skripsi mekanisme pelaksanaan undian nasabah di …
TRANSCRIPT
SKRIPSI
MEKANISME PELAKSANAAN UNDIAN NASABAH DI BRI
CABANG BARRU (ANALISIS ETIKA EKONOMI ISLAM)
Oleh
RESKI ANUGRA
NIM 15.2300.203
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PAREPARE
2020
ii
MEKANISME PELAKSANAAN UNDIAN NASABAH DI BRI
CABANG BARRU (ANALISIS ETIKA EKONOMI ISLAM)
Oleh
RESKI ANUGRA
NIM 15.2300.203
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
pada Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PAREPARE
2020
iii
MEKANISME PELAKSANAAN UNDIAN NASABAH DI BRI
CABANG BARRU (ANALISIS ETIKA EKONOMI ISLAM)
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Program Studi
Perbankan Syariah
Disusun dan diajukan oleh
RESKI ANUGRA
NIM 15.2300.203
Kepada
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PAREPARE
2020
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat hidayah, taufik dan
maunah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Mekanisme
Pelaksanaan Undian Nasabah di BRI Cabang Barru (Analisis Etika Ekonomi Islam)”.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan
memperoleh gelar “Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam”
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dan dukungan serta do’a dari berbagai pihak. Penulis
menghaturkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ibunda tercinta Hj.St
Maemuna dan Ayahanda tercinta Amir Saide yang telah memberikan do’a tulusnya,
sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan tugas akademik
tepat pada waktunya.
Selanjutnya penulis juga mengucapkan dan menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si. sebagai Rektor IAIN Parepare
yang telah bekerja keras mengelola pendidikan di IAIN Parepare.
2. Bapak Dr. Muhammad Kamal Zubair, M.Ag. sebagai “Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam” dan Bapak Dr. Zainal Said, M.H. sebagai
“Wakil Dekan I FEBI” serta Bapak Drs. Moh Yasin Soumena, M.Pd.
sebagai “Wakil Dekan II FEBI”. atas pengabdiannya telah menciptakan
suasana pendidikan yang positif bagi mahasiswa (i) IAIN Parepare.
viii
3. Bapak Dr. Hannani M.Ag. selaku “Dosen Pembimbing Utama” dan Bapak
Dr. M. Ali Rusdi, S.Th.I, M.H.I selaku “Dosen Pembimbing Pendamping”
atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan sejak awal hingga
akhir penulisan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi “Perbankan Syariah” yang telah
meluangkan waktu mereka dalam mendidik penulis selama studi di IAIN
Parepare.
5. Bapak dan Ibu Staf dan admin Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
membantu dan memberi support penulis selama studi di IAIN Parepare.
6. Kepala Perpustakaan IAIN Parepare beserta seluruh stafnya yang telah
memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di IAIN
Parepare.
7. Kepada Bapak Mif Apmidjaya selaku karyawan BRI Cabang Barru karena
telah meluangkan waktunya untuk di wawancarai.
8. Kepada keluarga dan saudara-saudaraku yang memberikan dukungan,
motivasi dan serta semangat kepada penulis untuk menyelesaikan tugas
akhir ini.
9. Sahabat-sahabat grup seperjuangan “Hitachi Squad” Nirmawati, Dian
Angriani, Heriyani, Dwi Ulfa Desriana, Jumriah, dan Rahmawati
Jumadiana Sari yang telah menjadi teman seperjuangan dikala susah
maupun senang dalam melaksanakan studi di IAIN Parepare.
10. Sahabat-sahabat Perbankan Syariah yang memotivasi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
ix
Penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, baik moril maupun materil hingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Semoga Allah SWT berkenan menilai segala kebaikan sebagai amal
jariyah dan memberikan rahmat pahala-Nya.
Akhirnya penulis menyampaikan kiranya pembaca berkenan memberikan
saran konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini, karena penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna akan tetapi besar
harapan penulis, semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
x
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Reski Anugra
NIM : 15.2300.203
Tempat/Tgl. Lahir : Bojo II, 17 Oktober 1996
Program Studi : Perbankan Syariah
Judul Skripsi : Mekanisme Pelaksanaan Undian Nasabah di BRI
Cabang Barru (Analisis Etika Ekonomi Islam).
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar merupakan hasil karya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa ia
merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau
seluruhnya, maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
xi
ABSTRAK
Reski Anugra, Mekanisme Pelaksanaan Undian Nasabah di BRI Cabang Barru (Analisis Etika Ekonomi Islam). (Dibimbing oleh Bapak Hannani dan Bapak M. Ali Rusdi).
Undian disebut juga dengan qurʻah yang berarti upaya memilih sebagian pilihan dari keseluruhan pilihan yang tersedia itu memiliki kemungkinan yang sama besarnya untuk terpilih. Undian merupakan upaya yang paling mampu menjauhkan unsur keberpihakan dalam memilih dan dapat dilakukan untuk maksud-maksud yang beragam dan luas, bisa untuk maksud perjudian dan bisa pula untuk maksud-maksud yang jauh sama sekali dari perjudian.
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Dengan menggunakan penelitian ini menghasilkan data deskriptif. Metode ini bertujuan untuk menggambarkan secara terperinci dan kemudian menganalisa hasil data yang terkumpul. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mekanisme pelaksanaan undian dari segi etika ekonomi Islam di BRI Cabang Barru.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1). Mekanisme pelaksanaan undian nasabah di BRI Cabang Barru telah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan Standar Operasional Perusahaan dan adapun syarat-syaratnya adalah: Memiliki Rekening Simpedes, Saldo mengendap minimal 1 bulan, telah mendapatkan Izin dari Depsos, Penentuan pemenang dilakukan secara komputerisasi, disaksikan oleh pejabat-pejabat, Notaris, Depsos dan pihak Kepolisian; 2). Penerapan etika ekonomi Islam dalam mekanisme pelaksanaan undian nasabah di BRI Cabang Barru dianggap sesuai dengan prinsip-prinsip etika ekonomi Islam yaitu : 1). Prinsip kesatuan (unity), 2). Keseimbangan (equilibrium), 3). Kehendak bebas (freewill), 4). Bertanggung jawab (responsibility), 5). Kebaikan (benevelonce).
Kata Kunci: Mekanisme Pelaksanaan, Undian, Etika Ekonomi Islam
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN ..................................................................................... iii
PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................................... iv
PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING ............................................................. v
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ....................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................... x
ABSTRAK .............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
1.4. Kegunaan Penelitian....................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu ........................................................ 6
2.2. Tinjauan Teoritis ............................................................................ 8
2.2.1. Pengertian Bank ................................................................... 8
xiii
2.2.2. Jenis-jenis Bank ................................................................... 11
2.2.3. Mekanisme Pelaksanaan ...................................................... 13
2.2.4. Undian ................................................................................. 17
2.2.6. Etika Ekonomi Islam ........................................................... 23
2.3. Tinjauan Konseptual ...................................................................... 35
2.4. Bagan Kerangka Pikir .................................................................... 43
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ............................................................................... 44
3.2. Lokasi dan Waktu Penenlitian ....................................................... 44
3.3. Fokus Penelitian ............................................................................. 44
3.4. Jenis dan Sumber data yang digunakan ......................................... 45
3.5. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 47
3.6. Teknik Analisis Data ...................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Mekanisme Pelaksanaan Undian Nasabah di BRI Cabang Barru 49
4.2. Analisis Etika Ekonomi Islam terhadap pelaksanaan undian nasabah
di BRI Cabang Barru ........................................................................... 58
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan ........................................................................................ 68
5.1.1. Mekanisme undian ............................................................... 68
5.1.2. Etika Ekonomi Islam .......................................................... 68
5.2. Saran ............................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 70
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Gambar Halaman
Gambar 1
Bagan Kerangka Pikir
45
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No
Lampiran Judul Lampiran
Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
Pedoman Wawancara
Transkip Wawancara
Surat Keterangan Wawancara
Surat Izin Penelitian dari IAIN Parepare
Surat Izin dari Dinas Penanaman Modal PTSP
Surat Keterangan Selesai Meneliti
Dokumentasi
Biografi Penulis
86
87
88
89
89
90
90
91
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang Masalah
Bank mempunyai peranan yang strategis dalam perekonomian suatu negara.
Sebagai lembaga intermediasi, bank berperan dalam memobilisasi dana masyarakat
yang digunakan untuk membiayai kegiatan investasi serta memberikan fasilitas
pelayanan dalam lalu lintas pembayaran. Selain menjalankan kedua perencanan
tersebut, bank juga berfungsi sebagai media dalam mentransmisikan kebijakan
moneter yang dilakukan oleh bank sentral. Bank adalah department of store, yang
merupakan organisasi jasa atau pelayanan berbagai macam jasa keuangan. Bank
dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro,
tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam
uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu , bank juga
dikenal sebagai tempat untuk menukar uang atau menerima segala bentuk
pembayaran dan setoran.
Tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan jasa produk perbankan semakin
meningkat, seiring meningkatnya pengetahuan dan kemajuan. Agar masyarakat
mampu menyimpan uangnya di bank, maka pihak bank memberikan suatu apresiasi
atau kemudahan dalam bertransaksi berupa pembukaan rekening tabungan, hadiah-
hadiah/souvenir, transfer antar rekening di gratiskan, bebas biaya administrasi,
fasilitas ATM yang tersebar di seluruh Indonesia, nasabah dapat mengambil dan
menyetor setiap harinya tanpa dibatasi. Pelayanan yang diterima nasabah dapat
dijadikan standar dalam menilai kinerja suatu bank yang berarti bahwa kepuasan
nasabah adalah hal yang utama. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berusaha
2
memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan nasabah dan fasilitas yang baik
untuk mempertahankan nasabah yang sudah ada serta untuk mendapatkan calon
nasabah baru.
Bank Konvensional memiliki perbedaan operasional yang cukup mendasar
dengan Bank Syariah dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga bank
intermediasi. Produk-produk Pada bank konvensional hampir mempunyai kemiripan
dengan produk bank syariah tetapi tidak sama dengan adanya pelarangan riba,
gharar, dan maysir. Prinsip syariah adalah hukum Islam dalam kegiatan perbankan
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa.1
Pengetahuan masyarakat mengenai ilmu agama Islam saat ini banyak yang
belum mengetahui dan memahami tentang etika ekonomi islam yang berlaku di
kalangan perbankan khususnya dalam hal mengqiyaskan perjudian atau mengundi
nasib. Hal ini mungkin disebabkan karena kebiasaan yang sedikit melenceng dari
syariat namun masih dijalankan oleh pihak bank. Salah satu kegiatan yang masih
dilakukan oleh dunia perbankan adalah pelaksanaan undian nasabah.
Undian merupakan salah satu bentuk kegiatan yang di dalamnya mengandung
unsur pengundian nasib sedangkan dalam Islam perilaku yang sifatnya mengundi
nasib tidak diperbolehkan. Undian tersebut menjadikan seseorang mengharapkan
sesuatu yang belum jelas, sehingga terdapat unsur gharar dalam kegiatan tersebut.
1Adrian Sutedi, Perbankan Syariah (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009), h. 53.
3
Unsur gharar merupakan adanya unsur ketidakpastian atau unsur pemberian harapan
terhadap sesuatu hal yang ditransaksikan.2
Undian berhadiah sebagai salah satu sumber dana perbankan, jelas
mengundang biaya bagi pihak bank oleh karena itu, bank juga akan mencari
imbalannya. Besarnya biaya yang dikeluarkan harus dikaitkan dengan besarnya
pendapatan yang akan diperoleh bank. Sehingga pihak bank akan melakukan sistem
perhitungan agar mereka tidak merugi.
BRI Cabang Barru dalam merebut hati nasabahnya berupaya secara terus
menerus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, salah satunya dengan
mengadakan undian nasabah. Hal ini dilakukan agar masyarakat menjadi nasabah
yang setia pada BRI Cabang Barru. tetapi, yang terjadi dilapangan masih banyak
nasabah belum paham mengenai mekanisme pelaksanaan undian yang dilakukan oleh
pihak bank BRI Cabang Barru.
Karena perbankan adalah suatu lembaga yang sangat tergantung pada
kepercayaan dari masyarakat, sehingga ketentuan-ketentuan mengenai berbagai
produk perbankan haruslah diatur secara jelas dan mendetail sehingga tidak
menimbulkan adanya keraguan dalam benak masyarakat. Apabila suatu produk bank
tidak mendapat kepercayaan dari masyarakat, tentu pihak bank tidak akan mampu
menjalankan usahanya dengan baik selain itu sistem perbankan merupakan sub-
sistem dari sistem keuangan nasional. Oleh karena itu, keberadaan dan semua
kegiatan perbankan perlu diatur secara tegas dan jelas.
2Muhammad Sholahuddin, Lembaga Keuangan dan Ekonomi Islam (Yogyakarta: Ombak,
2014), h. 23.
4
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana mekanisme pelaksanaan undian nasabah di BRI Cabang Barru ?
1.2.2 Bagaimana analisis etika ekonomi Islam terhadap pelaksanaan undian nasabah
di BRI Cabang Barru ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mengetahui mekanisme pelaksanaan undian nasabah di BRI Cabang
Barru.
1.3.2 Untuk mengetahui analisis etika ekonomi Islam terhadap pelaksanaan undian
nasabah di BRI Cabang Barru.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
baik dan bermanfaat, baik dari segi teoritis maupun dari segi praktis yang akan
peneliti uraikan sebagai berikut :
1.4.1 Secara Teoritis
Sebagai wahana untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
serta menambah wawasan yang luas terhadap aplikasi langsung yang terjadi di
lapangan atas pengetahuan secara teori yang di dapat selama bangku kuliah.
1.4.2 Secara Praktis
1.4.2.1 Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam praktik
mekanisme pelaksanaan undian nasabah di BRI Cabang Barru.
1.4.2.2 Bagi Akademik, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi
penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pelaksanaan undian nasabah.
5
1.4.2.3 Bagi industri perbankan, dapat dijadikan sebagai catatan/koreksi untuk
memahami dan meningkatkan kinerja, serta kualitas apabila ada kelemahan
dan kekurangan.
Bagi masyarakat, sebagai literatur untuk menambah wawasan dan memahami
mekanisme pelaksanaan undian nasabah yang diadakan oleh pihak industri
perbankan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sesuai dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini, maka penelitian
mengambil beberapa buku sebagai referensi, dan selain itu penulis juga mempelajari
penelitian hasil sebelumnya dalam bentuk karya ilmiah yang berupa skripsi yang
digunakan sebagai tolak ukur dalam menentukan permasalahan selanjutnya. Diantara
karya ilmiah tersebut adalah:
Skripsi yang disusun oleh oleh Hanifah “Peranan Hadiah dalam Produk
Tahapan Dana Mandiri di KJKS Giri Muria Kudus” (Program Studi D3 Perbankan
Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Walisongo Semarang, 2015).3
Menyimpulkan bahwa dalam produk Tahapan Dana Mandiri, Hadiah mempunyai
peranan yang sangat penting sebagai sumber modal perantara keuangan. Sebagai
lembaga keungan bank atau BMT amat dibutuhkan masyarakat, pengaturan gerak
langkah perbankan sangat erat kaitannya dengan kebijakan moneter sebagaimana
eratnya kaitan antara bank-bank atau BMT dan uang yang didukung dengan adanya
proses pemasaran. Keberhasilan pemasaran harus di dukung dengan adanya promosi
penjualan, kegiatan yang termasuk dalam promosi penjualan diantaranya pemberian
hadiah.
3Hanifah, “Peranan Hadiah Dalam Produk Tahapan Dana Mandiri Di KJKS Giri Muria
Kudus” (Skripsi Sarjana; FEBI UIN Walisongo: Semarang, 2015), h. 6.
7
Skripsi yang disusun oleh Nisaul Faidah yang berjudul “Tinjauan Hukum
Islam terhadap Undian Berhadiah pada Bank BRI Cabang Surabaya” (Jurusan
Muamalah, Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel Surabya, 2010).4 Dalam skripsi ini
pembahasannya fokus pada praktik program undian berhadiah tabungan BRI Britama
di Bank BRI Cabang Surabaya dan telah mempunyai saldo minimum untuk
mengikuti undian berhadiah maka secara otomatis pihak bank akan memberikan
nomor undian yang diikutkan dalam memenangkan hadiah yang akan disediakan oleh
pihak Bank BRI.
Skripsi yang disusun oleh Lina Shofyana yang berjudul “Pelaksanaan
Program Undian Berhadiah di BPRS PNM Binama Semarang ditinjau dari Fatwa
DSN” (Program Studi D3 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Walisongo Semarang, 2015).5 Menyimpulkan bahwa Praktek pemberian hadiah
dalam penghimpunan dana di BPRS PNM Binama Semarang pada produk Taharah
dengan menggunakan akad mudharabah ini dapat dinilai baik. Tabungan Taharah ini
diundi pada dua periode dalam setahun yaitu di bulan Januari dan Juli, Setiap nasabah
yang mempunyai saldo rata-rata Rp.1.000.000,- akan memperoleh 1 poin undian dan
berlaku untuk kelipatannya. Peserta adalah pemilik rekening tabungan taharah.
Adapun dana yang digunakan untuk pembelian hadiah berasal dari bagi hasil yang
diperoleh BPRS PNM Binama itu sendiri dan penentuan pemenang yang berhak
mendapatkan hadiah dilakukan dengan mekanisme undian poin.
