tugas besar irigasi bangunan air i

130
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi dan Bangunan Air I 1 Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL BAB I PENDAHULUAN Air merupakan sumber daya alam yang semakin hari semakin terbatas persediannya untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup. Berdasarkan jumlah tempat untuk memperolehnya, air terdapat di laut dengan jumlah yang paling besar, yang kedua air berada di dalam permukaan tanah, dan yang ketiga berada di atmosfer. Meskipun berupa air juga, namun sifat air dari ketiga tempat tersebut berbeda-beda. Air dari laut memiliki rasa yang asin, dan di dalam permukaan tanah adalah air dengan kualitas yang lebih baik, yaitu air tawar, dan yang terakhir adalah air yang berada di atmosfer, yaitu dalam bentuk butir-butir air hasil penguapan air hujan. Beberapa hal penting yang menyebabkan eratnya hubungan manusia dengan sumber daya air, dapat disebutkan antara lain : a. Kebutuhan manusia akan kebutuhan makanan nabati. Untuk kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan juga makanan nabati. Jenis makanan ini didapat manusia dari usahanya dalam mengolah tanah dengan tumbuhan penghasil makanan. Untuk keperluan tumbuh dan berkembangnya, tanaman tersebut memerlukan penanganan khusus, terutama dalam pengaturan akan kebutuhan airnya. Manusia kemudian membuat bangunan dan saluran yang berfungsi sebagai prasarana pengambil, pengatur dan pembagi air sungai untuk pembasahan lahan pertaniannya. Bangunan pengambil air tersebut berupa bangunan yang sederhana dan sementara berupa tumpukan batu, kayu dan tanah, sampai dengan bangunan yang permanen seperti bendung, waduk dan bangunan-bangunan lainnya. b. Kebutuhan manusia akan kenyamanan dan keamanan hidupnya.

Upload: derry-ardiansyah

Post on 07-Aug-2015

327 views

Category:

Documents


84 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

1

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

BAB I

PENDAHULUAN

Air merupakan sumber daya alam yang semakin hari semakin terbatas

persediannya untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup. Berdasarkan jumlah tempat

untuk memperolehnya, air terdapat di laut dengan jumlah yang paling besar, yang

kedua air berada di dalam permukaan tanah, dan yang ketiga berada di atmosfer.

Meskipun berupa air juga, namun sifat air dari ketiga tempat tersebut berbeda-beda. Air

dari laut memiliki rasa yang asin, dan di dalam permukaan tanah adalah air dengan

kualitas yang lebih baik, yaitu air tawar, dan yang terakhir adalah air yang berada di

atmosfer, yaitu dalam bentuk butir-butir air hasil penguapan air hujan.

Beberapa hal penting yang menyebabkan eratnya hubungan manusia dengan

sumber daya air, dapat disebutkan antara lain :

a. Kebutuhan manusia akan kebutuhan makanan nabati.

Untuk kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan juga makanan nabati. Jenis

makanan ini didapat manusia dari usahanya dalam mengolah tanah dengan tumbuhan

penghasil makanan. Untuk keperluan tumbuh dan berkembangnya, tanaman tersebut

memerlukan penanganan khusus, terutama dalam pengaturan akan kebutuhan airnya.

Manusia kemudian membuat bangunan dan saluran yang berfungsi sebagai prasarana

pengambil, pengatur dan pembagi air sungai untuk pembasahan lahan pertaniannya.

Bangunan pengambil air tersebut berupa bangunan yang sederhana dan sementara

berupa tumpukan batu, kayu dan tanah, sampai dengan bangunan yang permanen

seperti bendung, waduk dan bangunan-bangunan lainnya.

b. Kebutuhan manusia akan kenyamanan dan keamanan hidupnya.

Page 2: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

2

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Seperti telah diketahui bersama, dalam keadaan biasa dan normal, sungai adalah

mitra yang baik bagi kehidupan manusia. Namun, dalam keadaan dan saatsaat tertentu,

sungaipun adalah musuh manusia yang akan merusak kenyamanan dan keamanan

hidupnya. Pada setiap kejadian dan kegiatan yang ditimbulkan oleh sifat dan perilaku

sungai, manusia kemudian berfikir dan berupaya untuk sebanyak-banyaknya

memanfaatkan sifat dan perilaku sungai yang menguntungkan dan memperkecil atau

bahkan berusaha menghilangkan sifat yang merugikan kehidupannya. Manusia lalu

membangun bangunan-bangunan air sepanjang sungai yang bertujuan untuk

memanfaatkan sumber daya air sungai, misalnya bendungan-bendungan,pusat listrik

tenaga air ataupun membuat bangunan yang diharapkan akan dapat melindungi

manusia terhadap beneana yang ditimbulkan oleh perilaku sungai, misalnya waduk,

krib, tanggul, penahan lereng, bronjong dan fasilitas lainnya.

Kenyataan sejarah pun kemudian membuktikan, bahwa manusia yang tidak bisa

bersahabat dan melestarikan keberadaan sumber daya air yang ada, akan surut dan

runtuh kejayaannya. Kehancuran tersebut tidak hanya semata-mata karena disebabkan

oleh bencana yang ditimbulkan oleh perilaku alam, namun kebanyak merupakan proses

akibat menurunnya fungsi sumber daya air sungai sehingga mematikan beberapa sarana

dan prasarana yang penting bagi kehidupan manusia.

Iklim turut mempengaruhi keberadaan air di muka bumi ini. Keadaan iklim yang

tidak menentu membuat keberadaan air juga menjadi tidak jelas. Di Indonesia sendiri

misalnya, pada waktu musim kemarau, beberapa daerah mengalami kekeringan, dan

ketika musim hujan tiba, mengalami banjir. Oleh karena itu, di butuhkan pengelolaan

air dan tentunya juga lahan yang baik. Pengelolaan air irigasi merupakan cara

pendayagunaan keterampilan-keterampilan, fisis, biologis, kemis, dan sumber daya

Page 3: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

3

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

sosial untuk menyediakan air dalam rangka memperbaiki produksi pangan dan serat-

seratan.

Untuk menunjang pengelolaan air irigasi tersebut maka dibuatlah suatu jaringan

irigasi.Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan

untuk pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian,

pemberian dan penggunaannya.

Secara hirarki jaringan irigasi dibagi menjadi jaringan utama dan jaringan tersier.

Jaringan utama meliputi bangunan, saluran primer dan saluran sekunder. Sedangkan

jaringan tersier terdiri dari bangunan dan saluran yang berada dalam petak tersier.

Suatu kesatuan wilayah yang mendapatkan air dari suatu jarigan irigasi disebut dengan

Daerah Irigasi.

1.1. Sejarah Irigasi

Secara umum menjelaskan perkembangan mulai dari adanya usaha pembuatan

irigasi sangat sedehana, perkembangan irigasi di Mesir, Babilonia, India,dll kemudian

bagaimana perkembangan irigasi di Indonesia sampai saat sekarang.

Irigasi Mesir Kuno dan Tradisional Nusantara

Sejak Mesir Kuno telah dikenal dengan memanfaatkan Sungai Nil. Di Indonesia

irigasi tradisional telah juga berlangsung sejak nenek moyang kita. Hal ini dapat dilihat

juga cara bercocok tanam pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia. Dengan

membendung kali secara bergantian untuk dialirkan ke sawah. Cara lain adalah mencari

sumber air pegunungan dan dialirkan dengan bambu yang bersambung. Ada juga

dengan membawa dengan ember yang terbuat dari daun pinang atau menimba dari kali

yang dilemparkan ke sawah dengan ember daun pinang juga.

Sistem Irigasi Zaman Hindia Belanda

Page 4: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

4

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Sistem irigasi adalah salah satu upaya Belanda dalam melaksanakan Tanam Paksa

(Cultuurstelsel) pada tahun 1830. Pemerintah Hindia Belanda dalam Tanam Paksa

tersebut mengupayakan agar semua lahan yang dicetak untuk persawahan maupun

perkebunan harus menghasilkan panen yang optimal dalam mengeksplotasi tanah

jajahannya.

Sistem irigasi yang dulu telah mengenal saluran primer, sekunder, ataupun

tersier. Tetapi sumber air belum memakai sistem Waduk Serbaguna seperti TVA di

Amerika Serikat. Air dalam irigasi lama disalurkan dari sumber kali yang disusun

dalam sistem irigasi terpadu, untuk memenuhi pengairan persawahan, di mana para

petani diharuskan membayar uang iuran sewa pemakaian air untuk sawahnya.

Di Bali, irigasi sudah ada sebelum tahun 1343 M, hal ini terbukti dengan adanya

sedahan (petugas yang melakukan koordinasi atas subak-subak dan mengurus

pemungutan pajak atas tanah wilayahnya). Sedangkan pengertian subak adalah “ Suatu

masyarakat hukum adat di Bali yang bersifat sosio agraris relegius yang secra histories

tumbuh dan berkembang sebagai suatu organisasi di bidang tataguna air di tingkat

usaha tani” (PP. 23 tahun 1982, tentang Irigasi).

1.2 Pengertian Irigasi

irigasi yaitu merupakan suatu proses pengaliran air dari sumber air ke system

pertanian. Irigasi adalah proses penambahan air untuk memenuhi kebutuhan lengas

tanah bagi pertumbuhan tanaman (Israelsen & Hansen, 1980).Irigasi adalah usaha

penyediaan, pengaturan dan pembuangan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya

meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan

tambak (PP 20/2006). Tindakan intervensi manusia untuk mengubah agihan air dari

Page 5: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

5

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

sumbernya menurut ruang dan waktu serta mengelola sebagian atau seluruh jumlah

tersebut untuk menaikkan produksi tanaman (Small & Svendsen, 1992).

Beberapa Pengertian Irigasi :

a. Daerah pengaliran : adalah daerah pada pengaliran sungai (DPS), dimana apabila

terjadi peristiwa-peristiwa alam dan perubahan hidro-klimatologi, akan

mempengaruhi kondisi pengaliran pada sungai tersebut.

b. Daerah irigasi atau daerah pengairan : adalah kesatuan wilayah atau daerah yang

mendapat air dari satu jaringan irigasi.

c. Daerah potensial : adalah daerah yang mempunyai kemungkinan baik untuk

dikembangkan.

d. Daerah fungsional : adalah bagian dari daerah potensial yang telah memiliki

jaringan irigasi yang telah dikembangkan; luas daerah fungsional ini sama atau

lebih keeil dari daerah potensial.

e. Jaringan irigasi : adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan

diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan,

pembagian, pemberian dan penggunannya.

f. Petak irigasi : adalah petak lahan yang memperoleh pemberian air irigasi dari satu

jaringan irigasi.

g. Penyediaan irigasi : adalah penentuan banyaknya air yang dapat dipergunakan

untuk menunjang pertanian.

h. Pembagian air irigasi : adalah penyaluran air yang dilaksanakan oleh pihak yang

berwenang dalam ekspoitasi pada jaringan irigasi utama hingga ke petak tersier.

i. Pemberian air irigasi : adalah penyaluran jatah air irigasi dari jaringan utama ke

petak tersier.

j. Penggunaan air irigasi : adalah pemanfaatan air irigasi di tingkat usaha tani.

Page 6: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

6

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Sedangkan menurut PP RI No. 77 tahun 2001 mengenai irigasi, mendefinisikan

Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas maupun di bawah permukaan tanah,

termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang

dimanfaatkan di darat. Sumber air adalah wadah atau tempat air baik yang terdapat

pada, di atas maupun di bawah permukaan tanah. Irigasi adalah usaha penyediaan dan

pengaturan air untuk menunjang pertanian, yang jenisnya meliputi irigasi air

permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.

Daerah irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu jaringan

irigasi. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang

merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari

penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian yang berada dalam satu system

irigasi, mulai dari bangunan utama, saluran induk atau primer, saluran sekunder, dan

bangunan sadap serta bangunan pelengkapnya.

Jaringan tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana

pelayanan air di dalam petak tersier yang terdiri dari saluran pembawa yang disebut

saluran tersier, saluran pembagi yang disebut saluran kuarter dan saluran pembuang

berikut saluran bangunan turutan serta pelengkapnya, termasuk jaringan irigasi pompa

yang luas areal pelayanannya disamakan dengan areal tersier. Petak irigasi adalah petak

lahan yang memperoleh air irigasi. Petak tersier adalah kumpulan petak irigasi yang

merupakan kesatuan dan mendapatkan air irigasi melalui saluran tersier yang sama.

Penyediaan air irigasi adalah penentuan banyaknya air per satuan waktu dan saat

pemberian air yang dapat dipergunakan untuk menunjang pertanian. Pembagian air

irigasi adalah penyaluran air dalam jaringan utama. Pemberian air irigasi adalah alokasi

air dari jaringan utama ke petak tersier dan kuaerter. Penggunaan air irigasi adalah

pemanfaatan air di lahan pertanian.

Page 7: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

7

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Waduk adalah tempat atau wadah penampungan air di sungai agar dapat

digunakan untuk irigasi maupun keperluan lainnya. Waduk lapangan atau embung

adalah tempat atau wadah penampungan air irigasi pada waktu terjadi surplus air di

sungai atau air hujan. Pembangunan jaringan irigasi adalah seluruh kegiatan

penyediaan jaringan irigasi di wilayah tertentu yang belum ada jaringan irigasinya atau

penyediaan jaringan irigasi untuk menambah areal pelayanan.

Pengelolaan irigasi adalah segala usaha pendayagunaan air irigasi yang meliputi

operasi dan pemeliharaan, pengamanan, rehabilitasi, dan peningkatan jaringan irigasi.

Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi adalah kegiatan pengaturan air dan jaringan

irigasi yang meliputi penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan

pembuangannya, termasuk usaha mempertahankan kondisi jaringan irigasi agar tetap

berfungsi dengan baik. Pengamanan jaringan irigasi adalah adalah upaya untuk

mencegah dan menanggulangi terjadinya kerusakan jaringan irigasi yang disebabkan

oleh daya rusak air, hewan, atau oleh manusia guna mempertahankan fungsi jaringan

irigasi.

Irigasi merupakan suatu ilmu yang memanfaatkan air untuk tanaan mulai dari

tumbuh sampai masa panen. Air tersebut diambil dari sumbernya, dibawa melalui

saluran, dibagikan kepada tanaman yang memerlukan secara teratur, dan setelah air

tersebut terpakai, kemudian dibuang melalui saluran pembuang menuju sungai kembali.

Irigasi dikehendaki dalam situasi:

(a) bila jumlah curah hujan lebih kecil dari pada kebutuhan tanaman;

(b) bila jumlah curah hujan mencukupi tetapi distribusi dari curah hujan tidak

bersamaan dengan waktu yang dikehendaki tanaman.

Page 8: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

8

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

1.3 Maksud Dan Tujuan Irigasi

Tujuan utama irigasi adalah untuk: Membasahi tanah, merabuk, mengatur suhu

tanah, kolmatase, membersihkan air kotor, meninggikan air tanah, pemeliharaan ikan.

Tujuan pembuatan suatu bangunan air di sungai adalah sebagai upaya manusia untuk

meningkatkan faktor yang menguntungkan dan memperkecil atau menghilangkan

faktor yang merugikan dari suatu sumber daya air terhadap kehidupan manusia.

Manfaat dari suatu bangunan air di sungai adalah untuk membantu manusia dalam

kelangsungan hidupnya, dalam upaya penyediaan makanan nabati dan memperbesar

rasa aman dan kenyamanan hidup manusia terutama yang hidup di lembah dan di tepi

sungai. Tujuan irigasi pada suatu daerah adalah upaya untuk penyediaan dan

pengaturan air untuk menunjang pertanian, dari sumber air ke daerah yang memerlukan

dan mendistribusikan secara teknis dan sistematis.

