tugas ke-3-undian 7- (1)

37
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.61283/PP/M.VIA/15/2015 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi Penghasilan Netto sebesar Rp146.130.830.963,00, yang terdiri dari : 1. Koreksi Peredaran Usaha sebesar Rp146.459.003.957,00 yang terdiri dari : a. koreksi positif R110 - Sales Domestic sebesar Rp19.801.935.070,00 b. koreksi positif WIP (Work In Progress) Rp74.735.536.206,00 c. koreksi positif Invoice yang Belum Diterbitkan sebesar Rp51.921.532.681,00 2. Koreksi Harga Pokok Penjualan sebesar Rp20.655.580.561,00 3. Koreksi Biaya Usaha Rp 573.032.770,00 4. Koreksi Fiskal Negatif (Rp 21.926.505.604,00) 5. Koreksi Fiskal Positif Rp 369 .719.279 ,00 Jumlah Rp146.130.830.963,00 1. Koreksi Peredaran Usaha sebesar Rp146.459.003.957,00 a. koreksi positif R110 - Sales Domestic sebesar Rp19.801.935.070,00 Menurut Terbanding : bahwa koreksi positif sebesar Rp19.801.935.070,00 karena berdasarkan bukti penerbitan invoice penjualan ternyata penjualan Tahun 2008 sebesar Rp346.214.776.942,00 dan Pemohon Banding melakukan debit penjualan di Tahun 2008 atas transaksi-transaksi Tahun 2007 yaitu credit memo Nomor 12346 dan 12347 transaksi dengan PT Perusahaan Gas Negara yakni sebesar Rp5.645.174.989,00 dan Rp14.073.656.933,00 serta credit memo nomor 12333 dan 12334 transaksi dengan Total E & P Indonesia dengan nilai Rp4.373.840,00 dan Rp78.729.308,00; Menurut Pemohon : bahwa debet penjualan merupakan credit memo yang dicatat dalam buku besar karena adanya kesalahan nilai invoice tersebut; Menurut Majelis : bahwa koreksi positif sales domestic sebesar Rp19.801.935.070,00 berupa invoice penjualan tahun 2008 dan pemohon banding melakukan debit atas penjualan tersebut di tahun 2008, ternyata penjualan tersebut adalah transaksi penjualan pada tahun 2007, transaksi-transaksi tersebut dibuatkan credit memo, yaitu credit memo Nomor 12346 dan 12347 transaksi dengan PT Perusahaan Gas Negara yakni sebesar Rp5.645.174.989,00 dan Rp14.073.656.933,00 serta credit memo nomor 12333 dan 12334 transaksi dengan Total E & P Indonesia dengan nilai Rp4.373.840,00 dan Rp78.729.308,00; bahwa alasan dibuatnya credit memo tersebut adalah karena terdapat kesalahan nilai invoice pada penjualan tahun 2007 dan setelah melakukan revisi invoice,

Upload: berry-frans

Post on 20-Feb-2016

15 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Tugas ke-3-Undian 7- (1)

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.61283/PP/M.VIA/15/2015

Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan

Tahun Pajak : 2008

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap KoreksiPenghasilan Netto sebesar Rp146.130.830.963,00, yang terdiri dari :

1. Koreksi Peredaran Usaha sebesar Rp146.459.003.957,00 yang terdiri dari : a. koreksi positif R110 - Sales Domestic sebesar Rp19.801.935.070,00 b. koreksi positif WIP (Work In Progress) Rp74.735.536.206,00c. koreksi positif Invoice yang Belum Diterbitkan sebesar Rp51.921.532.681,00

2. Koreksi Harga Pokok Penjualan sebesar Rp20.655.580.561,003. Koreksi Biaya Usaha Rp 573.032.770,004. Koreksi Fiskal Negatif (Rp 21.926.505.604,00)5. Koreksi Fiskal Positif Rp 369 .719.279 ,00 Jumlah Rp146.130.830.963,00

1. Koreksi Peredaran Usaha sebesar Rp146.459.003.957,00

a. koreksi positif R110 - Sales Domestic sebesar Rp19.801.935.070,00

Menurut Terbanding : bahwa koreksi positif sebesar Rp19.801.935.070,00 karena berdasarkan bukti penerbitan invoice penjualan ternyata penjualan Tahun 2008 sebesar Rp346.214.776.942,00 dan Pemohon Banding melakukan debit penjualan di Tahun2008 atas transaksi-transaksi Tahun 2007 yaitu credit memo Nomor 12346 dan12347 transaksi dengan PT Perusahaan Gas Negara yakni sebesarRp5.645.174.989,00 dan Rp14.073.656.933,00 serta credit memo nomor 12333 dan12334 transaksi dengan Total E & P Indonesia dengan nilai Rp4.373.840,00 danRp78.729.308,00;

Menurut Pemohon : bahwa debet penjualan merupakan credit memo yang dicatat dalam buku besar karena adanya kesalahan nilai invoice tersebut;

Menurut Majelis : bahwa koreksi positif sales domestic sebesar Rp19.801.935.070,00 berupa invoice penjualan tahun 2008 dan pemohon banding melakukan debit atas penjualan tersebut di tahun 2008, ternyata penjualan tersebut adalah transaksi penjualan pada tahun 2007, transaksi-transaksi tersebut dibuatkan credit memo, yaitu credit memo Nomor 12346 dan 12347 transaksi dengan PT Perusahaan Gas Negara yakni sebesar Rp5.645.174.989,00 dan Rp14.073.656.933,00 serta credit memo nomor 12333 dan12334 transaksi dengan Total E & P Indonesia dengan nilai Rp4.373.840,00 danRp78.729.308,00;

bahwa alasan dibuatnya credit memo tersebut adalah karena terdapat kesalahan nilai invoice pada penjualan tahun 2007 dan setelah melakukan revisi invoice, Pemohon Banding mencatat kembali nilai yang benar Tahun 2008 dan melaporkan PPN-nya.

bahwa credit memo tersebut dibuat oleh Pemohon Banding sebagai kontra atas akun penjualan yang terjadi di tahun 2007, sehingga di tahun 2008 Pemohon Banding hanya mencatat selisih atas invoice yang sudah diterbitkan oleh Pemohon Banding;

bahwa Terbanding dalam persidangan menyatakan bahwa transaksi dilakukan Pemohon Banding pada tahun2007, maka Pemohon Banding seharusnya mengurangkan penjualan tahun 2007;

bahwa atas sengketa ini Terbanding tidak mengakui credit memo Pemohon Banding, namun mengakui revisi invoice Pemohon Banding;

bahwa Terbanding tidak dapat menyakini Pemohon Banding telah membatalkan Faktur Pajak tahun 2007 karena tidak menyebutkan Faktur Pajak yang diterbitkan pada tahun 2008 adalah pengganti atas Faktur Pajak yang diterbitkan tahun 2007, sehingga Terbanding mengakui hal ini sebagai penjualan tahun 2008;

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyerahkan dokumen berupa :

1. korespondensi antara PT Punj Lloyd Indonesia (Pemohon Banding) dengan PT Perusahaan Gas Negara dengan surat Nomor SJ2/PLIPGN/L/0512 tanggal 21 Februari 2008

2. korespondensi antara PT Punj Lloyd Indonesia (Pemohon Banding) dengan PT Perusahaan Gas Negara dengan surat Nomor SJ2/PLIPGN/L/0457 tanggal 23 Maret 2007,

3. korespondensi antara PT Perusahaan Gas Negara dengan PT Punj Lloyd Indonesia Consortium dengansurat Nomor 053900/24/BANG34/2007 tanggal 18 April 2007,

Page 2: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

4. Invoice Nomor SJ2/K1/30/INV/RR/014-A tanggal 23 Maret 2007 dengan nilai US$674,263.00,5. Faktur Pajak Nomor 010-000-07.00000013 tanggal 23 Maret 2007 dengan nilai DPP PPN sebesar

US$612,966.36 dan PPN sebesar US$61,296.64,6. Invoice Nomor SJ2/K1/30/INV/RR/014-B tanggal 23 Maret 2007 dengan nilai Rp14.073.656.933,00,7. Faktur Pajak Nomor 010-000-07.00000012 tanggal 23 Maret 2007 dengan nilai DPP PPN sebesar

Rp14.073.656.933,00 dan PPN sebesar Rp1.407.365.693,00,8. Invoice Nomor SJ2/K1/30/INV/RR/018-A tanggal 18 Februari 2008 dengan nilai US$731,154.06,9. Faktur Pajak Nomor 010-000-08.00000005 tanggal 18 Februari 2008 dengan nilai DPP PPN sebesar

Rp6.142.358.798,00 dan PPN sebesar Rp614.235.880,00,10. Invoice Nomor SJ2/K1/30/INV/RR/018-B tanggal 18 Februari 2008 dengan nilai Rp14.510.223.649,60,11. Faktur Pajak Nomor 010-000-08.00000006 tanggal 18 Februari 2008 dengan nilai DPP PPN sebesar

Rp14.510.223.649,60 dan PPN sebesar Rp1.451.022.364,96,12. Invoice Nomor 25JK-PLJK-TIJK-INV-2/2012 tanggal 25 Desember 2007 dengan nilai US$8,809.58,13. Faktur Pajak Nomor 030-000-07.00000050 tanggal 31 Desember 2007 dengan nilai DPP PPN sebesar

Rp75.303.257,00 dan PPN sebesar Rp7.530.326,96,14. Invoice Nomor 25JK-PLJK-TIJK-INV-2/2012 tanggal 26 Desember 2007 dengan nilai US$9,210.39,15. Faktur Pajak Nomor 030-000-07.00000050 tanggal 31 Desember 2007 dengan nilai DPP PPN sebesar

Rp78.729.343,00 dan PPN sebesar Rp7.872.934,00,16. General Ledger,

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis dalam persidangan serta penelitian terhadap dokumen dan data yang diserahkan oleh para pihak, diperoleh fakta sebagai berikut :

bahwa Pemohon Banding melakukan transaksi dengan PT Perusahaan Gas Negara, atas transaksi tersebut Pemohon Banding menagih kepada PT Perusahaan Gas Negara dengan invoice Nomor SJ2/K1/30/INV/RR/014-A tanggal 23 Maret 2007 dengan total tagihan ternasuk PPN senilai US$674,263.00 beserta Faktur Pajak Nomor 010-000-07.00000013 tanggal 23 Maret 2007 dengan nilai DPP PPN sebesar US$612,966.36 (Rp5.645.174.989,00) dan PPN sebesar US$61,296.64 (Rp564.517.499,00), dan invoice Nomor SJ2/K1/30/INV/RR/014-B tanggal 23 Maret 2007 dengan total tagihan termasuk PPN senilai Rp15.481.022.626,00 beserta Faktur Pajak Nomor 010-000-07.00000012 tanggal 23 Maret 2007 dengan nilai DPP PPN sebesar Rp14.073.656.933,00 dan PPN sebesar Rp1.407.365.693,00;

bahwa Pemohon Banding melakukan transaksi dengan PT Total E&P Indonesia atas transaksi tersebutPemohon Banding menagih kepada PT Total E&P Indonesia dengan invoice Nomor 25JK-PLJK-TIJK-INV-2/2012 tanggal 25 Desember 2007 dengan total tagihan termasuk PPN senilai US$8,809.58 beserta Faktur Pajak Nomor 030-000-07.00000050 tanggal 31 Desember 2007 dengan nilai DPP PPN sebesar Rp75.303.257,00 dan PPN sebesar Rp7.530.326,96;

bahwa berdasarkan general ledger Pemohon Banding diketahui bahwa Pemohon Banding juga melakukan transaksi dengan PT Total E&P Indonesia dengan nilai DPP PPN sebesar US$465.17 (Rp4.373.840,00), namun Pemohon Banding tidak menyerahkan bukti invoice dan faktur pajak;

bahwa atas transaksi-transaksi tersebut di atas Pemohon Banding mencatat tagihan tersebut sebagai penerimaan pada tahun 2007;

bahwa atas invoice dan faktur pajak yang diterbitkan oleh Pemohon Banding kepada pihak PT PerusahaanGas Negara dan PT Total E&P Indonesia terdapat kesalahan nilai tagihan;

