tugas kristal mineral

56
STTNAS YOGYAKARTA 1 TUGAS DEFINISI KRISTAL MINERAL DISUSUN OLEH : DICKY HARYANTO 410014179 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI S1 2014 TUGAS KRISTAL MINERAL Page 1

Upload: dickyharyanto22

Post on 26-Dec-2015

72 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Kristal Mineral

1

TUGAS

DEFINISI KRISTAL MINERAL

DISUSUN OLEH :

DICKY HARYANTO

410014179

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS)

YOGYAKARTA

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

PROGRAM STUDI S1

2014

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 1

Page 2: Tugas Kristal Mineral

2

Daftar Isi

BAB I . Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

1.2.2 Tujuan

1.3 Aplikasi di Bidang Geologi

BAB II . Kristal

2.1 Pengertian Kristal

2.2 Kristal

2.3 Daya Ikat Kristal

2.4 Klasifikasi Kristal

2.5 Bentuk-bentuk Kristal

2.6 Proses Pembentukan Kristal

BAB 3 . Mineral

3.1 Pengertian Mineral

3.2 Sifat-sifat Fisik Mineral

3.3 Proses Pembentukan Mineral

BAB 3 . Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

Daftar Pustaka

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 2

Page 3: Tugas Kristal Mineral

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kristalografi dan mineralogi merupakan cabang ilmu yang mempelajari

tentang kristal dan mineral-mineral penyusun pembentuknya, serta dasar disiplin

ilmu kristalografi. Bidang ini terkait dalam ilmu geologi tentang kimia dan fisika.

Secara mendalam pokok bahasan yang dikaji meliputi sifat-sifat geometri Kristal

serta fisis kristal.

Secara tersendiri kristalografi diartikan satu cabang ilmu yang

mempelajari tentang sifat-sifat di dalam geometri kristal terutama berkaitan

dengan permasalahan perkembangan, pertumbuhan, kenampakan luar suatu

struktur dalam sifat fisis lainnya. Sedangkan mineralogi merupakan ilmu yang

secara dalam mempelajari tentang sifat-sifat mineral pembentuk batuan yang

terdapat di bumi dan manfaat bagi manusia serta dampaknya terhadap sifat tanah.

Mempelajari kristalografi berarti akan membahas tentang bagaimana serta

dimana kristal diartikan bidang homogen yang memiliki bidang polyhedral

tertentu.Bidang muka yang licin dalam suatu kristal di dalam kristalografi dan

mineralogi biasanya bersifat anisotrop dan tembus air.

Sedangkan di dalam mempelajari mineralogi berarti akan membahas

mineral dimana merupakan benda padat homogen yang ada di alam dengan

komposisi kimia tertentu,mempunyai atom yang teratur dan biasanya terbentuk

secara alami.

Proses terbentuknya kristal dan mineral alam merupakan akibat dari proses

geologi, yaitu :

a. Endogenik, merupakan proses kristal yang dibentuk pengkristalan magma.

b. Eksogenik, merupakan proses pengkristalan yang dipengaruhi oleh gaya-

gaya dari luar.

c. Tektonik lempeng, dimana proses ini adalah dasar dari penyatuan

jalur magnetik dengan sumbu zona pelapukan.Berdasarkan perbandingan

panjang yang berada pada sumbu-sumbukristalografi, letak maupun

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 3

Page 4: Tugas Kristal Mineral

4

maupun posisi sumbu, jumlah dan nilai sumbuvertikal atau nilai di sumbu

c, maka kristal digolongkan menjadi 7 sistemkristal, yaitu :

a. Sistem Isometric

b. Sistem Tetragonal

c. Sistem Hexagonal

d. Sistem Trigonal

e. Sistem Orthorombic

f. Sistem Triclinic

g. Sistem Monoclin

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud                                                                                                

Dalam studi Geologi, setelah mempelajari ilmu-ilmu tentang kristal, tahap

selanjutnya adalah mempalajari ilmu tentang mineral atau Mineralogi.

Kristalografi sendiri terkait dalam satu rangkaian dengan berbagai macam contoh

dalam pembelajarannya. Terkait dengan kristal adalah komponen dasar dalam

Geologi karena kristal adalah adalah suatu padatan yang atom, molekul,atau

ion penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara

tiga dimensi. Dan dengan menjalani studi Kristalogrfi, dimaksudkan agar kita

dapat mengenal, mengetahui dan juga menguasai Kristalografi yang menjadi salah

satu dasar terpenting dalam Geologi.

Dengan bekal ilmu tentang kristal yang akan diperoleh, Kristalografi

adalah salah satu aplikasi dari ilmu tersebut. Dan pada akhirnya, dengan

menguasai Kristalografi dan Mineralogi nantinya, akan dapat lebih mudah dalam

mempelajari ilmu Geologi pada tahap selanjutnya.

1.2.2 Tujuan                                                                                                

Dalam kegiatan mempelajari dan melakukan praktikum Kristalografi, kita

di tuntut untuk dapat :

1) Mengaplikasikan ilmu tentang Kristal dan mineral.

2) Mengetahui defenisi dari kristal dan mineral itu sendiri.

3) Mengetahui sifat-sifat fisik dari Kristal dan mineral.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 4

Page 5: Tugas Kristal Mineral

5

1.3 Aplikasi di Bidang Geologi

Pada bidang Geologi, mempelajari kristalografi sangatlah penting.Karena

untuk mempelajari ilmu Geologi, kita tentunya juga harus mengetahui komposisi

dasar dari Bumi ini, yaitu batuan. Dan batuan sendiri terbentuk dari susunan

mineral-mineral yang tebentuk oleh proses alam. Dan pada bagian sebelumnya

telah dijelaskan tentang pengertian mineral yang dibentuk kristal-kristal.

Dengan mempelajari kristalografi, kita juga dapat mengetahui berbagai

macam bahan-bahan dasar pembentuk Bumi ini, dari yang ada disekitar kita

hingga jauh didasar Bumi.

Ilmu kristalografi juga dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat

berbagai macam mineral yang paling dicari oleh manusia.Dengan alasan untuk

digunakan sebagai perhiasan karena nilai estetikanya maupun nilai guna dari

mineral itu sendiri.Jadi, pada dasarnya, kristalografi digunakan sebagai dasar

untuk mempelajari ilmu Geologi itu sendiri. Dengan alasan utama kristal adalah

sebagai pembentuk Bumi yang akan dipelajari.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 5

Page 6: Tugas Kristal Mineral

6

BAB II

KRISTAL

2.1 Pengertian Kristal

Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya

terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara

umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada

kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam

padatannya "terpasang" pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi, secara

umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan

padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari

merupakan polikristal. Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan

tergantung pada kimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan

tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi.

