makalah ekosistem pariwisata

26
EKOSISTEM PARIWISATA DI INDONESIA MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Interaksi Makhluk Hidup Yang dibina oleh Ibu Novida Pratiwi, S.Si., M.Sc. Oleh : Kirara Lena Siswanti 130351615594

Upload: diannur

Post on 09-Dec-2015

395 views

Category:

Documents


60 download

DESCRIPTION

interaksi antar makhluk hidup

TRANSCRIPT

EKOSISTEM PARIWISATADI INDONESIA

MAKALAHUNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Interaksi Makhluk HidupYang dibina oleh Ibu Novida Pratiwi, S.Si., M.Sc.

Oleh :Kirara Lena Siswanti

130351615594

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPAApril 2015

BAB I

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara Etomologi pariwisata berasal dari dua kta yaitu “ pari” yang berarti

banyak/berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi”. Didalam

kamus besar indonesia pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan

dengan perjalanan rekreasi. Sedangkan pengertian secara umum pariwisata

merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu

yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan meninggalkan

tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari

nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata mata untuk menikmati

kegiataan pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang

beraneka ragam.

Peter Mason (2003) dalam tulisannya yang mengutip Holden (2000)

menyatakan bahwa lingkungan atau kondisi fisik merupakan salah satu faktor

penting dalam pariwisata, hal ini mulai disadari pada satu dekade terakhir,

dimana pariwisata sangat bergantung pada kondisi fisik dan lingkungan, baik

sebagai atraksi utama pariwisata itu sendiri maupun sebagai tempat dimana

aktivitas pariwisata itu terjadi. Hubungan antara lingkungan dan pariwisata

merupakan hubungan yang kompleks, karena keduanya saling bergantung dan

bersimbiosis.

Indonesia sebagai negara yang dianugrahi kekayaan alam yang luar biasa

dengan sektor pariwisata sebagai salah satu pendapatan devisa negara tentunya

perlu memperhatikan dampak dan kondisi lingkungan dimana pariwisata itu

terjadi, agar kondisi alam yang ada dapat terjaga keberlanjutannya, dan

menjadi daya tarik wisata yang memiliki nilai tambah tersendiri.

Perkembangan pariwisata di Indonesia memiliki dinamika yang fluktuatif

dan mulai menjadi perhatian banyak kalangan terutama pemerintah dan

investor dalam berbagai sektor skala. Beberapa sektor pariwisata juga

berkembang seiring waktu, salah satunya adalah ekowisata., yaitu atraksi

wisata yang berbasis terhadap kondisi alama dan lingkungan. Adanya

ekowisata sudah tentu memberikan dampak bagi masyarakat, pemerintah serta

lingkungan itu sendiri baik itu berupa dampak negatif ataupun positif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari ekosistem pariwisata ?

2. Bagaimana jenis-jenis dari ekosistem pariwisata di Indonesia ?

3. Bagaimana pengembangan ekosistem pariwisata?

4. Bagaimana analisis mengenai dampak lingkungan dari ekosistem pariwisata Indonesia?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan tentang definisi dari ekosistem pariwisata

2. Menjelaskan tentang jenis-jenis ekosistem pariwisata di Indonesia

3. Mengetahui pengembangan ekosistem pariwisata

4. Menjelaskan tentang analisis mengenai dampak lingkungan dari ekosistem

pariwisata

BAB II

2. PEMBAHASAN

2.1 Ekosistem Pariwisata

Menurut Mathieson and Wall (1982), pariwisata adalah suatu

fenomena kompleks yang melibatkan pergerakan orang ke suatu tempat

diluar tempat biasa ia tinggal, dimana kegiatan yang dilakukan melibatkan

berbagai pihak lain,termasuk di dalamnya kegiatan yang menggunakan

fasilitas yang berhubungan dengan pariwisata.

Menurut Gartner (1996) yang dikutip oleh Sudiarta (2011),

pariwisata juga dilihat dari berbagai aspek, termasuk aspek fisik atau

lingkungan, dimana pariwisata adalah dimana seseorang keluar dari

kebiasaannya berdasarkan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan,

namun disisi lain tidak terlepas dari akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan

tersebut,terutama dampak yang dihasilkan terhadap sosial budaya,

ekonomi, dan lingkungan fisik.

