karakteristik kebudayaan islam

39
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nabi Muhammad SAW telah meninggalkan warisan rohani yang agung, yang telah menaungi dunia dan memberi arah kepada kebudayaan dunia selama dalam beberapa abad yang lalu.Warisan yang telah memberi pengaruh besar pada masa lampau bahkan terlebih lagi pada masa yang akan datang. Hal ini karena ia telah membawa agama yang benar dan meletakkan dasar kebudayaan satu-satunya yang akan menjamin kebahagiaan dunia ini. Agama dan kebudayaan yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. kepada umat manusia melalu wahyu Allah SWT.,sudah begitu berpadu sehingga tidak dapat lagi terpisahkan. Kebudayaan sebagai hasil cipta manusia yang didasarkan kepada metode-metode ilmu pengetahuaan dan kemampuan rasio,hal ini sama seperti yang menjadi pegangan kebudayaan barat masa kita sekarang.Namun hubungan antara ketentuan-ketentuan agama dengan dasar kebudayaan itu erat sekali.Kebudayaan islam berbeda sekali dengan kebudayaan barat yang sekarang menguasai dunia. Perbedaan kebudayaan ini,antara yang satu dengan Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Upload: tyas-iyas

Post on 15-Jan-2016

297 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Ciri-ciri atau karakteristik kebudayaan islam

TRANSCRIPT

Page 1: karakteristik Kebudayaan Islam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nabi Muhammad SAW telah meninggalkan warisan rohani yang agung,

yang telah menaungi dunia dan memberi arah kepada kebudayaan dunia

selama dalam beberapa abad yang lalu.Warisan yang telah memberi pengaruh

besar pada masa lampau bahkan terlebih lagi pada masa yang akan datang.

Hal ini karena ia telah membawa agama yang benar dan meletakkan dasar

kebudayaan satu-satunya yang akan menjamin kebahagiaan dunia ini. Agama

dan kebudayaan yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. kepada umat

manusia melalu wahyu Allah SWT.,sudah begitu berpadu sehingga tidak

dapat lagi terpisahkan.

Kebudayaan sebagai hasil cipta manusia yang didasarkan kepada

metode-metode ilmu pengetahuaan dan kemampuan rasio,hal ini sama seperti

yang menjadi pegangan kebudayaan barat masa kita sekarang.Namun

hubungan antara ketentuan-ketentuan agama dengan dasar kebudayaan itu

erat sekali.Kebudayaan islam berbeda sekali dengan kebudayaan barat yang

sekarang menguasai dunia. Perbedaan kebudayaan ini,antara yang satu

dengan yang lain sebenarnya merupakan hal yang sangat mendasari,yang

sampai menyebabkan dasar keduanya itu satu sama lain saling bertolak

belakang.

Sistem ekonomi yang merupakan dasar kebudayaan barat mengakibatkan

timbul aliran-aliran yang hendak membuat segala yang ada dimuka bumi ini

tunduk kepada kehidupan dunia ekonomi. Begitu juga tidak sedikit orang

yang ingin menempatkan sejarah umat manusia dari segi agamanya, seni,

filsafat, cara berfikir dan pengetahuaannya dengan ukuran ekonomi.Pikiran

ini tidak terbatas hanya pada sejarah dan penulisannya,bahkan beberarapa

filsafat Barat telah pula membuat pola-pola atas dasar kemanfaatan materi ini

semata-mata.Sungguh pun aliran-aliran demikian ini dalam pemikirannya

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 2: karakteristik Kebudayaan Islam

2

sudah begitu tinggi dengan daya ciptanya yang besar sekali,namun

perkembangan pikiran di Barat itu telah membatasinya pada batas-batas

keuntungan materi.

Kebudayaan Islam lahir atas dasar yang bertolak belakang dengan dasar

kebudayaan Barat. Ia lahir atas dasar rohani yang mengajak manusia

supaya pertama sekali dapat menyadari hubungannya dengan alam dan

tempatnya dalam alam ini dengan sebaik-baiknya. Kalau kesadaran demikian

ini sudah sampai ke batas iman, maka imannya itu mengajaknya supaya

ia tetap terus-menerus mendidik dan melatih diri, membersihkan hatinya

selalu, mengisi jantung dan pikirannya dengan prinsip-prinsip yang lebih

luhur, prinsip-prinsip harga diri, persaudaraan, cinta kasih, kebaikan dan

berbakti. Atas dasar prinsip-prinsip inilah manusia hendaknya

menyusun kehidupan ekonominya. Cara bertahap demikian ini adalah dasar

kebudayaan Islam, seperti wahyu yang telah diturunkan kepada Nabi

Muhammad, yakni mula-mula kebudayaan rohani, dan sistemkerohanian

disini ialah dasar sistem pendidikan serta dasar pola-pola etik (akhlak).

Bahkan menurut Hegel, keseluruhan karya sadar insani yang berupa ilmu, tata

hukum, tatanegara, kesenian, dan filsafat tak lain daripada proses realisasidiri

dari roh ilahi.

Manusia sebagai pelaku kebudayaaan itu sendiri merupakan satu-satunya

makhluk Allah yang diberikan karunia dengan akal, maka dengan memiliki

kekhususan tersebut manusiapun diberikan kemampuan dalam menganalisis

suatu hal dalam kehidupannya. Maka dari itu pada kaitannya manusia tidak

mungkin terlepas dari yang namanya sejarah, karena dengan sejarah tersebut

manusia dapat belajar dan menganalisis kejadian-kejadian yang terjadi pada

masa lalu.KebudayaanIslam merupakan kajian yang sangat luas. Seperti yang

dijelaskan dalam makalah ini, bahwa kebudayaan Islam sangat erat kaitannya

dengan perkembangan peradaban umat Islam.