Meski proses pendinginan sering menghasilkan bahan kristalin, dalam keadaan

tertentu cairannya bisa membeku dalam bentuk non-kristalin. Dalam banyak

kasus, ini terjadi karena pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-atomnya

tidak dapat mencapai lokasi kisinya. Suatu bahan non-kristalin biasa disebut

bahan amorf atau seperti gelas. Terkadang bahan seperti ini juga disebut sebagai

padatan amorf, meskipun ada perbedaan jelas antara padatan dan gelas. Proses

pembentukan gelas tidak melepaskan kalor lebur jenis (Bahasa Inggris: latent heat

of fusion). Karena alasan ini banyak ilmuwan yang menganggap bahan gelas

sebagai cairan, bukan padatan. Topik ini kontroversial, silakan lihat gelas untuk

pembahasan lebih lanjut. Struktur kristal terjadi pada semua kelas material,

dengan semua jenis ikatan kimia. Hampir semua ikatan logam ada pada keadaan

polikristalin; logam amorf atau kristal tunggal harus diproduksi secara sintetis,

dengan kesulitan besar. Kristal ikatan ion dapat terbentuk saat pemadatan garam,

baik dari lelehan cairan maupun kondensasi larutan. Kristal ikatan kovalen juga

sangat umum. Contohnya adalah intan, silika dan grafit. Material polimer

umumnya akan membentuk bagian-bagian kristalin, namun panjang molekul-

molekulnya biasanya mencegah pengkristalan menyeluruh. Gaya Van der Waals

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 6

Page 7: Tugas Kristal Mineral

7

lemah juga dapat berperan dalam struktur kristal. Contohnya, jenis ikatan inilah

yang menyatukan lapisan-lapisan berpola heksagonal pada grafit.

Kebanyakan material kristalin memiliki berbagai jenis cacat kristalografis. Jenis

dan struktur cacat-cacat tersebut dapat berefek besar pada sifat-sifat material

tersebut.

Meskipun istilah "kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu

material dan fisika zat padat, dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada

benda padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali sedap di

mata. Berbagai bentuk kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk

kristal ini bergantung pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk

menentukan strukturnya, dan juga keadaan terciptanya kristal tersebut. Bunga

salju, intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh kristal. Beberapa material

kristalin mungkin menunjukkan sifat-sifat elektrik khas, seperti efek feroelektrik

atau efek piezoelektrik. Kelakuan cahaya dalam kristal dijelaskan dalam optika

kristal. Dalam struktur dielektrik periodik serangkaian sifat-sifat optis unik dapat

ditemukan seperti yang dijelaskan dalam kristal fotonik. Kristalografi adalah studi

ilmiah kristal dan pembentukannya.

Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari

kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur

dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya.

a) Sifat Geometri, memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal

yang menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar yang

membatasinya.

b) Perkembangan dan pertumbuhan kenampakkan luar, bahwa disamping

mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi permukaan,

juga mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal

lainnya yang masih dalam satu sistem kristalografi, ataupun dalam arti kembaran

dari kristal yang terbentuk kemudian.

c) Struktur dalam, membicarakan susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga

menghitung parameter dan parameter rasio.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 7

Page 8: Tugas Kristal Mineral

8

d) Sifat fisis kristal, sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar

kecilnya kristal tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh bidang-

bidang kristal: sehingga akan dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non kristalin.

Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial

mempunyai pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard,2002). Jadi,

suatu kristal adalah suatu padatan dengan susunan atom yang berulang secara tiga

dimensional yang dapat mendifraksi sinar X. Kristal secara sederhana dapat

didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan atom atau molekul yang

teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa bidang-

bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang datar ini

disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal

yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka

kristal itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan

sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan

yang lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut

mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai parameter.

2.1Kristal

Kristal merupakan susunan kimia antara dua atom akan terbentuk bilamana

terjadi penurunan suatu energi potensial dari sistem ion atau molekul yang akan

dihasilkan dengan penyusunan ulang elektron pada tingkat yang lebih rendah.

Kristalografi dapat diartikan sebagai cabang dari ilmu geologi, kimia, fisika yang

mempelajari bentuk luar kristal serta cara penggambarannya.

Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar,

beberapa sifat-sifat mineral / kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat

mineral/kristal tidak hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada

susunan meruang dari atom-atom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun

kristal / mineral.

Komposisi kimia kerak bumi :

a. Kerak

b. Mantel, dan

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 8

Page 9: Tugas Kristal Mineral

9

c. Isi bumi

Ketebalan kerak bumi di bawah kerak benua sekitar 36 km dan di bawah

kerak samudra berkisar antara 10 sampai 13 km. Batas antara kerak dengan

mantel dikenal dengan Mohorovicic discontinuity. Kimia kristal Sejak penemuan

sinar X, penyelidikan kristalografi sinar X telah mengembangkan pengertian kita

tentang hubungan antara kimia dan struktur. Tujuannya adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan antara susunan atom dan komposisi kimia dari

suatu jenis kristal.

2. Dalam bidang geokimia tujuan mempelajari kimia kristal adalah untuk

memprediksi struktur kristal dari komposisi kimia dengan diberikan

temperatur dan tekanan.

Perubahan energi yang dihasilkan oleh ikatan kimia yang terbentuk oleh dua macam

ikatan yaitu ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen.

a. Isomorfisme

Isomorfisme adalah suatu substansi yang mempunyai rumus analog serta

keamanan dari pada kristalografi dalam merefleksikan struktur dari dalamnya.

b. Polimorfisme

Polimorfisme adalah kemampuan unsur atom untuk membentuk lebih satu

macam kristal. perbedaan dari sifat fisik kristal akan membentuk substansi

polimerfic sebagai morfic, trimorficdan seharusnya. Polimorfisme

menunjukan bahwa struktur kristal tidak hanya ditentukan oleh unsur kimia

saja akan tetapi dapat disebabkan juga oleh unsur dari susunan atom yang

dibangaun kristal.

1. Enantriotrop yaitu suatu proses timbal balik

2. Monotropisme yaitu merupakan suatu proses yang tidak timbal balik

Contoh : Markasit menjadi pyrite

c. Pseudomorfisme

Mineral dapat mengalami perubahan mineral lain tanpa merubah ikatan

kimianya proses ini dikenal sebagai proses pseudomorfisme.

Pseudomorfisme ini terbagi menjadi dua yaitu :

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 9

Page 10: Tugas Kristal Mineral

10

1. Tidak terjadi perubahan unsur kimianya, akan tetapi terjadi perubahan

sistem dari pada kristalografinya.

2. Unsur lama diganti unsur baru.

Pseudomorfisme disebabkan mineral lama tidak stabil dalam lingkungan

yang baru.

2.3 Daya Ikat dalam Kristal

Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin

adalah bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan

dengansifat-sifat fisik dan kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur,

kelistrikan dan konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi termal berhubungan

secara langsung terhadap daya ikat.

Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh

yang lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia

dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan

van der Waals.

Kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotropy dan tembus air

serta menuruti hukum-hukum ilmu pasti, sehingga susunan bidang-bidangnya

mengikuti hukum geometri, jumlah dan kedudukan dan bidangnya tertentu dan

teratur.

Bahan padat homogen, biasanya anisotropy dan tembus air, mengandung pengertian:

a) Tidak termasuk didalamnya cair dan gas

b) Tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh proses

proses fisika.

Menuruti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidangnya mengikuti - hukum

geometri, mengandung pengertian :

a. Jumlah bidang dari suatu bentuk kristal tetap

b. Macam bentuk dari bidang kristal tetap

c. Sifat keteraturannya tercermin pada bentuk luar dari kristal yang tetap.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 10

Page 11: Tugas Kristal Mineral

11

2.4 Klasifikasi kristal

Dari tujuh sistem kristal dapat dikelompokan menjadi 32 klas kristal.

Pengelompokan ini berdasarkan pada jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh

kristal tersebut. Sistem isometrik terdiri dari lima kelas, sistem tetragonal

mempunyai tujuh kelas, rombis memiliki tiga kelas, heksagonal mempunyai tujuh

kelas dan trigonal lima kelas. Selanjutnya sistem monoklin mempunyai tiga kelas.

Tiap kelas kristal mempunyai singkatan yang disebut simbol. Ada dua macam

cara simbolisasi yang sering digunakan, yaitu simbolisasi Schoenfies dan Herman

Mauguin (simbolisasi internasional).

2.5 Bentuk – bentuk kristal

Bentuk Tunggal

Kristal yang dibatasi oleh bidang-bidang datar. Bidang-bidang kristal dengan

bentuk dan ukuran yang soma. Sering disebut sebagai bentuk dasar.

Contoh:

- 4 bidang kristal → Tetrahedron (111)

- 6 bidang kristal → Hexahedron (100)

- 8 bidang kristal → Oktahedron (111)

- 12 bidang kristal → Tetrahedron (110)

Bentuk Kombinasi

Bentuk-bentuk kristal yang terjadi dari penggabungan dua atau lebih bentuk

tunggal yang tidak sama, sehingga pada bentuk tersebut didapatkan dup atau lebih

simbol bidang yang dipakai sebagai simbol bentuk. Bentuk ini hanya terjadi pada

sistem kristal yang sama.

Contoh :

- Kombinasi hexahedron (100) + Octahedron (111)

- Kombinasi Rhomben dodecahedron (110) + Tetrakishexahedron (210)

Bentuk Pertumbuhan

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 11

Page 12: Tugas Kristal Mineral

12

Pertumbuhan secara teratur antara dua atau lebih bentuk kristal tunggal atau

kombinasi dari bentuk yang sama, sehingga akan didapatkan unsur-unsur simetri

persekutuan yang sama.

Tetapi apabila kumpulan dari bentuk-bentuk tersebut kedudukannya tidak

beraturan maka kumpulan bentuk kristal tersebut disebut kelompok atau kumpulan

kristal (Crystal Aggregate).

Contoh :

- Tetrakishexahedron (210)

- Triakisoktahedron (211)

2.6 Proses Pembentukan Kristal

Pada kristal ada beberapa proses atau tahapan dalam pembentukan kristal. Proses

yang di alami oleh suatu kristal akan mempengaruhi sifat-sifat dari kristal

tersebut. Proses ini juga bergantung pada bahan dasar serta kondisi lingkungan

tempat dimana kristal tersebut terbentuk.

Berikut ini adalah fase-fase pembentukan kristal yang umumnya terjadi pada

pembentukan kristal :

Fase cair ke padat : kristalisasi suatu lelehan atau cairan sering terjadi pada

skala luas dibawah kondisi alam maupun industri. Pada fase ini cairan atau

lelehan dasar pembentuk kristal akan membeku atau memadat dan

membentuk kristal. Biasanya dipengaruhi oleh perubahan suhu

lingkungan.

Fase gas ke padat (sublimasi) : kristal dibentuk langsung dari uap tanpa

melalui fase cair. Bentuk kristal biasanya berukuran kecil dan kadang-

kadang berbentuk rangka (skeletal form). Pada fase ini, kristal yang

terbentuk adalah hasil sublimasi gas-gas yang memadat karena perubahan

lingkungan. Umumnya gas-gas tersebut adalah hasil dari aktifitas vulkanis

atau dari gunung api dan membeku karena perubahan temperature.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 12

Page 13: Tugas Kristal Mineral

13

Fase padat ke padat : proses ini dapat terjadi pada agregat kristal dibawah

pengaruh tekanan dan temperatur (deformasi). Yang berubah adalah

struktur kristalnya, sedangkan susunan unsur kimia tetap (rekristalisasi).

Fase ini hanya mengubah kristal yang sudah terbentuk sebelumnya karena

terkena tekanan dan temperatur yang berubah secara signifikan. Sehingga

kristal tersebut akan berubah bentuk dan unsur-unsur fisiknya. Namun,

komposisi dan unsur kimianya tidak berubah karena tidak adanya faktor

lain yang terlibat kecuali tekanan dan temperatur.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 13

Page 14: Tugas Kristal Mineral

14

BAB III

MINERAL

3.1 Pengertian Mineral

Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari

mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan,

antara lain mempelajari sifat-sifat fisik dan kimia, cara terdapatnya, cara

terjadinya dan kegunaannya.

Mineralogi terdiri dan kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral

mempunyai pengertian berlainan dan bahkan di kacaukan di kalangan awam. Wing

diartikan sebagai bahan bukan ormanik (anorganik).

Maka pengertian yang jelas dan batas mineral oleh beberapa ahli geologi perlu

diketahui walaupun dan kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk

definisinya.

Gambar 2.1 Beberapa contoh mineral

Definisi mineral menurut beberapa ahli :

1. L. G. Berry dan B. Mason, 1959

Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat didalam terbentuk

secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan

mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 14

Page 15: Tugas Kristal Mineral

15

2. D.G.A. Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972

Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen

mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang

anorganik.

3. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977

Mineral adalah suatu zat atau bahan yang homogen mempunyai komposisi

kimia tertentu dalam batas-batas tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap,

dibentuk dialam dan bukan hasil dari suatu kehidupan.

Definisi mineral komplikasi :

Mineral adalah suatu bahan alam yang mempunyai sifat-sifat fisik dan

kimia tetap dapat berupa unsur tunggal atau persenyawaan kimia yang tetap, pada

umumnya anorganik, homogen, dapat berupa padat, cair dan gas.