Dalam undang-undang Republik  Indonesia nomor 10 tahun 2009

tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai

macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang

disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah

Daerah. Sedangkan keparwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang

terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin

yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta

interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,

pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Dari berbagai pengertian pariwisata yang telah dipaparkan, dapat

disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu kegiatan yang dilakukan ke

suatu destinasi diluar kebiasannya, yang pada dasarnya merupakan

rangkaian kegiatan yang kompeks yang memiliki dan melibatkan banyak

aspek, antara lain aspek dinamis yaitu manusia, aspek fisik dan lingkungan

yaitu kondisi geografis, dan juga aspek sosial, budaya, ekonomi, dan

politik.

2.2 Jenis-Jenis dari Ekosistem Pariwisata di Indonesia

1. Wisata Budaya

Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk

memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan

kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri,

mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara

hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa ini

disatukan dengan kesempatan–kesempatan mengambil bagian dalam

kegiatan–kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama,

seni musik, dan seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan

dan sebagainya.

2. Wisata Maritim atau Bahari

Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, lebih–

lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar,

menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan

mendayung, melihat–lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah

permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan

didaerah–daerah atau negara–negara maritim, di Laut Karibia, Hawaii,

Tahiti, Fiji dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat dan daerah yang

memiliki potensi wisata maritim ini, seperti misalnya Pulau–pulau Seribu di

Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau Bali dan pulau–pulau kecil

disekitarnya, taman laut di Kepulauan Maluku dan sebagainya

3. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)

Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau

biro perjalanan yang mengkhususkan usaha–usaha dengan jalan

mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung,

hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya

dilindungi oleh undang–undang. Wisata cagar alam ini banyak

dilakukan oleh para penggemar dan pecinta alam dalam kaitannya

dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta

pepohonan kembang beraneka warna yang memang mendapat

perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. Wisata ini banyak

dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa

udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang

langka serta tumbuh–tumbuhan yang jarang terdapat di tempat–tempat

lain. Di Bali wisata Cagar Alam yang telah berkembang seperti Taman

Nasional Bali Barat dan Kebun Raya Eka Karya.

4. Wisata Konvensi

Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan wisata

konvensi. Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini

dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan–ruangan tempat

bersidang bagi para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau

pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional.

Indonesia mempunyai Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk tempat

penyelenggaraan sidang–sidang pertemuan besar dengan perlengkapan

modern. Biro konvensi, baik yang ada di Berlin, Manila, atau Jakarta

berusaha dengan keras untuk menarik organisasi atau badan–badan

nasional maupun internasional untuk mengadakan persidangan mereka di

pusat konvensi ini dengan menyediakan fasilitas akomodasi dan sarana

pengangkutan dengan harga reduksi yang menarik serta menyajikan

program–program atraksi yang menggiurkan.

5. Wisata Pertanian (Agrowisata)

Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian

perjalanan yang dilakukan ke proyek–proyek pertanian, perkebunan, ladang

pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat

mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun

melihat–lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna

dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur–mayur dan palawija di sekitar

perkebunan yang dikunjungi.

6. Wisata Buru

Jenis ini banyak dilakukan di negeri–negeri yang memang memiliki daerah

atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakan

oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam

bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh

pemerintah negara yang bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika

untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya. Di India, ada daerah–

daerah yang memang disediakan untuk berburu macan, badak dan

sebagainya, sedangkan di Indonesia, pemerintah membuka wisata buru

untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana wisatawan boleh menembak

banteng atau babi hutan.

Taman Baluran

7. Wisata Ziarah

Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat

dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah

banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat–tempat suci,

ke makam–makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit

atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau

pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ziarah ini banyak

dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh

restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan

memperoleh berkah dan kekayaan melimpah. Dalam hubungan ini, orang–

orang Khatolik misalnya melakukan wisata ziarah ini ke Istana Vatikan di

Roma, orang–orang Islam ke tanah suci, orang–orang Budha ke tempat–

tempat suci agama Budha di India, Nepal, Tibet dan sebagainya. Di Indonesia

banyak tempat–tempat suci atau keramat yang dikunjungi oleh umat-umat

beragama tertentu, misalnya seperti Candi Borobudur, Prambanan, Pura

Basakih di Bali, Sendangsono di Jawa Tengah, makam Wali Songo, Gunung

Kawi, makam Bung Karno di Blitar dan sebagainya. Banyak agen atau biro

perjalanan menawarkan wisata ziarah ini pada waktu–waktu tertentu

dengan fasilitas akomodasi dan sarana angkuatan yang diberi reduksi

menarik ke tempat–tempat tersebut di atas.

