tugas gerontik - pengkajian tb

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru.Tuberculosis juga dapat ditularkan ke bagian tubuh lainnya, termasuk meninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe.Agens infeksius utama, Mycobacterium tuberculosis, adalah batang-aerobik tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar ultraviolet. Tuberculosis merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia.Angka mortalitas dan morbiditasnya terus meningkat.TB sangat erat kaitannya dengan kemiskinan, malnutrisi, temapat kumuh, perumahan di bawah standar, dan perawatan kesehatan yang tidak adekuat. The World Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB Control 2003 menyatakan terdapat 22 negara dikategorikan sebagai high-burden countries terhadap TBC. Indonesia termasuk peringkat ketiga setelah India dan China dalam menyumbang jumlah kasus TBC di dunia. Estimasi angka insidens TBC di Indonesia berdasarkan pemeriksaan sputum (basil tahan asam/ BTA positif) adalah 128 per 100.000 untuk tahun 2003, sedangkan untuk tahun yang sama estimasi prevalensi TBC adalah 295 per 100.000 (WHO, 2005). Jumlah penduduk lansia pada tahun 2006 sebesar ± 19 juta jiwa dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Pada tahun 2010,

Upload: hamidatu-ulfiyah

Post on 07-Aug-2015

168 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim

paru.Tuberculosis juga dapat ditularkan ke bagian tubuh lainnya, termasuk meninges,

ginjal, tulang, dan nodus limfe.Agens infeksius utama, Mycobacterium tuberculosis,

adalah batang-aerobik tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap

panas dan sinar ultraviolet.

Tuberculosis merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia.Angka

mortalitas dan morbiditasnya terus meningkat.TB sangat erat kaitannya dengan

kemiskinan, malnutrisi, temapat kumuh, perumahan di bawah standar, dan perawatan

kesehatan yang tidak adekuat.

The World Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB Control

2003 menyatakan terdapat 22 negara dikategorikan sebagai high-burden countries

terhadap TBC. Indonesia termasuk peringkat ketiga setelah India dan China dalam

menyumbang jumlah kasus TBC di dunia. Estimasi angka insidens TBC di Indonesia

berdasarkan pemeriksaan sputum (basil tahan asam/ BTA positif) adalah 128 per 100.000

untuk tahun 2003, sedangkan untuk tahun yang sama estimasi prevalensi TBC adalah 295

per 100.000 (WHO, 2005).

Jumlah penduduk lansia pada tahun 2006 sebesar ± 19 juta jiwa dengan usia harapan

hidup 66,2 tahun. Pada tahun 2010, jumlah lansia sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan usia

harapan hidup 67,4 tahun. Sedangakan, pada tahun 2020 diprediksi jumlah lansia sebesar

28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan hidup 71,1 tahun. (Ferry: 2009).

WHO memperkirakan di Indonesia setiap tahunnya terjadi 175.000 kematian akibat

TB dan terdapat 550.000 kasus TB. Sedangkan data Departemen Kesehatan pada tahun

2001 di Indonesia terdapat 50.443 penderita dengan TB BTA (+) yang diobati (23% dari

perkiraan penderita TB BTA (+). ¾ dari kasus berusia 15 – 49 tahun dan baru 20% yang

tercakup dalam program pembrantasan TB yang dilaksanakan pemerintah.

Hasil Survey Prevalensi TB di Indonesia tahun 2004 menunjukkan bahwa angka

prevalensi TB BTA positif secara Nasional 110 per 100.000 penduduk. Secara Regional

prevalensi TB BTA positif di Indonesia dikelompokkan dalam 3 wilayah, yaitu: 1.