Batasan-batasan definisi mineral :

1. Suatu bahan alam

Harus terjadi secara alamiah. Maka bahan atau zat yang dibuat oleh tenaga

manusia atau di laboratorium tidak dapat disebut sebagai mineral. Walaupun kadang-

kadang pembuatan suatu zat atau bahan di laboratorium akan mempunyai suatu

bentuk kristal yang sangat sesuai bahkan sangat sulit dibedakan dengan kristal di

alam, tetapi pembuatan zat tersebut tidak dapat disebut sebagai mineral.

NaCI dibuat dialam disebut mineral Halite Dibuat di laboratorium disebut Natrium

Chlorida.

2. Mempunyai sifat fisis dan kimia yang tetap :

a) Mineral mempunyai sifat fisis yaitu warna, kekerasan, kilap, perawakan

kristal, gores, belahan.

b) Mineral mempunyai sifat kimiawi yang tetap diantaranya reaksi terhadap api

oksidasi, api reduksi, pelentingan, pengarangan.

3. Berupa unsur tunggal atau persenyawaan yang tetap :

a) Mineral merupakan unsur tunggal, misalnya Diamond (C), Graphyte (C)

Native Silver (Ag).

b) Mineral berupa senyawa kimia sederhana, misalnya Bait (BaSOa), Zircon

(ZrSi04), Cassiterite (Sn02), Magnetite (FesOa).

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 15

Page 16: Tugas Kristal Mineral

16

c) Mineral dapat berupa senyawa kimia yang komplek, misalnya : Epistalite

(NaCa) (CbTiMgFeMn) SiO4 (OH), Polymignyte (CaFeYZrTh) (CbTiTa)O4.

4. Pada umumnya anorganik, batasan ini mengandung pengertian arti mineral yang

lebih luas:

- Mineral umum bukan sebagai suatu kehidupan tetapi ada beberapa mineral

yang merupakan hasil kehidupan atau disebut juga mineral organik.

Contoh : Amber, Coal, Asphalt, Mallite.

5. Homogen : mengandung batasan bahwa suatu mineral tidak dapat diuraikan

menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh proses fisika.

6. Dapat berupa padat, cair dan gas.

- Berupa zat padat : Quartz (Si02), Barite (BaS04).

- Berupa zat cair : Air raksa (HgS), Air (H2O).

Dalam buku “Minerals and Mining in Indanesia” compiled Soetarjo Sigit, M.

M. Purbo Hadiwidjojo, Bambang Sularsmoro, Suharsono Wirjosudjono, 1969, ditulis

bahwa Petrolium (minyak bumi) dikelompokkan dalam Mineral Fuels bersama dengan

Naturan Gas, Coal, Natural Steam.

3.2 Sifat-sifat Fisik Mineral

Sifat-sifat fisik dari mineral :

1. Warna (Colour)

2. Perawakan kristal (Crystal habit)

3. Kilap (Luster)

4. Kekerasan (Hardness)

5. Gores (Streak)

6. Belahan (Cleavage)

7. Pecahan (Fracture)

8. Daya tahan terhadap pukulan (Tenacity)

9. Berat jenis (Specific gravity)

10. Rasa dan bau (Tasteand odour)

11. Kemagnetan

12. Derajat ketransparanan

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 16

Page 17: Tugas Kristal Mineral

17

13. Nama mineral dan rumus kimia

Warna (colour)

Gambar 2.2 Hex dipyramidal

Bila suatu permukaan mineral dikenal suatu cahaya, maka cahaya yang

mengenai permukaan mineral tersebut sebagian akan diserap (arbsorpsi) dan

sebagian dipantulkan (refleksi).

Warna penting untuk membedakan antara warna mineral akibat pengotoran dan

warna asli yang berasal dari elemen-elemen pada mineral tersebut.

Warna mineral yang tetap dan tertentu karena elemen-elemen utama pada

mineral disebut dengan nama idochromatic.

Misal :

a) Sulfur warna kuning.

b) Magnetite Hitam

c) Pyrite warna kuning loyang

Warna akibat adanya campuran atau pengotor dengan unsur-unsur lain,

sehingga memberikan warna yang berubah-ubah tergantung dari pengotornya,

disebut dengan nama allochromatic.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 17

Page 18: Tugas Kristal Mineral

18

Misal : Halite, warna dapat berubah-ubah.

a. Abu-abu

b. Kuning

c. Coklat gelap

d. Merah muda

e. Biru bervariasi

Kwarsa tak berwarna, tetapi karena ada campuran/pengotoran, warna berubah-

ubah menjadi :

a. Merah muda

b. Coklat – hitam

c. Violet

Kehadiran kelompok ion asing yang dapat memberikan warna tertentu

pada mineral disebut dengan nama chromophroses.

Misal : ion Cu yang terkena proses hidrasi merupakan chromophroses

dalam mineral Cu sekunder, maka akan memberikan warna hijau dan biru.

Faktor yang dapat mempengaruhi warna :

a. Komposisi kimia

Chlorite - Hijau..............Cholor (greak)

Albite - Putih...............Albus(latin)

Melanite - Hitam.............Melas (greek)

Erythrite - Merah ............Erythrite (greek) (sel darah merah)

Rhodonite - Merah Jambu...Erythrite (greek)

b. Struktur kristal dan ikatan atom

Intan – tak berwarna – hexagonal

Graphite – hitam – hexagonal

c. Pengotoran dari mineral

Mineral : Silica tak berwarna

Jasper – merah

Chalsedon – coklat hitam

Sagate – asap/putih

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 18

Page 19: Tugas Kristal Mineral

19

Perawakan kristal (crystal habit)

Apabila dalam pertumbuhannya tidak mengalami gangguan apapun, maka

mineral akan mempunyai bentuk kristal yang sempurna. Mineral yang dijumpai

sering bentuknya tidak berkembang sebagaimana mestinya, sehingga sulit untuk

mengelompokkan mineral kedalam sistem kristalografi.

Istilah perawakan kristal adalah bentuk khas mineral ditentukan oleh bidang

yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang tersebut.

Perawakan kristal dipakai untuk penentuan jenis mineral walaupun perawakan

bukan merupakan ciri tetap mineral.

Contoh : mika selalu menunjukkan perawakan kristal yang mendaun (foilated).

Perawakan kristal dibagi menjadi 3 golongan yaitu :

1. Elongated habits (meniang/berserabut)

2. Flattened habits (lembaran tipis)

3. Rounded habits (membutir)

4. Elongated Habits

5. Meniang (Columnar)

Bentuk kristal prismatic yang menyerupai bentuk tiang.

Contoh :

- Tourmaline

- Pyrolusite

- Wollastonite

A. Elongated Habits

1. Meniang (Columnar) :

Bentuk kristal prismatic yang menyurupai bentuk tiang.

Contoh :

a) Tourmaline

b) Pyrolusite

c) Wollastonite

2. Menyerat (fibrous) :

Bentuk kristal yang menyerupai serat-serat kecil.

