tugas kimed 3
DESCRIPTION
REAKSI ASETAMINOFEN UNTUK DEWASA DAN BAYITRANSCRIPT
METABOLISME REAKSI ASETAMINOFEN UNTUK DEWASA DAN BAYI
METABOLISME REAKSI ASETAMINOFEN UNTUK DEWASA
Fase I
Oksidasi amida
Gugus amida mengalami Cα-hidroksilasi menjadi senyawa antara
karbinolamid N-dealkilasi
Asetaminofen adalah Obat analgetik yang pada dosis tunggal
(normal) relatif aman & tidak toksik, tetapi pada dosis tinggi dapat
menimbulkan nekrosis hati. Hal ini disebabkan asetaminofen
mengalami N-hidroksilasi membentuk N –hidroksiasetaminofen dan
secara spontan mengalami dehidrasi pada gugus N-
hidroksilamid,menghasilkan N-asetilimidokuinon yang sangat reaktif. N-
asetilimidokuinon inilah yang dapat membentuk ikatan kovalen dengan
makromolekul hati sehingga terjadi nekrosis. Selain itu N-asetilimidokuinon
juga mengalami konjugasi dengan glutation
METABOLISME REAKSI ASETAMINOFEN UNTUK BAYI
Reaksi konjugasi biasanya
terjadi terhadap gugus nukelofil
pada obat, seperti alkohol, asam
karboksilat, amina (termasuk
amina heterosiklik) dan tiol. Jika
gugus ini tidak ada pada
sebuah obat, biasanya obat
tersebut
mengalami reaksi fase I terlebih
dulu.
Seperti -OH, -COOH, -NH2, -
NR2,
-SH
Elektron tidak berpasangan milik
S (Nukleofil) akan menyerang C
yang bermuatan positif milik
NAPQI(sebagai elektrofil).
sehingga menhasilkan senyawa
intermediet seperti di samping.
Reaksi Asetaminofen
Senyawa yang atas adalah bentuk senyawa intermediet (senyawa
antara). Pada senyawa intermediet ini gugus SH menjadi kekurangan
elektron karena satu pasang elektron bebasnya telah digunakan untuk
berikatan dengan NAPQI. Dengan demikian, gugus ini memiliki
kecenderungan untuk menstabilkan dirinya. Salah satunya adalah dengan
memutuskan ikatan antara S dengan H, dan menggunakan elektron hasil
pemutusan tersebut untuk menstabilkan diri (sehingga mempunyai tiga
pasang elektron bebas lagi), dan menjadi senyawa yang di bawahnya.
Proton (H) yang dilepas tadi akan bermuatan positif (kekurangan
elektron), karena pada struktur yang diatas NAPQI masih memiliki atom O
yang kaya elektron, maka elektron yang dimiliki O akan disumbangkan
ke proton tersebut sehingga membentuk ikatan OH. Dengan demikian
terbentuk senyawa NAPQI yang telah berikatan dengan enzim Glutatione
(NAPQI-SG) dengan sifat ikatan irreversibel (sulit untuk lepas kembali),
akibatnya akan merusak fungsi sel – sel hepar tersebut. Dengan
demikian hepar tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai organ
pemetabolisme sehingga terjadi hepatotoksik.