tugas makalah ekosistem
DESCRIPTION
ekosistemTRANSCRIPT
1.Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan panjang garis pantai lebih dari
95.000 km dan juga memiliki lebih dari 17.504 pulau. Keadaan tersebut menjadikan
Indonesia termasuk kedalam Negara yang memiliki kekayaan sumberdaya perairan yang
tinggi dengan sumberdaya hayati perairan yang sangat beranekaragam. Keanekaragaman
hayati laut merupakan semua keberagaman bentuk yang ada di permukaan maupun laut
dalam, termasuk interaksi antar jenis, populasi maupun dengan habitat serta lingkungannya.
Keanekaragaman hayati laut terfokus pada variasi bentuk kehidupan, seperti jenis
tanaman laut dan hewan laut yang beraneka ragam, struktur genetis yang terkandung dalam
masing-masing individu, serta interaksi antar spesies yang membentuk sebuah ekosistem
sehingga Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki laut yang luas.
Permasalahan utama yang dihadapi oleh negara-negara yang memiliki ekosistem
laut adalah menurunnya jumlah spesies biota-biota laut. Perkembangan jaman pada era
industrialisasi saat ini menyebabkan keindahan ekosistem laut menjadi terganggu karena
tingkah ulah manusia itu sendiri, padahal jika keanekaragaman hayati laut itu bisa dikelola
secara baik dapat menjaga kestabilan ekosistem laut dan dapat dimanfaatkan oleh manusia
secara baik dan benar.
Dengan diketahui punahnya spesies-spesies tertentu mulailah dikembagkan
penyelamatan keanekaragaman hayati dalam ekosistem laut maupun darat. Berbagai isu
seperti pengrusakan hutan, pengrusakan karang dan ekosistem laut, polusi, limbah dapat
merusak habitat lingkungan hidup namun hanya sebagian orang yang peduli dengan
lingkungan.
Berdasarkan uraian di atas penulis menyusun makalah berjudul “upaya pelestarian
lingkungan pada ekosistem laut” untuk menambah pemahaman mengenai ekosistem air
laut, pembagian ekosistem laut mengenai jenis dan sifat ekosistem laut, keseimbangan
ekosistem laut, dampak kerusakan ekosistem laut serta langkah-langkah pelestariannya.
1.2.Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang upaya pelestarian lingkungan pada ekosistem laut yang diharapkan
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
1
1.3.Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi batasan masalah
adalah sebagai berikut:
1. Pengertian ekosistem laut
2. Sifat-sifat ekosistem laut
3. Jenis-jenis ekosistem laut
4. Pentingnya keseimbangan ekosistem laut bagi kehidupan manusia
5. Dampak kerusakan ekosistem laut
6. Langkah-langkah pelestarian lingkungan laut
1.4. Metoda Penulisan
Penulis menggunakan metode studi pustaka. Dalam metode ini penulis melakukan
penelusuran di internet dan buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.
2.Pengertian Ekosistem Laut
Pengertian ekosistem pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekologi
berkebangsaan Inggris bernama A.G. Tansley pada tahun 1935, beberapa definisi tentang
ekosistem dapat diuraikan sebagai berikut :
(1) Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang di dalamnya terdapat hubungan antara
struktur dan fungsi. Struktur yang dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebut
adalah berhubungan dengan keanekaragaman spesies (species diversity). Ekosistem
yang mempunyai struktur yang kompleks, memiliki keanekaragaman spesies yang
tinggi. Sedangkan istilah fungsi dalam definisi ekosistem menurut A.G. Tansley
berhubungan dengan siklus materi dan arus energi melalui komponen komponen
ekosistem.
(2) Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan
(biotik maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan
saling tergantung satu dengan yang lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman
jenis dalam suatu komunitas dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu
satuan interaksi kehidupan dalam alam (Dephut, 1997).
(3) Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat,
tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh,
sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi
(Woodbury, 1954 dalam Setiadi, 1983).
2
(4) Ekosistem, yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup
organisme dan lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik) dan di antara keduanya
saling memengaruhi (Odum, 1993). Ekosistem dikatakan sebagai suatu unit fungsional
dasar dalam ekologi karena merupakan satuan terkecil yang memiliki komponen secara
lengkap, memiliki relung ekologi secara lengkap, serta terdapat proses ekologi secara
lengkap, sehingga di dalam unit ini siklus materi dan arus energi terjadi sesuai dengan
kondisi ekosistemnya.
(5) Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling memengaruhi (UU Lingkungan Hidup Tahun 1997).