Contoh :

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 19

Page 20: Tugas Kristal Mineral

20

a) Asbestos

b) Gypsum

c) Silimanite

d) Tremolite

e) Pyrophyllite

3. Menjarum (acicular) :

Bentuk kristal yang menyerupai jarum-jarum kecil.

Contoh :

a) Natrolite

b) Glaucophane

4. Menjaring (Reticulate) :

Bentuk kristal yang kecil panjang yang tersusun menyerupai jaring.

Contoh :

a) Rutile

b) Cerussite

5. Membenang (filliform) :

Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai benang.

Contoh : - Silver

6. Merabut (capillary) :

Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai rambut.

Contoh :

a) Cuprite

b) Bysolite (variasi dari Actionalite)

7. Mondok (stout, stubby, equant) :

Bentuk kristal pendek, gemuk sering terdapat pada kristal-kristal dengan

sumbu c lebih pendek dan sumbu yang lainnya.

Contoh : - Zircon

8. Membintang (stellated) :

Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bintang

Contoh: - Pirofilit

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 20

Page 21: Tugas Kristal Mineral

21

9. Menjari (radiated) :

Bentuk-bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk jari-jari.

Contoh :

a) Markasit

b) NatroHt

B. Flattened Habits

1. Membilah (bladed) :

Bentuk kristal yang panjang dan tipis menyerupai bilah kayu, dengan

perbandingan antara lebar dengan tebal sangat jauh.

Contoh :

a) Kyanite

b) Glaucophane

c) Kalaverit

2. Memapan (tabular)

Bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, dimana lebar dengan tebal tidak

terlalu jauh.

Contoh:

a) Barite

b) Hematite

c) Hypersthene

3. Membata (blocky) :

Bentuk kristal tebal menyerupai bentuk bata, dengan perbandingan antara tebal

dan lebar hampir sama.

Contoh: - Microline

4. Mendaun (foliated) :

Bentuk kristal pipih dengan melapis (lamellar) perlapisan yang mudah

dikupas / dipisahkan.

Contoh :

a) Mica

b) Talc

c) Chlorite

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 21

Page 22: Tugas Kristal Mineral

22

5. Memencar (divergent)

Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk kipas terbuka.

Contoh :

a) Gypsum

b) Millerite

6. Membulu (plumose) :

Bentuk kristal yang tersusun membentuk tumpukan bulu.

Contoh : - Mica

C. Rounded Habits

1. Mendada (mamilary):

Bentuk kristal bulat-bulat menyerupai buah dada (breast like).

Contoh :

- Malachite

- Opal

- Hemimorphite

2. Membulat (colloform):

Bentuk kristal yang menunjukkan permukaan yang bulat-bulat.

Contoh:

- Glauconite

- Cobaltite

- Bismuth

- Geothite

- Franklinite

- Smallite

3. Membulat jari (colloform radial)

Membentuk kristal membulat dengan struktur dalam menyerupai bentuk

jari.

Contoh : - Pyrolorphyte

4. Membutir (granular)

Contoh :

- Olivine - Niveolite

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 22

Page 23: Tugas Kristal Mineral

23

- Anhydrite - Cryollite

- Chromite - Cordirite

- Sodalite - Cinabar

- Alunite - Rhodochrosite

5. Memisolit (pisolitic)

Kelompok kristal lonjong sebesar kerikil, seperti kacang tanah.

Contoh: - Opal (variasi Hyalite)

- Gibbsite

- Pisolitic Limestone

6. Stalaktif (stalactitic)

Bentuk kristal yang membulat dengan itologi gamping.

Contoh : - Geothite

7. Mengginjal (reniform) :

Bentuk kristal menyerupai bentuk ginjal.

Contoh : - Hematite

Kilap (luster)

Gambar 2.3 Beberapa contoh kilap dalam mineral

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 23

Page 24: Tugas Kristal Mineral

24

Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah

mineral, yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi) dan pembiasan

(refraksi). Intensitas kilap tergantung dari indeks bias dari mineral, yang apabila

makin besar indeks bias mineral, makin besar pula jumlah cahaya yang

dipantulkan. Nilai ekonomik mineral juga dapat ditentukan dari kilapnya

contohnya batubara.

1. Macam-macam kilap :

a. Kilap logam (metallic luster) ialah mineral opag yang mempunyai indeks

bias sama dengan 3 buah atau lebih. Contoh : galena, native metal.

b. Kilap sub-metalik (sub metallic luster) ialah mineral yang mempunyai

indeks bias antara 2, 6 sampai 3. Contoh : cuprite (n = 2.85).

c. Kilap bukan logam (non metallic luster) ialah mineral yang mempunyai

warna terang dan dapat membiaskan, dengan indeks bias kurang dari gores

dari mineral ini biasanya tak berwarna atau berwarna muda.

2. Macam-Macam Kilap bukan logam :

a) Kilap Kaca (Vitreous luster)

Kilap yang ditimbulkan oteh permukaan kaca atau gelas.

Contoh: - Quartz - Carbonates - Sulphates

- Spinel - Silicates - Fluorite

- Garnet - Leucite - Corondum

- Halite yang segar

b) Kilap intan (adamantile luster)

Kilap yang sangat cemerlang yang ditimbulkan oleh intan atau

permata.

Contoh : Diamond, Cassiterite, Sulfur, Sphalerite, zircon, Rutile.

1. Kilap Lemak (greasy luster)

Contoh : - Nepheline yang sudah teralterasi.

- Halite yang sudah terkena udara.

2. Kilap Lilin (waxy luster)

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 24

Page 25: Tugas Kristal Mineral

25

Merupakan kilap seperti lilin yang khas.

Contoh : - Serpentine

- Cerargyrenite

Kilap dengan permukaan yang licin seperti berminyak atau kena

lemak, akibat proses oksidasi.

a. Kilap Sutera (silky luster)

Kilap seperti yang terdapat pada mineral-mineral yang parallel atau

berserabut (parallel fibrous structure).

Contoh: - Asbesto

- Selenite (Variasi gypsum)

- Serpentine

- Hematite

b. Kilap Mutiara (pearly luster)

Kilap yang ditimbulkan oleh mineral transporant yang berbentuk

lembaran dan menyerupai mutiara.

Contoh :

- Talc

- Mica

- Gypsum

c. Kilap Tanah (earthy luster) Kilap buram (dull luster)

Kilap yang ditunjukkan oleh mineral yang porous dan sinar yang masuk

tidak dippntulkan kembali.

Contoh :

- Kaoline

- Diatoea

- Montmorilonite

- Pyrolusite

- Chalk

- variasi ochres

Tidak sulit untuk rnembedakan antara kilap logam dengan kilap bukan

logam, perbedaannya jelas sekali. Tetapi dalam membedakdn jenis-jenis kilap

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 25

Page 26: Tugas Kristal Mineral

26

bukan logam akan sulit sekali. Padahal perbedaan inilah yang sangat penting

dalam diskripsi mineral, karena dapat untuk menentukan jenis suatu mineral

tertentu.