bahwa karena kesalahan tersebut Pemohon Banding menerbitkan invoice dan faktur pajak yang baru yaitu Invoice Nomor SJ2/K1/30/INV/RR/018-A tanggal 18 Februari 2008 dengan total tagihan termasuk PPN senilai US$731,154.06 beserta Faktur Pajak Nomor 010-000-08.00000005 tanggal 18 Februari 2008 dengan nilai DPP PPN sebesar Rp6.142.358.798,00 dan PPN sebesar Rp614.235.880,00, dan invoice Nomor SJ2/K1/30/INV/RR/018-B tanggal 18 Februari 2008 dengan total tagihan termasuk PPN senilai Rp15.961.246.014,56 beserta Faktur Pajak Nomor 010-000-08.00000006 tanggal 18 Februari 2008 dengan nilai DPP PPN sebesar Rp14.510.223.649,60 dan PPN sebesar Rp1.451.022.364,96, untuk PT Perusahaan Gas Negara;

bahwa Pemohon Banding juga menerbitkan invoice Nomor 25JK-PLJK-TIJK-INV-2/2012 tanggal 26Desember 2007 dengan total tagihan termasuk PPN senilai US$9,210.39 beserta Faktur Pajak Nomor 030-000-07.00000050 tanggal 31 Desember 2007 dengan nilai DPP PPN sebesar Rp78.729.343,00 dan PPNsebesar Rp7.872.934,00, untuk PT Total E&P Indonesia;

bahwa setelah menerbitkan invoice pengganti Pemohon Banding selanjutnya melakukan pencatatan pada jurnal dengan mencatat penghasilan atau penerimaan tersebut sebagai penghasilan tahun 2008 dan selanjutnya atas pencatatan penghasilan tersebut Pemohon Banding melakukan penjurnalan dengan melakukan jurnal balik atas transaksi yang dicatat pada tahun 2007, sehingga penghasilan tahun 2008 terkait transaksi dengan PT Perusahaan Gas Negara dan PT Total E&P Indonesia hanya atas selisihnya saja;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berpendapat bahwa atas penerimaan tahun 2007 yang telah dicatatkan oleh Pemohon Banding tetap menjadi penerimaan di tahun 2007 tersebut, dan penerimaan tahun2008 adalah hanya atas selisihnya saja;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis menyakini bahwa penghasilan atau penerimaan Pemohon

Page 3: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

Banding terkait transaksi dengan PT Perusahaan Gas Negara dan PT Total E&P Indonesia merupakan penghasilan tahun 2007, sehingga bukan merupakan peredaran usaha di tahun 2008, dengan demikian maka tidak ada penghasilan terkait transaksi tersebut pada tahun 2008 yang merupakan penambahan kemampuan secara ekonomis yang merupakan objek Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding atas Peredaran Usaha berupaSales Domestic sebesar Rp19.801.935.070,00 tidak dapat dipertahankan;

b. koreksi positif WIP (Work In Progress) Rp 74.735.536.206,00

Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan pemeriksaan data-data yang diberikan oleh Pemohon Banding berdasarkan laporan keuangan sebesar Rp8.112.638.880,00, berdasarkan softcopy general ledger yang disampaikan oleh Pemohon Banding sebesar Rp18.479.987.733,00 namun Pemohon Banding tidak dapat memberikan support atas dokumen-dokumen pendukung tersebut, sehingga dalam perhitungan penyelesaian pekerjaan yang bersifat multi years maka Tim Pemeriksa menghitung progress report berdasarkan Faktur Pajak Penjualan atas transaksi terkait untuk Tahun Pajak 2007 dan Tahun Pajak 2009, sehingga WIP Tahun 2007 sebesar Rp9.152.849.039,00 dan WIP akhir Tahun 2008 sebesar Rp92.001.024.125,00;

Menurut Pemohon : bahwa adapun pada saat closing conference Pemohon Banding telah menyampaikan seluruh perhitungan beserta dokumen-dokumen pendukungnya;

Menurut Majelis : bahwa koreksi atas WIP sebesar Rp74.735.536.206,00 dilakukan oleh Terbanding karena atas data-data Laporan Keuangan dan General Ledger, Pemohon Banding tidak dapat memberikan support, Terbanding menghitung sendiri menggunakan Faktur Pajak penjualan tahun 2007 dan tahun 2009, sehingga WIP akhir tahun 2007 sebesar Rp9.152.849.039,00 dan WIP awal tahun 2009 adalah sebesar Rp92.001.024.125,00,

bahwa Pemohon Banding tidak setuju Terbanding menghitung sendiri WIP tahun 2008 karena Pemohon Banding sudah menyampaikan perhitungan WIP beserta dokumen-dokumen pendukungnya berupa invoice penjualan, faktur pajak penjualan, saldo awal dan akhir WIP pada saat closing conference, penghitungan WIP diperoleh dari laporan audit interim 9 bulan oleh Kantor Akuntan Publik E&Y (KAP Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja) sebesar Rp8.112.638.880,00

bahwa Terbanding telah melakukan peminjaman data yang dibutuhkan untuk membuktikan penghitungan WIP Pemohon Banding berupa bukti invoice, bukti faktur pajak penjualan, progress report, dan berita acara terkait kontrak-kontrak Pemohon Banding, namun tidak diberikan oleh Pemohon Banding;

bahwa Pemohon Banding menggunakan metode percentage of completion dalam penghitungan pendapatan atas proyek yang dikerjakan oleh Pemohon Banding, Pemohon Banding mengurangkan antara nilai kontrak dengan estimasi total biaya penyelesaian kontrak tersebut untuk mendapatkan total profit atas kontrak, profit tersebut digunakan oleh Pemohon Banding untuk menghitung profit tahun berjalan;

bahwa Pemohon Banding membagi biaya yang timbul pada tahun berjalan dengan estimasi total biaya penyelesaian kontrak untuk mendapatkan persentase penyelesaian kontrak pada tahun berjalan, persentase tersebut dikalikan oleh Pemohon Banding dengan total profit untuk mendapatkan profit tahun berjalan, profit tahun berjalan tersebut lalu dijumlahkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh Pemohon Banding pada tahun berjalan untuk memperoleh pendapatan yang diakui pada tahun berjalan;

bahwa Pemohon Banding memiliki kesepakatan dengan Pemilik Proyek atas jumlah invoice yang boleh ditagih pada tahun berjalan, dan selisih antara pendapatan yang diakui dengan kesepakatan tersebut akan menambah/mengurangi akun WIP Pemohon Banding, Terbanding berpendapat bahwa penambahan dalam akun WIP termasuk dalam pendapatan yang diakui oleh Pemohon Banding pada tahun berjalan, namun, karena kurangnya data yang disampaikan oleh Pemohon Banding, Terbanding tidak bisa meyakini kebenaran data yang disampaikan oleh Pemohon Banding;

bahwa Terbanding menggunakan metode hari kerja untuk untuk menghitung WIP Pemohon Banding, Terbanding menggunakan Faktur Pajak pertama tahun berjalan dan Faktur Pajak pertama untuk tahun sesudah tahun berjalan dan melakukan penyesuaian atas hari kerja, untuk mendapatkan penghitungan WIP karena Faktur Pajak yang dibuat oleh Pemohon Banding tidak tepat pada awal dan akhir tahun Pajak.

bahwa Terbanding menghitung porsi hari kerja untuk tahun 2007 dan porsi untuk tahun 2008 atas Faktur Pajak yang diterbitkan di awal tahun 2008 untuk menentukan WIP awal tahun 2008 dan menghitung porsi hari kerja untuk tahun 2008 dan porsi untuk untuk tahun 2009 untuk menentukan WIP akhir tahun 2008, atas selisih antara WIP awal tahun dan akhir 2008 dianggap Terbanding sebagai Penghasilan Pemohon Banding dan Terbanding mengkoreksi Penghasilan yang belum diakui oleh Pemohon Banding;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berpendapat bahwa Pemohon Banding menggunakan metode percentage of completion dalam menghitung penghasilan atas proyek yang dikerjakan karena proyek yang

Page 4: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

dikerjakan merupakan proyek yang lebih dari satu tahun (multi years project);

bahwa dalam hal proyek yang pengerjaannya melebihi satu tahun dan Pemohon Banding menggunakan metode percentage of completion dalam menghitung penghasilannya, maka diperlukan data atau dokumen yang menunjukkan persentase penyelesaian pekerjaan yang dilakukan oleh Pemohon Banding;

bahwa dalam persidangan Pemohon Banding menyampaikan data berupa monthly progress reportDecember 2008;

bahwa berdasarkan penelitian Majelis terhadap data tersebut di atas, Majelis berpendapat bahwa data tersebut tidak dapat menunjukkan nilai penyelesaian pekerjaan yang dilakukan oleh Pemohon Banding pada tahun 2008;

bahwa dalam persidangan Majelis meminta kepada Pemohon Banding untuk membuktikan nilai penyelesaian pekerjaan Pemohon Banding tahun 2008 yang telah disepakati oleh Pemohon Banding dengan pemilik proyek;

bahwa sampai persidangan terakhir dilaksanakan Pemohon Banding tidak dapat menyampaikan bukti dimaksud;

bahwa oleh karena Pemohon Banding tidak dapat membuktikan nilai penyelesaian pekerjaan pada tahun2008, maka koreksi yang dilakukan Terbanding menghitung nilai penyelesaian pekerjaan tahun 2008 dengan cara menggunakan Faktur Pajak penjualan tahun 2007 dan tahun 2009, dan kemudian menyandingkan WIP akhir tahun 2007 dan WIP awal tahun 2009 dan menjadikan selisihnya sebagai nilai penyelesaian pekerjaan pada tahun 2008 adalah sudah tepat;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis bekesimpulan koreksi yang dilakukan Terbanding atas WIPsebesar Rp74.735.536.206,00, telah benar dan tetap dipertahankan;

c. koreksi positif Invoice yang Belum Diterbitkan sebesar Rp51.921.532.681,00

Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan LPP dan KKP, terdapat koreksi positif peredaran usaha sebesarRp146.459.003.957,00

Menurut Pemohon : bahwa oleh sebab itu, menurut Pemohon Banding koreksi yang masih dipertahankan oleh pikah pemeriksa sebesar Rp 51.921.532.681,00 tersebut seharusnya dibatalkan karena sifat koreksinya sama dengan yang diterima oleh Terbanding;

Menurut Majelis : bahwa koreksi Invoice yang belum diterbitkan sebesar Rp51.921.532.681,00 berawal dari koreksi pemeriksa pada proses pemeriksaan sebesar Rp115.455.326.371,00 atas dokumen faktur yang tidak lengkap. Pada proses SPHP, Pemohon Banding menyampaikan dokumen yang diakui sebagian oleh Terbanding dan menyebabkan Terbanding membatalkan koreksi sebesar Rp63.533.793.690 dan menyisakan koreksi Rp51.921.532.681,00. Atas sisa koreksi tersebut, Terbanding tidak bisa melakukan trace Faktur Pajak ke General Ledger Pemohon Banding, sehingga Terbanding tidak bisa meyakini bahwa atas Faktur Pajak tersebut sudah dilaporkan pada SPT PPh Badan;

bahwa Pemohon Banding berpendapat bahwa seharusnya Terbanding membatalkan sisa koreksi sebesar Rp51.921.532.681 karena pada proses SPHP, Pemohon Banding sudah menyampaikan seluruh dokumen pendukung berupa Faktur Pajak dan Invoce terkait seluruh koreksi Terbanding, Pemohon Banding berpendapat bahwa koreksi ini terjadi karena ketidaktelitian pemeriksa pada proses pemeriksaan;

bahwa dalam persidangan Majelis meminta kepada para pihak untuk melakukan uji bukti;

bahwa berdasarkan berita acara uji bukti yang dilakukan oleh para pihak bukti diperoleh hal-hal sebagai berikut:

bahwa data atau dokumen yang disampaikan pada uji bukti adalah invoice dan faktur pajak;

No. Uraian Nomor Faktur Pajak Tanggal FP Nilai (Rp)

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.

