tugas kmb i. ca colon

34
BAB I LANDASAN TEORI A. Pengertian Kanker colon adalah suatu kanker yang yang berada di colon. Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Besar adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu). Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengobati kanker Colon. Karsinoma atau kanker kolon ialah suatu bentuk keganasan yang tumbuh lambat yang paling sering ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid. Prognosa optimistik , tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin Tucker, 1998). Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). B. Patofisiologi Kanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus) dimulai sebagai polop jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup sertamerusak jaringan normal serta meluas ke dalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke dalam tubuh yang lain (paling sering ke hati). Tumor yang berupa massa polipoid besar, tumbuh ke dalam lumen dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular. Lesi anular lebih sering terjadi pada bagian rektosigmoid, sedangkan polipoid atau lesi yang datar lebih sering terdapat pada sekum dan kolon asendens. Secara histologis, hampir semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma (terdiri atas 1

Upload: indah-laily

Post on 27-Oct-2015

90 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas KMB I. CA Colon

BAB I

LANDASAN TEORI

A. Pengertian

Kanker colon adalah suatu kanker yang yang berada di colon. Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Besar adalah suatu bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu). Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengobati kanker Colon.

Karsinoma atau kanker kolon ialah suatu bentuk keganasan yang tumbuh lambat yang paling sering ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid. Prognosa optimistik , tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin Tucker, 1998).

Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat).

B. Patofisiologi

Kanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus) dimulai sebagai polop jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup sertamerusak jaringan normal serta meluas ke dalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke dalam tubuh yang lain (paling sering ke hati).

Tumor yang berupa massa polipoid besar, tumbuh ke dalam lumen dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai cincin anular. Lesi anular lebih sering terjadi pada bagian rektosigmoid, sedangkan polipoid atau lesi yang datar lebih sering terdapat pada sekum dan kolon asendens. Secara histologis, hampir semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma (terdiri atas epitel kelenjar ) dan dapat mensekresi mukus yang jumlahnya berbeda – beda.

Tumor terjadi ditempat yang berada dalam colon mengikuti kira-kira pada bagian  (Sthrock 1991)  :

1. 26 % pada caecum dan ascending colon2. 10 % pada transfersum colon3. 15 % pada desending colon4. 20 % pada sigmoid colon5. 30 % pada rectum

Tumor dapat menyebar melalui : 1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam

kandung kemih.2. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe

perikolon dan mesokolon.

1

Page 2: Tugas KMB I. CA Colon

3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik ke sistem portal.

Gejala klinis kanker usus besar yang paling sering adalah perubahan pola defekasi adanya perdarahan per anus, nyeri, anemia, anoreksia dan penurunan berat badan tanda dan gejala penyakit ini bervariasi sesuai dengan letak kanker, dan sering  menjadi kanker yang mengenai bagian kanan dan kiri usus besar .

Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya: 1. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan

dinding usus besar (lapisan mukosa). 2. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di

bawah lapisan mukosa.3. Pada stadium III sel kanker sudah menyebur ke sebagian kelenjar

limfe yang banyak terdapat di sekitar usus.4. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh

kelenjar limfe atau bahkan ke organ-organ lain.

Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau

lengkap.2. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan

penyebaran langsung.3. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah

sekitar kolon yang menyebabkan hemorragi.4. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses. 5. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.

Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan tampak membahayakan.Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode.Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat.Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat metastase yang lain termasuk :1. Kelenjar adrenalin2. Ginjal3. Kulit4. Tulang5. Otak

2

Page 3: Tugas KMB I. CA Colon

C. Etiologi

Terdapat  beberapa etiologi utama kanker yaitu:1. Diet

Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat (sayur-sayuran,   buah-buahan),   kebiasaan   makan   makanan berlemak tinggi dan sumber protein hewani. Makanan-makanan yang pasti dicurigai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists ).Makanan yang harus dihindari :a. Daging merahb. Lemak hewanc. Makanan berlemakd. Daging dan ikan goreng atau panggange. Karbohidrat yang disaring (sari yang disaring)

Makanan yang harus dikonsumsi:a. Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya craciferous

vegetables dari golongan kubis (brokoli, brussels sprouts)b. Butir padi yang utuhc. Cairan yang cukup, terutama air.

2. Kelainan Kolona. Adenoma   di   kolon : degenerasi   maligna   menjadi

adenokarsinoma.b. Familial   poliposis   :   polip   di   usus   mengalami   degenerasi

maligna menjadi karsinomac. Kondisi ulserative : Penderita   colitis   ulserativa   menahun  

mempunyai   risiko terkena karsinoma kolon.

3. GenetikAnak   yang   berasal   dari   orangtua  yang menderita karsinoma kolon mempunyai frekuensi  3 ½ kali lebih banyak daripada anak – anak   yang orangtuanya sehat (FKUI,  2001 : 207).

4. Radiasi dan paparan zat kimia dan senyawa lain yang berpotensi menimbulkan reaksi karsinogenik.

3

Page 4: Tugas KMB I. CA Colon

D. Manifestasi Klinik

1. Perubahan kebiasaan defekasia. Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau

bertambah (diare).b. Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin  tapi sudah

tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas dari kanker kolorektal

c. Perubahan wujud fisik kotoran/feses1)Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang

pembuangan saat buang air besar2)Feses bercampur lender (carcinoma musinosum)3)Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan

terjadinya perdarahan di saluran pencernaan bagian atas2. Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar,

terjadi akibat sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor.Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan (nyeri abdominal tumpul dan melena) adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian serta feses berdarah.

3. Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita4. Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker

dapat tumbuh mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau, muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya.

Gejala umum adanya kanker kolon meliputi:1. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang

paling umum di semua jenis keganasan)2. Hilangnya nafsu makan3. Anemia, pasien tampak pucat4. Sering merasa lelah5. Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang6. Teraba massa di perut, akibat penyumbatan kolon.