Unsur-unsur lingkungan hidup baik unsur biotik maupun abiotik, baik makhluk hidup
maupun benda mati, semuanya tersusun sebagai satu kesatuan dalam ekosistem yang
masing-masing tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa hidup sendiri, melainkan saling
berhubungan, saling mempengaruhi, saling berinteraksi, sehingga tidak dapat dipisah-
pisahkan.
Dari pengertian ekosistem tersebut diatas, maka pengertian ekosistem laut terbagi
menjadi tiga zona (wilayah) yaitu zona litoral, zona laut dangkal, zona pelagik. Ekosistem
laut yang termasuk zona litoral adalah estuari, pantai pasir dan pantai batu. Ekosistem yang
termasuk zona laut dangkal adalah ekosistem terumbu karang, sedangkan ekosistem yang
termasuk zona pelagik adalah ekosistem laut dalam.
Ekosistem laut adalah salah satu terbesar dari ekosistem air bumi. Termasuk lautan,
rawa garam dan ekologi intertidal, muara dan laguna, hutan bakau dan terumbu karang, laut
dalam dan dasar laut di mana di dalamnya terdapat proses dan komponen-kompenen
kehidupan yang serupa dengan proses yang terjadi pada ekosistem daratan. Ekosistem air
laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya yang
sangat besar, ekosistem laut menjadi perhatian manusia.
3.Sifat-sifat Ekosistem Laut
Ekosistem laut atau disebut juga ekosistem bahari merupakan ekosistem yang
terdapat di perairan luar, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir
dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut.
Ekosistem laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut.
1. Memiliki salinitas tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.
2. Kadar NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%.
3
3. Iklim dan Cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.
4. Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.
4.Jenis-jenis Ekosistem Laut
Ekosistem laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
4.1. Lautan
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion Cl
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar.
Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air
dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan.
Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan
sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik.
Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya
secara horizontal.
1) Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut, yaitu:
a) Litoral, Merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan daratan.
b) Neartik, Merupakan daerah yang masih bisa ditembus sinar matahari, bagian dasar
dalamnya ± 300 m.
c) Batial, Merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m.
d) Abisal, Merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000
m).
Gambar 3. Ekosistem Air Laut Berdasarkan Kedalaman
4
2) Menurut wilayah permukaannya secara horizontal berturut-turut dari tepi laut menuju ke
tengah, laut dibedakan sebagai berikut:
a) Epipelagik, Merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200
m.
b) Mesopelagik, Merupakan daerah di bawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000
m. Hewan yang hidup di daerah misalnya adalah ikan hiu.
c) Batiopelagik, Merupakan daerah dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang
hidup di daerah ini misalnya adalah gurita.
d) Abisal pelagik, Merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000 m, di daerah
ini tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu
menembus daerah ini.
e) Hadal pelagik, Merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000
m. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
4.2. Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang
hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh
beberapa jenis ganggang, molusca, dan remis. Daerah tengah pantai terendam saat pasang
tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis
dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikanikan
kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni
oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut. Komunitas tumbuhan berturut-turut
dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut:
1) Komunitas pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah
tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin,
tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius
(rumput angin), Vigna. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung),
Pandanus tectorius (pandan).
5
2) Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia,
Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut
berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Adapun yang
termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, dan Cerbera.
4.3. Ekosistem Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah
secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus
harian dengan pasang surut airnya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari. Komunitas
tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton.
Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Estuari juga
merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
4.4. Ekosistem Terumbu karang
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria
yang menyekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam
bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang. Hewan-hewan
yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai
invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora
seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
5. Keseimbangan Ekosistem Laut
Air Laut merupakan sumber utama yang dibutuhkan setiap makhluk hidup. Air laut
memiliki peranan yang sangat kuat di dalam kehidupan.Keadaan negara Indonesia yang
terletak atau dikelilingi lautan ini mendatangkan manfaat yang besar bagi warga yang hidup
atau tinggal di dalamnya.
Berikut akan diuraikan beberapa pentingnya keseimbangan ekosistem bagi
kehidupan manusia,yaitu; 1) Sebagai sumber makanan,karena makanan yang biasa kita
makan berasal dari laut dan tawar ,seperti ikan,rumput laut,garam,dsb; 2) Untuk mengontrol
iklim dunia, hampir keseluruhan planet Bumi ini akan menjadi terlalu dingin bagi manusia
untuk hidup,karena itu laut memiliki peranan penting dalam mengontrol iklim dunia dengan
memindahkan panas dari daerah ekuator menuju daerah kutub.Hampir 60% penduduk
hidup atau tinggal di daerah sekitar pantai.Bumi ditutupi oleh air yaitu sekitar 70% dikelilingi
oleh air.