2.3 Pengembangan Ekosistem Pariwisata

Secara konseptul pengembangan ekosistem pariwisata dapat didefinisikan

sebagai suatu konsep pengembangan pariwisata bekelanjutan yang bertujuan

untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, sehingga memberikan

manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat.

Perencanaan ekowisata adalah alat untuk membimbing pengembangan

pariwisata pada daerah yang dilindungi dengan melakukan sintesis dan

menggunakan visi dari semua pemangku kepentingan untuk tujuan konservasi

pada lokasi tersebut. Dalam perencanaan kegiatan ekowisata ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan antara lain :

a) Daerah yang dilindungi harus direncanakan sebagai bagian integral

dai pengembangan wilayah

b) Tujuan pengelolaan harus disusun untuk setiap tingkatan

c) Perencanaan yang baik harus disusun oleh tim yang terdiri dari

berbagai disiplin, institusi dan berbagai cara pandang diharapkan

dengan interaksi dari berbagai disiplin, institusi dan cara pandang

didapatkan sinergi untuk menghasilkan suatu perencanaan yang

baik

d) Perencanaan yang baik tergantung dari efektivitas partisipasi

semua pemangku kepentingan

Pengembangan ekowisata sangat dipengaruhi oleh keberadaan unsur-unsur

yang harus ada dalam pengembangan itu sendiri, yaitu:

1. Sumber daya alam, peninggalan sejarah dan budaya

Kekayaan keanekaragaman hayati merupakan daya tarik utama bagi

pasar ekowisata sehingga kualitas, keberlanjutan dan pelestarian

sumber daya alam, peninggalan sejarah dan

budayamenjadisangatpentinguntuk pengembangan ekowisata

Ekowisata jugamemberikan

peluangyangsangatbesaruntukmempromosikan

pelestariankeanekaragamanhayatiIndonesia di tingkat internasional,

nasional maupunlokal.

2. Masyarakat

Pada dasarnya pengetahuan tentang alam dan budaya serta daya tarik

wisata kawasandimiliki oleh masyarakat setempat.Oleh karena itu

pelibatan masyarakat menjadi mutlak, mulaidari tingkat perencanaan

hingga pada tingkat pengelolaan.

3. Pendidikan

Ekowisata meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-

nilai peninggalan sejarah dan budaya.Ekowisata memberikan nilai

tambah kepada pengunjung dan masyarakat dalam bentuk pengetahuan

dan pengalaman.Nilai tambah ini mempengaruhi perubahan perilaku

dari pengunjung, masyarakat dan pengembang

pariwisataagarsadardan lebih menghargai alam, nilai-nilai peninggalan 

sejarah dan budaya.

4. Pasar

Kenyataan memperlihatkan kecenderungan meningkatnya permintaan

terhadap produk ekowisata baik di tingkat internasional dan nasional. 

Hal ini disebabkanmeningkatnya promosi yang mendorong orang

untuk berperilaku positif terhadap alamdan berkeinginan untuk

mengunjungi kawasan-kawasan yang masih alami agar

dapatmeningkatkan kesadaran, penghargaan dan kepeduliannya

terhadap alam, nilai-nilaisejarah dan budaya setempat.

5. Ekonomi

Ekowisata memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan

bagi penyelenggara, pemerintah dan masyarakat setempat, melalui

kegiatan-kegiatan yang nonekstraktif, sehingga meningkatkan

perekonomian daerah setempat.Penyelenggaraan yangmemperhatikan

kaidah-kaidah ekowisata mewujudkan ekonomi berkelanjutan.

