tugas ca esopagus

62
Dian Al Mira Rabu, 10 April 2013 ASKEP KARSINOMA ESOFAGUS BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di amerika serikat, karsinoma esofagus terjadi dua kali lebih sering pada pria juga pada wanita.ini lebih sering terlihat pada orang Afrika-amerika daripada orang Kaukasia dan biasanya terjadi pada dekade kelima kehidupan. Kanker esofagus mempunyai insiden cukup tinggi pada belahan dunia lain, termasuk cina dan iran bagian utara. Iritasi kronis dipertimbangkan berisiko tinggi menyebabkan kanker esofagus. Di amerika serikat, kanker esofagus telah dihubungkan dengan salah cerna alkohol dan penggunaan tembakau. Di belahan dunia lain, kanker esofagus telah dihubungkan dengan penggunaan pipa opium, mencerna minuman panas berlebihan, dan defisiensi nutrisi-khususnya kurang buah dan sayuran. Buah dan sayuran dianggap dapat meningkatkan perbaikan jaringan yang teriritasi. (Brunner& suddarth,1997) 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana anatomi dan fisiologi esofagus ? 1.2.2 Apa definisi dari kanker esofagus ?

Upload: heldaaidaa

Post on 07-Feb-2016

18 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

CA esopagus

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas CA Esopagus

Dian Al Mira Rabu, 10 April 2013

ASKEP KARSINOMA ESOFAGUS

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

    Di amerika serikat, karsinoma esofagus terjadi dua kali lebih sering pada pria juga pada

wanita.ini lebih sering terlihat pada orang Afrika-amerika daripada orang Kaukasia dan

biasanya terjadi pada dekade kelima kehidupan. Kanker esofagus mempunyai insiden cukup

tinggi pada belahan dunia lain, termasuk cina dan iran bagian utara. Iritasi kronis

dipertimbangkan berisiko tinggi menyebabkan kanker esofagus. Di amerika serikat, kanker

esofagus telah dihubungkan dengan salah cerna alkohol dan penggunaan tembakau. Di

belahan dunia lain, kanker esofagus telah dihubungkan dengan penggunaan pipa opium,

mencerna minuman panas berlebihan, dan defisiensi nutrisi-khususnya kurang buah dan

sayuran. Buah dan sayuran dianggap dapat meningkatkan perbaikan jaringan yang teriritasi.

(Brunner& suddarth,1997)

1.2  Rumusan Masalah

1.2.1        Bagaimana anatomi dan fisiologi esofagus ?

1.2.2        Apa definisi dari kanker esofagus ?

1.2.3        Apa saja klasifikasi kanker esofagus ?

1.2.4        Bagaimana patofisiologi kanker esofagus ?

1.2.5        Bagaimana manifestasi klinis kanker esofagus ?

1.2.6        Apa saja pemerikasaan penunjang kanker esofagus?

1.2.7        Bagaimana penatalaksanaan medis kanker esofagus?

1.2.8        Apa saja komplikasi yang ditimbulkan oleh kanker esofagus ?

1.2.9        Bagaimana prognosis dari kanker esofagus ?

1.2.10    Bagaimana pencegahan dari kanker esofagus ?

1.2.11    Bagaimana asuhan keperawatan pada klien kanker esofagus ?

Page 2: Tugas CA Esopagus

1.3  Tujuan

1.3.1        Tujuan Umum

Untuk mengetahui dan memahami tentang penyakit kanker esofagus

1.3.2        Tujuan Khusus

1.3.2.1  Mahasiswa dapat mengetahui anatomi dan fisiologi esofagus

1.3.2.2  Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari kanker esofagus

1.3.2.3  Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi kanker esofagus

1.3.2.4  Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi kanker esofagus

1.3.2.5  Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis kanker esofagus

1.3.2.6  Mahasiswa dapat mengetahui pemerikasaan penunjang kanker esofagus

1.3.2.7  Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan medis kanker esofagus

1.3.2.8  Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi yang ditimbulkan oleh kanker esofagus

1.3.2.9  Mahasiswa dapat mengetahui prognosis dari kanker esofagus

1.3.2.10   Mahasiswa dapat mengetahui pencegahan dari kanker esofagus

1.3.2.11   Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada klien kanker esofagus

1.4  Manfaat

Calon perawat dapat mengetahui asuhan keperawatan terhadap klien kanker esofagus .

Page 3: Tugas CA Esopagus

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1  Anatomi Dan Fisiologi Esofagus

Organ ini merupakan salah satu penyusun system pencernaan yang menghubungkan

tekak dengan lambung yang panjangnya kurang lebih 25 cm. esophagus terdapat pada

belakang trakea dan didepan tulang punggung setelah melalui kavum toraks menembus

diaphragm dan masuk ke dalam abdomen menuju lambung (gaster). Di mulai dari faring

sampai batas masuk kardiak dibawah lambung. Lapisan dinding esophagus dari dalam ke luar

adalah(Priyanto,2009):

1.    Lapisan selaput lendir (mukosa)

2.    Lapisan submukosa

3.    Lapisan otot melingkar sirkuler

4.    Lapisan otot memanjang longitudinal.

Esophagus merupakan suatu organ silindri berongga dengan panjang sekitar 25 cm

dan berdiameter 2 cm, yang terbentang dari hipofaring hingga kardia lambung. Esophagus

terletak diposterior jantung dan trakea, di arterior vertebra, dan menembus hiatus diafragma

tepat dianterior aorta.Esophagus terutama berfungsi menghantarkan bahan yang dimakan dari

faring ke lambung.

Pada ke dua ujung esophagus terdapat ototsfingter.Otot krikofaringeus membentuk

sfingter esophagus atas dan terdiri atas serabut-serabut otot rangka. Bagian esophagus ini

secara normal berada dalam keadaan tonik atau kontraksi kecuali pada waktu menelan.

Sfingter esophagus bagian bawah, walaupun secara anatomis tidak nyata, bertindak sebagai

sfingter dan berperan sebagai sawar terhadap refluks isi lambung ke dalam esophagus.Dalam

keadaan normal sfingter ini menutup, kecuali bila makanan masuk ke dalam lambung atau

waktu berdahak atau muntah.

Dinding esophagus seperti juga bagian lain saluran gastrointestinal, terdiri atas empat

lapisan: mukosa, submukosa, muskularis dan serosa (lapisanluar). Lapisan mukosa paling

dalam terbentuk dari epitel gepeng berlapis yang berlanjut ke faring di ujung atas; epitel

lapisan ini mengalami perubahan mendadak pada perbatasan esophagus dengan lambung

(garis Z) dan menjadi epitel toraks selapis.Mukosa esophagus dalam keadaan normal bersifat

alkali dan tidak tahan terhadap isi lambung yang sangat asam.Lapisan submukosa

mengandung sel-selsekretori yang memproduksi mucus. Mucus mempermudah jalannya

makanan sewaktu menelan dan melindungi mukosa dari cedera akibat zat kimia.Lapisan otot

lapisan luar tersusun longitudinal dan lapisan dalam tersusun sirkular.Otot yang terdapat di

Page 4: Tugas CA Esopagus

5% bagianatas esophagus adalah otot rangka, sedangkan otot diseparuh bagian bawah adalah

otot polos.Bagian diantaranya terdiri dari campuran otot rangka dan otot polos.Berbeda

dengan saluran cerna lainnya, tunika serosa (lapisan luar) esophagus tidak memiliki lapisan

serosa ataupun selaput peritoneum, melainkan lapisan initerdiri atas jaringan ikat longgar

yang menghubungkan esophagus dengan struktur-struktur yang berdekatan .tidak adanya

serosa menyebabkan semakin cepatnya penyebaran sel-sel tumor (pada kasus kanker

esofagus) dan meningkatnya kemungkinan kebocoran setelah operasi.

Persarafan utama esophagus di pasok oleh serabut-serabut simpatis dan parasimpatis

dari system saraf otonom.Serabut parasimpatis dibawa oleh nervus vagus, yang dianggap

sebagai saraf motoric esophagus.Fungsi serabut simpatis masih kurang diketahui.

Selain persyarafan ekstrinsik tersebut, terdapat jala-jala serabut saraf intraural

intrinsic diantara lapisan otot sirkular dan longitudinal (pleksus auerbach atau mienterikus),

dan tampaknya berperan dalam pengaturan peristaltic esophagus normal. Jala-jala saraf

intrinsic kedua (pleksus meissner) terdapat di submukosa saluran gastrointestinal, tetapi agak

tersebar dalam esophagus.

Fungsi saraf enteric tidak bergantung pada saraf-saraf ekstrinsik. Stimulasi system

simpatis dan parasimpatis dapat menganktifkan atau menghambat fungsi

gastrointestinal.Ujung saraf bebas dan perivascular juga ditemukan dalam submukosa

esophagus dan ganglia mienterikus.Ujung saraf ini dianggap berperan sebagai

mekanoreseptor, termoosmon kemoreseptor dalam esophagus.Mekanoreseptor menerima

rangsangan mekanis seperti sentuhan, dan kemoreseptor menerima rangsangan kimia dalam

esophagus.Reseptor termo-osmo dapat dipengaruhi oleh suhu tubuh, bau, danperubahan

tekanan osmotic.