Page 2: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

wilayah Sumatera angka prevalensi TB adalah 160 per 100.000 penduduk; 2. wilayah

Jawa dan Bali angka prevalensi TB adalah 110 per 100.000 penduduk; 3. wilayah

Indonesia Timur angka prevalensi TB adalah 210 per 100.000 penduduk. Khusus untuk

propinsi DIY dan Bali angka prevalensi TB adalah 68 per 100.000 penduduk. Mengacu

pada hasil survey prevalensi tahun 2004, diperkirakan penurunan insiden TB BTA positif

secara Nasional 3-4 % setiap tahunnya.

Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis

(15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu

kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan

rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan kehilangan

pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan

dampak buruk lainnya secara sosial stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat.

Tn. J merupakan pasien yang menderita TB, namun dari hasil pengkajian didapatkan

bahwa Tn. J kurang mengetahui tentang penyakit yang dideritanya, baik cara pencegahan

maupun pengobatan TB.Dengan prevalensi TB yang cukup tinggi yaitu 295 per 100.000

dan dari kasus yang sudah dipaparkan maka kami mengambil judul kasus ini.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan asuhan keperawatan, Tn. J dapat mengetahui tentang penyakit

yang dideritanya

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan asuhan keperawatan, Tn. J dapat:

Mengetahui cara mencegah penyakit yang dialami kambuh kembali

Taat menjalani pengobatan TBC

Mengetahui cara supaya tidak menularkan ke orang lain

Page 3: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosa.Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal

sebagai Batang Tahan Asam (BTA).Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat

sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya.

B. Etiologi

Penyebab terjadinya penyakit tuberculosis adalah basil tuberculosis yang termasuk

dalam genus Mycobacterium, suatu anggota dari family Mycobacteriaceae dan termasuk

dalam ordo Actinomycetalis.Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung,

tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat gelap dan lembab.Oleh karena itu

dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dorman (tidur), tertidur lama selama beberapa

tahun (Depkes, 2002).

Mycobacterium adalah kuman aerob, tidak membentuk spora, berbentuk batang, non

motil, pada pewarnaan gram maka warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan

asam.Oleh karena itu M. tuberculosis disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA.Pada

dinding sel M. tuberculosis lapisan lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan

peptidoglikan yang ada dibawahnya, hal ini menurunkan permeabilitas dinding sel,

sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, yaitu suatu molekul

lain dalam dinding sel M. tuberculosis, yang berperan dalam interaksi antara inang dan

patogen, sehingga M. tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofag (Anonim,

2009).

C. Gejala Klinis

Tuberculosis paru termasuk insidious. Sebagian besar pasien menunjukkan demam

tingkat rendah , keletihan, anoreksia, penurunan berat badan, berkeringat malam, nyeri

dada dan batuk menetap. Batuk pada awalnya mungkin nonproduktif, tetapi dapat

berkembang kea rah pembentukan sputum mukopurulen dengan hemoptysis.

Page 4: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

Tuberculosis dapat mempunyai manifestasi atipikal apada lansia, seperti perilaku

tidak biasa dan perubahan status mental, demam, anoreksia, da penurunan berat

badan.Basil TB dapat bertahan lebih dari 50 tahun dalam keadaan dorman.

D. Cara penularan

Tuberkulosis adalah penyakit menular, artinya orang yang tinggal serumah dengan

penderita atau kontak erat dengan penderita yang mempunyai risiko tinggi untuk

tertular.Sumber penularannya adalah pasien TB paru dengan BTA positip terutama pada

waktu batuk atau bersin, dimana pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk

percikan dahak (droplet nuclei).Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan

dahak dan umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada

dalam waktu yang lama.Jadi, faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB

paru ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara

tersebut (Depkes, 2008).

E. Evaluasi Diagnostik

Diagnosis tuberculosis ditegakkan dengan mengumpulkan riwayat kesehatan,

pemeriksaan fisik, rontgen dada, usap basil tahan asam (BTA), kultur sputum, dan tes

kulit tuberculin. Rontgen dada biasanya menunjukkan lesi pada lobus atas. Sputum pagi

hari untuk kultur BTA dikumpulkan. Usap BTA akan menunjukkan apakah terdapat

Mycobacterium, yang menandakan diagnosis tuberculosis.

