leasing - copy

27
HUKUM PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN adalah penyediaan dana, tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara pemberi biaya (bank, perusahaan, perorangan) dengan pihak penerima biaya yang mewajibkan pihak debitur untuk melunasi pembiayaan tsb dalam jangka waktu tertentu, dimana sebagai imbalan jasanya kepada pihak kreditur diberikan hak untuk mendapatkan bunga, pembagian hasil keuntungan atau sewa selama masa pembiayaan berlangsung. PERKREDITAN adalah suatu penyediaan uang atau yang dipersamakan dengannya, yang didasari atas perjanjian pinjam-meminjam antara pihak kreditur (bank, perusahaan atau perorangan) dengan pihak debitur (peminjam), yang mewajibkan pihak debitur untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu, dimana sebagai imbalan jasanya, kepada pihak kreditur (pemberi pinjaman) diberikan hak untuk mendapatkan bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan selama masa kredit tersebut berlangsung. LEMBAGA KEUANGAN BANK (bank finance institution) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan dibidang keuangan dengan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Upload: novhy-haryani

Post on 21-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

leasing

TRANSCRIPT

Page 1: Leasing - Copy

HUKUM PEMBIAYAAN

PEMBIAYAAN adalah penyediaan dana, tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara pemberi biaya (bank, perusahaan, perorangan) dengan pihak penerima biaya yang mewajibkan pihak debitur untuk melunasi pembiayaan tsb dalam jangka waktu tertentu, dimana sebagai imbalan jasanya kepada pihak kreditur diberikan hak untuk mendapatkan bunga, pembagian hasil keuntungan atau sewa selama masa pembiayaan berlangsung.

PERKREDITAN adalah suatu penyediaan uang atau yang dipersamakan dengannya, yang didasari atas perjanjian pinjam-meminjam antara pihak kreditur (bank, perusahaan atau perorangan) dengan pihak debitur (peminjam), yang mewajibkan pihak debitur untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu, dimana sebagai imbalan jasanya, kepada pihak kreditur (pemberi pinjaman) diberikan hak untuk mendapatkan bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan selama masa kredit tersebut berlangsung.

LEMBAGA KEUANGAN BANK (bank finance institution) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan dibidang keuangan dengan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari pengertian ini, bank merupakan perusahan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.

Dari segi FUNGSI-nya, bank dibedakan atas 3 (tiga) jenis yaitu Bank Indonesia, Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Indonesia berfungsi sebagai Bank Sentral. Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 Pasal 4, Bank Indonesia mempunyai 3 (tiga) macam status yaitu sebagai Bank Sentral, Lembaga Negara Independen dan Badan Hukum Publik.

Page 2: Leasing - Copy

BANK UMUM menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 angka (3), adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan demikian, Bank Umum berfungsi sebagai bank yang dapat menjalankan segala jenis usaha dibidang jasa perbankan.

Dalam MENJALANKAN USAHA, Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat menerapkan dua cara yaitu :

a. Konvensional, artinya menjalankan usaha di bidang jasa perbankan menurut cara yang lazim atau biasa dengan memperoleh keuntungan berupa bunga.

b. Prinsip Syariah, artinya menjalankan usaha dibidang jasa perbankan menurut aturan perjanjian berdasarkan Hukum Islam dengan memperoleh keuntungan bukan berupa bunga.

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 angka (4), BANK PERKREDITAN RAKYAT adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan demikian Bank Perkreditan berfungsi sebagai bank yang menjalankan usaha dibidang jasa perbankan tidak termasuk jasa lalu lintas pembayaran, terutama untuk melayani usaha kecil dan rakyat pedesaan.

Dalam perkembangan system keuangan Indonesia pernah dikenal suatu jenis lembaga keuangan yang disebut Lembaga Keuangan Bukan Bank (Nonbank Financial Institution).

LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK, adalah badan usaha yang melakukan kegiatan dibidang keuangan yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan surat berharga dan menyalurkannya ke dalam masyarakat guna membiayai investasi perusahaan. Lembaga Keuangan Bukan Bank diatur dengan undang-undang yang mengatur masing-masing bidang jasa keuangan bukan bank. Bidang usaha yang termasuk Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah asuransi, pegadaian, dana pensiun, reksa dana dan bursa efek.

Page 3: Leasing - Copy

Usaha Per-ASURASI-an (insurance) diatur dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Jenis usaha perasuransian yang diatur dalam undang-undang tersebut dapat digolongkan lagi menjadi :

a. usaha asuransi yang terdiri atas asuransi kerugian, asuransi jiwa, asuransi social dan reasuransi.

b. Usaha penunjang asuransi terdiri atas pialang asuransi, pialang reasuransi, penilai kerugian, konsultas akturia dan agen asuransi.

PEGADAIAN (Pawnshop) merupakan salah satu bentuk lembaga perkreditan dengan system gadai yang diperuntukkan bagi masyarakat luas berpenghasilan rendah yang membutuhkan dana dalam waktu segera. Usaha pegadaian diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990 tentang pengalihan bentuk Perjan Pegadaian menjadi Perum Pegadaian. Kegiatan operasional Perum Pegadaian yang dilakukan saat ini antara meliputi :

a. menyalurkan uang pinjaman kepada masyarakat berdasarkan hukum gadai

b. menerima jasa taksiran bagi masyarakat yang ingin mengetahui besarnya nilai riil barang miliknya

c. menerima jasa penitipan bagi masyarakat yang akan menitipkan barang-barangnya

d. bekerja sama dengan pihak ketiga dalam memanfaatkan asset perusahaan dalam bidang bisnis property, seperti dalam pembangunan gedung dengan system BOT (build, operate and transfer)

e. kredit pegawai yaitu kredit yang diberikan kepada pegawai yang berpenghasilan tetap

DANA PENSIUN (pension fund) merupakan salah satu alternative untuk memberikan jaminan kesejahteraan kepada karyawan. Dasar hukum dana pension adalah Undang-Undang No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. DANA PENSIUN adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pension. Penyelenggaraan program pension ini dapat dilakukan oleh pemberi

Page 4: Leasing - Copy

kerja atau dengan menyerahkan kepada lembaga keuangan lain yang menawarkan jasa pengelolaan program pension, misalnya bank umum atau perusahaan asuransi jiwa.

REKSA DANA (investment fund) diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manejer investasi. Dari definisi tersebut terdapat tiga unsure penting dalam reksa dana yaitu adanya kumpulan dana masyarakat atau pool of fund.

LEMBAGA PEMBIAYAAN (financing institution) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakatKegiatan lembaga pembiayaan diatur dengan Keppres No. 61 Tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan dan Keputusan Menteri Keuangan No. 1251 Tahun 1998 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. Berdasarkan kedua peraturan tersebut yang dapat melakukan kegiatan dalam lembaga pembiayaan adalah Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank dan Perusahaan Pembiayaan. Perusahaan Pembiayaan ini harus berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas atau Koperasi.

Bidang Usaha yang termasuk dalam lingkup pembiayaan adalah :

1. Sewa Guna Usaha (leasing)2. Modal Ventura (ventura capital)3. Anjak Piutang (factory)4. Usaha Kartu Kredit (credit card)5. Pembiayaan Konsumen (consumer finance)6. Pembiayaan Proyek (project finance)

Sebagai perusahaan pembiayaan yang menjalankan kegiatan di bidang lembaga pembiayaan menurut ketentuan dilarang :

a. menghimpun dana dari masyarakat secara langsung dalam bentuk giro, deposito dan tabungan

b. menerbitkan surat sanggup bayar (promissory notes), kecuali sebagai jaminan atas utang pada bank yang menjadi kreditornya.

