tugas leasing 2

12
D. Perencanaan pajak untuk leasing + ilustrasi kasus. Dalam setiap aktifitas perusahaan, aset tetap merupakan hal yang sangat perlu (khususnya untuk perusahaan manufaktur, tambang dan konstruksi). Aset tetap dapat berupa mesin yang digunakan untuk produksi, peralatan, kendaraan dan aset tetap lain. Untuk memiliki aset tetap tersebut, perusahaan dapat memperolehnya dengan menggunakan leasing (sewa guna usaha). Dan dalam transaksi leasing ini tentunya harus mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan, tak terkecuali unsur biaya pajak. Untuk itu diperlukanlah perencanaan untuk meminimalkan pajak yang nantinya akan dikeluarkan sehubungan dengan transaksi leasing. Berikut adalah iliustrasi kasus perencanaan pajak untuk leasing. Dalam kasus ini akan dibandingkan pembiayaan aktiva tetap melalui leasing dan secara kredit. Contoh Kasus: Perusahaan Kena Pajak X yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang dan telah memiliki omzet lebih dari 4,8 miliar per tahun akan melakukan ekspansi pasar. Oleh karena itu, perusahaan pada tahun 2014 berencana menambah armada truk untuk operasi perusahaan sebanyak 10 unit. Harga perolehan dari setiap truk tersebut Rp 223.000.000. Berdasarkan

Upload: hermawan

Post on 28-Dec-2015

126 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

taxplan about leasing

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Leasing 2

D. Perencanaan pajak untuk leasing + ilustrasi kasus.

Dalam setiap aktifitas perusahaan, aset tetap merupakan hal yang sangat

perlu (khususnya untuk perusahaan manufaktur, tambang dan konstruksi). Aset

tetap dapat berupa mesin yang digunakan untuk produksi, peralatan, kendaraan

dan aset tetap lain.

Untuk memiliki aset tetap tersebut, perusahaan dapat memperolehnya

dengan menggunakan leasing (sewa guna usaha). Dan dalam transaksi leasing

ini tentunya harus mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan, tak terkecuali

unsur biaya pajak. Untuk itu diperlukanlah perencanaan untuk meminimalkan

pajak yang nantinya akan dikeluarkan sehubungan dengan transaksi leasing.

Berikut adalah iliustrasi kasus perencanaan pajak untuk leasing. Dalam kasus ini

akan dibandingkan pembiayaan aktiva tetap melalui leasing dan secara kredit.

Contoh Kasus:

Perusahaan Kena Pajak X yang bergerak di bidang jasa pengiriman

barang dan telah memiliki omzet lebih dari 4,8 miliar per tahun akan melakukan

ekspansi pasar. Oleh karena itu, perusahaan pada tahun 2014 berencana

menambah armada truk untuk operasi perusahaan sebanyak 10 unit. Harga

perolehan dari setiap truk tersebut Rp 223.000.000. Berdasarkan analisis

perpajakan dan keuangan, informasi lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut ini

No Informasi Penjelasan

1 Jenis barang modal Truk

2 Jumlah 10 unit

3 Harga/unit Rp 223.000.000

4 Umur aset 8 tahun (Kelompok 2)

5 Metode penyusutan Garis lurus

6 Nilai sisa Tidak ada

Page 2: Tugas Leasing 2

7 Tingkat diskonto 7% (Bank Indonesia)

8 Bunga Deposito 5,25% (PT Bank BRI (Persero))

9 Tarif PPh 25% (UU PPh 36 2008)

Kredit

10 Bunga kredit 9% (PT Bank BRI (Persero))

11 Jangka waktu kredit 5 tahun

Finance lease

12 Bunga finance lease 11% (Average)

13 Jangka waktu finance lease 5 tahun

14 Uang muka Rp 223.000.000

15 Nilai opsi Rp 223.000.000

a. Pembelian Tunai

Perolehan truk melalui pembelian secara tunai memberikan perusahaan

dapat menggunakan beban penyusutan secara penuh sebagai tax shield. Namun

tentunya juga diukur sesuai dengan umur manfaat truk tersebut.