Adapun manfaat suatu sistem irigasi adalah :

a. untuk membasahi tanah, yaitu membantu pembasahan tanah pada daerah

yang curah hujannya kurang atua tidak menentu.

b. untuk mengatur pembasahan tanah, yang dimaksudkan agar daerah pertanaindapat

di airi sepanajng waktu, baik pada musim kemarau mupun pada musim penghujan.

c. untuk menyuburkan tanah, yaitu dengan mengalirkan air yang mengandung lumpur

pada daerah pertanian sehingga tanah dapat menerima unsur-unrur penyubur.

d. untuk kolmatase, yaitu meninggikan tanah yang rendah (rawa) dengan endapan

lumpur yang dikandung oleh air irigasi.

e. untuk penggelontoran air di kota, yaitu dengan menggunakan air irigasi,

kotoran/sampah di kota digelontor ke tempat yang telah disediakan dan selanjutnya

dibasmi secara alamiah.

Page 9: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

9

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

f. pada daerah dingin, dengan mengalirkan air yang suhunya lebih tinggi daripada

tanah, dimungkinkan untuk mengadakan pertanianjuga pada musim tersebut.

Irigasi berfungsi mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan

produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan

masyarakat, khususnya petani, yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi

dalam hal ini perencanaan irigasi harus memperhatikan:

(1) partisipasi pengguna air terutama petani,

(2) terpadu,

(3) berwawasan lingkungan hidup,

(4) transparan,

(5) akuntabel,

(6) berkeadilan.

1. Partisipasi pengguna air

Penggunaan air irigasi adalah kegiatan memanfaatkan air dari petak tersier untuk

mengairi lahan pertanian pada saat diperlukan. Petani merupakan pemakai utama air

irigasi untuk mengairi sawah. Partisipasi masyarakat umumnya berwujud peran serta

dalam proses pengambilan keputusan pengaturan pemakaian air selain itu, kontribusi

finansial untuk membiayai perbaikan kerusakan prasarana pengairan.

2. Terpadu

Dalam perencanaan serta penggunaan irigasi dilaksanakan secara bersama-sama

dari instansi pemerintah yang terkait sampai pada masyarakat petani pemakai air

dimana setiap pihak yang terkait mempunyai fungsi masing-masing. Di masa lalu,

pemerintah sering kali lebih berperan (dominan) dalam merencanakan, melaksanakan,

Page 10: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

10

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

dan mengevaluasi sistem irigasi. Saat ini sistem irigasi harus dilaksanakan secara

bersama bahkan dimulai dari daerah yang paling membutuhkan.

3. Berwawasan lingkungan

Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi bertujuan mewujudkan

kemanfaatan air dalam bidang pertanian dilaksanakan di seluruh daerah irigasi dengan

berwawasan lingkungan. Artinya pendekatan interdisipliner eko-hidroulik dipandang

sebagai suatu pola rekayasa yang bisa diterima serta memiliki keberlanjutan yang

tinggi, karena pendekatan yang digunakan sudah memasukkan faktor fisik (abiotik)

maupun non fisik (biotik) yang memegang peran penting dalam penyelesaian masalah

keairan.

4. Transparan

Dalam merancang irigasi dibutuhkan keterbukaan atau transparansi semua aspek

baik dalam pendanaan sampai langkah-langkah apa yang harus dilakukan dalam

merancang sistem irigasi, serta terbuka dalam menerima masukan dari berbagai sumber

terutama petani pemakai air.

5. Akuntabel

Dalam perancangan irigasi harus diperhatikan segi ekonomisnya, yang pertama

mengetahui seberapa besar keuntungan ekonomi petani apabila menggunakan irigasi,

dana yang digunakan untuk pembangunan irigasi harus terinci sehingga tidak terjadi

penyimpangan anggaran.

6. Berkeadilan

Penggunaan irigasi harus ditinjau dari pembagian air irigasinya yang merata

sehingga semua aspek tidak ada yang dirugikan.

Sistem Rancangan Irigasi membutuhkan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Survey kondisi keadaan sekarang (sesuai kebutuhan pertanian)

Page 11: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

11

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

- Penyusunan daerah yang akan dirancang

- Survey keperluan irigasi(sumber air)

- Survey saluran irigasi dan drainase yang ada (terdapat aliran air yang

permanen atau tidak)

- Survey dan pengumpulan data Hidrologi dan meteorologi (Klimat, Sumber

air, Topografi, Jenis tanah, dan Tata guna lahan)

- Survey hubungan pemanfaatan air yang bersamaan (Sosek, Sosio-kultur)

2. Rancangan fasilitas Irigasi (Rice baced irrigation)

- Rancangan irigasi di persawahan:

a. Penentuan keperluan Air

b. Penyelidikan kemungkinan penghematan air irigasi

c. Pemeliharaan cara irigasi perhitungan air (perhitungan keperluan air

periodis)

d. Tindakan yang diperlukan setelah terjadi perubahan lingkungan.

3. Rancangan fasilitas sumber air dan penyaluran air

- Penyelidikan cara pemberian air

- Penentuan fasilitas keperluan air

- Rancangan fasilitas sumber air

1.4 Sistem Irigasi dan Klasifikasi Jaringan Irigasi

Sistem Irigasi

Berikut ini penjelasan berbagai saluran yang ada dalam suatu sistern irigasi.

Page 12: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

12

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

o Saluran primer membawa air dari bangunan sadap menuju saluran sekunder

dan ke petak-petak tersier yang diairi. Batas ujung saluran primer adalah

pada bangunan bagi yang terakhir.

o Saluran sekunder membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran

primer menuju petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder

tersebut. batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan sadap terakhir.

o Saluran tersier membawa air dari bangunan yang menyadap dari saluran

sekunder menuju petak-petak kuarter yang dilayani oleh saluran sekunder

tersebut. batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan boks tersier

terkahir.

o Saluran kuarter mernbawa air dari bangunan yang menyadap dari boks

tersier menuju petak-petak sawah yang dilayani oleh saluran sekunder

tersebut. batas akhir dari saluran sekunder adalah bangunan boks kuarter

terkahir.

o Saluran Pembuang

o Saluran pembuang kuarter menampung air langsung dari sawah di

daerah atasnya atau dari saluran pernbuang di daerah bawah.

o Saluran pembuang tersier menampung air buangan dari saluran

pernbuang kuarter.

o Saluran pembuang primer menampung dari saluran pernbuang tersier

dan membawanya untuk dialirkan kernbali ke sungai.

1.5 Jaringan irigasi

Jaringan irigasi adalah satu kesatuan saluran dan bangunan yang diperlukan

untuk pengaturan air irigasi, mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian,

Page 13: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

13

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

pemberian dan penggunaannya. Berkaitan dengan sistem irigasi yang telah dibahas

pada bab 1, maka jaringan irigasi yang akan dibahas pada bab ini termasuk sistem

irigasi permukaan .Secara hirarki jaringan irigasi dibagi menjadi jaringan utama dan

jaringan tersier. Jaringan utama meliputi bangunan, saluran primer dan saluran

sekunder.Sedangkan jaringan tersier terdiri dari bangunan dan saluran yang berada

dalampetak tersier. Suatu kesatuan wilayah yang mendapatkan air dari suatu jarigan

irigasi disebut dengan Daerah Irigasi.

1.6 Klasifikasi Jaringan Irigasi

Berdasarkan cara pengaturan, pengukuran, serta kelengkapan fasilitas, jaringan

irigasi dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu (1) jaringan irigasi sederhana,

(2) jaringan irigasi semi teknis dan (3) jaringan irigasi teknis

o Jaringan irigasi sederhana biasanya diusahakan secara mandiri oleh suatu

kelompok petani pemakai air, sehingga kelengkapan maupun kemampuan

dalam mengukur dan mengatur masih sangat terbatas. Ketersediaan air

biasanya melimpah dan mempunyai kemiringan yang sedang sampai curam,

sehingga mudah untuk mengalirkan dan membagi air. Jaringan irigasi

sederhana mudah diorganisasikan karena menyangkut pemakai air dari latar

belakang sosial yang sama. Namun jaringan ini masih memiliki beberapa

kelemahan antara lain, (1) terjadi pemborosan air karena banyak air yang

terbuang, (2) air yang terbuang tidak selalu mencapai lahan di sebelah

bawah yang lebih subur, dan (3) bangunan penyadap bersifat sementara,

sehingga tidak mampu bertahan lama.

Page 14: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

14

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

o Jaringan irigasi semi teknis memiliki bangunan sadap yang permanen

ataupun semi permanen. Bangunan sadap pada umumnya sudah dilengkapi

dengan bangunan pengambil dan pengukur. Jaringan saluran sudah terdapat

beberapa bangunan permanen, namun sistem pembagiannya belum

sepenuhnya mampu mengatur dan mengukur. Karena belum mampu

mengatur dan mengukur dengan baik, sistem pengorganisasian biasanya

lebih rumit.

o Jaringan irigasi teknis mempunyai bangunan sadap yang permanen.

Bangunan sadap serta bangunan bagi mampu mengatur dan mengukur.

Disamping itu terdapat pemisahan antara saluran pemberi dan pembuang.

Pengaturan dan pengukuran dilakukan dari bangunan penyadap sampai ke

petak tersier. Untuk memudahkan sistem pelayanan irigasi kepada lahan

pertanian, disusun suatu organisasi petak yang terdiri dari petak primer,

petak sekunder, petak tersier, petak kuarter dan petak sawah sebagai satuan

terkecil.

Page 15: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

15

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

BAB II

PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI

2.1 Metode Pemberian Air

Metode pemberian bagi tanaman sangat tergantung dari macam tanaman,

peralata yang dipergunakan dan kebiasaan setempat yang berlaku.

Ada5 cara pokok dalam pemberian air bagi tanaman :

1. Merendam tanah

Dengan merendam tanah ada 3 cara yang dapat dilakukan, yaitu :

a. Pemberian secara alami atau sesuai dengan keadaan alamnya, akibat

banjir sungai meluap dan menggenangi tanah persawahan, kemudian

baru ditanami setelah air surut.

b. Merendam tanah dengan air diam.

c. Merendam tanah dengan memperbaharui air.

2. Merembeskan air

Ada 2 cara yang dapat dilakukan, yaitu :

a. Pengaliran lereng tanah, dimana air dialirkan pada daerah miring dan

daam lapisan tipis baja.

b. Pengaliran panggung tanah, cara pemberian airnya sama dengan

pengaliran dilereng tanah, cara ini dilakukan untuk mengairi ladang

yang tanahnya datar.

3. Pengaliran dan pengeringan

Page 16: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

16

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Apabila tanah tidak begitu dapat meloloskan air (tanah liatt), maka tanah

mudah becek sehingga untuk mengatasinya disamping pengaliran juga harus

dilakukan pengeringan, untuk itu prlu dibangun drainase.

4. Pembasahan tanah

Dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

a. Melalui selokan atau saluran terbuka

Diatas tanah atau petak-petak tanah dibuat selokan-selokan, sehingga air

dapat dialirkan dalam selokan-selokan tersebut.

b. Dengan pipa-pipa yang ditanam dalam tanah.

Cara ini di indonesia belum banyak dilakukan, karena masih dianggap

mahal dan asing, biasanya diameter pipa adalah adalah 30cm, diberi

lubang-lubang dibeberapa tempat dan dijaga agar lubang tersebut tidak

tersumbat.

5. Menyiram dan menyemproturnakan

Cara pemberian air dengan menyiram menyerupai tetesan air hujan,

sehingga pmakaian air sangat hemat dan semua tanaman dapat kebagian air

sesuai jangkauan air hujan, cara ini terkenal dengan istilah sprinkler, yaitu

penyiraman sistem disemprotkan yang dilakukan dengan tekana, biasanya

dipakai curat seperti pompa curat pemadam kebakaran yang sering

dilakukan untuk penyiraman tanam kota.

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Air Tanaman

Kebutuhan air bagi tanaman biasa disebut sebagai kebutuhan air irigasi (NFP),

yang ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Penyiapan lahan (LP = Land preparation)

Page 17: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

17

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

b. Penggunaan konsumtip (Etc = evapotranspiration)

c. Perkolasi (P = percolation)

d. Pergantian lapisan air (WLR = water land requirement)

e. Curah hujan efektif (Re)

f. Efesiensi irigasi (ef)

g. Pola tanaman

Besarnya kebutruhan air irigasi dinyatakan sebagai berikut (Dirjen, Dep P.U

bagian penunjang perencanaan. 1986 : hal 6).

1. Kebutuhan air bersih disawah untuk padi

NFR = Etc + P – Re + WLR

2. Kebutuhan bersih air sawah untuk palawija

NFR = Etc + P – Re

3. Kebutuhan bersih air dipintu pengambilan (intake)

DR = NFR / 8,64*efesiensi irigasi

Cara Perhitungan Kebutuhan Air

Untuk menghitung kebutuhan air guna pertumbuhan tanaman, ada 4 cara dalam

menetapkan kesatuan pemakaian air, yaitu :

a. Menurut tnggi air yang dibutuhkan guna sebidang tanah yang ditanami,

sehingga banyaknya air yang dibutuhkan = tinggi muka air x luas tanah.

b. Jumlah air yang dibutuhkan untuk sebidang tanah (luas tanah yang ditanam)

dengan sekali penyiraman atau selama masa pertumbuhan tanaman,

Page 18: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

18

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

misalnya A m tiap ha. Digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan air

disuatu daerah pengairan, karena persediaan aircraft diwaduk dalam jumlah

tertentu pula, maka arealnya tanaman dapati dihitung. Misalnya untuk

daerah 1 ha tanaman diperlukan A m selama pertumbuhannya. Maka areal

tanaman yang dapat dialiri oleh waduk = (isi waduk – kehilangan air akibat

peresapan dan penguapan) dibagi A =....ha

c. Dalam satuan pengaliran air, jadi dihitung isi air yang diperlukan dalam

satuan waktu (lama pengaliran) untuk satuan luas. Biasanya disebut A

liter/detik hektar. Cara ini lazim digunakan untuk setiap kebutuhan

pengairan bagi tanaman dalam tiap-tiap waktu tertentu 1 dt/ha atau m /dt/ha

d. Menentukan luas tanaman yang dapat diairi dalam jumlah dan waktu

tertentu 9 duty of water) – ( 1 second foot = 28,31 / dt untuk A ha tanaman )

atau dapat diartikan bahwa suatu tanaman dalam areal tertentu pula (1

second foot). Cara ini banyak digunakan di amerika, india, dan mesir

sedangkan di indonesia hampir tidak pernah ada yang memakai cara itu

(kurang lazim digunakan)

2.3 Hubungan Antara Air, Tanah, Udara Dan Tanaman.

Tanaman sejak disemaikan sampai mengeluarkan hasil memerlukan

unsur hara. Selain ketersediaan unsur hara. Pertumbuhan tanaman menyangkut

kesuburan dipengaruhi faktor-faktor seperti : air,iklim dan tanaman itu sendiri.

Kebutuha pokok untuk kesuburan hidup tanaman adalah ; unsur-unsur

tertentu (hara),air, udara,cahaya,dan panas (suhu). Pertumbuhan akar

Page 19: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

19

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

dipengaruhi oleh tingkat tinggi rendahnya suhu tanah pada daerah perakaran,

begiyu pula dengan ketersediaan udara dalam tanah mempengaruhi pula

penapasan sebagian dari akar-akar tanaman.Pertumbuhan tanaman akan

mwnjadi baik bilamana disediakan kondidi ideal untuk tanaman tersebut. Unsur

hara yang diperlukan adalah unsur hara makro dan mikro ketersediaan unsur

hara dalam tanah berupa senyawa kompleks yang sukar larut dan dapat berupa

senyawa sederhana yang larut dalam air dan relatif tersedia untuk tanaman.