Distribusi darah ke esophagus mengikuti pola segmental.Bagian atas disuplai

olehcabang-cabang arteria tiroidea inferior dan subklavia. Bagian tengah disuplai oleh

cabang-cabang segmental aorta dan arteria bronkiales, sedangkan bagian subdiafragmatika

disuplai oleh arteria gastrikasinistra dan frenika inferior.

Aliran darah vena juga mengikuti pola segmental.Vena esophagus daerah leher

mengalirkan darah ke venaazigos dan hemiazigos, dan dibawah diafragma vena esophagus

masuk kedalam vena gastrik asinistra.Hubungan antara vena portadan vena sistemik

memungkinkan pintas dari hati pada kasus hipertensi porta.Aliran kolateral melalui vena

esophagus (vena varikosa esovagus). Vena yang melebar ini dapat pecah, menyebabkan

perdarahan yang bersifat fatal.( Sylvia,2005)

2.2  Definisi

Page 5: Tugas CA Esopagus

Kanker adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal yang cenderung menginvasi

jaringan di sekitarnya dan menyebar ke tempat-tempat jauh. Kanker adalah penyakit yang

mempengaruhi sel-sel, unit dasar kehidupan tubuh. Untuk mengerti segala tipe dari kanker,

adalah berguna untuk mengetahuii tentang sel-sel normal dan apa yang terjadi ketika mereka

menjadi bersifat kanker.

Kanker esofagus adalah suatu keganasan yang terjadi pada esofagus.(Arif,2011).

Kanker esophagus adalah kanker yang mengacu pada setiap bagian di sel jaringan

kerongkongan, displasia terjadi dengan pembentukan penyakit yang ganas, merupakan salah

satu tumor ganas umum dari sistem pencernaan, kemudian rentan terhadap penyalahgunaan

sistemik dan proliferasi.

2.3  Etiologi

2.3.1 Penyebab Primer

Penyebab pasti kanker esophagus tidak diketahui, tetapi ada beberapa factor yang

dapat menjadi predisposisi yang diperkirakan berperan dalam pathogenesis kanker.

Predisposisi penyebab kanker esophagus biasanya berhubungan dengan terpajannya mukosa

esophagus dari agen berbahaya atau stimulus toksik, yang kemudian menghasilkan

terbentuknya dysplasia yang bisa menjadi karsinoma.

Beberapa factor juga dapat memberikan kontribusi terbentuknya karsinoma sel

skuamosa, seperti berikut ini(arif,2011) :

1.    Defisiensi vitamin dan mineral. Menurut beberapa studi, kekurangan riboflavin padaras china

memberikan kontribusi besar terbentuknya kanker esophagus (Doyle C, 2006).

2.    Pada factor merokok sigaret dan penggunaan alcohol secara kronik merupakan factor penting

yang berhubungan dengan meningkatnya risiko kanker esophagus (Edmondso, 2008).

3.    Infeksi papilloma virus pada manusiadan Helicobacter pylory disepakati menjadi factor yang

memberi konstribusi peningkatan risiko kanker esophagus (Fisichella,2009).

Penyakit refluks gastroesofageal menjadi factor predisposisi utama terjadinya

adenokarsinoma pada esophagus.Factor iritasi dari bahan refluks asam dan garam empedu

didapatkan menjadi penyebab.Sekitar 10-15% pasien yang dilakukan pemeriksaan

endoskopik mengalami dysplasia yang menuju kekondisi adenokarsinoma.Pasien dengan

iritasi refluks gastroesofageal sering berhungan dengan penyakit Barret esophagus yang

berisiko menjadi keganasan (Thornton, 2009).

2.3.2   Penyebab Sekunder

Penyebab kanker esofagus dapat terjadi karena metastase dari kanker organ lain.

Page 6: Tugas CA Esopagus

2.3.3             Faktor Resiko

          Penyebab-penyebab yang tepat dari kanker esophagus tidak diketahui secara pasti.

Bagaimanapun, studi-studi menunjukan bahwa apa saja dari faktor-faktor berikut dapat

meningkatkan risiko mengembangkan kanker esophagus:

1.      Umur

Kanker esophagus lebih mungkin terjadi ketika orang-orang menjadi tua; kebanyakan

orang-orang yang mengembangkan kanker esophagus adalah berumur diatas 60 tahun.

2.      Kelamin

Kanker esophagus adalah lebih umum pada pria-pria daripada pada wanita-wanita.

3.      Penggunaan Tembakau

Merokok sigaret-sigaret atau menggunakan tembakau yang tidak berasap adalah satu

dari faktor-faktor risiko utama untuk kanker esophagus.

4.      Penggunaan Alkohol

Penggunaan alkohol yang kronis dan/atau berat adalah faktor risiko utama yang lain

untuk kanker esophagus. Orang-orang yang menggunakan keduanya alkohol dan tembakau

mempunyai suatu risiko yang terutama tinggi dari kanker esophagus. Ilmuwan-ilmuwan

percaya bahwa senyawa-senyawa ini meningkatkan efek-efek yang berbahaya lain dari

setiapnya.

5.      Barrett's Esophagus

Iritasi jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker esophagus. Jaringan-jaringan

pada dasar dari kerongkongan dapat menjadi teiritasi jika asam lambung secara sering balik

masuk kedalam esophagus -- persoalan yang disebut gastric reflux. Melalui waktu, sel-sel

dibagian yang teriritasi dari esophagus mungkin berubah dan mulai menyerupai sel-sel yang

melapisi lambung. Kondisi ini, dikenal sebagaiBarrett esophagus, adalah kondisi sebelum

ganas (premalignant) yang mungkin berkembang kedalam adenocarcinoma dari esophagus.

6.      Tipe-Tipe Iritasi Lain.

Penyebab-penyebab lain dari iritasi atau kerusakan yang signifikan pada lapisan

esophagus, seperti menelan cairan alkali atau senyawa-senyawa caustic (tajam) lain, dapat

meningkatkan risiko mengembangkan kanker esophagus.

7.      Sejarah Medis

Page 7: Tugas CA Esopagus

Pasien-pasien yang telah mempunyai kanker-kanker kepala dan leher lainya mempuyai

kesempatan yang meningkat dari pengembangan suatu kanker kedua pada area kepala dan

leher, termasuk kanker esophagus.

2.4      Klasifikasi

Kanker esofagus dibagi berdasarkan jenis sel yang terlibat. Mengetahui jenis kanker

esofagus yang anda miliki membantu menentukan pilihan perawatan yang harus anda jalani.

Jenis kanker esofagus antara lain:

1.      Adenocarcinoma 

Dimulai dari sel kelenjar penghasil lendir di dalam esofagus. Adenocarcinoma terjadi

paling sering pada bagian bawah esofagus. Jenis kanker umum di antara orang-orang gemuk

dan di antara orang-orang yang merokok berlebihan.

Ini adalah jenis paling umum kanker esofagus di kalangan orang Amerika. Ini biasanya

dimulai di kelenjar bagian bawah esofagus. Kondisi yang disebut Barrett's esofagus hasil dari

iritasi jangka panjang di bagian bawah esofagus karena asam re-ketidakstabilan dari perut.

Hal ini menimbulkan risiko adenocarcinoma.Yang tepat penyebab kanker ini tidak diketahui

tetapi beberapa faktor risiko diidentifikasi. Ini terutama adalah hal yang terus-menerus

mengganggu esofagus. Ini bisa menjadi oleh merokok atau alkohol konsumsi atau asam

regurgitasi dari perut.

2.      Squamous cell carcinoma

Kanker ini rata dan tipis di permukaan esofagus. Squamous cell carcinoma sering terjadi

di bagian tengah esofagus. Squamous cell carcinoma adalah kanker esofagus yang umum di

seluruh dunia. Jenis kanker berhubungan dengan berlebihan merokok dan konsumsi alkohol.

Hal ini umum di bagian hulu dan tengah esofagus. Di seluruh dunia itu adalah jenis paling

umum kanker esofagus. Di antara Amerika, namun, nomor yang menurun.Karsinoma sel

skuamosa 95% dari semua kanker esofagus di seluruh dunia.

3.         Jenis langka lainnya

Kanker esofagus langka antara lain choriocarcinoma, lymphoma, melanoma, sarcoma

dan kanker sel kecil.

2.4.1        Stadium Kanker Esofagus

The American joint committee on cancer staging membagi stadium tumor

berdasarkan TMN system (table 5.5 dan 5.6).metastasisdarikarsinoma epidermal

bermuladarimukosa esophagus dantumbuh intraluminal sebagaisatu tumor

dimanaseringterdapatulserasipadapermukaannya (Glenn, 2001).

Table 5.5 stadium kanker esophagus dengan menggunakan system TNM

Page 8: Tugas CA Esopagus

Tumor Primer (T)

KelenjarGetahBening

(KGB)

Regional (N)

Metastasia Jauh (M)

TX Tumor primer tidakdapat

di nilai

NX Kelenjar getah

bening regional

tidak dapat dinilai

MX Adanya

metastasis

jauh tidak

dapat dinilai

T0 Tumor primer tidak

terbukti

N0 Tidak ada

metastasis jauh

M0 Tidak ada

metastasis

jauh

Tis Carcinoma in situ N1 Ada metastasis ke

KGB regional

M1 Ada

metastasis

jauh

T1 Invasike lamina

propriaatausubmukosa

T2 Invasiketunikamuskularisp

ropia

T3 Invasiketunikaadventisia

T4 Invasikestruktursekitar

(Raymond Thornton, 2009)

 

2.5      Patofisiologi

Cedera esofagus akibat pajanan dengan materi kaustik atau dari ingesti berulang cairan

yang sangat panas(seperti teh). Pada akhirnya penyakit refluk gastroesofagus dapat

menstimulasi perkembangan esofagitis barrett dan kanker esofagus (Elizabeth,2009).