F. Penatalaksanaan Medis

Tujuan pengobatan TB paru adalah untuk menyembuhkan pasien, mencegah

kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan mata rantai penularan dan mencegah

terjadinya resistensi kuman terhadap OAT.Jenis, sifat dan dosis yang digunakan untuk TB

paru sebagaimana tertera dalam Tabel 1.

Tabel 1

Jenis, sifat, dan dosis OAT

Jenis OAT Sifat Dosis (mg/kg) Harian Dosis (mg/kg)

3 x seminggu

Isoniasid (H) Bakterisid 5 10

Page 5: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

(4-6) (8-12)

Rifampicin (R) Bakterisid 10

(8-12)

10

(8-12)

Pyrazinamid (Z) Bakterisid 25

(20-30)

35

(30-40)

Streptomycin (S) Bakterisid 15

(12-18)

-

Etambutol € Bakteriostatik 15

(15-20)

30

(20-35)

(Depkes, 2008)

Pengobatan TB paru menurut Depkes RI (2002) dilakukan dengan prinsi-prinsip

sebagai berikut :

1. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah

cukup dan dosis tepat sesuai kategori pengobatan.

2. Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan langsung

oleh seorang Pengawas Menelan Obat ( PMO ).

3. Pengobatan TB paru diberikan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan

lanjutan.

Page 6: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

Pengkajian Tn. J

A. Data Umum

1. Nama Lansia : Tn. J

2. Usia : 75 th

3. Agama : Islam

4. Suku : Jawa

5. Jenis kelamin : laki-laki

6. Alamat : Ciputat

7. Nama wisma : panti wredha werning wardoyo wiswa surtikanti

8. Pendidikan : SMA

9. Riwayat pekerjaan : Buruh

10. Status perkawinan : Duda

11. Pengasuh wisma : Supri

12. Jumlah lansia diwisma : 45 orang

B. Dimensi Biofisik

1. Riwayat penyakit

Tn. J mengeluh atas batuk sesak yang diderita klien dalam beberapa tahun belakangan

ini. Tn. J tidak mngetahui mempunyai hipertensi. TD tanggal 30 Agustus 2012:

160/90 mmHg, Tn. J pernah dilakukan Rongten dan tes tuberculin dan hasilnya positif

TBC.

2. Riwayat pencegahan penyakit

a. Riwayat monitoring tekanan darah

Tn. J mengatakan bahwa ia tidak pernah pergi ke poliklinik yang ada di panti

untuk memeriksakan kesehatan dasarnya sehingga tidak pernah tahu tekanan

darah tingginya. Tn J hanya periksa ke RSDK untuk memeriksakan sesaknya

Tanggal 30 agustus 2010 : TD 160/90mmHg,TD tanggal 31 agustus 2010

160/100mmHg

b. Skrining kesehatan yang dilakukan

Tn. J pernah dilakukan rontgen dan tes tuberkulin dan hasilnya positif TB

c. Status gizi

1) Masalah pada mulut

Page 7: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

Gigi belakang Tn. J berlubang-lubang

2) Perubahan berat badan

Mengalami penurunan berat badan sebanyak 10kg,BB sekarang : 50 kg

IMT: 20,1

3) Masalah nutrisi

Klien mengatakan makan 3x sehari dengan menu sayur,nasi,lauk dan klien

mengatakan tidak suka kalau tidak makan asin

4) Masalah kesehatan yang dialami saat ini

Klien mengeluh batuk sesak yang diderita klien,dan merasa sangat terganggu

dengan penyakit ini. (tapi tidak berpengaruh)

5) Pemeriksaan tanda-tanda vital

TD : 160/100mmHg, N : 87x/menit, Rr : 18x/menit, S : 36,7C

TB : 158 cm , BB : 50 Kg

6) Keluhan spesifik klien

Klien juga mengeluh setiap selesai batuk belum merasa lega karena dahaknya

belum keluar banyak .Tn J mengungkap sesak napasnya ini dikarenakan

penyakit asma yg dideritanya

7) Wawancara dengan pengasuh dalam

Pengasuh mengungkapkan kalau Tn j telah positif TBC dan telah

diperiksakan ke RSDK dan sekarang menjalani pengobatan. Obat klien

langsung diberikan kepada klien 1 kaplet dan diberitahu minumnya 3 tablet

sebelum makan pagi.

