tugas laporan magang di peternakan sapi dan domba (2009)

14
A. PENDAHULUAN Latar Belakang Kompetensi yang dimiliki seorang dokter hewan digunakan untuk melaksanakan peranannya dalam berbagai bidang. Peranan ini antara lain di bidang peternakan, penelitian biomedis, penangkaran hewan, pendidikan kedokteran hewan dan di bidang klinik hewan kesayangan. Peranan ini sesuai dengan tujuan akhir disiplin ilmu yang diberikan kepada mahasiswa kedokteran hewan dalam upaya menyejahterakan manusia melalui kesejahteraan hewan. Oleh karena itu, dalam melaksanakan peranannya dokter hewan dituntut untuk profesional. Profesionalisme dokter hewan dapat dicerminkan dengan komunikasi yang baik dengan klien dan memiliki kompetensi dalam menangani hewan yang dihadapi. Peran dokter hewan dalam bidang peternakan sangat urgent. Peran ini mencakup pengawasan pakan yang diberikan terhadap hewan, pembudidayaan ternak, pengawasan pemberian obat-obatan, pengawasan kegiatan yang dilakukan di rumah potong hewan, pengawasan industri pangan asal hewan dan pengawasan di restoran. Dokter hewan bertanggung jawab atas keamanan pangan mulai dari peternakan sampai meja makan atau safe from farm to table. Seorang dokter hewan harus memiliki ilmu dan skill dalam upaya melaksanakan tugasnya. Ilmu mengenai hewan secara teori telah didapatkan di bangku perkuliahan. Sementara skill bisa didapatkan melalui beberapa cara diantaranya pelaksanakan praktikum lapangan. Skill yang didapatkan di lapangan diharapkan dapat berguna untuk melaksanakan tugas sebagai dokter hewan. Tujuan 1

Upload: arianputra

Post on 30-Nov-2015

531 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

aktivitas seputar peternakan sappi dan domba

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Laporan Magang Di Peternakan Sapi Dan Domba (2009)

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kompetensi yang dimiliki seorang dokter hewan digunakan untuk

melaksanakan peranannya dalam berbagai bidang. Peranan ini antara lain di

bidang peternakan, penelitian biomedis, penangkaran hewan, pendidikan

kedokteran hewan dan di bidang klinik hewan kesayangan. Peranan ini sesuai

dengan tujuan akhir disiplin ilmu yang diberikan kepada mahasiswa kedokteran

hewan dalam upaya menyejahterakan manusia melalui kesejahteraan hewan.

Oleh karena itu, dalam melaksanakan peranannya dokter hewan dituntut untuk

profesional. Profesionalisme dokter hewan dapat dicerminkan dengan

komunikasi yang baik dengan klien dan memiliki kompetensi dalam menangani

hewan yang dihadapi.

Peran dokter hewan dalam bidang peternakan sangat urgent. Peran ini

mencakup pengawasan pakan yang diberikan terhadap hewan, pembudidayaan

ternak, pengawasan pemberian obat-obatan, pengawasan kegiatan yang

dilakukan di rumah potong hewan, pengawasan industri pangan asal hewan dan

pengawasan di restoran. Dokter hewan bertanggung jawab atas keamanan

pangan mulai dari peternakan sampai meja makan atau safe from farm to table.

Seorang dokter hewan harus memiliki ilmu dan skill dalam upaya

melaksanakan tugasnya. Ilmu mengenai hewan secara teori telah didapatkan di

bangku perkuliahan. Sementara skill bisa didapatkan melalui beberapa cara

diantaranya pelaksanakan praktikum lapangan. Skill yang didapatkan di

lapangan diharapkan dapat berguna untuk melaksanakan tugas sebagai dokter

hewan.