4

Page 5: Tugas KMB I. CA Colon

E. Penatalaksanaan Medis

1. Pembedahan Reseksi. Satu-satunya pengobatan definitif adalah pembedahan reseksi

dan biasanya diambil sebanyak mungkin dari kolon, batas minimal adalah 5 cm di sebelah distal dan proksimal dari tempat kanker. Untuk kanker di sekum dan kolon asendens biasanya dilakukan hemikolektomi kanan dan dibuat anastomosis ileo-transversal. Untuk kanker di kolon transversal dan di pleksura lienalis, dilakukan kolektomi subtotal dan dibuat anastomosis ileosigmoidektomi. Pada kanker di kolon desendens dan sigmoid dilakukan hemikolektomi kiri dan dibuat anastomosis kolorektal transversal. Untuk kanker di rektosigmoid dan rektum atas dilakukan rektosigmoidektomi dan dibuat anastomosis. Desenden kolorektal. Pada kanker di rektum bawah dilakukan proktokolektomi dan dibuat anastomosis kolorektal.

2. Kolostomi Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang

dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen.

Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai diversi sementara atau permanent. Ini memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan kolostomi, yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar. Dengan kolostomi, isi usus besar dikosongkan melalui lubang di dinding perut ke dalam suatu kantung, yang disebut kantung kolostomi.

Bila memungkinkan, rektum yang diangkat hanya sebagian, dan menyisakan ujung rektum dan anus. Kemudian ujung rektum disambungkan ke bagian akhir dari kolon.

Pengobatan utama pada kanker kolorektal adalah pengangkatan bagian usus yang terkena dan sistem getah beningnya. Tiga puluh persen penderita tidak dapat mentoleransi pembedahan karena kesehatan yang buruk, sehingga beberapa tumor diangkat melalui elektrokoagulasi. Cara ini bisa meringankan gejala dan memperpanjang usia, tapi tidak menyembuhkan tumornya.

Pada kebanyakan kasus kanker kolon, bagian usus yang ganas diangkat dengan pembedahan dan bagian yang tersisa disambungkan lagi. Untuk kanker rektum, jenis operasinya tergantung pada seberapa jauh jarak kanker ini dari anus dan seberapa dalam dia tumbuh ke dalam dinding rectum.

Pengangkatan seluruh rektum dan anus mengharuskan penderita menjalani kolostomi menetap (pembuatan hubungan antara dinding perut dengan kolon).

Tujuan pembuatan kolostomi adalah:a. Untuk tindakan dekompresi usus pada kasus sumbatan /

obstruksi usus.

5

Page 6: Tugas KMB I. CA Colon

b. Sebagai anus setelah tindakan operasi yang membuang rektum karena adanya tumor atau penyakit lain.

c. Untuk membuang isi usus besar sebelum dilakukan tindakan operasi berikutnya untuk penyambungan kembali usus (sebagai stoma sementara).

Jenis-Jenis Kolostomi.a. Jenis kolostomi berdasarkan sifatnya:

1) Sementara Indikasi untuk kolostomi sementara : a) Hirschprung disease b) Luka tusuk atau luka tembak c) Atresia ani letak tinggid) Untuk mempertahankan kelangsungan anastomosis

distal usus setelah tindakan operasi (mengistirahatkan usus).

e) Untuk memperbaiki fungsi usus dan kondisi umum sebelum dilakukan tindakan operasi anastomosis.

2) Permanen Indikasi untuk kolostomi permanen adalah penyakit tumor ganas pada kolon yang tidak memungkinkan tindakan operasi reseksi-anastomosis usus.

b. Jenis kolostomi berdasarkan letaknya :

Colostoy Asendens

Colostomy Transversal

Colostomi Desendens

Lokasi Colon Asendens Colon TansversumColon Desendens

Konsistensi feses

Cair atau lunak Lunak Padat

Iritasi kulit

Mudah terjadi, karena kontak dengan enzim pencernaan

Mungkin terjadi karena lembab terus menerus

Kadang terjadi

KomplikasiStriktur atau retraksi stoma

Berkenaan dengan teknik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal.

Pasien yang Memerlukan Kolostomia. Intervensi Keperawatan Praoperasi

1) Dukungan PsikososialPasien yang didiagnosis kanker kolon atau rektum memerlukan kolostomi permanen dan merasa sedih akibat diagnosa penyakit dan rencana pembedahan. Pasien yang menjalani pembedahan untuk kolostomi sementara dapat mengekspresikan rasa takut dan masalah yang serupa dengan individu yang memiliki stoma permanen. Berdiskusi

6

Page 7: Tugas KMB I. CA Colon

dengan individu yang berhasil menghadapi kolostomi sering membantu pasien. Perubahan yang terjadi pada citra tubuh dan gaya hidup sering sangat mengganggu, dan pasien memerlukan dukungan empatis dalam mencoba menyesuaikannya. Karena stoma ditempatkan pada abdomen, pasien dapat berfikir bahwa setiap orang akan melihat ostomi. Perawat dapat membantu mengurangi ketakutan ini dengan memberikan informasi aktual tentang prosedur pembedahan dan pembentukan serta penatalaksanaan ostomi. Konsultasi dengan ahli terapi enterostoma selama periode praoperatif sangat membantu.

2) Persiapan PembedahanDiet tinggi kalori, rendah residu biasanya diberikan selama beberapa hari sebelum pembedahan, bila waktu dan kondisi pasien memungkinkan. Terapi komponen darah dapat diberikan karena biasanya terjadi anemia. Intubasi nasogastrik dapat diindikasikan untuk meminimalkan distensi pada periode pascaoperatif. Kateter indwelling dipasang untuk membantu mempertahankan balutan parineal pascaoperatif tetap kering.

b. Intervensi Keperawatan PascaoperatifPasien yang menjalani kolostomi dibantu turun dari tempat

tidur pada hari pertama pascaoperatif dan didorong untuk mulai berpartisipasi dalam menghadapi kolostomi. Kembalinya diet ke pola normal berlangsung sangat cepat. Sedikitnya 2 L cairan/hari dianjurkan. Setiap upaya dibuat untuk mendorong pasien hidup seperti sebelum pembedahan.