Secara fisiologis jaringan esophagus distratafikasi oleh epitel nonkeratin

skuamosa.Karsinoma sel skuamosa yang meningkat dari epitel terjadi akibat stimulus iritasi

kronik agen iritan.Alcohol, tembakau, dan beberapa komponen nitrogen diidentifikasi sebagai

karsinogenik iritan (Fisichella, 2009).

Penggunaan alcohol dan tembakau secara prinsip menjadi factor risiko utama terbentuknya

karsinoma sel skuamosa. American cancer society mencatat bahwa kombinasi yang lama

antara minum alcohol dan tembakau akan meningkatkan pembentukan substansi factor risiko

yang lebih tinggi. Nitrosamine dan komponen lain nitrosildi dalam acar (asinan), daging

Page 9: Tugas CA Esopagus

bakar, atau makanan ikan yang di asinkan memberikan konstribusi peningkatan karsinoma sel

skuamosa pada esophagus (Thornton, 2009).

Pendapat lain menyebutkan adanya hubungan antara peningkatan kejadian karsinoma sel

skuamosa pada esophagus dengan konsumsi kronik air hangat (Smeltzer, 2002), konsumsi

sirih, asbestos, polusi udara dan diet tinggi bumbu rempah. Akan tetapi, pendapat lain

menyebutkan hal sebaliknya, di mana konsumsi diet tinggi buah dans ayur-sayuran justru

menjadi factor protektif untuk terjadinya karsinoma sel skuamosa (Fisichella, 2009).

Beberapa kondisi media yang dipercaya meningkatkan karsinoma selskuamosa, seperti

akalasia, striktur, tumor kepala dan leher, penyakit plummer-vinson syndrome, serta terpajan

dari radiasi. Karsinoma sel skuamosa meningkat pada akalasia setelah periode 20 tahun

kemudian.Hal inidipercaya akibat iritasi yang lama dari material lambung.Pada pasien

striktur, akibat kondisi kontak dengan cairan alkali akan meningkatkan sekitar 3% karsinoma

sel skuamosa setelah 20-40 tahun. Tumor kepala dan leher dihubungkan dengan karsinoma

sel skuamosa yang disebabkanoleh factor penggunaan alcohol

dantembakau.Penyakinplummer-vinson syndrome akanmengalamidisfagia, anemia

defisiensibesi, dan web esophagus.

Kondisiiniakanmenngkatkaninsidenkejadiankarsinomaselskuamosapostkrikoid (Enzinger,

2003).

Adenokarsinoma esophagus seringterjadipadabagiantengahdanbagianbawah esophagus.

Peningkatan abnormal mukosa esophageal sering dihubungkan dengan refluksgastro

esofagealkronik. Metaplasia pada stratifikasi normal epitelium skuamosa bagian distal akan

terjadi dan menghasilkan epitelium grandular yang berisi sel-sel goblet yang disebut

epitelbarret. Perubahan genetic pada epitelium meningkatkan kondisi dysplasia dan secara

progresif membentuk adenokarsinoma pada esophagus (Papineni, 2009).

Penyakit refluks gastroesofageal merupakan factor penting terbentuknya epitel barret.Pada

pasien dengan penyakit refluks gastroesofageal, sekitar 10% menghadirkan epitel barret dan

dengan pasien dengan adanya epitel barret sekitar 1% akan terbentuk adenokarsinoma

esophagus. Oleh karena itu diperlukan untuk dilakukan biopsy endoskopik untuk

menurunkan risiko keganasan pada esophagus (Fisichella, 2009).

Adanya kanker esophagus bias menghasilkan metastasis ke jaringan sekitar akibat invasi

jaringan dan efek kompresi oleh tumor. Selain itu, komplikasi dapat timbul karena terapi

terhadap tumor.Invasi oleh tumor sering terjadi ke struktur di sekitar mediastinum. Invasi ke

aorta dapat mengakibatkan perdarahan massif; invasi ke pericardium terjadi tamponade

jantung atau syndrome vena kava superior; invasi ke serabut saraf mengakibatkan suara serak

Page 10: Tugas CA Esopagus

atau disfagia; invasi kesaluran napas mengakibatkan fistula trakeoesofageal dan

esofagopulmonal, yang merupakan komplikasi serius dan progresif mempercepat kematian.

Sering terjadi obstruksi esophagus dan komplikasi yang paling sering terjadi adalah

pneumonia aspirasi yang pada gilirannya akan menyebabkan abses paru dan empyema. Selain

itu, juga dapat terjadi gagal napas yang disebabkan oleh obstruksi mekanik atau perdarahan.

Perdarahan yang terjadi pada tumornya sendiri dapat menyebabkan anemia defisiensi besi

sampai perdarahan akut massif. Pasien sering tampak malnutrisi, lemah, emasiasi, dan

gangguan system imun yang kemudian akan menyulitkan terapi (Wang,2008).

2.6  Manifestasi Klinis

2.6.1   Tanda dan gejala awal kanker esofagus :

1.      Pada tenggorokan terasa aneh, dan tersedak ketika menelan makanan

2.      Saat menelan tulang dada terasa panas, perih atau sakit seperti tertarik

3.      Kesulitan menelan, sehingga tidak bisa makan, sering disertai muntah, nyeri di perut,

penurunan berat badan dan gejala lain

4.      Kesulitan makan yang terus menerus dapat menyebabkan gizi buruk, penurunan berat badan,

chacexia, dapat terjadi penyebaran kanker, tekanan, dan komplikasi lainnya.

Perlu dicatat, jika mengalami gejala seperti ini, belum tentu terkena kanker esofagus, bisa

juga karena penyakit kerongkongan lainnya, tapi jika mengalami seperti ini harus segera ke

rumah sakit untuk pemeriksaan agar bisa diketahui apakah penyakit ini disebabkan oleh

kanker atau karena penyakit lainnya.

2.6.2   Gejala klinis menurut elizabeth yaitu (Elizabeth,2009) :

1.        Disfagia (kesulitanmenelan) merupakan gejala yang sering di keluhkan pasien

2.        Anoreksia dan diikuti dengan penurunan berat badan

3.        Nyeri akibat metastase ketulang sering menjadi gejala pertama yang mendorong individu

mencari pertolongan

2.7 Pemeriksaan Penunjang

1.      Endoskopi

cara ini banyak digunakan untuk melakukan pemeriksaan penyakit pencernaan

(kanker esofagus, kanker lambung, dll) .

2.      Pemeriksaan dengan USG

Untuk menentukan kedalaman lesi dalam inflirtasi kerongkongan; untuk mengukur

pembesaran kelenjar getah bening yang abnormal pada dinding esophagus; penentuan lokasi

lepsi pada dinding kerongkongan

Page 11: Tugas CA Esopagus

3.      Pemeriksaan sinar-X

Dapat menentukan lesi, panjang dan suhu obstruksi, juga bisa menentukan sel-sel

kanker belum atau sudah menyerang bagian lain.

4.      CT Scan

CT Scan dapat dengan jelas menunjukan hubungan antara esophagus dengan mediastinum

yang berdekatan, tetapi agak sulit mendeteksi dini kanker esophagus.

5.      Pemeriksaan sitologi esofagus

Pemeriksaan ini sederhana, dengan secara dini mengecek rasa sakit

2.7  Penatalaksanaan medis

Adapun penatalaksanaan terhadap kanker esofagus(Brunner& suddarth,1997):

1.      Pengobatan

Apabila kanker esofagus ditemukan pada tahap awal, sasaran pengobatan dapat

diarahkan ke pengobatan.

2.      Pembedahan

Standar penatalaksanan bedah mencakup reseksi total esofagus(esofagektomi) dengan

pengangkatan tumor plus marjin luas bebas tumor dari esofagus dan nodus limfe di area.

3.      Terapi Radiasi

Penggunaan terapi radiasi, baik sendiri atau didalam hubungannya dengan bedah

praoperasi atau pascaoperasi, mungkin merupakan pilihan pengobatan.

4.      Kemoterapi

Penggunaan kemoterapi dikombinasi dengan radiasi atau pembedahan juga sedang

diteliti.

5.      Terapi Laser

Penggunaan dari sinar yang berintensitas tinggi untuk menghancurkan sel-sel tumor.

Terapi laser mempengaruhi sel-sel hanya di area yang dirawat. Dokter mungkin

menggunakan terapi laser untuk menghancurkan jaringan yang bersifat kanker dan

membebaskan rintangan dalam kerongkongan ketika kanker tidak dapat dikeluarkan dengan

operasi. Pembebasan dari rintangan dapat membantu mengurangi gejala-gejala, terutama

persoalan-persoalan menelan.