Keragaman jenis tumbuh-tumbuhan karena adanya pengaruh iklim yang

kompleks, selain butuh iar, tanaman membutuhkan tempat untuk hidup yaitu

tanah. Tanah yang untuk usaha pertanian adalah tanah yang mudah diolah, dan

produktivitas tinggi, Sedangkan komposisi tanah untuk kepentingan pertanian

berupa tanah mineral dengan kandungan bahan organic (humus) dan tentu saja

unsur air dan udara ada pada komposisi tanah tersebut.

Di bawah permukaan tanah, pori-pori mengandung air dan udara dengan

jumlah yang berubah-ubah bila air hujan jatuh kepermukaan tanah, air trus

bergerak ke bawa melalui zone aerasi dan sebagian mengisi pori-pori tanah dan

tinggal dalam pori-pori yang ditahan oleh gaya-gaya kapiler disekitar butir-butir

tanah.

Air yang berada pada lapisan atas dari zona aerasi disebut lengas tanah.

Bila kapasitas menahan air tanah pada zone aerasi telah dipenuhi, air akan

bergerak ke bawah menuju Zone saturasi, dan air ini disebut air tanah. Bentuk

tanah lengas secara umum diklasifikasikan sebagai : air gravitasi, air kapiler,

dan air higroskopis. Di dalampembicaraan tentang konstanta lengas tanah,

Page 20: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

20

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

dijumpai beberapa yaitu : kapasitas kejenuhan, kapasitas lapang, titik layu

permanen, titik layu akhir, dan koefisien higroskopis.

Frekuensi pemberian air irigasi dipengaruhi oleh sipat hubungan antara

tanaman, tanah, dan air. Faktor yang mempengaruhi daya penahanan tanah

adalah tekstur, struktur, dan bahan-bahan organic yang trkandung dalam tanah.

Sedangkan ukuran butir menentukan struktur tanah, dan produktivitas tanaman

dipengaruhi oleh struktur tanah. Frekuensi pemberian air yang paling sesuai

merupakan hasil keputusan berdasarkan pengaruh berbagai faktor kombinasi

(hasil percobaan/penelitian). Kesubura fisik tanah ditentukan oleh struktur

tanah, namun kesuburan kimiawi ditentukan oleh kemampuan. Tanah

menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Unsur-unsur

utama, yakni: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg,Fe, Mn, Cu,B, Zn, Mo, dan Cl,

tanaman memerlukan air dalam jumlah berbeda menurut macam tanaman, bila

ditijau response terhadap air, secara garis di golongkan menjadi 3 jenis:

tanaman aquatik, tanaman semi aquatik, dan tanaman tanah kering.

2.4 Perhitungan Kebutuhan Air Untuk Tanaman

Page 21: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

21

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

B. TABEL DATA KLIMATOLOGI

Tabel 1. Data Kecepatan Angin (Knot), Sumber BMKG STA. Meteorologi Pangkalan Bun 2005

No Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1. 1996 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 6,0 6,0 5,0 5,0 5,0

2. 1997 6,0 6,0 5,0 5,0 5,0 6,0 6,0 5,0 6,0 5,0 5,0 5,0

3. 1998 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 4,0 5,0 6,0 5,0 5,0 5,0 5,0

4. 1999 5,0 5,0 5,0 6,0 6,0 6,0 5,0 5,0 5,0 5,0 6,0 5,0

5. 2000 5,0 5,0 6,0 5,0 5,0 5,0 6,0 6,0 6,0 5,0 5,0 5,0

6. 2001 5,0 6,0 5,0 6,0 5,0 5,0 6,0 7,0 6,0 5,0 6,0 6,0

7. 2002 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 6,0 6,0 7,0 7,0 6,0 6,0 5,0

8. 2003 5,0 5,0 5,0 5,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 5,0 6,0

9. 2004 6,0 5,0 5,0 5,0 5,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 5,0 6,0

10. 2005 5,0 5,0 5,0 5,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 5,0 6,0

RATA-RATA 5,2 5,2 5,1 5,2 5,3 5,5 5,7 6 5,9 5,4 5,3 5,4

Page 22: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

22

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Tabel 2. Data Temperatur Udara rata-rata (°C), Sumber BMKG STA. Meteorologi Pangkalan Bun 2005

No Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1. 1996 25,9 25,9 27,6 26,8 27,2 27,6 26,2 25,7 26,5 25,9 26,5 25,9

2. 1997 26,4 26,2 26,9 26,4 26,9 27 25,9 26,2 25,7 26,2 26,5 27

3. 1998 26,8 27,3 26,9 27,3 27,5 26,9 26,7 26,2 26 26,7 26,1 26

4. 1999 25,7 26,4 26,3 26 26,4 26,2 25,5 25,7 25,8 26,2 25,9 25,8

5. 2000 25,5 26,3 26,7 26,2 26,9 26,2 25,9 26,2 26,6 26,4 26,4 26,4

6. 2001 26,2 26,5 26,4 26,5 27,4 26,6 26,5 26,6 26,8 26,6 26,2 26

7. 2002 26,3 26,9 26,6 26,5 27,4 26,4 27 26,2 26,2 26,8 26,3 26

8. 2003 25,4 26,5 26,5 26,5 27,2 27,8 26 26,4 26,7 26,6 26,1 26,1

9. 2004 26,3 26,5 26,5 27 27,3 26,5 25,8 25,6 26,7 26,7 25,6 26,1

10. 2005 26,6 26,4 26,7 26,3 27,1 26,9 26,1 26,5 26,6 26,4 25,6 26,1

RATA-RATA 26,11 26,49 26,71 26,55 27,13 26,81 26,16 26,13 26,4 26,5 26,12 26,14

Page 23: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

23

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Tabel 3. Data Kelembaban Udara rata-rata (Rh dalam %), Sumber BMKG STA. Meteorologi Pangkalan Bun 2005

No Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1. 1996 88 89 88 86 84 86 85 87 85 88 86 87

2. 1997 85 85 88 88 85 82 84 79 81 85 86 85

3. 1998 89 88 90 89 89 89 87 89 89 88 90 89

4. 1999 88 87 88 88 88 87 87 85 86 88 90 90

5. 2000 89 86 85 92 89 91 90 90 89 92 90 89

6. 2001 85 84 85 87 84 86 85 81 84 86 88 87

7. 2002 87 84 89 90 88 86 81 81 83 83 88 88

8. 2003 87 88 88 89 88 83 84 83 84 87 91 90

9. 2004 90 88 80 88 86 85 88 80 79 85 88 88

10. 2005 88 89 89 91 87 87 87 86 83 88 89 90

Page 24: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

24

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

RATA-RATA 87,6 86,8 87 88,8 86,8 86,2 85,8 84,1 84,3 87 88,6 88,3

Tabel 4. Data Lama Matahari Bersinar (n/D dalam %), Sumber BMKG STA. Meteorologi Pangkalan Bun 2005

No Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1. 1996 51 53 55 59 77 71 76 62 51 52 63 43

2. 1997 61 59 74 59 76 83 75 86 26 9 35 54

3. 1998 53 55 33 33 57 58 69 63 63 55 50 53

4. 1999 42 58 51 71 52 75 72 71 66 54 54 38

5. 2000 34 46 58 55 68 53 62 62 71 60 57 54

6. 2001 51 50 56 51 58 66 70 80 58 54 55 48

7. 2002 41 62 54 55 67 53 83 82 50 56 43 45

8. 2003 46 43 48 49 65 76 69 86 60 53 46 40

9. 2004 48 55 58 59 67 72 53 90 68 65 50 39

Page 25: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

25

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

10. 2005 62 53 50 48 69 70 52 66 62 51 52 43

RATA-RATA 48,9 53,4 53,7 53,9 65,6 67,7 68,1 74,8 57,5 50,9 50,5 45,7

Page 26: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

26

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Tabel 5. Data Curah Hujan Harian Pada Tahun 2005

Tgl Jan Feb mar apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

1 11,5 0,0 9,5 13,0 0,0 11,5 12,0 0,0 0,0 0,0 9,5 11,5

2 12,0 0,0 10,0 12,0 0,0 14,5 11,5 10,0 10,0 13,5 10,0 12,0

3 13,0 11,0 8,5 12,5 11,0 0,0 12,5 10,5 8,5 0,0 8,5 13,0

4 9,5 10,0 9,0 0,0 10,0 9,5 0,0 9,0 9,0 9,5 9,0 9,5

5 10,0 9,0 0,0 0,0 9,0 8,5 9,0 0,0 0,0 10,0 0,0 10,0

6 8,5 0,0 0,0 8,5 8,5 0,0 8,5 9,6 0,0 12,5 0,0 0,0

7 0,0 0,0 11,0 9,6 0,0 0,0 0,0 10,0 11,0 0,0 11,0 0,0

8 0,0 0,0 12,3 8,5 0,0 10,5 8,5 12,3 12,3 11,8 12,3 10,5

9 0,0 13,5 14,0 0,0 13,5 0,0 0,0 13,5 14,0 11,2 14,0 0,0

10 0,0 12,0 0,0 0,0 12,0 11,0 9,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

11 8,5 11,0 8,5 10,2 11,0 8,5 10,2 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5

12 9,2 0,0 9,0 11,0 0,0 0,0 11,0 9,0 9,0 9,2 9,0 9,2

13 11,0 10,5 0,0 13,5 10,5 11,0 13,5 0,0 0,0 0,0 0,0 11,0

14 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 12,0 10,5 0,0 0,0 12,5

15 15,5 11,0 8,0 13,5 11,0 13,5 13,5 8,0 8,0 13,5 8,0 0,0

16 12,0 0,0 12,0 12,0 0,0 12,5 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 0,0

17 0,0 10,5 0,0 14,0 10,5 0,0 14,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

18 0,0 12,0 13,0 0,0 12,0 11,5 0,0 13,0 13,0 10,5 13,0 13,5

19 0,0 14,0 0,0 0,0 14,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

20 10,5 0,0 15,5 10,5 0,0 10,5 10,5 15,5 12,2 11,2 15,5 10,5

21 11,5 0,0 0,0 11,5 0,0 11,5 11,5 0,0 11,5 11,5 0,0 11,5

22 13,0 0,0 11,0 13,0 0,0 13,0 13,0 11,0 11,0 12,0 11,0 13,0

23 8,0 16,0 13,5 0,0 16,0 8,0 12,5 13,5 13,5 0,0 13,5 8,0

24 7,5 0,0 10,2 7,5 0,0 7,5 0,0 10,2 10,2 7,5 10,2 7,5

25 0,0 15,0 0,0 0,0 15,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

26 0,0 0,0 0,0 10,5 0,0 10,0 10,5 13,5 0,0 0,0 0,0 0,0

27 6,0 18,0 10,2 6,0 18,0 0,0 10,2 10,2 10,2 6,0 10,2 10,6

28 12,0 16,0 11,5 12,0 0,0 12,0 12,0 11,5 11,5 12,0 11,5 12

29 0,0 - 10,5 0,0 0,0 0,0 0,0 10,5 10,5 0,0 10,5 0

30 0,0 - 8,0 11,2 12,0 11,0 11,2 8,0 8,0 10,0 8,0 11

31 11,0 - 0,0 - 9,5 - 13,0 8,5 - 7,0 - 10,3

Page 27: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

27

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Tabel 6. Data curah hujan Maksimal bulanan 10 tahun terakhir

No Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1. 1996 44,0 62,0 107,0 26,0 41,0 47,0 72,0 55,0 47,0 50,0 43,0 81,0

2. 1997 41,0 31,0 49,0 54,0 52,0 34,0 61,0 - - 11,4 78,4 79,0

3. 1998 38,0 86,0 97,0 78,0 42,0 64,0 109,0 80,0 43,0 47,0 35,0 27,0

4. 1999 34,0 50,3 30,6 78,8 52,0 27,4 52,4 60,7 115,0 84,2 62,6 51,8

5. 2000 45,4 58,3 64,2 47,0 40,6 57,0 118,3 41,2 60,7 63,9 151,2 57,0

6. 2001 65,0 27,1 59,3 93,8 36,0 58,6 22,4 14,6 70,6 69,0 42,9 53,6

7. 2002 119,7 31,0 119,1 74,1 39,2 43,6 8,6 30,2 58,6 53,8 74,0 100,4

8. 2003 37,0 73,5 113,6 122,5 68,1 78,9 58,3 47,9 9,0 72,3 45,7 39,4

9. 2004 68,0 29,6 57,7 76,2 83,0 45,6 49,8 - 40,0 54,0 60,8 41,6

10. 2005 24,6 24,6 76,1 81,0 60,6 14,4 40,0 40,5 89,9 35,5 103,6 37,0

RATA-RATA 51,7 47,3 77,4 73,1 51,5 47,1 59,2 37,0 53,4 54,1 69,7 56,8

Page 28: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

28

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Eto adalah jumlah dari evaporasi dan transpirasi yang terjadi secara bersama-sama.

Evaporasi adalah berubahnya air menjadi gas, sedangkan transpirasi adalah Evaporasi yang

terjadi pada tanaman. Besarnya Eto dari suatu tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor

alam. Sehingga sulit dihitung dengan rumus. Namun dengan adanya kesulitan tersebut justru

menimbulkan gairah bagi para ilmuan untuk mencari solusinya. Metode yang muncul cukup

banyak namun yang diuraikan dalam buku ini adalah BlaneCridlley (19950), Metode ini

radiasi Makkink (1957). Metode Penman (1948), dan Metode Panci evaporasi.

METODE BLANEY-CRIDLLE (1950)

Metode ini diperuntukan bagi daerah yang memiliki data iklim terutama temperatur udara

rata-rata. Data lain seperti kelembaban udara relatip, penyinaran matahari, kecepatan angin dapat

diperkirakan dari keadaan lapangan pada umumnya. Besarnya evapotranspirasi tetapan dapat dihitung

menggunakan pendekatan rumus sebagai berikut :

Eto = C.p.( 0,46 T + 8 )

C = ( 0,0311.T + 0,34 ) + K

Dengan Eto = evapotranspirasi tetapan pada bulan yang dipertimbangkan (mm/hari)

C = Faktor penyesuai (adjusment factor)

P = Prosentase harian rerata jam siank dalam setahunan

T = Temperatur harian rerata (°C), dalam bulanan yang diprhitungkan.