4Nisaul Faidah, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Undian Berhadiah pada Bank BRI Cabang
Surabaya” ( Skripsi Sarjana; Syari’ah IAIN Sunan Ampel: Surabaya, 2010), h. 11.
5Lina Shofyana “Pelaksanaan Program Undian Berhadiah di BPRS PNM Binama Semarang
ditinjau dari Fatwa DSN”(Skripsi Sarjana: FEBI UIN Walisongo: Semarang, 2015), h. 7.
8
Beberapa karya ilmiah di atas tampak jelas perbedaan penelitian yang
dilakukan penulis yaitu mengenai Mekanisme pelaksanaan undian nasabah di BRI
Cabang Barru. Meskipun penelitian-penelitian lainnya sama-sama membahas undian
berhadiah tetapi dalam skripsi-skripsi tersebut terdapat perbedaan di dalam transaksi-
transaksinya.
2.2 Tinjauan Teoritis
2.2.1 Pengertian Bank
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan
dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.6 Adapun pengertian bank
dari beberapa ahli sebagai berikut:
Menurut Prof G.M. Verryn Stuart memberikan pengertian, bank adalah badan
usaha yang wujudnya memuaskan keperluan orang lain, dengan memberikan kredit
berupa uang yang diterima dari orang lain, sekalipun dengan jalan mengeluarkan
uang baru kertas atau logam.
Menurut Dr B.N Ajuha mendefinisikan, bank menyalurkan modal dari mereka
yang tidak dapat menggunakan secara menguntungkan kepada mereka yang dapat
membuatnya lebih produktif untuk keuntungan masyarakat.
Menurut Undang-undang RI No 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
6Kasmir , Bank dan Lembaga Keuangan lainnya (Jakarta: PT Raja Gramedia Pustaka, 1998),
h. 1-3.
9
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.7
Kata bank berasal dari bahasa Italia banque atau banca yang berarti bangku
tempat penukaran uang. Para bankir Florence pada masa Renaisans melakukan
transaksi mereka dengan duduk di belakang meja penukaran uang. Hal ini berbeda
dengan pekerjaan kebanyakan orang yang tidak memungkinkan mereka untuk duduk
sambil bekerja.8
Pengertian bank, menurut UU RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10
November 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan
meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan
jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan
pokok bank, sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung
dan kegiatan menghimpun dana berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito biasanya sambil diberikan balas jasa
yang menarik, seperti bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat.
Sementara itu, jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran
kegiatan utama bank.9
7Ivalaina Astarina dan Angga Hapsila, Manajemen Perbankan (Yogyakarta: CV Budi Utama,
2015), h. 1.
8Kasmir , Bank dan Lembaga Keuangan lainnya (Jakarta: PT Raja Gramedia Pustaka, 1998)
h. 1,4.
9Thamrin Abdullah, Bank dan Lembaga Keuangan (Jakarta: PT Raja Gramedia Pustaka,
2014), h.13.
10
Beberapa manfaat perbankan dalam kehidupan sebagai berikut:
2.2.1.1 Sebagai model investasi, berarti transaksi derivatif dapat dijadikan salah satu
model berinvestasi walaupun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka
pendek (yield enhancement).
2.2.1.2 Sebagai cara lindung nilai, berarti transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai
salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai (hedging) atau
disebut juga sebagai risk management.
2.2.1.3 Informasi harga, berarti transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana
mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditas tertentu di
kemudian hari (price discovery).
2.2.1.4 Fungsi spekulatif, berarti transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan
spekulasi (sistem peruntungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif
itu sendiri.
2.2.1.5 Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, berarti transaksi
derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi sebuah produsen
dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.
Terlepas dari fungsi-fungsi perbankan yang utama atau turunannya, yang
perlu diperhatikan untuk dunia perbankan ialah tujuan secara filosofis dari eksistensi
bank di Indonesia. Hal ini sangat jelas tecermin dalam Pasal 4 Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 yang menjelaskan,”Perbankan Indonesia bertujuan menunjang
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan
rakyat banyak”. Meninjau lebih dalam terhadap kegiatan usaha bank, perbankan
Indonesia dalam melakukan usahanya harus didasarkan atas asas demokrasi ekonomi
11
yang menggunakan prinsip kehati-hatian karena secara filosofis bank memiliki fungsi
makro dan mikro terhadap proses pembangunan bangsa.10
2.2.2 Jenis-Jenis Bank
2.2.2.1 Bank Sentral
Bank sentral merupakan bank yang berfungsi sebagai pengatur bank-bank
yang ada dalam suatu negara. Bank sentral hanya ada dalam satu di setiap Negara dan
mempunyai kantor yang hampir di setiap provinsi. Bank sentral yang ada di
Indonesia adalah Bank Indonesia.
Tujuan Bank Indonesia, sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999
adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.11
Stabilitas nilai
rupiah ini sangat penting untuk mendukung perekonomian negara dan kesejahteraan
masyarakat.
Dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, maka tugas Bank Indonesia secara
terperinci antara lain:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
a. Menetapkan sasaran moneter untuk menahan lahan laju inflasi.
b. Menetapkan besarnya giro wajib minimum.
c. Mengatur kredit dan pembiayaan.
d. Mengelola cadangan devisa.
e. Menetapkan tingkat diskonto.
f. Menetapkan bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia).
10
Thamrin Abdullah, Bank dan Lembaga Keuangan (Jakarta: PT Raja Gramedia Pustaka,
2014), h.14.
11Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori menuju aplikasi (Jakarta: Prenadamedia Group,
2018), h. 13.
12
g. Melakukan operasi terbuka pasar uang, rupiah, maupun mata uang asing.
h. Dan lain-lain yang terkait dengan kebijakan moneter.
2. Mengatur dan memelihara kelancaran sistem pembayaran:
a. Mengatur sistem kliring antarbank secara nasional.
b. Mewajibkan semua penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk
menyampaikan laporan atas semua kegiatannya.
c. Memberikan izin penyelenggaraan sistem pembayaran.
d. Mengatur lalu lintas giral serta mengelola peredaran uang.
3. Mengatur, mengoordinasi dan melakukan pengawasan kepada semua bank:
a. Menentukan prinsip kehati-hatian yang harus dijalankan oleh setiap bank.
b. Memberikan izin yang diperlukan oleh bank dan lembaga keuangan lainnya
serta mencabut izin usaha bank.
c. Memerintahkan agar bank menghentikan sementarra kegiatannya.
d. Melakukan pengawasan kepada bank secara periodic atas se waktu-waktu
tergantung kebutuhan.
e. Mewajibkan bank dalam menyampaikan laporan sesuai ketentuan BI.12
2.2.2.2 Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan bank umum secara garis besar dapat
dibagi menjadi tiga fungsi utama yaitu:
12
Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori menuju aplikasi (Jakarta: Prenadamedia Group,
2018), h. 13-14.
13
a. Penghimpunan dana dari masyarakat
Bank umum menghimpun dana dari masyarakat dengan cara menawarkan
berbagai produk pendanaan antara lain giro, tabungan, deposito, dan produk-produk
pendanaan lainnyayang diperbolehkan. Dengan menghimpun dana dari masyarakat,
maka bank akan membayar bunga atau imbalan tertentu sesuai dengan ketentuan
masing-masing bank.
b. Penyaluran dana kepada masyarakat
Bank umum perlu menyalurkan dananya kepada pihak yang membutuhkan
dana, agar tidak terjadi idle fund. Bank dapat menyalurkan dananya dalam bentuk
kredit dan pembiayaan serta dalam bentuk penenmpatan dana lainnya. Dengan
aktivitas penyaluran dana ini, bank akan memperoleh pendapatan bunga atau
pendapatan lainnya sesuai dengan jenis banknya.
c. Pelayanan Jasa dan lalu lintas pembayaran
Bank umum juga menawarkan produk pelayanan jasa untuk membantu
transaksi yang dibutuhkan oleh pengguna jasa bank. Hasil yang diperoleh bank atas
pelayanan jasa bank ialah berupa pendapatan fee (imbalan) dan komisi.
2.2.3 Mekanisme Pelaksanaan
Mekanisme berasal dari kata dalam bahasa Yunani mechane yang memiliki arti
instrumen, mesin pengangkat beban, perangkat, peralatan untuk membuat sesuatu dan
dari kata mechos yang memiliki arti sarana dan cara menjalankan sesuatu.13
Mekanisme dapat diartikan dalam banyak pengertian yang dapat dijelaskan menjadi 4
pengertian:
13
Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia, 1996), h. 612-613.
14
Mekanisme adalah pandangan bahwa interaksi bagian-bagian dengan bagian-
bagian lainnya dalam suatu keseluruhan atau sistem secara tanpa disengaja
menghasilkan kegiatan atau fungsi-fungsi sesuai dengan tujuan.
Mekanisme adalah teori bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan prinsip-
prinsip yang dapat digunakan untuk menjelaskan mesin-mesin tanpa bantuan
inteligensi sebagai suatu sebab atau prinsip kerja.
Mekanisme adalah teori bahwa semua gejala alam bersifat fisik dan dapat
dijelaskan dalam kaitan dengan perubahan material atau materi yang bergerak.
Mekanisme adalah upaya memberikan penjelasan mekanis yakni dengan
gerak setempat dari bagian yang secara intrinsik tidak dapat berubah bagi struktur
internal benda alam dan bagi seluruh alam.14
Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang
sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah
perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan
penerapan. Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa Pelaksanaan adalah
perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan.15
Pengertian tersebut menjelaskan bahwa kata pelaksanaan bermuara pada
aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme
mengandung arti bahwa pelaksanaan bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan
yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan norma tertentu
untuk mencapai tujuan kegiatan.
14
Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia, 1996), h. 612-613.
15Nurdin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum (Jakarta:PT. Raja Grafindo
Persada, 2002), h. 70.
15
Pelaksanaan merupakan aktivitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan untuk
melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan
ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa yang
melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya mulai dan bagaimana cara yang harus
dilaksanakan, suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program atau
kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah yang
strategis maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai
sasaran dari program yang ditetapkan semula.16
Pengertian yang dikemukakan di atas
dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya pelaksanaan suatu program
yang telah ditetapkan oleh pemerintah harus sejalan dengan kondisi yang ada, baik itu
di lapangan maupun di luar lapangan yang mana dalam kegiatannya melibatkan
beberapa unsur disertai dengan usaha-usaha dan didukung oleh alat-alat penujang.
Faktor-faktor yang dapat menunjang program pelaksanaan adalah sebagai
berikut:
a. Komunikasi, merupakan suatu program yang dapat dilaksanakan dengan baik
apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut proses penyampaian informasi,
kejelasan informasi dan konsistensi informasi yang disampaikan.
b. Resouces (sumber daya), dalam hal ini meliputi empat komponen yaitu
terpenuhinya jumlah staf dan kualitas mutu, informasi yang diperlukan guna
pengambilan keputusan atau kewenangan yang cukup guna melaksanakan tugas
sebagai tanggung jawab dan fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.
16
Abdullah Syukur, Kumpulan Makalah “Study Implementasi Latar Belakang Konsep
Pendekatan dan Relevansinya Dalam Pembangunan” (Ujung Pandang: Persadi,1987), h. 40.
16
c. Disposisi, sikap dan komitmen dari pada pelaksanaan terhadap program khususnya
dari mereka yang menjadi implementasi program khususnya dari mereka yang
menjadi implementer program.
d. Struktur Birokrasi, yaitu SOP (Standar Operating Procedures), yang mengatur
tata aliran dalam pelaksanaan program. Jika hal ini tidak sulit dalam mencapai hasil
yang memuaskan, karena penyelesaian khusus tanpa pola yang baku.
Keempat faktor di atas, dipandang mempengaruhi keberhasilan suatu proses
implementasi, namun juga adanya keterkaitan dan saling mempengaruhi antara suatu
faktor yang satu dan faktor yang lain. Selain itu dalam proses implementasi sekurang-
kurangnya terdapat tiga unsur penting dan mutlak yaitu:
1. Adanya program (kebijaksanaan) yang dilaksanakan.
2. Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan manfaat dari program
perubahan dan peningkatan.
3. Unsur pelaksanaan baik organisasi maupun perorangan yang bertanggung jawab
dalam pengelolaan pelaksana dan pengawasan dari proses implementasi
tersebut.17
Pendapat di atas dapatlah dikatakan bahwa pelaksana suatu program
senantiasa melibatkan ketiga unsur tersebut.
2.2.4 Undian
2.2.4.1 Pengertian Undian
Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan bahwa undian berasal dari kata
undi, yaitu sesuatu yang dipakai untuk menentukan atau memilih (seperti untuk
17
Abdullah Syukur, Kumpulan Makalah “Study Implementasi Latar Belakang Konsep
Pendekatan dan Relevansinya Dalam Pembangunan” (Ujung Pandang: Persadi,1987), h. 398.
17
menentukan siapa lebih dulu yang berhak atas sesuatu). Jadi, undian berhadiah
adalah undian yang ada hadiahnya.18
Undian disebut juga dengan qurʻah yang berarti upaya memilih sebagian
pilihan dari keseluruhan pilihan yang tersedia itu memiliki kemungkinan yang sama
besarnya untuk terpilih. Undian merupakan upaya yang paling mampu menjauhkan
unsur keberpihakan dalam memilih dan dapat dilakukan untuk maksud-maksud yang
beragam dan luas, bisa untuk maksud perjudian dan bisa pula untuk maksud-maksud
yang jauh sama sekali dari perjudian.19
Menurut Ibrahim Hosen undian berhadiah dikenal dengan istilah Promosi
adalah salah satu cara untuk menghimpun dana yang dipergunakan untuk proyek
kemanusiaan dan kegiatan sosial. Definisi undian menurut pasal 1 angka 1 Peraturan
Menteri Sosial Nomor 14/A/HUK/2006 tentang izin Undian adalah “Tiap-tiap
kesempatan yang diadakan oleh suatu badan untuk mereka yang telah memenuhi
syarat-syarat tertentu dapat ikut serta memperoleh hadiah berupa uang atau benda
yang akan diberikan kepada peserta- peserta yang ditunjuk sebagai pemenang dengan
jalan undi atau dengan cara lain menentukan untung yang tidak banyak dapat
dipengaruhi oleh peserta sendiri”.20
Prof. Kiai H.Ibrahim Husein berpendapat bahwa SDSB (Sumbangan Dana
Sosial Berhadiah) bukanlah judi (maisir). Kiai Ibrahim berpandangan bahwa tidak
setiap undian adalah judi dan tidak setiap yang bersifat untung-untungan adalah
18
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai pustaka, 2000), h. 1104.
19Abdul Aziz Dahlan, et, al., Ensiklopedi Hukum Islam, cet. 1 (Jakarta: Ichtiar Baru
VanHoeve, 1997), h. 1869.
20Pasal 1 ayat (1), Peraturan Menteri Sosial Nomor 14A tentang izin Undian, 15.
18
maisir. Sebab, jual beli dan sewa-menyewa juga mengandung unsur untung-untungan
(artinya ada ketidakpastian).
Menurut Kiai Ibrahim, dengan mengutip pendapat Imam Syafi’i, illat hukum
(alasan) haramnya maisir adalah taruhan dan berhadapan. Jika tidak ada dua unsur
itu, berarti SDSB bukan termasuk judi. Akibat pandangan ini, Kiai Ibrahim di-bully
banyak pihak. Untuk menjawab berbagai tuduhan negatif, ia menulis buku dengan
Ma Huwa al-Maisir: Apakah Judi itu (1987).
Mengenai talfiq, Kiai Ibrahim juga memiliki pandangan yang menarik. Talfiq
adalah beramal dalam suatu masalah menurut hukum yang merupakan gabungan dari
dua madzhab atau lebih. Kiai Ibrahim berpandangan bahwa talfiq dibolehkan dalam
Islam. Dengan mengutip pendapat Kamal bin Hasan, ia berpandangan bahwa tidak
ada satupun nash Alquran dan sunnah yang mewajibkan seseorang harus terikat
dengan satu mazhab tertentu. Mewajibkan seseorang harus terikat pada satu mazhab
akan mempersulit umat, padahal asas hukum adalah meniadakan kesulitan (‘adam al-
haraj). Dengan catatan, talfiq dapat dilakukan apabila situasi dan kondisi yang tidak
memungkinkan (darurat).
Menurut Kotler dan Susanto, Hadiah adalah tawaran kesempatan untuk
memenangkan uang, perjalanan atau barang dagang sebagai hasil membeli sesuatu.21
Hadiah memberikan peluang kepada konsumen untuk memenangkan sesuatu seperti
uang tunai dan undian mengharuskan konsumen mendaftar nama mereka untuk
21
Philip Kotler dan Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia, ( Jakarta: Macana Jaya
Cemerlang ), h. 56.
