tugas lean six sigma

2
Rani -1 Tugas: Lean Six Sigma Rani Aulia Imran - 234 13 003 Lean six sigma adalah sebuah pendekatan yang memfokuskan pada peningkatan kualitas, mengurangi adanya variasi dan menghilangkan pemborosan didalam sebuah organisasi. Filosofi manajemen kualitas yang sebelumnya dan metodologinya hanya berfokus pada mengurangi variasi; menghitung jumlah cacat (perjuta output/kesempatan); dan meningkatkan kualitas dari produk, proses, dan servis. Lean six sigma menggabungkan dua alat perbaikan yang paling kuat: Six sigma dan lean enterprise. Konsep dari six sixma dikembangkan awal tahun 1980an oleh teknisi Motorola, William Smith, yang dikenal sebagai ayah dari six sigma, yang memunculkan nama six sigma tahun 1988 walaupun konsepnya sudah digunakan ditahun-tahun sebelumnya. Six sigma populer di akhir 1990an oleh perusahaan General Electric dan mantan CEOnya, Jack Welch. Six sigma menawarkan alat dan petunjuk organisasi yang membangun dasar yang berdasarkan data untuk menjaga perbaikan pada target pelanggan kritis. Lean Enterprise adalah sebuah metode yang berfokus pada mengurangi cycle time dan pemborosan dalam proses. Lean enterprise berasal dari perusahaan Toyota Motor sebagai Toyota Production System (TPS), dan popularitasnya meningkat setelah tahun 1973 terjadi krisis energi. Istilah “lean thinkingdimunculkan oleh James P. Womack dan Daniel T. Jones dalam buku mereka Lean Thinking (Womack dan Jones 1996). Sedangkan istilah “lean enterprise” digunakan untuk lingkup yang lebih luas dari program lean dari manufakturing untuk mencangkup keseluruhan perusahaan atau organisasi (Alukal 2003). Lean menawarkan mekanisme untuk mempercepat dan secara dramatis mengurangi leadtime dan pemborosan di segala proses, di bagian manapun dalam organisasi. Gambar 1 menunjukkan evolusi dan penggabungan metode lean dan six sigma. Secara bersama, Lean six sigma mengarahkan nilai melalui sebuah perhitungan sederhana: perkembangan pemasukan operasional (dengan menunjukkan efisiensi) + peningkatan keuntungan (dengan menunjukkan apa yang pelanggan perlukan, dengan cara berulang) = nilai shareholder. Fokus pemborosan yang diperhatikan ada delapan jenis klasifikasi pemborosan, yakni: Defects, Overproduction, Waiting, Non- Utilized Talent, Transportation, Inventory, Motion, dan Extra-Processing (DOWNTIME). Contoh penerapan awalnya, diawali pada tahun 1997 oleh perusahaan aircraft-engine-controls, BAE Systems Controls, di Fort Wayne, Indiana. Mereka memulai dengan menerapkan Lean initiatives dan mengidentifikasi sebuah sinergi antara program kualitas lean dan six sigma yang diluncurkan saat perusahaan masih menjadi bagian dari General Electric. BAE Systems Controls menerapkan Lean initiatives sebagai berikut: (1) kegiatab kaizen, (2) takt time yang mengarahkan pada cell produk dengan aliran one-piece-flow, (3) sistem kanban tarik dan bin penyimpanan yang telah ditunjuk (point-of-use) pada lantai produksi, (4) lean production cells, (5) pembuktian kesalahan (mistake proofing), dan (6) menggunakan pekerja yang memiliki banyak kemampuan. Pada penerapan Lean Six Sigma di BAE Systems Control, mereka berhasil meningkatkan produktifitas 97% dan leadtime pelanggan 90%. Produktifitas yang bernilai tambah meningkat menjadi 112% dalam lima tahun, barang setengah jadi berkurang menjadi 70%, keandalan produk menningkat menjadi 300% dan tidak ada waktu kerja yang hilang tahun 1999 (Sheridan 2000). Matakuliah: Strategi Peningkatan Kinerja Gambar 1. Evolution of quality and productivity to Lean Six Sigma

