tugas filsafat pribadi

Upload: oke

Post on 06-Jul-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Tugas Filsafat PRIBADI

    1/8

    Tugas Filsafat

    EVI

    Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta

    Alamat Korespondensi: Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 111! , "ndonesia

    1. Apa itu #ilsa#at$

    Kata #ilsa#at %erasal dari kata &unani %erarti 'cinta akan (ikmat) atau 'cinta akan pen*eta(uan).

    +eoran* '#ilsu#) adala( seoran* 'pecinta), 'pencari) p(ilos- (ikmat atau pen*eta(uan sop(ia-. Kata

    'p(ilosop(os) pertama kali dipakai ole( /t(a*oras dan lato. Kata ini dipakai untuk men*ejek para

    'so#is) /an* %erpendapat %a(0a mereka tau ja0a%an tuk semua pertan/aan. enurut /t(a*oras:

    '(an/a 2u(an /an* memiliki (ikmat. anusia (arus puas den*an tu*asn/a di dunia, /aitu 'mencari

    (ikmat) 3 'mencintai pen*eta(uan). Karena itu, oran* /an* men*ejar (ikmat 3 pen*eta(uan dise%ut

    'F"4+UF). +ekaran* sis0a masi( melanjutkan pendidikan ke jenjan* /an* palin* tin**i +5- maka

    akan memperole( *elar (7 5 doktor #ilsa#at, ilmu5ilmu terse%ut suda( %erdiri sendiri terlepas dari

    F"4+AFA2 /an* dulun/a dise%ut 8ratu dari se*ala ilmu9. Ada ti*a (al /an* mendoron* manusia untuk 

    '%er#ilsa#at):

    • Ke(eranan : +etiap oran* pasti perna( merasa (eran akan sesuatu. lato men*atakan:

    'ata kita mem%erikan pen*amatan %intan*5%intan*, mata(ari dan lan*it. en*amatan ini

    mem%eri doron*an untuk men/elidiki. 7ari pen/elidikan ini, manusia %er#ilsa#at.)

    • Kesan*sian : Filsu# men*ajarkan metode kesan*sian adala( ene 7escartes. enurutn/a,

    kesan*sian adala( sum%er utama pemikiran. anusia (eran, tetapi kemudian ia menjadi

    ra*u5ra*u. 7unia ini penu( den*an macam5macam pendapat, ke/akinan, dan pena#siran,

    maka manusia %erupa/a untuk memperole( 8kepastian9 atau 8ke/akinan9. "ni adala( 8sikap

    skeptis9 dari kata &unani 'skepsis) /an* %erarti 8pen/elidikan9-. 2ujuan itu adala( tuk 

    mencari 3 menemukan suatu titik pan*kal /an* tidak tera*ukan la*i. 2itik pan*kal ini

    menjadi dasar tuk semua pen*eta(uan le%i( lanjut.

    • kesadaran akan keter%atasann/a  : Be%erapa #ilsu# sala( satun/a +;ren Kierke*aard,

    men*atakan manusia mulai %er#ilsa#at jika ia men/adari %etapa kecil < lema( dirin/a

    di%andin*kan alam semesta disekelilin*n/a. +emakin manusia terpukau ole(

    ketak%er(in**aan sekelilin*n/a, semakin ia (eran akan eksistensin/a.

  • 8/18/2019 Tugas Filsafat PRIBADI

    2/8

    Ada %e%erapa pen*ertian /an* dapat di*unakan untuk mema(ami apa itu #ilsa#at:

    • Filsa#at se%a*ai upa/a spekulati# tuk men/ajikan suatu pandan*an sistematik dan len*kap

    men*enai seluru( realitas. =er%ert +pencer, men/atakan #ilsa#at se%a*ai 'a complete uni#ied

    kno0led*e) /an* di%edakann/a den*an science se%a*ai 'partiall/ uni#ied kno0led*e). 4ain

    dari ilmu, #ilsa#at %erupa/a untuk mempersatukan ilmu5ilmu k(usus menjadi satu sistem /an*

    utu(. Filsa#at menco%a mem%erikan *am%aran 3 pemetaan tentan* pemikiran manusia /an*

     %ercerai5%erai menjadi suatu keseluru(an.