C. Dimensi Psikologi

1. Status Kognitif

Berdasarkan hasil pengkajian dengan the short portable mental status

queionnare(SPMSQ)

The short portable mental status quessionare

+ - Pertanyaan Jawaban

+ Tanggal berapa hari

ini(tgl,bln,thn)

Tanggal 25 september

2012

+ Hari apa sekarang Selasa

+ Apa nama tempat ini Panti wredha

Page 8: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

+ Berapa nomor tetepon anda 01724651

+ Berapa umur anda 75 tahun

+ Kapan anda lahir 1936

+ Siapa presiden anda sekarang Pak SBY

+ Siapa presiden sebelumnya Bu megawati

+ Siapa nama kecil ibu anda Ibu ida

- Dimana alamat anda -

Jumlah kesalahan total:

Tn. J mempunyai skor kesalahan 1

Penilaian:

Kesalahan 0-2 : fungsi intelektual utuh

Kesalahan 3-4 : kerusakan intelektual ringan

Kesalahan 5-7 : kerusakan intelektual sedang

Kesalahn 8-10 : kerusakan intelektual berat

Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa Tn. Jo memiliki

fungsi intelektual utuh.

2. Status Depresi(pengukuran dengan skala depresi)

Geriatric depression scale

No Item Ya Tidak

1. Apakah anda merasa nyaman dalam kehidupan ini? V

2. Apakah anda mengalami perubahan dalam

melakukan aktivitas dan hobi?

V

3. Apakah anda merasa hidup ini hampa? V

4. Apakah anda merasa sering bosan? V

5. Apakah anda optimis terhadap masa depan? V

6. Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi? V

7. Apakah anda merasa bahagia sepanjang waktu? V

8. Apakah anda sering merasa sendirian? V

9. Apakah anda lebih senang berada dirumah dari

pada keluar rumah dan mengerjakan sesuatu yang

V

Page 9: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

baru?

10

.

Apakah anda mempunyai masalah dengan daya

ingat?

V

11

.

Apakah anda senang dengan kehidupan saat ini? V

12

.

Apakah anda merasa tidak beharga? V

13

.

Apakah saat ini anda bersemangat? V

14

.

Apakah anda merasa situasi ini tidak anda

harapkan?

V

15

.

Apakah anda merasa orang lain lebih baik dari pada

anda?

V

Penilaian : jika nilai 8 atau lebih jawaban ya,maka terindikasi depresi

Hasil pada Tn. J : jawaban Ya ada 5, terdiri dari Ya pertanyaan positif ada 3.

Sehingga 5-3= 2, dapat disimpulkan bahwa Tn. Jo tidak mengalami depresi.

3. Keadaan Emosi

Keadaan emosi Tn. J labil. Saat dikaji Tn j komunikatif,mampu bekerja sama

dengan perawat dan mampu meberi jawaban yang sesuai dengan pernyataan.namun

kadang-kadang Tn. J mudah tersinggung

D. Dimensi Fisik

1. Luas Wisma: 850 m2

Kondisi dan komposisi wisma, fasilitas-fasilitas yang ada di wisma.

Jawaban:

Kondisi : layak ditempati oleh lansia karena tidak membahayakan lansia.

Fasilitas : kamar tidur, meja, lemari, bangku, dan ruang berkumpul.