6
Air laut bergerak secara terus-menerus mengelilingi Bumi dalam satuan sabuk aliran
yang sangat besar yang disebut dengan “Global Conveyor Belt” bergerak dari permukaan ke
dalam samudera dan kembali lagi ke eprmukaan.Angin,temperatur dan salinitas(kadar
garam air laut) air laut mengontrol sabuk aliran global.Sabuk aliran ini yang kemudian
memindahkan energi panas yang dipancarkan oleh Matahari ke Bumi.
Angin laut membawa uap yang merupkaan sumber untuk turunnya hujan didaratan
ataupun lautan.Arus laut panas dapat memperbaiki keadaan iklim di daerah-daerah yang
didatangi arus tersebut,sebab dengan datang nya arus panas ke arus dingin akan
menyebabkan pertemuan kedua arus sehingga menjadikan atau membentuk arus baru.
Maka Laut berperan dalam keseimbangan ekosistem dikarenakan menangkap
karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dalam jumlah yang sangat besar.Sekitar ¼ CO2
tersebut diserap dan disimpan dilautan.CO2 yang tersimpan di dlaam laut hingga berabad-
abad mampu mengurangi pemanasan global atau ”Global Warming”.
6.Dampak Kerusakan Ekosistem
Pencemaran ekosistem laut merupakan suatu peristiwa masuknya material
pencemar seperti partikel kimia, limbah industri, limbah pertanian dan perumahan, ke dalam
laut, yang bisa merusak lingkungan laut. Material berbahaya tersebut memiliki dampak yang
bermacam-macam dalam perairan. Ada yang berdampak langsung, maupun tidak langsung.
Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin,
terhanyut maupun melalui tumpahan. Salah satu penyebab pencemaran laut adalah kapal
yang dapat mencemari sungai dan samudera dalam banyak cara. Misalnya melalui
tumpahan minyak, air penyaring dan residu bahan bakar. Polusi dari kapal dapat mencemari
pelabuhan, sungai dan lautan. Kapal juga membuat polusi suara yang mengganggu
kehidupan organisme perairan, dan air dari balast tank yang bisa mempengaruhi suhu air
sehingga menganggu kenyamanan organisme yang hidup dalam air.
Bahan pencemar laut lainnya yang juga memberikan dampak yang negatif ke
perairan adalah limbah plastik yang bahkan telah menjadi masalah global. Sampah plastik
yang dibuang, terapung dan terendap di lautan. Kondisi ini sangat berpengaruh buruk, dan
sangat sulit terurai oleh bakteri. Sumber sampah plastik di laut juga berasal dari Jaring ikan
yang sengaja dibuang atau tertinggal di dasar laut.
Limbah kimia yang bersifat toxic (racun) yang masuk ke perairan laut akan
menimbulkan efek yang sangat berbahaya. Kelompok limbah kimia ini terbagi dua, pertama
kelompok racun yang sifatnya cenderung masuk terus menerus seperti pestisida, furan,
dioksin dan fenol. Terdapat pula logam berat, suatu unsur kimia metalik yang memiliki
kepadatan yang relatif tinggi dan bersifat racun atau beracun pada konsentrasi rendah.
7
Contoh logam berat yang sering mencemari adalah air raksa, timah, nikel, arsenik dan
kadmium.
Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke dalam
jaring makanan di laut. Dalam jaring makanan, pestisida ini dapat menyebabkan mutasi,
serta penyakit, yang dapat berbahaya bagi hewan laut, seluruh penyusun rantai makanan
termasuk manusia. Racun semacam itu dapat terakumulasi dalam jaringan berbagai jenis
organisme laut yang dikenal dengan istilah bioakumulasi. Racun ini juga diketahui
terakumulasi dalam dasar perairan yang berlumpur. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan
mutasi keturunan dari organisme yang tercemar serta penyakit dan kematian secara massal
seperti yang terjadi pada kasus yang terjadi di Teluk Minamata.