6. Kelembagaan

Pengembangan ekowisata pada mulanya lebih banyak dimotori oleh

LembagaSwadaya Masyarakat, pengabdi masyarakat dan

lingkungan.Hal ini lebih banyakdidasarkan pada komitmen terhadap

upaya pelestarian lingkungan, pengembanganekonomi dan

pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.Namun kadang

kalakomitmen tersebut tidak disertai dengan pengelolaan yang baik

dan profesional, sehinggatidak sedikit kawasan ekowisata yang hanya

bertahan sesaat.Sementara pengusahaswasta belum banyak yang

tertarik menggarap bidang ini, karena usaha seperti ini dapatdikatakan

masih relatif baru dan kurang diminati karena harus memperhitungkan

socialcost dan ecological-cost dalam pengembangannya.

Dalam pengembangan ekowisata perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai

berikut:

1. Konservasi

Pemanfaatan keanekaragaman hayati tidak merusak sumber daya alam

itu sendiri.

Relatif tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan

kegiatannya bersifat ramahlingkungan.

Dapat dijadikan sumber dana yang besar untuk membiayai

pembangunan konservasi.

Dapat memanfaatkan sumber daya lokal secara lestari.

Meningkatkan daya dorong yang sangat besar bagi pihak swasta untuk

berperan serta dalam program konservasi. Mendukung upaya

pengawetan jenis.

2. Pendidikan

Meningkatkan kesadaran masyarakat dan merubah perilaku masyarakat

tentang perlunya upaya konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya.

3. Ekonomi

Dapat memberikan keuntungan ekonomi bagi pengelola kawasan,

penyelenggara ekowisata danmasyarakat setempat.

Dapat memacu pembangunan wilayah, baik di tingkat lokal, regional

mapun nasional. 

Dapat menjamin kesinambungan usaha. 

Dampak ekonomi secara luas juga harus dirasakan oleh

kabupaten/kota, propinsi bahkan nasional.

4. Peran Aktif Masyarakat

Membangun hubungan kemitraan dengan masyarakat setempat

Pelibatan masyarakat sekitar kawasan sejak proses perencanaan hingga

tahap pelaksanaan sertamonitoring dan evaluasi.

Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untuk

pengembangan ekowisata.

Memperhatikan kearifan tradisional dan kekhasan daerah setempat

agar tidak terjadi benturankepentingan dengan kondisi sosial budaya

setempat.

Menyediakan peluang usaha dan kesempatan kerja semaksimal

mungkin bagi masyarakat sekitarkawasan.

5. Wisata

Menyediakan informasi yang akurat tentang potensi kawasan bagi

pengunjung.

Kesempatan menikmati pengalaman wisata dalam lokasi yang

mempunyai fungsi konservasi.

Memahami etika berwisata dan ikut berpartisipasi dalam pelestarian

lingkungan.

Memberikan kenyamanan dan keamanan kepada pengunjung.

2.4 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dari Ekosistem

Pariwisata Indonesia

Di Indonesia pengelolaan dampak lingkungan hidup diatur dalam

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang lebih sering

dikenal sebagai AMDAL merupakan salah satu aspek penting dalam

pengambilan keputusan pengembangan suatu kawasan, baik itu untuk industri,

pendidikan maupun pariwisata. Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL

diantaranya adalah aspek fisik-kimia, ekologi, sosia;-ekonomi, sosial-budaya, dan

kesehatan masyarakat.

Adapun tujuan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tertera

dalam pasal 3 diantaranya adalah :

melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan hidup;

menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;

menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian

ekosistem;

menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;

mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup;

menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa

depan;

menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup

sebagai bagian dari hak asasi manusia;

mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;

mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan

mengantisipasi isu lingkungan global.

Dampak pariwisata sendiri menurut Prajogo (1976) adalah gejala

pariwisata, dimana terjadi nya suatu benturan atau pengaruh kuat baik

positif ataupun negatif  yang datang, dimana sedapat mungkin pengaruh

positif dilipatgandakan, dan pengaruh negatif dihindari.