Kekerasan (hardness)

Gambar 2.4 Beberapa contoh tingkat kekerasan mineral

Kekerasan mineral umumnya diartikan sebagai daya tahan mineral

terhadap goresan (straching). Penentuan kekerasan relatif mineral ialah dengan

jalan menggoreskan permukaan mineral yang rata pada mineral standart dari skala

mohs yang sudah diketahui kekerasannya.

Skala kekerasan relatif mineral dari mohs :

1. Talc Mg3Si4O10(OH)2

2. Gypsum CaSO2 2H2O

3. Calcite CaCO3

4. Fluorite CaF2

5. Apatite Ca5(PO4)3F

6. Orthoclase K(AlSi3O8)

7. Quartz SiO2

8. Topaz Al2SiO4(FOH)2

9. Corundum Al2O3

10. Diamond C

Misal suatu mineral digores dengan calsite (H = 3) ternyata mineral itu

tidak tergores, tetapi dapat tergores dengan fluorite (H = 4), maka mineral tersebut

mempunyai kekerasan antara 3 dan 4.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 26

Page 27: Tugas Kristal Mineral

27

Dapat pula penentuan kekerasan relatif mineral dengan mempergunakan alat

sederhana yang terdapat disekitar kita.

Misal :

1. kuku jari manusia H = 2,5

2. kawat tembaga H = 3

3. pecahan kaca H = 5,5

4. pisau baja H = 6

5. kikir baja H = 6,5

6. lempeng baja H = 7

Bilamana suatu mineral tidak tergores oleh kuku jari manusia tetapi oleh

kawat tembaga, maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.

Gores (streak)

Gambar 2.5 Beberapa contoh warna goresan permukaan mineral

Gores adalah merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut

ditumbuk sampai halus. Gores ini dapat lebih dipertanggungjawabkan stabil dan

penting untuk membedakan dua mineral yang warnanya sama tetapi goresnya

berbeda.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 27

Page 28: Tugas Kristal Mineral

28

Gores ini diperoleh dengan cara menggoreskan mineral pada permukaan

keping porselin, tetapi apabila mineral mempunyai kekerasan dari 6, maka dapat

dicari dengan cara menumbuk sampai halus menjadi tepung.

1) Mineral yang warnanya terang biasanya mempunyai gores berwarna putih.

Contoh : Quartz - putih/ tak berwarna.

2) Mineral bukan logam dan berwarna gelap akan memberikan gores yang lebih

terang dari pada warna mineralnya sendiri.

Contoh : Luecite - warna abu-abu dan gores putih.

3) Mineral yang mempunyai kilap metalik kadang-kadang mempunyai warna

gores yang lebih gelap daripada warna mineralnya sendiri.

Contoh : Pyrite - warna kuning dan gores hitam.

4) Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang

sama.

Contoh : Cinnabar - warna dan gores merah.

Belahan (cleavage)

Gambar 2.6 Contoh belahahan dari Tetadoidal

Apabila suatu mineral mendapat tekanan yang melampaui batas elastis dan

plastisitasnya, maka pada akhirnya mineral akan pecah. Belahan mineral akan

selalu sejajar dengan bidang permukaan kristal yang rata, karena belahan

merupakan gambaran dari struktur dalam dari kristal.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 28

Page 29: Tugas Kristal Mineral

29

Belahan tersebut akan menghasikan kristal menjadi bagian-bagian kecil,

yang setiap bagian kristal dibatasi oleh bidang yang rata. Berdasarkan dari

kualitas permukaan bidang belahannya, belahan dapat dibagi menjadi :

1. Sempurna (perfect) ialah apabila mineral mudah terbelah melalui arah

belahannya yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain bidang

belahannya.

Contoh : calcite.

2. Baik (good) ialah apabila mineral mudah terbelah melalui bidang

belahannya yang rata, tetapi dapat juga terbelah memotong atau tidak

melalui bidang belahannya.

Contoh : feldspar.

3. Jelas (distinct) ialah apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas,

tetapi mineral tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya dan

tidak rata.

Contoh : staurolite.

4. Tidak jelas (indistinct) ialah apabila arah belahan mineral masih terlihat,

tetapi kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan sama besar.

Contoh : beryl.

5. Tidak sempurna (imperfect) ialah apabila mineral sudah tidak terlihat arah

belahannya, dan mineral akan pecah dengan permukaan yang tidak rata.

Contoh : apatite.

Pecahan (fracture)

Gambar 2.7 Beberapa contoh bentuk pecahan mineral

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 29

Page 30: Tugas Kristal Mineral

30

Apabila suatu mineralmendapatkan tekanan yang melampaui batas

plastisitas dan elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah.

1. Choncoidal ialah pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol atau

kulit bawang.

Contoh : quartz.

2. Hacly ialah pecahan mineral seperti pecahan runcing-runcing tajam, serta

kasar tak beraturan atau seperti bergerigi.

Contoh : copper.

3. Even ialah pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil

dengan ujung pecahan masih mendekati bidang dasar.

Contoh : muscovite.

4. Uneven ialah pecahan mineral yang menunjukkan permukaan bidang

pecahannya kasar dan tidak teratur.

Contoh : calcite.

5. Splintery ialah pecahan mineral yang hancur seperti tanah.

Contoh : kaoline.

Daya tahan terhadap pukulan (tenacity)

Tenacity adalah suatu daya tahan mineral terhadap pemecahan,

pembengkakan, penghancuran dan pemotongan.

Macam-macam tenacity :

1. Brittle ialah apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus.

Contoh : calcite

2. Sectile ialah apabila mineral mudah terpotong pisau dengan tidak

berkurang menjadi tepung.

Contoh : gypsum..

3. Malleable ialah apabila mineral ditempa dengan palu akan menjadi pipih.

Contoh : gold.

4. Ductile ialah apabila mineral ditarik dapat bertambah panjang dan apabila

dilepaskan maka mineral akan kembali seperti semula.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 30

Page 31: Tugas Kristal Mineral

31

Contoh : silver.

5. Flexible ialah apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan

mudah.

Contoh : olivine.

Berat jenis (Specific gravity)

Berat jenis merupakan berat dari suatu zat yang terkandung didalam suatu

mineral tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara uji sample di laboraturium

terhadap mineral tertentu dengan cara mengukur kadar zat yang terkandung di

dalam mineral tersebut. Besarnya ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya

serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam susunan kristalnya.

Umumnya mineral-mineral pembentuk batuan, ,e,punyai berat jenis sekitar 2,7,

meskipun berat jenis rata-rata unsur metal didalamnya berkisar antara 5. Emas

murni umpamanya, mempunyai berat jenis 19,3 dalam skala MOHS.