6.      Photodynamic therapy (PDT)

Tipe dari terapi laser, melibatkan penggunaan dari obat-obat yang diserap oleh sel-sel

kanker; ketika dipaparkan pada sinar khusus, obat-obat menjadi aktif dan menghancurkan sel-

sel kanker. Dokter mungkin menggunakan PDT untuk membebaskan gejala-gejala dari

kanker esophagus seperti sulit menelan.

Page 12: Tugas CA Esopagus

Namun kanker sering ditemukan pada tahap akhir, yang membuat paliasi merupakan

sartu-satunya tujuan terapi yang dapat diterima.Pengobatan dapat mencakup pembedahan,

radiasi,kemoterapi, atau kombinasi modalitas ini dan tergantung luasnya penyakit.

2.8  Komplikasi

Bermetastase ke organ yang lain yang belum terkena kanker, misal lambung , limfe dll.

2.9    Prognosis

Prognosis kanker esofagus biasanya buruk, tetapi mengalami perbaikan dengan

teknik diagnostik yang lebih baik sehingga memungkinkan pengenalan penyakit dan terapi

lebih dini.(Elizabeth,2009)

pengelompokan stadium dan prediksi bertahan hidup

Stadium TNM Bertahan hidup selama

5 tahun

Stadium 0 Tis NO MO 75%

Stadium I T1 NO MO 50%

Stadium IIA T2 NO MO 40%

T3 NO MO

Stadium IIB T1 N1 MO 20%

T1 N1 MO

Stadium III T3 N1 MO 15%

T4 No MO

Stadium IVa Setiap T Setiap Nss M1a <1%

Stadium IVb Setiap T Setiap N M1b <1%

(Raymond Thornton, 2009)

2.10 Pencegahan

Langkah untuk mengurangi risiko kanker esofagus seperti:

1.      Berhenti merokok atau mengunyah tembakau.

2.      Hindari meminum alkohol atau minum dalam batas wajar.

3.      Makan lebih banyak buah dan sayur

4.      Jaga berat badan sehat

Page 13: Tugas CA Esopagus

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN ESOFAGUS

1.      Pengkajian

a.       Identitas Pasien

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pekerjaan :

Agama :

Suku :

Alamat :

b.      Keluhan Utama : nyeri saat menelan,

c.       Riwayat Penyakit Sekarang : terasa nyeri saat menelan dan berhenti saat tidak menelan, BB

menurun, nafas berbau busuk

d.      Riwayat Penyakit Dahulu : pasien tidak pernah mengalami penyakit ini sebelumnya

e.       Riwayat Penyakit Keluarga : keluarga pasien tidak pernah mempunyai penyakit seperti ini.

f.       Pemeriksaan Fisik

B1 : Normal 16 x/menit

B2 : Normal TD 120/85 mmHg, Nadi 85 x/menit

B3 : Cemas

B4 : Normal

B5 : nyeri saat menelan, BB menurun

B6 : Kelemahan

2.      Diagnosa Keperawatan

1.      Pemenuhan informasi b.d adanya evaluasi diagnostik, intervensi kemoterapi, radioterapi,

rencana pembedahan esofagus, dan rencana perawatan rumah.

2.      Risiko injuri b.d. pascaprosedur reseksi esofagus

3.      Aktual / risiko ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d. kemampuan batuk menurun, nyeri

pascaoperasi.

4.      Risiko tnggi nutrisi kurang dari kebutuhantubuh b.d. kurangnya intake makanan yang

adekuat.

5.      Nyeri b.d. iritasi mukosa esofagus,respons pembedahan

6.      Resiko tinggi infeksi b.d. adanya port de entree dari luka pembedahan.

Page 14: Tugas CA Esopagus

7.      Kecemasan b.d. prognosis penyakit misinterpretasi informasi.

c.    Intervensi Keperawatan

1.      Pemenuhan informasi b.d adanya evaluasi diagnostik, intervensi kemoterapi, radioterapi,

rencana pembedahan esofagus, dan rencana perawatan rumah.

Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam informasi kesehatan terpenuhi.

Kriteria evaluasi:

-   Pasien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang diberikan.

-   Pasien termotivasi untuk melaksanakan penjelasan yang telah diberikan.

Intervensi Rasional

Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang

prosedur diagnostik, intervensi

kemoterapi, radiasi, pembedahan

esofagus, dan rencana perawatan rumah .

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh

kondisi sosial ekonomi pasien. Perawat

menggunakan pendekatan yang sesuai

dengan kondisi individu pasien. Dengan

mengetahui tingkat pengetahuan tersebut

perawat dapat lebih terarah dalam

memberikan pendidikan yang sesuai

dengan pengetahuan pasien secara efisien

dan efektif.

Jelaskan dan lakukan intervensi prosedur

diagnostik radiografi dengan barium .

Pemeriksaan radiografi dengan barium

tidak menyebabkan rasa sakit. Perawat

mempersiapkan informed consent setelah

pasien mendapatkan penjelasan.

Persiapan dan penjelasan yang rasional

sesuai tingkat individu akan

meningkatkan efisiensi dan efektivitas

pemeriksaan dagnostak.

Jelaskan dan lakukan intervensi pada

pasien yang akan dilakukan pemeriksaan

diagnostik dan terapi secara endoskopik .

Pasien sangat penting untuk mengetahui

bahwa pemeriksaan endoskopi dan biopsi

sangat penting untuk mendiagnosis

karsinoma esofagus, terutama untuk

Page 15: Tugas CA Esopagus

membedakan antara karsinoma epidermal

dan adenokarsinoma. Pengetahuan ini

dapat memberikan pengetahuan pasien

dan akan meningkatkan tingkat

kooperatif dari pasien.

Jelaskan tentang terapi dengan

kemoterapi .

Pasien perlu mengetahui bahwa

kemoterapi diberikan sebagai pelengkap

terapi operasi dan terapi radiasi.

Jelaskan tentang terapi radiasi . Pengetahuan tentang karsinoma esofagus

bersifat radiosensitif dan pada

kebanyakan pasien, radiasi eksternal

memberikan efek penyusutan tumor

sehingga akan menambah semangat pada

pasien untuk melakukan terapi.

Jelaskan dan lakukan pemenuhan atau

persiapan pembedahan meliputi :

       Diskusikan jadwal pembedahan.

       Diskusikan lamanya pembedahan.

       Lakukan pendidikan kesehatan

preoperatif.

Pasien dan keluarga mengetahui jadwal

pembedahan, lamanya pembedahan dan

pendidikan kesehatan preoperatif.

2.    Risiko injuri b.d. pascaprosedur reseksi esofagus

Tujuan: dalam waktu 2 x 24 jam pascaintervensi reseksi esofagus, pasien tidak

menjalami injuri.

Kriteria evaluasi:

-          TTV dalam batas normal.

-          Kondisi kepatenan selang dada optimal.

-          Tidak terjadi infeksi pada insisi.

Intervensi Rasional

Lakukan perawatan diruang intensif. Untuk menurunkan risiko injuri dan agar

memudahkan intervensi pasien selama 48

Page 16: Tugas CA Esopagus

jam dirawat diruang intensif.

Kaji faktor-faktor yang meningkatkan

risiko injury.

Pada saat pasca operasi, pada pasien akan

terdapat banyak drain pada tubuh pasien.

Keterampilan keperawatan kritis

diperlukan agar pengkajian vital dapat

sistematis dilakukan.

Kaji status neurologis dan laporkan

apabila terdapat perubahan status

neurologis.

Pengkajian status neurologis dilakukan

pada setiap pergantian sif jaga. Setiap

adanya perubahan status neurologis

merupakan salah satu tanda terjadi

komplikasi bedah. Penurunan

responsivitas, perubahan pupil, gangguan

atau kelemahan yang bersifat satu sisi

(unilateral), ketidakmampuan dalam

kontrol nyeri atau perubahan neurologis

lainnya perlu dilaporkan pada tim medis

untuk mendapatkan intervensi

selanjutnya.

Pertahankan status hemodinamik yang

optimal.

       Lakukan hidrasi awal pascaoperasi.

Pasien akan mendapat cairan intravena

sebagai pemeliharaan status

hemodinamik.

Jenis cairan yang digunakan kombinasi

dari NaCl 0,9% dan RL dengan jumlah

100-200 ml/jam dan dilakukan pada 12-

16 jam pertama setelah pembedahan

(Mackenzie, 2004). Cairan ini akan

membantu memelihara keadekuatan

sirkulasi dari volume darah sebagai

proteksi pada organ vital dan mencegah

kondisi hipovolemia pascabedah

(Sideranko, 1993).

       Pantau kondisi status cairan sebelum

memberikan cairan kristaloid atau

Pada periode immediete pascaoperasi

pemberian cairan kristaloid atau

Page 17: Tugas CA Esopagus

komponen darah. komponen darah dilakukan setelah pasien

tidak mengalami kelebihan cairan. Hal ini

perlu diperhatikan perawat karna pada

intervensi esofagotomi juga dibersihkan

jaringan limfatik mediastinum. Hilangnya

limfatik pada mediastinum memberikan

predisiposisi terjadinya edema pulmonal

karena berkurangnya drainase limfatik

pada sistem respirasi (Gregoire, 1998).

Kondisi malnutrisi dan kurang protein

juga akan menambah berat kondisi edema

pulmonal.

       Pantau pengeluaran urine rutin.