PT Makmur Sejahtera WisesaPT Makmur Sejahtera Wisesa PT Makmur Sejahtera Wisesa PT Makmur Sejahtera Wisesa PT Makmur Sejahtera Wisesa Total E & P IndonesieTotal E & P Indonesie Total E & P Indonesie Total E & P Indonesie Total E & P Indonesie Total E & P Indonesie

010-000-0800000024010-000-0800000039010-000-0800000052010-000-0800000061010-000-0800000058030-000-0800000001030-000-0800000002030-000-0800000017030-000-0800000018030-000-0800000019030-000-0800000028

22/05/200807/07/200819/09/200819/11/200819/11/200822/01/200822/01/200822/04/200822/04/200822/04/200813/06/2008

10.227.916.15010.347.928.3509.368.527.6801.647.856.240

463.596.1305.085.914.418

102.559.6531.124.788.0507.834.646.950

43.466.3903.045.327.020

Page 5: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

12.13.14.15.16

Total E & P Indonesie Total E & P Indonesie Total E & P Indonesie Total E & P Indonesie Total E & P Indonesie

030-000-0800000035030-000-0800000048030-000-0900000003030-000-0800000065030-000-0900000004

24/06/200826/08/200823/01/200923/12/200823/01/2009

1.591.424.840251.068.800

63.517.240614.975.350108.019.420

Jumlah 51.921.532.681

bahwa berdasarkan data atau dokumen yang disampaikan oleh Pemohon Banding pada uji bukti yang dilakukan, Terbanding mengemukakan hal-hal sebagai berikut :

bahwa transaksi pada poin 1 s.d. 3, diketahui bahwa Pemohon Banding tidak mencatat transaksi tersebut dalam Ledger Sales, tetapi dalam Ledger Trade Payable karena transaksi tersebut merupakan pembayaran advance payment;

bahwa transaksi pada poin 4, 8, dan 11, Pemohon Banding telah menunjukan bahwa transaksi tersebut telah dicatat Pemohon Banding dalam Ledger Sales tahun 2008 dengan nilai yang sama dengan nilai DPP PPN;

bahwa transaksi pada poin 5, 14 dan 15, Pemohon Banding menyatakan transaksi tersebut tidak dicatat pada Ledger sales 2008, namun Ledger Sales tahun 2009, dalam hal ini, Pemohon Banding tidak menunjukan Ledger Sales tahun 2009, maupun SPT Tahunan PPh Badan tahun 2009 sehingga tidak dapat diyakini bahwa atas invoice tersebut sudah dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh Badan tahun 2009;

bahwa transaksi pada poin 6, 7, 12, 13 , dan 16, Pemohon Banding menyatakan bahwa transaksi tersebut dicatat pada Ledger Sales tahun 2008, namun berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai pencatatan Ledger yang ditunjukan oleh Pemohon Banding berbeda dengan nilai DPP PPN dalam Faktur Pajak dan dalam Ledger tersebut tidak mencantumkan nomor Faktur Pajak yang dimaksud, sehingga Terbanding tidak dapat meyakini bahwa pencatatan dalam ledger tersebut merupakan pencatatan atas DPP PPN;

bahwa berdasarkan uji bukti yang dilakukan, Pemohon Banding mengemukakan hal-hal sebagai berikut :

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Terbanding;

bahwa pada saat pemberitahuan hasil pemeriksaan, Terbanding melakukan koreksi dengan keyakinan bahwa Pemohon Banding belum menerbitkan faktur komersial atau invoice atas faktur pajak yang telah Pemohon Banding terbitkan dan laporkan dalam SPT Masa PPN;

bahwa dalam tanda terima pada tanggal 18 Mei 2010 diketahui bahwa Pemohon Banding telah memberikan seluruh dokumenn pendukung sebagai tanggapan atas hasil pemeriksaan sejumlah Rp115.455.326.371,00, dan karena keterbatasan waktu Terbanding hanya membatalkan koreksi sejumlah Rp63.533.793.690,00 dan mempertahankan sisanya;

bahwa pada dasarnya penerbitan faktur pajak dilakukan setelah penerbitan faktur komersialnya, sehingga uji bukti ini membuktikan bahwa Terbanding melakukan koreksi hanya karena kekurangan waktu untuk menelaah dokumen pendukung dan memperoleh penjelasan Pemohon Banding;

bahwa selain koreksi sehubungan dengan kekurangan waktu yang dialami Terbanding, Terbanding juga mengabaikan fakta bahwa penerbitan faktur pajak tidak selalu pada saat Pemohon Banding menerbitkan invoice penjualan, dalam kondisi pekerjaan Pemohon Banding penerbitan invoice untuk advance payment (pembayaran dimuka) juga telah terhutang PPN sehingga harus menerbitkan faktur pajak, pencatatan advance payment sejumlah Rp29.944.372.184,00 tersebut dilakukan ke akun trade payable dan bukan pada akun penjualan, pengakuan pendapatan atas advance payment akan dilakukan secara proporsional pada saat Pemohon Banding menerbitkan invoice sehubungan dengan persentase penyelesaian pekerjaan;

bahwa dalam uji bukti dan persidangan Pemohon Banding menyerahkan bukti sebagai berikut :1. Invoice Nomor MSW/PLI-MSW/INV/RR/01 tanggal 23 April 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan Pajak

PPN sebesar EURO 712,027,30,2. Faktur Pajak Nomor 010-000-08.00000024 tanggal 22 Mei 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan Pajak

PPN sebesar Rp10.277.916.151,00,3. Invoice Nomor MSW/PLI-MSW/INV/RR/02 tanggal 23 April 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan Pajak

PPN sebesar EURO 712,027.30,4. Faktur Pajak Nomor 010-000-08.00000039 tanggal 7 Juli 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan Pajak

PPN sebesar Rp10.347.928.352,00,5. Invoice Nomor MSW/PLI-MSW/INV/RR/03 tanggal 23 April 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan Pajak

PPN sebesar EURO 712,027,30,6. Faktur Pajak Nomor 010-000-08.00000052 tanggal 19 September 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan

Pajak PPN sebesar Rp9.368.527.680,00,7. Invoice Nomor MSW/PLI-MSW/INV/RA/ONSHORE/001 tanggal 25 September 2008 dengan nilai Dasar

Pengenaan Pajak PPN sebesar EURO 112,827.84,8. Faktur Pajak Nomor 011-000-08.00000061 tanggal 19 November 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan

Pajak PPN sebesar Rp1.647.856.240,00,9. Invoice Nomor MSW/PLI-MSW/INV/RA/ONSHORE/002-1 tanggal 19 November 2008 dengan nilai Dasar

Page 6: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

Pengenaan Pajak PPN sebesar EURO 31,742.18,10. Faktur Pajak Nomor 011-000-08.00000058 tanggal 19 November 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan

Pajak PPN sebesar Rp463.596.126,00,11. Invoice Nomor 25JK-PLJK-TIJK-INV-1/0013 tanggal 22 Januari 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan

Pajak PPN sebesar US$ 541,400.30,12. Faktur Pajak Nomor 030-000-08.00000001 tanggal 22 Januari 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan

Pajak PPN sebesar Rp5.085.914.418,00,13. Invoice Nomor 25JK-PLJK-TIJK-INV-2/0013 tanggal 22 Januari 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan

Pajak PPN sebesar US$ 10,917.57,14. Faktur Pajak Nomor 030-000-08.00000002 tanggal 22 Januari 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan

Pajak PPN sebesar Rp102.559.653,00,15. Invoice Nomor 25JK-PLJK-TIJK-INV-4/0013 tanggal 22 April 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan Pajak

PPN sebesar US$ 122,310.09,16. Faktur Pajak Nomor 030-000-08.00000017 tanggal 22 April 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan Pajak

PPN sebesar Rp1.124.788.050,00,17. Invoice Nomor 25JK-PLJK-TIJK-INV-1/0016 tanggal 22 April 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan Pajak

PPN sebesar US$ 851,943.95,18. Faktur Pajak Nomor 030-000-08.00000018 tanggal 22 April 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan Pajak

PPN sebesar Rp7.834.646.953,00,19. Invoice Nomor 25JK-PLJK-TIJK-INV-2/0016 tanggal 22 April 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan Pajak

PPN sebesar US$ 4,726.66,20. Faktur Pajak Nomor 030-000-08.00000019 tanggal 22 April 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan Pajak

PPN sebesar Rp43.466.391,00,21. Invoice Nomor 25JK-PLJK-TIJK-INV-1/0017 tanggal 27 Mei 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan Pajak

PPN sebesar US$ 327,011.47,22. Faktur Pajak Nomor 030-000-08.00000028 tanggal 13 Juni 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan Pajak

PPN sebesar Rp3.045.327.016,00,23. Invoice Nomor 25JK-PLJK-TIJK-INV-1/0018 tanggal 24 Juni 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan Pajak

PPN sebesar US$ 175,910.02,24. Faktur Pajak Nomor 030-000-08.00000035 tanggal 24 Juni 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan Pajak

PPN sebesar Rp1.591.424.838,00,25. Invoice Nomor 25JK-PLJK-TIJK-INV-2/0020 tanggal 26 Agustus 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan

Pajak PPN sebesar US$ 24,685.55,26. Faktur Pajak Nomor 030-000-08.00000048 tanggal 1 September 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan

Pajak PPN sebesar Rp251.068.801,00,27. Invoice Nomor 25JK-PLJK-TIJK-INV-2/0022 tanggal 21 Oktober 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan

Pajak PPN sebesar US$ 5,693.55,28. Faktur Pajak Nomor 031-000-09.00000003 tanggal 23 Januari 2009 dengan nilai Dasar Pengenaan

Pajak PPN sebesar Rp63.517.244,00,29. Invoice Nomor 25JK-PLJK-TIJK-INV-1/0024 tanggal 23 Desember 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan

Pajak PPN sebesar US$ 55,590.49,30. Faktur Pajak Nomor 030-000-08.00000065 tanggal 23 Desember 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan

Pajak PPN sebesar Rp614.975.355,00,31. Invoice Nomor 25JK-PLJK-TIJK-INV-2/0024 tanggal 23 Desember 2008 dengan nilai Dasar Pengenaan

Pajak PPN sebesar US$ 9,682.63,32. Faktur Pajak Nomor 031-000-09.00000004 tanggal 23 Januari 2009 dengan nilai Dasar Pengenaan

Pajak PPN sebesar Rp108.019.420,00,33. General Ledger terkait transaksi,

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan Majelis dalam persidangan dan penelitian terhadap data dan dokumen yang disampaikan serta hasil uji bukti, diperoleh fakta-fakta sebagai berikut :

bahwa berdasarkan bukti di atas diperoleh fakta bahwa Pemohon Banding telah menerbitkan invoice dan faktur pajak atas transaksi dengan nilai Dasar Pengenaan Pajak PPN sebesar Rp51.921.532.681,00;

bahwa transaksi yang dilakukan oleh Pemohon Banding dengan nilai Dasar Pengenaan Pajak PPN sebesarRp51.921.532.681,00 adalah transaksi dengan PT Makmur Sejahtera Wisesa dan PT Total E&P Indonesia;

bahwa fakta dan pendapat Majelis atas masing-masing transaksi Pemohon Banding dengan PT MakmurSejahtera Wisesa dan PT Total E&P Indonesia adalah sebagai berikut :

1. bahwa transaksi Pemohon Banding dengan PT Makmur Sejahtera Wisesa dengan invoice NomorMSW/PLI-MSW/INV/RR/01 tanggal 22 Mei 2008 dengan total tagihan termasuk PPN sebesar Euro783,230.03, dan Faktur Pajak Nomor 010-000-08.00000024 tanggal 22 Mei 2008 dengan DPP PPNsebesar Rp10.227.916.151,00 dan PPN sebesar Rp1.022.791.615,00;

2. bahwa transaksi Pemohon Banding dengan PT Makmur Sejahtera Wisesa dengan invoice NomorMSW/PLI-MSW/INV/RR/02 tanggal 7 Juli 2008 dengan total tagihan termasuk PPN sebesar Euro783,230.03, dan Faktur Pajak Nomor 010-000-08.00000039 tanggal 7 Juli 2008 dengan DPP PPNsebesar Rp10.347.928.352,00 dan PPN sebesar Rp1.034.792.835,00;