Kepadatan : Dalam satu kamar di tempati oleh dua lansia, dengan luas kamar 5x3

m

2. Keadaan lingkungan di dalam wisma.

a. Penerangan

Page 10: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

Penataan jumlah ruangan, kondisi pintu, dan jendela wisma untuk suplai cahaya.

Jawaban:

Jumlah pintu : 13 pintu, yang dapat dibuka hanya 9 pintu.

Jendela : 18 jendela, yang dapat dibuka 2 jendela.

Jumlah lampu :lampu terdapat di setiap ruangan dan di lorong jalan menuju

tiap ruangan di wisma

b. Kebersihan dan kerapihan

Berdasarkan observasi secara langsung tentang kebersihan dan kerapihan ruangan-

ruangan wisma.

Jawaban:

Kebersihan : kurang bersih dikarenakan pasien suka meludah sembarangan,

dan banyak baju kotor yang tidak terpakai

c. Pemisahan ruangan antara laki-laki dan perempuan.

Kondisi adakah pemisahan ruangan antara klien laki-laki dengan klien perempuan.

Jawaban:

Ya, ruangan tidur antara laki-laki dan perempuan terpisah.

d. Sirkulasi udara

Berdasarkan observasi sirkulasi udara dari pintu dan jendela yang dibuka atau

ditutup.

Jawaban:

Terdapat 18 jendela dan hanya bisa dibuka 2.

Terdapat 13 pintu dan hanya 9 pintu yang dibuka

e. Keamanan

Mengkaji kondisi lantai apakah licin atau tidak, kondisi dan pencahayaan kamar

mandi, apakah terdapat alarm tanda bahaya dan jalur evakuasi yang diketahui oleh

klien, dan kondisi-kondisi lain yang dapat membahayakan klien.

Jawaban:

Lantai : tidak licin, warna lantai putih

Kamar mandi : tidak terdapat pegangan di kamar mandi, terdapat satu lampu

di kamar mandi, keset di depan kamar mandi terbuat dari karet

Tanda alarm bahaya: tidak terdapat tanda alarm bahaya

f. Sumber air minum

Air yang dikonsumsi klien berasal dari, kualitas air yang digunakan seperti apa.

Untuk pengelolaan air minum dilakukan oleh pihak mana.Air minum dimasak

Page 11: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

terlebih dahulu sebelum di minum.Sedangkan untuk mandi menggunakan sumber

darimana, jarak sumur dengan septictank berapa kilometer.

Jawaban:

Kualitas air : air bersih, jernih, dan tidak berbau.

Sumber air minum : diberikan dan disediakan oleh pihak

wisma.

Jarak sumur dengan septictank : 50 meter.

g. Ruang berkumpul bersama

Bagaimanakah kondisi ruang berkumpul dari para klien.

Jawaban:

Ruang berkumpul strategis, berada di tengah ruangan wisma.

E. Dimensi Sosial

1. Hubungan lansia dengan lansia di dalam wisma

Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan klien dan hal apa saja yang bisa

dilakukan klien yang berhubungan dengan klien-klien lain yang ada di wisma.

Jawaban:

Pasien mampu berkomunikasi dengan lansia lain di dalam wisma.

2. Hubungan antara lansia dengan lansia di luar wisma.

Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan klien tentang hubungan klien dengan

klien di luar wisma tempat tinggalnya dan keaktifan klien dalam acara-acara panti.

Jawaban:

Pasien bersosialisasi dengan lansia di dalam dan di luar wisma, serta selalu mengikuti

acara yang diadakan oleh panti

3. Hubungan antara lansia dengan keluarga

Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan klien tentang hubungan klien dengan

anggota keluarga yang masih ada seperti anak, cucu, ataupun keluarga besar lainnya.

Jawaban:

Hubungan klien dengan anggota keluarganya cukup baik.

4. Hubungan antara lansia dengan pengasuh wisma.

Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan klien tentang hubungan klien dengan

pengasuh setiap wisma yang menjadi tempat tinggal klien.