       Evaluasi secara hati-hati dan

dokumentasikan intake dan output cairan.

Pasien pasca prosedur esofagektomi akan

mengalami transudasi cairan ke

interstisial. Perawat memantau produksi

urine dalam kisaran 30ml/jam sebagai

batas dalam pemberian rehidrasi optimal

(Gregoire, 1998).

Perawat mendokumentasikan jumlah

urine dan jam pada saat pencatatan.

Perawat memeriksa kepatenan jalan urine

pada tempatnya.

Monitor kondisi selang nasogastrik. Secara umum pasien pascaesofagektomi

akan terpasang selang nasogastrik.

Perawat berusaha untuk tidak mengubah

posisi, mengangkat, memanipulasi, atau

mengirigasi selang kecuali memang

diperlukan untuk terapi. Hal ini untuk

menurunkan resiko kerusakan

anastomosis. Perawat selalu memonitor

pengeluaran dari selang dan menjaga

kepatenan selang.

Page 18: Tugas CA Esopagus

3.      Aktual / risiko ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d. kemampuan batuk menurun, nyeri

pascaoperasi.

Tujuan : Dalam waktu 2 x 24 jam pascabedah esofagektomi, bersihan jalan napas pasien tetap normal.Kriteria hasil :

-          Jalan napas bersih, tidak ada akumulasi darah pada jalan napas.-          Tidak ada penggunaan otot bantu napas.-          RR dalam batas normal 12-20 x/menit.

Intervensi Rasional

Kaji dan monitor jalan napas. Deteksi awal untuk interpretasi intervensi

selanjutnya.

Salah satu cara untuk mengetahui apakah

pasien bernapas atau tidak adalah dengan

menempatkan telapak tangan di atas

hidung dan mulut pasien untuk

merasakan hembusan napas. Gerakan

toraks dan diafragma tidak selalu

menandakan pasien bernapas.

Beri oksigen 3 liter/menit Pemberian oksigen dilakukan pada fase

awal pascaoperasi.

Pemenuhan oksigen dapat membantu

meningkatkan PaO2 di cairan otak yang

akan mempengaruhi pengaturan

pernapasan.

Bersihkan sekresi pada jalan napas dan

lakukan suctioning apabila kemampuan

mengevakuasi sekret tidak efektif.

Kesulitan pernapasan dapat terjadi akibat

skresi lendir yang berlebihan.

Membalikkan pasien dari satu sisi ke sisi

lainnya mungkin cairan yang terkumpul

untuk keluar dari sisi mulut. Jika gigi

pasien mengatup, mulut dapat dibuka

secara manual dengan spatel lidah yang

dibungkus kasa, tetapi hati-hati.

4.      Risiko tnggi nutrisi kurang dari kebutuhantubuh b.d. kurangnya intake makanan yang

adekuat.

Page 19: Tugas CA Esopagus

Tujuan : Setelah 3 x 24 jam pada pasien nonoperasi dan setelah 7 x 24 jam pascabedah,

intake nutrisi dapat optimal dilaksanakan.

Kriteria evaluasi :

-          Pasien dapat menunjukkan metode menelan makanan yang tepat.

-          Terjadi penurunan gejala refluk esofagus, meliputi : odinofigia berkurang, pirosis berkurang,

RR dalam batas normal 12-20 x/menit.

-          Berat badan pada hari ke-7 pascabedah meningkat 0,5 kg.

Intervensi Rasional

Intervensi :

      Anjurkan pasien makan dengan perlahan

dan mengunyah makanan saksama.

      Evaluasi adanya alergi makanan dan

kontraindikasi makanan.

      Sajikan makanan dengan cara yang

menarik.

      Fasilitas pasien memperoleh diet biasa yang

disukai pasien (sesuai indikasi

      Pantau intake dan output, anjurkan untuk

timbang berat badan secara periodik(sekali

seminggu).

      Lakukan dan ajarkan perawatan mulut

sebelum dan sesudah makan, serta sebelum

dan sesudah intervensi/pemeriksaan peroral.

Makanan dapat lewat dengan mudah ke

lambung.

Beberapa pasien mungkin mengalami alergi

terhadap beberapa komponen makanan

tertentu dan beberapa penyakit lain, sperti

diabetes milkitus, hipertensi, gout, dan

lainnya sehingga memberikan manifestasi

terhadap persiapan komposisi makanan

yang akan diberikan.

Membantu merangsang nafsu makan.

Memperhitungkan keinginan individu dapat

memperbaiki intake nutrisi.

Berguna dalam mengukur keefektifan

nutrisi dan dukungan cairan.

Menurunkan rasa tidak enak karena sisa

makanan juga bau obat yang dapat

merangsang muntah.

Intervensi pascabedah

      Kaji kondisi dan toleransi gastrointestinal

pasca-esofagektomi.

Setelah esofagektomi pasien tidak boleh

mendapat asupan apapun dari mulut dalam

waktu 7 x 24 jam untuk menghindari

Page 20: Tugas CA Esopagus

      Lakukan perawatan mulut.

      Masukkan 10-20 ml cairan sodium klorida

setiap sif jaga melalui selang nasogastrik.

      Berikan nutrisi cair melalui selang

nasogastrik pada hari kedua atau ketiga

pascbedah atau pesanan dari medis.

      Kolaborasi untuk pemeriksaan fluroskopi

menelan setelah hari ketujuh.

kebocoran pada anastomosis atau formasi

fistula. Pasien akan memakai selang

nasogastrik yang terpasang pada alat

pengisap berkelanjutan dengan tekanan

rendah (low-level continous or intermitten

suction). Obat-obatan oral akan dihancurkan

dan dimasukkan melalui selang nasogastrik

dan tidak boleh ditelan.

Intervensi untuk menurunkan risiko infeksi

oral.

Pembersian ini selain untuk menjaga

kepatenan selang nasogastrik juga untuk

memningkatkan penyembuhan pada area

pasca-esofagektomi.

Pemberian nutrisi cair dilakukan untuk

memenuhi intake nutrisi melalui

gastrointestinal.penentuan hari nharus

dikolaborasikan dengan tim medis yang

merawat pasien karena tim medis

mengetahui bagaimana kondisi jarinan pada

saat dilakukan intervensi esofagektomi.

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk

mendeteksi kemampuan jaringan

pascabedah.

5.      Nyeri b.d. iritasi mukosa esofagus,respons pembedahan

Tujuan : dalam waktu 7 x 24 jam pascabedah,nyeri berkurang atau teradaptasi.

Kriteria evaluasi:

-          Secara subjektif pernyataan nyeri berkurang atau teradaptasi.

-          Skala nyeri 0-1 (0-4).

-          TTV dalam batas normal,wajah pasien rileks.

INTERVENSI RASIONAL

Page 21: Tugas CA Esopagus

Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan

pereda nyeri nonfarmakologi dan noninvasif.

Pendekatan dengan menggunakan

relaksasi dan nonfarmakologi lainnya

telah menunjukkan keefektifan dalam

mengurangi nyeri.

Lakukan manajemen nyeri keperawatan,

meliputi:

       kaji nyeri dengan pendekatan PQRST ( lihat

tabel 21)

Manajemen nyeri merupakan kunci dari

penatalaksanaan pasien pascaoperasi,

keadekuatan kontrol nyeri pasca operasi

esofagektomi merupakan unsur yang

paling penting dalam menurunkan

mortalitas dan morbiditas

(Makenzie,2004) Tsui (1997) melaporkan

dengan keadekuatan kontrol nyeri akan

menurunkan risiko gangguan

Kardivaskular,mempercepat hari rawat,

dan menurunkan tingkat kematian pasca

esofagektomi transtorakal. Penelitian ini

memberikan arti penting pada perawat

yang melakukan manajemen nyeri

keperawatan agar kondisi nyeri yang

dilaporkan pasien tidak disepelekan dan

harus dilakukan intervensi sesuai dengan

tingkat toleransi individu.

Pendekatan PQRST dapat secara

komprehensif menggali kondisi nyeri

pasien. Apabila pasien mengalami skala

nyeri 3 (0-4), hal ini merupakan

peringatan yang perlu perawat waspadai

karena memberikan manifestasi klinik

yang bervariasi dari komplikasi pasca

operasi

Esofagektomi.

Page 22: Tugas CA Esopagus

       Istirahatkan pasien pada saat nyeri muncul.

       Ajarkan teknik relaksasi pernafasan dalam

pada saat nyeri muncul.

       Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.

Istirahat secara fisiologis akan

menurunkan kebutuhan oksigen yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme basal.

Meningkatkan intake oksigen sehingga

akan menurunkan nyeri sekunder dari

iskemia intestinal.

Distraksi (pengalihan perhatian) dapat

menurunkan stimilus internal.

6.      Resiko tinggi infeksi b.d. adanya port de entree dari luka pembedahan.

Intervensi Rasional

       Bersihkan luka dan drainase dengan cairan

antiseptik jenis iodine providum dengan cara

swabbing dari arah dalam ke luar.

       Bersihkan bekas sisa iodine providum

dengan alkohol 70% atau normal salin

dengan cara swabbing dari arah dalam ke

luar.

       Tutup luka dengan kasa steril dan tutup

dengan plester adhesif yang menyeluruh

menutupi kasa.