3. bahwa transaksi Pemohon Banding dengan PT Makmur Sejahtera Wisesa dengan invoice NomorMSW/PLI-MSW/INV/RR/03 tanggal 19 September 2008 dengan total tagihan termasuk PPN sebesar

Page 7: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

Euro 783,230.03, dan Faktur Pajak Nomor 010-000-08.00000052 tanggal 19 September 2008 denganDPP PPN sebesar Rp9.368.527.681,00 dan PPN sebesar Rp936.852.768,00;

bahwa atas transaksi-transaksi tersebut di atas Pemohon Banding mencatatkan pada ledger tahun 2008 sebagai pembayaran dimuka, sebagaimana bukti general ledger yang diserahkan oleh Pemohon Banding dan atas transaksi-transaksi tersebut terdapat bukti berupa invoice dan faktur pajak;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berpendapat transaksi-transaksi tersebut adalah pembayaran dimuka, sehingga belum merupakan penerimaan bagi Pemohon Banding untuk tahun berjalan yaitu tahun2008, dengan demikian penerimaan atas transaksi-transaksi tersebut bukan merupakan peredaran usaha tahun 2008;

4. bahwa transaksi Pemohon Banding dengan PT Makmur Sejahtera Wisesa dengan invoice Nomor MSW/PLI-MSW/INV/RA/ONSHORE/001 tanggal 26 September 2008 dengan total tagihan termasuk PPN sebesar Euro 124,110.63, dan Faktur Pajak Nomor 011-000-08.00000061 tanggal 19 November2008 dengan DPP PPN sebesar Rp1.647.856.245,00 dan PPN sebesar Rp164.785.624,00;

5. bahwa transaksi Pemohon Banding dengan PT Total E&P Indonesie dengan invoice Nomor 25JK-PLJK- TIJK-INV-4/0016 tanggal 22 April 2008 dengan total tagihan termasuk PPN sebesar US$ 134,541.10, dan Faktur Pajak Nomor 030-000-08.00000017 tanggal 22 April 2008 dengan DPP PPN sebesar Rp1.124.788.050,00 dan PPN sebesar Rp112.478.805,00;

6. bahwa transaksi Pemohon Banding dengan PT Total E&P Indonesie dengan invoice Nomor 25JK-PLJK- TIJK-INV-1/0016 tanggal 22 April 2008 dengan total tagihan termasuk PPN sebesar US$ 937,138.34, dan Faktur Pajak Nomor 030-000-08.00000018 tanggal 22 April 2008 dengan DPP PPN sebesar Rp7.834.646.953,00 dan PPN sebesar Rp783.464.695,00;

7. bahwa transaksi Pemohon Banding dengan PT Total E&P Indonesie dengan invoice Nomor 25JK-PLJK- TIJK-INV-2/0016 tanggal 22 April 2008 dengan total tagihan termasuk PPN sebesar US$ 5,199.22, dan Faktur Pajak Nomor 030-000-08.00000019 tanggal 22 April 2008 dengan DPP PPN sebesar Rp43.466.391,00 dan PPN sebesar Rp4.346.639,00;

8. bahwa transaksi Pemohon Banding dengan PT Total E&P Indonesie dengan invoice Nomor 25JK-PLJK- TIJK-INV-1/0017 tanggal 27 Mei 2008 dengan total tagihan termasuk PPN sebesar US$ 359,712.62, dan Faktur Pajak Nomor 030-000-08.00000028 tanggal 13 April 2008 dengan DPP PPN sebesar Rp3.045.327.016,00 dan PPN sebesar Rp304.532.702,00;

bahwa atas transaksi-transaksi tersebut di atas Pemohon Banding telah mencatatkan pada ledger tahun2008 sebagai penerimaan, sebagaimana bukti general ledger yang diserahkan oleh Pemohon Banding dan atas transaksi-transaksi tersebut terdapat bukti berupa invoice dan faktur pajak;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berpendapat transaksi-transaksi tersebut telah dicatat oleh Pemohon Banding dalam general ledger sebagai penerimaan tahun 2008, sehingga atas transaksi-transaksi tersebut yang dikoreksi Terbanding sebagai penghasilan adalah tidak benar karena telah dicatat oleh Pemohon Banding sebagai penerimaan tahun 2008, dengan demikian jumlah yang dikoreksi Terbanding bukan merupakan peredaran usaha tahun 2008;

9. bahwa transaksi Pemohon Banding dengan PT Makmur Sejahtera Wisesa dengan invoice Nomor MSW/PLI-MSW/INV/RA/ONSHORE/002-1 tanggal 19 November 2008 dengan total tagihan termasuk PPN sebesar Euro 34,916.39, dan Faktur Pajak Nomor 011-000-08.00000058 tanggal 19 November2008 dengan DPP PPN sebesar Rp463.596.126,00 dan PPN sebesar Rp46.359.613,00;

10. bahwa transaksi Pemohon Banding dengan PT Total E&P Indonesie dengan invoice Nomor 25JK-PLJK- TIJK-INV-2/0022 tanggal 21 Oktober 2008 dengan total tagihan termasuk PPN sebesar US$ 6,262.91, dan Faktur Pajak Nomor 031-000-09.00000003 tanggal 23 Januari 2009 dengan DPP PPN sebesar Rp63.517.244,00 dan PPN sebesar Rp6.351.724,00;

11. bahwa transaksi Pemohon Banding dengan PT Total E&P Indonesie dengan invoice Nomor 25JK-PLJK- TIJK-INV-1/0024 tanggal 21 Oktober 2008 dengan total tagihan termasuk PPN sebesar US$ 61,149.54, dan Faktur Pajak Nomor 030-000-08.00000065 tanggal 23 Desember 2008 dengan DPP PPN sebesar Rp614.975.355,00 dan PPN sebesar Rp61.497.535,00;

bahwa atas transaksi-transaksi tersebut di atas Pemohon Banding mencatatkan pada ledger tahun 2009 sebagai penerimaan, sebagaimana bukti general ledger yang diserahkan oleh Pemohon Banding dan atas transaksi-transaksi tersebut terdapat bukti berupa invoice dan faktur pajak;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berpendapat bahwa transaksi-transaksi tersebut adalah transaksi yang terjadi pada tahun 2008, sehingga atas transaksi-transaksi tersebut merupakan penerimaan pada tahun2008 dan harus dilaporkan pada tahun 2008, dengan demikian maka penerimaan tersebut adalah peredaran usaha tahun 2008;

12. bahwa transaksi Pemohon Banding dengan PT Total E&P Indonesie dengan invoice Nomor 25JK-PLJK- TIJK-INV-1/0013 tanggal 22 Januari 2008 dengan total tagihan termasuk PPN sebesar US$ 595,540.33,

Page 8: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

dan Faktur Pajak Nomor 030-000-08.00000001 tanggal 22 Januari 2008 dengan DPP PPN sebesarRp5.085.914.418,00 dan PPN sebesar Rp508.591.442,00;

13. bahwa transaksi Pemohon Banding dengan PT Total E&P Indonesie dengan invoice Nomor 25JK-PLJK- TIJK-INV-2/0013 tanggal 22 Januari 2008 dengan total tagihan termasuk PPN sebesar US$ 12,009.33, dan Faktur Pajak Nomor 030-000-08.00000002 tanggal 22 Januari 2008 dengan DPP PPN sebesar Rp102.559.653,00 dan PPN sebesar Rp10.255.965,00;

14. bahwa transaksi Pemohon Banding dengan PT Total E&P Indonesie dengan invoice Nomor 25JK-PLJK- TIJK-INV-1/0018 tanggal 24 Juni 2008 dengan total tagihan termasuk PPN sebesar US$ 193,501.19, dan Faktur Pajak Nomor 030-000-08.00000035 tanggal 24 Juni 2008 dengan DPP PPN sebesar Rp1.591.424.838,00 dan PPN sebesar Rp159.142.484,00;

15. bahwa transaksi Pemohon Banding dengan PT Total E&P Indonesie dengan invoice Nomor 25JK-PLJK- TIJK-INV-2/0020 tanggal 26 Agustus 2008 dengan total tagihan termasuk PPN sebesar US$ 27,154.03, dan Faktur Pajak Nomor 030-000-08.00000048 tanggal 1 September 2008 dengan DPP PPN sebesar Rp251.068.801,00 dan PPN sebesar Rp25.106.880,00;

16. bahwa transaksi Pemohon Banding dengan PT Total E&P Indonesie dengan invoice Nomor 25JK-PLJK- TIJK-INV-2/0024 tanggal 23 Desember 2008 dengan total tagihan termasuk PPN sebesar US$10,650.89, dan Faktur Pajak Nomor 031-000-09.00000004 tanggal 23 Januari 2009 dengan DPP PPNsebesar Rp614.975.355,00 dan PPN sebesar Rp61.497.535,00;

bahwa atas transaksi-transaksi tersebut di atas Pemohon Banding mencatatkan pada ledger sales tahun2008, namun setelah Majelis melakukan penelitian terhadap data dan bukti yang diserahkan PemohonBanding diketahui bahwa nilai dalam ledger tidak sama dengan nilai DPP PPN yang ada dalam faktur pajak;

bahwa dalam ledger yang disampaikan Pemohon Banding tidak mencantumkan nomor faktur pajak, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa pencatatan dalam ledger merupakan pencatatan atas DPP PPN yang ada pada faktur pajak dan invoice di atas;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berpendapat bahwa transaksi-transaksi tersebut adalah transaksi yang terjadi pada tahun 2008, sehingga atas transaksi-transaksi tersebut merupakan penerimaan pada tahun2008 dan harus dilaporkan pada tahun 2008, dengan demikian maka penerimaan tersebut adalah peredaran usaha tahun 2008;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berpendapat bahwa penerimaan Pemohon Banding yang bukan merupakan peredaran usaha tahun 2008 adalah sebesar Rp43.640.456.830,00 dengan rincian sebagai berikut :

No. Uraian Nomor Faktur Pajak Tanggal FP Nilai (Rp)

1.2.3.4.5.6.7.8.

PT Makmur Sejahtera WisesaPT Makmur Sejahtera Wisesa PT Makmur Sejahtera Wisesa PT Makmur Sejahtera Wisesa Total E & P IndonesieTotal E & P IndonesieTotal E & P IndonesieTotal E & P Indonesie

010-000-0800000024010-000-0800000039010-000-0800000052010-000-0800000061030-000-0800000017030-000-0800000018030-000-0800000019030-000-0800000028

22/05/200807/07/200819/09/200819/11/200822/04/200822/04/200822/04/200813/06/2008

10.227.916.15010.347.928.3509.368.527.6801.647.856.2401.124.788.0507.834.646.950

43.466.3903.045.327.020

Jumlah 43.640.456.830

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berpendapat bahwa penerimaan Pemohon Banding yang merupakan peredaran usaha tahun 2008 adalah sebesar Rp8.281.075.851,00 dengan rincian sebagai berikut:

No. Uraian Nomor Faktur Pajak Tanggal FP Nilai (Rp)

1.2.3.4.5.6.7.8

PT Makmur Sejahtera WisesaTotal E & P Indonesie Total E & P Indonesie Total E & P Indonesie Total E & P Indonesie Total E & P Indonesie Total E & P Indonesie Total E & P Indonesie

010-000-0800000058030-000-0800000001030-000-0800000002030-000-0800000035030-000-0800000048030-000-0900000003030-000-0800000065030-000-0900000004

19/11/200822/01/200822/01/200824/06/200826/08/200823/01/200923/12/200823/01/2009

463.596.1305.085.914.418

102.559.6531.591.424.840

251.068.80063.517.240

614.975.350108.019.420

Jumlah 8.281.075.851

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berksimpulan koreksi Terbanding atas Peredaran Usaha berupa Invoice yang belum diterbitkan sebesar Rp51.921.532.681,00, tidak dapat dipertahankan sebesar Rp43.640.456.830,00 dan atas selisihnya yaitu Rp8.281.075.851,00 (Rp51.921.532.681,00 - Rp43.640.456.830,00 =