Page 5: Leasing - Copy

Surat sanggup tersebut tidak dapat dialihkan dan dikuasakan kepada pihak manapun (non-negoiable)

c. memberikan jaminan dalam segala bentuknya kepada pihak lain

BENTUK HUKUM PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Lembaga Pembiayaan dalam menjalankan kegiatannya dilaksanakan oleh Perusahaan Pembiayaan. Menurut Keppres No. 61 Tahun 1988 yang dimaksud dengan Perusahaan Pembiayaan adalah Badan Usaha di luar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan.

Perusahaan Pembiayaan dimaksud menurut Pasal 3 ayat (2) Keppres No. 61 Tahun 1988 berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi. Dengan demikian untuk dapat menjalankan usaha di bidang pembiayaan maka perusahaan pembiayaan harus berbentuk badan hukum baik berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Koperasi.

LEMBAGA PEMBIAYAAN(KEPPRES RI NO. 61 TAHUN 1988)

L E A S I N G (Sewa Guna Usaha)

Pengertian Leasing :Berasal dari kata lease, yang berarti sewa menyewa.Leasing merupakan suatu bentuk derivatif dari sewa menyewa, yang sudah menjadi salah satu jenis pembiayaan. Dalam bahasa Indonesia sering diistilahkan dengan ”sewa guna usaha”.

Pihak yang terlibat dalam sistem pembiayaan berpola leasing :

1. Lessor, merupakan pihak yang memberikan pembiayaan dengan cara leasing kepada pihak yang membutuhkannya.

2. Lessee, merupakan pihak yang memerlukan barang modal, barang modal mana dibiayai oleh lessor dan diperuntukkan kepada lessee.

Page 6: Leasing - Copy

3. Supplier, merupakan pihak yang menyediakan barang modal yang menjadi objek leasing, barang modal mana dibayar oleh lessor kepada supplier untuk kepentingan lessee.

Terdapat berbagai alternatif mekanisme sehingga terjadinya hubungan hukum antar pihak yaitu, Lessor, Lessee dan juga Supplier : (Mahkamah Agung RI, 1989 : 6) :

1. Lessor membeli barang atas permintaan Lessee, selanjutnya memberikan kepada Lessee secara leasing.

2. Lesse membeli barang sebagai agennya Lessor dan mengambil barang se- cara Leasing dari Lessor.

3. Lessee membeli barang atas namanya sendiri, tetapi dalam kenyataannya sebagai agen dari Lessor, dan mengambil barang secara Leasing dari Leasor.

4. Setelah Lessee membeli barang atas namanya sendiri, kemudian melaku- kan Novasi, sehingga Lessor kemudian meng-hak-i barang dan mem - yarnya.

5. Setelah Lessee membeli barang untuk dan atas namanya sendiri, kemudi – an menjualnya kepada Lessor, dan mengambil kembali barang secara Leasing. Ini contoh Sale and Lease Back.

6. Lessor sendiri yang mendapatkan barang secara leasing dengan hak untuk melakukan subleasing kepada leassee.

Dalam Surat keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan Republik Indonesia tentang Perizinan Usaha Leasing, yang dimaksud dengan leasing adalah :

Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (opsi) dari perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.

Page 7: Leasing - Copy

Dalam Keputusan Menteri keuangan RI No.1169/KMK.01/1991 tentang kegiatan Sewa Guna Usaha (leasing), yang dimaksud dengan leasing adalah :

Suatu kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk dipergunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.