Tujuan

Praktikum lapang ini bertujuan untuk meningkatkan skill mahasiswa

kedokteran mengenai peranannya sebagai praktisi di peternakan. Skill yang

didapat selama praktikum lapang dapat dikaitkan dengan ilmu teoritis yang telah

didapat selama perkuliahan. Praktikum lapang ini juga digunakan sebagai media

berbagi ilmu antara mahasiswa dan peternak mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan peternakan. Dengan diadakannya praktikum lapang ini mahasiswa

diharapkan dapat semakin memahami keadaan peternakan, mampu

menganalisis berbagai permasalahan yang mungkin terjadi di peternakan, serta

peran dokter hewan dalam bidang peternakan. Hasil akhir dari praktikum lapang

1

Page 2: Tugas Laporan Magang Di Peternakan Sapi Dan Domba (2009)

ini adalah kearifan mahasiswa kedokteran dalam menyatukan ilmu teotitis yang

didapat selama kuliah dengan ilmu praktis yang didapatkan di praktikum.

B. KONDISI UMUM LOKASI MAGANG

Magang ini dilakukan pada hari Minggu tanggal 20 Desember 2009 di

daerah Tegal Waru, tepatnya di Jalan Manunggal 51 No. 39, Kelurahan Tegal

Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Di tempat tersebut terdapat

beberapa peternakan, yakni peternakan sapi potong, peternakan domba potong

dan kambing potong, serta peternakan kelinci. Baik peternakan sapi, peternakan

domba-kambing, maupun peternakan kelinci dikelola oleh alumni Fakultas

Peternakan Institut Pertanian Bogor yang bekerja sama dengan masyarakat

setempat. Lokasi magang berada jauh dari akses kendaraan umum, baik angkot,

bus, ataupun kereta. Meskipun demikian, mahasiswa dapat tiba di lokasi magang

dengan menggunakan kendaraan sewa.

Kandang sapi memiliki kapasitas sekitar 30 ekor sapi dewasa. Sedangkan

kandang domba-kambing dapat menampung kurang lebih 700 ekor domba-

kambing dewasa. Kandang sapi dan kandang domba-kambing memiliki atap

berbahan genting. Akan tetapi ada sebagian kecil dari kandang sapi yang tidak

memiliki atap. Sumber air untuk memberi minum dan memandikan ternak adalah

air sumur. Karena mesin air rusak, sewaktu magang dilakukan sumber air yang

digunakan adalah air sawah. Peternakan ini pun memiliki kelebihan dimana

kotoran sapi yang dihasilkan oleh ternak dimanfaatkan untuk biogas.

Peternakan sapi tempat magang dilaksanakan merupakan salah satu

wujud program Departemen Pertanian Republik Indonesia karena peternakan

tersebut dibangun melalui program Sarjana Membangun Desa yang lebih dikenal

dengan istilah SMD. Program SMD ini dilaksanakan dalam upaya pemerintah

mewujudkan swasembada daging di negara Indonesia pada tahun 2014.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Kegiatan praktikum lapang dimulai sekitar pukul 08.30. kegiatan diawali

dengan pembukaan yang diisi oleh Drh. Andryanto sebagai dosen pembimbing.

Kegiatan yang dilakukan selama pembukaan meliputi perkenalan antar

mahasiswa, dokter hewan, pemilik peternakan dan petugas peternakan.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian materi dari drh. Andryanto. Materi yang

diberikan mengenai peran dokter hewan sebagai praktisi di peternakan dan

2

Page 3: Tugas Laporan Magang Di Peternakan Sapi Dan Domba (2009)

penjelasan umum mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan selama praktikum

lapang. Materi kedua diberikan oleh bapak Budi, Spt sebagai pemilik peternakan.

Materi kedua ini membahas mengenai sejarah pembentukan peternakan dan

perjalanannya sampai pada saat dilakukannya magang. Sistem menejemen

peternakan juga dijelaskan dalam materi kedua ini. Bahasan lain yang

dipaparkan pada kesempatan ini adalah buku-buku peternakan yang telah ditulis

oleh beliau dan kawan-kawan. Buku ini telah diterbitkan dan disebarluaskan

kepada masyarakat sebagai bahan acuan untuk membudidayakan ternak dan

pengolahan limbah peternakan. Lebih jauh lagi materi yang diberikan oleh bapak

Budi ini memaparkan mengenai program pemerintah dalam upaya mewujudkan

swasembada daging di negara Indonesia pada tahun 2014 yakni Program

Sarjana Membangun Desa (SMD). Peternakan ini merupakan salah satu wujud

nyata dari program tersebut. Dalam mengelola peternakan ini bapak Budi

berperan sebagai ketua manajemen yang dibantu oleh tiga orang warga.