Pertimbangan Gerotologi. Pasien lansia dapat mengalami penurunan penglihatan sampai beberapa derajat dan kerusakan pendengaran, serta kesulitan melakukan dalam keterampilan yang memerlukan koordinasi motorik halus. Karenanya, membantu pasien memegang alat ostomi pada periode praoperatif dan simulasi pembersihan kulit periostomal dan irigasi stoma akan membantu klien.

Ketidaksengajaan akibat jatuh sering terjadi pada lansia. Karenanya, penting untuk memastikan apakah pasien dapat berjalan tanpa bantuan ke kamar mandi.

Perawatan kulit adalah masalah utama untuk para lansia dengan ostoma, karena pada lansia terjadi perubahan pada kulit akibat proses penuaan.

Beberapa pasien mengalami perlambatan eliminasi setelah irigasi akibat penurunan peristaltik dan produksi mukus. Kebanyakan pasien memerlukan waktu sampai 6 bulan untuk merasa nyaman dengan perawatan ostomi mereka.

1) Menangani KolostomiFungsi kolostomi akan mulai tampak pada hari ke 3 sampai hari ke 6 pascaoperatif. Perawat menangani kolostomi sampai

7

Page 8: Tugas KMB I. CA Colon

pasien dapat mengambil alih perawatan ini. Perawatan kulit harus diajarkan bersamaan dengan menerapkan drainase kantung dan melaksanakan irigasi.a) Perawatan kulit

Pada kolostomi transversal, terdapat feses lunak dan berlendir yang mengiritasi kulit. Pasien dianjurkan melindungi kulit peristoma dengan sering mencuci area tersebut menggunakan sabun ringan, memberikan barier kulit protektif disekitar stoma, dan mengamankannya dengan melekatkan kantung drainase.Kulit dibersihkan dengan perlahan menggunakan sabun ringan, dan waslap lembab serta lembut. Selama kulit dibersihkan, kasa dapat digunakan untuk menutupi stoma atau tampon vagina dapat dimasukkan dengan perlahan untuk mengabsorpsi kelebihan drainase.Pasien diizinkan untuk mandi atau mandi pancuran sebelum memasang alat yang bersih. Plester mikropor yang dilekatkan pada sisi kantung akan melindunginya sebelum mandi. Kulit dikeringkan dengan seksama menggunakan kasa, hindari menggosok area tersebut. Barier kulit ( wafer, pasta atau bedak ) digunakan disekitar stoma untuk melindungi kulit dari drainase fekal.

b) Memasang kantung drainase Stoma diukur untuk menentukan ukuran kantung yang tepat. Lubang kantung harus sekitar 0,3 cm lebih besar drai stoma. Kulit dibersihkan sesuai prosedur diatas. Barier kulit peristoma dipasang. Kantung kemudian dibuka dengan cara membuka kertas perekat dan menekannya diatas stoma selama 30 detik.

c) Menangani Kantung Drainase Kantung kolostomi dapat digunakan segera setelah irigasi dan diganti dengan balutan yang lebih sederhana. Untuk selanjutnya kantung kolostomi biasanya tidak diperlukan. Segera setelah pasien belajar evakuasi rutin, kantung dapat disimpan dan kantung kolostomi tertutup atau balutan sederhana menggunakan tisu sekali pakai (sering ditutup dengan pembungkus plastik) digunakan, dipertahankan di tempatnya dengan sabuk elastis.

d) Mengangkat AlatAlat drainase diganti bila isinya telah mencapai sepertiga atau seperempat bagian sehingga berat isinya tidak menyebabkan kantung lepas dari diskus perekatnya dan keluar isinya.

e) Mengirigasi KolostomiStoma pada abdomen tidak mempunyai otot kontrol volunter sehingga pengosongannya dapat terjadi pada interval waktu yang tidak teratur. Pengaturan pasase materi fekal dicapai dengan irigasi kolostomi atau membiarkan usus mengevakuasi secara alami tanpa irigasi.

8

Page 9: Tugas KMB I. CA Colon

Tujuan pengirigasian kolostomi adalah untuk mengosongkan kolon dari gas, mukus, dan feses sehingga pasien dapat menjalankan aktivitas sosial dan bisnis tanpa rasa takut terjadi drainase fekal. Dengan pengirigasian stoma pada waktu yang teratur, terdapat sedikit gas dan retensi cairan pengirigasi.

c. Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan di RumahAnggota keluarga harus diberi tahu tentang prosedur dan perawatan stoma. Mereka juga perlu memahami pentingnya membuat penyesuaian untuk memungkinkan pasien menghadapi perubahan citra tubuh dan melakukan perawatan yang tepat terhadap kolostominya.Literatur tambahan akan membantu karena hal ini akan menjawab pertanyaan pasien bila sampai di rumah.Perawat kunjungan rumah akan datang ke rumah untuk memberikan perawatan lanjut dan penyuluhan serta mengkaji seberapa baik pasien dan keluarga menyesuaikan diri dengan kolostomi.

d. Status NutrisiUmumnya, pasien diigatkan bahwa praktik kesehatan yang baik, termasuk mengonsumsi diet yang sehat akan meningkatkan perasaan sejahtera dan penyesuaian positif terhadap kolostomi. Diet bersifat individual selama diet ini seimbang dan tidak menyebabkan diare atau konstipasi.