    • Filsa#at se%a*ai upa/a tuk melukiskan (akikat realitas palin* ak(ir serta palin* dasar /an*

    diakui se%a*ai satu (al n/ata.  Karena ini pencarian #ilsa#at serin* memasuki dimensi

    keimanan.

    • Filsa#at se%a*ai upa/a menentukan %atas5%atas dan jan*kauan pen*eta(uan: sum%er 

     pen*eta(uan, (akikat pen*eta(uan, kea%sa(an serta nilai5nilain/a.

    Filsa#at %ertujuan untuk  8men*kaji9 se*ala (al untuk mendapatkan 8pen*eta(uan9 /an* palin* jelas

    akan se*ala sesuatu. Filsa#at itu memaksa setiap oran* untuk memikirkan %er%a*ai kemun*kinan dari

     proses %erpikir, metode, dan pen*kajian /an* dilakukan setiap oran* secara kritis, masuk akal, valid,

    dan (andal. +ecara umum  #ilsa#at dise%ut se%a*ai 8upa/a pencarian ke%enaran dan pencera(an9.

    Filsa#at memerlukan %era*am metode karena #ilsa#at %ertu*as 8menerjema(kan9 semua %entuk 

     pemikiran dan pen*alaman manusia.

    >. Jelaskan per%edaan dan persamaan #ilsa#at, ilmu, pen*eta(uan dan a*ama?

    er%edaan terse%ut dapat dimulai dari men*eta(ui @iri k(as %erpikir #iloso#is /an* %erarti %ersi#at

    radikal, konsisten, sistematik, dan %e%as. adikal artin/a %erpikir mendasar3men*akar. aksud dari

    mendasar adala( suatu pemikiran dise%ut #iloso#is %ila menukik3%erusa(a mencari sum%er pemikiran

    dan %ermaksud mencapai (akikat3esensi sesuatu. emikiran radikal %erkaitan ju*a den*an ciri

    8universal9 3 8kompre(ensi#9. er%edaan kajian #iloso#is < ilmu pen*eta(uan dapat dili(at dari ciri

    radikal dalam #ilsa#at. Jika #ilsa#at men*kaji manusia, maka kajian tentan* manusia akan dili(at secara

    men/eluru( melalui aspek %iolo*is, aspek anatomis, aspek sosialn/a, aspek %uda/an/a, dan aspek lain.

    +ementara itu ilmu pen*eta(uan  akan men*k(usukan o%jek pen*kajiann/a tentan* manusia sesuai

    den*an #okusn/a.  isaln/a psikolo*i akan meli(at aspek psikis, ilme ekonomi akan meli(at aspek 

    ekonomi, sosiolo*i akan meli(at aspek sosialn/a, dll. Filsa#at ilmu pen*eta(uan se%a*ai conto(,

     %erupa/a untuk %ersi#at kritis  ter(adap semua %entuk pemikiran serta asumsi5asumsi /an* mendasari

     pemikiran atau metode /an* dipakai.er%edaan #ilsa#at dan a*ama dapat dili(at pada sum%er 

     pen*eta(uann/a. Jika #ilsa#at demikian ju*a ilmu pen*eta(uan- %ersum%er dari pen*alaman dan rasio,

    maka a*ama %ersum%er dari iman 0a(/u 2u(an-. eskipun demikian, %ukan %erarti %a(0a kita tidak  perlu men**unakan rasio dalam ke(idupan %era*ama kita. eskipun per%edaan antara #ilsa#at, ilmu

  • 8/18/2019 Tugas Filsafat PRIBADI

    3/8

     pen*eta(uan, dan a*ama terli(at jelas, kita tetap dapat meli(at  persamaan dari keti*an/a /aitu,

    'keti*an/a sama5sama %erupa/a menemukan ke%enaran.).

    . Jelaskan per%edaan antara asionalisme dan mpirisme?