19
diundi.22
Hadiah dari undian memang sangat menarik tetapi peluang kesempatan
untuk memenangkannya memang sedikit, perbandingannya satu banding berjuta-juta
konsumen di Indonesia yang mengikuti undian tersebut karena hanya diundi dan
diambil beberapa pemenang yang ditentukan.23
Kesempatan menang atau peluang juga menjadi pertimbangan konsumen
dalam mengikuti undian produk tertentu. Dimana undian itu biasanya dilakukan
bertujuan untuk mengumpulkan dana atau propaganda peningkatan pemasaran
barang dagangan. Selain itu, aktivitas undian berhadiah juga melibatkan beberapa
pihak yang terkait diantaranya yaitu:
a. Para penyumbang yakni orang-orang yang membeli kupon dengan
mengharapkan hadiah.
b. Penyelenggara, biasanya pemerintah atau lembaga swasta yang legal
mendapatkan izin dari pemerintah.24
Kegiatan pihak penyelenggara adalah sebagai berikut:
a. Mengedarkan kupon (menjual kupon), salah satu fungsi pengedaran kupon adalah
dapat dihitungnya dana yang diperoleh dari para penyumbang.
b. Membagi-bagi hadiah sesuai dengan ketentuan, hadiah ini diambil dari sebagian
dana yang diperoleh.
c. Menyalurkan dana yang telah terkumpul sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sejak awal setelah diambil untuk hadiah dari biaya operasional.
2.2.4.2 Macam-macam hadiah undian
22
Philip Kotler, dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, ( Jakarta: Erlangga, 2008 ), h.
156.
23Philip Kotler, dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, h. 156
24Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persabda, 2008 ), 57.
20
a. Undian tanpa syarat
Bentuk yang diperbolehkan dan diterima oleh syarat adalah hadiah-hadiah
yang di sediakan untuk memotivasi dan mengajak kepada peningkatan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat dan amal shaleh. Misalnya, hadiah yang disediakan
bagi pemenang dalam perlombaan menghafal Al-Qur’an atau hadiah yang disiapkan
bagi berprestasi dalam studi bisa juga sumbangan dalam bidang keIslaman,
keIlmuan, sastra, dan lain sebagainya misalnya The International Faisal Award yang
disediakan oleh pemerintah Arab Saudi boleh pula disediakan oleh yayasan atau
individu, asalkan berfungsi untuk memotivasikan dalam persaingan yang
diperbolehkan oleh syarat dan perlombaan dalam kebaikan hadiah seperti ini
diperbolehkan dan tidak ada perdebatan mengenai hukumnya. Allah berfirman dalam
Q.s As-Shaffat/139-141.
وإن يونس لمن المرسلين . إذ أبق إلى الفلك المشحون. فساهم فكان من المدحضين
Terjemahnya:
“Sesungguhnya Yunus termasuk para rasul Allah. (ingatlah) ketika dia lari, ke kapal yang penuh muatan, Kemudian dia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian”.
25 (QS. As-Shaffat: 139– 141)
b. Undian dengan syarat membeli barang
Undian dengan syarat membeli barang merupakan undian yang tidak bisa
diikuti kecuali oleh orang yang membeli barang yang telah ditentukan oleh
penyelenggara undian tersebut. Hukum undian seperti ini tidak lepas dari dua
keadaan; 1). Harga pokok bertambah dengan terselenggaranya undian berhadiah
tersebut, maka hukumnya adalah haram dan tidak boleh, karena adanya tambahan
harga berarti ia telah mengeluarkan biaya untuk masuk ke dalam suatu muamalah
25
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahannya, Semarang,
CV.Alwaah, 1989, h. 451.
21
yang mungkin ia untung dan mungkin ia rugi, ini adalah maisir yang diharamkan
dalam syariat Islam. 2). undian tersebut mempengaruhi harga produk. Perusahaan
mengadakan undian hanya melariskan produknya.
Hukum undian semacam ini harus dirinci, apabila pelanggan membeli barang
dengan maksud untuk ikut undian, maka ia tergolong ke dalam maysir atau qimar
yang diharamkan dalam syariat karena dalam pembelian barang tersebut terdapat
unsur sengaja mengeluarkan biaya untuk ikut undian. Apabila pelanggan membeli
produk karena kebetulan dan mendapatkan kupon untuk ikut undian tanpa
mengharap sebelumnya, maka hukumnya tidak haram, karena dalam muamalah
bentuk semacam ini halal dan tidak termasuk dalam maysir maupun qimar yang
dilarang oleh syariat.
c. Undian dengan mengeluarkan biaya
Merupakan bentuk undian yang bisa diikuti setiap orang yang membayar atau
mengeluarkan biaya untuk ikut undian tersebut. Contohnya: mengirim kupon atau
kartu undian ke tempat pengundian dengan menggunakan perangko pos. Tentunya
mengirim dengan perangko mengeluarkan biaya sesuai dengan harga perangkonya
contoh lain ikut undian dengan mengirim Short Message Service (SMS) ke layanan
Telkomsel tertentu baik dengan harga wajar maupun dengan harga yang ditentukan.
Hukum bentuk undian semacam ini adalah haram dan tidak boleh, karena
mengeluarkan biaya untuk suatu muamalah yang belum jelas beruntung tidaknya,
maka itu termasuk qimar atau maysir.
2.2.4.3 Tujuan pelaksanaan undian nasabah
a. Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama.
b. Menghindarkan konsumen lari ke merk lain.
22
c. Menarik para pembeli baru.26
2.2.4.4 Undian dalam pandangan Islam
Islam yang mengajarkan segala yang baik dan bermanfaat bagi manusia,
selain itu Islam adalah agama fitrah, yang sesuai dengan sifat dasar manusia (Human
Nature).27
Perbuatan manusia menurut pendekatan Syariah dapat berbentuk ibadah
dan bisa juga berbentuk muamalah. Suatu perbuatan ibadah pada asalnya tidak boleh
di lakukan kecuali ada dalil atau ketentuan yang terdapat dalam Al-Qur’an atau
Hadist, yang menyatakan bahwa perbuatan itu harus atau boleh di lakukan kecuali
ada ketentuan dalam al-qur’an atau hadist yang melarangnya.
Q.S An-Nisa 29:
يا أيها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إلا أن تكون تجارة عن تراض
كان بكم رحيما ﴿ نكم ولا تقتلوا أنفسكم إن الله ﴾٢٩مه
Terjemahnya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu”.
28
Ajaran agama Islam yang bersumber pada Wahyu Illahi dan Sunnah Rasul
mengajarkan kepada umatnya untuk berusaha mendapatkan kehidupan yang baik di
dunia dan sekaligus memperoleh kehidupan yang baik di akhirat. Hal ini berarti
dalam mengejar kehidupan di dunia tidak dapat di lakukan dengan menghalalkan
segala macam cara, tetapi harus di lakukan melalui gerakan amal saleh.29
26
Philip Kotler, Managemen Pemasaran, (Jakarta: PT Indeks, 2005), h. 197.
27Zainul Arifin, Dasar- Dasar Management Bank Syariah, ( Jakarta: Alvabeta, 2002 ), h. 1.
28Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahannya, Semarang,
CV.Alwaah, 1989, h. 83.
29Widyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, ( Jakarta: Badan Penerbit FHUI, 2005
), h. 3-4.
23
Pemaparan tersebut dapat dipahami bahwa undian berhadiah yang akhir-akhir
ini marak berkembang di masyarakat khususnya Indonesia adalah yang diadakan
oleh produsen dengan sebagai produsen dagang sebagai program promosi terhadap
produk yang dipasarkan. Begitu juga dengan undian yang diadakan oleh bank
konvensional sebagai alat untuk menarik anggota, karena semakin kompetitifnya
persaingan dunia perbankan di Indonesia.
2.2.5 Etika Ekonomi Islam
Menurut bahasa etimologi istilah etika berasal dari bahasa yunani, yaitu ethos
yang berarti adat-istiadat (kebiasaan) perasaan bathin, kecenderungan hati untuk
melakukan perbuatan. Sedangkan menurut istilah terminology para ahli berbeda-beda
pendapat mengenai definisi etika yang sesungguhnya.30
Etika merupakan cabang filsafat yang membahas tentang nilai dan norma.
Moral yang mengatur perilaku manusia baik sebagai individu maupun
sebagaikelompok dan institusi di dalam masyarakat. Oleh karena itu, di samping etika
merupakan ilmu yang memberikan pedoman norma tentang bagaimana hidup
manusia diatur secara harmonis. Agar tercapai keselarasan dan keserasian dalam
kehidupan baik antar sesama manusia maupun antar manusia dengan lingkungan.31
Ekonomi terbagi dua yaitu ekonomi konvensional dan ekonomi syariah.
Ditinjau dari aspek ontology, ekonomi konvensional menggunakan landasan filsafat
positivism yang berdasarkan pada pengalaman dan kajian empiris (hanya
mengandalkan ayat-ayat kauniyah saja), dan tidak percaya kepada petunjuk Tuhan
(sekuler). Dalam ekonomi sekuler, kesenangan atau kebahagiaan yang dikejar adalah
30M. Yatimin Abdullah,PengantarStudi Etika,(Jakarta: Pt. Rajagrafindo Persada, 2006),Cet.
Ke-1, h. 4.
31
Budi Untung,Hokum dan Etika Bisnis, (Yogyakarta: Andi, 2012), Ed. 1, h. 61.
24
semata-mata kebahagiaan di dunia saja dan sangat materialistic mereka tidak
memandang apa-apa yang dikerjakan mempunyai dampak di akhirat.32
Sangat
berbeda dengan ekonomi yang dianjurkan dalam islam yaitu ekonomi syariah.
S.M. Hasanuz Zaman dalam buku Economic Function of an Islamic
State(1991) memberikan definisi, “Islamic Economics is the knowledge and
applications and rules of the shariah that prevent in justice in the requisition and
disposal of material resources in order to provide satisfaction to human being and
enable them to perform they obligations to Allah and the society.
“Ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran
danaturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencarian dan
pengeluaran sumber-sumber daya, untuk memberikan kepuasan bagi manusia dan
memungkinkan mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah
dan masyarakat.”
M. N. Shiddiqi dalam buku Role of State in the Economy (2010) memberikan
definisi, “Islamic economics is the moslem thinker response to the economic
challenges of their times. In this endeavor they werw aided by the Qur’an and the
Sunnah as well as by reason and experience”.
Ilmu ekonomi Islam adalah respon ‘para pemikir muslim’ terhadap tantangan-
tantangan ekonomi zaman mereka. Dalam upaya ini, mereka dibantu oleh Al-Quran
dan As-Sunnah ataupun akal dan pengalaman.”33
Definisi yang popular dari ilmu
ekonomi Islam adalah studi mengenai alokasi sumber daya yang langka, yang
mempunyai berbagai alternative pemanfaatannya. Berdasarkan definisi tersebut
32Mujahidin, Akhmad,Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007), h. 10.
33
Siti Nur Fatoni, Pengantar Ilmu Ekonomi Dilengkapi Dasar-Dasar Ekonomi Islam,
(Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 157.
25
terdapat dua pernyataan penting,yaitu aspek sumber daya yang langka dan beberapa
alternative pemanfaatannya.34
Tujuan dari ekonomi Islam yaitu:
a. Mewujudkan perkembangan ekonomi.
b. Keadilan ekonomi dalam semua tahapan kegiatannya, yaitu produksi, distribusi,
dan konsumsi.
c. Tujuan antara atau pendukung bagi tercapainya dua tujuan tersebut adalah
stabilitas ekonomi, baik stabilitas kesempatan kerja, stabilitas harga, maupun
keamanan ekonomi, termasuk jaminan hidup warga masyarakat dihari tua.35
Untuk merealisasikan terciptanya etika ekonomi Islam di dalam kehidupan
sehari-hari perlu dibutuhkan suatu system yang akan mendukung terciptanya tujuan
tersebut yaitu berupa nilai dan prinsip-prinsip syariah. System nilai pada hakekatnya
sesuatu yang akan memberikan makna dalam kehidupan manusia dalam setiap peran
yang dilakukan.
Masudul alam choudhury (1986) menjelaskan secara rinci prinsip-prinsip
ekonomika Islam. Menurutnya ekonomika Islam tidak cukup puas dengan cara
pandang analisis ekonomi konvensional. Hal ini karena ekonomika Islam termotivasi
oleh prinsip pertama yaitu tauhid dan persaudaraan. Selanjutnya ada prinsip kerja dan
produktivitas, dan setelah itu prinsip distribusi harta.
a. Prinsip tauhid dan persaudaraan
Tauhid yang secara harfiah berarti satu atau esa, dalam konteks ekonomi
mengajarkan seseorang bagaimana berhubungan dengan orang lain. Prinsip ini
menyatakan bahwa di belakang praktek ekonomi yang didasarkanatas pertukaran,
34Ibid.
35
Siti Nur Fatoni, Pengantar Ilmu Ekonomi Dilengkapi Dasar-Dasar Ekonomi Islam, h. 185
26
alokasi sumber daya, maksimasi kepuasan dan keuntungan, ada suatu keyakinan yang
sangat fundamental, yakni keadilan social.36
Esensi tauhid dan persaudaraan terdapat azas kesamaan dan kerjasama.
Konsekuensi langsung dari prinsip tauhid dan persaudaraan adalah pengertian yang
penting dari ekonomika islam, yaitu bahwa apapun yang ada di langit dan di bumi
hanyalah milik Tuhan, dan bahwa Dia telah menjadikan itu semua untuk keperluan
manusia.
b. Prinsip kerja dan produktivitas
Prinsip kerja dan produktivitas menegaskan tentang kerja dan kompensasi dari
kerja yang telah dilakukan. Prinsip ini menunjukkan bahwa upah seorang pekerja
harus proporsional dengan jumlah dan kategori pekerjaan yang dikerjakannya. Harus
ada perhitungan misalnya “jam orang kerja” atau man hours of work dan harus ada
pula kategori yang spesifik bagi setiap pekerjaan atau keahlian. Kemudian upah dari
setiap spesifikasi itu harus pula didasarkan atas upah minimum dan disesuaikan
dengan hokumpermintaan.
c. Prinsip distribusi kekayaan
Prinsip ketiga ini menegaskan adanya hak masyarakat untukmeredistribusikan
kekayaan perorangan. Unsur utama dari pendapatan nasional dan transfer kekayaan
yang digunakan untuk tujuan redistribusi dalam sebuah sistem ekonomi Islam adalah
zakat, shadaqah, ghanimah, fai, kharaj, dan ‘ushr.
Pada tingkat yang lebih mikro, hukum Islam tentang warisan mendorong untuk
meredistribusikan kekayaan perorangan. Jadi redistribusi pendapatan dan kekayaan
secara merata berlaku terhadap Negara dan perorangan, dan harus berlangsung secara
36Muhandis Natadiwirya, Etika Ekonomi Islami, (Jakarta: Granada Press Jakarta, 2007), h.21.
27
fundamental atas dasar tauhid dan persaudaraan. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan transformasi yang produktif dari pendapatan dan kekayaan nasional
menjadi kesempatan kerja atau employment dan mewujudkan kesejahteraan bagi
warga Negara.37
Ilmu ekonomi memiliki kajian yang luas, sehingga etika yang
berkaitan atau yang digunakan dalam suatu usaha atau perniagaan dapat dikaji dalam
ilmu etika bisnis.
Menurut Rahmi etika diterjemahkan menjadi kesusilaan karena sila berarti
dasar, kaidah dan aturan, su berarti baik, benar dan bagus. Jadi yang dimaksud etika
atau yang dapat disebut sebagai kaidah etik masyarakat adalah pedoman, patokan
atau ukuran berperilaku yang tercipta melalui konsesus atau keagamaan atau
kebiasaan yang didasarkan pada nilai baik dan buruk. Apabila terjadi pelanggaran
maka sanksinya bersifat moral psikologik yaitu dikucilkan atau disingkirkan dari
pergaulan masyarakat.38
Karl Bath mengungkapkan dalam Madjid Etika (ethos) adalah sebanding
dengan moral (mos), di mana keduanya merupakan filsafat tentang adat kebiasaan
(sitten). Sehingga secara umum etika kerja atau moral adalah filsafat, ilmu atau di
siplin tentang tingkah laku manusia atau tindakan manusia. Dengan demikian
persepsi umum secara sederhana atas pengertian etika hanya dianggap sebagai
pernyataan benar atau salah serta baik atau buruk.39
37Muhandis Natadiwirya, Etika Ekonomi Islami, h.22.
38Rahmi Desriani, “Persepsi akuntan Publiki terhadap kode etik akuntan Indonesia”. (Tesis S-
2, Program Pasca Sarjana UGM Yogyakarta, 1993), h. 17.
39Nurcholis Madjid. 1992. “Ajaran Nilai Etis dalam Kitab Suci dan Relevansinya bagi
Kehidupan Modern” Dalam Islam doktrin dan Peradaban : Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah
Keimanan, Kemanusiaan dan Kemodernan, (Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 1992), h. 56.
28
Burhanudin mengungkapkan bahwa Etika Islam bersumber pada firman Allah
SWT yang autentik, yaitu Al-Qur’an, Hadis yang merupakan contoh-contoh dari
kehidupan Nabi Muhammad SAW, Ijma dan Qiyas. Bahwa hukum dan ketetapan
etika itu dapat dijadikan pegangan dan pedoman hidup, itu hanya dapat diperoleh
pada dasar-dasar moral yang ditetapkan oleh Allah SWT.40
Triyuwono mengungkapkan bahwa etika itu terekspresikan dalam bentuk
Syari’ah, yang terdiri dari Al Qur’an, Hadist, Ijma dan Qiyas. Etika merupakan
sistem hukum dan moralitas yang komprehensif dan meliputi seluruh wilayah
kehidupan manusia. Didasarkan pada sifat keadilan, etika syari’ah bagi umat Islam
berfungsi sebagai sumber serangkaian kriteria-kriteria untuk membedakan mana yang
benar (haq) dan mana yang buruk (batil).41
2.2.5.1 Dasar Hukum Ekonomi Islam
Sebuah ilmu tentu memiliki landasan hukum agar bisa dinyatakan sebagai
sebuah bagian dari konsep pengetahuan. Demikian pula dengan penerapan syariah di
bidang ekonomi bertujuan sebagai transformasi masyarakat yang berbudaya Islami.