K = Faktor tanaman

Page 29: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

29

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Tabel 2.1 Prosentase jam siang rerata harian dalam setahun (p), (Doorenbos & Pruit, 1977)

Lint Utara ° Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des

40 22 24 27 30 32 34 33 31 28 25 22 21

35 23 25 27 29 31 32 32 30 28 25 23 22

30 24 25 27 29 31 32 31 30 28 26 24 23

25 24 26 27 29 30 32 31 29 28 26 25 24

20 25 26 27 28 29 30 30 29 28 26 25 25

15 26 26 27 28 29 29 29 28 28 27 26 25

10 26 27 27 28 28 29 29 28 28 27 26 26

5 27 27 27 28 28 28 28 28 28 27 27 27

0 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27

Tabel 2.2 Harga faktor tanaman (K)

Jenis Tanaman K daerah pantai K zone kering

Jeruk 0,50 0,65

Kapas 0,60 0,65

Kentang 0,65 0,75

Jagung 0,70 -

Tomat 0,70 -

Biji-bijian 0,75 0,86

Padi 1 -

Perhitungan Evapotranspirasi Tetapan (Eto)

ETo JANUARI = C.p.( 0,46 T + 8 )

= 2,1520.24.( 0,46 T + 8 )

= 1033,517554 mm/hari

EToFEBRUARI = C.p.( 0,46 T + 8 )

= 2,1638.26.( 0,46 T + 8 )

= 1135,62685 mm/hari

ETo MARET = C.p.( 0,46 T + 8 )

= 2,1707.27.( 0,46 T + 8 )

= 1188,964904 mm/hari

ETo APRIL = C.p.( 0,46 T + 8 )

= 2,1657.29.( 0,46 T + 8 )

= 1269,48646 mm/hari

Page 30: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

30

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

ETo MEI = C.p.( 0,46 T + 8 )

= 2,1837.30.( 0,46 T + 8 )

= 1341,678597 mm/hari

ETo JUNI = C.p.( 0,46 T + 8 )

= 2,1738.32.( 0,46 T + 8 )

= 1414,362332 mm/hari

ETo JULI = C.p.( 0,46 T + 8 )

= 2,1536.31.( 0,46 T + 8 )

= 1337,460285 mm/hari

ETo AGUSTUS = C.p.( 0,46 T + 8 )

= 2,1526.29.( 0,46 T + 8 )

=1249,768988 mm/hari

ETo SEPTEMBER = C.p.( 0,46 T + 8 )

= 2,1598.28.( 0,46 T + 8 )

= 1217,081331 mm/hari

ETo OKTOBER = C.p.( 0,46 T + 8 )

= 2,1626.26.( 0,46 T + 8 )

= 1133,939387 mm/hari

ETo NOVEMBER = C.p.( 0,46 T + 8 )

= 1,1523.25.( 0,46 T + 8 )

= 576,6038862 mm/hari

ETo DESEMBER = C.p.( 0,46 T + 8 )

= 2,1530.24.( 0,46 T + 8 )

= 1034,67869 mm/hari

Page 31: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

31

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman (Eto)

Etocrop = ETo x 1 = ETo

ETcrop JANUARI = ETo x 1

= 1033,517554 x 1

= 1033,517554 mm/hari

ETcrop FEBRUARI = ETo x 1

= 1135,62685 x 1

= 1135,62685 mm/hari

ETcrop MARET = ETo x 1

= 1188,964904 x 1

= 1188,964904 mm/hari

ETcrop APRIL = ETo x 1

= 1269,48646 x 1

= 1269,48646 mm/hari

ETcrop MEI = ETo x 1

= 1341,678597 x 1

= 1341,678597 mm/hari

ETcrop JUNI = ETo x 1

= 1414,362332 x 1

= 1414,362332 mm/hari

ETcrop JULI = ETo x 1

= 1337,460285 x 1

= 1337,460285 mm/hari

ETcrop AGUSTUS = ETo x 1

=1249,768988 x 1

=1249,768988 mm/hari

Page 32: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

32

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

ETcrop SEPTEMBER = ETo x 1

= 1217,081331 x 1

= 1217,081331 mm/hari

ETcrop OKTOBER = ETo x 1

= 1133,939387 x 1

= 1133,939387 mm/hari

ETcrop NOVEMBER = ETo x 1

= 576,6038862 x 1

= 576,6038862 mm/hari

ETcrop DESEMBER = ETo x 1

= 1034,67869 x 1

= 1034,67869 mm/hari

Curah Hujan Efektif

Curah hujan efektif adalah curah hujan yang secara efektif dapat dimanfaatkan

oleh tanaman untuk irigasi padi, curah hujan efektif yang digunakan adalah curah hujan

efektif metode tahun dasar. Dengan rumus :

Re = 30 + 6N

Dimana :

N = Jumlah harian hujan yang berturut-turut

Ada 4 Pedoman untuk menentukan curah hujan efektif :

1. Hujan individual kurang dari 5mm tidak diperhitungkan menjadi hujan efektif

atau dianggap tidak ada hujan

Page 33: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

33

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

2. Hujan yang diperhitungkan sebagai hujan efektif adalah 5-36 mm.

3. Hujan yang terjadi berturut-turut walau kurang dari 5mm dan diselingi tanpa

hujan 1 hari diperhitungkan sebagai hujan efektif.

4. Bila jumlah hujan lebih dari Re, maka Re adalah hujan efektif, selanjutnya bila

hasil perhitungan kurang dari Re, maka hasil perhitungan sebagai hujan efektif

adalah Re menggunakan rumus diatas.

Page 34: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

34

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Tabel Curah Hujan

Tgl Jan Feb mar apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des

1 11,5 0,0 9,5 13,0 0,0 11,5 12,0 0,0 0,0 0,0 9,5 11,5

2 12,0 0,0 10,0 12,0 0,0 14,5 11,5 10,0 10,0 13,5 10,0 12,0

3 13,0 11,0 8,5 12,5 11,0 0,0 12,5 10,5 8,5 0,0 8,5 13,0

4 9,5 10,0 9,0 0,0 10,0 9,5 0,0 9,0 9,0 9,5 9,0 9,5

5 10,0 9,0 0,0 0,0 9,0 8,5 9,0 0,0 0,0 10,0 0,0 10,0

6 8,5 0,0 0,0 8,5 8,5 0,0 8,5 9,6 0,0 12,5 0,0 0,0

7 0,0 0,0 11,0 9,6 0,0 0,0 0,0 10,0 11,0 0,0 11,0 0,0

8 0,0 0,0 12,3 8,5 0,0 10,5 8,5 12,3 12,3 11,8 12,3 10,5

9 0,0 13,5 14,0 0,0 13,5 0,0 0,0 13,5 14,0 11,2 14,0 0,0

10 0,0 12,0 0,0 0,0 12,0 11,0 9,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

11 8,5 11,0 8,5 10,2 11,0 8,5 10,2 8,5 8,5 8,5 8,5 8,5

12 9,2 0,0 9,0 11,0 0,0 0,0 11,0 9,0 9,0 9,2 9,0 9,2

13 11,0 10,5 0,0 13,5 10,5 11,0 13,5 0,0 0,0 0,0 0,0 11,0

14 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 12,0 10,5 0,0 0,0 12,5

15 15,5 11,0 8,0 13,5 11,0 13,5 13,5 8,0 8,0 13,5 8,0 0,0

16 12,0 0,0 12,0 12,0 0,0 12,5 12,0 12,0 12,0 12,0 12,0 0,0

Page 35: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

35

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

17 0,0 10,5 0,0 14,0 10,5 0,0 14,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

18 0,0 12,0 13,0 0,0 12,0 11,5 0,0 13,0 13,0 10,5 13,0 13,5

19 0,0 14,0 0,0 0,0 14,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

20 10,5 0,0 15,5 10,5 0,0 10,5 10,5 15,5 12,2 11,2 15,5 10,5

21 11,5 0,0 0,0 11,5 0,0 11,5 11,5 0,0 11,5 11,5 0,0 11,5

22 13,0 0,0 11,0 13,0 0,0 13,0 13,0 11,0 11,0 12,0 11,0 13,0

23 8,0 16,0 13,5 0,0 16,0 8,0 12,5 13,5 13,5 0,0 13,5 8,0

24 7,5 0,0 10,2 7,5 0,0 7,5 0,0 10,2 10,2 7,5 10,2 7,5

25 0,0 15,0 0,0 0,0 15,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

26 0,0 0,0 0,0 10,5 0,0 10,0 10,5 13,5 0,0 0,0 0,0 0,0

27 6,0 18,0 10,2 6,0 18,0 0,0 10,2 10,2 10,2 6,0 10,2 10,6

28 12,0 16,0 11,5 12,0 0,0 12,0 12,0 11,5 11,5 12,0 11,5 12

29 0,0 - 10,5 0,0 0,0 0,0 0,0 10,5 10,5 0,0 10,5 0

30 0,0 - 8,0 11,2 12,0 11,0 11,2 8,0 8,0 10,0 8,0 11

31 11,0 - 0,0 - 9,5 - 13,0 8,5 - 7,0 - 10,3

Jumlah Hujan Efektif (Pe)

200,2000 189,5000 215,2000 220,5000 203,5000 206,0000 250,1000 249,8000 224,4000 199,4000 215,2000 215,6000

Jml Hari Hujan 19 15 20 20 17 19 22 23 22 19 21 22

Page 36: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

36

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

PERHITUNGAN CURAH HUJAN EFEKTIF

Dari data Tabel 5. Data curah hujan harian pada tahun 2005, terlihat jumlah curah hujan

>5,maka dianggap hujan efektif sehingga tidak menggunakan rumus Re= 30 + 6.N ( kriteria

2 dan 3 )

Bulan Januari

Bulan Februari

Bulan Maret

Hujan efektif yang terjadi

pada tanggal :

Hujan efektif yang terjadi

pada tanggal :

Hujan efektif yang

terjadi pada tanggal :

Tgl Jan

Tgl Feb

Tgl Mar

1 11,5

3 11,0

1 9,5

2 12,0

4 10,0

2 10,0

3 13,0

5 9,0

3 8,5

4 9,5

9 13,5

4 9,0

5 10,0

10 12,0

7 11,0

6 8,5

11 11,0

8 12,3

11 8,5

13 10,5

9 14,0

12 9,2

15 11,0

11 8,5

13 11,0

17 10,5

12 9,0

15 15,5

18 12,0

15 8,0

16 12,0

19 14,0

16 12,0

20 10,5

23 16,0

18 13,0

21 11,5

25 15,0

20 15,5

22 13,0

27 18,0

22 11,0

23 8,0

28 16,0

23 13,5

24 7,5

Jumlah Hujan

Efektif (Pe) 189,5000

24 10,2

27 6,0

Jml Hari Hujan 15

27 10,2

28 12,0

28 11,5

31 11,0

29 10,5

Jumlah Hujan

Efektif (Pe) 200,2000

30 8,0

Jml Hari Hujan 19

Jumlah Hujan

Efektif (Pe) 215,2000

Jml Hari Hujan 20

Dari data tabel diatas maka total

hujan efektif (Pe) bulan Januari

= 200,2 mm

Dari data tabel diatas maka

total hujan efektif (Pe) bulan

Februari = 189,5 mm

Dari data tabel diatas

maka total hujan efektif

(Pe) bulan Maret = 215,2

mm

Page 37: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

37

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

PERHITUNGAN CURAH HUJAN EFEKTIF

Bulan April

Bulan Mei

Bulan Juni

Hujan efektif yang terjadi

pada tanggal : Hujan efektif yang terjadi

pada tanggal :

Hujan efektif yang terjadi

pada tanggal :

Tgl apr

Tgl Mei

Tgl Jun

1 13,0

3 11,0

1 11,5

2 12,0

4 10,0

2 14,5

3 12,5

5 9,0

4 9,5

6 8,5

6 8,5

5 8,5

7 9,6

9 13,5

8 10,5

8 8,5

10 12,0

10 11,0

11 10,2

11 11,0

11 8,5

12 11,0

13 10,5

13 11,0

13 13,5

15 11,0

15 13,5

15 13,5

17 10,5

16 12,5

16 12,0

18 12,0

18 11,5

17 14,0

19 14,0

20 10,5

20 10,5

23 16,0

21 11,5

21 11,5

25 15,0

22 13,0

22 13,0

27 18,0

23 8,0

24 7,5

30 12,0

24 7,5

26 10,5

31 9,5

26 10,0

27 6,0

Jumlah Hujan

Efektif (Pe) 203,5000

28 12,0

28 12,0

Jml Hari Hujan 17

30 11,0

29 0,0

Jumlah Hujan

Efektif (Pe) 206,0000

30 11,2

Jml Hari Hujan 19

Jumlah Hujan

Efektif (Pe) 220,5000

Jml Hari Hujan 20

Dari data tabel diatas maka

total hujan efektif (Pe) bulan

April = 200,5 mm

Dari data tabel diatas maka

total hujan efektif (Pe) bulan

Mei = 183,5 mm

Dari data tabel diatas maka

total hujan efektif (Pe) bulan

Juni = 216 mm

Page 38: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

38

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

PERHITUNGAN CURAH HUJAN EFEKTIF

Bulan Juli

Bulan Augustus

Bulan September

Hujan efektif yang

terjadi pada tanggal :

Hujan efektif yang

terjadi pada tanggal :

Hujan efektif yang terjadi

pada tanggal :

Tgl Jul

Tgl Agt

Tgl Sep

1 12,0

2 10,0

2 10,0

2 11,5

3 10,5

3 8,5

3 12,5

4 9,0

4 9,0

5 9,0

6 9,6

7 11,0

6 8,5

7 10,0

8 12,3

8 8,5

8 12,3

9 14,0

10 9,5

9 13,5

11 8,5

11 10,2

11 8,5

12 9,0

12 11,0

12 9,0

14 10,5

13 13,5

14 12,0

15 8,0

15 13,5

15 8,0

16 12,0

16 12,0

16 12,0

18 13,0

17 14,0

18 13,0

20 12,2

20 10,5

20 15,5

21 11,5

21 11,5

22 11,0

22 11,0

22 13,0

23 13,5

23 13,5

23 12,5

24 10,2

24 10,2

26 10,5

26 13,5

27 10,2

27 10,2

27 10,2

28 11,5

28 12,0

28 11,5

29 10,5

30 11,2

29 10,5

30 8,0

31 13,0

30 8,0

Jumlah Hujan

Efektif (Pe) 224,4000

Jumlah

Hujan

Efektif (Pe)

250,1000

31 8,5

Jml Hari Hujan 24

Jml Hari

Hujan 22

Jumlah

Hujan

Efektif

(Pe)

249,8000

Jml Hari

Hujan 23

Dari data tabel diatas

maka total hujan efektif

(Pe) bulan Juli = 250,1

Dari data tabel diatas

maka total hujan

efektif (Pe) bulan

Dari data tabel diatas maka

total hujan efektif (Pe)

bulan September = 224,4

Page 39: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

39

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

mm Augustus = 249,8 mm mm

PERHITUNGAN CURAH HUJAN EFEKTIF

Bulan Oktober

Bulan November

Bulan Desember

Hujan efektif yang terjadi

pada tanggal :

Hujan efektif yang terjadi

pada tanggal :

Hujan efektif yang terjadi

pada tanggal :

Tgl Okt

Tgl Nop

Tgl Des

2 13,5

1 9,5

1 11,5

4 9,5

2 10,0

2 12,0

5 10,0

3 8,5

3 13,0

6 12,5

4 9,0

4 9,5

8 11,8

7 11,0

5 10,0

9 11,2

8 12,3

8 10,5

11 8,5

9 14,0

11 8,5

12 9,2

11 8,5

12 9,2

15 13,5

12 9,0

13 11,0

16 12,0

15 8,0

14 12,5

18 10,5

16 12,0

18 13,5

20 11,2

18 13,0

20 10,5

21 11,5

20 15,5

21 11,5

22 12,0

22 11,0

22 13,0

24 7,5

23 13,5

23 8,0

27 6,0

24 10,2

24 7,5

28 12,0

27 10,2

27 10,6

30 10,0

28 11,5

28 12

31 7,0

29 10,5

29 0

Jumlah Hujan

Efektif (Pe) 199,4000

30 8,0

30 11

Jml Hari Hujan 19

Jumlah Hujan

Efektif (Pe) 215,2000

31 10,3

Jml Hari Hujan 21

Jumlah Hujan

Efektif (Pe) 215,6000

Jml Hari Hujan 22

Dari data tabel diatas maka

total hujan efektif (Pe)

bulan Oktober = 250,1

mm

Dari data tabel diatas maka

total hujan efektif (Pe)

bulan Nopember= 249,8

mm

Dari data tabel diatas maka

total hujan efektif (Pe)

bulan Desember = 224,4

mm

Page 40: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

40

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Kebutuhan Air Untuk Penyiapan Lahan

Kebutuhan air untuk penyiapan lahan ( IR atau irrigationrequirement atau land

Preparation ) Umumnya menentukan kebutuhan maksimum air irigasi pada suatu

proyek.