    Ada %e%erapa pen*ertian /an* dapat di*unakan untuk mema(ami apa itu #ilsa#at:

    • Filsa#at se%a*ai upa/a spekulati# tuk men/ajikan suatu pandan*an sistematik dan len*kap

    men*enai seluru( realitas. =er%ert +pencer, men/atakan #ilsa#at se%a*ai 'a complete uni#ied

    kno0led*e) /an* di%edakann/a den*an science se%a*ai 'partiall/ uni#ied kno0led*e). 4ain

    dari ilmu, #ilsa#at %erupa/a untuk mempersatukan ilmu5ilmu k(usus menjadi satu sistem /an*

    utu(. Filsa#at menco%a mem%erikan *am%aran 3 pemetaan tentan* pemikiran manusia /an*

     %ercerai5%erai menjadi suatu keseluru(an.

    • Filsa#at se%a*ai upa/a tuk melukiskan (akikat realitas palin* ak(ir serta palin* dasar /an*

    diakui se%a*ai satu (al n/ata.  Karena ini pencarian #ilsa#at serin* memasuki dimensi

    keimanan.

    • Filsa#at se%a*ai upa/a menentukan %atas5%atas dan jan*kauan pen*eta(uan: sum%er 

     pen*eta(uan, (akikat pen*eta(uan, kea%sa(an serta nilai5nilain/a.

    Filsa#at %ertujuan untuk  8men*kaji9 se*ala (al untuk mendapatkan 8pen*eta(uan9 /an* palin* jelas

    akan se*ala sesuatu. Filsa#at itu memaksa setiap oran* untuk memikirkan %er%a*ai kemun*kinan dari

     proses %erpikir, metode, dan pen*kajian /an* dilakukan setiap oran* secara kritis, masuk akal, valid,

    dan (andal. +ecara umum  #ilsa#at dise%ut se%a*ai 8upa/a pencarian ke%enaran dan pencera(an9.

    Filsa#at memerlukan %era*am metode karena #ilsa#at %ertu*as 8menerjema(kan9 semua %entuk 

     pemikiran dan pen*alaman manusia.

    . Jelaskan inti pemikiran ositivisme atau mpirisme 4o*is?

    ada perkem%an*ann/a, positivisme %erkem%an* ke ara( neo5positivisme /an* mencita5citakan

     perpaduan antara ilmu empiris dan ilmu pasti. F. 4in*karan Wina C ositivisme atau mpirisme 4o*is

    4in*karan Wina Dienna @ircle- adala( kelompok /an* terdiri dari sarjana5sarjana ilmu5ilmu pasti dan

    alam di Wina, i%ukota Austria. Kelompok ini didirikan ole( oritE +c(lick. +ala( satu maksud *erakan

    ini iala( memper%a(arui positivisme klasik ciptaan @omte, sekali*us memper%aiki kekuran*ann/a.

    okok5pokok emikiran :

    • andan*an /an* dikem%an*kan lin*karan Wina dise%ut neo5positivisme, atau serin* dise%ut

     positivisme lo*is. +ecara umum mereka %erpendapat ada 1 sum%er pen*alaman saja, /aitu

    8pen*alaman9 G 8pen*alaman /an* men*enal data5data indera0i9. ereka men*akui adan/a

    dalil5dalil lo*ika dan matematika /an* tidak di(asilkan le0at pen*alaman /an* (an/a memuat

    sederetan tautolo*is5su%/ek dan predikat, /an* %er*una untuk men*ola( data pen*alaman

    indera0i- menjadi suatu keseluru(an /an* meliputi se*ala data itu. ereka mempun/ai minat

  • 8/18/2019 Tugas Filsafat PRIBADI

    4/8

     %esar tuk mencari *aris %atas3demarkasi antara pern/ataan %ermakna dan /an* tidak %ermakna

     %erdasarkan kemun*kinan untuk di5Deri#ikasi. 7alam ran*ka itu, (an/a ada dua pern/ataan

    /an* %erarti: 1-. '=o0 do /ou kno0$) dan >-. 'W(at do /ou mean$). +emua un*kapan dalam

    teolo*i pun seperti misaln/a tentan* adan/a Alla(, penciptaan, kekekalan ji0a, dan lain /an*

    seperti itu dian**ap tidak %ermakna sama sekali karena positivisme lo*is mendasarkan

     pen*eta(uan mereka pada aturan persesuaian correspondence rules- %a(0a ar*umen /an*

    di%uat (arus 8korespond9 den*an ken/ataan. Filsa#at "lmu 7alam andan*an ositivisme 4o*is