Peternakan milik pak Budi menjadi peternakan percontohan yang berhasil dalam

menjalankan program SMD. Keberhasilan ini dapat dilihat dari penjualan saat

Idul Qurban yang mencapai 100 ekor sapi dan 2000 ekor domba.

Gambar 1. Perjalanan mahasiswa berangkat menuju lokasi magang.

Kegiatan kedua yang dilakukan mahasiswa adalah handling sapi,

memandikan sapi, membersihkan kandang, memberi pakan hijauan, memberi

obat cacing melalui oral, dan memberi vitamin B kompleks secara intramuskular.

Saat praktikum lapang mahasiswa dibimbing dan dibantu dosen, pemilik

3

Page 4: Tugas Laporan Magang Di Peternakan Sapi Dan Domba (2009)

peternakan, mahasiswa angkatan 43, dan petugas kandang. Dalam handling

sapi mahasiswa diberi pengarahan saat mendekati sapi. Kebiasaan sapi saat

merasa tidak aman dan tidak nyaman adalah menendang ke arah lateral

sehingga mahasiswa harus menghindari posisi tersebut. Posisi yang aman saat

mendekat sapi adalah tepat di belakang ekor atau berada di samping sapi

dengan jarak sedekat mungkin. Pada bagian hidung sapi terdapat syaraf yang

peka dan banyak sehingga saat hidung sapi dikeluh sapi akan menurut dan

relatif tenang.

Saat memandikan sapi teori mengenai handling sapi harus tetap

diperhatikan dengan tujuan menjaga keselamatan. Bahkan akan lebih baik jika

disamping ada yang memandikan ada pula yang memegang tali keluh. Proses

memandikan sapi membutuhkan air dalam jumlah besar. Pada awal memandikan

semua permukaan tubuh sapi dibasahi dengan tujuan membasahi feses dan

kotoran yang mengeras pada rambut sehingga mudah dibersihkan. Setelah air

meresap ke dalam kotoran dilakukan penyikatan.

Gambar 2. Mahasiswa sedang memandikan sapi

Pemberian pakan dilakukan secara bertahap. Selama proses

memandikan, sapi tetap diberi makan agar sapi terfokus pada makanan. Hijauan

yang akan diberikan sebaiknya dipotong terlebih dahulu. Hijauan yang diberikan

akan lebih baik jika diberi air garam untuk meningkatkan selera makan sapi.

4

Page 5: Tugas Laporan Magang Di Peternakan Sapi Dan Domba (2009)

Pemberian garam ini juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sapi akan

mineral.

Gambar 3. Mahasiswa sedang meng-handling sapi dengan memegang tali keluh

agar sapi tidak menendang ketika dimandikan.

Pemberian obat cacing secara oral dilakukan menggunakan suntikan

tanpa jarum di sebelah lateral mulut sapi. Obat cacing yang digunakan adalah

abendazol dengan dosis 0,75 ml per 10 kg bobot tubuh. Pemberian vitamin B

kompleks dilakukan melalui penyuntikan intramuskular. Daerah intramuskular

yang dipilih adalah daerah dengan bagian otot yang tebal dan tidak mengenai

saraf, sebagai contoh adalah daerah punuk atau daerah medial paha. Masing-

masing mahasiswa diwajibkan melakukan pemberian obat cacing dan pemberian

vitamin pada sapi sehingga mahasiswa mendapatkan pengalaman penyuntikan

intramuskular.

Kegiatan ketiga adalah diskusi yang dilakukan setelah sholat zhuhur di

rumah pak Budi. Diskusi ini membahas pendapat mahasiswa setelah melakukan

serangkaian kegiatan di kandang sapi. Selain itu pada diskusi ini mahasiswa

diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai kegiatan yang dilakukan di

kandang sapi dan seputar peternakan.

Peternakan milik pak Budi tidak hanya terfokus pada peternakan sapi

potong, tetapi terdapat pula peternakan domba potong, dan kelinci. Kegiatan

keempat dilakukan di peternakan domba potong dan kambing potong. Selama

praktikum di kandang domba mahasiswa diajarkan cara mencukur rambut domba

termasuk dalam handling domba.