Page 9: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

Rp8.281.075.851,00) tetap dipertahankan;

2. Koreksi HPP berupa pembelian impor sebesar Rp20.655.580.561,00

Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan uraian di atas diusulkan untuk menerima sebagian keberatan Pemohon Banding sebesar Rp 616.356.484,00 ( koreksi E131 sebesar Rp52.308.685,00 + E132 sebesar Rp34.961.819,00 + E133 sebesar Rp520.960.980,00 + E134 sebesar Rp8.125.000,00) dan mempertahankan koreksi positif harga pokok penjualan sebesar Rp 23.065.125.576,00 (Rp23.681.482.060,00 dikurangi Rp616.356.484,00);

Menurut Pemohon : bahwa atas koreksi akun biaya no E131-E135 sebesar Rp 1.187.659.622,00Pemohon Banding telah menyerahkan seluruh dokumen pendukung atas koreksi tersebut pada saat proses pemeriksaan beserta penjelasan lisan atas transaksi di atas. Menurut Pemohon Banding, akun Biaya-biaya tersebut merupakan biaya unutk kepentingan usaha perusahaan yang sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) UU No. 17Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan dapat dibebankan sebagai biaya;

Menurut Majelis : bahwa Terbanding pada proses pemeriksaan melakukan koreksi atas Harga PokokPenjualan sebesar Rp30.421.743.951,00;

bahwa Pemohon Banding mengajukan keberatan atas koreksi Harga Pokok Penjualan tersebut, dengan menyatakan nilai koreksi yang diajukan keberatan sebesar Rp23.681.482.060,00;

bahwa pada proses penelitian keberatan, Terbanding mengabulkan sebagian keberatan Pemohon Banding atas koreksi Harga Pokok Penjualan, sehingga koreksi Harga Pokok Penjualan sampai dengan Surat Keputusan Keberatan adalah Rp20.655.580.561,00;

bahwa koreksi Harga Pokok Penjualan sebesar Rp20.655.580.561,00 tersebut merupakan pembelian impor yang dikoreksi berdasarkan rekap PIB yang kemudian dibandingkan dengan biaya pembelian impor menurut SPT Tahunan PPh Badan dan selisihnya dikoreksi oleh Terbanding;

bahwa Pemohon Banding mencatatkan pembelian impor pada General Ledger sebesar Rp43.059.219.026,00 dan atas pencatatan tersebut, Terbanding hanya mengakui Rp22.403.638.465,00 pada akun E145 – Consumtion Imp-B dan mengkoreksi sisanya sebesar Rp20.655.580.561,00;

bahwa dalam proses persidangan dilakukan uji bukti yang meliputi uji bukti Jumlah Pembelian per PIB 2008, uji bukti Faktor Penyesuaian-Master List, uji bukti Faktor Penyesuaian-Local Purchase, bukti Faktor Penyesuaian-Import 2007, bukti Faktor Penyesuaian-Import material send to Batam, bukti Faktor Penyesuaian-Material directly install to Barge at Batam Terbanding pada pokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut:

bahwa dalam proses uji bukti Jumlah Pembelian per PIB 2008, Pemohon Banding menyerahkan rekapitulasi pembelian impor berdasarkan PIB dengan nilai total sebesar Rp22.335.303.686,00 atau terdapat selisih sebesar Rp68.334.779,00 dibanding dengan perhitungan Terbanding sebesar Rp22.403.638.465,00;

bahwa dalam proses uji bukti Faktor Penyesuaian-Master List sebesar Rp15.589.793.745,00 diketahui rincian sebagai berikut:

- transaksi dengan Ameron (Pte) Ltd senilai Rp326.880.102,00 dengan keterangan Pemohon Banding telah menunjukan bukti pendukung berupa perraturan KMK nomor 811/KM.4/2008, PIB Nomor 004178 tanggal 28 Mei 2008, dan invoice nomor 14072, namun Pemohon Banding tidak dapat menunjukan bukti pembayaran atas transaksi pembelian impor tersebut;- transaksi dengan Ameron (Pte) Ltd senilai Rp1.397.596.737,00 dengan keterangan Pemohon Banding telah menunjukan bukti pendukung berupa KMK Nomor 811/KM.4/2008, invoice nomor 14039, namun Pemohon Banding tidak dapat menunjukan bukti PIB maupun bukti pembayaran atas transaksi pembelian impor tersebut, serta terdapat perbedaan nilai invoice dengan nilai yang tercatat pada ledger;- transaksi dengan Cavicel SPA senilai Rp755.787.217,00 dengan keterangan Pemohon Banding telah menunjukan bukti pendukung berupa KMK Nomor 1363/KM.4/2008, PIB Nomor 005574 tanggal 09 Juli 2008, dan export Invoice, namun Pemohon Banding tidak dapat menunjukan bukti pembayaran atas transaksi pembelian impor tersebut;- transaksi dengan KSB Bombas Hidraulicas senilai Rp13.109.529.690,00 dengan keterangan PemohonBanding telah menunjukan bukti pendukung berupa KMK Nomor 811/KM.4/2008, PIB Nomor 003831 tanggal15 Mei 2008, PIB Nomor 003987 tanggal 22 Mwi 2008, invoice dan purchase order, namun PemohonBanding tidak dapat menunjukan bukti pembayaran atas transaksi pembelian impor tersebut;

bahwa dalam proses uji bukti Faktor Penyesuaian-Local Purchase sebesar Rp4.877.992.879,00, Pemohon banding telah menunjukan bukti Faktur Pajak, invoice, purchase order, delivery order, payment voucher, namun Pemohon Banding tidak dapat menunjukan bukti transfer/rekening koran yang terkait dengan transaksi pembelian tersebut;

bahwa dalam proses uji bukti Faktor Penyesuaian-Import 2007 sebesar Rp48.491.433,00, diketahui rincian

Page 10: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

sebagai berikut- transaksi dengan Ameron (Pte) Ltd senilai Rp37.133.829,00 dengan keterangan Pemohon Banding menunjukan bukti tax invoice yang nilainya berbeda dengan nilai yang terdapat pada ledger dan Pemohon Banding tidak dapat menunjukan bukti PIB maupun bukti pembayaran atas transaksi pembelian impor tersebut;- transaksi dengan Goodwin International senilai Rp11.357.433,00 dengan keterangan Pemohon Banding menunjukan bukti invoice dan purchase order, namun Pemohon Banding tidak dapat menunjukan bukti PIB maupun bukti pembayaran atas transaksi pembelian impor tersebut;

bahwa dalam proses uji bukti Faktor Penyesuaian-Import material send to Batam sebesar Rp421.413.200,00, Pemohon Banding menjelaskan bahwa terdapat pembelian kepada Raterpillar Machineries & Services yang langsung dikirim kepada PT Loh & Loh Construction berkedudukan di Batam yang belum diperhitungkan oleh terbanding. Atas transaksi tersebut Pemohon Banding menunjukan bukti tax invoice dan payment voucher, namun Pemohon Banding tidak dapat menjelaskan keterkaitan Pemohon Banding dengan PT Loh & Loh Construction, serta bukti pembayaran atas transaksi pembelian impor tersebut;

bahwa dalam proses uji bukti Faktor Penyesuaian-Material directly install to Barge at Batam sebesar Rp518.109.209.00, Pemohon Banding menjelaskan bahwa transaksi tersebut dilakukan dengan KTL Offshore (Pte) Ltd dan langsung dikirim kepada PT Loh & Loh Construction berkedudukan di Batam. Pemohon Banding menunjukan bukti tax invoice, packing list, dan purchase order, namun Pemohon Banding tidak dapat menjelaskan keterkaitan Pemohon Banding dengan PT Loh & Loh Construction, serta bukti pembayaran atas transaksi pembelian impor tersebut;

bahwa dalam proses uji bukti Pemohon Banding pada pokoknya menyampaikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pembelian dengan masterlist sejumlah Rp15.589.793.745,00

bahwa lawan transaksi Pemohon Banding yaitu Ameron Pte, Ltd., Cavicel S.P.A., dan KSB BombasHidraulicas merupakan perusahaan yang pengadaan barangnya dicakup dalam masterlist;

bahwa Pemohon telah menunjukkan dokumen berupa masterlist, PIB dan Invoice sehubungan dengan pembelian dengan lawan transaksi di atas;

b. Pembelian lokal sejumlah Rp4.877.992.879,00

bahwa Pemohon Banding melakukan pembelian lokal dengan supplier lokal dan melakukan kesalahan dalam memposting pembelian lokal ke dalam akun pembelian impor;

bahwa berdasarkan bukti yang ditunjukkan Pemohon Banding berupa Invoice dan Faktur Pajak, seharusnya pembelian lokal tersebut di atas tetap dapat menjadi pengurang penghasilan kena pajak;

c. Pembellian Impor tahun 2007 sejumlah Rp48.491.433,00

bahwa salah satu pembelian impot Pemohon Banding adalah untuk customer Pemohon Banding yaitu TotalE&P Indonesie sejumlah Rp37.133.829,00 yang Pemohon Banding lakukan melalui Ameron Pte, Ltd.;

bahwa pada dasarnya transaksi ini terjadi di tahun 2008 namun dikategorikan sebagai impor tahun 2007, karena kesalahan ketik dalam dokumen Bill of Lading dari Ameron Pte, Ltd.;

bahwa Pemohon Banding juga melakukan pembelian impor di tahun 2007 sejumlah Rp11.357.604,00 yang dibebankan di tahun 2008 karena bahan-bahan tersebut baru digunakan tahun 2008;

a. Pembelian impor material yang dikirim ke Batam sejumlah Rp421.413.200,00

bahwa transaksi ini merupakan pembeian material dari vendor di Singapura untuk dikirim ke lokasi proyek diBatam;

bahwa untuk mempermudah pengiriman, dokumen invoice harus ditujukan kepada pemilik lahan dimana proyek dilangsungkan sehingga dapat langsung masuk area tersebut, atas pembelian material ini tidak memerlukan PIB, kesalahan Pemohon Banding adalah kesalahan kategori transaksi;

e. Pembelian material directly install to barge at Batam sejumlah Rp518.109.209,00

bahwa transaksi ini merupakan pembelian material yang langsung diinstall ke barge dan transaksi ini tidak memerlukan PIB karena dilakukan di Batam dan dikirim langsung oleh vendor Pemohon Banding di Singapura;

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis dalam persidangan dan penelitian terhadap bukti yang disampaikan para pihak serta hasil uji bukti, diperoleh fakta-fakta sebagai berikut :

bahwa sengketa Harga Pokok Penjualan yang diperiksa oleh Majelis adalah atas koreksi pembelian impor sebesar Rp20.655.580.561,00;

Page 11: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

bahwa perhitungan koreksi pembelian impor tersebut berasal dari pembelian impor menurut Pemohon Banding sebesar Rp43.059.219.026,00 dibandingkan dengan perhitungan pembelian impor menurut Terbanding yaitu Rp22.403.638.465,00, sehingga diperoleh selisih yang merupakan koreksi sebesar Rp20.655.580.561,00;

bahwa selisih pembelian impor sebesar Rp20.655.580.561,00 tersebut, berdasarkan hasil uji bukti dan hasil pemeriksaan Majelis terhadap Laporan Pemeriksaan Pajak dan Laporan Penelitian Keberatan adalah dengan perhitungan sebagai berikut :

1. Inventory Rp 1.204.830.321,00Rp15.589.793.745,002. Master List

3. Local Purchase Rp 4.877.992.879,004. Invoice Tahun 2007 Rp 4.555.483.164,005. Impor Tahun 2007 Rp 48.491.433,006. Impor Material Send to Batam Rp 421.413.200,007. Material directly install to barge at Batam Rp 518.109.209,008. By Courier Rp 7.067.963,009. Adjusment (Rp 819.353.116,00)