Dari berbagai pengertian diatas, elemen-elemen dari leasing adalah :

A. Suatu Pembiayaan PerusahaanB. Penyediaan Barang ModalC. Keterbatasan Jangka WaktuD. Pembayaran Kembali Secara BerkalaE. Hak Opsi untuk Membeli Barang ModalF. Nilai Sisa (Residu)

MACAM-MACAM LEASING

Pada Prinsipnya ada 2 macam prototipe leasing yaitu yaitu leasing yang berbentuk operating dan leasing yang berbentuk finansial. Disamping itu terdapat bentuk lain yang merupakan derifatif dari kedua bentuk pokok ini. Bentuk dimaksud adalah :

a. Operating Leaseb. Financial Lease, selain ini terdapat : a. Sales and Lease Backb. Direct Leasec. Leveraged Leased. Cross Border Leasee. Net Leasef. Net-net Leaseg. Full Service Leaseh. Big Ticket Leasei. Captive Leasingj.Third Party Leasingk. Wrap Lease

Page 8: Leasing - Copy

l. Straight Payable Lease, Seasonal Lease dan Return on Invesmet Lease

PERBEDAAN LEASING DENGAN PERJANJIAN LAIN

Terdapat beberapa bentuk perjanjian yang mirip dengan leasing tetapi sebetulnya terdapat perbedaan tertentu. Perjanjian tersebut adalah : a. Beda Loan dengan Leasing

Terdapat perbedaan antara loan (yang diberikan oleh bank) dengan leasing (yang diberikan oleh perusahaan pembiayaan)

1. Loan bertujuan menyediakan dana sementara leasing bertujuan menyewakan barang modal. Karena itu leasing dikategorikan juga sebagai assets based finance.

2. Loan terfokus pada uang, jadi kreditur bukan pemilik barang yang didanai, sementara dalam leasing paling tidak secara yuridis, lessor merupakan pemilik fasilitas/barang modal.

3. Pada loan, risikonya berupa financial risk, sementara pada leasing, risikonya berupa financial risk dan physical risk atas barang modal.

4. Jaminan hutang pada loan adalah barang bergerak atau tidak bergerak yang sering kali tidak ada hubungannya dengan tujuan penggunaan dana pinjaman. Sementara pada leasing jaminannya berupa barang modal yang dibeli dengan dana dari leasing tersebut.

5. Pada loan, jika ada wanprestasi dari pihak debitur, maka barang jaminan dilelang, dan kelebihan harganya dikembalikan kepada debitur. Sementara jika wanprestasi lessee pada leasing, pada prinsipnya lessor harus tinggal mengambil kembali barang modal tersebut tanpa harus memperhitungkan/mengembalikan kelebihan harga. Hal ini disebabkan karena barang modal tersebut masih merupakan milik lessor. Sungguhpun dalam praktek leasing, hal ini tidak selamanya konsisten diikuti.

b. Beda Sewa Menyewa dengan Leasing

Page 9: Leasing - Copy

Pada prinsipnya leasing tidak sama dengan sewa menyewa, leasing merupakan bentuk stereotype dari sewa menyewa.

Beberapa perbedaan leasing dengan sewa menyewa adalah :

1. Dalam sewa menyewa biasa masalah jangka waktu sewa atau umur pe – makaian barang tidak menjadi fokus utama, tetapi tidak demikian halnya dengan leasing.

2. Leasing merupakan metode pembiayaan bisnis, tidak demikian halnya dengan perjanjian sewa menyewa.

3. Obyek dari perjanjian sewa menyewa merupakan barang berwujud yang berbentuk apa saja, sementara obyek leasing umunya adalah barang modal, alat produksi atau beberapa bentuk barang konsumsi.

4. Jika leasing menjadi kegiatan bisnis,maka lessornya haruslah berbentuk perusahaan pembiayaan, sedangkan lessor pada sewa menyewa biasa tidak ada pembatasan khusus.

5. Pada leasing, lessor berkedudukan sebagai penyandang dana, baik tung – gal atau bersama-sama dengan penyandang dana lainnya, sementara barang obyek leasing disediakan oleh pihak ketiga atau oleh lessee sen- diri. Sebaliknya pada sewa menyea biasa, barang obyek sewa adalah memang miliknya lessor. Jadi kedudukan lessor adalah sebagai pihak yang menyediakan barang obyek sewa.