    • 7alam pemikiran itu, #ilsa#at ilmu pen*eta(uan mereka pandan* semata se%a*ai lo*ika ilmu,

    implikasin/a, disusun %erdasarkan analo*i lo*ika #ormal. Filsa#at tidak la*i men/i%ukkan

    dirin/a den*an isi dari proposisi atau ar*umen3 (ipotesis, melainkan %entuk lo*is pern/ataan

    ilmia(. Hle( karena itu, kerja seoran* #ilsu# ilmu pen*eta(uan (an/ala( melakukan konstruksi

    representasi #ormal dari un*kapan ilmia(. Filsu# ilmu tidak la*i %erurusan den*an %a*aimana

    metode kerja ilmu tetapi sekedar mem%erikan penilaian ter(adap ilmu dalam %entukn/a /an*

    suda( jadi.

    Berpe*an* pada pandan*an5pandan*an %erikut:

    a- Ada %atas5%atas %a*i mpirisme. rinsip s/stem lo*ika #ormal dan prinsip kesimpulan indukti# 

    tidak dapat di%uktikan den*an men*acu pada pen*alaman.

     %- +emua proposisi /an* %enar dapat dija%arkan direduksikan- pada proposisi5proposisi men*enai

    data indera0i /an* kuran* le%i( merupakan data indera /an* ada seketika

    c- ertan/aan5pertan/aan men*enai (akikat ken/ataan /an* terdalam pada dasarn/a tidak men*andun* makna.

    . Apaka( per%edaan palin* mendasar dari ositivisme 4o*is dan Falsi#ikasi Karl opper$

    opper memperkenalkan apa /an* dise%utn/a #alsi#ikasi. Falsi#ikasi menjadi alternati# dari

    induktivisme. enurut opper, titik permasala(an sentral dari #ilsa#at ilmu adala( demarkasi antara

    un*kapan /an* ilmia( dan tidak ilmia(. %e%erapa *a*asan opper se(u%un*an den*an penolakann/a

    ter(adap *a*asan lin*karan Wina adala(:

    • opper menentan* prinsip demarkasi antara ilmu /an* %ermakna dan tidak %ermakna

     %erdasarkan metode veri#ikati# indukti#. 7ia men*usulkan suatu demarkasi lain, /aitu

    demarkasi antara ilmu /an* ilmia( dan tidak ilmia( %erdasarkan tolak ukur pen*ujian

    dedukti#.

    • etode veri#ikasi indukti# di*anti den*an metode #alsi#ikasi dedukti#. Namun tidak seperti

    =ume /an* mem%uan* induksi atau Kant /an* mendudukkan induksi pada tataran sintesis a

  • 8/18/2019 Tugas Filsafat PRIBADI

    5/8

     priori, opper justru meletakkan penalaran indukti# pada tataran a0al, pra ilmia( dalam

    ran*ka( pen*ujian dedukti#.

    Ba*i opper, demarkasi /an* di%uat ole( kelompok ostivisme tela( mem%atasi ilmu pen*eta(uan

    (an/a pada /an* ilmia( saja, sementara ilmu5ilmu social k(ususn/a a*ama dan mitos5mitos- dian**ap

    se%a*ai tidak ilmia(, dan demikian tidak %ermakna. 7en*an #alsi#ikasi opper mem%erikan %atasan

    /an* jelas antara pen*eta(uan ilmia(  science- dan /an* semi5ilmia(  pseudo-science-. 2idak seperti

    ositivisme, opper masi( memper(itun*kan pseudo-sciences se%a*ai sala( satu sum%er pen*eta(uan

    dan tetap %ermakna dalam lin*karan studi masin*5masin*. Hle( Karena itu, pemosisian veri#ikasi vis a

    vis #alsi#ikasi /an* tela( dilakukan an*ota 4in*karan Wina tela( mem%uat kontri%usi opper menjadi

    tidak %ermakna.