Aktivitas ekonomi sering melakukan berbagai bentuk perjanjian. Perjanjian
merupakan pengikat antara individu yang melahirkan hak dan kewajiban. Untuk
mengatur hubungan antara individu yang mengandunng unsur pemenuhan hak dan
kewajiban dalam jangka waktu lama, dalam prinsip syariah diwajibkan untuk dibuat
secara tertulis yanng disebut akad. ekonomi dalam Islam. Ada beberapa hukum yang
menjadi landasan pemikiran dan penentuan konsep ekonomi dalam Islam.
40
Nurcholis Madjid. 1992. “Ajaran Nilai Etis dalam Kitab Suci dan Relevansinya bagi
Kehidupan Modern” Dalam Islam doktrin dan Peradaban : Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah
Keimanan, Kemanusiaan dan Kemodernan, h. 56.
41Iwan Triyuwono, “Organisasi dan Akuntansi Syari’ah”, (Yogyakarta: LKIS, 2000), h. 36.
29
a. Al-Qur’an
Al-Qur’an memberikan ketentuan-ketentuan hukum muamalat yang sebagian
besarberbentuk kaidah-kaidah umum;kecuali itu jumlahnya pun sedikit. Misalnya,
dalam Q.S. Al-Baqarah 188 terdapat larangan makan harta dengan cara yang tidak
sah, antara lain melalui suap yaitu sebagai berikut:
النا ولا تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل وتدلوا بها إلى الحكام لتأكلوا فريقا من أموال
ثم وأنتم تعلمون بال
Terjemahnya:
“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat dosa), padahal kamu mengetahui”.
42
b. Hadis
Hadis memberikan ketentuan-ketentuan hukum muamalat yang lebih
terperinci dari pada Al-Qur’an, hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu
Majah, Ad-Daruquthni, dan lain –lain dari Sa’id Al-khudri ra. Bahwa Rasulullah
SAW bersabda:
Artinya :
“Janganlah merugikan diri sendiri dan janganlah merugikan orang lain”.
1. Karakteristik Ekonomi Islam
Tujuan akhir ekonomi Islam adalah sebagaimana tujuan dari syariat Islam itu
sendiri (maqashid asy syari’ah), yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan ikhirat
(falah) melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah thayyibah).
Inilah kebahagiaan hakiki yang diinginkan oleh setiap manusia, bukan kebahagiaan
42Referensi: https://tafsirweb.com/699-surat-al-baqarah-ayat-188.html (1 Oktober 2019)
30
semu yang sering kali pada akhirnya justru melahirkan penderitaan dan kesengsaraan.
Mewujudkan kesejahteraan hakiki bagi manusia merupakan dasar sekaligus tujuan
utama dari syariat Islam (mashlahah al ibad), karenanya juga merupakan tujuan
ekonomi Islam. Menurut As-Shatibi tujuan utama syariat Islam adalah mencapai
kesejahteraan manusia yang terletak pada perlindunagan terhadap lima
kemashalahah-an, yaitu keimanan (ad dien), ilmu (al-‘ilm), kehidupan (an-nafs),
harta (al-maal) dan kelangsungan keturunan (an-nasl). Pembangunan keimanan
merupakan prakondisi yang diperlukan dalam ekonomi Islam, sebab keimanan
merupakan fondasi bagi seluruh individu dan masyarakat. Jika keimanan seseorang
kokoh dan benar, yaitu memegang Islam secara kaffah, maka niscaya semua
muamalah akan baik pula. Keimanan akan turut membentuk preferensi, sikap,
pengambilan keputusan, dan perilaku masyarakat. Manusia memerlukan pemenuhan
kebutuhan keimanan yang benar, yang mampu membentuk preferensi, sikap,
keputusan, dan perilaku yang mengarah pada perwujudan mashlahah untuk mencapai
falah. Mashlahah harus diwujudkan melalui cara-cara yang sesuai dengan syariah
Islam sehingga akan terbentuk suatu peradaban yang luhur.
2. Moral sebagai Pilar Ekonomi Islam
Sebagai orang Islam perlu berperilaku sesuai dengan ajaran Islam atau
mewujudkan perilaku homo islamicus. Artinya, moral (akhlaq) Islam menjadi
pegangan pokok dari para pelaku ekonomi yang menjadi panduan mereka untuk
menentukan suatu kegiatan adalah baik atau baruk sehingga perlu dilaksanakan atau
tidak. Jika ini bisa terwujud, maka kita bisa mengatakan bahwa moral berperan
sebagai pilar (penegak) dari terwujudnya bangunan ekonomi Islam. Moral menempati
posisi penting dalam ajaran Islam, sebab terbentuknya pribadi yang memiliki moral
31
baik (akhlaqul karimah) merupakan tujuan puncak dari seluruh ajaran Islam,
sebagaiman sabda Nabi Muhammad Saw., “Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak.” Moralitas Islam dibangun atas suatu postulat keimanan
(rukun iman) dan postulat ibadah (rukun Islam) artinya bahwa moral ini lahir sebagai
konsekuensi dari rukun iman dan rukun Islam.
Moral ekonomi Islam dapat diuraikan menjadi dua komponen yaitu:
a. Nilai Ekonomi Islam
Nilai (value) merupakan kualitas atau kandungan intrinsik yang diharapkan dari
suatu perilaku atau keadaan. Dalam aspek ibadah shalat misalnya, nilai shalat diukur
dari kekhusyu’an sebelum, saat atau setelah shalat dilakukan. Nilai ini juga
mencerminkan pesan-pesan moral yang dibawa dari suatu kegiatan, seperti kejujuran,
keadilan, kesantunan, dan sebagainya.
b. Prinsip Ekonomi Islam
Prinsip merupakan suatu mekanisme atau elemen pokok yang menjadi struktur
atau kelengkapan suatu kegiatan atau keadaan. Dalam contoh shalat, prinsip
dicerminkan dari rukun dan syarat sahnya shalat yang membuat suatu kegiatan bisa
disebut sebagai shalat.43
Konsep-konsep fundamental dari nilai moral Islam:
1. Persatuan (Unity)
Alam semesta beserta dengan isinya, termasuk manusia adalah milik Allah, yang
memiliki kemahakuasaan (kedaulatan) sempurna atas makhluk-makhluk-Nya.
Konsep tauhid (dimensi vertikal) berarti Allah sebagai Tuhan yang Maha Esa
43Pengkajian dan pengembangan ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta Atas Kerja sama dengan Bank Indonesia, “Ekonomi Islam”, (Jakarta: Rajawali pers,
2012), h.54-57.
32
menetapkan batas-batas tertentu atas perilaku manusia sebagai khalifah, untuk
memberikan manfaat pada individu tanpa mengorbankan hak-hak individu lainnya,
yang merupakan pranata sosial, politik, agama, moral, dan hukum yang mengikat
masyarakat sebagai perangkat institusionalnya disusun sedemikan rupa dalam sebuah
unit bersistem terpadu untuk mengarahkan setiap individu manusia, sehingga mereka
dapat secara baik melaksanakan, mengontrol, serta mengawasi aturan-aturan tersebut.
Berlakunya aturan-aturan tersebut akan membentuk ethical organizational climate
tersendiri pada ekosistem individu dalam melakukan sistem ekonomi.
2. Keseimbangan (equilibrium)
Pengertian adil dalam Islam diarahkan agar hak orang lain, hak lingkungan
sosial, hak alam semesta, dan hak Allah dan Rasul-Nya berlaku sebagai stakeholder
dari perilaku adil seseorang. Semua hak-hak tersebut harus ditempatkan sebagaimana
mestinya (sesuai aturan syariah). Tidak mengakomodir saalah satu hak diatas, dapat
menempatkan seseorang tersebut pada kezaliman. Karenanya orang yang adil akan
lebih dekat kepada ketakwaan. Berlaku adil akan dekat dengan takwa, karena itu
dalam perniagaan (tijarah), Islam melarang untuk menipu walaupun hanya sekedar
membawa sesuatu pada kondisi yang menimbulkan keraguan sekalipun.
Konsep equilibrium juga dapat dipahami bahwa keseimbangan hidup di dunia
dan akhirat harus diusung oleh seorang pebisnis muslim. Oleh karenanya, konsep
keseimbangan berarti menyerukan kepada para pengusaha muslim untuk bisa
merealisasikan tindakan-tindakan (dalam bisnis) yang dapat menempatkan dirinya
dan orang lain dalam kesejahteraan duniawi dan keselamatan akhirat.
33
3. Kehendak Bebas (free will)
Konsep Islam memahami bahwa institusi ekonomi seperti pasar dapat berperan
efektif dalam kehidupan ekonomi. Hal ini dapat berlaku bila prinsip persaingan bebas
dapat berlaku secara efektif, dimana pasar tidak mengharapkan adanya intervensi dari
pihak manapun, tak terkecuali negara dengan otoritas penentuan harga atau private
sektor dengan kegiatan monopolistik. Harga sebuah komoditas (barang dan jasa)
ditentukan oleh penawaran dan permintaan, perubahan yang terjadi pada harga
berlaku juga ditentukan oleh terjadinya perubahan permintaan. Harus diyakini nilai
konsep Islam tidak memberikan ruang kepada intervensi dari pihak manapun untuk
menentukan harga. Konsep ini juga kemudian menentukan bahwa pasar Islami harus
bisa menjamin adanya kebebasan pada masuk atau keluarnya sebuah komoditas di
pasar. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin adanya pendistribusian kekuatan
ekonomi dalam sebuah mekanisme yang proporsional.
Aktivitas ekonomi dalam konsep ini diarahkan kepada kebaikan setiap
kepentingan untuk seluruh komunitas Islam, baik sektor pertanian, perindustrian,
pendistribusian, perdagangan maupun lainnya. Larangan adanya bentuk monopoli,
kecurangan, dan praktik riba adalah jaminan terhadap terciptanya suatu mekanisme
pasar yang sehat dan persamaan peluang untuk berusaha tanpa adanya keistimewaan-
keistimewaan pada pihak-pihak tertentu. Salah satu kekhasan dan keunggulan sistem
etika ekonomi Islam adalah kebersatuannya dengan nilai-nilai moral dan spiritual.
Tanpa filter moral, maka kegiatan ekonomi rawan kepada perilaku destruktif yang
dapat merugikan masyarakat luas.
34
4. Tanggung Jawab (Responsibility)
Al-Qur’an mendorong umat Islam untuk mengusai dan memanfaatkan sektor-
sektor dan kegiatan ekonomi dalam skala yang lebih luas dan komprehensif, seperti
perdagangan, industri, pertanian, keuangan jasa, dan sebagainya, yang ditujukan
untuk kemaslahatan dan kepentingan bersama.44
Konsep tanggung jawab individu begitu mendasar dalam ajaran-ajaran Islam
terutama jika dikaitkan dengan kebebasan ekonomi. Penerimaan pada prinsip
tanggung jawab individu ini berarti setiap orang akan diadili secara personal di hari
kiamat kelak. Tidak ada satu cara pun bagi seseorang untuk melenyapkan perbuatan-
perbuata jahatnya kecuali dengan memohon ampunan Allah dan melakukan
perbuatan-perbuatan yang baik (amal saleh).
Perspektif Islam menekankan bahwa individual yang penting dan bukan
komunitas, masyarakat, ataupun bangsa. Individu tidak dimaksudkan untuk melayani
masyarakat melainkan masyarakatlah yang benar-benar harus melayani individu.
Tidak ada satu komunitas atau bangsapun bertanggung jawab di depan Allah seebagai
kelompok, setiap anggota masyarakat bertanggung jawab di depannya secara
individual. Alasan yang bebas dan tertinggi dari adanya sistem sosial adalah
kesejeahteraan dan kebahagiaan individu, bukan kesejahteraan dan kebahagiaan
masyarakat. Dari sinilah ukuran yang benar dari suatu sistem sosial yang baik adalah
batas yang membantu para anggota masyarakat untuk mengembangkan kepribadian
mereka dan meningkatkan kemampuan personal mereka.
44
Didin Hafidhuddin, ”Islam Aplikatif” ,(Jakarta : Gema Insani, Jakarta, 2003), h.29.
35
5. Kebaikan (benevolence)
Ihsan (benevolence), artinya melaksanakan perbuatan baik yang dapat
memberikan kemanfaatan kepada orang lain, tanpa adanya kewajiban tertentu yang
mengharuskan perbuatan tersebut atau dengan kata lain beribadah dan berbuat baik
seakan-akan melihat Allah jika tidak mampu, maka yakinlah Allah melihat. Dalam
sebuah kerjasama bisnis pelaksanaan konsep ihsan dalam bisnis yaitu: 1). Kemurahan
hati (leniency); 2). Motif pelayanan (service motives); dan 3). Kesadaran akan adanya
Allah dan aturan yang berkaitan dengan pelaksanaan yang menjadi prioritas
(conciousness of Allah and of his prescribed priorities).45
c. Nilai-nilai dasar ekonomi Islam
Moral Islam sebagai pilar Ekonomi Islam perlu dijabarkan lebih lanjut menjadi
nilai-nilai yang lebih terinci sehingga pada akhirnya dapat menjadi rumusan
penentuan perilaku para ekonomi. Nilai-nilai ini merupakan sisi normatif dari
ekonomi Islam yang berfungsi mewarnai atau menjamin kualitas perilaku ekonomi
setiap individu. Keberadaan nilai semata pada perilaku ekonomi dapat menghasilkan
suatu perekonomian yang normatif, tidak akan bisa berjalan secara dinamis. Oleh
karena itu, implementasi nilai-nilai ini harus secara bersama-sama didasarkan atas
prinsip-prisip ekonomi. Prinsip inilah yang akan menjadikan bagunan ekonomi Islam
kokoh dan dinamis, dan nilai lah yang berfungsi untuk mewarnai kualitas bangunan
tersebut. Nilai-nilai dasar ekonomi Islam digali dari Al-Qur’an dan Sunnah.
Meskipun pada dasarnya nilai dan prinsip tidak bisa dipisahkan, namun penjelasan ini
lebih dimaksudkan untuk memudahkan pengidentifikasian sisi positif dan sisi
normatif dari ajaran Islam.
45 Faisal Badroen, “Etika Bisnis Dalam Islam” (Jakarta:Kencana, 2006), h. 89-102.
36
Nilai-nilai dalam Al-Qur’an dan Hadis terkait dengan ekonomi sangatlah
banyak. Pandangan Ekonomi Muslim dapat disimpulkan bahwa nilai ajaran Islam
adalah tauhid, yaitu bahwa segala aktivitas manusia di dunia ini, termasuk ekonomi,
hanya dalam rangka untuk ditujukan mengikuti satu kaidah hukum, yaitu hukum
Allah. Ekonomi akan membawa kepada falah ketika mampu membawa hukum-
hukum buatan manusia ini kembali kepada hukum universal, yaitu hukum Allah yang
kadang disebut dengan hukum alam oleh masyarakat konvensional. Dalam
pelaksanaannya, nilai tauhid ini diterjemahkan dalam banyak nilai dan terdapat tiga
nilai dasar yang menjadi pembeda ekonomi Islam dengan lainnya, yaitu:
a. Adl
Keadilan (adl) merupakan nilai paling asasi dalam ajaran Islam.menegakkan
keadilan dan memberantas kedzaliman adalah tujuan utama dari Risalah para Rasul-
Nya. Keadilan seringkali di letakkan sederajat dengan kebajikan dan ketakwaan,
seluruh ulama terkemuka sepanjang sejarah Islam menempatkan keadilan sebagai
unsur paling utama dalam maqashid syariah. Ibn Taimiyah menyebut keadilan
sebagai nilai utama dari tauhid, sementara Muhammad Abduh menganggap
kezaliman (zulm) sebagai kejahatan yang paling buruk (aqbah al-munkar) dalam
kerangka nilai-nilai Islam. Sayyid Qutub menyebut keadilan sebagai unsur pokok
yang komprehensif dan terpenting dalam semua aspek kehidupan.
Dengan berbagai muatan makna “adil” tersebut, secara garis besar keadilan dapat
didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana terdapat kesamaan perlakuan dimata
hukum, kesamaan hak kompensasi, hak hidup secara layak, hak menikmati
pembangunan dan tidak adanya pihak yang dirugikan serta adanya keseimbangan
dalam setiap aspek kehidupan.
37
b. Khilafah
Nilai khilafah secara umum berarti tanggung jawab sebagai pengganti atau
utusan Allah di alam semesta. Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah di
muka bumi, yaitu menjadi wakil Allah untuk memakmurkan bumi dan alam semesta.