e. Fungsi Seksual dan SeksualitasPasien didorong untuk mendiskusikan perasaan tentang seksualitas dan fungsi seksual. Beberapa pasien dapat mengajukan pertanyaan tentang aktivitas seksual secara langsung atau memberi petunjuk tak langsung tentang rasa takut mereka. Beberapa individu dapat memandang pembedahan sebagai perusakan dan suatu ancaman terhadap seksualitas mereka. Sedangkan yang lain mengekspresikan kekhawatiran terhadap bau atau adanya kebocoran dari kantung selama aktivitas seksual. Ajarkan posisi seksual alternatif serta metode stimulasi alternatif untuk memuaskan keinginan seksual. Apabila perawat tidak nyaman dengan hal ini, atau bila masalah pasien tampak rumit, lebih baik perawat mencari bantuan dari perawat terapi enterostoma, konselor seks, atau spesialis perawat klinis.Komplikasi KolostomiInsiden komplikasi untuk pasien dengan kolostomi sedikit lebih tinggi dibandingkan pasien ileostomi. Beberapa komplikasi umum adalah prolaps stoma (biasanya akibat obesitas), perforasi (akibat ketidaktepatan irigasi stoma), retraksi stoma, impaksi fekal dan, iritasi kulit. Kebocoran dari sisi anastomosis Kebocoran dari sisi anastomosis usus menyebabkan distensi abdomen dan kekakuan, peningkatan suhu, serta tanda syok. Perbaikan pembedahan diperlukan.

9

Page 10: Tugas KMB I. CA Colon

Komplikasi paru selalu menjadi perhatian pada pembedahan abdomen. Pasien yang berusia lebih dari 50 tahun dianggap berisiko, khususnya bila mereka telah mendapat antibiotik atau sedatif, atau dipertahankan tirah baring untuk waktu yang lama. Dua komplikasi paru primer adalah pneumonia dan atelektasis. Komplikasi ini dapat dicegah dengan sering beraktivitas (membalik pasien dari satu sisi ke sisi lain setiap 2 jam), napas dalam, batuk, dan ambulasi dini.

3. Terapi Penyinaran (Radioterapi)Terapi   radiasi   memakai   sinar   gelombang   partikel   berenergi

tinggi misalnya sinar  X,  atau  sinar  gamma,  difokuskan untuk merusak   daerah   yang   ditumbuhi   tumor,   merusak   genetic, sehingga  membunuh   kanker.  Terapi   radiasi   merusak   sel-sel yang   pembelahan   dirinya   cepat,   antara  alin   sel  kanker,   sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan   sel   tubuh   menyebabkan   lemas,   perubahan   kulit dan kehilangan nafsu makan.

4. ChemotherapyChemotherapy   memakai  obat  antikanker   yang   kuat,   dapat

masuk   ke   dalam   sirkulasi   darah,   sehingga   sangat   bagus untuk   kanker   yang  telah   menyebar. Obat chemotherapy   ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada umumnya  lebih dari  satu   macam  obat,  karena  digabungkan akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211).

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan rektal dengan jari (Digital Rectal Exam), di mana dokter memeriksa keadaan dinding rektum sejauh mungkin dengan jari; pemeriksaan ini tidak selalu menemukan adanya kelainan, khususnya kanker yang terjadi di kolon saja dan belum menyebar hingga rektum.

2. Pemeriksaan darah dalam tinja/Tes darah samar/ Tes Guaiac.3. Endoskopi. Pemeriksaan ini sangat bermanfaat karena selain melihat

keadaan dalam kolon juga bisa bertindak, misalnya ketika menemukan polip endoskopi ini dapat sekaligus mengambilnya untuk kemudian dilakukan biopsi.

4. Pemeriksaan kadar CEA (Carcino Embryonic Antigent) darah. Hasil yang negatif sama sekali tidak menyampingkan kemungkinan terhadap Ca Colon. Carsinoma embrionik antigen (CEA) mungkin dihubungkan dengan Ca Colon, bagaimanapun ini juga tidak spesifik dengan penyakit dan mungkin berhubungan dengan jinak atau ganasnya penyakit. CEA sering menggunakan monitor untuk pengobatan yang efektif dan mengidentifikasi kekambuhan penyakit.

5. Whole-body Scan Imaging. Sementara ini adalah pemeriksaan diagnostik yang paling akurat untuk mendeteksi kanker kolorektal rekuren (yang timbul kembali).

6. Biopsy

10

Page 11: Tugas KMB I. CA Colon

BAB II

PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan

1. Riwayat Kesehatana. Identitas pasienb. Keluhan utama

Klien datang dengan keluhan nyeri abdomen skala 6 disertai mual dan muntah saat buang air besar. Susah buang air besar, feses bercampur darah serta berwarna kehitaman. Anoreksia, badan lemas dan mudah merasa lelah.

c. Riwayat penyakit1) Penyakit sekarang

Nyeri abdomen, susah buang air besar dalam kurun waktu 4 hari. feses bercampur darah dan berwarna kehitaman. Mual muntah saat buang air besar. Anoreksia, badan lemas dan mudah lelah.

2) Penyakit dahuluDikaji adanya riwayat pernah terdiagnosis mengidap atau pernah dirawat untuk kanker kolon karena beresiko untuk mengidap kanker kolon di kemudian hari. Wanita yang pernah mengidap kanker ovarium (indung telur), kanker uterus, dan kanker payudara memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena kanker kolorektal.

3) Riwayat keluargaDikaji ada tidaknya anggota keluarga yang mempunyai riwayat kanker kolon.

2. Pengkajian Umum dan Pemeriksaan Fisika. Pengkajian umum

Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah:1) Aktivitas/istirahat

Gejala : a) Kelemahan, kelelahan/keletihanb) Perubahan pola istirahat/tidur malam hari; adanya faktor-

faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas dan berkeringat malam hari.

c) Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres tinggi.

2) SirkulasiGejala : Palpitasi, nyeri dada pada aktivitasTanda : Dapat terjadi perubahan denyut nadi dan tekanan darah.