    6. Apaka( per%edaan palin* mendasar dari ositivisme 4o*is dan Falsi#ikasi Karl opper$

    opper memperkenalkan apa /an* dise%utn/a #alsi#ikasi. Falsi#ikasi menjadi alternati# dari

    induktivisme. enurut opper, titik permasala(an sentral dari #ilsa#at ilmu adala( demarkasi antara

    un*kapan /an* ilmia( dan tidak ilmia(. %e%erapa *a*asan opper se(u%un*an den*an penolakann/a

    ter(adap *a*asan lin*karan Wina adala(:

    • opper menentan* prinsip demarkasi antara ilmu /an* %ermakna dan tidak %ermakna

     %erdasarkan metode veri#ikati# indukti#. 7ia men*usulkan suatu demarkasi lain, /aitu

    demarkasi antara ilmu /an* ilmia( dan tidak ilmia( %erdasarkan tolak ukur pen*ujiandedukti#.

    • etode veri#ikasi indukti# di*anti den*an metode #alsi#ikasi dedukti#. Namun tidak seperti

    =ume /an* mem%uan* induksi atau Kant /an* mendudukkan induksi pada tataran sintesis a

     priori, opper justru meletakkan penalaran indukti# pada tataran a0al, pra ilmia( dalam

    ran*ka( pen*ujian dedukti#.

    Ba*i opper, demarkasi /an* di%uat ole( kelompok ostivisme tela( mem%atasi ilmu pen*eta(uan

    (an/a pada /an* ilmia( saja, sementara ilmu5ilmu social k(ususn/a a*ama dan mitos5mitos- dian**ap

    se%a*ai tidak ilmia(, dan demikian tidak %ermakna. 7en*an #alsi#ikasi opper mem%erikan %atasan

    /an* jelas antara pen*eta(uan ilmia(  science- dan /an* semi5ilmia(  pseudo-science-. 2idak seperti

    ositivisme, opper masi( memper(itun*kan pseudo-sciences se%a*ai sala( satu sum%er pen*eta(uan

    dan tetap %ermakna dalam lin*karan studi masin*5masin*. Hle( Karena itu, pemosisian veri#ikasi vis a

    vis #alsi#ikasi /an* tela( dilakukan an*ota 4in*karan Wina tela( mem%uat kontri%usi opper menjadi

    tidak %ermakna.

    I. Apaka( /an* menjadi prinsip utilitarisme$

  • 8/18/2019 Tugas Filsafat PRIBADI

    6/8

    Utilitarianisme merupakan se%ua( #a(am /an* memperjuan*kan prinsip utilit/.

    rinsip utilit/ use#ulness3keman#aatan- secara umum adala( se%ua( tindakan dian**ap %enar jika

    men*(asilkan le%i( %an/ak ke%a(a*iaan daripada tindakan lain, dan tindakan dian**ap sala( jika tidak 

    demikian. 2ujuan #ilsa#at moral dan politik utilitarianisme klasik untuk memaksimalkanutilit/ dan

     %e%erapa ajaran utilitarianisme menjadi standar ajaran prinsip5prinsip- utilitarianisme pen*anut

    utilitarianisme (in**a saat ini. Namun /an* men*alami perkem%an*an dari ajaran utilitarianisme adala(

    sala( satun/a men*enai utilit/. +uda( disin**un* di atas, de#inisi utilit/ utilitarianisme klasik terkesan

    (edonistik. emenu(i prinsip utilit/ artin/a memaksimalkan (appiness atau pleasure semaksimal

    mun*kin. =appiness dan pleasure menjadi kondisi mental tertin**i /an* mesti dipenu(i.

    rinsip5prinsip dasar ajaran Jerem/ Bent(am adala( se%a*ai %erikut :

    1. 2ujuan (ukum adala( (ukum dapat mem%erikan jaminan ke%a(a*iaan kepada individu5individu

     %aru oran* %an/ak. rinsip utiliti Bent(am %er%un/i )the greatest heppines of the greatest number )

    ke%a(a*iaan /an* se%esar5%esarn/a untuk se%an/ak5%an/akn/a oran*.-

    >. rinsip itu (arus diterpkan secara Kuatitati#, karena kualitas kesenan*an selalu sama.