Khusus untuk padi sebelum padi ditanam, Tanah harus diolah agar tidak keras

dan unsur hara dapat merata. Selama periode tanam, Kebutuhan air terbanyak adalah

pada saat pengolahan tanah. Pada saat ini diperlukan penggenangan air dalam

beberapa hari agar tanah lunak. Banyaknya air yang dibutuhkan selama periode

pengolahan tanah bekisar antara 150 – 250 mm. Atau dapat dihitung :

Wp = [ A. ( S + 0,5 . P . ( n – 1 )] . 10

Dengan Wp = Jumlah air saat pengolahan ( m3 )

A = Luas tanah yang diolah ( ha )

S = Tinggi air genangan ( mm ). Yaitu air untuk penjenuhan

( Zijlstra ) + tebal lapisan air genangan 50 mm

P = Perkolasi ( mm )

N = Lama waktu pengolahan ( hari ), 30 – 45 hari tergantung

Luas tenaga kerja.

Faktor 10 Muncul untuk konversi satuan.

Adapun besarnya perkolasi dapat diestimasi dengan keadaan tanah sebagai berikut :

Berdasarkan Keadaan Musim

Musim Kemarau : 1,0 – 2,0 mm/hari

Musim Penghujan : 0,5 – 1,0 mm/hari

Perhitungan Kebutuhan air untuk penyiapan lahan :

Wp = [ A. ( S + 0,5 . P . ( n – 1 )] . 10

Page 41: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

41

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Dimana : A = 61,8 km

S = 100 mm + 50 mm = 150 mm

P = 2,0

N = 30

Maka : Wp = [ ∆ . ( S + 0,5 . P . ( n – 1 )] . 10

Wp = [ 61,8 ( 150 + 0,52 . 2 . ( 30 – 1 )] . 10

Wp = [ 61,8 . 179 ] . 10

Wp = 110,622 m³

Perhitungan luas tanah yang diolah=A :

1. Luas Persegi = 2 x 2 cm ( ukuran pada peta )

= 200 x 200 m ( di kali skala 1 : 100 )

= 40.000 m²

= 0.04 km² ( 1 km = 100 ha )

= 4 ha

Luas Persegi Keseluruhan = 137 x 4

= 5,48 ha

2. Luas Trapesium =

=

=

m

= 3000 m²

= 0.03 km²

= 3 ha

3. Luas Trapesium =

=

=

m

= 20.000 m²

Page 42: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

42

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

= 0.02 km²

= 2 ha

4. Luas segitiga = 1/2 a x t

= 1/2 .0,5.1 cm

= 1/2. 50.100 m

= 2.500 m²

= 0.25 km²

= 0.25 ha

5. Luas Trapesium =

=

= 20.000 m²

= 0.02 km²

= 2 ha

6. Luas Trapesium =

=

=

= 0.03 km²

= 3 ha

Luas Persegi Keseluruhan = 3 x 5

= 15 ha

7. Luas Trapesium =

=

= 40.000 m²

= 0.04 km²

= 4 ha

Page 43: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

43

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Luas Persegi Keseluruhan = 4 x 6

= 24 ha

8. Luas Trapesium =

=

=

= 0.05 km²

= 5 ha

9. Luas Trapesium =

=

=

= 0.07 km²

= 7 ha

10. Luas Segitiga =

=

=

m

= 35.000 m²

= 0,035 km²

= 3.5 ha

11. Luas Trapesium =

=

=

= 0.0575 km²

= 5.75 ha

12. Luas Segitiga =

Page 44: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

44

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

=

=

m

= 15.000 m²

= 0,015 km²

= 1.5 ha

13. Luas Trapesium =

=

=

= 0.025 km²

= 2.5 ha

14. Luas Segitiga =

=

=

m

= 5.000 m²

= 0.005 km²

= 0.5 ha

Total Keseluruhan Petak = A = 6,18 km²

= 61,8 ha

Kebutuhan Air Irigasi Untuk Tanaman

Kebutuhan Air irigasi untuk tanaman

Kebutuhan air netto (in) dapat dihitung berdasarkan keseimbangan air.

Parameter yang terkait meliputi Etcrop, hujan efektif (Pe), kontribusi air tanah (Ge),

air tanah pada setiap awal periode (Wb):

In = ETcrop – (Pe + Ge + Wb)

Page 45: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

45

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Dengan satuan yang dipakai semua dalam mm. Untuk tahap preliminary, periode

yang dipakai bisa didasarkan pada satuan bulanan, tetapi untuk tahap perencanaan

harus sudah dalam periode 10 harian atau mingguan. Jumlah In untuk setiap jenis

tanaman pada areal irigasi merupakan kebutuhan air bagi tanman yg diperlukan.

Kebutuhan Air Bersih Bagi Padi

NFR = ETc + P – Re + WLR

ETc = Kc x Eto

Dimana :

Kc = Koefesien Tanaman

Eto = Evaportasi Tanaman

DR = NFR / 8,64*efesiensi irigasi

Page 46: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

46

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Perhitungan Kebutuhan Air

Periode Tengah Bulanan

Padi

NEDECO/PROSIDA FAO

Varietas Biasa Varietas Unggul Varietas Biasa

1 1,2 1,2 1,1 2 1,2 1,27 1,1 3 1,32 1,33 1,1 4 1,4 1,30 1,1 5 1,35 1,30 1,1 6 1,24 0 1,05 7 1,12

0,95

8 0

0

Bul

an

ETcrop Pe Ge Wb In

1 2 3 4 5 6

- Eto x 1 - asumsi asumsi In=Etcrop-(Pe+Ge+Wb)

Jan 1033,517

6

200,20 50% 50% 832,3176 mm/hari

Feb 1135,626

8 189,50 50% 50% 945,1268 mm/hari

Ma

r

1188,964

9

215,20 50% 50% 972,7649 mm/hari

Ap

r

1269,486

4

220,50 50% 50% 1.047,9864 mm/hari

Me

i

1341,678

5

203,50 50% 50% 1.137,1785 mm/hari

Jun 1414,362

3

206,00 50% 50% 1.207,3623 mm/hari

Jul 1337,460

3 250,10 50% 50% 1.086,3603 mm/hari

Ag

ust

1249,769

0

249,80 50% 50% 998,9690 mm/hari

Sep 1217,081 224,40 50% 50% 991,6813 mm/hari

Page 47: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

47

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

3

Ok

t

1133,939

4

199,40 50% 50% 933,5394 mm/hari

No

p

576,6038 215,20 50% 50% 360,4038 mm/hari

Des 1034,678

6

215,60 50% 50% 1.258,58 mm/hari

Page 48: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

48

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Bulan Periode Kc Eto Etc P Re WLR WLR1 WLR2 WLR3 C C1 C2 C3 NFR DR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

- - - - 3*4 Asumsi - - - - - - - 5+6-7+8 16/8,64*0,9

Jan 1 0 1033,62 0 2 200,2 PL PL PL PL 0,00 0,00

2 1,2 1033,62 1240,34 2 200,2 PL 1,2 PL PL 1042,14 108,56

Feb 1 1,27 1135,63 1442,25 2 189,5 1,28 3,85 PL 1,27 1,2 PL 1256,03 130,84

2 1,33 1135,63 1510,38 2 189,5 1,28 3,85 3,80 1,33 1,27 1,20 1324,17 137,93

Mar 1 1,30 1188,96 1545,65 2 215,2 1,28 3,85 3,90 1,30 1,33 1,27 1333,74 138,93

2 1,30 1188,96 1545,65 2 215,2 3,93 1,30 1,3 1,33 1332,45 138,80

Apr 1 0 1269,49 0,00 2 220,5 2,60 0 1,3 1,30 0,00 0,00

2 1,2 1269,49 1523,38 2 220,5 PL PL 0 1,30 1304,88 135,93

Mei 1 1,27 1341,68 1703,93 2 203,5 PL PL PL 0,00 1502,43 156,50

2 1,33 1341,68 1784,43 2 203,5 PL PL PL PL 1582,93 164,89

Jun 1 1,30 1414,36 1838,67 2 206 PL 1,2 PL PL 1634,67 170,28

2 1,30 1414,36 1838,67 2 206 PL 1,27 1,2 PL 1634,67 170,28

Jul 1 0 1337,46 0 2 250,1 1,28 3,85 3,80 1,33 1,27 1,20 0,00 0,00

2 1,2 1337,46 1604,95 2 250,1 1,28 3,85 3,90 1,30 1,33 1,27 1358,14 141,47

Aug 1 1,27 1249,77 1587,21 2 249,8 1,28 3,85 3,93 1,30 1,3 1,33 1340,69 139,66

2 1,33 1249,77 1662,19 2 249,8 2,60 0,00 1,3 1,30 1414,39 147,33

Sep 1 1,30 1217,08 1582,21 2 224,4 PL PL 0 1,30 1359,81 141,65

2 1,30 1217,08 1582,21 2 224,4 PL PL PL 0,00 1359,81 141,65

Okt 1 0 1133,94 0,00 2 199,4 PL PL PL PL 0,00 0,00

2 1,2 1133,94 1360,73 2 199,4 PL 1,20 PL PL 1163,33 121,18

Nov 1 1,27 1134,94 1441,37 2 215,2 PL 1,27 1,2 PL 1228,17 127,93

2 1,33 1134,94 1509,47 2 215,2 1,28 3,85 3,80 1,33 1,27 1,20 1297,55 135,16

Des 1 1,30 1034,68 1345,08 2 215,6 1,28 3,85 3,90 1,30 1,33 1,27 1132,77 118,00

2 1,30 1034,68 1345,08 2 215,6 1,28 3,85 3,93 1,30 1,3 1,33 1132,77 118,00

Page 49: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

49

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Rotasi Teknis

Rotasi teknis / pengatur golongan adalah cara penanaman dan waktu penanaman

yang dilakukan diatur secara teknis dalam beberapa golongan sehingga dinamakan

peraturan golongan dengan menggilir secara teknis maka dapat disebut juga sebagai

giliran teknis.

Seperti pada data yang diperoleh untuk suatu wilayah seperti di atas, dapat di

ingat bahwa keadaan air belum tentu tersedia cukup, maka sangat diperlukan efesiensi

oleh karenanya pemanfaatan sistem rotasi teknis sangat diperlukan agar di peroleh

penghematan air. Disamping itu masih dipilih saat-saat awal tanam tepat oleh

karenanya dipakai sistem simulasi sehingga diperkirakan pemanfaatan air hujan secara

optimal.

Rotasi teknis 3 golongan ialah kebutuhan air lahan dihitung dengan membagi

dalam 3 jenis golongan menurut waktu awal tanamnya sehingga kebutuhan air akan

lebih sdikit dibanding dengan awal penanaman yang bersamaan secara keseluruhan.

Sebagai contoh, petak pertama untuk lahan awal tanamnya 1 Januari, petak ke 2

untuk lahan dengan awal tanam 1 Februari, selanjutnya petak ke 3 untuk lahan dengan

awal tanamnya 1 Maret. Dari ke 3 golongan petak tersebut, kebutuhan airnya di

jumlahkan yang kemudian di bagi efisiensi NFR sebesarnya 65% dan rata-rata sehingga

diperoleh DR ( kebutuhan air lahan rata-rata per hektar). Apabila awal tanam petak

pertama di mulai pada tanggal 1 Januari, maka petak ke 2 mulai ditanami pada tanggal

1 Februari, dan petak 3 mulai ditanam pada tanggal 1 Maret, begitu sterusnya.

Keterangan :

Koefisien untuk DR di asumsikan : 0,65

Efisiensi Primer : 0,675

Efisiensi Sekunder : 0,78

Page 50: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

50

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Efisiensi Tersier : 0,885

Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Rotasi Teknis R1 R2 R3 Total Koefesien Rata - rata

Bulan In In In R1+R2+R3 Total/65% Koefesien/3

Jan 832,32 - - 832,32 1.280,49 426,83

Feb 945,13 945,13 - 1.890,25 2.908,08 969,36

Mar 972,76 972,76 972,76 2.918,29 4.489,68 1.496,56

Apr 1.047,99 1.047,99 1.047,99 3.143,96 4.836,86 1.612,29

Mei 1.137,18 1.137,18 1.137,18 3.411,54 5.248,52 1.749,51

Jun 1.207,36 1.207,36 1.207,36 3.622,09 5.572,44 1.857,48

Jul 1.086,36 1.086,36 1.086,36 3.259,08 5.013,97 1.671,32

Agust 998,97 998,97 998,97 2.996,91 4.610,63 1.536,88

Sep 991,68 991,68 991,68 2.975,04 4.576,99 1.525,66

Okt 933,54 933,54 933,54 2.800,62 4.308,64 1.436,21

Nop 360,40 360,40 360,40 1.081,21 1.663,40 554,47

Des 818,08 818,08 818,08 2.454,24 3.775,75 1.258,58

Ketersediaan Air

Ketersedian air irigasi atau sering dinamakan sebagai DEBIT ANDALAN

(depndable low) adalah debit minimun untuk kemungkinan terpenuhi air yang sudah

ditentukan yang dapat dipakai untuk irigasi. Kemungkinan bahwa debit sungai lebih

rendah dari debit andalan adalah 20%. Debit andalan ditentukan pada periode tengah

bulanan ( Dirjen Pengairan, Dep.PU 1986:hal 70 ).