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 3: karakteristik Kebudayaan Islam

3

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penyusun membatasi

permasalahan yang dirumuskan sebagai pertanyaan penyusunan makalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran konsep umum manusia dan kebudayaan?

2. Bagaimana konsep manusia dan kebudayaan dalam Islam?

3. Bagaimana perkembangan kebudayaanIslam?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah dalam makalah ini, maka dapat

ditetapkan tujuan penulisan makalah ini adalah

1. Mengetahui gambaran konsep umum manusia dan kebudayaan.

2. Mengetahui konsep manusia dan kebudayaan dalam Islam.

3. Mengetahui perkembangan kebudayaan Islam.

D. Manfaat Penulisan

Berdasarkan tujuan di atas maka diharapkan kita dapat memperoleh

manfaat yang begitu besar seperti:

1. Dapat mengetahui konsep manusia dan kebudayaan kemudian

memberitahukan informasi kepada orang lain.

2. Dapat mengetahui konsep manusia dan kebudayaan dalam islam

kemudian memberitahukan informasi kepada orang lain.

3. Dapat mengetahui perkembangan kebudayaan islam kemudian

memberitahukan informasi kepada orang lain.

4. Dapat mengambil keputusan mengenai kebudayaan yang dapat kita

laksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 4: karakteristik Kebudayaan Islam

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Umum Manusia dan Kebudayaan

1. Konsep Umum Manusia

Aliran materialisme mempunyai pemikiran bahwa materi atau zat

merupakan satu-satunya kenyataan dan semua peristiwa terjadi karena

proses material ini, sementara manusia juga dianggap juga ditentukan

oleh proses-proses material ini. Sedangkan aliran idealisme beranggapan

bahwa jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya. Manusia lebih dipandang

sebagai makhluk kejiwaan/kerohanian.

Aliran realisme klasik beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan

yang sebenarnya. Manusia lebih dipandang sebagai makhluk

kejiwaan/kerohanian, dan aliran teologis membedakan manusia dari

makhluk lain karena hubungannya dengan Tuhan.Di samping itu,

beberapa ahli telah berusaha merekonstruksikan kedudukan manusia di

antara makhluk lainnya. Juga berusaha membandingkan manusia dengan

makhluk lainnya.

Dari hasil perbandingan tersebut ditemukan bahwa semua makhluk

mempunyai dorongan yang bersifat naluriah yang termuat dalam gen

mereka. Sementara yang membedakan manusia dari makhluk lainnya

adalah kemampuan manusia dalam hal pengetahuan dan perasaan.

Pengetahuan manusia jauh lebih berkembang daripada pengetahuan

makhluk lainnya, sementara melalui perasaan manusia mengembangkan

eksistensi kemanusiaannya.

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 5: karakteristik Kebudayaan Islam

5

2. Konsep Umum Kebudayaan

a) Pengertian Kebudayaan

Di dalam Kamus Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa:

“budaya“ adalah pikiran, akal budi, adat istiadat. Sedang

“kebudayaan” adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)

manusia, seperti kepercayaan, kesenian dan adat istiadat. Selain itu,

Banyak sekali ditemukan definisi tentang kebudayaan, diantaranya :

1) Iih Abdurochim dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar

Antropologi Indonesia”, mengatakan bahwa kebudayaan adalah

sesuatu yang diciptakan manusia baik dahulu maupun sekarang

yang konkrit maupun yang abstrak.

2) Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah

sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

3) H. Agus Salim menjelaskan bahwa kebudayaan adalah

persatuan dari kata “budi dan daya” menjadi kata dan makna

yang sejiwa, tidak dapat dipisahkan antara makna yang satu

dengan yang lainnya: budi yang mengandung makna, akal,

pikiran, pengertian, faham, pendapat, ikhtiar, perasaan, dan daya

yang mengandung makna tanaga, kakuatan, kesanggupan. 

4) E.B. Tylor dalam bukunya yang berjudul “primitive culture”,

mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan

kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan

kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh

manusia sebagai anggota masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian

mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi

tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang

terdapat dalam pikiran manusia, sehingga berguna dalam kehidupan

sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 6: karakteristik Kebudayaan Islam

6

kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia

sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda

yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan

hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya

ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan

kehidupan bermasyarakat.

Kebudayaan sangat luas ruang lingkupnya, namun pada garis

besarnya kebudayaan dapat dibedakan menjadi dua bagian, antara

lain :

1) Kebudayaan in-material, seperti ilmu pengetahuan, kesenian,

bahasa, politik,dan lain sebagainya.

2) Kebudayaan material, seperti pakaian, komputer, piano, benang,

dan lain sebagainya.

 

b) Unsur-unsur Kebudayaan

Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri atas unsur-

unsur besar dan unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari satu

keutuhan yang tidak dapat dipisahkan. Unsur-unsur kebudayaan

dalam pandangan Malinowski adalah sebagai berikut :

1) Sistem norma yang memungkinkan terjadinya kerja sama antara

para anggota masyarakat dalam upaya menguasai alam

sekelilingnya.

2) Organisasi ekonomi.

3) Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan (keluarga

merupakan lembaga pendidikan yang utama).

4) Organisasi kekuatan.

Disamping itu,  terdapat unsur-unsur kebudayaan yang bersifat

universal (cultural universal), karena dapat dijumpai pada setiap

kebudayaan yang ada di dunia ini.