Pembersihan debris (sisa fagositosis, jaringan

mati) dan kuman sekitar luka dengan

mengoptimalkan kelebihan dari iodine

providum sebagai antiseptik dan dengan arah

dari dalam keluar dapat mencegah

kontaminasi kuman ke jaringan luka.

Antiseptik iodine providum mempunyai

kelemahan dalam menurunkan proses

epitelisasi jaringan sehingga memperlambat

pertumbuhan luka, maka harus dibersihkan

dengan alkohol atau normal salin.

Penutupan secara menyeluruh dapat

menghindari konstaminasi dari benda atau

udara yang bersentuhan dengan luka bedah.

Angkat drainase pascabedah sesuai pesanan

medis.

Pelepasan sesuai indikasi bertujuan untuk

menurunkan risiko infeksi.

Page 23: Tugas CA Esopagus

Kolaborasi penggunaan antibiotik. Antibiotik injeksi diberikan selama tiga hari

pascaoperasi yang kemudian dilanjutkan

antibiotik oral sampai jahitan dilepas. Peran

perawat mengkaji adanya reaksi dan riwayat

alergi antibiotik, serta memberikan antibiotik

sesuai pesanan dokter.

7.      Kecemasan b.d. prognosis penyakit misinterpretasi informasi.

Tujuan: Dalam waktu 1 x 24 jam pasien secara subjektif melaporkan rasa cemas berkurang.

Kriteria:

-          Pasien mampu mengungkapkan perasaannya kepada perawat.

-          Pasien dapat mendemonstrasikan keterampilan pemecahan masalahnya dan perubahan

koping yang digunakan sesuai situasi yang dihadapi.

-          Pasien dapat mencatat penurunan kecemasan/ketakutan dibawah standar; pasien dapat rileks

dan tidur/istirahat dengan baik.

Intervensi Rasional

Monitor respons fisik, seperti kelemahan,

perubahan tanda vital, dan gerakan yang

berulang-ulang. Catat kesesuaian respons

verbal dan non verbal selama komunikasi.

Digunakan dalam mengevaluasi

derajat/tingkat kesadaran/konsentrasi,

khususnya ketika melakukan komunikasi

verbal.

Anjurkan pasien dan keluarga untuk

mengungkapkan dan mengekspresikan rasa

takutnya.

Memberikan kesempatan untuk

berkonsentrasi, kejelasan dari rasa takut,

dan mengurangi cemas yang berlebihan.

Beri dukungan praoperasi. Hubungan emosional yang baik antara

perawat dan pasien akan mempengaruhi

penerimaan pasien dengan operasi. Aktif

mendengar semua kekhawatiran dan

keprihatinan pasien adalah bagian penting

dari evaluasi praoperatif. Keterbukaan

mengenal tindakan operasi yang akan

dilakukan, pilihan anestesi, dan perubahan

atau kejadian pascaoperatif yang

diharapkan akan menghilangkan banyak

Page 24: Tugas CA Esopagus

ketakutan tak berdasar dengan anestesi.

Bagian sebagian besar pasien, operasi

adalah suatu peristiwa hidup yang

bermakna. Kemampuan dokter dan perawat

untuk memandang pasien dan keluarganya

sebagai manusia yang layak untuk

didengarkan dan dimintai pendapat, ikut

menentukan hasil pembedahan. Egbert dkk.

(1963, dikutip gruendemann, 2006)

memperlihatkan bahwa kecemasan pasien

yang dikunjungi dan dimintai pendapat

sebelum dioperasi akan berkurang saat tiba

di kamar operasi dibandingkan mereka

yang hanya sekedar diberi pramedikasi

dengan fenobarbital. Kelompok yang

mendapat pramedikasi melaporkan rasa

mengantuk, tetapi tetap merasa cemas.

Berikan privasi untuk pasien dan orang

terdekat.

Memberi waktu untuk mengekspresikan

perasaan, serta menghilangkan cemas dan

perilaku adaptasi. Adanya keluarga dan

teman-teman yang dipilih pasien melayani

aktivitasdan pengalihan (misal membaca)

akan menurunkan perasaan terisolasi.

Beri kesempatan kepada pasien untuk

mengungkapkan asietasnya.

Pasien yang divonis mengalami kanker

esofagus mempunyai tingkat penerimaan

yang bervariasi. Dengan pendekatan yang

baik sesuai dengan toleransi individu, maka

ungkapan yang dikemukakan pasien dapat

menghilangkan ketegangan terhadap

kekhawatiran yang tidak diekspresikan.

Kolaborasi: berikan anticemas sesuai

indikasi contohnya diazepam.

Meningkatkan relaksasi dan menurunkan

kecemasan.

Catat reaksi dari pasien/keluarga. Berikan

kesempatan untuk mendiskusikan

Anggota keluarga dengan responsnya pada

apa yang terjadi dan kecemasannya dapat

Page 25: Tugas CA Esopagus

perasaannya/konsentrasinya, dan harapan

masa depan.

disampaikan kepada pasien.

D. Implementasi

1.      Pemenuhan informasi b.d adanya evaluasi diagnostik, intervensi kemoterapi, radioterapi,

rencana pembedahan esofagus, dan rencana perawatan rumah.

Intervensi Rasional

Mengkaji tingkat pengetahuan pasien

tentang prosedur diagnostik, intervensi

kemoterapi, radiasi, pembedahan

esofagus, dan rencana perawatan rumah .

Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh

kondisi sosial ekonomi pasien. Perawat

menggunakan pendekatan yang sesuai

dengan kondisi individu pasien. Dengan

mengetahui tingkat pengetahuan tersebut

perawat dapat lebih terarah dalam

memberikan pendidikan yang sesuai

dengan pengetahuan pasien secara efisien

dan efektif.

Menjelaskan dan lakukan intervensi

prosedur diagnostik radiografi dengan

barium .

Pemeriksaan radiografi dengan barium

tidak menyebabkan rasa sakit. Perawat

mempersiapkan informed consent setelah

pasien mendapatkan penjelasan.

Persiapan dan penjelasan yang rasional

sesuai tingkat individu akan

meningkatkan efisiensi dan efektivitas

pemeriksaan dagnostak.

Menjelaskan dan lakukan intervensi pada

pasien yang akan dilakukan pemeriksaan

diagnostik dan terapi secara endoskopik .

Pasien sangat penting untuk mengetahui

bahwa pemeriksaan endoskopi dan biopsi

sangat penting untuk mendiagnosis

karsinoma esofagus, terutama untuk

membedakan antara karsinoma epidermal

dan adenokarsinoma. Pengetahuan ini

dapat memberikan pengetahuan pasien

Page 26: Tugas CA Esopagus

dan akan meningkatkan tingkat

kooperatif dari pasien.

Menjelaskan tentang terapi dengan

kemoterapi .

Pasien perlu mengetahui bahwa

kemoterapi diberikan sebagai pelengkap

terapi operasi dan terapi radiasi.

Menjelaskan tentang terapi radiasi . Pengetahuan tentang karsinoma esofagus

bersifat radiosensitif dan pada

kebanyakan pasien, radiasi eksternal

memberikan efek penyusutan tumor

sehingga akan menambah semangat pada

pasien untuk melakukan terapi.

Menjelaskan dan lakukan pemenuhan

atau persiapan pembedahan meliputi :

       Diskusikan jadwal pembedahan.

       Diskusikan lamanya pembedahan.

       Lakukan pendidikan kesehatan

preoperatif.

Pasien dan keluarga mengetahui jadwal

pembedahan, lamanya pembedahan dan

pendidikan kesehatan preoperatif.

2.    Risiko injuri b.d. pascaprosedur reseksi esofagus

Tujuan: dalam waktu 2 x 24 jam pascaintervensi reseksi esofagus, pasien tidak

menjalami injuri.

Kriteria evaluasi:

-          TTV dalam batas normal.

-          Kondisi kepatenan selang dada optimal.

-          Tidak terjadi infeksi pada insisi.

Intervensi Rasional

Melakukan perawatan diruang intensif. Untuk menurunkan risiko injuri dan agar

memudahkan intervensi pasien selama 48

jam dirawat diruang intensif.

Mengkaji faktor-faktor yang Pada saat pasca operasi, pada pasien akan

Page 27: Tugas CA Esopagus

meningkatkan risiko injury. terdapat banyak drain pada tubuh pasien.

Keterampilan keperawatan kritis

diperlukan agar pengkajian vital dapat

sistematis dilakukan.

Mengkaji status neurologis dan laporkan

apabila terdapat perubahan status

neurologis.

Pengkajian status neurologis dilakukan

pada setiap pergantian sif jaga. Setiap

adanya perubahan status neurologis

merupakan salah satu tanda terjadi

komplikasi bedah. Penurunan

responsivitas, perubahan pupil, gangguan

atau kelemahan yang bersifat satu sisi

(unilateral), ketidakmampuan dalam

kontrol nyeri atau perubahan neurologis

lainnya perlu dilaporkan pada tim medis

untuk mendapatkan intervensi

selanjutnya.

Mempertahankan status hemodinamik

yang optimal.

       Melakukan hidrasi awal pascaoperasi.

Pasien akan mendapat cairan intravena

sebagai pemeliharaan status

hemodinamik.