Ketersediaan air irigasi dihitung dengan rumus :

Q= ἀ × A × H ÷ T

Dimana :

Page 51: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

51

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Q : debit andalan ( ketersedian air irigasi), mm/hari

ἀ : koefesien yang besarnya 0,52 ( 0,52 asumsi)

A : luas lahan dalam ha

H : curah hujan harian rata-rata dalam mm

T : sesuai dengan umur bulan

Untuk mengkonversikannya kesatuan liter/detik maka Q dibagi dengan 8,64

Perhitungan Ketersediaan Air Irigasi Untuk Tanah Seluas 61,8 Ha

ἀ = 0,52

Q = ἀ × A × H ÷ T Q ÷ 8,64 A = 61,82

H T Bln

200,2 19 1 Q1 = 338,72 39,20 mm/hari

189,5 15 2 Q2 = 406,12 47,00 mm/hari

215,2 20 3 Q3 = 345,90 40,03 mm/hari

220,5 20 4 Q4 = 354,41 41,02 mm/hari

203,5 17 5 Q5 = 384,81 44,54 mm/hari

206,0 19 6 Q6 = 348,53 40,34 mm/hari

250,1 22 7 Q7 = 365,45 42,30 mm/hari

249,8 23 8 Q8 = 349,14 40,41 mm/hari

224,4 22 9 Q9 = 327,89 37,95 mm/hari

199,4 19 10 Q10 = 337,37 39,05 mm/hari

215,2 21 11 Q11 = 329,42 38,13 mm/hari

215,6 22 12 Q12 = 315,03 36,46 mm/hari

Page 52: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

52

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

BAB III

PERHITUNGAN SALURAN PADA JARINGAN IRIGASI

3.1 Peta Petak Irigasi ( dilampirkan)

3.2 Nomenklatur / Tata Nama Jaringan ( dilampirkan )

3.3 Perhitungan Kapasitas Saluran

Kapasitas saluran irigasi harus ditentukan dari kebutuhan irigasi selama

pengairan lahan, bila dipakai sistem rotasi ( permanen ) maka perlu penyesuaian

yang lebih lanjut sehingga tipe rotasi yang akan diterapkan perlu ditentukan

terlebih dahulu. Tahapan perhitungan dimensi saluran irigasi drencanakan mulai

dari beberapa:

a. Kebutuhan irigasi untuk semua lahan

b. Kapasitas rencana sebuah bangunan

c. Elevasi muka air rencana

d. Menentukan karakteristik salurannya

Kapasitas saluran primer :

Kapasitas saluran sekunder :

Kapasitas saluran tersier :

Dimana :

A : Luas daerah yang dialiri = 61,8 Ha

EPrimer : 0,675

ESekunder : Interpolasi :

0,78

ETersier : 0,885

Page 53: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

53

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

DRMax : 170,28 ( lihat hal. 44 )

SALURAN PRIMER

Nama saluran

Nama Petak Yg Dialiri

Luas ( Ha ) Luas Total Yang Dialiri

QP (Lt/dt) QP Total

PRIMER 1 D-ry-1 4 1461,780

D-ry-2 4 1461,780

D-ry-3 4 1461,780

D-ry-4 4 1461,780

D-ry-5 4 1461,780

D-ry-6 4 1461,780

D-ry-7 4 1461,780

D-ry-8 4 1461,780

D-ry-9 4 1461,780

D-ry-10 4 1461,780

D-ry-11 4 1461,780

D-ry-12 4 1461,780

D-ry-13 4 1461,780

D-ry-14 4 1461,780

D-ry-15 4 1461,780

D-ry-16 4 1461,780

D-ry-17 4 1461,780

D-ry-18 4 1461,780

D-ry-19 4 1461,780

D-ry-20 4 1461,780

D-ry-21 4 1461,780

D-ry-22 4 1461,780

D-ry-23 4 1461,780

D-ry-24 4 1461,780

D-ry-25 4 1461,780

D-ry-26 4 1461,780

D-ry-27 4 1461,780

D-ry-28 4 1461,780

D-ry-29 4 1461,780

D-ry-30 4 1461,780

D-ry-31 4 1461,780

D-ry-32 4 1461,780

D-ry-33 4 1461,780

D-ry-34 4 1461,780

D-ry-35 4 1461,780

D-ry-36 4 1461,780

D-ry-37 4 1461,780

D-ry-38 4 1461,780

Page 54: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

54

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

D-ry-39 4 1461,780

D-ry-40 4 1461,780

D-ry-41 4 1461,780

D-ry-42 4 1461,780

168 61394,756

PRIMER 2 AL-1 4 1461,780

AL-2 4 1461,780

AL-3 4 1461,780

AL-4 4 1461,780

AL-5 4 1461,780

AL-6 4 1461,780

AL-7 4 1461,780

AL-8 4 1461,780

AL-9 4 1461,780

AL-10 4 1461,780

AL-11 4 1461,780

AL-12 4 1461,780

AL-13 4 1461,780

AL-14 4 1461,780

AL-15 4 1461,780

AL-16 4 1461,780

AL-17 4 1461,780

AL-18 4 1461,780

AL-19 4 1461,780

AL-20 4 1461,780

AL-21 4 1461,780

AL-22 4 1461,780

AL-23 4 1461,780

AL-24 4 1461,780

AL-25 4 1461,780

AL-26 4 1461,780

AL-27 4 1461,780

AL-28 4 1461,780

AL-29 4 1461,780

AL-30 4 1461,780

AL-31 4 1461,780

AL-32 4 1461,780

AL-33 4 1461,780

AL-34 4 1461,780

AL-35 4 1461,780

AL-36 4 1461,780

AL-37 4 1461,780

AL-38 4 1461,780

AL-39 4 1461,780

Page 55: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

55

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

AL-40 4 1461,780

AL-41 4 1461,780

AL-42 4 1461,780

AL-43 2 730,890

AL-44 0,5 182,722

AL-45 0,5 182,722

AL-46 4 1461,780

AL-47 4 1461,780

AL-48 4 1461,780

AL-49 4 1461,780

AL-50 4 1461,780

AL-51 1,5 548,167

AL-52 4 1461,780

AL-53 4 1461,780

AL-54 4 1461,780

AL-55 4 1461,780

AL-56 1,75 639,529

210,25 76834,8

PRIMER 3 CL-1 4 1461,780

CL-2 4 1461,780

CL-3 4 1461,780

CL-4 4 1461,780

CL-5 4 1461,780

CL-6 4 1461,780

CL-7 4 1461,780

CL-8 4 1461,780

CL-9 4 1461,780

CL-10 3 1096,335

CL-11 4 1461,780

CL-12 4 1461,780

CL-13 4 1461,780

CL-14 4 1461,780

CL-15 4 1461,780

CL-16 4 1461,780

CL-17 4 1461,780

CL-18 4 1461,780

CL-19 4 1461,780

CL-20 0,5 182,722

CL-21 4 1461,780

CL-22 3 1096,335

CL-23 4 1461,780

CL-24 4 1461,780

CL-25 4 1461,780

Page 56: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

56

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

CL-26 4 1461,780

CL-27 4 1461,780

CL-28 4 1461,780

CL-29 4 1461,780

CL-30 4 1461,780

CL-31 4 1461,780

CL-32 3 1096,335

CL-33 4 1461,780

CL-34 4 1461,780

CL-35 4 1461,780

CL-36 4 1461,780

CL-37 4 1461,780

CL-38 2 730,890

CL-39 4 1461,780

CL-40 4 1461,780

CL-41 3 1096,335

CL-42 4 1461,780

CL-43 4 1461,780

CL-44 4 1461,780

CL-45 3 1096,335

CL-46 2 730,890

CL-47 4 1461,780

CL-48 4 1461,780

CL-49 4 1461,780

CL-50 3 1096,335

CL-51 4 1461,780

CL-52 4 1461,780

CL-53 4 1461,780

CL-54 4 1461,780

CL-55 4 1461,780

CL-56 4 1461,780

CL-57 4 1461,780

CL-58 2 730,890

CL-59 4 1461,780

CL-60 4 1461,780

CL-61 4 1461,780

CL-62 3 1096,335

CL-63 2 730,890

CL-64 4 1461,780

CL-65 4 1461,780

CL-66 0,25 91,361

241,75 88346,323

Page 57: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

57

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

SALURAN SEKUNDER

Nama saluran Nama Petak Yg

Dialiri

Luas ( Ha )

Luas Total Yang Dialiri

QP (Lt/dt)

QP Total

SEKUNDER 1 D-ry-1 4 986,701

D-ry-2 4 986,701

D-ry-3 4 986,701

D-ry-4 4 986,701

D-ry-5 4 986,701

D-ry-6 4 986,701

D-ry-7 4 986,701

D-ry-8 4 986,701

D-ry-9 4 986,701

D-ry-10 4 986,701

D-ry-11 4 986,701

D-ry-12 4 986,701

D-ry-13 4 986,701

D-ry-14 4 986,701

D-ry-15 4 986,701

D-ry-16 4 986,701

D-ry-17 4 986,701

D-ry-18 4 986,701

D-ry-19 4 986,701

D-ry-20 4 986,701

D-ry-21 4 986,701

D-ry-22 4 986,701

D-ry-23 4 986,701

D-ry-24 4 986,701

AL-1 4 986,701

AL-2 4 986,701

AL-3 4 986,701

AL-4 4 986,701

AL-5 4 986,701

AL-6 4 986,701

AL-7 4 986,701

AL-8 4 986,701

AL-9 4 986,701

AL-10 4 986,701

AL-11 4 986,701

AL-12 4 986,701

AL-13 4 986,701

AL-14 4 986,701

AL-15 4 986,701

AL-16 4 986,701

Page 58: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

58

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

AL-17 4 986,701

AL-18 4 986,701

AL-19 4 986,701

AL-20 4 986,701

AL-21 4 986,701

AL-22 4 986,701

AL-23 4 986,701

AL-24 4 986,701

AL-25 4 986,701

AL-26 4 986,701

AL-27 4 986,701

AL-28 4 986,701

AL-29 4 986,701

AL-30 4 986,701

AL-31 4 986,701

AL-32 4 986,701

AL-33 4 986,701

AL-34 4 986,701

AL-35 4 986,701

AL-36 4 986,701

AL-37 4 986,701

244 60188,787

SEKUNDER 2

D-ry-25 4 986,701

D-ry-26 4 986,701

D-ry-27 4 986,701

D-ry-28 4 986,701

D-ry-29 4 986,701

D-ry-30 4 986,701

D-ry-31 4 986,701

D-ry-32 4 986,701

D-ry-33 4 986,701

D-ry-34 4 986,701

D-ry-35 4 986,701

D-ry-36 4 986,701

D-ry-37 4 986,701

D-ry-38 4 986,701

D-ry-39 4 986,701

D-ry-40 4 986,701

D-ry-41 4 986,701

D-ry-42 4 986,701

AL-38 4 986,701

AL-39 4 986,701

AL-40 4 986,701

AL-41 4 986,701

Page 59: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

59

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

AL-42 4 986,701

AL-43 2 493,351

AL-44 0,5 123,338

AL-45 0,5 123,338

AL-46 4 986,701

AL-47 4 986,701

AL-48 4 986,701

AL-49 4 986,701

AL-50 4 986,701

AL-51 1,5 370,013

AL-52 4 986,701

AL-53 4 986,701

AL-54 4 986,701

AL-55 4 986,701

AL-56 1,75 431,682

134,250 33116,167

SEKUNDER 3

CL-1 4 986,701

CL-2 4 986,701

CL-3 4 986,701

CL-4 4 986,701

CL-5 4 986,701

CL-6 4 986,701

CL-7 4 986,701

CL-8 4 986,701

CL-9 4 986,701

CL-10 3 740,026

CL-11 4 986,701

CL-12 4 986,701

CL-13 4 986,701

CL-14 4 986,701

CL-15 4 986,701

CL-16 4 986,701

CL-17 4 986,701

CL-18 4 986,701

CL-19 4 986,701

CL-20 0,5 123,338

CL-21 4 986,701

CL-22 3 740,026

CL-23 4 986,701

CL-24 4 986,701

CL-25 4 986,701

CL-26 4 986,701

CL-27 4 986,701

Page 60: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

60

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

CL-28 4 986,701

CL-29 4 986,701

CL-30 4 986,701

CL-31 4 986,701

CL-32 3 740,026

CL-33 4 986,701

CL-34 4 986,701

CL-35 4 986,701

CL-36 4 986,701

CL-37 4 986,701

CL-38 2 493,351

143,50 35397,914

SEKUNDER 4

CL-39 4 1461,780

CL-40 4 1461,780

CL-41 3 1096,335

CL-42 4 1461,780

CL-43 4 1461,780

CL-44 4 1461,780

CL-45 3 1096,335

CL-46 2 730,890

CL-47 4 1461,780

CL-48 4 1461,780

CL-49 4 1461,780

CL-50 3 1096,335

CL-51 4 1461,780

CL-52 4 1461,780

CL-53 4 1461,780

CL-54 4 1461,780

CL-55 4 1461,780

CL-56 4 1461,780

CL-57 4 1461,780

CL-58 2 730,890

CL-59 4 1461,780

CL-60 4 1461,780

CL-61 4 1461,780

CL-62 3 1096,335

CL-63 2 730,890

CL-64 4 1461,780

CL-65 4 1461,780

CL-66 0,25 91,361

98,25 35904,969

Page 61: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

61

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

SALURAN TERSIER

Nama saluran

Nama Petak Yg

Dialiri

Luas ( Ha

)

Luas Total Yang Dialiri

QP (Lt/dt) QP Total

TERSIER 1 D-ry-1 4 769,627

D-ry-2 4 769,627

D-ry-3 4 769,627

D-ry-4 4 769,627

D-ry-5 4 769,627

D-ry-6 4 769,627

AL-1 4 769,627

AL-2 4 769,627

AL-3 4 769,627

AL-4 4 769,627

AL-5 4 769,627

AL-6 4 769,627

AL-7 4 769,627

AL-8 4 769,627

AL-9 4 769,627

60 11544,407

TERSIER 2 D-ry-7 4 769,627

D-ry-8 4 769,627

D-ry-9 4 769,627

D-ry-10 4 769,627

D-ry-11 4 769,627

D-ry-12 4 769,627

AL-10 4 769,627

AL-11 4 769,627

AL-12 4 769,627

AL-13 4 769,627

AL-14 4 769,627

AL-15 4 769,627

AL-16 4 769,627

AL-17 4 769,627

AL-18 4 769,627

60 11544,407

TERSIER 3 D-ry-13 4 769,627

D-ry-14 4 769,627

D-ry-15 4 769,627

D-ry-16 4 769,627

D-ry-17 4 769,627

D-ry-18 4 769,627

AL-19 4 769,627

AL-20 4 769,627

Page 62: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

62

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

AL-21 4 769,627

AL-22 4 769,627

AL-23 4 769,627

AL-24 4 769,627

AL-25 4 769,627

AL-26 4 769,627

AL-27 4 769,627

60 11544,407

TERSIER 4 D-ry-19 4 769,627

D-ry-20 4 769,627

D-ry-21 4 769,627

D-ry-22 4 769,627

D-ry-23 4 769,627

D-ry-24 4 769,627

AL-28 4 769,627

AL-29 4 769,627

AL-30 4 769,627

AL-31 4 769,627

AL-32 4 769,627

AL-34 4 769,627

AL-35 4 769,627

AL-36 4 769,627

AL-37 4 769,627

60 11544,407

TERSIER 5 D-ry-25 4 769,627

D-ry-26 4 769,627

D-ry-27 4 769,627

D-ry-28 4 769,627

D-ry-29 4 769,627

D-ry-30 4 769,627

AL-33 4 769,627

AL-38 4 769,627

AL-39 4 769,627

AL-40 4 769,627

AL-41 4 769,627

AL-42 4 769,627

AL-43 2 384,814

AL-44 0,5 96,203

AL-45 0,5 96,203

51 9812,746

TERSIER 6 D-ry-31 4 769,627

D-ry-32 4 769,627

D-ry-33 4 769,627

D-ry-34 4 769,627

D-ry-35 4 769,627

Page 63: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

63

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

D-ry-36 4 769,627

AL-46 4 769,627

AL-47 4 769,627

AL-48 4 769,627

AL-49 4 769,627

AL-50 4 769,627

AL-51 1,5 288,610

45,5 8754,508

TERSIER 7 D-ry-37 4 769,627

D-ry-38 4 769,627

D-ry-39 4 769,627

D-ry-40 4 769,627

D-ry-41 4 769,627

D-ry-42 4 769,627

AL-52 4 769,627

AL-53 4 769,627

AL-54 4 769,627

AL-55 4 769,627

AL-56 1,75 336,712

41,75 8032,983

TERSIER 8 CL-1 4 769,627

CL-2 4 769,627

CL-3 4 769,627

CL-4 4 769,627

CL-5 4 769,627

CL-6 4 769,627

CL-7 4 769,627

CL-8 4 769,627

CL-9 4 769,627

CL-10 3 577,220

39 7503,864

TERSIER 9 CL-11 4 769,627

CL-12 4 769,627

CL-13 4 769,627

CL-14 4 769,627

CL-15 4 769,627

CL-16 4 769,627

CL-17 4 769,627

CL-18 4 769,627

CL-19 4 769,627

CL-20 0,5 96,203

36,5 7022,847

TERSIER 10 CL-21 4 769,627

CL-22 3 577,220

Page 64: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

64

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

CL-23 4 769,627

CL-24 4 769,627

CL-25 4 769,627

CL-26 4 769,627

CL-27 4 769,627

CL-28 4 769,627

CL-29 4 769,627

35 6734,237

TERSIER 11 CL-30 4 769,627

CL-31 4 769,627

CL-32 3 577,220

CL-33 4 769,627

CL-34 4 769,627

CL-35 4 769,627

CL-36 4 769,627

CL-37 4 769,627

CL-38 2 384,814

33 6349,424

TERSIER 12 CL-39 4 769,627

CL-40 4 769,627

CL-41 3 577,220

CL-42 4 769,627

CL-43 4 769,627

CL-44 4 769,627

CL-45 3 577,220

26 5002,576

TERSIER 13 CL-46 2 384,814

CL-47 4 769,627

CL-48 4 769,627

CL-49 4 769,627

CL-50 3 577,220

CL-51 4 769,627

CL-52 4 769,627

CL-65 4 769,627

29 5579,797

TERSIER 14 CL-53 4 769,627

CL-54 4 769,627

CL-55 4 769,627

CL-56 4 769,627

CL-57 4 769,627

CL-58 2 384,814

CL-64 4 769,627

26 5002,576

TERSIER 15 CL-59 4 769,627

Page 65: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

65

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

CL-60 4 769,627

CL-61 4 769,627

CL-62 3 577,220

CL-63 2 384,814

CL-66 0,25 48,102

17,25 3319,017

Dalam perhitungan dimensi saluran digunakan rumus dasar sebagai berikut:

Q = A x V

Dimana :

Q = Debit/kapasitas saluran (m3/dt)

A= Penampang basah saluran (m2)

V = Kecepatan aliran (m/dt)

Dari rumus tersebut maka dapat kita uraikan menjadi :

V = k x R2/3

x I ½

A = (b + m x h) x h

P = b + 2 x h x √ (1+ m2)

R = A/P

Dimana :

K = koefisien kekasaran (m1/3

/dt)

m = Kemiringan talud

n = Perbandingan lebar dasar saluran dengan kedalaman air (b/h)

I = Kemiringan dasar saluran (kemiringan rencana)

Page 66: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

66

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

b = Lebar dasar saluran (m)

h = Tinggi air (m)

Tabel Parameter perhitungan untuk kemiringan saluran

Q (m3/dt) m n = b/h K V (m/dt)

0.00-0.15 1 1.0 35 0.25-0.30

0.15-0.30 1 1.0 35 0.30-0.35

0.30-0.40 1 1.0 35 0.35-0.40

0.40-0.50 1 1.0-1.2 35 0.40-0.45

0.50-0.75 1 1.2-1.3 35 0.45-0.50

0.75-1.00 1 1.3-1.5 35 0.50-0.55

1.00-1.50 1 1.5-1.8 40 0.50-0.55

1.50-3.00 1.5 1.8-2.3 40 0.55-0.60

3.00-4.50 1.5 2.3-2.7 40 0.60-0.65

4.50-5.00 1.5 2.7-2.9 40 0.65-0.70

5.00-6.00 1.5 2.9-3.1 42.5 0.65-0.70

6.00-7.50 1.5 3.1-3.5 42.5 0.70

7.50-9.00 1.5 3.5-3.7 42.5 0.70

9.00-10.00 1.5 3.7-3.9 42.5 0.70

10.00-11.00 2.0 3.9-4.2 45 0.70

11.00-15.00 2.0 4.2-4.9 45 0.70

15.00-25.00 2.0 4.9-6.5 45 0.70

25.00-40.00 2.0 6.5-9.6 45 0.75

40.00-80.00 2.0 12.0 45 0.80

Sumber : Dari Buku KP 01

Page 67: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

67

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Tabel Tinggi jagaan minimum untuk saluran tanah:

Q (m3/dt) Tinggi jagaan (W)

< 0.5 0.40

0.5-1.5 0.50

1.5-5.0 0.60

5.0-10.0 0.75

10.0-15.0 0.85

>15.0 1.00

Sumber : Dari Buku KP 03

I. SALURAN PRIMER

a) Saluran Primer 1

Q = 6,13948 m3/dt

m = 1,5

k = 42,5

n = 3,5 → n = b/h

b = 3,5 h

I = 0,0002

A = bh + m.h2

= ( 3,5h. h + 1,5h2 )

= 5 h2

P = b + 2h 21 m

= 3,5 h + 2h 25,11

Page 68: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

68

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

= 7,1056 h

R =

=

= 0,7037 h

V = k x R 2/3

x I1/2

= 42,5 x (0,7037 h ) 2/3

x ( 0,0002 )1/2

= 0,4755 h

2/3

Q = A x V

6,13948 = 5 h2 x

0,4755 h

2/3

6,13948 = 2,3776 h8/3

h8/3

= 2,5822

h = 1,4272

Maka : b = 3,5 x h = 4,9952

P = 7,1056 x h = 10,1411

A = 5 x h2 = 10,1845

R = 0,7037 x h = 1,0043

V = A

Q =

= 0,6028

Page 69: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

69

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

V baru = 0,6028

V ijin = 0,7

A baru = Vbaru

Q = 10,1849

h baru = 3

Abaru= 1,8425

b baru = 3,5 x h baru = 6,4488

P baru = 7,1056 x h baru = 13,0921

R baru = 0,7037 x h baru = 1,2966

Q = A x V

Q = A x k x R 2/3

x I1/2

= 10,1849 x 42,5 x (1,2966) 2/3

x I1/2

= 514,6947 x I1/2

I1/2

= 0,0119

I = 1,4161 x 10-4

b) Saluran Primer 2

Q = 7,68348 m3/dt

m = 1,5

k = 42,5

n = 3,7 → n = b/h

Page 70: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

70

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

b = 3,7 h

I = 0,0005

A = bh + m.h2

= ( 3,7 h. h + 1,5 h2 )

= 5,55 h2

P = b + 2h 21 m

= 3,7 h + 2h 25,11

= 7,3056 h

R =

=

= 0,7597 h

V = k x R 2/3

x I1/2

= 42,5 x (0,7597 h ) 2/3

x ( 0,0005 )1/2

= 0,7912 h

2/3

Q = A x V

7,68348 = 5,55 h2 x

0,7912 h

2/3

7,68348 = 4,3912 h8/3

Page 71: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

71

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

h8/3

= 1,7497

h = 1,2334

Maka : b = 3,7 x h = 4,5636

P = 7,3056 x h = 9,0107

A = 5,55 x h2 = 8,4431

R = 0,7597 x h = 0,9370

V = A

Q =

= 0,9100

V baru = 0,9100

V ijin = 0,7

A baru = Vbaru

Q = 8,4434

h baru = 3

Abaru= 1.6776

b baru = 3,7 x h baru = 6,2071

P baru = 7,3056 x h baru = 12,2559

R baru = 0,7597 x h baru = 1,2745

Q = A x V

Q = A x k x R 2/3

x I1/2

= 8,4434 x 42,5 x (1,2745) 2/3

x I1/2

Page 72: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

72

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

= 421,8255 x I1/2

I1/2

= 0,0182

I = 3,3124 x 10-4

c) Saluran Primer 3

Q = 8,83463 m3/dt

m = 1,5

k = 42,5

n = 3,7 → n = b/h

b = 3,7 h

I = 0,0003

A = bh + m.h2

= ( 3,7 h. h + 1,5 h2 )

= 5,55 h2

P = b + 2h 21 m

= 3,7 h + 2h 25,11

= 7,3056 h

R =

=

Page 73: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

73

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

= 0,7597 h

V = k x R 2/3

x I1/2

= 42,5 x (0,7597 h ) 2/3

x ( 0,0003 )1/2

= 0,6129 h

2/3

Q = A x V

8,83463= 5,55 h2 x

0,6129 h

2/3

8,83463= 3,4016 h8/3

h8/3

= 2,5972

h = 1,4303

Maka : b = 3,7 x h = 5,2921

P = 7,3056 x h = 10,4492

A = 5,55 x h2 = 11,3540

R = 0,6282 x h = 2,0458

V = A

Q =

= 0,7781

V baru = 0,7781

V ijin = 0,7

A baru = Vbaru

Q = 11,3541

Page 74: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

74

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

h baru = 3

Abaru= 1,9454

b baru = 3,7 x h baru = 7,1980

P baru = 7,3056 x h baru = 14,2123

R baru = 0,7597 x h baru = 1,4779

Q = A x V

Q = A x k x R 2/3

x I1/2

= 11,3541x 42,5 x (1,4779) 2/3

x I1/2

= 626,0923 x I1/2

I1/2

= 0,0141

I = 1,9881 x 10-4

TABEL DIMENSI SALURAN

Nama Q (m3/dtk) A (m2) P (m) V (m/dtk) R (m) B (m) H (m) Saluran

Primer 1 10,1849 13,0921 0,6028 1,2966 6,4488 1,8425 Primer 2 8,4434 12,2559 0,9100 1,2745 6,2071 1.6776

Primer 3 8,83463 11,3541 14,2123 0,7781 1,4779 7,1980 1,9454

II. SALURAN SEKUNDER

a) Saluran Sekunder 1

Q = 6,01888 m3/dt

m = 1,5

Page 75: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

75

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

k = 42,5

n = 3,5 → n = b/h

b = 3,5 h

I = 0,0003

A = bh + m.h2

= ( 3,5 h. h + 1,5 h2 )

= 5 h2

P = b + 2h 21 m

= 3,5 h + 2h 25,11

= 7,1056 h

R =

=

= 0,7037 h

V = k x R 2/3

x I1/2

= 42,5 x (0,7037 h ) 2/3

x ( 0,0003 )1/2

= 0,5824 h

2/3

Q = A x V

6,01888 = 5 h2 x

0,5824 h

2/3

6,01888 = 2,9120 h8/3

h8/3

= 2,0669

h = 1,3129

Page 76: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

76

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Maka : B = 3,5 x h = 4.5952

P = 7,1056 x h = 9.3289

A = 5 x h2 = 8.6185

R = 0,7037 x h = 0.9239

V = A

Q =

= 0,6984

V baru = 0,6984

V ijin = 0,7

A baru = Vbaru

Q = 8,6181

H baru = 3

Abaru= 1,6949

B baru = 3,5 x h baru = 5,9322

P baru = 7,1056 x h baru = 12,0433

R baru = 0,7037 x h baru = 1,1927

Q = A x V

Q = A x k x R 2/3

x I1/2

6,01888 = 8,6181 x 42,5 x (1,1927) 2/3

x I1/2

6,01888 = 411,9280 x I1/2

I1/2

= 0,0146

I = 2,1316 x 10-4

Page 77: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

77

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

b) Saluran Sekunder 2

Q = 3,31162 m3/dt

m = 1,5

k = 40

n = 2,7 → n = b/h

b = 2,7 h

I = 0,0002

A = bh + m.h2

= ( 2,7 h. h + 1,5 h2 )

= 4,2 h2

P = b + 2h 21 m

= 2,7 h + 2h 25,11

= 6,3056 h

R =

=

= 0,6661 h

V = k x R 2/3

x I1/2

= 40 x (0,6661 h ) 2/3

x ( 0,0002 )1/2

= 0,4315 h

2/3

Q = A x V

3,31162 = 4,2 h2 x

0,4315 h

2/3

Page 78: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

78

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

3,31162 = 1,8123 h8/3

h8/3

= 1,8273

h = 1,2537

Maka : B = 2,7 x h = 4.5952

P = 6,3056 x h = 9.3289

A = 4,2 x h2 = 8.6185

R = 0,6661 x h = 0.9239

V = A

Q =

= 0,3842

V baru = 0,3842

V ijin = 0,65

A baru = Vbaru

Q = 8,6195

H baru = 3

Abaru= 1,6950

B baru = 2,7 x h baru = 4,5765

P baru = 6,3056 x h baru = 10,6880

R baru = 0,6661 x h baru = 1,1290

Q = A x V

Q = A x k x R 2/3

x I1/2

= 8,6195 x 40 x (1,1290) 2/3

x I1/2

= 373,8276 x I1/2

Page 79: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

79

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

I1/2

= 0,0089

I = 7,921 x 10-5

c) Saluran Sekunder 3

Q = 3,53979 m3/dt

m = 1,5

k = 40

n = 2,7 → n = b/h

b = 2,7 h

I = 0,0003

A = bh + m.h2

= ( 2,7 h. h + 1,5 h2 )

= 4,2 h2

P = b + 2h 21 m

= 2,7 h + 2h 25,11

= 6,3056 h

R =

=

= 0,6661 h

V = k x R 2/3

x I1/2

= 40 x (0,6661 h ) 2/3

x ( 0,0003 )1/2

Page 80: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

80

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

= 0,5284 h

2/3

Q = A x V

3,53979 = 4,2 h2 x

0,5284 h

2/3

3,53979 = 2,2193 h8/3

h8/3

= 1,5950

h = 1,1913

Maka : B = 2,7 x h = 3,2165

P = 6,3056 x h = 7,5119

A = 4,2 x h2 = 5,9606

R = 0,6661 x h = 0.7935

V = A

Q =

= 0,5939

V baru = 0,5939

V ijin = 0,65

A baru = Vbaru

Q = 5,9602

H baru = 3

Abaru= 1,4095

B baru = 2,7 x h baru = 3,8057

P baru = 6,3056 x h baru = 8,8877

R baru = 0,6661 x h baru = 0,9389

Q = A x V

Page 81: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

81

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Q = A x k x R 2/3

x I1/2

= 5,9602 x 40 x (0,9389) 2/3

x I1/2

= 228,5952 x I1/2

I1/2

= 0,0155

I = 2,4025 x 10-4

d) Saluran Sekunder 4

Q = 3,5905 m3/dt

m = 1,5

k = 40

n = 2,7 → n = b/h

b = 2,7 h

I = 0,0008

A = bh + m.h2

= ( 2,7 h. h + 1,5 h2 )

= 4,2 h2

P = b + 2h 21 m

= 2,7 h + 2h 25,11

= 6,3056 h

R =

=

Page 82: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

82

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

= 0,6661 h

V = k x R 2/3

x I1/2

= 40 x (0,6661 h ) 2/3

x ( 0,0008 )1/2

= 0,8629 h

2/3

Q = A x V

3,5905= 4,2 h2 x

0,8629 h

2/3

3,5905= 3,6242 h8/3

h8/3

= 0,9907

h = 0,9815

Maka : B = 2,7 x h = 2,6501

P = 6,3056 x h = 6,1889

A = 4,2 x h2 = 4,0460

R = 0,6661 x h = 0.6538

V = A

Q =

= 0,8874

V baru = 0,8874

V ijin = 0,65

A baru = Vbaru

Q = 4,0461

H baru = 3

Abaru= 1,1613

B baru = 2,7 x h baru = 3,1355

P baru = 6,3056 x h baru = 7,3227

Page 83: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

83

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

R baru = 0,6661 x h baru = 0,7735

Q = A x V

Q = A x k x R 2/3

x I1/2

= 4,0461x 40 x (0,7735) 2/3

x I1/2

= 125,1863 x I1/2

I1/2

= 0,0287

I = 2369 x 10-4

TABEL DIMENSI SALURAN

Nama Q (m3/dtk) A (m2) P (m) V (m/dtk) R (m) B (m) H (m) Saluran

Sekunder 1 6,01888 8,6181 12,0433 0,6984 1,1927 5,9322 1,6949 Sekunder 2 3,31162 8,6195 10,6880 0,3842 1,1290 4,5765 1,6950

Sekunder 3 3,53979 5,9602 8,8877 0,5939 0,9389 3,8057 1,4095 Sekunder 4 4,0461 7,3227 0,8874 0,7735 3,1355 1,1613

II. SALURAN TERSIER

a) Saluran Tersier 1

Q = 1,1544 m3/dt

m = 1

k = 40

n = 1,8→ n = b/h

b = 1,8 h

I = 0,00024

Page 84: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

84

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

A = bh + m.h2

= (1,8 h. h + 1 h2 )