Konsep khilafah dapat dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai pengertian, namun
pengertian umumnya adalah amanah dan tanggung jawab manusia terhadap apa-apa
yang telah dikuasakan kepadanya, dalam bentuk sikap dan perilaku manusia terhadap
Allah, sesama, dan alam semesta. Dalam makna sempit. Khilafah berarti tanggung
jawab manusia untuk mengelolah sumber daya yang dikuasakan Allah kepadanya
untuk mewujudkan mashlahah yang maksimun dan mencegah kerusakan di muka
bumi.
c. Takaful
Islam mengajarkan bahwa seluruh manusia adalah bersaudara. Sesama orang
Islam adalah saudara yang belum sempurna Iman sesorang sebelum ia mencintai
saudaranya melebihi cintanya pada diri sendiri. Hal ini yang mendorong manusia
untuk mewujudkan hubungan yang baik diantara individu dan masyarakat melalui
konsep penjaminan oleh masyarakat atau takaful. Jaminan masyarakat (social
insurance) ini merupakan bantuan yang diberikan masyarakat kepada anggotanya
yang terkena musibah atau masyarakat yang tidak mampu. Jaminan masyarakat ini
tidak saja bersifat material, melainkan juga bersifat mak’nawiy (non materi).46
46Pengkajian dan pengembangan ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta Atas Kerja sama dengan Bank Indonesia, “Ekonomi Islam”, (Jakarta: Rajawali pers,
2012), h. 58-63.
38
2.3 Tinjauan Konseptual
Penulisan ini, akan digunakan beberapa istilah yang relevan dengan topik yang
dibahas.Istilah-istilah tersebut adalah:
2.3.1 Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah merupakan aktivitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan
untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirumuskan dan
ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa yang
melaksanakan, dimana tempat pelaksanaannya dimulai dan bagaimana cara yang
harus dilaksanakan, suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program
atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah
yang strategis maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan guna
mencapai sasaran dari program yang ditetapkan semula.47
Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang
sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah
perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan
penerapan. Majone dan Wildavsky mengemukakan bahwa pelaksanaan sebagai
evaluasi. Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa Pelaksanaan adalah
perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan.48
2.3.2 Undian
Kamus Besar Bahasa Indonesia, undian berasal dari kata undi yang artinya
adalah sesuatu yang dipakai untuk menentukan atau memilih untuk menentukan
47
Abdullah Syukur, “ Study Implementasi Latar Belakang Konsep Pendekatan dan
Relevansinya Dalam Pembangunan” (Ujung Pandang: Persadi, 1987), h. 40.
48Nurdin Usman, Kompleks Implementasi Berbasis Kurikulum. (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2002), h. 70.
39
siapa-siapa yang berhak atas sesuatu.49
Undian adalah sesuatu yang diundi50
dan
undian berhadiah adalah undian yang ada hadiahnya.
Diartikan dengan kata undian dalam undang-undang adalah tiap-tiap
kesempatan yang diadakan oleh sesuatu badan usaha untuk mereka yang telah
memenuhi syarat-syarat tertentu dapat ikut serta memperoleh hadiah berupa uang
atau benda yang akan diberikan kepada peserta-peserta yang ditunjuk sebagai
pemenang dengan jalan diundi atau dengan cara lain untuk menentukan untung yang
tidak terbanyak dapat dipengaruhi oleh peserta sendiri.51
Uraian tersebut mengemukakan aktivitas lotre atau undian diperbolehkan oleh
pemerintah serta peraturannya telah dibuat, artinya ada izin yang mendukung
terlaksananya kegiatan tersebut.
2.3.2.1 Undian Dalam Pandangan Islam
Kata undian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sesuatu yang
diundi (lotere). Istilah lotere sendiri berasal dari bahasa belanda “lotterij” yang
memiliki arti undian berhadiah, nasib, peruntungan.52
Dalam bahasa arab istilah undian dikenal dengan istilah Qur’ah, yang bisa
dimaknai sebagai upaya memilih sebagian pilihan dari keseluruhan pilihan yang
tersedia itu memiliki kemungkinan yang sama besarnya untuk terpilih. Undian
merupakan upaya paling mampu menjauhkan unsur keberpihakan dalam memilih
49
Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2005), h. 382.
50Dwi Adi K, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Surabaya: Fajar Mulya, 2001), h. 571
51Dede Hermawan, perlindungan konsumen dalam bisnis undian sms berhadiah studi
komparatif fatwa mui dan undang-undang no.8 tahun 1954 tentang perlindungan konsumen” dalam
Scholar, (Yogyakarta: Universitas Negeri Sunan Kaligaja, 2009), h. 53.
52
Safiudin Shidik, Hukum Islam Tentang Berbagai Persoalan kontemporer, (Jakarta: PT
Intimedia Cipta Nusantara, 2004), h. 379.
40
dan dapat dilakukan untuk maksud-maksud yang jauh sama sekali dari perjudian.53
Islam yang mengajarkan segala yang baik dan bermanfaat bagi manusia, selain
itu Islam adalah agama fitrah, yang sesuai dengan sifat dasar manusia (Human
Nature).54
Perbuatan manusia menurut pendekatan Syariah dapat berbentuk ibadah
dan bisa juga berbentuk muamalah. Suatu perbuatan ibadah pada asalnya tidak boleh
di lakukan kecuali ada dalil atau ketentuan yang terdapat dalam Al-qur’an atau
Hadist, yang menyatakan bahwa perbuatan itu harus atau boleh di lakukan kecuali
ada ketentuan dalam al-qur’an atau hadist yang melarangnya.
Surat An-Nisa’ ayat 29:
يا أيها الذين آمنوا لا تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إلا أن تكون تجارة عن تراض
نكم ولا تقتلو كان بكم رحيمامه ﴾٢٩﴿ ا أنفسكم إن الله
Terjemahnya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu”. (An-Nisa’: 29)
55
Ajaran agama Islam yang bersumber pada Wahyu Illahi dan Sunnah rasul
mengajarkan kepada umatnya untuk berusaha mendapatkan kehidupan yang baik di
dunia dan sekaligus memperoleh kehidupan yang baik di akhirat. Hal ini berarti
dalam mengejar kehidupan di dunia tidak dapat di lakukan dengan menghalalkan
segala macam cara, tetapi harus di lakukan melalui gerakan amal saleh.56
53
Safiudin Shidik, (Jakarta: PT Intimedia Cipta Nusantara, 2004), h. 379-380.
54Zainul Arifin, Dasar- Dasar Management Bank Syariah, ( Jakarta: Alvabeta, 2002 ), h. 1.
55Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-qur’an dan Terjemahannya, Semarang,
CV.Alwaah, 1989, h. 83.
56Widyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, ( Jakarta: Badan Penerbit FHUI, 2005
), h. 3-4.
41
Menurut pendapat Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz dalam kitabnya Al-
Lajnah Al-Daʻimah menyatakan bahwa hukum hadiah undian adalah haram secara
mutlak. Alasannya karena hal tersebut tidak lepas dari bentuk Maysir dan menilai
maksud pembeli, baik itu untuk membeli barang ataupun hanya ikut serta untuk
mendapatkan undian tersebut merupakan suatu perkara yang sulit.
Pemaparan tersebut dapat dipahami bahwa undian kupon berhadiah
mempunyai banyak bentuk dan yang paling sederhana adalah anggota yang
menabung akan diberikan kupon dan pemenangnya mendapatkan hadiah, pemberian
hadiah sebagai daya tarik untuk menjaring dan mempetaruhkan kesetiaan anggota,
agar merangsang pola pikir anggota agar menabung lebih banyak lagi.
2.3.2.2 Dasar Hukum Undian
Dalam aspek Hukum Ekonomi Syariah pada dasarnya hukum mengikuti
undian adalah boleh, namun dengan syarat harga produk yang dibeli tidak naik,
lantaran ada undian dan tujuan membeli barang tersebut memang karena kebutuhan.
Artinya tidak ada undian pun barang tersebut tetap akan dibeli.
Undian berhadiah tanpa menarik iuran dari peserta, maksudnya kupon undian
diberikan kepada peserta dengan cara cuma-cuma maka hukum undian ini
dibolehkan syariat, karena tidak ada dalil yang melarangnya dan juga gharar yang
terdapat dalam akad ini disebabkan ketidaktahuan peserta akan fisik hadiah yang
mereka terima tidak berdampak merusak akad.
Undian berhadiah dengan membayar iuran, undian jenis ini diharamkan
sekalipun jumlah iuranya sangat sedikit, karena ghararnya nyata, dimana peserta
membayar iuran yang kemungkinan ia mendapatkan hadiah sehingga berlaba atau ia
tidak mendapat apa-apa sehingga ia rugi, maka undian ini termasuk maysir. Islam
42
memandang bahwa sesuatu yang mengandung unsur perjudian atau undian dan
segala bentuk taruhan haram hukumnya.
2.3.2.3 Unsur dan batasan undian yang dilarang:
a. Maisir yaitu menggundi nasib dimana konsumen akan berharap cemas
memperoleh hadiah besar dengan cara mubah.
b. Tabdzir yaitu permainan sms berhadiah cenderung membentuk perilaku
mubadzir yang menyia-nyiakan harta dalam kegitan yang berunsur
maksiat/haram.
c. Gharar yaitu permainan yang tidak jelas (bersifat mengelabuhi), dimaksut
untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya oleh produsen /penyedia jasa
melalui trik pemberian hadiah atau bonus.
d. Dharar yaitu membahayakan orang lain akibat dari permainan judi
terselubung yang menyesatkan dengan pemberian hadiah kemenangan diatas
kerugian dan kekalahan yang diderita oleh peserta lain.
e. Ighra’ yaitu membuat angan-angan kosong dimana konsumen dengan
sendirinya akan berfantasi mengharap dapat hadiah yang menggiurkan.
Akibatnya, menimbulkan mental malas bekerja karena untuk mendapatkan
hadiah tersebut dengan cukup menunggu pengumuman.
f. Israf yaitu pemborosan, dimana peserta mengeluakan uang diluar kebutuhan
yang wajar.
g. Hukum tersebut dikecualikan jika hadiah bukan ditarik dari peserta.57
Pemaparan tersebut dapat dipahami bahwa sesuatu yang mengandung unsur-
unsur diatas terdapat indikasi bentuk perjudian yang dilarang dan sangat dibenci
57
Himpunan Fatwa MUI, (Jakarta: Erlangga,2006), h .847.
43
Allah dan belum sesuai dengan syariat Ekonomi Syariah.
2.3.3 Etika Ekonomi Islam
Karl Bath mengungkapkan dalam Madjid Etika (ethos) adalah sebanding
dengan moral (mos), di mana keduanya merupakan filsafat tentang adat kebiasaan
(sitten). Sehingga secara umum etika kerja atau moral adalah filsafat, ilmu atau di
siplin tentang tingkah laku manusia atau tindakan manusia. Dengan demikian
persepsi umum secara sederhana atas pengertian etika hanya dianggap sebagai
pernyataan benar atau salah serta baik atau buruk.58
Menurut Abdul Manan mengemukakan pendapat bahwa ilmu ekonomi islam
adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi
masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.59
Menurut Chapra mengemukakan pendapat bahwa ekonomi Islam adalah
sebuah pengetahuan yang membantu upaya relisasi kebahagiaan manusia melalui
alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang berada dalam koridor yang
mengacu pada pengajaran Islam tanpa memeberikan kebebasan individu atau tanpa
perilaku makro ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa ketidakseimbangan
lingkungan.60
Beberapa definisi tersebut penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Etika
Ekonomi Islam adalah tingkah laku manusia atau perilaku manusia yang
58
Nurcholis Madjid. 1992. “Ajaran Nilai Etis dalam Kitab Suci dan Relevansinya bagi
Kehidupan Modern” Dalam Islam doktrin dan Peradaban : Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah
Keimanan, Kemanusiaan dan Kemodernan, (Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 1992), h. 56.
59Muhammad Abdul Manan, “Islamic Economics, Theory and Practice”, (India: Idarah
Adabiyah, 1980), h. 3.
60Mustafa Edwin Nasution dkk, “Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam”, (Jakarta: Kencana,
2006), h. 16.
44
mempelajari masalah-masalah ekonomi yang terjadi di masyarakat dalam
bertransaksi diilhami nilai-nilai Islam sesuai dengan yang disebutkan Al-Qur’an dan
Hadis.
45
46
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode-metode penelitian yang digunakan dalam pembahasan ini meliputi
beberapa hal yaitu jenis penelitian, lokasi penelitian. Fokus penelitian, jenis dan
sumber data yang digunakan, teknik pengumpulan data, dan teknis analisis data.61
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini berjenis kualitatif yang menggunakan data yang berupa
bahasa/narasi dengan metode penelitian lapangan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan fenomenologi untuk memaknai sesuatu berdasarkan peristiwa yang
terjadi yang sangat nampak dimasa sekarang. Fenomenologi digunakan penulis dalam
menganalisis mekanisme pelaksanaan undian nasabah di BRI Cabang Barru (analisis
etika ekonomi Islam).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank BRI Cabang Barru yang terletak di Jl. Sultan
Hasanuddin No.90, Palakka, Kec. Barru, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan 90711.
Dalam kurun waktu yang digunakan kurang lebih 45 hari atau sesuai kebutuhan
peneliti.
3.3 Fokus Penelitian
Penelitian dilaksanakan untuk menjawab permasalahan yang telah
dikemukakan melalui pengumpulan dan pengolaan data yang relevan. Penelitian ini
difokuskan pada mekanisme pelaksanaan undian nasabah analisis etika ekonomi
Islam.
61
Tim Penyusun, Pedoman Penelitian Karya Ilmiah ( Makalah dan Skripsi), Edisi Revisi
(Parepare: STAIN PArepare,2013), h. 34.
47
3.4 Jenis dan Sumber Data yang digunakan
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas dua
yaitu data primer dan data sekunder:
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan
dicatat untuk pertama kalinya.62
Dengan kata lain, data diambil oleh peneliti secara
langsung dari objek penelitiannya, tanpa diperantarai oleh pihak ketiga, keempat dan
seterusnya, dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung dari wawancara
kepada praktisi yang bekerja di BRI Cabang Barru.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku yang berhubungan
dengan objek penelitian, hasil penelitian dalam bentuk laporan, skripsi, tesis, dan
disertasi.63
Adapun data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku-buku
ilmiah, pendapat-pendapat dan dokumentasi serta foto yang berkaitan dengan prinsip
ekonomi Islam.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah studi
lapangan. Penelitian lapangan yaitu mempelajari secara intensif tentang latar
belakang sekarang, dan interaksi suatu sosial, individu, kelompok, lembaga dan
masyarakat.64
Penelitian lapangan (Field Researc) yang juga dianggap sebagai
pendekatan luas dalam penelitian kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan peneliti sebagai berikut:
62
Marzuki, Metodologi Riset (Yogyakarta: Hanindita Offset 1983), h. 55.
63 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 106.
64Husaini Usma, et al., Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), h. 5.
48
3.5.1 Observasi (pengamatan)
Observasi ini digunakan karena memperhatikan fenomena dengan terfokus
terhadap kejadian atau gejala-gejala terhadap sesuatu untuk menafsirakan dan
mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya. Menggunakan kemampuan penulis
dalam penelitian ini dapat melihat, mendengar dan merasakan sendiri fenomena yang
terjadi dilapangan. Dengan melakukan ini penulis mampu mendapatkan sendiri
informasi atau data melalui pengamatan ini.
3.5.2 Wawancara(interview)
Wawancara dapat didefinisikan sebagai “interaksi bahasa yang berlangsung
antara dua orang dalam situasi saling berhadapa salah serorang, yaitu yang
melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti
yang berputar disekitar pendapat dan keyakinan.65
Menyiapkan instrument berupa pertanyaan-pertanyaan yang telah
dipersiapkan oleh peneliti secara tatap muka dan peneliti merekam jawaban yang
diperoleh sebagai informasi penting dalam menafsirkan penelitian yang sedang
dikerjakan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan kepada para praktisi BRI
Cabang Barru, untuk dapat membantu menetapkan keabsahan data yang telah
diperoleh peneliti sebelumnya dari sumber-sumber lain. Bentuk wawancara yang
digunakan adalah dengan mengajukan pertanyaan yang biasa untuk memerlukan
jawaban tertentu dan mengajukan pertanyaan dengan tidak membatasi
jawaban.Sehingga dengan mudah dapat memperoleh jawaban sebanyak mungkin dan
mengklasifikasikan serta menganalisis data yang diperoleh.
65
Emsir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Cet. II; Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2011), h. 50
49
3.5.3 Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan cara pengumpulan beberapa informasi
pengetahuan, fakta dan data. Dengan demikian, maka dapat dikumpulkan data-data
dengan kategorisasi dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan
masalah penelitian, baik dari sumber dokumen, buku-buku jurnal ilmiah, koran,
majalah, website, dan lain-lain.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses pencandraan (description) dan penyusunan
transkip interview serta material lain yang telah terkumpul. Maksudnya agar peneliti
dapat menyempurnakan pemahaman terhadap data tersebut untuk kemudian
menyajikannya kepada orang lain lebih jelas tentang apa yang telah ditemukan atau
didapatkan di lapangan.66
Analisis data nantinya akan menarik kesimpulan yang
bersifat khusus atau berangkat dari kebenaran yang bersifat umum mengenai suatu
fenomena dan mengeneralisasikan kebenaran tersebut pada suatu peristiwa atau data
yang berindikasi sama dengan fenomena yang bersangkutan.67
Selain itu dilakukan
pula proses siklus antara tahap-tahap tersebut, sehingga data yang terkumpul
berhubungan satu dengan yang lainnya secara sistematis.68
Teknik yang digunakan dalam menganalisis data pada umumnya adalah
metode induktif dan deduktif. Adapun tahapan proses analisis data adalah sebagai
berikut:
66
Sudarman Danim, Menjadi Penelitian Kualitatif: Ancangan Metodelogi, Presentasi, dan
Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial,
Pendidikan, dan Humaniora (Cet. I; Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), h.37.