6. Jangka waktu dalam leasing terbatas, sementara jangka waktu dalam se- wa menyewa bisa terbatas dan bisa tidak.

7. Dokumen dalam perjanjian leasing jauh lebih complicated dibandingkan dengan sewa menyewa biasa.

8. Pada leasing masih dibutuhkan jaminan-jaminan tertentu sementara pada sewa menyewa umumnya tidak ada jaminan tersebut. Jaminan umumnya berupa personal guarantee fidusia terhadap modal yang bersangkutan, kuasa menjual barang modal dan sebagainya.

Page 10: Leasing - Copy

c. Beda Jual Beli dengan Leasing

Perbedaan yang penting antara leasing dengan jual beli adalah, pada jual beli barang ”demi hukum” menjadi miliknya pembeli segera setelah adanya levering, sementara pada transaksi leasing, terjadi peralihan hak tidak ”demi hukum”, tetapi terjadi jika hak opsi digunakan.

Pada leasing, levering dianggap terjadi tidak segera setelah transaksi leasing dilakukan, tetapi nanti setelah hak opsi dilaksanakan oleh lessee yaitu pada akhir masa leasing.

d. Beda Sewa Beli dengan Leasing

Kecuali untuk bentuk operating lease, bentuk transaksi yang paling mirip dengan leasing adalah transaksi sewa beli. Keduanya serupa tapi tak sama.

Sewa beli merupakan anak dari hasil perkawinan antara jual beli dengan sewa menyewa, karena disatu pihak sewa beli punya sifat-sifat yang sama dengan jual beli, tetapi di pihak lain juga mempunyai sifat-sifat yang sama dengan sewa menyewa.

Meskipun antara leasing dengan sewa beli mirip-mirip, tetapi terdapat perbedaan yakni :

1. Dalam sewa beli, lessee otomatis (”demi hukum”) jadi pemilik barang di- akhir masa sewa, sementara pada leasing, kepemilikan lessee hanya ter- jadi apabila hak opsinya dilaksanakan oleh lessee.

2. Pihak lessor dalam leasing hanya bermaksud untuk membiayai perolehan barang modal oleh lessee, dan barang tersebut tidak berasal dari pihak lessor tetapi dari pihak ketiga atau dari pihak lessee sendiri. Pada sewa beli, pihak lessor bermaksud melakukan semacam investasi dengan ba – rang yang disewakan itu dengan uang sewa sebagai keuntungannya. karena itu biasanya barang berasal dari milik pemberi sewa beli sendiri.

3. Leasing termasuk dalam salah satu metode pembiayaan yang diperkenan- kan dilakukan oleh perusahaan pembiayaan, sementara sewa beli terma – suk kegiatan lembaga pembiayaan.

Page 11: Leasing - Copy

UNTUNG RUGINYA MENGGUNAKAN LEASING

Kelebihan leasing dibandingkan dengan metode pembayaran lain, terutama dengan kredit bank adalah :

1. Unsur Fleksibilitas Unsur Fleksibilits ini terutama dalam hal dokumentasi, collateral, struk – tur kontrak, besar dan jangka waktu pembayaran cicilan oleh lessee, hak Opsi dll.

2. Ongkos yang Relatif Murah Karena sifatnya sederhana, untuk dapat direalisasikannya leasing tidak memerlukan biaya besar, biasanya dalam satu paket. Termasuk dalam komponen biaya ini adalah konsultan fee, pengadaan dan pemasangan barang, asuransi dll.

3. Penghematan Pajak

4. Pengaturan yang tidak terlalu complicated

5. Kriteria bagi lessee yang longgar

6. Pemutusan kontrak leasing oleh lessee

7. Pembukuan yang lebih mudah

Disamping keuntungan leasing terdapat juga kelemahan yakni :

1. Biaya Bunga yang Tinggi

2. Biaya Marginal yang Tinggi

3. Kurangnya Perlindungan Hukum

4. Proses Eksekusi Leasing Macet yang Sulit.

JAMINAN HUTANG DALAM LEASING

Page 12: Leasing - Copy

Leasing juga memerlukan jaminan tertentu seperti metode pembiayaan lainnya, agar dana yang telah dikeluarkan oleh lessor ditambah dengan keuntungan tertentu dapat diterima kembali oleh lessor.