Rp26.403.928.798,0010. Selisih kurs (Rp 527.448.646,00)11. Pencatatan bea masuk tidak di account

pembelian impor (Rp 5.152.564.811,00)( Rp6.499.366.573,00) Rp20.723.815.341,00

bahwa jumlah dari perhitungan koreksi pembelian impor tersebut di atas sebesar Rp20.723.815.341,00 tidak sesuai dengan koreksi atas pembelian impor pada proses pemeriksaan dan keberatan yaitu sebesar Rp20.655.580.561,00, hal ini disebabkan karena terdapat perbedaan nilai pembelian impor berdasarkan rekapitulasi PIB menurut Pemohon Banding yaitu sebesar Rp22.335.303.686,00 sedangkan beradasrkan perhitungan Terbanding pada proses pemeriksaan adalah Rp22.403.638.465,00 sehingga terdapat selisih sebesar Rp68.334.779,00;

bahwa pendapat Majelis atas koreksi Harga Pokok Penjualan berupa pembelian impor sebesarRp20.655.580.561,00 berdasarkan perhitungan di atas adalah sebagai berikut :

1. Inventory sebesar Rp1.204.830.321,00

bahwa atas koreksi Harga Pokok Penjualan berupa pembelian impor sebesar Rp20.655.580.561,00 terdapat nilai inventory yang tidak diakui oleh Terbanding sebesar Rp1.204.830.321,00;

bahwa Pemohon Banding tidak menyerahkan data-data terkait nilai inventory, sehingga atas nilai inventory sebesar Rp1.204.830.321,00 tidak ada bukti yang dapat menyakinkan Majelis bahwa nilai sejumlah tersebut merupakan unsur harga pokok penjualan;

bahwa berdasarkan uraian di atas Majelis berpendapat bahwa Pemohon Banding tidak dapat membuktikan nilai sebesar Rp1.204.830.321,00 adalah unsur harga pokok penjualan, sehingga Majelis berkeyakinan koreksi Terbanding atas Harga Pokok Penjualan berupa inventory sebesar Rp1.204.830.321,00 telah benar;

2. Master List sebesar Rp15.589.793.745,00

bahwa koreksi Harga Pokok Penjualan berupa pembelian impor sebesar Rp20.655.580.561,00 terdapat pembelian dengan Master List sebesar Rp15.589.793.745,00 yang tidak diakui Terbanding sebagai unsur harga pokok penjualan;

bahwa pembelian dengan Master List sebesar Rp15.589.793.745,00 tersebut terdiri dari :

- Pembelian ke Ameron Pte, Ltd. dengan Invoice Nomor 14072 dan Purchase Order Nomor 14144 dengan nilai transaksi sebesar US$35,517.59 atau Rp326.880.102,00

- Pembelian ke Ameron Pte, Ltd. dengan Invoice Nomor 14039 dan Purchase Order Nomor 15187 dengan nilai transaksi sebesar US$154,333.59 atau Rp1.397.596.737,00

- Pembelian ke Cavicel SPA dengan Invoice Nomor 2008-EFST-0000258 dan Purchase Order Nomor14194 dengan nilai transaksi sebesar US$51,771.00 atau Rp755.787.217,00

- Pembelian ke KSB Bombas Hidraulicas dengan Invoice Nomor KSBE/494/07 dan Purchase OrderNomor 11675 dengan nilai transaksi sebesar US$1,444,000.00 atau Rp13.109.529.690,00

bahwa pendapat Majelis atas masing-masing transaksi terkait pembelian impor dengan Masrte List tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pembelian ke Ameron Pte, Ltd. dengan Invoice Nomor 14072 dan Purchase Order Nomor 14144 dengan nilai transaksi sebesar Rp326.880.102,00,

Page 12: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

bahwa Pemohon Banding menyerahkan bukti yaitu Keputusan Menteri Keuangan Nomor 811/KM.4/2008 tanggal 15 April 2008 beserta lampirannya, Invoice Nomor 14072 tanggal 27 Maret 2008 dengan nilai sebesar US$35,517.59, Purchase Order Nomor 14144 tanggal 27 Maret 2008 dan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) tertanggal 14 Mei 2008 dengan nilai CIF US$35,517.59;

bahwa dari bukti-bukti yang diserahkan oleh Pemohon Banding tersebut Majelis berpendapat bahwa terdapat pembelian yang dilakukan ke Ameron Pte, Ltd. dengan nilai transaksi sebesar US$35,517.59;

bahwa pembelian yang dilakukan oleh Pemohon Banding tersebut merupakan unsur harga pokok penjualan sehingga dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan;

b. Pembelian ke Ameron Pte, Ltd. dengan Invoice Nomor 14039 dan Purchase Order Nomor 15187 dengan nilai transaksi sebesar Rp1.397.596.737,00

bahwa Pemohon Banding menyerahkan bukti yaitu Keputusan Menteri Keuangan Nomor 811/KM.4/2008 tanggal 15 April 2008 beserta lampirannya, Invoice Nomor 14039 tanggal 4 Maret 2008 dengan nilai sebesar US$154,333.59, dan Purchase Order Nomor 15187 tanggal 4 Maret 2008;

bahwa dari bukti-bukti yang diserahkan oleh Pemohon Banding tersebut Majelis berpendapat bahwa tidak terbukti pembelian yang dilakukan oleh Pemohon Banding merupakan pembelian impor karena tidak terdapat Pemberitahuan Impor Barang yang menunjukkan adanya impor yang dilakukan Pemohon Banding ke Ameron Pte, Ltd. dengan nilai transaksi sebesar US$154,333.59;

bahwa berdasarkan uraian di atas, maka nilai sebesar US$154,333.59 bukan merupakan pembelian, sehingga bukan unsur harga pokok penjualan yang dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan;

c. Pembelian ke Cavicel SPA dengan Invoice Nomor 2008-EFST-0000258 dan Purchase Order Nomor14194 dengan nilai transaksi sebesar Rp755.787.217,00

bahwa Pemohon Banding menyerahkan bukti yaitu Keputusan Menteri Keuangan Nomor 811/KM.4/2008 tanggal 15 April 2008 beserta lampirannya, Invoice Nomor 14072 tanggal 27 Maret 2008 dengan nilai sebesar US$35,517.59, Purchase Order Nomor 14144 tanggal 27 Maret 2008 dan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) tertanggal 14 Mei 2008 dengan nilai CIF US$35,517.59;

bahwa dari bukti-bukti yang diserahkan oleh Pemohon Banding tersebut Majelis berpendapat bahwa terdapat pembelian yang dilakukan ke Ameron Pte, Ltd. dengan nilai transaksi sebesar US$35,517.59;

bahwa pembelian yang dilakukan oleh Pemohon Banding tersebut merupakan unsur harga pokok penjualan sehingga dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan;

d. Pembelian ke KSB Bombas Hidraulicas dengan Invoice Nomor KSBE/494/07 dan Purchase OrderNomor 11675 dengan nilai transaksi sebesar US$1,444,000.00 atau Rp13.109.529.690,00

bahwa Pemohon Banding menyerahkan bukti yaitu Keputusan Menteri Keuangan Nomor 811/KM.4/2008 tanggal 15 April 2008 beserta lampirannya, Invoice Nomor 14072 tanggal 27 Maret 2008 dengan nilai sebesar US$35,517.59, Purchase Order Nomor 14144 tanggal 27 Maret 2008 dan Pemberitahuan Impor Barang (PIB) tertanggal 14 Mei 2008 dengan nilai CIF US$35,517.59;

bahwa dari bukti-bukti yang diserahkan oleh Pemohon Banding tersebut Majelis berpendapat bahwa terdapat pembelian yang dilakukan ke Ameron Pte, Ltd. dengan nilai transaksi sebesar US$35,517.59;

bahwa pembelian yang dilakukan oleh Pemohon Banding tersebut merupakan unsur harga pokok penjualan sehingga dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan;

3. Local Purchase sebesar Rp 4.877.992.879,00

bahwa atas koreksi Harga Pokok Penjualan berupa pembelian impor sebesar Rp20.655.580.561,00 terdapat nilaiLocal Purchase yang tidak diakui oleh Terbanding sebesar Rp4.877.992.879,00;

bahwa Pemohon Banding menyerahkan bukti yaitu Purchase Order, Invoice, Faktur Penjualan, Faktur Pajak dan Surat Jalan terkait dengan transaksi Local Purchase sebesar Rp4.877.992.879,00;

bahwa dari bukti-bukti yang diserahkan oleh Pemohon Banding tersebut Majelis berpendapat bahwa terdapat local purchase (pemeblian lokal) yang dilakukan Pemohon Banding sebesar Rp4.877.992.879,00;

Page 13: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

bahwa pembelian yang dilakukan oleh Pemohon Banding tersebut merupakan unsur harga pokok penjualan sehingga dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan;

4. Invoice yang dibuat tahun 2007 sebesar Rp4.555.483.164,00

bahwa atas koreksi Harga Pokok Penjualan berupa pembelian impor sebesar Rp20.655.580.561,00 terdapat nilaiInvoice yang dibuat tahun 2007 sebesar Rp4.555.483.164,00 yang tidak diakui oleh Terbanding;

bahwa Pemohon Banding tidak menyerahkan data-data terkait Invoice yang dibuat tahun 2007, sehingga atas nilai Invoice yang dibuat tahun 2007 sebesar Rp4.555.483.164,00 tidak ada bukti yang dapat menyakinkan Majelis bahwa nilai sejumlah tersebut merupakan unsur harga pokok penjualan;

bahwa berdasarkan uraian di atas Majelis berpendapat bahwa Pemohon Banding tidak dapat membuktikan nilai sebesar Rp4.555.483.164,00 adalah unsur harga pokok penjualan, sehingga Majelis berkeyakinan koreksi Terbanding atas Harga Pokok Penjualan berupa Invoice yang dibuat tahun 2007 sebesar Rp1.204.830.321,00 telah benar;

5. Impor 2007 sebesar Rp48.491.433,00

bahwa atas koreksi Harga Pokok Penjualan berupa pembelian impor sebesar Rp20.655.580.561,00 terdapat nilai pembelian impor Tahun 2007 sebesar Rp48.491.433,00 yang tidak diakui oleh Terbanding;

bahwa Pemohon Banding menyerahkan bukti berupa Purchase Order, Invoice, Tax Invoice, dan Delivery Order terkait pembelian impor Tahun 2007 sebesar Rp48.491.433,00;

bahwa dari bukti-bukti yang diserahkan oleh Pemohon Banding tersebut Majelis berpendapat bahwa terdapat pembelian impor Tahun 2007 yang ternyata dari bukti-bukti yang disampaikan terbukti bahwa pembelian impor tersebut merupakan pembelian impor Tahun 2008 sebesar Rp48.491.433,00;

bahwa pembelian yang dilakukan oleh Pemohon Banding tersebut merupakan unsur harga pokok penjualan sehingga dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan;

6. Impor Material send to Batam sebesar Rp421.413.200,00

bahwa atas koreksi Harga Pokok Penjualan berupa pembelian impor sebesar Rp20.655.580.561,00 terdapat nilai impor materian send to Batam sebesar Rp421.413.200,00 yang tidak diakui oleh Terbanding;

bahwa Pemohon Banding menyerahkan bukti berupa Purchase Order Nomor PROC/DIIN01/PO/017 Rev.0 tanggal4 Maret 2008 dan Tax Invoice Nomor 7197.03.08 tanggal 4 Maret 2008, terkait impor material send to Batamsebesar Rp421.413.200,00;

bahwa dari bukti-bukti yang diserahkan oleh Pemohon Banding tersebut Majelis berpendapat bahwa terdapat pembelian impor yang langsung dikirim ke Batam karena terdapat proyek Pemohon Banding di Batam dengan nilai pembelian impor 2007 yang ternyata dari bukti-bukti yang disampaikan terbukti bahwa pembelian impor Tahun 2008 sebesar Rp421.413.200,00;

bahwa pembelian yang dilakukan oleh Pemohon Banding tersebut merupakan unsur harga pokok penjualan sehingga dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan;