Jenis cairan yang digunakan kombinasi

dari NaCl 0,9% dan RL dengan jumlah

100-200 ml/jam dan dilakukan pada 12-

16 jam pertama setelah pembedahan

(Mackenzie, 2004). Cairan ini akan

membantu memelihara keadekuatan

sirkulasi dari volume darah sebagai

proteksi pada organ vital dan mencegah

kondisi hipovolemia pascabedah

(Sideranko, 1993).

       Memantau kondisi status cairan sebelum

memberikan cairan kristaloid atau

komponen darah.

Pada periode immediete pascaoperasi

pemberian cairan kristaloid atau

komponen darah dilakukan setelah pasien

tidak mengalami kelebihan cairan. Hal ini

Page 28: Tugas CA Esopagus

perlu diperhatikan perawat karna pada

intervensi esofagotomi juga dibersihkan

jaringan limfatik mediastinum. Hilangnya

limfatik pada mediastinum memberikan

predisiposisi terjadinya edema pulmonal

karena berkurangnya drainase limfatik

pada sistem respirasi (Gregoire, 1998).

Kondisi malnutrisi dan kurang protein

juga akan menambah berat kondisi edema

pulmonal.

       Memantau pengeluaran urine rutin.

       Mengevaluasi secara hati-hati dan

dokumentasikan intake dan output cairan.

Pasien pasca prosedur esofagektomi akan

mengalami transudasi cairan ke

interstisial. Perawat memantau produksi

urine dalam kisaran 30ml/jam sebagai

batas dalam pemberian rehidrasi optimal

(Gregoire, 1998).

Perawat mendokumentasikan jumlah

urine dan jam pada saat pencatatan.

Perawat memeriksa kepatenan jalan urine

pada tempatnya.

Memonitor kondisi selang nasogastrik. Secara umum pasien pascaesofagektomi

akan terpasang selang nasogastrik.

Perawat berusaha untuk tidak mengubah

posisi, mengangkat, memanipulasi, atau

mengirigasi selang kecuali memang

diperlukan untuk terapi. Hal ini untuk

menurunkan resiko kerusakan

anastomosis. Perawat selalu memonitor

pengeluaran dari selang dan menjaga

kepatenan selang.

3.      Aktual / risiko ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d. kemampuan batuk menurun, nyeri

pascaoperasi.

Page 29: Tugas CA Esopagus

Intervensi Rasional

Mengkaji dan monitor jalan napas. Deteksi awal untuk interpretasi intervensi

selanjutnya.

Salah satu cara untuk mengetahui apakah

pasien bernapas atau tidak adalah dengan

menempatkan telapak tangan di atas

hidung dan mulut pasien untuk

merasakan hembusan napas. Gerakan

toraks dan diafragma tidak selalu

menandakan pasien bernapas.

Memberi oksigen 3 liter/menit Pemberian oksigen dilakukan pada fase

awal pascaoperasi.

Pemenuhan oksigen dapat membantu

meningkatkan PaO2 di cairan otak yang

akan mempengaruhi pengaturan

pernapasan.

Membersihkan sekresi pada jalan napas

dan lakukan suctioning apabila

kemampuan mengevakuasi sekret tidak

efektif.

Kesulitan pernapasan dapat terjadi akibat

skresi lendir yang berlebihan.

Membalikkan pasien dari satu sisi ke sisi

lainnya mungkin cairan yang terkumpul

untuk keluar dari sisi mulut. Jika gigi

pasien mengatup, mulut dapat dibuka

secara manual dengan spatel lidah yang

dibungkus kasa, tetapi hati-hati.

4.      Risiko tnggi nutrisi kurang dari kebutuhantubuh b.d. kurangnya intake makanan yang

adekuat.

Intervensi Rasional

Intervensi :

      Menganjurkan pasien makan dengan

perlahan dan mengunyah makanan

saksama.

      Mngevaluasi adanya alergi makanan dan

kontraindikasi makanan.

Makanan dapat lewat dengan mudah ke

lambung.

Beberapa pasien mungkin mengalami alergi

terhadap beberapa komponen makanan

tertentu dan beberapa penyakit lain, sperti

Page 30: Tugas CA Esopagus

      Menyajikan makanan dengan cara yang

menarik.

      Memfasilitas pasien memperoleh diet biasa

yang disukai pasien (sesuai indikasi

      memantau intake dan output, anjurkan

untuk timbang berat badan secara

periodik(sekali seminggu).

      Melakukan dan ajarkan perawatan mulut

sebelum dan sesudah makan, serta sebelum

dan sesudah intervensi/pemeriksaan peroral.

diabetes milkitus, hipertensi, gout, dan

lainnya sehingga memberikan manifestasi

terhadap persiapan komposisi makanan

yang akan diberikan.

Membantu merangsang nafsu makan.

Memperhitungkan keinginan individu dapat

memperbaiki intake nutrisi.

Berguna dalam mengukur keefektifan

nutrisi dan dukungan cairan.

Menurunkan rasa tidak enak karena sisa

makanan juga bau obat yang dapat

merangsang muntah.

Intervensi pascabedah

      Mengkaji kondisi dan toleransi

gastrointestinal pasca-esofagektomi.

      Melakukan perawatan mulut.

      Memasukkan 10-20 ml cairan sodium

klorida setiap sif jaga melalui selang

nasogastrik.

Setelah esofagektomi pasien tidak boleh

mendapat asupan apapun dari mulut dalam

waktu 7 x 24 jam untuk menghindari

kebocoran pada anastomosis atau formasi

fistula. Pasien akan memakai selang

nasogastrik yang terpasang pada alat

pengisap berkelanjutan dengan tekanan

rendah (low-level continous or intermitten

suction). Obat-obatan oral akan dihancurkan

dan dimasukkan melalui selang nasogastrik

dan tidak boleh ditelan.

Intervensi untuk menurunkan risiko infeksi

oral.

Pembersian ini selain untuk menjaga

kepatenan selang nasogastrik juga untuk

memningkatkan penyembuhan pada area

Page 31: Tugas CA Esopagus

      memberikan nutrisi cair melalui selang

nasogastrik pada hari kedua atau ketiga

pascbedah atau pesanan dari medis.

      Mengkolaborasi untuk pemeriksaan

fluroskopi menelan setelah hari ketujuh.

pasca-esofagektomi.

Pemberian nutrisi cair dilakukan untuk

memenuhi intake nutrisi melalui

gastrointestinal.penentuan hari nharus

dikolaborasikan dengan tim medis yang

merawat pasien karena tim medis

mengetahui bagaimana kondisi jarinan pada

saat dilakukan intervensi esofagektomi.

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk

mendeteksi kemampuan jaringan

pascabedah.

5.      Nyeri b.d. iritasi mukosa esofagus,respons pembedahan

INTERVENSI RASIONAL

Menjelaskan dan bantu pasien dengan

tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan

noninvasif.

Pendekatan dengan menggunakan

relaksasi dan nonfarmakologi lainnya

telah menunjukkan keefektifan dalam

mengurangi nyeri.

Melakukan manajemen nyeri keperawatan,

meliputi:

Manajemen nyeri merupakan kunci dari

penatalaksanaan pasien pascaoperasi,

keadekuatan kontrol nyeri pasca operasi

esofagektomi merupakan unsur yang

paling penting dalam menurunkan

mortalitas dan morbiditas

(Makenzie,2004) Tsui (1997) melaporkan

dengan keadekuatan kontrol nyeri akan

menurunkan risiko gangguan

Kardivaskular,mempercepat hari rawat,

dan menurunkan tingkat kematian pasca

esofagektomi transtorakal. Penelitian ini

Page 32: Tugas CA Esopagus

      mengkaji nyeri dengan pendekatan PQRST

( lihat tabel 21)

      Mengistirahatkan pasien pada saat nyeri

muncul.

Mengajarkan teknik relaksasi pernafasan

dalam pada saat nyeri muncul.

Mengajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.

memberikan arti penting pada perawat

yang melakukan manajemen nyeri

keperawatan agar kondisi nyeri yang

dilaporkan pasien tidak disepelekan dan

harus dilakukan intervensi sesuai dengan

tingkat toleransi individu.

Pendekatan PQRST dapat secara

komprehensif menggali kondisi nyeri

pasien. Apabila pasien mengalami skala

nyeri 3 (0-4), hal ini merupakan

peringatan yang perlu perawat waspadai

karena memberikan manifestasi klinik

yang bervariasi dari komplikasi pasca

operasi

Esofagektomi.

Istirahat secara fisiologis akan

menurunkan kebutuhan oksigen yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme basal.

Meningkatkan intake oksigen sehingga

akan menurunkan nyeri sekunder dari

iskemia intestinal.

Distraksi (pengalihan perhatian) dapat

menurunkan stimilus internal.

6.      Resiko tinggi infeksi b.d. adanya port de entree dari luka pembedahan.

Intervensi Rasional

       Membersihkan luka dan drainase dengan

cairan antiseptik jenis iodine providum

dengan cara swabbing dari arah dalam ke

luar.

Pembersihan debris (sisa fagositosis,

jaringan mati) dan kuman sekitar luka

dengan mengoptimalkan kelebihan dari

iodine providum sebagai antiseptik dan

dengan arah dari dalam keluar dapat

Page 33: Tugas CA Esopagus

      Membersihkan bekas sisa iodine providum

dengan alkohol 70% atau normal salin

dengan cara swabbing dari arah dalam ke

luar.