3) Integritas egoGejala :a) Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan

cara mengatasi stres (merokok, minum alkohol, menunda pengobatan, keyakinan religius/spiritual)

11

Page 12: Tugas KMB I. CA Colon

b) Masalah terhadap perubahan penampilan (alopesia, lesi cacat, pembedahan)

c) Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.

Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah.4) Eliminasi

Gejala : Perubahan pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasiTanda : Perubahan bising usus, distensi abdomen, teraba massa pada abdomen kuadran kanan bawah

5) Makanan/cairanGejala :a) Riwayat kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak,

pemakaian zat aditif dan bahan pengawet)b) Anoreksia, mual, muntahc) Intoleransi makananTanda : Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot

6) Nyeri/ketidaknyamananGejala : Gejala nyeri bervariasi dari tidak ada, ringan sampai berat tergantung proses penyakit

7) KeamananGejala : Komplikasi pembedahan dan atau efek sitostika.Tanda : Demam, lekopenia, trombositopenia, anemia

8) Interaksi sosialGejala :a) Lemahnya sistem pendukung (keluarga, kerabat, lingkungan)b) Masalah perubahan peran sosial yang berhubungan dengan

perubahan status kesehatan.9) Penyuluhan/pembelajaran

a) Riwayat kanker dalam keluarga.b) Masalah metastase penyakit dan gejala-gejalanya.c) Kebutuhan terapi pembedahan, radiasi dan sitostatika.d) Masalah pemenuhan kebutuhan/aktivitas sehari-hari

b. Pemerikasaan fisik1) Abdomen

a) Inspeksi : inspeksi kesimetrisan, ada tidaknya lesi dan spider nevy

b) Auskultasi : auskultasi abdomen terhadap gerakan peristaltic

c) Palpasi : palpasi abdomen untuk mengetahui massa, distensi, nyeri tekan.

d) Perkusi : perkusi abdomen pada 4 kuadran2) Rektum dan anus : tanda-tanda inflamasi, perubahan warna, lesi,

fistula, hemoroid, adanya masa, tenderness

12

Page 13: Tugas KMB I. CA Colon

B. Diagnosis Keperawatan

1. Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruksi2. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi, malabsorbsi usus atau

penyempitan parsial lumen usus sekunder terhadap proses keganasan usus

3. Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi dan terputusnya kontinuitas jaringan kulit sekunder terhadap tindakan pembedahan

4. Keletihan berhubungan dengan anemia, status penyakit, perubahan kimia tubuh: efek samping obat-obatan, kemoterapi.

5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan usus

6. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan dehidrasi

7. Ansietas berhubungan dengan diagnosis kanker dan rencana pembedahan

8. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang pemaparan dan atau kesalahan interpretasi informasi.

9. Risiko tinggi terhadap kerusakan kulit/jaringan berhubungan dengan penurunan imunologis, insisi bedah (abdomen dan perianal), pembentukan stoma

10. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kolostomi11. Inkontinensia defekasi berhubungan dengan kolostomi12. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur insisi bedah, pembentukan

stoma, dan pemasangan drain

C. Perencanaan dan Intervensi Keperawatan

1. Diagnosis keperawatan : Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruksiTujuan : setelsh dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan pola eliminasi klien sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup dengan ketepatan jumlah dan konsistensiKriteria hasil : klien melaporkan sudah dapat b.a.b dengan teratur.

Intervensi keperawatan Rasional1. Pastikan kebiasaan defekasi

pasien dan gaya hidup sebelunya

2. Observasi gerakan usus, warna, konsistensi, dan jumlah

3. Berikan pelunak feses, supositoria gliserin sesuai indikasi

Membantu dalam jadwal irigasi efektif untuk pasien dengan kolostomi.Indikator kembalinya fungsi GI, mengidentifikasi ketepatan intervensi.

Mungkin perlu untuk merangsang peristaltik dengan perlahan/evakuasi feses.

13

Page 14: Tugas KMB I. CA Colon

2. Diagnosis keperawatan : Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi, malabsorbsi usus atau penyempitan parsial lumen usus sekunder terhadap proses keganasan ususTujuan : setalah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diare teratasi atau penurunan frekuensi defekasi.Kriteria hasil : Klien melaporkan penurunan frekuensi defekasi, konsistensi kembali normal, tidak dehidrasi

Intervensi Keperawatan Rasional1. Bantu kebutuhan defekasi (bila

tirah baring siapkan alat yang diperlukan dekat tempat tidur, pasang tirai dan segera buang feses setelah defekasi)

2. Tingkatkan/pertahankan asupan cairan per oral

3. Ajarkan tentang makanan-minuman yang dapat memperburuk/mencetuskan diare

4. Observasi dan catat frekuensi defekasi, volume dan karakteristik feses

5. Observasi demam, takikardia, letargi, leukositosis, penurunan protein serum, ansietas dan kelesuan

6. Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai program terapi (antibiotika, antikolinergik, kortikosteroid).

Defekasi tiba-tiba dapat terjadi tanpa tanda sehingga perlu diantisipasi dengan menyiapkan keperluan klien.

Mencegah timbulnya maslah kekurangan cairan.

Membantu klien menghindari agen pencetus diare.

Menilai perkembangan masalah.

Mengantisipasi tanda-tanda bahaya perforasi dan peritonitis yang memerlukan tindakan kedaruratan.