7. Material directly install to barge at Batam sebesar Rp518.109.209,00

bahwa atas koreksi Harga Pokok Penjualan berupa pembelian impor sebesar Rp20.655.580.561,00 terdapat nilai material directly install to barge at Batam sebesar Rp518.109.209,00 yang tidak diakui oleh Terbanding;

bahwa Pemohon Banding menyerahkan bukti berupa Purchase Order, Tax Invoice, dan Packing List terkait material directly install to barge at Batam sebesar Rp518.109.209,00;

bahwa dari bukti-bukti yang diserahkan oleh Pemohon Banding tersebut Majelis berpendapat bahwa terdapat pembelian material yang langsung di install di Batam karena terdapat proyek Pemohon Banding di Batam dengan nilai pembelian sebesar Rp518.109.209,00;

bahwa pembelian yang dilakukan oleh Pemohon Banding tersebut merupakan unsur harga pokok penjualan sehingga dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan;

8. Pengiriman melalui kurir sebesar Rp7.067.963,00,

Page 14: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

bahwa atas koreksi Harga Pokok Penjualan berupa pembelian impor sebesar Rp20.655.580.561,00 terdapat nilai pengiriman melalui sebesar Rp7.067.963,00 yang tidak diakui oleh Terbanding;

bahwa Pemohon Banding tidak menyerahkan data-data terkait pengiriman melalui kurir, sehingga atas nilai pengiriman melalui kurir sebesar Rp7.067.963,00 tidak ada bukti yang dapat menyakinkan Majelis bahwa nilai sejumlah tersebut merupakan unsur harga pokok penjualan;

bahwa berdasarkan uraian di atas Majelis berpendapat bahwa Pemohon Banding tidak dapat membuktikan nilai sebesar Rp7.067.963,00 adalah unsur harga pokok penjualan, sehingga Majelis berkeyakinan koreksi Terbanding atas Harga Pokok Penjualan berupa pengiriman melalui kurir sebesar Rp7.067.963,00 telah benar;

9. Adjusment sebesar (Rp819.353.116,00)

bahwa atas koreksi Harga Pokok Penjualan berupa pembelian impor sebesar Rp20.655.580.561,00 terdapat nilai adjusment sebesar (Rp819.353.116,00) yang tidak diakui oleh Terbanding;

bahwa Pemohon Banding tidak menyerahkan data-data terkait adjusment, sehingga atas nilai adjusment sebesar (Rp819.353.116,00) tidak ada bukti yang dapat menyakinkan Majelis bahwa nilai sejumlah tersebut merupakan unsur harga pokok penjualan;

bahwa berdasarkan uraian di atas Majelis berpendapat bahwa Pemohon Banding tidak dapat membuktikan nilai sebesar (Rp819.353.116,00) adalah unsur harga pokok penjualan, sehingga Majelis berkeyakinan koreksi Terbanding atas Harga Pokok Penjualan berupa pengiriman melalui kurir sebesar (Rp819.353.116,00) telah benar;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berpendapat pembelian impor yang bukan merupakan unsur HargaPokok Penjualan adalah :

1. Inventory Rp1.204.830.321,00Rp1.397.596.737,00

Rp4.877.992.879,002. Master List3. Local Purchase4. By Courier Rp 7.067.963,005. Adjusment (Rp 819.353.116,00) Jumlah Rp6.668.134.784,00

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berpendapat pembelian impor yang merupakan unsur Harga PokokPenjualan adalah :

1. Master List- Pembelian ke Ameron Pte, Ltd. Rp 326.880.102,00- Pembelian ke Cavicel SPA Rp 755.787.217,00- Pembelian ke KSB Rp13.109.529.690,00Jumlah Rp14.192.197.008,00

2. Invoice Tahun 2007 Rp 4.555.483.164,003. Impor Tahun 2007 Rp 48.491.433,004. Impor Material Send to Batam Rp 421.413.200,005. Material directly install to barge at Batam Rp 518.109.209,00 Jumlah Rp19.735.694.014,00

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis bependapat maka perhitungan nilai pembelian impor yang merupakan unsur Harga Pokok Penjualan adalah sebagai berikut :

Pembelian impor yang merupakan unsur Harga Pokok PenjualanRp19.735.694.014,00 dikurangi :- Selisih kurs (Rp 527.448.646,00)- Pencatatan bea masuk tidak di account

pembelian impor (Rp 5.152.564.811,00)( Rp 6.499.366.573,00)

Jumlah Rp13.067.559.230,00

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding atas Harga Pokok Penjualan berupa pembelian impor sebesar Rp20.655.580.561,00, tidak dapat dipertahankan sebesar Rp13.067.559.230,00 dan selisihnya yaitu Rp7.588.021.331,00 (Rp20.655.580.561,00 – Rp13.067.559.230,00 = Rp7.588.021.331,00) tetap dipertahankan;

3. Koreksi Biaya Usaha sebesar Rp573.032.771,00

Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diusulkan untuk menerima sebagian keberatan Wajib Pajak sebesar Rp60.000.000,00 dan mempertahankan koreksi Terbanding atas koreksi positif Biaya Usaha Lainnya sebesar Rp573.032.771,00 yang terdiri dari E390 Legal Expense sebesar Rp100.000.000,00 dan E430 Custom Duty sebesar Rp473.032.771,00;

Page 15: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding tidak setuju atas sebagian koreksi positif biaya usaha lainnya sebesar Rp 1.618.739.756,00 karena atas biaya legal Expenses dan Custom Duty sebesar Rp 100.000.000,00 dan Rp 473.032.771,00 merupakan biaya untuk kepentingan usaha perusahaan yang sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) UU No. 17Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan dapat dibebankan sebagai biaya;

Menurut Majelis : bahwa Terbanding melakukan koreksi positif atas biaya usaha lainnya pada proses pemeriksaan sebesar Rp1.618.739.756 yang terdiri dari:

E405 – Consultancy/Professional sebesar Rp3.933.250,00 karena merupakan pembayaran asuransi atas kendaraan sedan yang berdasarkan ketentuan menyebutkan bahwa biaya rutin yang berkaitan dengan kendaraan tersebut hanya dapat dibebankan sebesar 50%;E325 – Office Expense sebesar Rp13.528.000,00, karena merupakan biaya pembelian handphone untuk karyawan dan handphone tersebut tidak termasuk dalam aktiva perusahaan, sehingga biaya tersebut tidak dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan;E330 – Guest House Expense sebesar Rp19.883.002,00, karena merupakan biaya hotel untuk tamu yang merupakan pemberian kenikmatan, sehingga tidak dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan;E335 – Insurance sebesar Rp2.197.750,00, karena merupakan pembayaran asuransi atas kendaraan sedan yang berdasarkan ketentuan menyebutkan bahwa biaya rutin yang berkaitan dengan kendaraan tersebut hanya dapat dibebankan sebesar 50%;E385 – Postage & Telegram sebesar Rp946.164.983,00 karena merupakan pembayaran tagihan handphone yang berdasarkan ketentuan bahwa atas biaya rutin tersebut hanya dapat dibebankan 50%;E390 – Legal Expense sebesar Rp100.000.000,00 karena atas biaya tersebut telah diminta dokumen pendukungnya pada saat pemeriksaan, namun Pemohon Banding tidak memberikannya, sehingga atas biaya tersebut dikoreksi oleh Terbanding;E430 – Custom Duty sebesar Rp533.032.771,00 karena atas biaya tersebut telah diminta dokumen pendukungnya pada saat pemeriksaan, namun Pemohon Banding tidak memberikannya, sehingga atas biaya tersebut dikoreksi oleh Terbanding;

bahwa pada proses keberatan, Pemohon Banding hanya mengajukan keberatan atas koreksi E390 – LegalExpense dan E430 – Custom Duty sebesar Rp633.032.771,00;

bahwa Pemohon Banding tetap tidak memberikan bukti pendukung atas biaya E390 – Legal Expense meskipun sudah diminta pada saat proses keberatan, namun tetap tidak diberikan. sehingga koreksi Pemeriksa tetap dipertahankan;

bahwa biaya E430 Custom Duty adalah pengeluaran custom clearance yang ditagihkan oleh PT Batam Samudra dengan invoice nomor 0446/Inv-BS/VI/08 tanggal 10 Juni 2008 sebesar Rp60.000.000,00 dengan Faktur Pajak nomor 010.000-08.00000120 tanggal 10 Juni 2008 dan bukti pembayaran berupa rekening koran Bank Mandiri bulan Juni 2008 dan custom clearance yang ditagihkan oleh ULD Logistics sebesar Rp473.032.771,00 yang tdak didukung dengan invoice tetapi dilengkapi dengan PIB nomor 002500, 002503,002504, tanggal 06 Februari 2006 dan Surat Setoran Pabean Cukai dan Pajak dalam Rangka Impor (SSPCP) atas masing-masing PIB tersebut, serta rekening koran Bank Mandiri bulan Februari 2006 yang menunjukan adanya pembayaran kepada PT ULD Logistics sebesar Rp473.032.771,00;

bahwa berdasarkan hal-hal tersebut, maka Terbanding menerima sebagian keberatan Pemohon Banding sebesar Rp60.000.000 dan mempertahankan koreksi Pemeriksa atas biaya usaha lainnya sebesar Rp573.032.771,00;

bahwa atas koreksi sebesar Rp573.032.771,00 Pemohon Banding dalam persidangan menyatakan dapat menyetujui koreksi Terbanding;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding atas biaya usaha lainnya sebesar Rp573.032.771,00 tetap dipertahankan;

4. Koreksi Biaya yang dikenakan PPh Final dan yang tidak termasuk Objek Pajak/Penyesuai FiskalNegatif sebesar Rp21.926.505.604,00

Menurut Terbanding : bahwa Pemohon Banding tidak dapat membuktikan bahwa WIP atas pekerjaan PT Shell Indonesia sebesar Rp21.926.505.604,00 tidak terkait dengan kontrak antara Pemohon Banding dengan PT Shell Indonesia Nomor 64244 yang telah ditandatangani tanggal 15 September 2008;

Menurut Pemohon : bahwa sedangkan koreksi Terbanding sebesar Rp 21.926.505.604,00 tidak memiliki dasar yang kuat karena kami tidak pernah menerbitkan tagihan sebesar tersebut dan tidak terdapat pencatatan atas pendapatan tersebut;

Menurut Majelis : bahwa koreksi penyesuaian fiskal negatif sebesar (Rp64.454.122.188,00) dilakukan berdasarkan atas PP Nomor 40 Tahun 2009 yang merupakan perubahan atas PP Nomor51 Tahun 2008 dimana diatur bahwa terhadap kontrak yang ditandatangani sejak tanggal01 Agustus 2008, pengenaan pajak penghasilan dilakukan berdasarkan ketentuan PP Nomor 51 Tahun 2008 yaitu penghasilan dari usaha jasa konstruksi bersifat final, karena kontrak dengan PT Shell Indonesia ditandatangani pada tanggal 15 September 2008

Page 16: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

maka atas transaksi tersebut penghasilannya bersifat final;

bahwa koreksi penyesuaian fiskal negatif sebesar (Rp64.454.122.188,00) terdiri atas penjualan kepada PT Shell Indonesia sebesar Rp42.527.616.584,00 dan koreksi WIP atas proyek PT Shell Indonesia sebesar Rp21.926.505.604,00.

bahwa koreksi yang diajukan Pemohon Banding untuk menjadi sengketa adalah koreksi WIP atas proyek PT Shell Indonesia sebesar Rp21.926.505.604,00, sedangkan untuk koreksi atas penjualan kepada PT Shell Indonesia sebesar Rp42.527.616.584,00 sudah disetujui oleh Pemohon Banding;

bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi sebesar Rp21.926.505.604,00 karena koreksi tersebut muncul atas perhitungan Terbanding terkait WIP dan Pemohon Banding menyatakan tidak pernah menerbitkan tagihan tersebut dan tidak terdapat pencatatan atas pendapatan tersebut;

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan Majelis dalam persidangan serta penelitian terhadap data dan dokumen yang disampaikan oleh para pihak diperoleh fakta bahwa pekerja yang dilakukan oleh Pemohon Banding merupakan pekerjaan konstruksi hal ini sesuai dengan Kontrak Engineering, Procurement and Construction Services Contract of The New Fuel Terminal at Pulau Laut, Kalimantan, Indonesia antara Pemohon Banding dengan PT Shell Indonesia Nomor 64244 yang ditandatangani tanggal 15 September 2008;