Bahan kimia anorganik lain yang bisa berbahaya bagi ekosistem laut adalah
nitrogen, dan fosfor. Sumber dari limbah ini umumnya berasal dari sisa pupuk pertanian
yang terhanyut kedalam perairan, juga dari limbah rumah tangga berupa detergent yang
banyak mengandung fosfor. Senyawa kimia ini dapat menyebabkan eutrofikasi, karena
senyawa ini merupakan nutrien bagi tumbuhan air seperti alga dan phytoplankton. Tingginya
konsentrasi bahan tersebut menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air ini akan meningkat
dan akan mendominasi perairan, sehingga menganggu organisme lain bahkan bisa
mematikan.
7.Langkah-Langkah Pelestarian Lingkungan Laut
Untuk menanggulangi pencemaran laut untuk pelestraian lingkungan laut dewasa ini
tidaklah begitu mudah, hal ini disebabkan karena laut mempunyai jangkauan batas yang
tidak nyata. Meskipun demikian ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi pencemaran laut, antara lain: dengan cara membuat alat pengolah limbah
(IPAL), penimbunan (alokasi) bahan pencemar di tempat yang aman, dan daur ulang
limbah. Selain itu, mengingat demikian luas laut maka salah satu cara penanggulangan
pencemaran di laut adalah dengan upaya pencegahan. Langkah ini, tentu lebih mudah dan
murah dibandingkan dengan upaya perbaikan atau rehabilitasi lingkungan laut yang telah
tercemar. Terkait dengan itu, agar dapat dilakukan pencegahan pencemaran laut sedini
mungkin, perlu dilakukan pemantauan. Pemantauan adalah pengukuran berdasarkan waktu,
atau pengulangan pengukuran, atau pengukuran berulang-ulang pada waktu-waktu tertentu.
Sedangkan Pemantauan lingkungan laut dapat diartikan sebagai pengulangan pengukuran
pada komponen atau parameter lingkungan laut untuk mengetahui adanya perubahan
lingkungan akibat pengaruh dari luar. Pelaksanaan pemantauan lingkungan dapat meliputi
segi-segi hukum, kelembagaan dan pembuatan keputusan dari masalah-masalah
pencemaran lingkungan. Dengan demikian dalam pelaksanaan pemantauan lingkungan laut
8
haruslah dimiliki suatu sistem yang dikenal dengan istilah sistem pemantauan lingkungan
laut. Pemantauan laut sering dilakukan untuk berbagai tujuan. Meskipun demikian,
umumnya pemantauan ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan informasi tentang
empat kategori, yaitu sebagai berikut:
1. Kepatuhan (compliance). Untuk memastikan bahwa kegiatan (industri dan
sebagainya) benar-benar telah dilakukan sesuai dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dan persyaratan-persyaratan izin yang ditentukan.
2. Verifikasi model. Yaitu untuk memeriksa berlakunya anggapan-anggapan dan
ramalan-ramalan yang digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi alternatif-
alternatif pengelolaan.
3. Pemantauan perubahan, yaitu untuk mengidentifikasi dan kuantifikasi perubahan
lingkungan laut jangka panjang yang diharapkan atau dihipotesiskan sebagai akibat
yang mungkin timbul oleh kegiatan manusia.
4. Penerapan baku mutu pengendalian pencemaran laut, yang khususnya dilakukan
dalam pelaksanaan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan ANDAL
(Analisis Dampak Lingkungan) sebagai upaya pengelolaan lingkungan. Selain
kegiatan pemantaun lingkungan laut tersebut, ada beberapa tindakan nyata yang
dapat dilakukan agar pencemaran dan kerusakan ekosistem laut dapat dicegah dan
dihindari sedini mungkin, yaitu :
a. Kegiatan berupa pelarangan dan pencegahan, yaitu melarang dan mencegah
semua kegiatan yang dapat mencemari ekosistem laut.
b. Kegiatan pengendalian dan pengarahan yang meliputi teknik penangkapan
biota, eksploitasi sumberdaya pasir dan batu, pengurukan dan pengerukan
perairan, penanggulan pantai, pemanfaatan dan penataan ruang kawasan
pesisir, konflik, dan pembuangan limbah.
c. Kegiatan penyuluhan tentang keterbatasan sumberdaya, daya dukung,
kepekaan dan kelentingan pesisir, teknik penangkapan, budidaya dan
sebagainya yang berwawasan lingkungan laut kepada pemuka masyarakat.
d. Melakukan kegiatan konservasi yang meliputi konservasi pada kawasan
ekosistem laut (karang, mangrove, lagun, dan rumput laut), biota, kualitas
perairan dan sebagainya.
e. Melakukan kegiatan pengembangan yang meliputi budidaya, penelitian,
pendidikan dan pembuatan buku-buku pedoman dan Perda yang dijabarkan dari
UU lingkungan hidup terkait lingkungan laut.
f. Melakukan kegiatan berupa penerapan dalam kehidupan masyarakat berupa
penerapan peraturan-peraturan dan sanksi hukum yang terkait dengan
pencemaran lingkungan laut.