67Saifudin Azwar, Metode Penelitian (Cet. II; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), h. 40.
68H.B Sutopo, Pengantar Metodelogi Penelitian Kualitatif (Cet. I; Surakarta: UNS Press,
2002), h. 94.
50
3.6.1 Reduksi Data (Data Reduction)
Proses pemilihan, pemusatan perhatian kepada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di
lapangan. Membuat rangkuman, memilih hal-hal yang pokok dan penting, mencari
tema dan pola, membuang data yang dianggap tidak penting. Reduksi data berlansung
terus-menerus sampai sesudah penelitian lapangan sampai laporan akhir lengkap
tersusun.
3.6.2 Penyajian Data (Data Display)
Dengan menggabungkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara
dengan beberapa sumber data dan dokumentasi data yang disajikan berupa narasi
kalimat, dimana setiap fenomena yang dilakukan atau diceritakan ditulis apa adanya
kemudian peneliti memberikan interprestasi atau penilaian sehingga data yang disaji
menjadi bermakna.
3.6.3 Penarikan Kesimpulan (Conclution) atau Verifikasi Data
Pengumpulan data pada tahap awal (studi pustaka) menghasilkan kesimpulan
sementara yang apabila dilakukan verifikasi (penemuan bukti-bukti atau fakta-fakta
yang terjadi di lapangan) dapat menguatkan kesimpulan awal atau menghasilkan
kesimpulan yang baru. Kesimpulan-kesimpulan akan ditangani dengan longgar, tetap
terbuka, tetapi kesimpulan sudah disediakan, mula-mula belum jelas, meningkat
menjadi rinci atau mengakar dengan pokok. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi
selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali
yang melintas dalam pemikiran penganalisa selama ia menulis.69
69
H.B Sutopo, Pengantar Metodelogi Penelitian Kualitatif, h. 91-92.
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Mekanisme Pelaksanaan Undian Nasabah di Bank BRI Cabang Barru
Undian adalah salah satu cara yang dilakukan oleh sebuah perusahaan barang
atau jasa untuk menarik minat pembeli atau nasabah agar mereka tertarik untuk
menggunakan produk dari perusahaan tersebut. Undian berhadiah memang makin
marak terjadi di zaman modern ini dan perkembangannya pun semakin pesat, seperti
melalui media sosial, media audio visual, media cetak, bahkan banyak di iklankan
dalam bentuk poster maupun baliho, dan lembaga–lembaga keuangan lainnya. Hanya
saja dari masa ke masa bentuk dan tujuannya beraneka ragam, undian yang pada
dasarnya halal bisa berubah menjadi haram bila terdapat unsur tertentu yang berubah
menjadi sebuah perjudian. Maka yang membedakan bukan nama atau
pengistilahannya, melainkan kriteria yang ditetapkan oleh penyelenggara undian.
Beberapa cara dapat dilakukan oleh pihak bank BRI Cabang Barru dalam
menarik nasabah yaitu salah satunya dengan di selenggarakannya undian yang
dilaksanakan dalam dua periode setiap tahunnya atau enam bulan sekali undian.
Adapun fakor-faktor yang dapat menunjang program pelaksanaan undian nasabah di
BRI Cabang Barru adalah sebagai berikut:
4.1.1 Faktor Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu program yang dapat dilaksanakan dengan baik
dan jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut proses penyampaian informasi,
kejelasan informasi dan konsistensi informasi yang disampaikan. Seperti halnya di
dunia perbankan dalam menyampaikan informasi yang akurat dan jelas diperlukan
adanya komunikasi baik antara praktisi bank dan nasabah. Perlunya komunikasi ini
52
bertujuan agar pihak bank dapat meminimalisir penipuan yang mengatasnamakan
undian dari Bank yang terkait. Salah satu faktor komunikasi yang dapat dilakukan
oleh pihak bank BRI kepada nasabah yang bisa dikategorikan ikut serta dalam
pelaksanaan undian yaitu :
4.1.1.1 Memiliki rekening Simpedes
Bank BRI Cabang Barru dalam hal pelaksanaan undian nasabah diharuskan
membuka rekening simpedes hal ini merupakan suatu informasi yang sangat penting
di sampaikan kepada nasabah dan calon nasabah yang ingin membuka rekening baru
dan bisa ikut dalam pelaksanaan undian. Adapun uraian mengenai tentang syarat
utama dalam ikut undian sebagaimana hasil wawancara Bapak Mif. Apmidjaya
selaku Supervisor Bank BRI Cabang Barru:
“Ketentuan utama yang harus dilalui oleh para nasabah yaitu harus memiliki rekening simpedes dimana syarat pembukaan rekening simpedes harus mengisi formulir pembukaan rekening terlebih dahulu, dengan usia maksimal 17 tahun dan memiliki kartu identitas seperti KTP, NPWP atau identitas lainnya dengan setoran awal minimal Rp. 100.000,-“.
70
Simpedes adalah simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan yang dilayani
di BRI Unit, yang penyetorannya dapat dilakukan setiap saat dan frekuensi serta
jumlah pengambilan tidak dibatasi sepanjang saldonya mencukupi. Adapun jenis
tabungan yang disediakan oleh BRI dan biaya administrasi perbulannya dapat sudah
disertakan dalam kolom.
70
Wawancara yang dilakukan oleh Bapak Mif Apmidjaya di BRI Cabang Barru pada tanggal
15 November 2019
53
Tabel data jenis tabungan dan biaya administrasi:
Jenis Tabungan BRI Biaya Admin BRI
per Bulan
Biaya Kartu Debit
BRI per Bulan
Bunga Tabungan
BRI per Tahun
(max)
BritAma Bisnis Gratis Gratis 2,7 %
TabunganKu BRI Gratis Tidak dapat kartu
debit 1.00 %
BritAma Junior Gratis/ Rp. 5.000 Gratis 1.90 %
BritAma Muda Rp. 4.000 Gratis 1.75 %
BRI Simpedes Rp. 5.500 Gratis 1.10 %
BritAma Rp. 11.000/
Rp. 12.000 Rp. 2.000 (Classic) 1.90 %
Keunggulan dari Rekening Simpedes:
1. Jaringan yang tersebar luas di seluruh Indonesia dan terhubung secara On Line.
2. Peluang besar untuk memenangkan hadiah, total Milyaran Rupiah.
3. Dilengkapi dengan BRI Card (Kartu BRI) yang berfungsi sebagai Kartu ATM
dan Kartu Debit dengan fitur transaksi yang lengkap.
4. Pembukaan Rekening Tabungan Simpedes BRI yang mudah dan praktis, di
seluruh unit kerja BRI.
5. Jumlah dan frekuensi setor dan ambil tidak dibatasi, sepanjang memenuhi
ketentuan yang berlaku.
Dari hasil wawancara diatas penulis dapat disimpulkan bahwa dalam
pelaksanaan undian yang dilakukan oleh pihak bank syarat utama yang harus dilalui
oleh nasabah yaitu dengan memiliki tabungan BRI Simpedes, meskipun nasabah
54
memiliki tabungan BRI tetapi dalam jenis lain. Nasabah tersebut tidak dapat ikut
dalam proses undian yang akan diselenggarakan oleh bank. Membuka rekening
simpedes juga memiliki beberapa syarat agar bisa memiliki tabungan sendiri salah
satunya harus berusia 17 tahun keatas. Jadi bisa dipastikan bahwa nasabah yang
belum cukup umur tidak bisa asal ikut membuka rekening karena harus memiliki
kartu identitas karena kartu identitas sebagai pelacak bagi ada oknum yang tidak
bertanggung jawab meng salah gunakan buku rekening nasabah. Adapun fasilitas-
fasilitas yang bisa diperoleh bagi nasabah yang pemilik rekening simpedes adalah
sebagai berikut.
Fasilitas yang tersedia:
1. Fasilitas E-Banking BRI (SMS Banking, Internet Banking, Mobile Banking, SMS
Notifikasi, dll.)
2. Fasilitas Transaksi Otomatis, meliputi:
a. Automatic Fund Transfer (AFT)
Fasilitas untuk mentransfer dana dari rekening Simpedes ke rekening simpanan
di BRI, baik di Unit Kerja sendiri ataupun di Unit Kerja lain,
setiap tanggal tertentu dengan nominal transfer tertentu yang bersifat tetap
(secara rutin).
b. Account Sweep
Fasilitas untuk mentransfer dana dari satu rekening ke rekening lainnya di
Unit Kerja sendiri ataupun di Unit Kerja lain secara otomatis yang
sebelumnya di set up saldo minimal atau saldo maksimalnya. Transfer
otomatis terjadi apabila batas saldo minimal atau maksimal tersebut
55
terlampaui. Fasilitas ini dapat digunakan untuk keperluan Simpedes mem-
back up giro secara otomatis.
c. Automatic Grab Fund (AGF)
Fasilitas transfer otomatis untuk menarik (mendebet) dana secara otomatis
oleh satu rekening dari rekening lainnya, baik di Unit Kerja sendiri maupun
Unit Kerja lain. Inisiatif pendebetan berasal dari rekening yang akan
mendebet, dengan nominal transaksi yang bersifat tetap. Fasilitas ini dapat
digunakan untuk pembayaran angsuran pinjaman secara otomatis, dimana
rekening pinjaman akan secara otomatis mendebet rekening Simpedes untuk
membayar angsurannya.
3. Aksebilitas BRI Card.
4. Jaringan BRI Card.
4.1.1.2 Saldo mengendap minimal 1 Bulan lebih dari Rp. 100.000,-
Saldo rekening adalah jumlah yang ada pada akun setelah pembebanan biaya
jasa penarikan, pendebitan dan pengkreditan setoran, serta hasil kliring penarikan cek.
Selain itu, saldo rekening juga dapat digunakan untuk rekonsiliasi dengan
membandingkan laporan bank dengan buku cek. Sedangkan saldo mengendap atau
saldo ditahan, adalah saldo tabungan yang tidak bisa ditarik nasabah. Besaran saldo
yang dibuat mengendap oleh bank sangat beragam, tergantung bank. Adapun uraian
mengenai tentang saldo mengendap sebagaimana hasil wawancara dari Bapak Mif
Apmidjaya selaku Supervisor (SOP) di BRI Cabang Barru:
“Setelah memiliki rekening simpedes, ketentuan yang kedua untuk bisa mengikuti undian nasabah yang diselenggarakan oleh BRI Cabang Barru yaitu saldo yang mengendap di buku rekening Simpedes minimal 1 bulan lamanya dengan saldo lebih dari Rp. 100.000,-“.
71
71
Wawancara yang dilakukan oleh Bapak Mif Apmidjaya di BRI Cabang Barru pada tanggal
15 November 2019
56
Hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa meskipun
nasabah sudah memiliki tabungan BRI simpedes tetapi isi saldo dari tabungan
tersebut tidak memenuhi syarat kedua dari undian yang diselenggarakan. Maka bisa
dikatakan nasabah tersebut tidak dapat ikut serta dalam proses jalannya undian.
Adapun maksud dari saldo mengendap yang dikatakan oleh informan adalah saldo
yang ditahan atau saldo yang harus ada di dalam rekening tabungan simpedes dan
saldo tersebut tidak boleh berkurang selama periode penyelenggaraan undian
berlangsung sampai puncak acara dimulai. Alangkah baiknya nasabah meningkatkan
saldo tabungan agar bisa berpeluang besar memenangkan hadiah utama. Maksud dari
saldo yang tertinggal di dalam rekening simpedes selama 1 bulan harus lebih dari Rp.
100.000,- dan jika kurang dari Rp. 100.000,- maka nasabah tidak dapat mengikuti
undian berhadiah yang dilaksanakan oleh pihak Bank BRI Cabang Barru.
Tabel data penghitungan Point undian yang dilaksanakan BRI :
Tanggal Mulai Tanggal
Selesai Setor/ (Tarik) Saldo Akhir
Jumlah
Hari
Saldo Akhir x
Jumlah Hari
1 Juni 2019 11 juni 2019 Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000 11 hari Rp. 11.000.000
12 Juni 2019 26 Juni 2019 Rp. 2.000.000 Rp. 3.000.000 15 hari Rp. 45.000.000
27 Juni 2019 29 Juni 2019 Rp. 3.500.000 Rp. 6.500.000 3 hari Rp. 19.500.000
30 Juni 2019 30 Juni 2019 Rp. 500.000 Rp. 6.000.000 1 hari Rp. 6.000.000
Total Hari 30 hari Rp. 81.500.000
Saldo Rata-Rata Harian
57
Perhitungan saldo rata-rata harian dari simulasi di atas dijelaskan sebagai berikut.
(Rp. 1.000.000 x 11 hari) + (Rp. 3.000.000 x 15 hari) + (Rp. 6.500.000 x 3 hari) + (Rp. 6.000.000 x 1 hari)
30 hari
=Rp. 2.716.667
Poin yang di dapatkan rekening:
Rp. 2.716.667 x 30 poin = 54x 30 poin = 1620 poin.
Rp. 50.000
Pembukaan rekening simpedes dapat dilakukan dua cara yaitu :
1. Pembukaan rekening secara online
58
2. Pembukaan rekening secara langsung (offline)
4.1.2 Resource (Sumber daya)
Hal ini meliputi empat komponen yaitu terpenuhinya jumlah staf dan kualitas
mutu, informasi yang diperlukan guna pengambilan keputusan atau kewenangan yang
cukup guna melaksanakan tugas sebagai tanggung jawab dan fasilitas yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan. Adapun data yang diperoleh dari penulis mengenai
jumlah karyawan atau staf bank yaitu :
59
Data jumlah pekerja berdasarkan Status.
Data jumlah pekerja berdasarkan tingkat pendidikan.
Data jumlah pekerja berdasarkan level organisasi.
Seperti yang dikemukakan oleh bapak Mif apmidjaya :
“ kualitas karyawan dan pekerja bank berdasarkan pengelompokkan dari segi tingkat pendidikan, tingkat status dan level organisasi merupakan jumlah karyawan yang bisa diberikan posisi pekerjaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan, maupun level organisasi. Pekerja bank yang bertugas dalam penanganan pelaksanaan undian itu adalah Supervisor atau biasa disebut SOP
2015 2017 2016
2015 2016 2017
2015 2016 2017
60
yang bekerja dibagian unit usaha mikro yang ada di BRI Cabang Barru serta karyawan-karyawan yang terlibat langsung dalam pelaksanaan undian ini”.
72
Hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam bekerja disuatu
perusahaan diperlukan skill atau kemampuan dalam melakukan suatu pekerjaan.
Kualitas maupun mutu dalam diri karyawan dapat dilihat dari tingkat status
karyawan, tingkat pendidikan dan tingkat level organisasi. Bagi karyawan yang
memiliki level organisasi yang tinggi akan diberikan posisi dalam penanganan unit
usaha mikro salah satunya undian.
4.1.3 Disposisi
Sikap dan komitmen dari pada pelaksanaan terhadap program khususnya dari
mereka yang menjadi implementasi program khususnya dari mereka yang menjadi
implementer program.
Contoh lembar disposisi yang diedarkan sebelum undian tersebut
dilaksanakan.
72 Wawancara yang dilakukan oleh Bapak Mif Apmidjaya di BRI Cabang Barru pada tanggal
17 November 2019.
61
Uraian dari mengenai lembar disposisi yang berhubungan dengan bank, seperti yang
dikemukakan oleh Bapak Mif apmidjaya :
“ Sebelum undian dilaksanakan ada hal yang sangat penting yang harus dilakukan terlebih dahulu seperti lembar disposisi. Lembar disposisi ini sangat berpengaruh akan kesuksesannya acara karena disposisi merupakan salah satu jalan untuk mencapai suksesnya acara. Dalam lembar disposisi terdapat pendapat para pejabat mengenai hal yang akan dilaksanakannya suatu program undian”.
73
Hasil wawancara diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa salah satu
faktor yang dapat meyukseskan acara adalah dengan adanya surat lembar disposisi
yang akan diajukan kepada para pejabat tinggi yang bertujuan untuk memperoleh
pendapat mengenai undian yang akan diselenggarakan tersebut.
4.1.4 Struktur Birokrasi
Struktur birokrasi yaitu SOP ( Standar Operating Procedures ) yang mengatur
tata aliran dalam pelaksanaan program. Adapun tahapan yang harus dilakukan dalam
pelaksanaan undian adalah adanya izin penyelenggaraan.
Dalam pelaksanaan undian, tentunya penyelenggara harus mendapatkan izin
penyelenggaraan terlebih dahulu. Setelah mendapat izin penyelenggaraan undian
berupa (Surat Keputusan Menteri Sosial), penyelenggara dapat melaksanakan undian
sesuai dengan surat keputusan tersebut. Adapun uraian mengenai Izin
penyelenggaraan undian sebgaimana hasil wawancara dari Bapak Mif Apmidjaya
mengemukakan bahwa:
“Sebelum melaksanakan suatu program yang besar dan melibatkan banyak orang, program tersebut harus memiliki izin undian dari Departemen Sosial dulu guna melancarkan jalannya program tersebut sebagai bentuk resminya
73 Hasil wawancara oleh bapak Mif Apmidjaya di BRI Cabang Barru pada tanggal 17
november 2019
62
undian yang diselenggarakan. Dan BRI Cabang Barru telah mendapat Izin undian dari pihak yang terlibat yaitu Departemen Sosial”.