Gambar 2.8 Mineral Emas (Au)

Kemagnetan

Kemagnetan ini merupakan salah satu sifat yang dapat kita temui dalam

beberapa,jenis mineral. Sifat kemagnetan ini terdiri dari tiga jenis, yaitu :

1. Paragmagnetik

Apabila didalam tubuh mineral terkandung sebagian sifat kemagnetan (tidak

menyeluruh).

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 31

Page 32: Tugas Kristal Mineral

32

Contoh : Limonit (FeOz).

2. Diagmagnetik

Apabila didalam tubuh suatu mineral sama sekali tidak terkandung sifat

kemagnetan.

Contoh : Batubara (C).

3. Magnetik

Apabila seluruh bagian dari tubuh mineral mengandung sifat kemagnetan.

Contoh : Hematite (Fez 03).

Derajat ketransparanan

Merupakan salah satu parameter atau acuan untuk menentukan apakah

mineral-mineral yang diamati memiliki unsur kristal didalamnya.

Derajat ketransparanan terdiri dari beberapa macam,diantaranya :

1) Opaque

Suatu mineral dikatakan opaque apabila mineral tersebut tidak memiliki

system kristal,sehingga nampak gelap (tidak tembus pandang),

2) Gelas

Suatu mineral dikatakan gelas apabila mineral tersebut mempunyai system

kristal, sehingga bagian belakang dari mineral nampak jelas terlihat apabila

dipandang dari bagian depan mineral (trasparan).

Bentuk mineral dapat dikatakan kristalin, bila mineral tersebut mempunyai

bidang kristal yang jelas dan disebut amorf, bila tidak mempunyai batasbatas

kristal yang jelas. Mineral-mineral di alam jarang dijumpai dalam bentuk kristalin

atau amorf yang ideal, karena kondisi pertumbuhannya yang biasanya terganggu

oleh proses-proses yang lain. Srtruktur mineral dapat dibagi menjadi beberapa,

yaitu:

(a) Granular atau butiran: terdiri atas butiran-butiran mineral yang mempunyai

dimensi sama, isometrik.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 32

Page 33: Tugas Kristal Mineral

33

(b) Struktur kolom, biasanya terdiri dari prisma yang panjang dan bentuknya

ramping. Bila prisma tersebut memanjang dan halus, dikatakan mempunyai

struktur brus atau berserat.

(c) Struktur lembaran atau lamelar, mempunyai kenampakan seperti lembaran.

Struktur ini dibedakan menjadi: tabular, konsentris, dan foliasi.

(d) Struktur imitasi, bila mineral menyerupai bentuk benda lain, seperti

asikular, liformis,membilah.

Sifat dalam merupakan reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya,

seperti penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan atau

penghancuran. Sifat dalam dapat dibagi menjadi: rapuh (brittle), dapat diiris

(sectile), dapat dipintal (ductile), dapat ditempa (malleable), kenyal/lentur

(elastic), dan eksibel (exible).

3.3Proses Pembentukan Mineral

Proses pembentukan mineral-mineral baik yang memiliki nilai ekonomis,

maupun yang tidak bernilai ekonomis sangat perlu diketahui dan dipelajari

mengenai proses pembentukan, keterdapatan serta pemanfaatan dari mineral-

mineral tersebut. Mineral yang bersifat ekonomis dapat diketahui bagaimana

keberadaannya dan keterdapatannya dengan memperhatikan asosiasi mineralnya

yang biasanya tidak bernilai ekonomis. Dari beberapa proses eksplorasi,

penyelidikan, pencarian endapan mineral, dapat diketahui bahwa keberadaan

suatu mineral tidak terlepas dari beberapa faktor yang sangat berpengaruh, antara

lain banyaknya dan distribusi unsur-unsur kimia, aspek biologis dan fisika.

Secara umum, proses pembentukan mineral, baik jenis logam maupun

non-logam dapat terbentuk karena proses mineralisasi yang diakibatkan oleh

aktivitas magma, dan mineral ekonomis selain karena aktivitas magma, juga dapat

dihasilkan dari proses alterasi, yaitu mineral hasil ubahan dari mineral yang telah

ada karena suatu faktor. Pada proses pembentukan mineral baik secara

mineralisasi dan alterasi tidak terlepas dari faktor-faktor tertentu yang selanjutnya

akan dibahas lebih detail untuk setiap jenis pembentukan mineral.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 33

Page 34: Tugas Kristal Mineral

34

Adapun menurut M. Bateman, maka proses pembentukan mineral dapat

dibagi atas beberapa proses yang menghasilkan jenis mineral tertentu, baik yang

bernilai ekonomis maupun mineral yang hanya bersifat sebagai gangue mineral.

1. Proses Magmatis

            Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra

basa, lalu mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral

silikat dan bijih. Pada temperatur tinggi (>600˚C) stadium liquido magmatis mulai

membentuk mineral-mineral, baik logam maupun non-logam. Asosiasi mineral

yang terbentuk sesuai dengan temperatur pendinginan saat itu. Proses magmatis

ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1.      Early magmatis, yang terbagi atas:

¨      Disseminated, contohnya Intan

¨      Segregasi, contohnya Crhomite

¨      Injeksi, Contohnya Kiruna

2.      Late magmatis, yang terbagi atas:

¨      Residual liquid segregation, contohnya magmatis Taberg

¨      Residual liquid injection, contohnya magmatis Adirondack

¨      Immiscible liquid segregation, contohnya sulfide Insizwa

¨      Immiscible liquid injection, contohnya Vlackfontein

2. Proses Pegmatisme

            Setelah proses pembentukan magmatis, larutan sisa magma (larutan

pegmatisme) yang terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini berkisar antara

600˚C sampai 450˚C berupa larutan magma sisa. Asosiasi batuan umumnya

Granit.

3. Proses Pneumatolisis

            Setelah temperatur mulai turun, antara 550-450˚C, akumulasi gas mulai

membentuk jebakan pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma makin encer.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 34

Page 35: Tugas Kristal Mineral

35

Unsur volatile akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan

samping disekitarnya, kemudian akan membentuk mineral baik karena proses

sublimasi maupun karena reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan-batuan

yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan mineral yang disebut

mineralpneumatolitis.

4. Proses Hydrotermal

            Merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh

temperatur dan tekanan yang sangat rendah, dan larutan magma yang terbentuk

sebelumnya. Secara garis besar, endapan mineral hydrothermal dapat dibagi atas :

1. Endapan hipotermal, ciri-cirinya adalah :

- Tekanan dan temperatur pembekuan relatif tinggi.

- Endapan berupa urat-urat dan korok yang berasosiasi dengan intrusi

dengan kedalaman yang besar.