Jaminan hutang untuk leasing dalam prakteknya dapat dikategorikan sbb :

a. Jaminan Utama Jaminan utama dalam transaksi leasing adalah keyakinan dari lessor bah- wa lessee akan dan sanggup membayar kembali cicilan sebagaimana mestinya. Prinsip yang sama dalam UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 tentang jaminan utama tentang keyakinan juga diterapkan dalam leasing maupun berbagai jenis pembiayan lain.

Untuk sampai pada keyakinan dimaksud, lessor harus hati-hati menganali- sis keadaan lessee. Cara-cara penilaian debitur dalam pemberian kredit Bank dapat dipakai sebagai pedoman dalam pemberian leasing yakni :

1) Prinsip 5 C Untuk menilai kemampuan debitur/lessee adalah pemberlakuan prinsip 5 C yaitu (1) Character, (2) Capacity (3) Capital (4) Condition of Econo- My dan (5) Collaterals.

2) Prinsip 5 P Prinsip ini terdiri dari : (1) Party (2) Purpose (3) Payment (4) Profitability (5) Protection dalam arti perlindungan atas perusahaan dan atas jaminan.

3) Prinsip 3 R Prinsip ini terdiri dari (1) Returns artinya hasil yang dicapai oleh debitur Untuk mencicil kembali hutangnya (2) Repayment, misalnya penetapan Schedule pengembalian kredit yang sesuai dengan kemampuan debitur (3) Risk Bearing Ability artinya kemampun debitur dalam hal adanya Risiko tertentu, misalnya apakah cukup jaminan atau asuransi.

b. Jaminan Pokok Jaminan pokok ini berupa barang modal hasil pembelian dari transaksi Leasing itu sendiri.

c. Jaminan Tambahan Jaminan tambahan atas transaksi leasing dapat berupa jaminan kebendaan seperti fiducia (atas barang leasing atau bukan), gadai, saham bahkan

Page 13: Leasing - Copy

mungkin juga hipotik jika hal tersebut untuk leasing atas benda tetap seperti tanah (dan bangunan) atau kapal laut.

Disamping itu, jaminan perorangan sering juga dimintakan dalam suatu Leasing seperti personal garansi, corporate garansi, bahkan juga bank Garansi (meskipun bank garansi jarang). Disamping itu mungkin juga di- mintakan jaminan semata-mata kontraktual, seperti kuasa menjual barang modal ataupun pengakuan hutang.

HUKUM TENTANG MODAL VENTURA

Sifat multi dimensi dari pendanaan dengan sistem modal ventura adala berupa penempatan posisi dari bisnis modal ventura sebagai berikut :1. Sebagai lembaga finansial,2. Sebagai Corporate Institution, karena ada penyertaan equity,3. Sebagian modal ventura juga berfungsi sebagai lembaga penolong

pengusaha lemah (missi Humanistis).

Pengertian Modal Ventura :Merupakan terjemaan dari terminologi bahasa Inggris yaitu Venture Capital.

Menurut Keppres No. 61 tahun 1988, tentang Lembaga Pembiayaan, dalam Pasal 1 ayat (11), Modal Ventura didefinisikan sebagai “usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (investee company) untuk jangka waktu tertentu.”

Karakteristik Modal Ventura :1. Pemberian bantuan finansial tidak hanya menginvestasi modal saja,

tetapi juga dalam managemen perusahaan yang dibantunya.2. Investasi yang dilakukan tidak bersifat permanen, tetapi hanya

sementara, untuk kemudian sampai masanya dilakukanlah divestasi.

