Sosial

Masjid menurut peradaban Islam dapat disebut sebagai pusat agama dan sosial bagi umat Islam. Sebagai pusat agama, tentunya masjid merupakan tempat beribadah bagi seluruh umat Islam sedangkan sebagai pusat sosial, masjid juga merupakan tempat berkumpulnya umat Islam sebagai pusat pendidikan dan penyampaian risalah. Rasulullah SAW membangun masjid pertama kali di kota Madinah, yaitu Masjid Quba dengan tujuan untuk mencerahkan umat dan mengenalkan risalah ilahiah. Untuk pertama kalinya, masjid dibangun di Madinah untuk pusat kegiatan pendidikan, pencerahan, pengadilan, dan pemerintahan untuk urusan politik, militer, dan budaya. Masjid tersebut dibangun Rasulullah sebelum beliau mempunyai rumah atau tempat tinggal untuk dirinya sendiri. Suatu contoh yang sangat unik dimana beliau tidak memikirkan kenyamanan bagi dirinya terlebih dahulu.

Masjid sebagai Pusat Pembinaan dan Pendidikan

Hal lain yang beliau tunjukkan bahwa dalam membangun masjid sebagai tempat untuk pembinaan umat, beliau sendiri turut aktif berperan dan menyatu dengan para sahabat-sahabatnya. Beliau sebagai pemimpin ikut mengalami suka dukanya dalam pelaksanaan pembangunan bersama umat. Pembangunan masjid yang pertama ini sangat sederhana baik dalam konstruksi maupun material yang dipakai. Bentuknya sampai sekarang masih terlihat walaupun banyak material

Page 11: Tugas Makalah - Kebudayaan Islam

yang sudah diganti dengan material yang lebih bagus dan kuat. Masjid Quba terdiri dari empat tiang utama yang dulunya dibangun dari batang pohon kurma.

Setelah Rasulullah SAW, Imam Ali juga melakukan hal yang sama dan menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan dan pencerahan. Imam Ali dalam berbagai kesempatan menyampaikan pencerahan keislaman dan melakukan diskusi ilmiah. Selain Imam Ali, Imam Jakfar Shadiq atau yang dapat disebut sebagai pendiri Mazhab Jakfari juga menjadikan masjid sebagai pusat peradaban Islam. Imam Jakfar pada umumnya menyampaikan kajian untuk para muridnya di masjid. Para murid Imam Jakfar juga menjadikan masjid sebagai tempat untuk berdiskusi. Mereka membentuk lingkaran-lingkaran diskusi di masjid dan masing-masing membahas kajian-kajian yang disampaikan dalam kuliah Imam Jakfar.

Masjid di masa itu merupakan pusat pendidikan dan kajian ilmiah. Bahkan setelah itu, sekolah-sekolah yang dibangun mempunyai bentuk bangunan yang seperti masjid. Hal ini menunjukkan hubungan yang erat antara sekolah dan masjid. Namun, meski sekolah-sekolah berkembang pesat dan berubah menjadi instansi pendidikan independen, masjid tetap tidak kehilangan aspek multifungsinya, termasuk pendidikan. Sebagai contoh, ada sebuah masjid di Sistan yang dibangun di abad pertama hijriah. Pada masa tersebut, masjid Sistan juga menjadi pusat pendidikan agama. Di Bukhara juga terdapat masjid yang berfungsi sebagai pendidikan hukum dan berbagai ilmu agama. Adapun di Meishabour ada sejumlaj masjid Jami seperti Masjid Matarzi, Masjid Aqil, dan Masjid Qadim yang juga berfungsi sebagai pusat pendidikan.

Di awal perkembangan Islam, masjid-masjid yang dibangun di berbagai kota juga dilengkapi dengan perpustakaan. Di antaranya adalah masjid-masjid seperti Masjid Al-Aqsha, Masjid Jami Umawi di Damaskus, Masjid Jami Al Kabir di Tunisia, dan Masjid Jami Al Azhar di Kairo. Semua masjid itu mempunyai perpustakaan yan kemudian dikenal dengan masjid peradaban Islam. Dengan dilengkapi fasilitas berupa perpustakaan, masjid selain sebagai tempat beribadah juga mengambil peran sebagai pusat peradaban umat Islam khususnya dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang semakin berkembang selanjutnya menimbulkan gerakan terjemah, hal ini membuat ilmu-ilmu Islam semakin berkembang pesat dalam skala global.