Antibiotika untuk membunuh /menghambat pertumbuhan agen patogen biologik, antikolinergik untuk menurunkan peristaltik usus dan menurunkan sekresi digestif, kortikosteroid untuk menurunkan proses inflamasi

3. Diagnosis keperawatan: Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi dan terputusnya kontinuitas jaringan kulit sekunder terhadap tindakan pembedahanTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien dapat melaporkan nyeri berkurang dan dapat dikontrolKriteria hasil : a. Mengungkapkan nyeri hilang atau berkurang secara bertahapb. Skala nyeri berkurang menjadi 1-3 c. Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukand. Mendemonstrasikan ketrampilan relaksasi nafas dalam jika nyeri

timbul dan tekhnik pengalihan lainnyae. Ekspresi wajah lebih rileks

14

Page 15: Tugas KMB I. CA Colon

f. Tekanan darah, nadi dan respirasi menjunjukkan pasien lebih rileks

Intervensi Keperawatan Rasional1. Tentukan riwayat nyeri

(PQRST), misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas, serta tindakan penghilang yang dilakukan

2. Berikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan.

3. bantu melakukan teknik relaksasi misalnya nafas dalam atau perlahan perilaku distraksi, visualisasi dan bimbingan imajinasi

4. berikan obat analgesik sesuai indikasi

Nyeri sebagai pengalaman subyektif dan harus digambarkan oleh pasien. Bantu pasien untuk menilai nyeri dengan membandingkannya dengan pengalaman nyeri.

Aktivitas hiburan dapat menjadi pengalih perhatian pasien dari rasa nyerinya.

Membantu dalam penurunan persepsi/respon nyeri. Memberikan control situasi, meningkatkan perilaku positif.

Membantu proses penyembuhan pasien. kolaborasi dengan ahli kesehatan lain.

4. Diagnosis keperawatan: keletihan berhubungan dengan anemia, status penyakit, perubahan kimia tubuh: efek samping obat-obatan, kemoterapiTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam pasien dapat melaporkan perbaikan perasaan berenergi, ekspresi wajah lebih bersemangatKriteria hasil : a. Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan pada tingkat

kemampuanb. Melakukan aktivitas secara bertahapc. Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Intervensi Keperawatan Rasional1. Rencanakan perawatan

untuk memungkinkan periode istirahat

2. Buat tujuan aktivitas realistis dengan pasien.

3. Dorong pasien untuk melakukan apa saja bila mungkin.

4. Pantau respons fisiologis terhadap aktivitas

Memberi waktu pada klien untuk istirahat selama menjalani pengobatan. Keletihan akan mengurangi efektivitas pengobatan.

Klien akan menyesuaikan dan mempersiapkan diri untuk aktivitasnya.Memberikan keyakinan bahwa pasien masih dapat beraktivitas selama perawatan.

Respon fisiologis pasien postoperasi harus selalu dipantau. Aktivitas yang berlebihan akan menurunkan respon

15

Page 16: Tugas KMB I. CA Colon

5. Dorong masukan nutrisifisiologis pasien.Nutrisi adekuat menunjang aktivitas dan proses penyembuhan pasien.

5. Diagnosis keperawatan : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik sekunder terhadap proses keganasan ususTujuan : Setelah dilakukan intervensi keprawatan selama 3x24jam

kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhiKriteria hasil: klien melaporkan selera makannya meningkat

Intervensi Keperawatan Rasional1. Pertahankan tirah baring

selama fase akut/pasca terapi

2. Bantu perawatan kebersihan rongga mulut (oral hygiene).

3. Berikan diet TKTP, sajikan dalam bentuk yang sesuai perkembangan kesehatan klien (lunak, bubur kasar, nasi biasa).

4. Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi (roborantia)

5. Bila perlu, kolaborasi pemberian nutrisi parenteral.

Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi.

Meningkatkan kenyamanan dan selera makan.

Asupan kalori dan protein tinggi perlu diberikan untuk mengimbangi status hipermetabolisme klien keganasan.

Pemberian preparat zat besi dan vitamin B12 dapat mencegah anemia; pemberian asam folat mungkin perlu untuk mengatasi defisiensi karena malbasorbsi.

Pemberian peroral mungkin dihentikan sementara untuk mengistirahatkan saluran cerna.

6. Diagnosis keperawatan :Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan dehidrasiTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam

diharapkan dapatmempertahan hidrasi adekuat.Kriteria Hasil : membran mukosa lembab, turgor kulit baik, dan refill

kapiler baik, tanda vital stabil, dan secara individual mengeluarkan urine dengan tepat.

Intervensi Keperawatan Rasional1. Awasi masukan dan haluaran

dengan cermat, ukur feses cair. Timbang berat badan tiap hari.

2. Kaji tanda vital (TD, Nadi, Suhu)

Memberikan indikator langsung keseimbangan cairan.

Hipotensi, takikardi, demam dapat menunjukkan respons terhadap dan/atau efek kehilangan cairan.

16

Page 17: Tugas KMB I. CA Colon

3. Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor kulit, pengisian kapiler lambat

4. Pertahankan pembatasan peroral, tirah baring; hindari kerja

5. Observasi perdarahan dan tes feses tiap hari untuk adanya darah samar

6. Kolaborasi pemberian cairan paranteral, transfusi darah sesuai indikasi

7. Kalaborasi pemberian obat sesuai indikasi: Antiemetik, mis, trimetobenzamida (Tigan); hidroksin (Vistaril); proklorperazin (Compazine), Antipiretik, mis, asetaminofen (Tyenol), Vitamin K

Menunjukkan kehilangan cairan berlebihan/ dehidrasi.

Kolon diistirahatkan untuk penyembuhan dan untuk menurunkan kehilangan cairan usus.

Diet tak adekuat dan penurunan absorbsi dapat menimbulkan defisiensi vit. K dan merusak koagulasi, potensial resiko pendarahan.

Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan penggantian cairan untuk memperbaiki kehilangan/ anemia.

Digunakan untuk mengontrol mual/muntah pada eksaserbasi akut, Mengontrol demam, Merangsang pembentukan protrombin hepatik, menstabilisasi koagulasi dan menurunkan resiko perdarahan.