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 7: karakteristik Kebudayaan Islam

7

C.Kluckhohn, seorang antropolog, telah menguraikan ulasan

para sarjana mengenai itu yang disederhanakan menjadi tujuh. Tujuh

unsur yang dianggapnya sebagai cultural universal adalah sebagai

berikut :

1) Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian,

perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata alat-alat prodiksi,

dan alat-alat transportasi).

2) Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian,

peternakan, sistem produksi, dan sistem distribusi.

3) Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik,

sistem hukum, dan sistem perkawinan).

4) Bahasa (lisan dan tulisan).

5) Kesenian (seni rupa, seni suara, dan seni gerak).

6) Sistem pengetahuan.

7) Religi (sistem kepercayaan).

c) Fungsi Kebudayaan

Menurut Koetjaraningrat,kebudayaan yang beraneka ragam

sifat, jenis, dan coraknya itu, paling sedikit mempunyai tiga wujud,

yaitu :

1) Wujud Kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide,

gagasan, nilai-nilai, norma, peraturan, dan sebagainya.

2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas, kelakuan,

berpola dari manusia dalam masyarakat.

3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Karsa masyarakat mewujudkan norma dan nilai-nilai yang

sangat perlu untuk tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan.

Untuk menghadapi kekuatan-kekuatan buruk, manusia terpaksa

melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 8: karakteristik Kebudayaan Islam

8

hakikatnya merupakan petunjuk-petunjuk tentang cara bertindak dan

berlaku dalam pergaulan hidup.

Manusia, bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan

kebiasaan bagi dirinya sendiri. Kebiasaan pribadi disebut habit.

Habit yang dijadikan kebisaan yang teratur oleh seseorang,

kemudian dijadikan dasar hubungan antara orang-orang tertentu

sehingga tingkah laku atau tindakan masing-masing dapat diatur dan

itu semuanya menimbulkan norma dan kaidah. Kaidah yang timbul

dari masyarakat sesuai dengan kebutuhannya pada suatu saat

dinamakan adat-istiadat (custom). Adat-istiadat yang mempunyai

akibat hukum disebut hukum adat.

Berlakunya kaidah dalam suatu kelompok manusia bergantung

pada kekuatan kaidah tersebut sebagai petunjuk tentang cara-cara

seseorang untuk berlaku dan bertindak. Artinya, kebudayaan

berfungsi selama anggota masyarakat menerimanya sebagai petunjuk

perilaku yang pantas.

d) Penetrasi Budaya

Penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu

kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat

terjadi dengan dua cara:

1) Penetrasi damai (penetration pasifique)

Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya,

masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam  ke Indonesia.

Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak

mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya

masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak

mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 9: karakteristik Kebudayaan Islam

9

2) Penetrasi kekerasan (penetration violante)

Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan

merusak. Contohnya, masuknya kebudayaanBarat keIndonesia

pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga

menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak

keseimbangan dalam masyarakat

B. Konsep Manusia dan Kebudayaan dalam Islam

1. Konsep Manusia dalam Islam

Konsep manusia dalam Islam dapat dipahami dengan mengetahui

proses penciptaan serta dimensi-dimensinya. Sebagaimana firman Allah

dalam Q.S. Al-Mu’minun ayat 12-16:

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 10: karakteristik Kebudayaan Islam

10

Artinya:

“Dan sesungguhnya kami telah menviptakan manusia dari suatu

sari pati (berasal) dari tanah.kemudian kami jadikan sari pati itu air

mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). kemudian air

mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami

jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang

belulang. lalu tulan belulang itu kami bungkus dengan daging.

kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. maka Maha

sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. kemudian, sesudah itu,

Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. kemudian,

Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari

kiamat.”

Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa menurut Al-Qur’an manusia

terdiri dari dua unsur utama yaitu dari unsur tanah yang kemudian

berproses menjadi manusia secara sempurna dan unsur ruh yang Allah

tiupkan kepada bentuk ciptaan yang telah sempurna yang tercipta dari

tanah. Unsur yang pertama merupakan unsur jasmaniah-hewaniah (fisikal

material) manusia, sedang unsur yang kedua adalah unsur rohaniah

manusia.

Dalam Al Qur’an juga ditunjukkan dimensi-dimensi manusia yang

mencakup :

a. Al Bahsyar mencakup dimensi biologi-reproduksi

b. Al Insan mencakup dimensi intelektual Peradaban dan dimensi sosial

masyarakat serta simensi religious spiritual.

c. Bani Adam dan Zuriyah Adam mencakup dimensi Historis manusia

yang berasal dari satu keturunan yaitu Adam.

Konsepsi manusia juga dapat dipahami melelui pemahaman

manusia tentang kodrat manusia yang disimpulkan pada tiga pokok

pembahasan yaitu:

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 11: karakteristik Kebudayaan Islam

11

a. Sifat ketergantungan sebagai kodrat manusia

Seperti yang terdapat dalam Q.S. Al-Alaq (96) : 2 yang

berbunyi:

Artinya: “(Rabb) menciptakan manusia sebagai ‘Alaq’.”