    . Untuk me0ujudkan ke%a(a*iaan individu dan mas/arakat maka perundan*5undan*an (arus

    mencapai empat tujuan : 2o provide su%sistence untuk mem%eri na#ka( (idup-, 2o rovide

    a%undance untuk mem%erikan na#ka( makanan %erlimpa(-, 2o provide securit/ untuk mem%erikan

     perlindun*an-, 2o attain euit/ untuk mencapai persamaan-."nti ajaran Jo(n +tuart ill adala( :

    1- ill men*kritik pandan*an Bent(am %a(0a kesenan*an dan ke%a(a*iaan (arus diukur secara

    kuantita#. enurutn/a, kulaitasn/a ju*a perlu dipertim%an*an, karena ada kesenan*an /an* le%i(

    tin**i mutun/a dan ada /an* le%i( renda(. Kualitas ke%a(a*iaan disini diukur secara empiris

    >- Ke%a(a*iaan /an* menjadi norma etis adala( ke%a(a*iaan /an* terli%at dalam suatu kejadian,

     %ukan ke%a(*iaan satu oran* saja /an* %aran*kali %ertindak se%a*ai pelaku utama.

    - enurut perkataan ill sendiri: 'ver/%od/ to count #or one no%od/ to count #or more t(an one),

    den*an demikian suatu per%uatan dinilai %aik jika ke%a(a*iaan mele%i(i ketidak%a(a*iaan, dimana

    ke%a(a*iaan semua oran* /an* terli%at di(itun* den*an cara /an* sama.

    Kriteria dan rinsip etika utilitaritisme : Kriteria pertama adala( man#aat , /aitu %a(0a ke%ijaksanaan

    atau tindakan itu mendatan*kan man#aat atau ke*unaan tertentu. Jadi, ke%ijaksanaan atau tindakan /an*

     %aik adala( /an* men*(asilkan (al /an* %aik. +e%alikn/a, ke%ijaksanaan atau tindakan /an* tidak %aik 

    adala( /an* mendatan*kan keru*ian tertentu. Kriteria kedua adala( man#aat ter%esar, /aitu %a(0a

    ke%ijaksanaan atau tindakan itu mendatan*kan man#aat ter%esar atau dalam situasi tertentu le%i( %esar-

  • 8/18/2019 Tugas Filsafat PRIBADI

    7/8

    di%andin*kan den*an ke%ijaksanaan atau tindakan alternative lainn/a. Kriteria keti*a adala( man#aat

    ter%esar %a*i se%an/ak mun*kin oran*, /aitu den*an kata lain suatu ke%ijaksanaan atau tindakan /an*

     %aik dan tepat dari se*i etis menurut etika utilitarianisme adala( ke%ijaksanaan atau tindakan /an*

    mem%a0a man#aat ter%esar %a*i se%an/ak mun*kin oran* atau se%alikn/a mem%a0a aki%at meru*ikan

    /an* sekecil mun*kin %a*i sedikit mun*kin oran*. +ecara padat keti*a  prinsip itu  dapat dirumuskan

    se%a*ai %erikut: Bertindakla( sedemikian rupa se(in**a tindakanmu itu mendatan*kan keuntun*an

    se%esar mun*kin %a*i se%an/ak mun*kin oran*.

    . Apaka( /an* menjadi prinsip utilitarisme$

    Utilitarianisme merupakan se%ua( #a(am /an* memperjuan*kan prinsip utilit/.

    rinsip utilit/ use#ulness3keman#aatan- secara umum adala( se%ua( tindakan dian**ap %enar jika

    men*(asilkan le%i( %an/ak ke%a(a*iaan daripada tindakan lain, dan tindakan dian**ap sala( jika tidak 

    demikian. 2ujuan #ilsa#at moral dan politik utilitarianisme klasik untuk memaksimalkanutilit/ dan

     %e%erapa ajaran utilitarianisme menjadi standar ajaran prinsip5prinsip- utilitarianisme pen*anut

    utilitarianisme (in**a saat ini. Namun /an* men*alami perkem%an*an dari ajaran utilitarianisme adala(

    sala( satun/a men*enai utilit/. +uda( disin**un* di atas, de#inisi utilit/ utilitarianisme klasik terkesan