Page 14: Leasing - Copy

3. Bermotif bisnis, yaitu untuk mendapatkan keuntungan yang relatif tinggi, walaupun dengan resiko yang relatif tinggi pula.

4. Investasi yang dilakukan ke dalam perusahaan pasangan usaha bukanlah investasi jangka pendek, tetapi jangka menengah atau jangka panjang.

5. Investasi bukan bersifat pembiayaan dalam bentuk pinjaman, tetapi dalam bentuk partisipasi equity, atau setidak-tidaknya loan yang dapat dialihkan ke equity (convertible).

6. Merupakan investasi tanpa pinjaman Collateral, karena itu dibutuhkan kehati-hatian dan kesabaran.

7. Pembiayaan ditujukan pada perusahaan kecil atau perusahaan baru, tetapi menyimpan potensi besar untuk berkembang.

8. Investasi dilakukan terhadap perusahaan yang tidak punya akses untuk mendapat kredit perbankan.

Pihak yang terlibat dalam Modal Ventura :1. Pihak perusahaan Modal Ventura

Merupakan pihak yang memberikan bantuan dana kepada perusahaan yang membutuhkan dana.

2. Pihak perusahaan pasangan usahaDisebut juga sebagai investee merupakan perusahaan yang membutuhkan bantuan dana untuk bisa mengembangkan produknya.

3. Pihak Penyandang DanaKadang dalam bisnis modal ventura juga dibutuhkan pihak penyandang dana pihak ketiga. Di sini perusahaan modal ventura berkedudukan hanya sebagai fund management,di samping kedudukannya sebagai investee management.

HUKUM TENTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN

Pembiayaan konsumen merupakan salah satu model pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan finansial, di samping kegiatan seperti leasing, kartu kredit dan sebagainya.

Pengertian pembiayaan konsumen :

Page 15: Leasing - Copy

Diambil dari terjemahan istilah Consumer Finance. Pembiayaan konsumen ini tidak lain dari sejenis kredit konsumsi (Consumer Credit). Hanya saja jika pembiayaan konsumen dilakukan oleh perusahaan pembiayaan, sementara kredit konsumsi diberikan oleh bank.Namun pengertian keduanya secara substantif sama saja, yaitu :“Kredit yang diberikan kepada konsumen-konsumen guna pembelian barang-barang konsumsi dan jasa-jasa seperti yang dibedakan dari pinjaman-pinjaman yang digunakan untuk tujuan-tujuan produktif atau dagang. Kredit yang demikian itu dapat mengandung resiko yang lebih besar dari pada kredit dagang biasa: maka dari itu, biasanya kredit itu diberikan dengan tingkat bunga yang lebih tinggi. (A.Abdurrahman, 1991:242).

Pengertian Kartu KreditKartu kredit merupakan suatu kartu yang umumnya dibuat dari bahan plastik, dengan dibubuhkan identitas dari pemegang dan penerbitnya, yang memberikan hak terhadap siapa kartu kredit diisukan untuk menandatangani tanda pelunasa pembayaran harga dari jasa atau barang yang dibeli di tempat-tempat tertentu. Selanjutnya membebankan kewajiban kepada pihak penerbit kartu kredit untuk melunasi harga barang atau jasa tersebut ketika ditagih oleh pihak penjual barang atau jasa. Kemudian pihak penerbitnya diberikan hak untuk menagih kembali pelunasan harga tersebut dari pihak pemegang kartu kredit plus biaya-biaya lainnya, seperti bunga, biaya tahunan, uang pangkal, denda dan sebagainya.

Pihak yang terlibat dalam hubungan dengan kartu kredit :1. Pihak Penerbit (Issuer)

Terdiri dari :a. Bankb. Lembaga Keuangan khusus yang bergerak di bidang penerbitan kartu kredit.c. Lembaga Keuangan yang di samping bergerak di dalam

penerbitan kartu kredit, bergerak juga di bidang kegiatan-kegiatan lembaga keuangan lainnya.