Dimana kata ‘Alaq’ mengandung makna yaitu ketergantungan

manusia terhadap sang Pencipta dan sifat ketertgantungan ini

mencakup ketergantungan terhadap rubbubiyah (pemeliharaan) Tuhan

kepada manusia dan pemeliharaan Tuhan lewat perantara manusia

dan alam semsta.

b. Kodrat manusia berupa sifat keutamaannya

Sebagaimana yang terkandung dalam Q.S. At Tin(95) : 4 dan

Q.S.Al Isra (17) :70 bahwa sifat keutamaan manusia antara lain

adalah manusia diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya dan telah

dilebihkan dengan kelebihan yang sempurna dibanding dengan

kebanyakan makhluk yamg telah diciptakan. Ungkapan kekhususan

bagi manusia yaitu memiliki kemampuan akal, memahami dan

memiliki bentuk yang tegak lurus.Faktor utama yangmenjadi tolak

ukur kemuliaan dan keutamaan manusia adalah kualitas unsur

rohaniahnya.

c. Kodarat manusia menjadi Hamba Allah

Dari Q.S Az-Zariyat (51) : 56 yang berbunyi,

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia

melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 12: karakteristik Kebudayaan Islam

12

Dari ayat ini dapat dilihat bahwa tujuan penciptaan jin dan

manusia adalah untuk menyembah Allah dan menjadi Hambah Allah.

salah satu wujud keutamaan dan kemuliaan manusia adalah fungsi

penghambaannya kepada Allah, artinya keberadaan manusia di atas

bumi semata-mata hanya beribadah kepada Allah.

Selain itu sebagai ciptaan Allah, manusia diberi kedudukan

sebagai khalifah diatas bumi.dimana manusia yang telah diberikan

dan diteguhkan kedudukannya di bumi sebagai khalifah memiliki tiga

tugas utama:

1) Memelihara hubungannya dengan yang memberikan kedudukan

sebagai khalifah, yaitu Allah.

2) Menciptakan suatu kehidupan tatanan sosial masyarakat yang

harmonis, seimbang, dan berkeadilan baik dari sudut sosial-

ekonomi, sosial-pilitik, sosial-budaya.

3) Memelihara lingkungan hidup dan keseimbangan serta keserasian

alam semesta(bumi) sebagai kekhalifahan manusia.

Secara umum seorang khalifah bertugas dan bertanggung jawab

memakmurkan bumi dengan mewujudkan bayang-bayang kehidupan

surgawi di bumi sebagaimana telah dirasakan oleh khalifah pertama

demikian pula tercipta hubungan manusia yang baik antara manusia dan

sesamanya serta antara manusia dan alam semesta (bumi) sebagai

wilayah kekhalifaan manusia.

2. Konsep Kebudayaan dalam Islam

A.l.Kroeber dan Clide Kluckhan telah mengumpukan kurang lebih

161 defenisi tentang kebudayaan (Musa Asy’arie/1992-1993).Secara

garis besarnya defenisi kebudayaan sebanyak itu dikelompokkan ke

dalam enam kelompok sesuai dengan tinjauan dan sudut pandang

masing-masing pembuat defenisi.

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 13: karakteristik Kebudayaan Islam

13

a. Pertama, menggunakan pendekatan deskritip dengan menekankan

pada sejumlah isi yang terkandung di dalmnya seperti defenisi yang

dipakai oleh Tylor bahwa kebudayaan itu adalah keseluruhan yang

amat kompleks meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum,

moral, adat istiadat, dan berbagi kemampuan serta kebiasaan yang

diterima manusia sebagai anggota masyarakat.

b. Kedua, menggunakan pendekatan historis dengan menekankan pada

warisan sosial dan tradisi kebudayaan seperti defenisi yang dipakai

oleh Pork dan Burgess yang menyatakan bahwa kebudayaan suatu

masyarakat adalah sejumlah totalitas dan organisasi serta warisan

sosial yang diterima sebagai sesuatu yang bermakna yang dipengaruhi

oleh watak dan sejarah hidup suatu bangsa.

c. Ketiga, menggunakan pendekatan normative seperti defenisi yang

dipakai oleh Rolph Linton (Linton/1945:27) yang menegaskan bahwa

kebudayaan suatu masyarakat adalah suatu pandangan hidup dari

sekumpulan ide-ide dan kebiasaan-kebiasaan yang mereka pelajari,

mereka miliki kemudian diwariskan dari satu generasi ke generasi

berikutnya.

d. Keempat, menggunakan pendekatan psikologi yang diantaranya

menekankan pada aspek penyesuaian diri (adjustment) dan proses

belajar seperti defenisi yang dipakai oleh Kluckhon yang menegaskan

bahwa kebudayaan terdiri dari semua kelangsungan proses suatu

masyarakat.

e. Kelima, menggunakan pendekatan structural dengan menekankan

pada aspek pola dan organisasi kebudayaan seperti defenisi yang

dipakai oleh Turney yang menyatakan bahwa kebudayaan adalah

pekerjaan dan kesatuan aktivitas sadar manusia yang berfungsi

membentuk pola umum dan melangsungkan penemuan-penemuan

baik yang material maupun nonmaterial.

f. Keenam, menggunakan pendekatan genetic yang memandang

kebudayaan sebagai suatu produk, alat-alat, benda-benda ataupun ide

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 14: karakteristik Kebudayaan Islam

14

dan symbol. Termasuk dalam kelompok ini adalah defenisi yang

dibuat oleh Bidney yang menyatakan bahwa kebudayaan dapat

dipahami sebagai proses dinamis dan produk dari pengolahan diri

manusia dan lingkungannya untuk pencapaian akhir individu dan

masyarakat.

Dari berbagai tujuan dan sudut pandang tentang defenisi

kebudayaan menunjukkan bahwa kebudayan itu merupakan sesuatu

persoalan yang sangat luas.Namun esensinya adalah bahwa kebudayaan

itu melekat dalam diri manusia.Artinya bahwa manusialah sebagai

pencipta kebudayaan itu. Dari penjelasan di atas, kebudayaan dapat

dilihat dari dua sisi yaitu kebudayaan sebagai suatu proses dan

kebudayaan sebagai suatu produk.