Jawaban:

Page 12: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

Hubungan lansia dengan pengasuh wisma baik, klien sering berbincang-bincang

dengan pengasuhnya.

5. Kegiatan organisasi social

Berdasarkan wawancara maupun observasi secara langsung bagaimana klien

bersosialisasi dengan klien lain dank lien kita dalam keaktifannya mengikuti kegiatan-

kegiatan social yang ada dipanti.

Jawaban:

Klien sering ikut terlibat dalam organisasi social yang ada di wisma.

F. Dimensi Tingkah Laku

1. Pola makan

Bedasarkan observasi secara langsung, wawancara dengan klien, dan pengasuh panti

tentang pola makan klien setiap harinya termasuk tipe masakan kesukaan klien dan

tidak.

Jawaban:

Lansia makan 3x sehari, dengan menu nasi, sayur, dan lauk, lansia suka makan ikan

asin.

2. Pola tidur

Berdasarkan wawancara dengan klien bagaimanakah kualitas dan kuantitas dari tidur

klien setiap harinya.

Jawaban:

Setiap malam tidur nyenyak kecuali saat sesak nafasnya kambuh.

3. Pola eliminasi

a. BAK

Berdasarkan wawancara maupun observasi frekuensi dari klien dalam BAK.

Jawaban:

BAK 3-4 kali sehari

b. BAB

Berdasarkan wawancara maupun observasi frekuensi dari klien dalam BAB.

Jawaban:

BAB 1x sehari

4. Kebiasaan buruk lansia

Kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh klien yang berhubungan dengan perilaku

hidup tidak sehat sehingga memicu ataupun memperburuk kondisi kesehatan klien.

Page 13: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

Jawaban:

Kebiasaan meludah sembarangan, batuk tidak ditutup mulutnya, mempunyai

kebiasaan merokok, dan mulai berhenti punya penyakit sesak nafas, melakukan batuk

tidak efektif.

5. Pelaksanaan pengobatan

Penjelasan dari klien tentang pelaksanaan pengobatannya bila klien menjalani

pengobatan tertentu.

Jawaban:

Lansia tidak pernah pergi ke poli klinik yang ada dip anti untuk memeriksa

kesehatannya.

6. Kegiatan olahraga

Berdasarkan observasi secara langsung, wawancara dengan klien dan pengasuh panti

tentang kebiasaan klien dalam melakukan olahraga baik yang dijadwalkan oleh pihak

panti maupun yang dilakukan klien secara mandiri.

Jawaban:

Klien tidak pernah olahraga.

7. Rekreasi

Kegiatan rekreasi atau hal-hal yang membuat klien merasa terhibur.

Jawaban:

Klien tidak pernah melakukan rekreasi.

8. Pengambilan keputusan

Mengobservasi kondisi lingkungan wisma siapakah yang mengambil keputusan dari

setiap klien yang diberikan asuhan keperawatan.

Jawaban:

Ketua wisma tersebut.

G. Demensi Sistem Kesehatan

1. Perilaku mencari pelayanan kesehatan.

Jawaban:

Saat sakit klien tidak melaporkan keluhannya pada petugas dan/atau petugas

kesehatan panti. Klien tidak pernah pergi ke poliklinik yang ada dipanti.

2. System pelayanan kesehatan.

a. Fasilitas kesehatan yang tersedia

Page 14: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

Keterangan tentang fasilitas kesehatan yang ada didalam panti maupun yang

bekerjasama dengan pihak panti.

Jawaban:

Poliklinik

b. Tindakan pencegahan terhadap penyakit

Bentuk-bentuk tindakan pencegahan penyakit yang dilakukan oleh pihak panti,

seperti program senam rutin, pemeriksaan kesehatan, membuang sampah pada

tempatnya, dan penyuluhan kesehatan.

Jawaban:

Senam rutin : senam 1x seminggu pada hari jumat

Pemeriksaan kesehatan : rutin setiap hari minggu.

c. Jumlah tenaga kesehatan

Keterangan jumlah tenaga kesehatan yang memfasilitasi panti.