74
Hasil wawancara diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa segala aktifitas
ataupun suatu kegiatan harus memiliki izin penyelenggara terlebih dahulu karena
dengan adanya perizinan dari pihak yang terkait . Maka nasabah tidak perlu takut
untuk ikut undian. Dilihat dari banyaknya event tentang undian banyak yang
mengatas namakan bank karena adanya oknum yang tidak bertanggung jawab yang
melakukan penipuan.
Perizinan undian diatur secara rinci dalam Peraturan Menteri Sosial No
14A/HUK/2006 tentang izin Undian dan Keputusan Menteri Sosial Nomor
73/HUK/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Izin dan Penyelenggaraan
Undian Gratis. Undian menurut Pasal 1 angka 1 Permensos 12/2019 adalah tiap-tiap
kesempatan yang diadakan oleh suatu badan untuk mereka yang setelah memenuhi
syarat-syarat tertentu dapat ikut serta memperoleh hadiah berupa uang atau benda,
yang akan diberikan kepada peserta-peserta yang ditunjuk sebagai pemenang dengan
jalan undi atau dengan lain cara menentukan untung yang tidak terbanyak dapat
dipengaruhi oleh peserta sendiri. Sementara itu, undian gratis berhadiah adalah suatu
undian yang diselenggarakan secara cuma-cuma dan digabungkan/dikaitkan dengan
perbuatan lain.
74
Wawancara yang dilakukan oleh Bapak Mif Apmidjaya di BRI Cabang Barru pada tanggal
15 November 2019
63
Contoh Alur dalam pengajuan izin penyeleggara dari kementrian sosial sebagai
berikut :
4.1.4.1 Penentuan pemenang dalam pelaksanaan undian nasabah di BRI Cabang
Barru.
Pelaksanaan undian yang dilakukan oleh pihak bank ada yang beruntung dan
tidak beruntung dalam hal ini adapun penentuan pemenang yang dilakukan oleh pihak
bank dilakukan secara komputerisasi atau memanfaatkan teknologi di jaman modern
saat ini.
Adapun uraian dari poin penentuan dalam undian dari hasil wawancara oleh
Bapak Mif Apmidjaya mengatakan bahwa:
“Dalam penyelenggaraan undian ini selain nasabah, semua anggota rekan kantor juga diperbolehkan untuk ikut dalam undian ini selama syarat dan ketentuan yang berlaku di jalankan dan dipatuhi. Penentuan cara pemenang dalam undian yaitu dilakukan secara komputerisasi dimana aplikasi yang digunakan itu secara khusus dan dijalankan oleh teknologi yang canggih. Jadi, kecurangan dalam penentuan pemenang itu peluangnya sangat kecil. Penentuan pemenang undian disaksikan oleh pihak-pihak yang berwajib
64
seperti Notaris, Kepolisian, Saksi-saksi yang terlibat dan Departemen Sosial”.
75
Hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan oleh penulis bahwa setiap
nasabah yang menabung di BRI Cabang Barru, boleh mengikuti sistem pengundian
selama nasabah tersebut memiliki syarat-syarat dalam pengundian. Undian ini tidak
hanya di ikuti oleh para nasabah saja melainkan pegawai nasabah juga boleh ikut
dalam undian ini. Adapun cara penarikan pemenang ditentukan melalui sistem
komputerisasi yaitu nomor rekening nasabah di lakukan dengan menggunakan
teknologi yang canggih.
Contoh pengundian menggunakan komputerisasi :
Cara penentuan kalah dan menang tersebut melalui jalan undi. Menurut
Undang-Undang No. 22 Tahun 1954 Tentang Undian, cara undian dapat dibedakan
dalam:
75
Wawancara yang dilakukan oleh Bapak Mif Apmidjaya di BRI Cabang Barru pada tanggal
15 November 2019.
65
1. Cara undi murni, dimana penentuan pemenang hadiah disyaratkan dengan memilih
salah satu nomor atau nama dari peserta tanpa banyak dipengaruhi oleh
penyelenggara maupun peserta. Cara ini dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu:
a. Dengan kupon
Kupon adalah suatu tanda ikut dalam undian berhadiah dimana di dalam setiap
kupon berisikan keterangan undian seperti: Nomor dan tanggal Surat Keputusan Izin
Undian, perincian dan harga hadiah-hadiah, tanggal penarikan, tempat jumlah dan
nomor kupon-kupon undian. Pada pengundian yang menggunakan kupon, pihak
peserta hanya mencocokkan nomor kuponnya dengan nomor-nomor yang telah
terpilih. Bila nomor kuponnya cocok dengan nomor-nomor yang terpilih, maka ia
adalah pemenangnya.
b. Tidak dengan kupon
Pihak Penyelenggara tidak mengeluarkan kupon sebagai mana terdapat pada
undian murni dengan kupon akan tetapi suatu tanda lain sebagai tanda keikutsertaan.
Tanda tersebut (yang sering diartikan kupon) dapat berupa kemasan barang yang
bersangkutan, atau suatu tanda lain yang berkaitan dengan penjualan barang. Pada
cara kedua ini pihak peserta tidak lagi mencocokkan nomor, akan tetapi tanda yang
telah ditentukan sebagai syarat yang telah dikirimkan kepada pihak penyelenggara
untuk dilakukan penentuan siapa yang berhak atas hadiah dengan jalan memilih salah
satu pemenang atau berapa pemenang yang tidak banyak dipengaruhi oleh
penyelenggara peserta.
66
2. Cara undi tidak murni adalah diperlukan suatu ketangkasan atau usaha dari pihak
peserta, dimana seorang peserta dapat melakukan sesuatu atau menjawab benar
pertanyaan yang diajukan, baru kemudian ia akan diikutsertakan dan diadu dengan
undi.
Penarikan undian dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi pada
aplikasi khusus yang dimiliki oleh pihak bank dan undian dilakukan dihadapan
Notaris, dan pejabat-pejabat yang mewakili instansi Departemen Sosial, Kepolisian
dan dapat juga perwakilan dari Yayasan Lembaga Konsumen dan Masyarakat, sesuai
dengan sifat undian tersebut yang harus terbuka untuk umum. Hal ini penting karena
apabila tidak terpenuhi ketentuan diatas maka penarikan undian dinyatakan tidak sah.
Periode Undian yang dilaksanakan ini berlangsung selama dua periode dalam
setahun.
4.1.4.2 Panen Hadiah Simpedes BRI Cabang Barru
Tujuan akhir dari diselenggarakannya undian ini adalah untuk menghimpun
dana nasabah sebanyak-banyaknya dan sebagai bentuk pemberian loyalitas kepada
para nasabah agar tetap setia menabung di BRI seperti yang dikatakan oleh Bapak
Mif Apmidjaya selaku Supervisor (SOP) di BRI Cabang Barru mengatakan bahwa:
“Panen Hadiah Simpedes BRI Cabang Barru menyediakan puluhan hadiah untuk nasabah yang sudah memenuhi kategori ikut dalam undian Simpedes yaitu: berupa Sepeda Motor, Hp, Televisi, alat elektronik lainnya dan Hadiah Grandprize atau Hadiah Utama adalah 1 unit Mobil Ertiga dan pemenang tidak dipungut biaya atau dengan kata lain semua ditanggung oleh pihak Bank BRI Cabang Barru”.
76
Hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan oleh penulis bahwa undian
BRI Simpedes ini dinamakan Panen Hadiah Simpedes BRI Cabang Barru dilakukan
76
Wawancara yang dilakukan oleh Bapak Mif Apmidjaya di BRI Cabang Barru pada tanggal
15 November 2019.
67
sebanyak dua kali periode dalam setahun dan pihak bank menyediakan banyak hadiah
yang menarik bagi nasabah yang memenangkan undian ini diantaranya ada hadiah:
Motor, Televisi, Handphone dan alat elektronik lainnya, adapun hadiah utama dari
undian ini adalah 1 unit Mobil Ertiga yang akan dimenangkan oleh nasabah bagi yang
beruntung. Bagi nasabah yang memenangkan hadiah utama, nasabah dapat
meningkatkan saldo isi tabungan agar berpeluang memenangkan 1 unit mobil ertiga.
Undian ini disaksikan oleh Notaris, Pejabat-pejabat, Departemen Sosial dan pihak
Kepolisian juga ikut serta dalam proses berlangsungnya undian.
Adapun contoh daftar pemenang undian dan jenis hadiah dimenangkan adalah
sebagai berikut:
Panen Hadiah Undian Simpedes ini rutin dilaksanakan setiap tahunnya selama
dua periode dalam setahun sebagai wujud kedekatan BRI dengan rakyat dan sebagai
68
bentuk pengapresiasi peningkatan tabungan dan jumlah nasabah yang ada di BRI
Cabang Barru yang setiap tahunnya terus bertambah. Hal tersebut merupakan suatu
komitmen BRI yaitu melayani dengan setulus hati.
4.2 Analisis Etika Ekonomi Islam terhadap Pelaksanaan Undian Nasabah di
BRI Cabang Barru
Melakukan segala aktifitas terutama dalam bentuk kegiatan usaha tentunya
ada etika yang mengatur, sehingga dalam kegiatan tersebut dapat menimbulkan
keharmonisan dan keselarasan antar sesama begitu juga dalam dunia bisnis tidak
lepas dari etika yaitu etika bisnis. Etika bisnis merupakan aturan yang mengatur
tentang aktifitas bisnis.
Amanah salah satu prinsipnya tentang kebajikan dan kejujuran ini dalam
berbisnis sudah sepantasnya dilakukan oleh para karyawan maupun nasabah, maka
adapun prinsip-prinsip etika ekonomi Islam yang harus dijalankan para pebisnis
muslim dalam menjalankan bisnisnya sebagai berikut:
1. Prinsip kesatuan (Unity)
Alam semesta, termasuk manusia adalah milik Allah, yang memiliki
kemahakuasaan (kedaulatan) sempurna atas mahluk-mahluknya. Konsep tauhid, yang
merupakan suatu dimensi vertikal Islam berarti Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa
menetapkan batas-batas tertentu atas perilaku manusia sebagai khalifa, untuk
memberikan manfaaat pada individu tanpa mengorbankan hak-hak individu lainnya.
Dari konsep ini maka Islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial
demi membentuk kesatuan.
Konsep tauhid juga dapat diartikan sebagai iman, akidah dan tanggung jawab.
Hal ini dilakukan oleh nasabah dan karyawan BRI Cabang Barru ketika karyawan
69
BRI Cabang Barru menawarkan pembukaan rekening tabungan simpedes kepada
nasabah dengan menunjukkan sikap akidah senantiasa memberikan senyuman dan
ramah dalam menyambut dan menjelaskan produk yang mereka tawarkan kepada
nasabah, dengan sikap keterbukaan terhadap nasabah dan telah melaksanakan
tanggung jawab sepenuhnya kepada nasabah untuk mempermudah dalam memenuhi
kebutuhan informasi yang diperlukan nasabah dengan sikap yang amanah karyawan
akan berusaha mengajak nasabah untuk bisa ikut serta dalam undian. Undian ini bisa
diikuti oleh semua jenis kalangan dan tidak ada batasan baik kalangan dari ekonomi
rendah, ekonomi menengah dan ekonomi tinggi selama memenuhi persyaratan dan
kriteria bagi calon pemenang undian dan adapun nasabah yang membuka rekening
simpedes tetapi tidak memenuhi persyaratan maka nomor rekening nasabah tidak
dapat diikutsertakan dalam proses pengundian dan dari penerapan prinsip kesatuan
(unity) seperti yang dikemukakan oleh Informan:
Undian ini bisa di ikuti oleh semua kalangan baik dari segi status nasabah, karyawan, mitra kerja dan lainnya dan Ketika ditemukan seorang karyawan tidak bersikap amanah dalam bekerja maka karyawan tersebut akan mendapatkan teguran.
77
Penulis dapat menarik kesimpulan bahwa prinsip kesatuan yang dilakukan
oleh pihak bank bahwa dilarangnya diskriminasi terhadap karyawan maksudnya
karyawan dan nasabah boleh ikut serta dalam proses pelaksanaan undian dan
dituntutnya seorang karyawan melakukan sikap yang amanah dan meninggalkan
sikap yang tidak beretika karena akan berpengaruh pada loyalitas karyawan terhadap
nasabah. Dalam hal ini, maka strategi tersebut sudah dapat dikatakan mampu
memenuhi salah satu prinsip etika ekonomi Islam.
77 Wawancara yang dilakukan oleh bapak mif apmidjaya
70
2. Keseimbangan (equilibrium)
Beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan untuk berbuat adil,
tak terkecuali kepada pihak yang tidak disukai. Pengertian adil dalam Islam diarahkan
agar hak orang lain, hak lingkungan sosial, hak alam semesta dan hak Allah dan
Rasulnya berlaku sebagai stakeholder dari perilaku adil seseorang. Semua hak-hak
tersebut harus ditempatkan sebagaimana mestinya atau (sesuai aturan syariah). Tidak
mengakomodir salah satu hak di atas, dapat menempatkan seseorang tersebut pada
kezaliman.78
Dalam beraktivitas di dunia kerja maupun di dunia bisnis, Islam
mengharuskan untuk berbuat adil tidak terkecuali pada pihak yang tidak disukai. Hal
ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Maidah (5):8
شهداء بالقسط ولا يجرمنكم شنان قوم امين لله على الا يايها الذين امنوا كونوا قو
ان الله ﴾۸ ببيرب بما تعملون ﴿الماةدة تعدلوا اعدلوا هو اقرب للتقوى واتقوا الله
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil, dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
79
Ayat diatas sudah jelas bahwa dalam segala aktivitas terutama di dunia bisnis,
kita sebagai manusia di anjurkan untuk selalu bersikap adil dan Allah maha
mengetahui apa yang kita perbuat.
Hal ini Bank BRI Cabang Barru dalam melakukan penawaran produk
terhadap nasabah harus adil dalam memberikan informasi contoh penjualan produk
78Faisal Badroen, et al., “Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2007, h. 91.
79Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2011),
h.44.
71
khususnya menawarkan program undian berhadiah sebaiknya nasabah datang
langsung ke banknya agar nasabah dapat diberi pemahaman secara langung oleh
pihak bank mengenai mekanisme undian yang dilaksanakan. Selain itu nasabah juga
bisa memenuhi syarat-syarat dari keikutsertaan dalam proses pengundian di BRI
Cabang Barru agar dapat meminimalisir tindak kecurangan yang terjadi. Adapun
salah satu cara agar setiap nasabah dapat ikut serta dalam undian tersebut biasanya
pihak bank menyediakan brosur sebagai alat promosi pasif yang dapat ditawarkan
kepada nasabah yang baru membuka rekening tabungan Simpedes dan juga
menempelkan spanduk ataupun baliho yang ukurannya cukup besar dibaca oleh
setiap nasabah yang melintasi Bank tersebut. Dalam hal ini, maka strategi tersebut
dapat dikategorikan sebagai prinsip yang kedua yaitu mampu memenuhi salah satu
prinsip etika ekonomi Islam.
3. Kehendak Bebas (Free will)
Konsep Islam memahami bahwa institusi ekonomi seperti pasar dapat
berperan efektif dalam kehidupan ekonomi. Hal ini dapat berlaku bila prinsip
persaingan bebas dapat berlaku secara efektif, di mana pasar tidak mengharapkan
adanya intervensi dari pihak mana pun, tak terkecuali Negara dengan otoritas
penentuan harga atau private sector dengan kegiatan monopolistik. Konsep ini juga
kemudian menentukan bahwa pasar Islami harus bisa menjamin adanya kebebasan
pada masuk atau keluarnya sebuah komoditas di pasar, berikut perangkat faktor-
faktor produksinya. Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika ekonomi
Islam, tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan
72
individu dibuka lebar dan tidak adanya batasan penapatan bagi seseorang mendorong
manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.80
Konsep kebebasan dalam Islam lebih mengarah pada kerja sama, bukan
persaingan apalagi sampai mematikan usaha satu sama lain. BRI Cabang Barru,
dalam hal ini memberikan kebebasan kepada nasabah untuk bertanya hal-hal yang
belum dimengerti, begitupun pihak bank akan menjelaskan mekanisme pelaksanaan
undian ini tanpa adanya informasi yang harus ditutupi dengan jelas kepada para
nasabah agar nasabah tidak simpang siur dalam menanggapi undian yang
dilaksanakan oleh pihak bank. Hal ini bertujuan agar nasabah tidak asal ikut serta
dalam undian karena biasanya undian yang harus diikuti itu memiliki syarat yang
lumayan sulit yang tidak bisa dipenuhi oleh nasabah. Seperti pengalaman pribadi
penulis, yang membuka tabungan di Bank xxx yang mengharuskan membuka
rekening tabungan dengan minimal saldo Rp. 2.000.000 sebagai syarat utama agar
dapat memperoleh satu kupon undian agar bisa memenangkan hadiah menarik yang
disediakan oleh pihak bank tersebut, hal itu jelas termasuk syarat yang mungkin
banyak nasabah tidak dapat memenuhinya. Akan tetapi, BRI Cabang Barru dan
karyawan yang bertugas dalam menangani proses undian itu sendiri bekerja sama
dengan pihak yang berwenang agar proses undian ini dapat dilaksanakan dengan baik
dan bisa menjadi bumerang bagi perusahaan untuk menciptakan nasabah baru tanpa
harus menjatuhkan perusahaan lain dengan cara yang tidak baik. Dalam hal ini
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa etika dalam pelayanan nasabah dan adanya
kerja sama yang dibangun oleh pihak bank antara karyawan dan nasabah merupakan
80
Faisal Badroen, et al., “Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2007, h. 96.