Secara umum kebudayaan adalah istilah yang menunjukkan segala

hasil karya manusia yang berkaitan erat dengan pengungkapan bentuk.

Kebudayaan merupakan wadah, hakikat manusia memperkembangkan

diri.Antara hakikat manusia dengan pengembangan diri (kebudayaan)

tersebut terjalin hubungan yang tidak dapat dipisahkan.Dalam

perkembangannya, kebudayaan sering dipengaruhi oleh banyak fakor,

seperti tempat, waktu, dan kondisi masyarakat, sehingga lahir suatu

bentuk kebudayaan khusus, seperti kebudayaan Islam, kebudayaan

Timur, dan kebudayaan Barat.

(Ensiklopedi Indonesia: 1705). Kebudayaan lahir dari olah akal-

budi, jiwa atau hati nurani manusia.Oleh karena itu, kebudayaan yang

mencerminkan nila-nilai kehidupan tersebut juga disebut

peradaban.Kebudayaan atau peradaban yang dipengaruhi oleh nilai-nilai

ajaran Islam disebut kebudayaan atau peradaban Islam.

Dalam ajaran Islam, aktivitas kehidupan manusia dalam bentuk

oleh akal-budi nuraninya harus di bimbing oleh wahyu.Akal budi nurani

manusia memiliki keterbatasan dan dipengaruhi oleh pengalama, baik

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 15: karakteristik Kebudayaan Islam

15

pengalaman pribadi maupun masyarakat. Sekalipun aktivitas akal budi

nurani manusia dalam bentuk kebudayaan atau peradaban tersebut

diyakini atau diharapkan memberikan kebaikan bagi masyarakat yang

melahirkan kebudayaan-peradaban tersebut, dalam pandangan

masyarakat lain belum tentu dinilai baik.

Oleh karena itu, sejak awal manusia dilahirkan, Allah Yang

Mahatahu akan keterbatasan manusia menurunkan wahyu sebagai

pembimbing arah olah akal budi nurani manusia tersebut, agar tidak

berkembang dan melahirkan kebudayaan-peradaban yang bertentangan

dengan nilai-nilai universal kemanusiaan yang dianggap menguntungkan

sekelompok masyarakat tertentu tetapi merugikan sekelompok

masyarakat lainnya.

Wahyu al-Qur’an sebagai wahyu terakhir yang diturunkan oleh

Allah kepada Rasulullah Muhammad SAW menjadi petunjuk-

pembimbing dan menjaga nilai-nilai universalitas kemanusiaan tersebut

sekalipun memberikan toleransi perwujudan kebudayaan-peradaban

khusus.Al-Qur’an memandang kebudayaan itu suatu proses dan

meletakkan kebudayaan sebagai eksistensi hidup manusia. Kebudayaan

merupakan suatu totalitas kegiatan manusia yang meliputi kegiatan akal,

hati, dan tubuh yang menyatu dalam suatu perbuatan.Karena itu, secara

umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil olah akal, budi, cipta

rasa, karsa dan karya manusia.Ia tidak mungkin terlepas dari nilai-nilai

kemanusiaan namun bisa lepas dari nilai-nilai ketuhanan.

Kebudayaan Islam adalah hasil olah akal, budi, cipta rasa, karsa

dan karya manusia yang berlandaskan nila-nilai tauhid.Islam sangat

menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang.Hasil olah

akal budi, rasa dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai

kemanusiaan yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah

peradaban.

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 16: karakteristik Kebudayaan Islam

16

Dengan perkembangannya perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-

aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang

bersumber dari nafsu hewani sehingga akan merugikan dirinya senrdiri.

Di sini agama berfungsi untuk membimbing manusia dalam

mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang

beradab atau peradaban Islam.

Kebudayaan itu akan terus berkembang, tidak akan pernah berhenti

selama masih ada kehidupan. Segala sesuatu yang berkaitan dengan

aktivitas dan kreativitas manusia, baik dalam kontek hubungan dengan

sesamanya, maupun dengan alam lingkungannya akan selalu terkait

dengan kebudayaan orang lain. Di sini menunjukkan bahwa manusia

sebagai makhluk budaya dan makhluk sosial yang tidak akan pernah bisa

hidup tanpa bantuan orang lain.

Allah mengutus para rasul dari jenis manusia dan kaumnya sendiri

karena yang akan menjadi sasaran dakwahnya adalah umat manusia.

Oleh sebab itu, misi utama kerasulan Muhammad S.A.W adalah untuk

memberikan bimbingan pada umat manusia agar dalam mengembangkan

kebudayaanya tidak melepaskan diri dari nilai-nilai Ketuhanan

sebagaimana sabdanya: “Sesungguhnya aku diutus Allah SWT. untuk

menyempurnakan akhlak.” Artinya Muhammad S.A.W mempunyai tugas

pokok untuk membimbing manusia agar mengembangkan

kebudayaannya sesuai dengan petunjuk Allah SWT.

Sebelum nabi diutus bangsa Arab sudah cukup berbudaya tetapi

budaya yang dikembangkannya terlepas dari nila-nilai ketauhidan yang

bersifat universal.Landasan pengembangan kebudayaan mereka adalah

hawa nafsu.Mengawali tugas kerasulannya, beliau meletakkan dasar-

dasar kebudayaan Islam kemudian berkembang menjadi peradaban

Islam.