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10B Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2009 yang merupakan perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Usaha Jasa Konstruksi yang berbunyi :”Terhadap kontrak yang ditandatangani sejak tanggal 1 Agustus 2008, pengenaan Pajak Penghasilan dilakuakn berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi”;

bahwa berdasarkan 10B Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2009 yang merupakan perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Usaha Jasa Konstruksi tersebut dapat disimpulkan bahwa penghasilan dari usaha jasa konstruksi merupakan penghasilan yang bersifat final;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berpendapat penghasilan Pemohon Banding yang berasal dari pekerjaan yang didasarkan pada Kontrak Engineering, Procurement and Construction Services Contract of The New Fuel Terminal at Pulau Laut, Kalimantan, Indonesia antara PT Punj Lloyd Indonesia Pemohon Banding dengan PT Shell Indonesia Nomor 64244, adalah kontrak yang ditandatangani tanggal 15September 2008 sehingga termasuk dalam ketentuan Pasal 10B Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun2009 yang merupakan perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang PajakPenghasilan Usaha Jasa Konstruksi;

bahwa dengan demikian maka penghasilan yang diperoleh merupakan penghasilan yang bersifat final sebagaimana dimaksud dalam 10B Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2009 yang merupakan perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Usaha Jasa Konstruksi;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berkesimpulan koreksi Terbanding atas Biaya yang dikenakan PPh Final dan yang tidak termasuk Objek Pajak/Penyesuai Fiskal Negatif sebesar Rp21.926.505.604,00 tetap dipertahankan;

5. Koreksi Fiskal Positif sebesar Rp369.719.279,00

Menurut Terbanding : bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas diusulkan untuk menolak keberatan Pemohon Banding dan menambah koreksi Penyesuaian Fiskal Positif atas koreksi alokasi biaya di luar usaha untuk project PT Shell Indonesia yang bersifat final sebesar Rp835.887.067,00 sehingga total koreksi butir tersebut menjadi sebesar Rp7.180.055.576,00 (Rp6.344.168.509,00 ditambah 835.887.067,00);

Menurut Pemohon : bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan perhitungan proporsi penghasilan yang dikenakan PPh Final yang dilakukan oleh penelaah keberatan;

Menurut Majelis : bahwa koreksi fiskal positif sebesar Rp23.637.702.062,00 timbul karena pada proses keberatan, Terbanding menolak keberatan Pemohon Banding dan menambah koreksi atas alokasi biaya di luar usaha untuk project PT Shell Indonesia yang bersifat final sebesar Rp835.887.067,00, sehingga total koreksi atas alokasi biaya di luar usaha untuk project PT Shell Indonesia yang bersifat final menjadi Rp7.180.055.576,00;

bahwa dalam Surat Bandingnya menyatakan bahwa koreksi fiskal positif menurut Pemohon Banding adalah sebesar Rp6.810.336.296,00;

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berkesimpulan koreksi fiskal positif yang menjadi sengketa adalah sebesar Rp369.719.279,00 (RP7.180.055.576,00 – Rp6.810.336.296,00 = Rp369.719.279,00);

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan Majelis dalam persidangan serta data dan dokumen yang disampaikan oleh para pihak yang bersengketa diperoleh fakta sebagai berikut :

bahwa pada proses pemeriksaan Terbanding melakukan koreksi penyesuaian fiskal positif sebesar

Page 17: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

Rp22.801.814.995,00 dengan rincian:

- Koreksi positif atas selisih penyusutan komersial di atas penyusutan fiskal sebesar Rp18.814.827,00 karena atas beban penyusutan kendaraan sedan yang dibebankan 100%, seharusnya hanya boleh dibebankan sebesar 50%;

- Koreksi positif alokasi biaya di luar usaha untuk project PT Shell Indonesia yang bersifat final yang tediri atas biaya interest sebesar Rp2.504.844.682,00 dan financial charges sebesar Rp3.839.323.827,00 dan dihitung berdasarkan pengakuan penghasilan tahun 2008, yakni penghasilan yang dikenakan PPh bersifat final dan penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan non final dengan perhitungan sebagai berikut: Rp64.454.122.188,00 / Rp544.518.278.399,00 x 100% = 11,84%

sehingga biaya yang dapat dibebankan adalah:

E810 – Interest Rp 21.155.782.784 11,84% Rp 2.504.844.682E830 – Financial Charges Rp 32.426.721.511 11,84% Rp 3.839.323.827

Rp 53.582.504.295 Rp 6.344.168.509

- Koreksi positif biaya yang langsung berhubungan dengan kontrak PT Shell Indonesia sebesarRp16.438.831.660,00;

bahwa pada proses keberatan,Pemohon Banding hanya mengajukan keberatan atas koreksi alokasi biaya di luar usaha untuk penghasilan final sebesar Rp6.344.168.508,00 dan menyetujui koreksi lainnya, Pemohon Banding tidak setuju dengan persentase penghitungan Pemeriksa karena menurut Pemohon Banding proporsi dan persentase atas penghasilan yang dikenakan PPh Final dan penghasilan yang dikenakan PPh non final adalah sebagai berikut:Rp42.527.616.584,00 / Rp334.525.480.752,00 x 100% =12,71%sehingga biaya yang dikoreksi adalah:

E810 – Interest Rp 21.155.782.784 12,71% Rp 2.688.899.992E830 – Financial Charges Rp 32.426.721.511 12,71% Rp 4.121.436.304

Rp 53.582.504.295 Rp 6.810.336.296

bahwa pada proses penelitian, diketahui jumlah sebesar Rp544.518.278.399,00 yang digunakan oleh Terbanding pada proses pemeriksaan adalah penghasilan usaha sebelum pembahasan akhir hasil pemeriksaan, setelah menerima tanggapan Pemohon Banding atas SPHP, jumlah penghasilan usaha yang dikenai Pajak Penghasilan non final adalah Rp480.984.484.709,00;

bahwa berdasarkan penelitian, Terbanding menolak keberatan Pemohon Banding atas Penyesuaian Fiskal Negatif sebesar Rp21.926.505.604,00 sehingga penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan bersifat final adalah sebesar Rp64.454.122.188,00, sehingga persentase proporsi penghasilan yang dikenakan PPh Final dan yang dikenakan PPh non Final adalah sebagai berikut :

Rp64.454.122.188,00/Rp480.984.484.709,00 x 100% = 13,40%sehingga biaya yang dikoreksi adalahE810 – Interest Rp 21.155.782.784 13,40% Rp 2.834.874.893E830 – Financial Charges Rp 32.426.721.511 13,40% Rp 4.345.180.682

Rp 53.582.504.295 Rp 7.180.055.576

bahwa berdasarkan fakta-fakta di atas, Majelis berpendapat bahwa Terbanding dalam melakukan koreksi penyesuai fiskal positif menghitung dengan menggunakan proposi penghasilan yang dikenakan PPh Final dibandingkan dengan penghasilan yang dikenakan PPh non final;

bahwa atas penghasilan yang dikenakan PPh non final yaitu omset atau peredaran usaha terdapat sengketa dan Majelis telah berkesimpulan atas sengketa tersebut sehingga peredaran usaha menurut Majelis adalah dengan perhitungan sebagai berikut :

Peredaran Usaha menurut Terbanding Rp480.984.484.709,00Koreksi peredara usaha yang tidak dapat dipertahankan :- penjualan lokal / sales domestic Rp19.801.935.070,00- penjualan karena faktur telah diterbitkannamun invoice belum Rp43.640.456.830,00

Rp 63.442.391.900,00 Peredaran Usaha menurut Majelis Rp417.542.092.809,00

bahwa atas penghasilan yang dikenakan PPh final terdapat sengketa dan Majelis telah berkesimpulan untuk mempertahankan koreksi Terbanding atas sengketa tersebut sehingga penghasilan yang bersifat final adalah sebagaimana hasil pemeriksaan yaitu sebesar Rp64.454.122.188,00;

bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, maka persentase proporsi penghasilan yang dikenakan PPh final dan non final adalah :

Rp64.454.122.188,00 / Rp417.542.092.809,00 x 100% = 15,4%

Page 18: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

bahwa proporsi penghasilan yang dikenakan PPh final dan non final adalah 15,4% maka perhitungan biaya interest dan financial charges adalah sebagai berikut :

biaya interest Rp21.155.782.784,00 x 15,4% = Rp3.257.990.548,00 biaya financial charges Rp32.426.721.511,00 x 15,4% =Rp4.993.715.112,00Jumlah Rp8.251.705.660,00

bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis berkesimpulan mempertahankan koreksi Terbanding dan menambah biaya di luar usaha untuk project PT Shell Indonesia yang bersifat final adalah sebesar Rp1.071.650.084,00 sehingga menjadi Rp8.251.705.660,00;

Menimbang : bahwa dalam perkara banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Kredit Pajak;

Menimbang : bahwa dalam perkara banding ini tidak terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak;

Menimbang : bahwa dalam perkara banding ini tidak terdapat sengketa mengenai SanksiAdministrasi, kecuali bahwa besarnya sanksi administrasi tergantung padapenyelesaian sengketa lainnya;

Menimbang : bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berketetapan untuk menggunakan kuasa Pasal 80 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 14Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak untuk mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding, sehingga Penghasilan Neto Pemohon Banding untuk Tahun Pajak 2008 dihitung kembali sebagai berikut:

Penghasilan Neto menurut Terbanding Rp99.043.494.854,00Koreksi yang tidak dapat dipertahankan :1. Peredaran Usaha :

- penjualan lokal / sales domestic Rp19.801.935.070,00- penjualan karena faktur telah diterbitkan

namun invoice belum Rp43.640.456.830,002. Harga Pokok Penjualan Rp13.067.559.230,00Jumlah koreksi yang dibatalkan Rp76.509.951.130,00Penghasilan Neto setelah koreksi dibatalkan Rp22.533.543.724,00Penambahan Koreksi fiskal positif Rp 1.071.650.084,00 Penghasilan Neto menurut Majelis Rp23.605.193.808,00

Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, dan ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini;

Memutuskan : Menyatakan mengabulkan sebagian banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-2026/WPJ.07/2011 tanggal 16 Agustus 2011, tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2008 Nomor: 00013/206/8/058/10 tanggal 25 Mei 2010, atas nama XXX, dengan perhitungan menjadi sebagai berikut:

Penghasilan Neto Rp23.605.193.808,00Kompensasi kerugian Rp 0,00 Penghasilan Kena Pajak Rp23.605.193.808,00Pajak Penghasilan yang terhutang Rp 7.064.058.142,00Kredit Pajak Rp 7.497.612.113,00 Pajak yang kurang/ (lebih) dibayar (Rp 433.553.970,00)

Demikian diputus di Jakarta berdasarkan musyawarah setelah pemeriksaan dalam persidangan dicukupkan pada hari Selasa tanggal 12 Februari 2013 oleh Majelis VIA Pengadilan Pajak, dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut:

Tri Hidayat Wahyudi, Ak., MBA. .........................................…sebagai Hakim Ketua, Drs. Aman A. Sinulingga, Ak. ……………….. ………............sebagai Hakim Anggota, Wishnoe Saleh Thaib, Ak., M.Sc. ………………..….……….sebagai Hakim Anggota,

yang dibantu oleh Ir. Hendaryati, M.M.,…….……………sebagai Panitera Pengganti,

Putusan Nomor Put.61283/PP/M.VIA/15/2015 diucapkan dalam sidang terbuka untukumum oleh Hakim Ketua pada hari Selasa tanggal 5 Mei 2015 dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, sebagai berikut :

Page 19: Tugas ke-3-Undian 7- (1)

Tri Hidayat Wahyudi, Ak., MBA. .........................................…sebagai Hakim Ketua, Wishnoe Saleh Thaib, Ak., M.Sc. ………………..….…….....sebagai Hakim Anggota, Drs. Djoko Joewono Hariadi, M.Si. …………….. ……….......sebagai Hakim Anggota,

yang dibantu oleh Ir. Hendaryati, M.M.,…………….….....sebagai Panitera Pengganti,

dengan tidak dihadiri oleh Terbanding dan tidak dihadiri oleh Pemohon Banding.