Upload: raniauran

Post on 20-Jan-2016

89 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Definisi Lean Six Sigma

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Lean Six Sigma

Rani -1

Rani Aulia Imran - 234 13 003

Tugas: Lean Six Sigma Rani Aulia Imran - 234 13 003

Lean six sigma adalah sebuah pendekatan yang memfokuskan pada peningkatan kualitas, mengurangi adanya variasi dan menghilangkan pemborosan didalam sebuah organisasi. Filosofi manajemen kualitas yang sebelumnya dan metodologinya hanya berfokus pada mengurangi variasi; menghitung jumlah cacat (perjuta output/kesempatan); dan meningkatkan kualitas dari produk, proses, dan servis. Lean six sigma menggabungkan dua alat perbaikan yang paling kuat: Six sigma dan lean enterprise. Konsep dari six sixma dikembangkan awal tahun 1980an oleh teknisi Motorola, William Smith, yang dikenal sebagai ayah dari six sigma, yang memunculkan nama six sigma tahun 1988 walaupun konsepnya sudah digunakan ditahun-tahun sebelumnya. Six sigma populer di akhir 1990an oleh perusahaan General Electric dan mantan CEOnya, Jack Welch. Six sigma menawarkan alat dan petunjuk organisasi yang membangun dasar yang berdasarkan data untuk menjaga perbaikan pada target pelanggan kritis. Lean Enterprise adalah sebuah metode yang berfokus pada mengurangi cycle time dan pemborosan dalam proses. Lean enterprise berasal dari perusahaan Toyota Motor sebagai Toyota Production System (TPS), dan popularitasnya meningkat setelah tahun 1973 terjadi krisis energi. Istilah “lean thinking” dimunculkan oleh James P. Womack dan Daniel T. Jones dalam buku mereka Lean Thinking (Womack dan Jones 1996). Sedangkan istilah “lean enterprise” digunakan untuk lingkup yang lebih luas dari program lean dari manufakturing untuk mencangkup keseluruhan perusahaan atau organisasi (Alukal 2003). Lean menawarkan mekanisme untuk mempercepat dan secara dramatis mengurangi leadtime dan pemborosan di segala proses, di bagian manapun dalam organisasi.

Gambar 1 menunjukkan evolusi dan penggabungan metode lean dan six sigma. Secara bersama, Lean six sigma mengarahkan nilai melalui sebuah perhitungan sederhana: perkembangan pemasukan operasional (dengan menunjukkan efisiensi) + peningkatan keuntungan (dengan menunjukkan apa yang pelanggan perlukan, dengan cara berulang) = nilai shareholder. Fokus pemborosan

yang diperhatikan ada delapan jenis klasifikasi pemborosan, yakni: Defects, Overproduction, Waiting, Non-Utilized Talent, Transportation, Inventory, Motion, dan Extra-Processing (DOWNTIME).

Contoh penerapan awalnya, diawali pada tahun 1997 oleh perusahaan aircraft-engine-controls, BAE Systems Controls, di Fort Wayne, Indiana. Mereka memulai dengan menerapkan Lean initiatives dan mengidentifikasi sebuah sinergi antara program kualitas lean dan six sigma yang diluncurkan saat perusahaan masih menjadi bagian dari General Electric. BAE Systems Controls menerapkan Lean initiatives sebagai berikut: (1) kegiatab kaizen, (2) takt time yang mengarahkan pada cell produk dengan aliran one-piece-flow, (3) sistem kanban tarik dan bin penyimpanan yang telah ditunjuk (point-of-use) pada lantai produksi, (4) lean production cells, (5) pembuktian kesalahan (mistake proofing), dan (6) menggunakan pekerja yang memiliki banyak kemampuan. Pada penerapan Lean Six Sigma di BAE Systems Control, mereka berhasil meningkatkan produktifitas 97% dan leadtime pelanggan 90%. Produktifitas yang bernilai tambah meningkat menjadi 112% dalam lima tahun, barang setengah jadi berkurang menjadi 70%, keandalan produk menningkat menjadi 300% dan tidak ada waktu kerja yang hilang tahun 1999 (Sheridan 2000).