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 17: karakteristik Kebudayaan Islam

17

Ketika dakwah Islam menyebar di luar Jazirah Arab, kemudian

tersebar keseluruh dunia, maka terjadilah suatu proses panjang dan rumit

yaitu asimilasi budaya-budaya setempat dengan nilai-nilai Islam yang

kemudian menghasilkan kebudayaan Islam menjadi suatu peradaban

yang diakui kebenarannya secara universal.

Menurut M. Natsir, ada enam sumber kekuatan ajaran Islam. Untuk

mencapai suatu kebudayaan bersifat lokal menjadi suatu peradaban

manusia yang universal, yaitu:

1) Menghormati akal. Manusia muslim disuruh menggunakan akalnya

untuk mengamati dan memikirkan keadaan alam. Banyak ayat-ayat

Al-Qur’an menyatakan betapa pentingnya pengembangan akal bagi

kehidupan manusia. Dalam kaitan ini proses ijtihad menjadi sangat

penting bagi peningkatan kesejahteraan hidup manusia.

2) Kewajiban menuntut ilmu. Setiap muslim diwajibkan menuntut

ilmu walaupun sampai ke negeri Cina.

3) Larangan taklid. Setiap orang dilarang mengikuti sesuatu perkara

yang ia tidak mempunyai pengetahuan tentang itu meskipun datang

dari para leluhurnya.

4) Mengambil inisiatif. Setiap muslim dikerahkan untuk mengambil

inisiatif keduniaan yang dapat memberikan kemaslahatan bagi

masyarakat umum sekalipun bagi mereka yang tidak seagama, serta

mengadakan barang-barang kebutuhan yang tidak ada sebelumnya.

5) Menggunakan hak-hak keduniaan. Kaum muslimin disuruh

mencari ridho Allah SWT. atas nikmat yang diterimanya di dunia

ini dan menggunakan hak-hak itu sesuai dengan aturan agama.

6) Aktualisasi nilai-nilai Islam ke dalam kehidupan nyata kaum

muslimin, dianjurkan untuk berhubungan dengan dunia luar,

berinteraksi dengan bangsa-bangsa untuk saling bertukar ilmu

pengetahuan.

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 18: karakteristik Kebudayaan Islam

18

C. Perkembangan Kebudayaan Islam

Tradisi pemikiran dikalangan umat Islam berkembang seiring dengan

kemunculan Islam itu sendiri.Dalam konteks masyarakat Arab dimana Islam

lahir dan berkembang disana, kedatangan Islam lengkap dengan tradisi

keilmuannya.sebab masyarakat Arab praIslam belum mempunyai sistam

pengembangan pemikiran secara sistematis.

Pada awal perkembangan Islam, sistem pendidikan dan pemikiran

yang sistematis belum terselenggara karena ajaran Islam tidak diturunkan

sekaligus.namun, isyarat Islam sudah cukup jelas meletakkan fondasi yang

kokoh terhadap perkembangan imu dan pemikiran , sebagaiman terlihat pada

ayat yang pertama diturunkan yaitu suatu perintah untuk membaca dengan

nama Allah (Q.S.Al Alaq/96:1). Dalam kaitan itu dapat dipahami mengapa

proses pendidikan Islam berlangsung di rumah yaitu Darul Arqam. Ketika

masyarakat Islam telah terbentuk, maka pendidikan Islam dapat

diselenggarakan di masjid. Proses pendidikan pada kedua tempat tersebut

dilakukan dalam lingkaran besar yang disebut Halaqah.

Dengan menggunakan teoriyang dikembangkan oleh Harun Nasution

dilihat dari segi perkembangannya, sejarah intelektual Islam dapat

dikelompokkan kedalam tiga masa yang dijelaskan berikut.

1. Masa Klasik

Pada masa klasik lahir para ulama madzhab seperti Imam

Hambali,Imam Hanafi, Imam Syafi’I, dan Imam Malik. Sejalan dengan

itu lahir pula para filosof muslim seperti Al-Kindi (801 M), seorang

filosof pertama muslim. Diantara pemikirannya, ia berpendapat bahwa

kaum muslim hendaknya menerima filsafat sebagai bagian dari

kebudayaan Islam.

Selain Al-Kindi, lahir pula para filisof besar lainnya seperti Al-Rasi

(865 M) dan Al-Farabi (870 M). Mereka dikenal sebagai pembangun

agung sistem filsafat.Pada abad berikutnya lahir pula filosof agung Ibnu

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 19: karakteristik Kebudayaan Islam

19

Miskawaih (930 M).Pemikirannya yang terkenal tentang pendidikan

akhlak.Kemudian Ibnu Sina (1037 M), Ibnu Bajjah (1138 M), Ibnu Tufail

(1147 M), dan Ibnu Rusyd (1126 M).

2. Masa Pertengahan

Masa Pertengahan yaitu tahun 1250-1800 M. Dalam catatan

sejarah, pemikiran Islam masa ini merupakan fase kemunduran karena

filsafat mulai dijauhkan dari umat Islam sehingga ada kecenderungan

akal dipertentangkan dengan wahyu, iman dengan ilmu, dan dunia

dengan akhirat.Sebagai pemikir Islam kontemporer sering melontarkan

tuduhan kepada Al-Gazali yang pertama menjauhkan filsafat dengan

agama sebagaimana dalam tulisannya “Tahafutul Falasifah” (Kerancuan

Filsafat).Tuisan Al-Gazali dijawab oleh Ibnu Rusdi dengan tulisan

“Thafutu Tahaful” (Kerancuan DiAtas Kerancuan). Ini merupakan awal

kemunduran ilmu pengetahuan dan filsafat di dunia Islam.Sejalan dengan

perdebatan dikalangan para filosof muslim juga terjadi perdebatan

diantara para fuqoha(ahli fiqih) dengan para ahli teologi (ahli ilmu

kalam). Pemikiran yang berkembang saat itu adalah pemikiran dikotomis

antara agama dengan ilmu dan urusan dunia dan akhirat.