Dari tanah air sendiri, dalam beberapa cerita sejarah juga disebutkan, ketika bergerilya dan mengobarkan perlawanan rakyat terhadap penjajahan Belanda, Pangeran Diponegoro selalu membangun masjid di berbagai pelosok tanah air sebagai landasan membangun basis-basis perlawanan. Kalau Belanda memakai Benteng Stelsel dengan membangun benteng dan stansi prajurit di seluruh pelosok negeri, Pangeran Diponegoro mengimbangi strategi perang saat itu dengan membangun masjid. Dari masjid-masjid yang dibangun Pangeran Diponegoro itulah, semangat rakyat terus dipompa untuk melakukan perlawanan. Mereka yang datang ke masjid bukan hanya diajari tata cara ibadah mahdhah saja

Page 12: Tugas Makalah - Kebudayaan Islam

tetapi juga untuk belajar ibadah yang lain. Seperti mempelajari ilmu tata pemerintahan dan melakukan perlawanan.

Alih Fungsi Masjid sebagai Basis Peradaban Madani

Dewasa ini masjid telah beralih fungsi. Peran masjid sebagai basis pembangunan madani begitu menonjol, baik pada awal kebangkitan Islam maupun pada masa pengembangan dan penyebaran Islam. Masjid bukan hanya semata-mata dijadikan sarana ibadah mahdhah, melainkan juga menjadi sarana dan sekaligus kekuatan dalam membangun dan menanamkan nilai-nilai kebaikan dan pembaharuan kehidupan umat. Lebih jauh lagi, perubahan terhadap nilai-nilai dan kebudayaan dibangun melalui basis masjid.

Masjid-masjid dibangun di tengah-tengah sekolah, rumah sakit, atau di tengah desa memang dimaksudkan untuk menyatukan cita-cita spiritual umat Islam dengan cita-cita sosialnya. Ini dapat menjadi basis masyarakat madani, antara masjid dan masyarakat serta dengan aktivitas sehari-hari tidak dapat dipisahkan, adanya simbiosis mutualisme, saling keterkaitan, saling menginspirasi dan saling mendinamisasi kehidupan.

Masjid dewasa ini bukan hanya dijadikan sebagai tempat beribadah, banyak masjid yang sekaligus merangkap menjadi yayasan yang mengelola serangkaian kegiatan seperti tour and travel, lembaga bimbingan belajar, lagzis, asrama, dan masih banyak kegiatan lainnya. Belum lagi kegiatan yang bersifat untuk memperdalam ilmu pengetahuan. Bahkan ada juga masjid yang sudah dilengkapi dengan perangkat wifi sehingga dapat dimanfaat jamaah untuk mencari informasi. Namun tentunya salah satu syarat untuk memanfaatkan fasilitas tersebut adalah sudah menyelesaikan kewajiban shalat atau mengaji terlebih dahulu.

Metaorfosis masjid menjadi sebuah pusat peradaban terkadang menjadikan masjid tidak hanya dikunjungi dengan tujuan untuk beribadah, banyak umat Islam yang datang ke masjid hanya untuk sekedar duduk saja. Namun hal tersebut tetap tidak menghilangkan fungsi utama masjid sebagai tempat untuk melakukan kegiatan positif. Selama kegiatan yang dilakukan masyarakat saat berada di masjid merupakan kegiatan positif seperti melakukan diskusi misalnya, hal tersebut tidak boleh dilarang, mengingat kegiatan-kegiatan non-ibadah tersebut juga mengambil andil dalam upaya meramaikan masjid dengan kegiatan positif.

Peran masjid dalam memperbaiki citra Islam sangat dibutuhkan. Seharusnya tidak ada lagi perbedaan dalam urusan menjalankan ibadah jika masjid menjadi pusat peradaban Islam saat ini. Terlebih di Indonesia, dimana masjid bisa ditemukan dengan mudah karena bertebaran dimana-mana. Persebaran masjid tersebut tentunya juga harus dibarengi dengan sikap persaudaraan yang kuat antar sesama muslim. Hal itu dapat terwujud dengan menjadikan masjid

Page 13: Tugas Makalah - Kebudayaan Islam

sebagai tempat melaksanakan kegiatan yang mempererat tali persaudaraan antar sesama umat muslim.