Kegiatan di kandang domba dan kambing adalah kegiatan terakhir

selama praktikum lapang. Selanjutnya mahasiswa dan pemilik peternakan

5

Page 6: Tugas Laporan Magang Di Peternakan Sapi Dan Domba (2009)

melakukan foto bersama sebagai bahan dokumentasi. Kemudian mahasiswa

mempersiapkan diri untuk kembali pulang ke rumah masing-masing.

D. PEMBAHASAN

Kebutuhan protein hewani yang terus meningkat perlu diimbangi dengan

penyediaan bahan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH)

serta mencukupi permintaan masyarakat. Seiring dengan upaya untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat tersebut yang harus mencakup kriteria food security dan

food safety maka perlu diperjelas mengenani peran-peran profesi dokter hewan

dalam penyediaan bahan pangan asal hewan tersebut. Dokter hewan

merupakan kontrol dan penjamin keamanan pangan asal hewan. Masyarakat

membutuhkan pangan asal hewan yang aman, sehat, dan bergizi.

Kebutuhan pangan asal hewan yang dibutuhkan oleh masyarakat harus

memenuhi dua hal yaitu food security dan food safety. Kedua hal tersebut di atas

melibatkan profesi dokter hewan, seperti yang tercantum dalam undang-undang

No. 6 Tahun 1967 mengenai tiga peran profesi dokter hewan dalam penganan

bahan pangan asal hewan yaitu: Kesehatan Hewan (Animal Health), Produksi

Ternak (Animal Production), dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Veterinary

Public Health). Keberhasilan pemenuhan kebutuhan bahan pangan asal hewan

tidak terlepas dari keberhasilan sektor peternakan. Pangan asal hewan yang

sering dikonsumsi oleh masyarakat adalah daging, telur dan susu.

Tugas Profesi Kedokteran Hewan dalam Animal Health pada dasarnya

adalah mampu menyediakan protein hewan yang berkualitas baik dan jumlahnya

mencukupi melalui tata laksana keehatan yang baik (pengamanan hewan

terhadap penyakit zoonosis, higiene, sanitasi dan perawatan kesehatan). Selain

itu, dokter hewan merupakan agen utama dalam menjaga kesehatan dan

kesejahteraan hewan. Dalam bidang Animal Production profesi Kedokteran

hewan dituntut untuk mampu membantu mengembangkan peranan produksi dan

reproduksi ternak melalui kesehatan ternak terpadu. Dalam bidang Veterinary

Public Health mengharuskan profesi kedokteran hewan untuk mampu

memberikan pengamanan kepada masyrakat di daerahnya terhadap hasil-hasil

hewani untuk di konsumsi dan perlindungan manusia dari penyakit-penyakit yang

berasal dari hewan.

Usaha mendapatkan pangan asal hewan yang berkualitas, kesejahteraan

hewan adalah salah satu faktor yang harus diperhatikan. Kesejahteraan

6

Page 7: Tugas Laporan Magang Di Peternakan Sapi Dan Domba (2009)

hewan(animal welfare) meliputi bebas dari rasa lapar dan haus (freedom from

hunger and thirst), bebas dari ketidaknyamanan (freedom from discomfort),

bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit (freedom from pain, injury and disease),

bebas mengekspresikan tingkah laku alamiah (freedom to express normal

behavior), dan bebas dari rasa takut dan stress (freedom from fear and distress)

(Appleby 1999).

Sapi potong merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak

dikonsumsi sebagai panganan asal hewan yang sangat dibutuhkan oleh

masyarakat. Meningkatnya kebutuhan akan konsumsi bahan pangan asal hewan

disebabkan meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan

pentingnya nilai gizi asal hewani. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan atau

pemeriksaan bahan pangan asal hewan yang diperiksa oleh badan Kesmavet

(kesehatan masyarakat veteriner) yang melibatkan dokter hewan di dalamnya.

Peran kesmavet bertujuan untuk mencegah penularan penyakit kepada manusia

baik melalui hewan maupun bahan makanan asal hewan lainnya dan ikut serta

memelihara dan mengamankan produksi bahan makanan asal hewan dari

pencemaran dan kerusakan akibat penanganan yang kurang higienis.