3. Masa Modern

Masa Modern yaitu tahun 1800 M sampai sekarang, dimana pada

masa ini masih mendapat pengaruh dari masa sebelumnya dimana terjadi

kemunduran Islam. Dimana titik kulminasinya adalah ketika para ulama

sudah mendekat kepada para penguasa pemerintahan, sehingga fatwa-

fatwa mereka tidak lagi diikuti oleh umatnya.

D. Nilai-Nilai Kebudayaan Islam

Bentuk kebudayaan yang sangat penting dan perlu memperoleh perhatian besar

dalam kehidupan social terutama dalam kehidupan masyarakat akademisi maupun

masyarakat intelektual yamg mendorong lahirnya pemikiran-pemikiran intelektual

muslim adalah :

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 20: karakteristik Kebudayaan Islam

20

1. Berorientasi pada pengabdian dan kebenaran ilahi

Sebagaiman tujuan penciptaan manusia yakni untuk beribadah dan mengabdi

kepada Allah, karena itu seluruh aktivitas manusia dalam kehidupan harus

berorientasi pada pengabdian pada Allah. dimana untuk menciptakan pengabdian

tersebut manusia harus bertolak pada kebenaran yang ditunjukkan oleh Allah. seperti

dalam firman-Nya pada Q.S.Al Baqarah :147 yang artinya “kebenaran itu adalah dari

Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-sekali termasuk orang-orang yang ragu”

2. Berpikir kritis dan inovatif

Berpikir kritis adalah berpikir secara obyektif dan analitis, sedangkan berpikir

inovatif adalah berpikir kedepan untuk menemukan pemikiran-pemikiran baru.

pemikiran seperti inilah yang mengantarkan kemajuan intelektual Islam pada masa

keemasannyadalam berbagai disiplin ilmu.

3. Bekerja keras

Manusia adalah makhlik social yang dianugerahi potensi besar dalam bentuk akal

budi, dan seluruh aktivitas kehidupan manusia dinilai oleh Allah. Anugerah tersebut

harus difungsikan secara optimal/ karena itu, dalam Q.S.Al-Qashah : 77, Allah

memerintahkan manusia berusaha meraih kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, da n

dalam Q.S. Y usif :87 Allah melaranh berputus asaakan rahmat yang telah Allah

anugerahkan karena putus asa adalah sifat orang kafir.

4. Bersikap terbuka

Sikap terbuka berarti mau menerima masukan dan kebenaran yang datangdari

orang lain karena itu Rasulullah SAW memerintahkan vuntuk memerhatikan substnsi

perkataan orang dan bukan siapa yang mengatakannya. diman kemajuan akan lebih

mudah dicapai dengan sikap terbuka serta memanfaatkan pemikiran dan kemajuan

yang dicapai orang lain, sepanjang tetap sejalan dengan nilai-nilai kebenaran yang

ditetapkan Allah swt.

5. Jujur

Kehidupan intelektual mutlak diperlukan baik dalam bentuk pengakuan terhadap

kebenaran pemikiran orang lain maupun dalam bentuk pengakuan akan keberadaan

diri pribadi. kejujuran akan membimbing manusia dalam proses penemuan kebenaran

dan mengemukakan kebenaran secara obyektif. Kejujuran menghindarkan timbulnya

kesalahan-kesalahan yang merugikan. oleh karena itu, Rasulullah SAW

mengingatkan, kebohongan merupakan pangkal terjadinya dosa.

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 21: karakteristik Kebudayaan Islam

21

6. Adil

Adil adalah menempatkan sesuatu pada empatnya dimana adil menunjukkan

sikap proporsional dam mengambil keputusan dalam berbagai persoalan yang

berkaitan dengan banyak pihak yang berkepentingan. sebagaimana firman Allah

dalam Q.S.An-Nahl : 90, Allah swt memerintahkan berlaku adil, berbuat kebajikan,

member kepada kaum kerabat, melarang berbuat keji, kemungkaran dan permusuhan.

7. Tanggung jawab

Tanggung jawab berarti kesediaan menanggung segala resiko atau konsekuensi

dari setiap perbuatan yang dilakukan, setiap perbuatan memiliki konsekuensi baik

atau buruk bergantung pada substansiperbuatannya. sebagaimanafirman Allah dalam

Q.S.Al-aqarah :286, Allah mengingatkan bahwa setiap manusia akan mendapat

pahala sebagai balasan (dari kebajikan) yang dilakukannya dan mendapa siksa

sebagai balasan (dari kejahatan) yang dilakukannya.

8. Ikhlas

Iklhas berarti murni, bersih dari segala unsure yang mengotori atau mencemari

nilai niat seseorang untuk berbuat sebagai wujud pengabdian dalam ketaatan pada

Allah. sebagaimana Firman Allah dalam Q.S.Al-Bayyinah:5 “ dan mereka

tidakdisuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatn kepada-

Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus…”

E. Mesjid Sebagai Pusat Kebudayaan Islam

Sejak awal berdirinya mesjid di zaman nabi berfungsi sebagai pusat peradaban.

Sekolah-sekolah dan universitas-universitas pun bermunculan justru dari mesjid, salah

satu contohnya mesjid Al-Azhar di mesir.