Adapun jurnal yang terkait dengan pembelian asset truk secara tunai;

a. Pembelian

Truk 2.230.000.000

Kas 2.230.000.000

b. Beban penyusutan

Beban penyusutan 278.750.000

Akm. Penyusutan - truk 278.750.000

Berdasarkan asumsi yang Penulis telah kemukakan sebelumnya, maka tabel

penyusutan dan tax saving atas pembelian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 3: Tugas Leasing 2

Th Tarif Nilai Buku

Awal Periode

Beban Penyusutan

Nilai Sisa Buku Akhir Periode

Discount

factor (20%)

Present Value

0            

1 12,5%

Rp2.230.000.000

Rp278.750.000 Rp1.951.250.000

1,00 Rp278.750.000

2 12,5%

Rp1.951.250.000

Rp278.750.000 Rp1.672.500.000

0,93 Rp260.514.019

3 12,5%

Rp1.672.500.000

Rp278.750.000 Rp1.393.750.000

0,87 Rp243.471.046

4 12,5%

Rp1.393.750.000

Rp278.750.000 Rp1.115.000.000

0,82 Rp227.543.033

5 12,5%

Rp1.115.000.000

Rp278.750.000 Rp836.250.000 0,76 Rp212.657.040

6 12,5%

Rp836.250.000 Rp278.750.000 Rp557.500.000 0,71 Rp198.744.898

7 12,5%

Rp557.500.000 Rp278.750.000 Rp278.750.000 0,67 Rp185.742.895

8 12,5%

Rp278.750.000 Rp278.750.000 Rp0 0,62 Rp173.591.491

Total Rp2.230.000.000

Rp1.781.014.421

Tax Saving Rp557.500.000 Rp445.253.605

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai sekarang dari akumulasi penyusutan

adalah sebesar Rp 2.230.000.000 sedangkan apabila dilihat present valuenya sebesar Rp

1.781.014.421. Nilai sekarang tersebut merupakan beban penyusutan yang dapat

dibiayakan terhadap pendapatan bruto perusahaan untuk menentukan pendapatan kena

pajak PT X sehingga dapat mengurangi pajak sebesar Rp 557.500.000 (Tarif PPh 25%)

atau secara present value sebesar Rp 445.253.605.

Page 4: Tugas Leasing 2

b. Pembelian Kredit

Kondisi secara lebih mendalam tentu juga akan mempengaruhi hasil dari

perencanaan pajak atas perolehan barang modal truk ini. Oleh karena itu, Penulis

menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut:

1. Bunga kredit per tahun 9% sehingga bunga kredit per bulan sebesar 0,75%.

2. Bunga dianggap tetap (fixed rate)

3. Pembayaran angsuran pinjaman dilakukan setiap akhir tahun

4. Metode yang digunakan untuk menghitung pembayaran angsuran adalah metode

anuitas, yaitu metode pembayaran angsuran dengan jumlah nominal yang

dibayarkan setiap akhir periode adalah sama

5. Bunga pinjaman hanya dikenakan atas saldo pinjaman sehingga hanya ada

bunga dan pokok pinjaman.

Adapun jurnal terkait dengan perolehan truk secara kredit yaitu :

a. Pembelian

Truk 2.230.000.000

Hutang bank 2.230.000.000

b. Beban penyusutan

Beban penyusutan 278.750.000

Akm. Penyusutan - truk 278.750.000

c. Pembayaran angsuran hutang bank

Hutang bank 29.566.132

Beban bunga 11.701.920

Kas 46.291.132

Selanjutnya, perusahaan perlu menghitung present value interest factor annuity

(PVIFA) terlebih dahulu. Perhitungannya sebagai berikut

PVIFA, 0,75%, 60 = 1−(1+0,75 %)−60

0,75 % = 48,17337

Berdasarkan PVIFA tersebut maka angsuran yang harus dibayar oleh perusahaan setiap

bulannya adalah sebesar

a = PV

PVIFA ,i , n =

Rp 2.230 .000 .00048,17337

= Rp. 46.291.132,-

Page 5: Tugas Leasing 2

Selanjutnya perhitungan mengenai besarnya angsuran per bulan, bunga, pokok

pinjaman dan nilai sekarang dari angsuran dapat dilihat pada tabel 1 lampiran.