Sesungguhnya produk makanan asal hewan mempunyai gizi sangat

penting bagi manusia. Di lain pihak produk makanan asal hewan sangat rentan

terhadap berbagai pencemaran penyakit hewan, mikroorganisme pembusuk,

residu obat serta bahan kimia lainnya yang dapat berakibat fatal bagi kesehatan

masyarakat. Oleh karena itu pengawasan intensif terhadap produk asal hewan

yaitu daging, telur dan susu serta hasil olahannya serta pemakaian obat hewan,

fasilitas RPH/RPU sarana transportasi dan distribusi serta bahan pengawet

makanan tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat sesuai

amanat peraturan perundangan kesehatan masyarakat veteriner yang berlaku di

Indonesia dan ditindaklanjuti secara berjenjang di daerah-daerah sesuai

kewenangannya masing-masing. Secara hukum konsumen mendapat

perlindungan dalam mengkonsumsi bahan makanan yang aman, berkualitas baik

serta sehat. Oleh karena itu sosialisasi secara terus menerus dan seluas-luasnya

tentang pengenalan daging, telur dan susu yang sehat dan layak dikonsumsi

serta aturan dan ketentuan produksi sampai pada pengelolahan dan pemasaran

perlu dilaksanakan oleh semua pihak terkait baik instansi pemerintah maupun

non-pemerintah.

7

Page 8: Tugas Laporan Magang Di Peternakan Sapi Dan Domba (2009)

Ketahanan pangan (food security) adalah hal yang mutlak dilakukan demi

tersedianya pangan dalam jumlah yang cukup dan memadai, tetapi harus juga

diingat akan keamanan pangan (food safety) sebagai jaminan keamanan bagi

masyarakat (konsumen). Untuk mendukungnya diperlukan suatu pengawasan

dalam bidang produksi, distribusi, dan pemasaran produk pangan asal hewan

melalui kerjasama antara pemerintah, kesmavet (Veterinary Public Health) dalam

hal ini dokter hewan dan pihak-pihak terkait melalui suatu sistem kesehatan

hewan nasional, sehingga konsumen mendapat perlindungan dalam

mengkonsumsi bahan makanan yang aman, sehat dan berkualitas.

Kebutuhan protein hewani yang terus meningkat perlu diimbangi dengan

penyediaan bahan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH)

serta mencukupi permintaan masyarakat. Seiring dengan upaya untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat tersebut yang harus mencakup kriteria food security dan

food safety maka perlu diperjelas mengenani peran-peran profesi dokter hewan

dalam penyediaan bahan pangan asal hewan tersebut. Dokter hewan

merupakan kontrol dan penjamin keamanan pangan asal hewan. Masyarakat

membutuhkan pangan asal hewan yang aman, sehat, dan bergizi.

Kebutuhan pangan asal hewan yang dibutuhkan oleh masyarakat harus

memenuhi dua hal yaitu food security dan food safety. Kedua hal tersebut di atas

melibatkan profesi dokter hewan, seperti yang tercantum dalam undang-undang

No. 6 Tahun 1967 mengenai tiga peran profesi dokter hewan dalam penganan

bahan pangan asal hewan yaitu: Kesehatan Hewan (Animal Health), Produksi

Ternak (Animal Production), dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Veterinary

Public Health). Keberhasilan pemenuhan kebutuhan bahan pangan asal hewan

tidak terlepas dari keberhasilan sektor peternakan. Pangan asal hewan yang

sering dikonsumsi oleh masyarakat adalah daging, telur dan susu.

Tugas Profesi Kedokteran Hewan dalam Animal Health pada dasarnya

adalah mampu menyediakan protein hewan yang berkualitas baik dan jumlahnya

mencukupi melalui tata laksana keehatan yang baik (pengamanan hewan

terhadap penyakit zoonosis, higiene, sanitasi dan perawatan kesehatan). Selain

itu, dokter hewan merupakan agen utama dalam menjaga kesehatan dan

kesejahteraan hewan. Dalam bidang Animal Production profesi Kedokteran

hewan dituntut untuk mampu membantu mengembangkan peranan produksi dan

reproduksi ternak melalui kesehatan ternak terpadu. Dalam bidang Veterinary

Public Health mengharuskan profesi kedokteran hewan untuk mampu

8

Page 9: Tugas Laporan Magang Di Peternakan Sapi Dan Domba (2009)

memberikan pengamanan kepada masyrakat di daerahnya terhadap hasil-hasil

hewani untuk di konsumsi dan perlindungan manusia dari penyakit-penyakit yang

berasal dari hewan.