Di Indonesia disekitar tahun tujuh puluhan muncul kelompok yang sadar untuk

mengembangkan fungsi mesjid sebagaimana mestinya, terutama di kalangan kaum

intelektual muda. Dimulai dengan pesantren kilat pada awal tahun 1978, pengentasan

buta huruf Al-Qur’an tahun 1990-an.

Fungsi dan peranan masjid dari waktu ke waktu terus meluas seiring dengan laju

pertumbuhan umat Islam baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif dan peningkatan

jumlah intelektual muslim yang sadar dan peduli terhadap peningkatan kualitas umat

Islam. Kondisi inilahyang mendorong terjadinya perluasan fungsi mesjid.

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 22: karakteristik Kebudayaan Islam

22

Konsepsi tetntang mesjid sejak zaman Rasulullah hingga sekarang tidak akan pernah

berubah. Paradigma yang digunakan adalah Al-Qur’an sehingga kita akan berfikir

tentang konsep tujuan dan perlakuan terhadap masjid itu memiliki kesamaan. Dalam

syari’at Islam, masjid memiliki dua fungsi utama yaitu :

1. Sebagai pusat ibadah ritual

2. Sebagai pusat ibadah sosial

Dan titik sentralnya bahwa fungsi utama mesjid adalah sebagai pusat pembinaan

umat Islam.

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 23: karakteristik Kebudayaan Islam

23

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat

diambil sebuah garis merah yang menjadi kesimpulan penulisan makalah

yaitu:

1. Konsep manusia dan kebudayaan melahirkan suatu keadaan hubungan

timbal balik. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat

pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam

pikiran manusia, sehingga berguna dalam kehidupan sehari-hari,

kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan

adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang

berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyatayang

kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan

kehidupan bermasyarakat.

2. Konsep manusia dan kebudayaan dalam Islam merupakan sebuah

manivestasi keimanan dimana jika di dunia barat agama adalah bagian dari

kebudayaan tetapi dalam Islam, budaya didefinisikan oleh agama, islam

bukanlah hasil dari produk budaya. Islam justru membangun sebuah

budaya, sebuah peradaban. Peradaban yang berdasarkan Al Qur’an dan

Sunnah Nabi.

3. Perkembangan kebudayaan Islam yang dilandasi oleh semangatketuhanan

(tauhid) yang bersumber langsung dari Alquran dan sunnah mempunyai

kekuatan luarbiasa. Perkembangan kebudayaan Islam disebabkanproses

penyebaran Islam yang dilandasi dengan semangat

persatuan,perkembangan institusi negara, perkembangan ilmu

pengetahuan, dan perluasandaerah Islam.Namun, sejak 1800 M sampai

sekarang terjadi kemunduran Islam. Dimana titik kulminasinya adalah

ketika para ulama sudah mendekat kepada para penguasa pemerintahan,

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 24: karakteristik Kebudayaan Islam

24

ajaran yang hakiki tidak lagi didengar umat sebagai dasar akidah dan

kebudayaan

B. Saran

Pada bagian penutup makalah ini, kami selaku penyusun dengan

pemahaman yang telah kami paparkan dalam makalah ini menyarankan agar

kita dapat memulai untuk meletakkan Islam sebagai pandangan hidup dalam

kehidupan keseharian kita. Karena merupakan hak Islam untuk penggunakan

pandangan hidupnya (dalam bahasa Al-Attas: ar-Ruyatul Al Islam Li Al-

Wujud) untuk mamahami setiap keberadaan, termasuk kebudayaan. Dengan

demikian kita telah berada dalam jalur yang tepat untuk membangun dan

melestarikan kebudayaan Islam dengan landasan konsep yang berasal dari

Islam pula.

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)

Page 25: karakteristik Kebudayaan Islam

25

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim

Al-Kutb, Syahib. (____). Warisan Peradaban Islam.__ : __

Bahirulalami. (2010). Peradaban, diakses pada tanggal 30 oktober 2012,http://bahirulamali.student.umm.ac.id/2010/02/04/peradaban/

Direktori File UPI. (2012). Bagian 3 Manusia Dan Kebudayaan, diakses pada tanggal 30 Oktober 2012, http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND...R.../SMI-3.pdf

Kebudayaan Islam. (2009). Pengertian Dan Makna Kebudayaan Islam, diakses pada tanggal 30 Oktober 2012, http://prastputra.blogspot.com/2009/01/kebudayaan-islam_04.html

Rizqi, Yulia. (2012). Islam dan Kebudayaan, diakses pada tanggal 30 Oktober 2012, http:// yulia-rizqi.blogspot.com/2012/06/islam-dan-kebudayaan.html

Rusdi.(2012). Makalah Kebudayaan Islam, diakses pada tanggal 30 Oktober 2012, http:// rusditik.multiply.com/journal/item/15

Saputro, B.dkk. (2011). Kebudayaan dalam Perspektif Islam, diakses pada tanggal 30 Oktober 2012, http:// T hoha.files.wordpress.com/.../kebudayaan-dalam- perspektif-islam.pdf

Tim Dosen Pendidikan Agama Islam. (2009). Pendidikan Agama Islam, Makassar: UNM, diakses pada tanggal 30 Oktober 2012, http://jaririndu.blogspot.com/2011/11/bab-ipendahuluana.html

Yulianti, Fajar.dkk. (2010). Hubungan Kebudayaan Dengan Agama,Agama Dengan Masyarakat Dan Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Masyarakat Menolak Kebudayaan Baru. Makalah. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Manusia dan Kebudayaan Islam (Makalah)