Matakuliah: Strategi Peningkatan Kinerja

Gambar 1. Evolution of quality and productivity to Lean Six Sigma

Page 2: Tugas Lean Six Sigma

Rani -2

Konsep Lean Six Sigma pertama kali dipublikasikan dalam buku berjudul Lean Six Sigma: Combining Six Sigma with Lean Speed oleh Michael George dan Peter Vincent tahun 2002. Metode penyelesaian masalah DMAIC dari Six Sigma digunakan untuk meningkatkan proses. Tahapan DMAIC (pada tabel 1) secara jelas terdefinisi dan terstandarisasi, tatapi tahapan dilakukan pada tiap fase dapat berbeda tergantung pada referensi yang digunakan.

Penerapan dan checklist integrasi Lean - Six sigma ialah sebagai berikut: 1. Memastikan kepemimpinan terlibat

melalui pelaksanaan, dukungan, dedikasi, dukungan hukum, dan sebagai model contoh.

2. Menjadi berfokus pada pelanggan. 3. Menjadi berfokus pada orang. 4. Memastikan suplier termasuk ikut terlibat. 5. Memiliki tujuan, nilaim visi, misi, strategi, tujuan, ukuran dan pengukuran yang jelas. 6. Filosofi pada perbaikan. 7. Memutuskan berdasar pada metode penyelesaian masalah. 8. Memutuskan sistem/proses kerja, produk, dan servis ditargetkan untuk perbaikan berkelanjutan. 9. Mengembangkan sebuah struktur yang efektif dan pengarahan sumber daya. 10. Memastikan pengetahuan kritis dan informasi tetap ada dan terjaga. 11. Mnegintegrasikan hadiah, penghargaan, dan motivasi dalam paradigma dan desain yang dipilih. 12. Menciptakan budaya bekomunikasi yang baik.

Lean Six Sigma adalah proses yang berdasar pada data yang menggunakan alat statistik, metode DMAIC, grafik dan tools lean lainnya untuk membuat framework untuk meningkatkan kinerja. Pada dasarnya ide inti dari six sigma adalah bila perusahaan dapat mengukur berapa banyak defect yang terjadi dalam suatu roses, maka dapat dengan mudah dan secara sistematis dapat diidentifikasi cara untuk menghilangkannya; dengan tujuan sedekat mungkin pada zero defect. Referensi:

Ehrlich, Betsi Harris (2002): Transactional Six Sigma and Lean Servicing : leveraging manufacturing concepts to achieve world class service. St. Lucie Press a CRC Press Company, Boca Raton, Florida.

Furterer, Sandra L (2009): Lean Six sigma in service : applications and case studies. CRC Press, Taylor & Francis Group, United States of America.

George, Mark O. (2009): The Lean Six Sigma Guide to Doing More with Less For novices and veterans alike, how to get the highest returns from Lean Six Sigma programs. This excerpt from the full book, The Lean Six Sigma Guide to Doing More with Less,is printed with permission from John Wiley and Sons.

Odomirok, Paul (2011): Can Lean and Six Sigma be Blended with Other Disciplines? The Possibility Press Thought Leadership SM Series, TSI, www.transformationsystems.com

Wikipedia (2014): Lean Six Sigma. http://en.wikipedia.org/wiki/Lean_Six_Sigma. 25 April 2014 at 18:22.

Corporate College 92013): Lean Six Sigma FAQ’s and Fact Sheet. www.corporatecollege.com

Tabel 1. Aktifitas DMAIC