Sapi potong merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak

dikonsumsi sebagai panganan asal hewan yang sangat dibutuhkan oleh

masyarakat. Meningkatnya kebutuhan akan konsumsi bahan pangan asal hewan

disebabkan meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan

pentingnya nilai gizi asal hewani. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan atau

pemeriksaan bahan pangan asal hewan yang diperiksa oleh badan Kesmavet

(kesehatan masyarakat veteriner) yang melibatkan dokter hewan di dalamnya.

Peran kesmavet bertujuan untuk mencegah penularan penyakit kepada manusia

baik melalui hewan maupun bahan makanan asal hewan lainnya dan ikut serta

memelihara dan mengamankan produksi bahan makanan asal hewan dari

pencemaran dan kerusakan akibat penanganan yang kurang higienis.

Sesungguhnya produk makanan asal hewan mempunyai gizi sangat

penting bagi manusia. Di lain pihak produk makanan asal hewan sangat rentan

terhadap berbagai pencemaran penyakit hewan, mikroorganisme pembusuk,

residu obat serta bahan kimia lainnya yang dapat berakibat fatal bagi kesehatan

masyarakat. Oleh karena itu pengawasan intensif terhadap produk asal hewan

yaitu daging, telur dan susu serta hasil olahannya serta pemakaian obat hewan,

fasilitas RPH/RPU sarana transportasi dan distribusi serta bahan pengawet

makanan tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah dan masyarakat sesuai

amanat peraturan perundangan kesehatan masyarakat veteriner yang berlaku di

Indonesia dan ditindaklanjuti secara berjenjang di daerah-daerah sesuai

kewenangannya masing-masing. Secara hukum konsumen mendapat

perlindungan dalam mengkonsumsi bahan makanan yang aman, berkualitas baik

serta sehat. Oleh karena itu sosialisasi secara terus menerus dan seluas-luasnya

tentang pengenalan daging, telur dan susu yang sehat dan layak dikonsumsi

serta aturan dan ketentuan produksi sampai pada pengelolahan dan pemasaran

perlu dilaksanakan oleh semua pihak terkait baik instansi pemerintah maupun

non-pemerintah.

Ketahanan pangan (food security) adalah hal yang mutlak dilakukan demi

tersedianya pangan dalam jumlah yang cukup dan memadai, tetapi harus juga

diingat akan keamanan pangan (food safety) sebagai jaminan keamanan bagi

masyarakat (konsumen). Untuk mendukungnya diperlukan suatu pengawasan

9

Page 10: Tugas Laporan Magang Di Peternakan Sapi Dan Domba (2009)

dalam bidang produksi, distribusi, dan pemasaran produk pangan asal hewan

melalui kerjasama antara pemerintah, kesmavet (Veterinary Public Health) dalam

hal ini dokter hewan dan pihak-pihak terkait melalui suatu sistem kesehatan

hewan nasional, sehingga konsumen mendapat perlindungan dalam

mengkonsumsi bahan makanan yang aman, sehat dan berkualitas.

E. Kesimpulan

Mahasiswa kedokteran hewan dapat mengasah pengetahuan dan

pengalaman mengenai peternakan melalui magang. Selain mahasiswa dapat

mengaitkan antara teori dengan praktikum, mahasiswa juga dapat mengetahui

masalah-masalah pada bidang peternakan. Peranan dokter hewan pada bidang

peternakan antara lain menjamin kesehatan dan kesejahteraan hewan ternak.

Selain itu dokter hewan juga bertindak sebagai quality assurace dengan

memberikan jaminan mutu atas seluruh proses kegiatan dan hasil produk

pemanfaatan sumber daya hewani.

F. Daftar Pustaka

Appleby MC, Hughes BO. 1997. Animal Welfare. CAB International.

Appleby MC. 1999. Why Should We Care About Animal Welfare?. CAB

International.

10