Jawaban:

Jumlah petuga tidak sebanding dengan jumlah lansia sehingga tidak semua lansia

terpantau.

d. Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia

Jenis-jenis pelayanan kesehatan yang ada dipanti baik pelayanan dalam bentuk

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative.

Jawaban:

Promotif : penyuluhan kesehatan pada lansia.

Preventif : mencegah lansia untuk mengurangi kebiasaan buruk seperti merokok.

Kuratif : memberikan pengobatan langsung pada lansia dengan

melakukan pemeriksaan di poliklinik.

Rehabilitative : memberi perawatan pada lansia yang membutuhkan

penanganan lanjut.

e. Frekuensi pelayanan yang tersedia

Keterangan frekuensi dari pelayanan kesehatan yang disediakan pihak panti.

Jawaban:

Pelayanan dilakukan setiap 3x seminggu.

Page 15: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

Pemeriksaan Fisik

No Bagian/region Hasil Pemeriksaan Masalah Keperawatan Yang

Muncul

1 Kepala Hematoma (-), lesi (-), tidak

teraba massa

Tidak ada masalah

2 Wajah Simetris, lesi (-) Tidak ada masalah

3 Mata Konjungtiva ananemis, sklera

anikterik, pupil isokhor

Tidak ada masalah

4 Telinga Bersih, sekret (-), massa (-),

simetris

Tidak ada masalah

5 Mulut dan gigi Caries (+), dahak (+), mulut

lembab,

Resiko tinggi penyebaran

infeksi

6 Leher Pembesaran KGB (-), reflex

menelan (+)

Tidak ada masalah

7 Dada Pemeriksaan paru :

A : Ronkhi (+/+), wheezing (-)

I : Retraksi dinding dada (-),

ekspansi dada penuh

Pa : Traktil vemitus kanan lebih

redup dari pada kiri

Pe : Pekak

Ketidakefektifan bersihan

jalan nafas,

Gangguan pertukaran gas,

ketidakefektifan pola nafas

8 Jantung A : BJ 1 dan 2 murni, gallop (-)

I : IC(iktus cordis) (+)

Pa : IC teraba di intercostae ke

5,2 cm midclavicula sinistra

Tidak ada masalah

Page 16: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

Pe : Konvigurasi bergeser

TD tgl 30 Agustus 2010 :

160/90 mmHg

TD tgl 31 Agustus 2010 :

160/100 mmHg

9 Abdomen A : Bising usus 6x/menit

I : Datar bergelambir, lesi (-)

Pa : Nyeri (-)

Pe : Timpani

Tidak ada masalah

10 Ekstremitas atas Tonus otot 5, lesi (-), refleks

(+/+), crt <3 detik

Tidak ada masalah

11 Ekstremitas bawah Tonus otot 5, lesi (-), varises

(-),refleks (+/+), edema (-/-)

Tidak ada masalah

12 Lain-lain Klien mengalami penurunan BB

dari sebelum sakit sebanyak 10

kg.

BB : 50 kg

Tb : 158 cm

IMT: 20,1 (normal)

Tidak ada masalah

Genogram:

Tn. N Ny. K Tn. P Ny. M

Tn. Jo

75

Ny. M Tn. N Ny. M Ny. H

Ny. S

Ny. K

Tn. J Ny. Y

Page 17: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

Pohon Masalah

1. Tuberculosis

M. tuberculosis

Inhalasi droplet

Bakteri mencapai alveolus

basil berdistribusi

(bakterimia) Reaksi antigen antibody

Merangsang interleukin-1 Reaksi radang

zat endogen pyrogen

Terjadi pengeluaran secret/ mucus

Postaglandin

Akumulasi secrer di jalan napas

Hipotalamus Bersihan jalan nafas tidak efektif

Menggeser Set poin anterior

dari titik normal difusi O2

respon menggigil kompensasi tubuh meningkatkan gerk. Pernafasan

peningkatan suhu tubuh

inefektif termoregulator sesak

peningkatan metabolisme tubuh

pemecahan cadangan makana n transport O2 terganggu

kebutuhan nurtrisi sel meningkat kelelahan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubu kelemahan fisik