73
suatu prinsip etika ekonomi Islam dalam membangun sebuah bisnis meskipun BRI
bersasis konvensional dengan itu BRI Cabang Barru mampu menerapkan nilai etika
bisnis Islam berupa kehendak bebas (Free Will), dengan kata lain mampu
memberikan kenyamanan nasabah untuk menentukan apa yang diinginkan tanpa
adanya tekanan dari pihak lain.
4. Bertanggung Jawab (Responsibility)
Aksioma tanggung jawab individu begitu mendasar dalam ajaran-ajaran Islam
terutama jika dikaitkan dengan kebebasan ekonomi. Penerimaan pada prinsip
tanggung jawab individu ini berarti setiap orang akan diadili secara personal di hari
Kiamat kelak tidak ada satu cara pun bagi seseorang untuk melenyapkan perbuatan-
perbuatan jahatnya kecuali dengan memohon ampunan Allah dan melakukan
perbuatan-perbuatan yang baik (amal shaleh).81
Prinsip tanggung jawab atas semua
tindakan yang dilakukan seperti yang dikatakan Sayid Quthb bahwa tanggung jawab
yang setimbang dalam bentuk dan ruang lingkupnya, antara jiwa dan raga antara
orang dan keluarga dan antara individu dan masyarakat lainnya.
Hal ini BRI Cabang Barru sangat memperhatikan etika prinsip dari segi
tanggung jawab dapat dilihat oleh nasabah secara langsung dan hubungan antara
prinsip tanggung jawab dengan pelaksanaan undian yang akan diselenggarakan yaitu
ketika masyarakat menjadi salah satu nasabah dan sudah termasuk kriteria yang bisa
diikut sertakan dalam undian maka, pihak bank akan bertanggung jawab dengan cara
menginformasikan kepada nasabah dengan adanya tindak kriminalitas yang mengatas
namakan undian berhadiah dari pihak bank demi meminimalisir adanya penipuan
81
Faisal Badroen, et al., “Etika Bisnis dalam Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2007, h. 100.
74
yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Pihak bank akan
memberikan informasi mengenai syarat–syarat undian dan informasi tentang
pelaksanaan undian kepada nasabah yang membuka rekening simpedes di BRI
Cabang Barru dan mengenai semua hadiah yang bisa dimenangkan berarti pihak bank
harus bertanggung jawab atas segala informasi yang telah di sepakati baik nasabah
maupun pihak penyelenggara dan bertujuan menghindari yang dinamakan penipuan..
Ketika kesadaran akan rasa tanggung jawab yang sudah diterapakan oleh
pihak bank maka kepercayaan nasabah maupun perusahaan akan mudah diperoleh.
Salah satu tanggung jawab pihak bank dalam menjalankan tugasnya seperti yang
dikemukakan oleh Bapak Mif Apmidjaya:
Ketika hari pelaksanaan undian tiba, baik nasabah, pejabat-pejabat, notaris, departemen sosial dan pihak kepolisian sudah berada dilokasi. Dan undian sementara dijalankan, ketika pejabat yang ditunjuk sebagai perwakilan dalam pembacaan pemenang undian dan nasabah yang dinyatakan sebagai pemenang tidak berada dilokasi karena adanya kesibukan pribadi. Maka, pihak bank bisa menghubungi langsung nasabah yang menang dalam undian tersebut dan dapat mengantarkan hadiah kerumah pemenang setelah acara selesai.
82
Maksud dari wawancara diatas yaitu penentuan pemenang namun, nasabah
sedang tidak berada dilokasi dan tidak sempat mengikuti rangkaian acara undian
nasabah yang dilaksanakan oleh BRI Cabang Barru. Maka salah satu tindakan yang
dilakukan oleh pihak bank yaitu dengan cara menghubungi pemenang undian dan
hadiah akan diantarkan langsung oleh pihak bank setelah rangkaian acara selesai. Hal
ini membuktikan salah satu bentuk tanggung jawab yang dilakukan oleh pihak bank
dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyelenggara undian. Dan hal yang tidak
diperbolehkan Islam yaitu mengingkar janji salah satunya memberikan informasi
yang jelas namun, kenyataanya tidak sesuai dengan apa yang sudah di informasikan.
82
Wawancara langsung dengan Bapak Mif Apmidjaya pada tanggal 15 November 2019
75
Karena setiap setiap manusia yang telah berbuat janji sebelumnya harus ditunaikan
dengan amanah, Allah Subhana Wata’ala menghendaki setiap umatnya untuk
menepati janji yang telah dibuat dan dinyatakan sebagaimana yang dinyatakan dalam
QS. An-Nahl (16):91
اذا عليكم واوفوا بعهد الله عاهدتم ولا تنقضوا الايمان بعد توكيدها وقد جعلتم الله
يعلم ما تفعلون ﴿النحل ﴾٩۱ كفيل ان الله
Terjemahnya :
Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu Telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.
83
5. Kebajikan (Benevolence)
Kebajikan (Ihsan) atau kebaikan terhadap orang lain didefinisikan sebagai
tindakan yang menguntungkan orang lain lebih, dibanding orang yang melakukan
tindakan tersebut dan dilakukan tanpa kewajiban apapun. Dengan prinsip kebenaran
ini maka etika bisnis Islam sangat menjaga dan berlaku preventif kemungkinan
adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi, kerjasama atau
perjanjian dalam bisnis.
Menurut Al-Ghazali terdapat enam bentuk kebajikan.84
a. Jika seseorang membutuhkan sesuatu maka orang lain harus memberikannya
dengan mengambil keuntungan sedikit mungkin. Jika sang pemberi melupakan
keuntungannya, maka hal tersebut lebih baik baginya.
83Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jawa Barat: PT. Sygma Examedia
arkanleema, 2009), h. 277.
84Muhammad, Etika Bisnis Islami (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi
Manajemen perusahaan YKPN, 2004), h.68.
76
b. Jika seseorang membeli sesuatu dari orang miskin, akan lebih baik baginya
untuk kehilangan sedikit uang dengan membayarnya lebih dari harga
sebenarnya.
c. Dalam mengabulkan hak pembayaran dan pinjaman, seseorang harus bertindak
secara bijaksana dengan memberi waktu yang lebih banyak kepada sang
peminjam untuk pembayaran utang.
d. Sudah sepantasnya bahwa mereka yang ingin mengembalikan barang-barang
yang sudah di beli seharusnya di perbolehkan untuk melakukannya demi
kebajikan.
e. Merupakan tindakan yang baik si peminjam untuk mengembalikan pinjaman
sebelum jatuh tempo, dan tanpa harus di minta.
f. Ketika menjual barang secara kredit seseorang harus cukup bermurah hati, tidak
memaksa orang untuk membayar ketika orang belum mampu untuk membayar
dalam waktu yang sudah ditentukan.
Konsep kebaikan ini tidak jauh dari konsep freewill yang mana dalam
mekanisme pelaksanaan undian yang diseleggarakan oleh BRI Cabang Barru
merupakan suatu bentuk kebaikan perusahaan yang memberikan apresiasi atau
penghargaan dalam bentuk undian besar-besaran bagi para nasabah yang senantiasa
setia menabung di BRI Cabang Barru. BRI Cabang Barru tidak hanya memberikan
pelayanan prima tetapi, produk yang disediakan juga memiliki kualitas yang baik
bagi para nasabah yang menabung di BRI. Hal ini merupakan salah satu alasan
mengapa para nasabah memilih BRI sebagai tempat untuk menyimpan uangnya.
Prinsip kebenaran ini dalam etika bisnis Islam sangat menjaga dan berlaku preventif
terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan
77
pelaksanaan undian. Tetapi, sejauh ini BRI Cabang Barru selalu melaksanakan
undian setiap tahunnya selama 2 periode dan dipastikan tidak ada kerugian yang
ditimbulkan justru sebaliknya memberikan keuntungan bagi pihak bank karena
jumlah nasabah setiap tahunnya selalu meningkat jadi dapat disimpulkan bahwa
pihak Bank BRI Cabang Barru amanah dalam melayani nasabah.
Kelima prinsip-prinsip etika ekonomi Islam telah memenuhi kriteria Bank
BRI Cabang Barru, meskipun status bank bukan salah satu bank syariah tetapi Bank
BRI Cabang Barru sangat memperhatikan etika ekonomi Islam baik kepada nasabah
maupun sesama karyawan, karena dengan etika yang baik dapat memperluas
kemajuan bank menjadi lebih baik tentunya tidak mudah dilakukan. Salah satu cara
agar dapat mencapainya adalah dengan menerapkan etika bisnis yang baik dalam
perusahaan.
Prinsip-prinsip etika bisnis Islam dilihat dari segi mekanisme pelaksanaan
undiannya semua nasabah bisa memenuhi syarat-syaratnya baik bagi nasabah pemula
maupun nasabah yang sudah lama menabung di BRI Cabang Barru.
Bisnis-bisnis yang benar-benar sukses menurut pandangan Al-Qur’an adalah
bisnis yang membawa keuntungan pada pelakunya dalam dua fase kehidupan
manusia, yakni terbatas karena dunia dan tidak terbatas dengan akhirat. Manusia
harus bekerja bukan hanya untuk meraih sukses di dunia ini namun juga untuk
kesuksesan diakhirat. Semua kerja seseorang akan mengalami efek yang demikian
besar pada diri seseorang.
78
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1). Mekanisme pelaksanaan undian nasabah di BRI Cabang Barru telah dilakukan
dengan baik dan sesuai dengan Standar Operasional Perusahaan dan adapun syarat-
syaratnya adalah: Memiliki Rekening Simpedes, Saldo mengendap minimal 1 bulan,
telah mendapatkan Izin dari Depsos, Penentuan pemenang dilakukan secara
komputerisasi, disaksikan oleh pejabat-pejabat, Notaris, Depsos dan pihak
Kepolisian;
2). Penerapan etika ekonomi Islam dalam mekanisme pelaksanaan undian nasabah di
BRI Cabang Barru dianggap sesuai dengan prinsip-prinsip etika ekonomi Islam yaitu:
1). Prinsip kesatuan (unity), 2). Keseimbangan (equilibrium), 3). Kehendak bebas
(freewill), 4). Bertanggung jawab (responsibility), 5). Kebaikan (benevelonce).
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Praktisi BRI Cabang Barru
Undian yang dilaksanakan oleh pihak bank perlu adanya keterbukaan kepada
para nasabah dan menjelaskan secara rinci tentang proses pelaksanaan undian tanpa
nasabah meminta hal tersebut berhubung banyaknya nasabah yang masih awam dan
belum paham bagaimana mekanisme undian tersebut terus dilakukan.
79
5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dimasa yang akan datang dapat digunakan sebagai salah satu
sumber informasi untuk peneliti selanjutnya dan dilakukan penelitian lebih lanjut
berdasarkan faktor dan variabel yang berbeda.
Bagi pihak peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan waktu penelitian
agar tidak menggangu aktivitas pekerja narasumber atau pihak bank. Pihak peneliti
selanjutnya datang melakukan wawancara ketika narasumber tidak sibuk agar
mendapatkan sumber informasi yang akurat dan tepat.
80
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Riyadi dan Ika Yunia Fauzia. 2004. Prinsip Dasar Ekonomi Islam. Jakarta: Penerbit Prenadamedia Group.
Abdullah, Thamrin. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: PT Raja Gramedia Pustaka.
Adi K, Dwi. 2001. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya: Fajar Mulya.
Ali, Zainuddin. 2011. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
Amstrong, dan Philip Kotler. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga
Angga Hapsila, dan Ivalaina Astarina. 2015. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Anwar, Dessy. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amelia.
Arifin, Zainul. 2002. Dasar- Dasar Management Bank Syariah. Jakarta: Alvabeta.
Azwar, Saifudin. 2000. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badroen, Faisal. 2006. Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta:Kencana.
Badroen, Faisal. 2007. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Bagus, Lorens. 1996. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia.
Dahlan, Abdul Aziz. 1997. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.
Danim, Sudarman. 2002. Menjadi Penelitian Kualitatif: Ancangan Metodelogi, Presentasi, dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora. Bandung: CV Pustaka Setia.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: Diponegoro.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jawa Barat: PT. Sygma Examedia.
Desriani, Rahmi. 1993. Persepsi akuntan Publiki terhadap kode etik akuntan Indonesia. Tesis S-2, Program Pasca Sarjana UGM Yogyakarta.
Emsir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
81
Faidah, Nisaul. 2010. Tinjauan Hukum Islam terhadap Undian Berhadiah pada Bank BRI Cabang Surabaya. Surabaya: Syari’ah IAIN Sunan Ampel.
Hanifah. 2015. Peranan Hadiah Dalam Produk Tahapan Dana Mandiri Di KJKS Giri Muria Kudus. Semarang: FEBI UIN Walisongo.
Hermawan, Dede. 2009. perlindungan konsumen dalam bisnis undian sms berhadiah studi komparatif fatwa mui dan undang-undang no.8 tahun 1954 tentang perlindungan konsumen dalam Scholar. Yogyakarta: Universitas Negeri Sunan Kaligaja.
Himpunan Fatwa MUI. 2006. Jakarta: Erlangga.
https://anungyulirachmanto.wordpress.com/2016/06/08/sejarah-dan-visi-misi- bank-rakyat-indonesia-bri/ (diakses pada tanggal 25 november 2019).
https://ir-bri.com/misc/OR/2013_CSR_Report.pdf Diakses pada tanggal 25 november 2019.
https://tafsirweb.com/699-surat-al-baqarah-ayat-188.html (1 Oktober 2019).
https://www.moneysmart.id/5-jenis-pinjaman-bri-yang-bisa-jadi-pilihan-saat- butuh-uang/(diakses 25 November 2019).
Ismail. 2018. Manajemen Perbankan dari Teori menuju aplikasi. Jakarta: Prenadamedia Group.
Karim, Adiwarman A. 2010. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 1998. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. Jakarta: PT Raja Gramedia Pustaka.
Kementerian Agama Republik Indonesia. 1989. Al-qur’an dan Terjemahannya, Semarang: CV.Alwaah.
Kotler, Philip. 2005. Managemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks.
Madjid, Nurcholis. 1992. Ajaran Nilai Etis dalam Kitab Suci dan Relevansinya bagi Kehidupan Modern. Dalam Islam doktrin dan Peradaban : Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan Kemodernan. Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina.
Manan, Muhammad Abdul. 1980. Islamic Economics, Theory and Practice. India: Idarah Adabiyah.
Marzuki. 1983. Metodologi Riset. Yogyakarta: Hanindita Offset.
82
Muhammad. 2004. Etika Bisnis Islami. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen perusahaan YKPN.
Naqvi, Syed Nawab Haider. 2009. Menggagas Ilmu Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nasution, Mustafa Edwin. 2006. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana.
Pasal 1 ayat (1). Peraturan Menteri Sosial Nomor 14A tentang izin Undian.
Pengkajian dan pengembangan ekonomi Islam (P3EI). 2012. Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali pers.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.
Saud, Mahmud Abu. 1996. Garis Besar Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
Shofyana, Lina. 2015. Pelaksanaan Program Undian Berhadiah di BPRS PNM Binama Semarang ditinjau dari Fatwa DSN. Semarang: FEBI UIN Walisongo.
Sholahuddin, Muhammad. 2014. Lembaga Keuangan dan Ekonomi Islam. Yogyakarta: Ombak.
Suhendi, Hendi. 2008. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Susanto, dan Philip Kotler. Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta: Macana Jaya Cemerlang.
Sutedi, Adrian. 2009. Perbankan Syariah. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sutopo, H.B. 2002. Pengantar Metodelogi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Syukur, Abdullah. 1987. Kumpulan Makalah “Study Implementasi Latar Belakang Konsep Pendekatan dan Relevansinya Dalam Pembangunan. Ujung Pandang: Persadi.
Tim Penyusun. 2013. Pedoman Penelitian Karya Ilmiah. Parepare: STAIN Pare pare.
Triyuwono, Iwan. 2000. Organisasi dan Akuntansi Syari’ah. Yogyakarta: LKIS.
Usma, Husaini. 2006. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
83
Widyaningsih. 2005. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit FHUI.
84
RIWAYAT HIDUP
Reski Anugra, lahir di Bojo Baru pada tanggal 17
Oktober 1996, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten
Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Anak ke enam dari
enam bersaudara dari pasangan bapak Amir saide dan
Ibu Hj.St.Maemunah. Penulis Berkebangsaan Indonesia
dan beragama Islam.
Riwayat pendidikan penulis memulai pendidikan
Sekolah Dasar Inpres Bojo Utara pada tahun 2003 dan
Tamat pada tahun 2009, kemudian melanjutkan pendidikan di sekolah menengah
pertama di SMP Negeri 5 Parepare pada tahun 2009 dan tamat pada tahun 2012,
kemudian melanjutkan ditingkat Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Parepare, pada
tahun 2012 dan tamat pada tahun 2015. Pada tahun 2015 melanjutkan pendidikan di
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare.
Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) penulis menyelesaikan
pendidikan sebagaimana mestinya tugas akhir berupa skripsi yang berjudul:
(Mekanisme Pelaksanaan Undian Nasabah di BRI Cabang Barru).
85
86