Pembelian secara kredit juga memberikan tax shield berupa beban penyusutan sebesar

biaya perolehan truk tersebut. Beban penyusutan tersebut sama dengan beban

penyusutan apabila membeli secara tunai.

c. Pembelian Leasing dengan Hak Opsi

Pengadaan truk tersebut juga dapat melalui sewa guna usaha (leasing) dengan hak

opsi. Asumsi-asumsi yang dipakai dalam kasus ini sebagai berikut:

1. Pembayaran leasing dilakukan pada setiap akhir bulan selama lima tahun

2. Metode yang digunakan untuk menghitung pembayaran leasing adalah metode

anuitas, yaitu metode pembayaran leasing dengan jumlah nominal yang

dibayarkan setiap periode adalah sama

3. Dengan bunga leasing per tahun sebesar 11% maka bunga leasing per bulan

sebesar 0,92%.

4. Biaya sewa yang harus dibayar sebesar Rp 2.230.000.000 – Rp 223.000.000 =

Rp 2.007.000.000

Selanjutnya, perlu dihitung besarnya beban sewa yang harus dibayar lessee setiap

bulannya selama lima tahun. Beban sewa tersebut dapat diketahui setelah menghitung

terlebih dahulu present value interest factor annuity (PVIFA) sebagai berikut:

PVIFA, 0,92%, 60 = 1−(1+0,92 %)−60

0,92% = 45,95086

Berdasarkan PVIFA tersebut maka beban sewa yang harus dibayar oleh perusahaan

setiap bulannya adalah sebesar

a = PV

PVIFA ,i , n =

Rp 2.007 .000 .00045,95086

= Rp. 43.677.090,-

Adapun jurnal terkait dengan perolehan asset truk secara sewa guna usaha

(leasing) antara lain :

a. Transaksi sewa guna usaha (leasing)

Truk – asset finance lease 2.007.000.000

Jaminan lease 223.000.000

Page 6: Tugas Leasing 2

Kas 223.000.000

Hutang lease 2.007.000.000

b. Angsuran lease bulan ke-1

Hutang lease 25.239.543

Beban bunga 18.397.500

Kas 43.637.043

c. Sewa guna usaha dengan hak opsi (pembelian asset pasca leasing)

Truk 223.000.000

Kas 223.000.000

d. Beban penyusutan (pasca leasing)

Beban penyusutan 27.875.000

Akm. Penyusutan - truk 27.875.000

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa beban sewa yang harus

dibayar oleh perusahaan sebesar Rp 43.677.090. Selanjutnya perhitungan mengenai

besarnya pembayaran beban sewa, bunga dan angsuran pokok sewa serta nilai sekarang

dari biaya sewa guna usaha dapat dilihat pada tabel 2 lampiran.

Pembiayaan sewa guna usaha dengan hak opsi memberikan perusahan dapat

memiliki aset setelah masa leasing selesai. Oleh karena itu, perusahaan dapat

melakukan penyusutan terhadap truk tersebut. Beban penyusutan untuk truk tersebut

dihitung atau diakui sejak masa leasing berakhir. Perhitungan tersebut menggunakan

nilai buku sebesar nilai opsi yang sudah disepakati bersama dengan lessor. Sedangkan

umur manfaat dari truk tersebut dinilai berdasarkan Pasal 11 (6) UU PPh 36 tahun 2008.

Perhitungan beban penyusutan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Th Tarif Nilai Buku