      Menutup luka dengan kasa steril dan tutup

dengan plester adhesif yang menyeluruh

menutupi kasa.

mencegah kontaminasi kuman ke jaringan

luka.

Antiseptik iodine providum mempunyai

kelemahan dalam menurunkan proses

epitelisasi jaringan sehingga memperlambat

pertumbuhan luka, maka harus dibersihkan

dengan alkohol atau normal salin.

Penutupan secara menyeluruh dapat

menghindari konstaminasi dari benda atau

udara yang bersentuhan dengan luka bedah.

Mengangkat drainase pascabedah sesuai

pesanan medis.

Pelepasan sesuai indikasi bertujuan untuk

menurunkan risiko infeksi.

Mengkolaborasi penggunaan antibiotik. Antibiotik injeksi diberikan selama tiga hari

pascaoperasi yang kemudian dilanjutkan

antibiotik oral sampai jahitan dilepas. Peran

perawat mengkaji adanya reaksi dan

riwayat alergi antibiotik, serta memberikan

antibiotik sesuai pesanan dokter.

7.      Kecemasan b.d. prognosis penyakit misinterpretasi informasi.

Intervensi Rasional

Memonitor respons fisik, seperti kelemahan,

perubahan tanda vital, dan gerakan yang

berulang-ulang. Catat kesesuaian respons

verbal dan non verbal selama komunikasi.

Digunakan dalam mengevaluasi

derajat/tingkat kesadaran/konsentrasi,

khususnya ketika melakukan komunikasi

verbal.

Menganjurkan pasien dan keluarga untuk

mengungkapkan dan mengekspresikan rasa

takutnya.

Memberikan kesempatan untuk

berkonsentrasi, kejelasan dari rasa takut,

dan mengurangi cemas yang berlebihan.

Memberi dukungan praoperasi. Hubungan emosional yang baik antara

perawat dan pasien akan mempengaruhi

penerimaan pasien dengan operasi. Aktif

mendengar semua kekhawatiran dan

keprihatinan pasien adalah bagian penting

dari evaluasi praoperatif. Keterbukaan

Page 34: Tugas CA Esopagus

mengenal tindakan operasi yang akan

dilakukan, pilihan anestesi, dan perubahan

atau kejadian pascaoperatif yang

diharapkan akan menghilangkan banyak

ketakutan tak berdasar dengan anestesi.

Bagian sebagian besar pasien, operasi

adalah suatu peristiwa hidup yang

bermakna. Kemampuan dokter dan perawat

untuk memandang pasien dan keluarganya

sebagai manusia yang layak untuk

didengarkan dan dimintai pendapat, ikut

menentukan hasil pembedahan. Egbert dkk.

(1963, dikutip gruendemann, 2006)

memperlihatkan bahwa kecemasan pasien

yang dikunjungi dan dimintai pendapat

sebelum dioperasi akan berkurang saat tiba

di kamar operasi dibandingkan mereka

yang hanya sekedar diberi pramedikasi

dengan fenobarbital. Kelompok yang

mendapat pramedikasi melaporkan rasa

mengantuk, tetapi tetap merasa cemas.

Memberikan privasi untuk pasien dan orang

terdekat.

Memberi waktu untuk mengekspresikan

perasaan, serta menghilangkan cemas dan

perilaku adaptasi. Adanya keluarga dan

teman-teman yang dipilih pasien melayani

aktivitasdan pengalihan (misal membaca)

akan menurunkan perasaan terisolasi.

Memberi kesempatan kepada pasien untuk

mengungkapkan asietasnya.

Pasien yang divonis mengalami kanker

esofagus mempunyai tingkat penerimaan

yang bervariasi. Dengan pendekatan yang

baik sesuai dengan toleransi individu, maka

ungkapan yang dikemukakan pasien dapat

menghilangkan ketegangan terhadap

Page 35: Tugas CA Esopagus

kekhawatiran yang tidak diekspresikan.

Mengkolaborasi: berikan anticemas sesuai

indikasi contohnya diazepam.

Meningkatkan relaksasi dan menurunkan

kecemasan.

Mencatat reaksi dari pasien/keluarga.

Berikan kesempatan untuk mendiskusikan

perasaannya/konsentrasinya, dan harapan

masa depan.

Anggota keluarga dengan responsnya pada

apa yang terjadi dan kecemasannya dapat

disampaikan kepada pasien.

E. Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan setelah dilakukan intervensi keperawatan adalah sebagai berikut.

1.      Terpenuhinya informasi pemeriksaan diagnostik, intervensi kemoterapi,radiasi, dan

prabedah.

2.      Tidak mengalami injuri dan komplikasi pascabedah.

3.      Pasien tidak mengalami penurunan berat badan.

4.      Terjadi penurunan respons nyeri.

5.      Tidak terjadi infeksi pascabedah.

6.      Kecemasan pasien berkurang.

F. Discharge Planning

1.      Keluarga pasien diberitahu efek dari perawatan medis dari terapi radiasi, kemoterapi dll

2.      Keluarga pasien diberitahu untuk pemberian asupan makanan yang bernutrisi dengan

konsistensi halus atau lembek karena esofagus masih terasa nyeri setelah pembedahan

3.      Keluarga pasien diberitahu cara mengurangi nyeri dengan cara sebagai berikut :

- Mengistirahatkan pasien pada saat nyeri muncul.

- Mengajarkan teknik relaksasi pernafasan dalam pada saat nyeri muncul.

- Mengajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.

4. Keluarga pasien diajarkan perawatan luka pasca-operasi

5. Keluarga pasien diberitahu waktu dan dosis obat yang diberikan untuk pasien

6. Keluarga pasien diberitahu waktu kontrol ke rumah sakit untuk mengetahui perkembangan

keadaan pasien

Page 36: Tugas CA Esopagus

BAB 4

PENUTUP

4.1  Kesimpulan

Kanker esophagus adalah kanker yang mengacu pada setiap bagian di sel jaringan

kerongkongan. Makanan yang mengandung banyak nitrosamine, seperti makanan berjamur

atau acar, Mencerna minuman panas berlebihan, Kebiasaan buruk seperti merokok, minum

minuman keras, dan Esofagitis yang tak teratasi. Sedangkan factor resikonya yaitu Umur,

Kelamin, Penggunaan Tembakau, Penggunaan Alkohol, Barrett's Esophagus dan Tipe-Tipe

Iritasi Lain.

Dimana tanda dan gejalanya yaitu: Pada tenggorokan terasa aneh, dan tersedak ketika

menelan makanan, Saat menelan tulang dada terasa panas, perih atau sakit seperti tertarik,

dan Kesulitan menelan, sehingga tidak bisa makan, sering disertai muntah, nyeri di perut,

penurunan berat badan dan gejala lain

4.2      Saran

Untuk mencegah kanker esofagus,ikutilah langkah berikut :

1.      Berhenti merokok atau mengunyah tembakau.

2.      Hindari meminum alkohol atau minum dalam batas wajar.

3.      Makan lebih banyak buah dan sayur

4.      Jaga berat badan sehat

Page 37: Tugas CA Esopagus

DAFTAR PUSTAKA

Brunner &Suddarth.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8. Vol 1. Jakarta: EGC

Corwin, Elizabeth J. 2009. BukuSakuPatofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC

Muttaqin,Arif. 2011. Gangguan gastrointestinal. Jakarta :Salemba Medika

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: KonsepKlinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC

Priyanto, Agus dan Sri Lestari. 2009. Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta: SalembaMedika

Anonim. Cancer Esofagus.http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-topics /eso phageal-

cancer/. Diakses tanggal 24 Februari 2013 pukul 15.00

Kadek,netiari.2012. Kanker Esofagus.http://netii-netiari.blogspot.com/2012/03/ca-esofagus .html.

Diakses tanggal 24 Februari 2013 pukul 16.00

Diposkan oleh Dian Al Mira di 20.00 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

Page 38: Tugas CA Esopagus

1.

Sonson Somantri 6 Oktober 2013 21.29

maantap askep.nya...............

Balas

Muat yang lain...Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog ►   2014 (15)

▼   2013 (23) o ►   Desember (1) o ▼   April (17)

Askep Addison Disease Askep Demam Tifoid Askep Kanker Lambung NHM

Page 39: Tugas CA Esopagus

Askep Ulkus Peptikum ASKEP KARSINOMA ESOFAGUS Askep Thalassemia RINITIS ALERGI MAKALAH KELOMPOK 4B STIKES NHM PENTINGNYA SOSIALISASI POLITIK DALAM

PENGEMBANGAN ... Askep Cytic fibrosis (CF) Stikes NHM Askep Limfoma non-Hodgkin Askep Koagulasi intravascular diseminata (KID) Sti... Kanker Paru ASKEP ENSEFALITIS STIKES NHM Askep Empiema Makalah Kelompok 4B Stikes NHM ASKEP DIFTERI MAKALAH KELOMPOK Askep Leukimia 4B Stikes NHM Askep Hiperplenisme

o ►   Maret (5)

►   2012 (51)

Mengenai Saya

Dian Al Mira Sukses dunia akhirat :) Bahagian ortu pastinya .

Lihat profil lengkapku

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.