E. NILAI – NILAI ISLAM DALAM BUDAYA INDONESIA

Muhammad Mahrus, seorang penikmat film dan sastra, dalam blognya menuliskan,

Dalam studi tentang kebudayaan lokal, yang menginventarisir kebudayaan-kebudayaan yang ada sejak zaman pra Islam hingga saat ini, masih terdapat persamaan nilai-nilai yang masih melekat pada sebagian masyarakat. Meskipun di sisi lain, terdapat pula golongan-golongan yang benar-benar menolak dengan keras terhadap kelompok-kelompok yang mempercayai adanya statemen-statemen tersebut. Dengan adanya nilai-nilai yang masih terbawa pada masyarakat (modern) ini, artikulasi terhadap kebudayaan yang berbasis Islam pun pada akhirnya mencitrakan Islam sebagai apologi dan legitimasi bahwa Islam adalah salah satu kebudayaan Indonesia; menjadi bagian dari elemen-elemen yang membentuk peradaban Indonesia.Secara umum, perjalanan panjang dari sebuah peradaban tidak pernah lepas dari peran serta setiap wilayah para pelaku. Setiap unsur yang membentuk sejarah, mendapatkan proporsi yang sesuai dengan kapasitasnya. Perolehan pembagian wilayah tersebut tidak didapat dengan bentuk vertikal; dalam bentuk warisan dari generasi sebelumnya atau pun pemberian secara langsung dari pihak yang berada di luarnya. Dalam hal ini, masing-masing wilayah mendapatkan bagian sesuai dengan apa dan seberapa besar kontribusi yang dipersembahkan. (http://mafiathreeinone.blogspot.com/2012/12/kebudayaan-islam-dalam-panggung.html)

Dalam perkembanganya, penyebaran agama Islam di Indonesia menemukan tantangan yang berupa nilai-nilai budaya yang telah berlaku sebelumnya. Islam memberikan solusi atas penyelewengan prinsip Islam dalam kebudayaan masyarakat. Islam bersifat universal, karena itu tidak mungkin suatu perintah dari Allah SWT hanya relevan bagi kalangan tertentu saja. Al-Qur’an diturunkan Allah SWT kepada utusan-Nya sebagai tanda cinta untuk manusia, agar manusia mempunyai arahan hidup yang diridhoi Allah.

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” {Q.S. Al-Abiya’(21) : 107}

Ketika para da’i mengajarkan Islam di Indonesia, keadaan mayoritas masyarakat Indonesia sedang memeluk agama Hindu dan Budha. Hal tersebut dikarenakan kerajaan-kerajaan yang berkuasa saat itu berbasiskan agama Hindu-Budha. Salah satu sistem kebudayaan yang membuat Islam mudah diterima masyarakat, adalah tidak adanya sistem perbudakan. Semua orang setara di

Page 14: Tugas Makalah - Kebudayaan Islam

hadapan Allah SWT, yang membedakan adalah ketaqwaanya. Begitu pun penyebaran yang dilakukan para wali di tanah Jawa. Merek tidak serta merta membasmi kebiasaan lokal, namun secara halu menyisipkan nilai-nilai Islam dalam keseharian masyarakat. Sunan Bonang membuat tembang Tombo Ati dalam bahasa Jawa. Isi tembang tersebut merupakan pesan-pesan agar melakukan ibadah guna membersihkan hati. Contoh lainya, adalah pakaian dan pangan yang dikonsumsi. Cara berpakaian para wali dan da’i seringkali berbaur dengan adat setempat. Memakai batik, contohnya.

Dalam konteks kekinian, budaya masyarakat Indonesia yang berisikan nilai-nilai Islam merupakan turunan dari kebiasaan di masa lampau. Tradisi kajian rutin di masjid kampung setempat, “yasinan”, sholawatan dan lain sebagainya merupakan produk transformasi budaya dengan nilai-nilai Islam. Contoh lain dari transformasi nilai-nilai Islam dalam kebudayaan Indonesia, adalah pada upacara. “Sekaten”, yaitu perayaan Maulid Nabi yang ditandai dengan upacara dan arak-arakan.Terlepas dari kontroversi yang ada, hal tersebut menunjukan bahwa prinsip kebudayaan dalam Islam bukanlah bentuk kegiatan, melainkan kesesuaian kegiatan tersebut dengan ajaran Allah SWT.