Adapun dampak atau pengaruh fisik adalah termasuk di dalamnya

dampak lingkungan. Dampak lingkungan melingkupi keadaan yang dapat

mempengaruhi keadaan ekologis dan habitat asli kawasan wisata untuk

tetap dikonservasi. Dampak positifnya salah satunya adalah dengan

bertambahnya biota habitat, sehingga terjadi keanekaragaman hayati di

dalam area wisata tersebut. Sedangkan dampak negatifnya adalah apabila

terjadi peningkatan wisatawan yang datang, lebih besar dari pada

kemampuan lingkungan untuk menampung pemanfaatan tersebut atau

yang biasa disebut sebagai carrying capacity, maka yang terjadi adalah

tekanan yang besar terhadap alam.

Berikut ini merupakan beberapa dampak fisik umum pariwisata seperti

yang tertera dalam tulisan Mason (2003), dampak positif diantaranya :

pariwisata dapat merangsang pertumbuhan pengawasan dan langkah-

langkah terapan untuk perlindungan lingkungan dan atau lansekap dan

atau satwa liar.

pariwisata dapat membantu memperkenalkan keberadaan kawasan Taman

Nasional dan wilayah konservasi.

pariwisata dapat memperkenalkan dan mempromosikan keberadaan

bangunan dan atau kawasan heritage.

pariwisata dapat mendatangkan profit sebagai sumber pendanaan suatu

kawasan.

Sedangkan dampak negatif yang umumnya terjadi dantaranya:

wisatawan cenderung membuang sampah / mengotori kawasan wisata.

pariwisata dapat menyebabkan kepadatan baik itu manusia maupun

kendaraan.

pariwisata memiliki andil dalam pencemaran aliran air dan kawsan pantai.

pariwisata dapat menyebabkan erosi.

pariwisata dapat menyebabkan adanya pembangunan yang tidak

diinginkan.

pariwisata menyebabkan gangguan dan kerusakan pada habitat hewan liar.

BAB III

3. PENUTUP

a. Kesimpulan

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang dilakukan ke suatu destinasi

diluar kebiasannya, yang pada dasarnya merupakan rangkaian

kegiatan yang kompeks yang memiliki dan melibatkan banyak aspek,

antara lain aspek dinamis yaitu manusia, aspek fisik dan lingkungan

yaitu kondisi geografis, dan juga aspek sosial, budaya, ekonomi, dan

politik.

Jenis-Jenis dari Ekosistem Pariwisata di Indonesia

1. Wisata Budaya

2. Wisata Maritim atau Bahari

3. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)

4. Wisata Konvensi

5. Wisata Pertanian (Agrowisata)

6. Wisata Buru

7. Wisata Ziarah

Dampak lingkungan melingkupi keadaan yang dapat mempengaruhi

keadaan ekologis dan habitat asli kawasan wisata untuk tetap

dikonservasi. Dampak positifnya salah satunya adalah dengan

bertambahnya biota habitat, sehingga terjadi keanekaragaman hayati di

dalam area wisata tersebut. Sedangkan dampak negatifnya adalah

apabila terjadi peningkatan wisatawan yang datang, lebih besar dari

pada kemampuan lingkungan untuk menampung pemanfaatan tersebut

atau yang biasa disebut sebagai carrying capacity, maka yang terjadi

adalah tekanan yang besar terhadap alam.

b. Daftar Pustaka

Anonim. 2015. Analisis Dampak Fisik Pariwisata dan Ekowisata dengan

Environmental Impact Assessment,(online)

https://landsart.wordpress.com/2015/01/16/analisis-dampak-fisik-

pariwisata-dan-ekowisata-dengan-environmental-impact-

assessment/

Anonim. 2012. Jenis-Jenis Pariwisata,(online)

http://limamarga.blogspot.com/2012/04/jenis-jenis-

pariwisata.html

Apriyanti, Herlina. 2012. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,

(Online),

(https://herlinaapriyanti.wordpress.com/tugas-kuliah/analisis-

mengenai-dampak-lingkungan/). Diakses tanggal 30 Maret 2015

Nengsih, Rizki. 2015. Ekologi Pariwisata, (Online),

(https://www.academia.edu/8018953/Ekologi_Pariwisata),

diakses tanggal 30 Maret 2015

Teachgeografi. 2012. Makalah Ekologi Pariwisata, (Online),

(http://teachgeograf.blogspot.com/2012/05/makalah-ekologi-

pariwisata.html). Diakses tanggal 30 Maret 2015