- Asosiasi mineral berupa sulfides, misalnya Pyrite, Calcopyrite, Galena

dan Spalerite serta oksida besi.

- Pada intrusi Granit sering berupa endapan logam Au, Pb, Sn, W dan Z.

2.      Endapan mesotermal, yang ciri-cirinya :

- Tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah daripada

endapan hipotermal.

- Endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam-basa dan dekat

dengan permukaan bumi.

- Tekstur akibat “cavity filling” jelas terlihat, sekalipun sering

mengalami proses penggantian antara lain berupa “crustification” dan

“banding”.

- Asosiasi mineralnya berupa sulfide, misalnya Au, Cu, Ag, Sb dan

Oksida Sn.

- Proses pengayaan sering terjadi.

3.      Endapan epitermal, ciri-cirinya sebagai berikut :

- Tekanan dan temperatur yang berpengaruh paling rendah.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 35

Page 36: Tugas Kristal Mineral

36

- Tekstur penggantian tidak luas (jarang terjadi).

- Endapan bisa dekat atau pada permukaan bumi.

- Kebanyakan teksturnya berlapis atau berupa (fissure-vein).

- Struktur khas yang sering terjadi adalah “cockade structure”.

- Asosiasi mineral logamnya berupa Au dan Ag dengan mineral

“gangue”-nya berupa Kalsite dan Zeolit disamping Kuarsa.

             Adapun bentuk-bentuk endapan mineral dapat dijumpai sebagai proses

endapan hidrotermal adalah sebagai Cavity filling. Cavity filling adalah proses

mineralisasi berupa pengisian ruang-ruang bukaan (rongga) dalam batuan yang

terdiri atas mineral-mineral yang diendapkan dari larutan pada  bukaan-bukaan

batuan, yang berupa Fissure-vein, Shear-zone deposits, Stockworks, Ladder-vein,

Saddle-reefs, Tension crack filling, Brecia filling (vulkanik, tektonik

dan collapse),Solution cavity filling (caves dan Channels), Gash-vein, Pore-space

filling, Vessiculer fillings.

5. Proses Replacement (Metasomatic replacement)

            Adalah prsoses dalam pembentukan endapan-endapan mineral epigenetic

yang didominasi oleh pembentukan endapan-endapan hipotermal, mesotermal dan

sangat penting dalam grup epitermal. Mineral-mineral bijih pada endapan

metasomatic kontak telah dibentuk oleh proses ini, dimana proses ini dikontrol

oleh pengayaan unsur-unsur sulfide dan dominasi pada formasi unsur-unsur

endapan mineral lainnya. Replacement diartikan sebagai proses dari larutan yang

sangat penting berupa pelarutan kapiler dan pengendapan yang terjadi secara

serentak dimana terjadi penggantian suatu mineral atau lebih menjadi mineral-

mineral baru yang lain. Atau dapat juga diartikan bahwa penggantian mineral

membutuhkan ion yang tidak mempunyai ion secara umum dengan zat kimia yang

digantikan. Penggantian mineral yang dibawa dalam larutan dan zat kimia yang

dibawa keluar oleh larutan dan merupakan kontak terbuka yang terbagi atas :

Massive, Lode fissure, dan Disseminated.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 36

Page 37: Tugas Kristal Mineral

37

6. Proses Sedimenter

Terbagi atas endapan besi, mangan, phosphate, nikel dan lain sebagainya.

7. Proses Evaporasi

Terdiri dari evaporasi laut, danau dan air tanah.

8. Konsentrasi Residu dan Mekanik

Terdiri atas :

¨      Konsentrasi Residu berupa endapan residu mangan, besi, bauxite dan

lain-lain.

¨      Konsentrasi Mekanik (endapan placer), berupa sungai, pantai, alluvial

dan eolian.

9. Supergen enrichment

10. Metamorfisme

Terbagi atas endapan endapan termetamorfiskan dan endapan

metamorfisme.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 37

Page 38: Tugas Kristal Mineral

38

BAB IV

Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan

Dengan mempelajari tentang Kristal dan Mineral dapat saya ambil

kesimpulan bahwa betapa pentingnya untuk dapat mengenal, mengetahui dan

menguasai ilmu tentang kristal dalam studi Geologi. Karena kristal sendiri adalah

merupakan salah satu dasar yang paling penting dalam ilmu Geologi itu sendiri.

Hal tersebut dikarenakan oleh kristal menjadi salah satu dasar untuk mempelajari

ilmu tentang mineral yang akan dipelajari pada tahap selanjutnya. Jika tidak

menguasai dan mengenal tentang kristal, akan sangat sulit untuk selanjutnya

memahami Mineralogi, dan mineral itu sendiri adalah pembentuk batuan,

sedangkan batuan itu adalah inti dari Geologi. Hal ini juga menyebabkan Kristal

dan Mineralogi menjadi syarat untuk dapat melanjutkan studi pada mata kuliah

Petrologi yang akan dipelajari selanjutnya.

4.2 Saran

Selama mempelajari Kristal dan Mineralogi, telah banyak yang dapat kita

pelajari. Baik dalam hal ilmu tentang kristal mineral itu sendiri pada khususnya

serta tentang aplikasi dan manfaatnya dalam bidang Geologi dan juga dikehidupan

sehari-hari. Sebaiknya diperlukan perhatian dan konsentrasi penuh di saat dosen

sedang menjelaskan agar kita bisa mengerti dan memahami apa itu kristal dan

mineral.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 38

Page 39: Tugas Kristal Mineral

39

Daftar Pustaka

Christian, Jhemmy. 2013. Proses Pembentukan Mineral.

http://jhem90.blogspot.com/2013/06/proses-pembentukan-mineral.html.

Diakses pada tanggal 8 September 2014.

Hertanto, Boby H.2012. Kristalografi (Sistem Kristal).

http://geoenviron.blogspot.com/2012/02/kristalografi-sistem-kristal.html.

Diakses pada tanggal 8 September 2014.

Rizkan, M. 2012. Laporan Hasil Praktek Lep Kristallografi.

http://rizkanduniaku.blogspot.com/2012/01/pemimpin.html. Diakses pada

tanggal 8 September 2014.

Putra, Ekky. 2009. Pengertian Kristal.

http://artikelbiboer.blogspot.com/2009/05/pengertian-kristal.html. Diakses

pada tanggal 7 September 2014.

Saragih, Sylvester. Laporan akhir kristalografi dan mineralogi.

http://www.slideshare.net/vestersaragih/laporan-akhir-kristalografi-dan-

mineralogi-16147588. Diakses pada tanggal 7 September 2014.

Yahya, Fahmi. 2011. Laporan Praktikum Kristalografi & Mineralogi.

http://www.academia.edu/4826699/

Laporan_Praktikum_Kristalografi_and_Mineraligi. Diakses pada tanggal 7

September 2014.

TUGAS KRISTAL MINERAL Page 39