Hal yang perlu dihindari, adalah menjadikan ibadah-ibadah mahdhoh yang sudah jelas perintah dan laranganya menjadi tradisi semata. Sholat berjama’ah dan haji misalnya. Saat unsur pokok menjelma menjadi tradisi, ada 2 kemungkinan :1. Kegiatan/Ibadah tersebut terjaga kelestarianya, berikut esensi yang dikandungnya.

2. Kegiatan/Ibadah tersebut terjaga kelestarianya, namun esensinya tidak tersampaikan.

Maka pendidikan akan prinsip Islam, terutama aqidah, menjadi hal yang harus diutamakan selagi transformasi budaya itu berlanjut. Dengan dasar aqidah yang kuat terhadap Allah SWT, keimanan pun kuat. Dengan iman yang kuat, ibadah yang dilakukan tidak hanya sekedar kebiasaan sehari-hari, melainkan mempunyai makna yang merubah diri menjadi lebih baik. Ibadah yang baik pada lanjutanya akan menampilkan perilaku yang mulia dari diri orang yang mekakukanya.

Page 15: Tugas Makalah - Kebudayaan Islam

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kebudayaan merupakan produk dari sejarah yang berisikan nilai-nilai lokal. Ketika prinsip-prinsip Islam mewarnai esensi dari setiap produk kebudayaan, maka jadilah sebutanya Kebudayaan Islam. Peradaban terbentuk dari berbagai aspek, termasuk budaya. Islam memfokuskan masjid sebagai pusat peradaban. Pada masa awal Islam berkembang, tepatnya ketika Al-Qur’an diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, masjid menjadi pusat pergerakan. Aspek kehidupan mulai dari kehidupan agama dan sosial, pembinaan masyarakat dan keluarga, pendidikan, perencanaan strategis sampai diskusi ilmiah dilakukan di masjid. Adalah masjid yang menjadi bangunan pertama yang Rasulullah SAW bangun ketika hijrah.

Pada masa berikutnya, nilai-nilai Islam telah menjadi esesensi dari setiap aktivitas yang dilakukan penduduk Madinah sekalipun ras, agama dan budaya kota tersebut beragam. Sejarah pun menunjukan bahwa Islam mengedepankan tradisi keilmuan, tradisi belajar. Ilmu diutamakan atas amal. Era kekhalifahan setelah Rasulullah SAW dan para khulafaurasyidin wafat, menonjolkan peradaban dengan teknologi yang maju. Sistem ekonomi sedemikian ditata dengan aplikasi sistem syariah. Para ilmuwan banyak berdiskusi dan menghasilkan karya, sehingga negara-negara di sekitar pusat kekhalifahan menjadi ekspansi atas penyebaran ilmu dan Islam.

Page 16: Tugas Makalah - Kebudayaan Islam

Kebudayaan lokal Indonesia yang menjadi corak dalam ibadah, merupakan hasil pengejewantahan ilmu. Ilmu bahwa kebudayaan Islam bukanlah semata produk ciptaan orang Islam. Melainkan suatu kebudayaan yang bernafaskan nilai-nilai atau bersumber dari ajaran Islam.

DAFTAR PUSTAKA

http://muzayyinahns.blogspot.com/2012/11/makalah-kebudayaan-dalam-islam.html [diakses tanggal 26 Maret 2014]

http://fatikhahfauziahh92.wordpress.com/2012/05/23/makalah-tentang-kebudayaan-islam/ [diakses tanggal 26 Maret 2014]

http://temp-zzz.blogspot.com/2013/02/inspired-by-islam_6537.html

http://www.anneahira.com/sejarah-intelektual.htm [diakses tanggal 26 Maret 2014]

https://ahmadsamantho.wordpress.com/2008/04/23/sejarah-intelektual-islam-di-nusantara-2/ [diakses tanggal 26 Maret 2014]

http://mentoringku.wordpress.com/2007/12/14/menuntut-ilmu-wajib-setiap-muslim/ [diakses tanggal 26 Maret 2014]

http://masmoi.wordpress.com/2009/12/28/ibnu-sina-bapak-kedokteran-dunia/ [diakses tanggal 26 Maret 2014]

http://nidaaini.blogspot.com/2013/06/surat-al-alaq-ayat-1-5.html [diakses tanggal 26 Maret 2014]

http://mafiathreeinone.blogspot.com/2012/12/kebudayaan-islam-dalam-panggung.html [diakses tanggal 26 Maret 2014]

http://indonesian.irib.id [diakses tanggal 26 Maret 2014]

http://bangkarie.wordpress.com [diakses tanggal 26 Maret 2014]