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Inefektif termoregulator

Gangguan pertukaran gas

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Page 18: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

atropi otot

keterbatasan aktifitas

2. Asma

Pencetus serangan

(alergen, emosi/stress, obat-obatan, infeksi)

Reaksi Antigen dan Antibodi

Release Vasoactive Substance

(histamin, bradikinin, anafilatoxin)

Konstriksi Otot Polos Permeabilitas Kapiler Sekresi Mukus

Bronchospasme Kontraksi Otot Polos Produksi Mukus

Edema mukosa

sesak napas hipersekresi

Obstruksi Saluran Nafas

Hiperventilasi

Distribusi ventilasi tak merata dengan sirkulasi darah

Paru Gangguan difusi gas di alveoli

Gangguan toleransi aktifitas

Gangguan pola

Bersihan jalannafas tidak

gangguanPertukaran Gas

KetidakseimbanganNutrisi : Kurang darikebutuhan tubuh

Page 19: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

Hipoxemia, Hiperkapnia

3. Hipertensi

Page 20: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

Jenis kelaminumur Gaya hidup obesitas

hipertensi

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Perubahan struktur

Penyumbatan pembuluh darah

vasokonstriksi

Gangguan sirkulasi

otak ginjal Pembuluh darah Retina

Nyeri kepala

Gangguan pola tidur

Suplai O2 otak menurun

sinkop

Gangguan perfusi

jaringan

Vasokonstriksi pembuluh darah ginjal

Blood flow munurun

Respon RAA

Rangsang aldosteron

Retensi Na

edema

sistemik

vasokonstriksi

Afterload meningkat

Penurunan curah jantung

Fatique

Intoleransi aktifitas

koroner

Iskemi miocard

Nyeri dada

Spasme arteriole

diplopia

Resti injuri

Resistensi pembuluh darah otak

Elastisitas , arteriosklerosis

DAFTAR PUSTAKA

Kelebihan volume cairan

Page 21: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

Wilkinson, Judith M. 2007.buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan

criteria hasil NOC Edisi 7.jakarta : EGC

Doenges, Marilynn E., dkk. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan

dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC. 1999

Rossernberg, Martha Craft, dan Kelly Smith. Nanda diagnosa Keperawatan Definisi dan

Klasifikasi.Yogyakarta : Digna Pustaka. 2010

Effendi, Ferry dkk. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 2009.

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. 2002. Jakarta: EGC

http://www.tbindonesia.or.id/pdf/Jurnal_TB_Vol_3_No_2_PPTI.pdfdiakses pada 26

September 2012 pukul 08.00 WIB

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-noorainnyg-5672-2-10.bab-i.pdf

diakses pada 26 September 2012 pukul 08.00 WIB

http://sugenghartono.com/epidemiologi-tb-paru/

TUGAS KEPERAWATAN GERONTIK

Page 22: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

Kelompok 5

Ade Rininta Sawitri

Anggi Putri Dwi Pasi

Aresy Qurratul Aini

Hamidatu Ulfiyah

Nur Qomariyah

Risky Daya Mahes

Sih Utami Sri Hartati

Yanti Mulyanti

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan

Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

2012

Pohon masalah

Page 23: Tugas Gerontik - Pengkajian Tb

M. Tuberkulosa

Masuk paru-paru mencapai alveolus

Akumulasi secret di jalan napas kuman semakin menumpuk

Difusi O2 sesak

Tidak tahu cara melakukan batuk efektif

Bersihan jalan napas tidak efektif

Gangguan pertukaran gas

Ketidakefektifan pola napas

Defisit pengetahuan

Resiko tinggi penyebaran infeksi