    (edonistik. emenu(i prinsip utilit/ artin/a memaksimalkan (appiness atau pleasure semaksimal

    mun*kin. =appiness dan pleasure menjadi kondisi mental tertin**i /an* mesti dipenu(i.

    rinsip5prinsip dasar ajaran Jerem/ Bent(am adala( se%a*ai %erikut :

    1. 2ujuan (ukum adala( (ukum dapat mem%erikan jaminan ke%a(a*iaan kepada individu5individu

     %aru oran* %an/ak. rinsip utiliti Bent(am %er%un/i )the greatest heppines of the greatest number )

    ke%a(a*iaan /an* se%esar5%esarn/a untuk se%an/ak5%an/akn/a oran*.-

    >. rinsip itu (arus diterpkan secara Kuatitati#, karena kualitas kesenan*an selalu sama.

    . Untuk me0ujudkan ke%a(a*iaan individu dan mas/arakat maka perundan*5undan*an (arus

    mencapai empat tujuan : 2o provide su%sistence untuk mem%eri na#ka( (idup-, 2o rovide

    a%undance untuk mem%erikan na#ka( makanan %erlimpa(-, 2o provide securit/ untuk mem%erikan

     perlindun*an-, 2o attain euit/ untuk mencapai persamaan-.

    "nti ajaran Jo(n +tuart ill adala( :

    1- ill men*kritik pandan*an Bent(am %a(0a kesenan*an dan ke%a(a*iaan (arus diukur secara

    kuantita#. enurutn/a, kulaitasn/a ju*a perlu dipertim%an*an, karena ada kesenan*an /an* le%i(

    tin**i mutun/a dan ada /an* le%i( renda(. Kualitas ke%a(a*iaan disini diukur secara empiris

    >- Ke%a(a*iaan /an* menjadi norma etis adala( ke%a(a*iaan /an* terli%at dalam suatu kejadian,

     %ukan ke%a(*iaan satu oran* saja /an* %aran*kali %ertindak se%a*ai pelaku utama.

  • 8/18/2019 Tugas Filsafat PRIBADI

    8/8

    - enurut perkataan ill sendiri: 'ver/%od/ to count #or one no%od/ to count #or more t(an one),

    den*an demikian suatu per%uatan dinilai %aik jika ke%a(a*iaan mele%i(i ketidak%a(a*iaan, dimana

    ke%a(a*iaan semua oran* /an* terli%at di(itun* den*an cara /an* sama.

    Kriteria dan rinsip etika utilitaritisme : Kriteria pertama adala( man#aat , /aitu %a(0a ke%ijaksanaan

    atau tindakan itu mendatan*kan man#aat atau ke*unaan tertentu. Jadi, ke%ijaksanaan atau tindakan /an*

     %aik adala( /an* men*(asilkan (al /an* %aik. +e%alikn/a, ke%ijaksanaan atau tindakan /an* tidak %aik 

    adala( /an* mendatan*kan keru*ian tertentu. Kriteria kedua adala( man#aat ter%esar, /aitu %a(0a

    ke%ijaksanaan atau tindakan itu mendatan*kan man#aat ter%esar atau dalam situasi tertentu le%i( %esar-

    di%andin*kan den*an ke%ijaksanaan atau tindakan alternative lainn/a. Kriteria keti*a adala( man#aat

    ter%esar %a*i se%an/ak mun*kin oran*, /aitu den*an kata lain suatu ke%ijaksanaan atau tindakan /an*

     %aik dan tepat dari se*i etis menurut etika utilitarianisme adala( ke%ijaksanaan atau tindakan /an*

    mem%a0a man#aat ter%esar %a*i se%an/ak mun*kin oran* atau se%alikn/a mem%a0a aki%at meru*ikan

    /an* sekecil mun*kin %a*i sedikit mun*kin oran*. +ecara padat keti*a  prinsip itu  dapat dirumuskan

    se%a*ai %erikut: Bertindakla( sedemikian rupa se(in**a tindakanmu itu mendatan*kan keuntun*an

    se%esar mun*kin %a*i se%an/ak mun*kin oran*.