9
8.Kesimpulan
Ekosistem laut merupakan salah satu ekosistem alamiah akuatik yang paling besar
di planet bumi ini. Luas area laut memang mencakup hampir 80% wilayah bumi. Khusus
untuk Indonesia yang merupakan salah satu Negara kepulauaan, luas territorial didominasi
oleh lautan. Dengan demikian, bisa diasumsikan bahwa ekosistem laut memiliki peranan
yang penting bagi rakyat Indonesia dan juga bagi masyarakat dunia dalam skala yang lebih
besar.
Upaya kelestarian lingkungan pada ekosistem laut sangat penting untuk mencegah
kerusakan-kerusakan yang terjadi pada lingkungan laut dengan berbagai hal seperti
dengan cara membuat alat pengolah limbah (IPAL), penimbunan (alokasi) bahan pencemar
di tempat yang aman, dan daur ulang limbah. Selain itu dilakukan pencegahan untuk
menghindari pencemaran seperti: Kepatuhan (compliance), Verifikasi model, Pemantauan
perubahan, Penerapan baku mutu pengendalian pencemaran laut, yang khususnya
dilakukan dalam pelaksanaan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan ANDAL
(Analisis Dampak Lingkungan) dikarenakan kualitas lingkungan ekosistem laut sangat
berhubungan erat dengan kualitas manusia sehingga seringkali membuat manusia bertindak
serakah, sehingga kualitas lingkungan menjadi rusak. Untuk itu, adanya kegiatan ekplorasi
dan ekploitasi sumberdaya air laut dan tawar yang tidak mempertimbangkan kehidupan
generasi saat ini dan akan datang harus segera dihindari sedini mungkin, bila tidak siap-siap
kita didera derita lingkungan ekosistem laut yang rusak.
10
Daftar Pustaka
ekosistem-ekologi.blogspot.com/.../mengenal-ekosistem-air-tawar.html
ddsulai.blogspot.com › Pengetahuan Umum
http://budisma.web.id/ciri-ciri-lingkungan-ekosistem-air-laut.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem_laut
http://ciahh.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/2373376-pengertian-ekosistem-laut/#ixzz2fnDjVyOp
11
UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN
PADA EKOSISTEM LAUT
Oleh:
1. Ni Komang Dewi Nuryani (NIM. 1391261018 )2. Nuranita naningsi (NIM.1391261034 )3. Nyoman Sutresni (NIM.1391261017 )4. I Gede Sumertha Gapar (NIM.1391261021)5. Yanuar Rustrianto B. (NIM. 1391261001)
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
12
KATA PENGANTAR
Pujii syukur kepada TYME penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “
Upaya Pelestarian Lingkungan Pada Ekosistem Laut“. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas di mata kuliah Ekologi dan Ilmu Lingkungan.
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap kita sebagai mahasiswa dapat
menambah wawasan dan pengetahuan tentang upaya pelestarian lingkungan pada
ekosistem laut yang diharapkan bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini pasti masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dalam segi isi maupun penulisannya. Untuk itu, penulis
mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan dan penulisan selanjutnya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Denpasar, September 2013
Penulis
13i
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar................................................................................................................ i
Daftar Isi...........................................................................................................................ii
I.Pendahuluan..................................................................................................................1
1.1.Latar Belakang......................................................................................................1
1.2.Tujuan...................................................................................................................1
1.3.Batasan Masalah..................................................................................................2
1.4. Metoda Penulisan................................................................................................2
2.Pengertian Ekosistem Laut..........................................................................................2
3.Sifat-sifat Ekosistem Laut............................................................................................3
4.Jenis-jenis Ekosistem Laut.........................................................................................4
4.1. Lautan..................................................................................................................4
4.2.Pantai....................................................................................................................5
4.3.Estuari...................................................................................................................6
4.4. Terumbu Karang..................................................................................................6
5.Keseimbangan Ekosistem Laut...................................................................................6
6.Dampak Kerusakan Ekosistem Laut...........................................................................7
7.Langkah-Langkah Pelestarian Lingkungan Laut.......................................................8
8.Kesimpulan...................................................................................................................10
Daftar Pustaka..................................................................................................................11
14ii