Awal Periode

Beban

Penyusutan

Nilai Sisa Buku Akhir

Periode

Tingkat

Diskon

Nilai Tunai

Beban

Penyusutan

Tahun 1-5 tidak ada penyusutan karena sewa guna usaha 

Page 7: Tugas Leasing 2

6 12,50%

Rp223.000.000

Rp27.875.000 Rp195.125.000

0,67 Rp18.574.289

7 12,50%

Rp195.125.000

Rp27.875.000 Rp167.250.000

0,62 Rp17.359.149

8 12,50%

Rp167.250.000

Rp27.875.000 Rp139.375.000

0,58 Rp16.223.504

9 12,50%

Rp139.375.000

Rp27.875.000 Rp111.500.000

0,54 Rp15.162.153

10 12,50%

Rp111.500.000

Rp27.875.000 Rp83.625.000 0,51 Rp14.170.237

11 12,50%

Rp83.625.000 Rp27.875.000 Rp55.750.000 0,48 Rp13.243.212

12 12,50%

Rp55.750.000 Rp27.875.000 Rp27.875.000 0,44 Rp12.376.833

13 12,50%

Rp27.875.000 Rp27.875.000 Rp0 0,41 Rp11.567.134

Total

    Rp223.000.000

Rp118.676.511

Sumber: Penulis, 2013

d. Perbandingan Penghematan Pajak dan Cash Outflow

Alternatif yang dipilih untuk menghemat pajak terutang adalah alternatif yang

memiliki deductible expenxe paling besar sehingga penghasilan kena pajak juga menjadi

berkurang besar. Namun agar lebih sesuai dalam membandingkan maka Penulis

menggunakan present value dari masing-masing komponen deductible expense. Hal itu

dilakukan agar mendapatkan informasi yang mempertimbangkan time value of money).

Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel 3 lampiran.

Berdasarkan tabel 3 lampiran diketahui bahwa apabila dilihat dari nilai nominal

maka perusahaan lebih baik menggunakan leasing dengan hak opsi (finance lease)

karena memiliki nilai tax saving-nya terbesar sebesar Rp 710.305.647. Sedangkan

Page 8: Tugas Leasing 2

apabila menggunakan kredit dan tunai berturut-turut hanya Rp 694.366.982 dan Rp

557.500.000.

Akan tetapi Penulis memperhatikan time value of money karena dianggap paling

sesuai dan mempertimbangkan kondisi ekonomi secara global. Oleh karena itu

perusahaan lebih baik menggunakan alternatif kredit dalam memperoleh barang modal

truk tersebut karena mampu memberikan tax saving terbesar sebesar Rp 563.442.873.

Sedangkan apabila menggunakan alternatif leasing dengan hak opsi dan tunai berturut-

turut hanya Rp 536.018.503 dan Rp 445.253.605.

Perusahaan tentu juga akan mampu melakukan penghematan kas apabila

mengambil alternatif kredit ataupun sewa guna usaha. Atas penghematan tersebut maka

perusahaan memiliki sejumlah uang kas untuk bisa digunakan sehari-hari. Disini penulis

memberikan salah satu contoh untuk di depositokan di bank. Berdasarkan asumsi diawal

maka jumlah penghematan tunai yang didapatkan oleh perusahaan dapat dilihat pada

tabel berikut

Tabel. Analisis Penghematan Tunai antara Finance Lease dengan TunaiKeterangan Tingkat Diskon (20%)

Nilai tunai biaya sewa Rp2.025.397.500,00

Penghematan dana tunai karena sewa guna usaha Rp2.007.000.000,00

Selisih Rp18.397.500,00

Penghematan pajak Rp90.764.897,57

Penghematan neto Rp109.162.397,57

Pendapatan bunga deposito Rp120.420.000,00

Jumlah penghematan tunai Rp229.582.397,57

Sumber: Penulis, 2013

Tabel. Analisis Penghematan Tunai antara Kredit dengan TunaiKeterangan Tingkat Diskon (20%)

Nilai tunai biaya kredit Rp2.246.725.000,00

Penghematan dana tunai karena kredit Rp2.230.000.000,00

Selisih Rp16.725.000,00

Page 9: Tugas Leasing 2

Penghematan pajak Rp118.189.267,68

Penghematan neto Rp134.914.267,68

Pendapatan bunga deposito Rp133.800.000,00

Jumlah penghematan tunai Rp268.714.267,68

Sumber: Penulis, 2013

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kredit mampu memberikan

penghematan tunai lebih besar sebesar Rp 268.714.267,68 dibandingkan dengan finance

lease. Oleh karena itu, perusahaan bisa mengambil alternatif pembelian truk secara

kredit karena mampu memberikan tax saving dan penghematan tunai terbesar

dibandingkan dengan alternatif yang lain.