Page 16: Leasing - Copy

Kepada pihak penerbit, oleh hukum dibebankan kewajiban :a. Memberikan kartu kredit kepada pemegangnya.b. Melakukan pelunasan pembayaran harga barang atau jasa atas

bills yang disodorkan oleh penjual.c. Memberitahukan kepada pemegang kartu kredit terhadap setiap

tagihannya dalam suatu periode tertentu, biasanya tiap satu bulan.

d. Memberitahukan kepada pemegang kartu kredit berita-berita lainnya yang menyangkut dengan hak, kewajiban dan

kemudahan bagi pemegang tersebut.

Kepada pihak penerbit, oleh hukum diberikan hak-hak :a. Menagih dan menerima dari pemegang kartu kredit pembayaran

kembali uang harga pembelian barang atau jasa.b. Menagih dan menerima dari pemegang kartu kredit pembayaran

lainnya, seperti bunga, uang pangkal, uang tahunan, denda dan sebagainya.

c. Menerima komisi dari pembayaran tagihan kepada perantara penagihan atau kepada penjual.

2. Pihak Pemegang Kartu Kredit (Card Holder)Secara hukum kewajiabn pemegang kartu kredit adalah :a. Tidak melakukan pembelian dengan kartu kredit yang melebihi

batas maksimum.b. Menandatangani slip pembelian yang disodorkan oleh pihak

penjual barang/jasa.c. Melakukan pembayaran kembali harga pembelian sesuai

dengan tagihan oleh pihak penerbit kartu kredit.d. Melakukan pembayaran-pembayaran lainnya, seperti uang

pangkal, uang tahunan, denda, dan sebagainya.

Hak-hak pemegang kartu kredit :

Page 17: Leasing - Copy

a. Membeli barang/jasa dengan memakai kartu kredit, dengan atau tanpa batas maksimum.

b. Hak untuk mengambil uang cash, baik pada mesin teller tertentu denga memakai nomor kode tertentu, ataupun

via bank-bank lain atau bank penerbit.c. Mendapatkan informasi dari penerbit tentang perkembangan

kreditnya dan tentang kemudahan-kemudahan sekiranya ada yang diperuntukkan kepadanya.

3. Pihak Penjual Barang/jasaKewajiban pihak penjual :a. Memperkenankan pihak pemegang kartu kredit untuk membeli

barang atau jasa dengan memakai kartu kredit.b. Bila perlu melakukan pengecekan atau otorisasi tantang

penggunaan dan keabsahan kartu kredit yang bersangkutan.

c. Menginformasikan kepada pemegang tentang charge tambahan selain harga jika ada.

d. Menyodorkan slip pembelian untuk ditandatangani oleh pihak pembeli/pemegang kartu kredit.

e. Membayar komsisi ketika melakukan penagihan kepada perantara (jika ada) atau kepada penerbit (jika dilakukan

langsung kepada penebit).

Hak dari penjual barang/jasa :a. Meminta pelunasan harga barang/jasa yang diberikan oleh

pembelinya dengan memakai kartu kredit.b. Meminta pembeli/pemegang kartu kredit untuk menandatangani

slip pembelian.

Page 18: Leasing - Copy

c. Menolak untuk menjual barang/jasa jika ada terdapat otorisasi dari penerbit kartu kredit.

4. Pihak PerantaraTerdiri dari perantara penagihan (antara penjual dan penerbit), dan perantara pembayaran (antara pemegang dan penerbit).

Pihak perantara penagihan (antara penjual dan penerbit) disebut juga dengan acquirer, adalah pihak yang meneruskan tagihan kepada penerbit berdasarkan tagihan yang masuk kepadanya yang diberikan oleh penjual barang/jasa.

Pihak perantara pembayaran (antara pemegang dan penerbit) adalah bank-bank dimana pembayaran kredit/harga dilakukan oleh pemilik kartu kredit.