7. Diagnosis Keperawatan : Ansietas berhubungan dengan diagnosis kanker dan rencana pembedahanTujuan : Setelah dilkukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien

menunjukkan tanda-tanda rileks Kriteria hasil : Klien melaporkan penurunan ansietas sampai tingkat

dapat ditangani dan mengungkapkan pemahaman tentang kondisi pasien dan rencana tindakan.

Intervensi Keperawatan Rasional1.Orientasikan klien dan

orang terdekat terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan.

2.Eksplorasi kecemasan klien dan berikan umpan balik.

3.Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang lazim

Informasi yang tepat tentang situasi yang dihadapi klien dapat menurunkan kecemasan/ rasa asing terhadap lingkungan sekitar dan membantu klien mengantisipasi dan menerima situasi yang terjadi.Mengidentifikasi faktor pencetus/ pemberat masalah kecemasan dan menawarkan solusi yang dapat dilakukan klien.

Menunjukkan bahwa kecemasan adalah wajar dan tidak hanya dialami oleh klien satu-satunya dengan harapan klien dapat

17

Page 18: Tugas KMB I. CA Colon

dialami oleh banyak orang dalam situasi klien saat ini.

4. Ijinkan klien ditemani keluarga (significant others) selama fase kecemasan dan pertahankan ketenangan lingkungan.

5. Kolaborasi pemberian obat sedatif.

6. Pantau dan catat respon verbal dan non verbal klien yang menunjukan kecemasan.

memahami dan menerima keadaanya.

Memobilisasi sistem pendukung, mencegah perasaan terisolasi dan menurunkan kecemsan.

Menurunkan kecemasan, memudahkan istirahat.Menilai perkembangan masalah klien.

Mendapatkan informasi keefektifan terapi yang diberikan.

8. Diagnosis keperawatan : Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang pemaparan dan atau kesalahan interpretasi informasiTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam pasien dapat meningkatkan pemahaman klien kondisi/tentang penyakit, tindakan dan prognosis.Kriteria hasil : klien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan penyakit serta prosedur yang akan dilakukan pada dirinya.

Intervensi keperawatan Rasional1. Kaji tingkat pengetahuan klien/

orang terdekat dan kemampuan/kesiapan  belajar klien.

2. Jelaskan tentang proses penyakit, penyebab/faktor risiko, dan dampak penyakit terhadap perubahan status kesehatan-sosio-ekonomi, fungsi-peran dan pola interaksi sosial klien

3. Jelaskan tentang terapi pembedahan, radiasi dan kemoterapi serta efek samping yang dapat terjadi

4. Tekankan pentingnya mempertahan kan asupan nutrisi dan cairan yang adekuat.

Proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental klien.

Meningkatkan pengetahuan klien tentang masalah yang dialaminya.

Meningkatkan partisipasi dan kemandirian klien untuk mengikuti program terapi.Penderita kanker yang mengikuti program terapi yang tepat dengan status gizi yang adekuat meningkatkan kualitas hidupnya. 

18

Page 19: Tugas KMB I. CA Colon

9. Diagnosis keperawatan : risiko tinggi terhadap kerusakan kulit/jaringan berhubungan dengan penurunan imunologis, insisi bedah (abdomen dan perianal), pembentukan stomaTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatn selama 3x24 jam diharapkan dapat meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu dan bebas infeksi.Kriteria hasil : klien melaporkan lukanya sudah sembuh atau mulai sembuh / mengering

Intervensi keperawatan rasional1. Observasi luka, catat

karakteristik drainase

2. Ganti balutan sesuai kebutuhan, gunakan tekhnik aseptic

3. Dorong posisi miring dengan kepala tinggi, hindari duduk lama

4. Kalaborasi irigasi luka sesuai indikasi, gunakan cairan garam faal, larutan hidrogen peroksida, atau larutan antibiotic

Perdarahan pascaoperasi paling sering terjadi selama 48 jam pertama, dimana infeksi dapat terjadi kapan sajaSejumlah besar drainase serosa menuntut penggantian dengan sering untuk menurunkan iritasi kulit dan potensial ptensi

Meningkatkan drainase dari luka parineal atau drain menurunkan resiko pengumpulan. Duduk lama meningkatkan tekanan parineal, menurunkan sirkulasi keluka, dan memperlambat penyembuhan

Diperlukan untuk menginflamasi/ infekasi praoperasi atau kontaminasi intraoperasi

10. Diagnosis keperawatan : Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kolostomiTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien dapat menerima kondisi diri sesuai situasi, menerima perubahan kedalam konsep diri tanpa harga diri yang negatifKriteria hasil : klien menyatakan penerimaan tentang kondisi diri dengan baik

Intervensi keperawatan Rasional1. Pastikan apakah konseling

dlakukan bila mungkin dan/atau ostomi perlu untuk diskusikan

2. Dorong pasien/orang tedekat untuk menyatakan perasaan tentang ostomi

3. Catat prilaku menarik diri.

Memberikan informasi tentang tingkat pengetahuan pasien terhadap pengetahuan tentang situasi pasien.

Membantu pasien untuk menyadari perasaannya tidak biasa dan perasaan bersalah tentng mereka tidak perlu/tidak membantu

Dugaan masalah pada pnilaian

19

Page 20: Tugas KMB I. CA Colon

Peningkatan ktergantungan, manipulasi, atau tidak terlibat pada perawatan.

4. Berikan kesempatan pada pasien untuk menerima ostomi melalui partisipasi pada perawatan diri.

5. Rencanakan/jadwalkan perawatan dengan pasien

6. Pertahankan pendekatan positif selama aktifitas perawatan. Jangan perlihatkan rasa marah secara pribadi

7. Diskusikan kemungkinan kontak dengan pengunjung ostomi, dan buat perjanjian untuk kunjungan berikutnya bila diperlukan.

yang dapat memerlukan evaluasi lanjut dan terapi lebih ketat.

Ketergantungan pada perawatan diri membantu untuk memperbaiki kepercayaan diri dan peneriman situai

Meningkatkan rasa kontroling dan memberikan pesan pada pasien bahwa ia dapat menangani hal tersebut, meningkatkan harga diri

Bantu pasien/orang terdekat untuk menerima perubahan tubuh dan merasakan baik tentang diri sendiri.

Dapat  memberikan sistem pendukung yang baik

11. Diagnosis keperawatan : Inkontinensia defekasi berhubungan dengan kolostomiTujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam klien dapat mengontrol feses dan kembali pada pola eliminasi yang normal.Kriteria hasil : defekasi feses lunak berbentuk (setiap hari, setiap 2 hari dan setiap 3 hari)INTERVENSI RASIONAL

1. Tentukan penyebab inkontinesia

2. Kaji penurunan masalah ADL yang berhubungan dengan masalah inkontinensia

3. Jumlah dan karakteristik inkontinensia

4. Atur pola makan dan sampai beberapa lama terjadi BAB

5. Berkolaborasi dengan fisioterapis melakukan bowel training

6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

Memberikan data dasar untuk memberikan asuhan keperawatan.Pasien terganggu ADL karena BAB.

Menentukan pola inkontinensia

Membantu mengontrol BAB.

Menguatkan otot dasar pelvis.

Mengontrol frekuensi BAB.

20

Page 21: Tugas KMB I. CA Colon

12. Diagnosis keperawatan : risiko infeksi berhubungan dengan prosedur insisi bedah, pembentukan stoma, dan pemasangan drainTujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selam 2x24 jam klien tidak mengalami infeksi selama dirawat di rumah sakit.Kriteria hasil : mencapai pemulihan luka tepat waktu, bebas dari drainase purulen atau eritema dan demam.

INTERVENSI RASIONAL1. Pantau tanda-tanda vital, perhatikan

peningkatan suhu

2. Observasi penyatuan luka, karakteristik drainase, serta ada tidaknya inflamasi

3. Observasi terhadap tanda dan gejala peritonitis. Misal, demam, peningkatan nyeri, distensi abdomen.

4. Pertahankan p[erawatan luka secara aseptik, pertahankan balutan kering.

5. Kultur terhadap kecurigaan drainase/sekresi, kultur baik dari bagian tengah dan bagian tepi luar luka dan dapatkan kultur anaerobik sesuai indikasi.

6. Berikan obat-obatan sesuai indikasi: Antibiotik misal, Cefazoline.

7. Lakukan irigasi luka sesuai kebutuhan.

Suhu malam hari memuncak yang kembali ke normal pada pagi hari adalah karakteristik infeksi. Peningkatan suhu 4-7 hari setelah pembedahan sering menandakan abses luka atau kebocoran cairan dari sisi anastomosis.Perkembangan infeksi dapat memperlambat pemuliahan.

Meskipun persiapan usus dilakukan sebelum pembedahan elektif, peritonitis dapat terjadi bila usus terganggu.

Melindungi pasien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan. Balutan basah bertindak sebagai sumbaretrogad, menyerap kontaminan eksternal.

Organisme multipel mungkin ada pada luka terbuka dan setelah bedah usus. Mengidentifikasi semua organisme yang terlibat memungkinkan terapi antibiotik lebih khusus.

Diberikan secara profilaktik dan untuk mengatasi infeksi.

Mengatasi infeksi bila ada.

21

Page 22: Tugas KMB I. CA Colon

D. Evaluasi 1. Evaluasi proses : aktivitas dari proses keperawatan yang

dilaksanakan segera setelah pelaksanaan perencanaan untuk keefektifan terhadap tindakan.

2. Evaluasi hasil : perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir tindakan keperawatan klien.Hasil yang diharapkan :a. Rasa nyeri berkurangb. Mempertahankan eliminasi usus adekuatc. Meningkatkan toleransi aktivitasd. Mencapai tingkat nutrisi optimal

1) Makan diet rendah residu, tinggi protein, dan tinggi kalori2) Kram abdomen berkurang

e. Keseimbangan cairan tercapaiMembatasi masukan makanan dan cairan oral bila terjadi mual.

f. Ansietas berkurang1) Mengungkapkan masalah dan rasa takut dengan bebas2) Menggunakan tindakan koping untuk menghadapi stress

g. Memerlukan informasi tentang diagnosis, prosedur bedah, dan perawatan diri setelah pulang1) Mendiskusikan diagnosa, prosedur bedah dan perawatan diri

pascaoperatif2) Mendemonstrasikan perawatan ostomi

h. Mempertahankan insisi tetap bersih,stoma, dan luka parinealSecara bertahap meningkatkan partisipasi dalam perawatan stoma dan kulit periostomal.

i. Mengungkapkan perasaan dan masalah tentang diri sendiri secara verba

j. Tidak mengalami komplikasi1) Menggunakan antibiotik oral sesuai resep2) Bekerjasama dalam protokol pembersihan usus3) Tidak demam4) Bising usus ada5) Lingkar abdomen dalam batas normal atau menurun6) Tidak ada bukti perforasi atau perdarahan.

22

Page 23: Tugas KMB I. CA Colon

Daftar Pustaka

Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol.1.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Baugman, Diane dan JoAnn Hackley. 2000.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Suddarth dan Brunner.2002.Keperawatan Medikal-Bedah,Edisi 8,Vol.2.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anonim.2008.Perawatan Kolostomi. http://athearobiansyah.blogspot.com/2008/11/perawatan-kolostomi.html. diunduh tanggal 6 September 2012

Anonim.2011.http://ilmubedah.info/colostomy-kolostomi-definisi-teknik-operasi-20110209.html. diunduh tanggal 6 September 2012

Doenges, Marilynn E ,dkk. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan dan pendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

23

Page 24: Tugas KMB I. CA Colon

LAMPIRAN

24