= 2,8 h2

P = b + 2h 21 m

= 1,8 h + 2h 211

= 4,6284 h

R =

=

= 0,6050 h

V = k x R 2/3

x I1/2

= 40 x (0,6050 h ) 2/3

x (0,00024)1/2

= 0,4433 h

2/3

Q = A x V

1,1544 = 2,8 h2 x

0,4433 h

2/3

1,1544 = 1,2412 h8/3

h8/3

= 0,9301

h = 0,9732

Maka : B = 1,8 x h = 1,7518

P = 4,6284 x h = 4,5044

A = 2,8 x h2 = 2,6519

R = 0,6050 x h = 0.5888

Page 85: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

85

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

V = A

Q =

= 0,4353

V baru = 0,4353

V ijin = 0,55

A baru = Vbaru

Q = 2,6520

H baru = 3

Abaru= 0,9402

B baru = 1,8 x h baru = 1,6924

P baru = 4,6284 x h baru = 4,3516

R baru = 0,6050 x h baru = 0,5688

Q = A x V

Q = A x k x R 2/3

x I1/2

1,1544 = 2,6520 x 40 x (0,5688) 2/3

x I1/2

1,1544 = 72,8238 x I1/2

I1/2

= 0,0159

I = 2,5281 x 10-4

NB: Tersier 1, 2, 3, 4 memiliki Nilai yang sama.

b) Saluran Tersier 5

Q = 0,9813 m3/dt

m = 1

k = 35

n = 1,5→ n = b/h

Page 86: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

86

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

b = 1,5 h

I = 0,00034

A = bh + m.h2

= (1,5 h. h + 1 h2 )

= 2,5 h2

P = b + 2h 21 m

= 1,5 h + 2h 211

= 4,3284 h

R =

=

= 0,5776 h

V = k x R 2/3

x I1/2

= 35 x (0,5776 h ) 2/3

x (0,00034)1/2

= 0,4476 h

2/3

Q = A x V

0,9813 = 2,5 h2 x

0,4476 h

2/3

0,9813 = 1,1119 h8/3

h8/3

= 0,8825

h = 0,9542

Maka : B = 1,5 x h = 1,4313

P = 4,3284 x h = 4,1301

Page 87: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

87

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

A = 2,5 x h2 = 2,2762

R = 0,5776 x h = 0.5511

V = A

Q =

= 0,4311

V baru = 0,4311

V ijin = 0,50

A baru = Vbaru

Q = 2,6762

H baru = 3

Abaru= 0,9444

B baru = 1,5 x h baru = 1,4166

P baru = 4,3284 x h baru = 4,0877

R baru = 0,5776 x h baru = 0,5454

Q = A x V

Q = A x k x R 2/3

x I1/2

= 2,6762 x 35 x (0,5454) 2/3

x I1/2

= 62,5263 x I1/2

I1/2

= 0,0156

I = 2,4336 x 10-4

c) Saluran Tersier 6

Q = 0,8755 m3/dt

m = 1

k = 35

Page 88: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

88

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

n = 1,5→ n = b/h

b = 1,5 h

I = 3,7209 x 10-5

A = bh + m.h2

= (1,5 h. h + 1 h2 )

= 2,5 h2

P = b + 2h 21 m

= 1,5 h + 2h 211

= 4,3284 h

R =

=

= 0,5776 h

V = k x R 2/3

x I1/2

= 35 x (0,5776 h ) 2/3

x (3,7209 x 10-5

)1/2

= 0,1481 h

2/3

Q = A x V

0,8755 = 2,5 h2 x

0,1481 h

2/3

0,8755 = 0,3703 h8/3

h8/3

= 2,3643

h = 1,3808

Maka : B = 1,5 x h = 2,0712

Page 89: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

89

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

P = 4,3284 x h = 5,9767

A = 2,5 x h2 = 4,7665

R = 0,5776 x h = 0.7976

V = A

Q =

= 0,1837

V baru = 0,1837

V ijin = 0,50

A baru = Vbaru

Q = 4,7659

H baru = 3

Abaru= 1,2604

B baru = 1,5 x h baru = 1,8906

P baru = 4,3284 x h baru = 5,4555

R baru = 0,5776 x h baru = 0,7280

Q = A x V

Q = A x k x R 2/3

x I1/2

= 4,7659 x 35 x (0,7280) 2/3

x I1/2

= 134,9897 x I1/2

I1/2

= 0,0065

I = 4,225 x 10-5

d) Saluran Tersier 8

Q = 0,7504 m3/dt

m = 1

Page 90: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

90

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

k = 35

n = 1,5→ n = b/h

b = 1,5 h

I = 4,444 x 10-5

A = bh + m.h2

= (1,5 h. h + 1 h2 )

= 2,5 h2

P = b + 2h 21 m

= 1,5 h + 2h 211

= 4,3284 h

R =

=

= 0,5776 h

V = k x R 2/3

x I1/2

= 35 x (0,5776 h ) 2/3

x (4,444 x 10-5

)1/2

= 0,1618 h

2/3

Q = A x V

0,7504 = 2,5 h2 x

0,1618 h

2/3

0,7504 = 0,4045 h8/3

h8/3

= 1,8551

h = 1,2608

Page 91: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

91

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Maka : B = 1,5 x h = 1,8912

P = 4,3284 x h = 5,4572

A = 2,5 x h2 = 3,9740

R = 0,5776 x h = 0,7282

V = A

Q =

= 0,1888

V baru = 0,1888

V ijin = 0,50

A baru = Vbaru

Q = 3,9746

H baru = 3

Abaru= 1,1510

B baru = 1,5 x h baru = 1,7265

P baru = 4,3284 x h baru = 4,9820

R baru = 0,5776 x h baru = 0,6648

Q = A x V

Q = A x k x R 2/3

x I1/2

= 2,8958 x 35 x (0,6648) 2/3

x I1/2

= 77,2024 x I1/2

I1/2

= 0,0097

I = 9,409 x 10-5

e) Saluran Tersier 9

Q = 0,7023 m3/dt

Page 92: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

92

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

m = 1

k = 35

n = 1,2→ n = b/h

b = 1,2 h

I = 4,444 x 10-5

A = bh + m.h2

= (1,2 h. h + 1 h2 )

= 2,2 h2

P = b + 2h 21 m

= 1,2 h + 2h 211

= 4,0284 h

R =

=

= 0,5461 h

V = k x R 2/3

x I1/2

= 35 x (0,5461 h ) 2/3

x (4,444 x 10-5

)1/2

= 0,1559 h

2/3

Q = A x V

0,7023 = 2,2 h2 x

0,1559 h

2/3

0,7023 = 0,3430 h8/3

h8/3

= 2,0475

Page 93: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

93

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

h = 1,3083

Maka : B = 1,2 x h = 1,5700

P = 4,0284 x h = 5,2704

A = 2,2 x h2 = 3,7656

R = 0,5461 x h = 0,7145

V = A

Q =

= 0,1865

V baru = 0,1865

V ijin = 0,45

A baru = Vbaru

Q = 3,7657

H baru = 3

Abaru= 1,1204

B baru = 1,2 x h baru = 1,3445

P baru = 4,0284 x h baru = 4,5134

R baru = 0,5462 x h baru = 0,6120

Q = A x V

Q = A x k x R 2/3

x I1/2

= 3,7657 x 35 x (0,6120) 2/3

x I1/2

= 95,0053 x I1/2

I1/2

= 0,0097

I = 7,3922 x 10-3

Page 94: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

94

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

f) Saluran Tersier 10

Q = 0,6734 m3/dt

m = 1

k = 35

n = 1,2→ n = b/h

b = 1,2 h

I = 4,7059 x 10-5

A = bh + m.h2

= (1,2 h. h + 1 h2 )

= 2,2 h2

P = b + 2h 21 m

= 1,2 h + 2h 211

= 4,0284 h

R =

=

= 0,5461 h

V = k x R 2/3

x I1/2

= 35 x (0,5461 h ) 2/3

x (4,7059 x 10-5

)1/2

= 0,1604 h

2/3

Q = A x V

Page 95: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

95

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

0,6734 = 2,2 h2 x

0,1604 h

2/3

0,6734 = 0,3529 h8/3

h8/3

= 1,9082

h = 1,2742

Maka : B = 1,2 x h = 1,5230

P = 4,0284 x h = 5,1330

A = 2,2 x h2 = 3,5719

R = 0,5461 x h = 0,6958

V = A

Q =

= 0,1885

V baru = 0,1885

V ijin = 0,45

A baru = Vbaru

Q = 3,5724

H baru = 3

Abaru= 1,0912

B baru = 1,2 x h baru = 1,3094

P baru = 4,0284 x h baru = 4,3958

R baru = 0,5461 x h baru = 0,5959

Q = A x V

Q = A x k x R 2/3

x I1/2

= 3,5724 x 35 x (0,5959) 2/3

x I1/2

Page 96: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

96

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

= 88,5409 x I1/2

I1/2

= 0,0076

I = 5,776 x 10-5

g) Saluran Tersier 11

Q = 0,6349 m3/dt

m = 1

k = 35

n = 1,2→ n = b/h

b = 1,2 h

I = 2,9091 x 10-4

A = bh + m.h2

= (1,2 h. h + 1 h2 )

= 2,2 h2

P = b + 2h 21 m

= 1,2 h + 2h 211

= 4,0284 h

R =

=

= 0,5461 h

V = k x R 2/3

x I1/2

Page 97: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

97

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

= 35 x (0,5461 h ) 2/3

x (2,9091 x 10-4

)1/2

= 0,3988 h

2/3

Q = A x V

0,6349 = 2,2 h2 x

0,3988 h

2/3

0,6349 = 0,8774 h8/3

h8/3

= 0,7236

h = 0,8858

Maka : B = 1,2 x h = 1,0630

P = 4,0284 x h = 3,5684

A = 2,2 x h2 = 1,7262

R = 0,5461 x h = 0,4285

V = A

Q =

= 0,3678

V baru = 0,3678

V ijin = 0,45

A baru = Vbaru

Q = 1,7262

H baru = 3

Abaru= 0,7586

B baru = 1,2 x h baru = 0,9103

P baru = 4,0284 x h baru = 3,0559

R baru = 0,5461 x h baru = 0,4143

Page 98: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

98

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Q = A x V

Q = A x k x R 2/3

x I1/2

= 1,7262 x 35 x (0,4143) 2/3

x I1/2

= 33,5765 x I1/2

I1/2

= 0,0189

I = 3,5721 x 10-4

h) Saluran Tersier 12

Q = 0,5003 m3/dt

m = 1

k = 35

n = 1,3→ n = b/h

b = 1,3 h

I = 3,2 x 10-4

A = bh + m.h2

= (1,3 h. h + 1 h2 )

= 2,3 h2

P = b + 2h 21 m

= 1,3 h + 2h 211

= 4,1284 h

R =

=

Page 99: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

99

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

= 0,5571 h

V = k x R 2/3

x I1/2

= 35 x (0,5571 h ) 2/3

x (3,2 x 10-4

)1/2

= 0,4239 h

2/3

Q = A x V

0,5003 = 2,3 h2 x

0,4239 h

2/3

0,5003 = 0,9750 h8/3

h8/3

= 0,5131

h = 0,7786

Maka : B = 1,3 x h = 1,0122

P = 4,1284 x h = 3,2144

A = 2,3 x h2 = 1,3943

R = 0,5571 x h = 0,4338

V = A

Q =

= 0,3588

V baru = 0,3588

V ijin = 0,40

A baru = Vbaru

Q = 1,3944

H baru = 3

Abaru= 0,6818

B baru = 1,3 x h baru = 0,8863

Page 100: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

100

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

P baru = 4,1284 x h baru = 2,8147

R baru = 0,5571 x h baru = 0,3798

Q = A x V

Q = A x k x R 2/3

x I1/2

= 1,3944 x 35 x (0,3798) 2/3

x I1/2

= 25,5952 x I1/2

I1/2

= 0,0195

I = 3,8025 x 10-4

NB: Saluran Tersier 12 dan 14 sama.

i) Saluran Tersier 13

Q = 0,5580 m3/dt

m = 1

k = 35

n = 1,3→ n = b/h

b = 1,3 h

I = 3,5556 x 10-4

A = bh + m.h2

= (1,3 h. h + 1 h2 )

= 2,3 h2

P = b + 2h 21 m

= 1,3 h + 2h 211

Page 101: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

101

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

= 4,1284 h

R =

=

= 0,5571 h

V = k x R 2/3

x I1/2

= 35 x (0,5571 h ) 2/3

x (3,5556 x 10-4

)1/2

= 0,4468 h

2/3

Q = A x V

0,5580 = 2,3 h2 x

0,4468 h

2/3

0,5580 = 0,02764 h8/3

h8/3

= 0,5131

h = 1,0875

Maka : B = 1,3 x h = 1,4138

P = 4,1284 x h = 4,4896

A = 2,3 x h2 = 2,7201

R = 0,5571 x h = 0,6058

V = A

Q =

= 0,2051

V baru = 0,2051

V ijin = 0,45

A baru = Vbaru

Q = 2,7206

Page 102: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

102

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

H baru = 3

Abaru= 0,9523

B baru = 1,3 x h baru = 1,2378

P baru = 4,1284 x h baru = 3,9315

R baru = 0,5571 x h baru = 0,5305

Q = A x V

Q = A x k x R 2/3

x I1/2

= 2,7206 x 35 x (0,5305) 2/3

x I1/2

= 62,4007 x I1/2

I1/2

= 0,0195

I = 8,9422 x 10-4

j) Saluran Tersier 15

Q = 0,1319 m3/dt

m = 1

k = 35

n = 1 → n = b/h

b = 1 h

I = 4,3636 x 10-4

A = bh + m.h2

= (1 h. h + 1 h2 )

= 2 h2

P = b + 2h 21 m

Page 103: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

103

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

= 1 h + 2h 211

= 3,8284 h

R =

=

= 0,5224 h

V = k x R 2/3

x I1/2

= 35 x (0,5224 h ) 2/3

x (4,3636 x 10-4

)1/2

= 0,4742 h

2/3

Q = A x V

0,1319 = 2 h2 x

0,4742 h

2/3

0,1319 = 0,9484 h8/3

h8/3

= 0,1391

h = 0,4678

Maka : B = 1 x h = 0,4678

P = 3,8284 x h = 1,7909

A = 2 x h2 = 0,9356

R = 0,5224 x h = 0,2444

V = A

Q =

= 0,1410

V baru = 0,1410

V ijin = 0,45

Page 104: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

104

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

A baru = Vbaru

Q = 0,9355

H baru = 3

Abaru= 0,5584

B baru = 1 x h baru = 0,5584

P baru = 3,8284 x h baru = 2,1378

R baru = 0,5224 x h baru = 0,2917

Q = A x V

Q = A x k x R 2/3

x I1/2

= 0,9355 x 35 x (0,2917) 2/3

x I1/2

= 14,4013 x I1/2

I1/2

= 0,0091

I = 8,281 x 10-5

TABEL DIMENSI SALURAN

Nama Q

(m3/dtk)

A (m2) P (m) V (m/dtk) R (m) B (m) H (m)

Saluran

Tersier 1 1,1544 2,6520 4,3516 0,4353 0,5688 1,6924 0,9402

Tersier 2 1,1544 2,6520 4,3516 0,4353 0,5688 1,6924 0,9402

Tersier 3 1,1544 2,6520 4,3516 0,4353 0,5688 1,6924 0,9402

Tersier 4 1,1544 2,6520 4,3516 0,4353 0,5688 1,6924 0,9402

Tersier 5 0,9813 2,6762 0,5454 0,4311 0,5454 1,4166 0,9444

Tersier 6 0,8755 4,7659 5,4555 0,1837 0,7280 1,8906 1,2604

Tersier 7 0,8033 2,8958 4,2527 0,2774 0,5675 1,4738 0,9825

Tersier 8 3,9746 4,9820 0,1888 0,6648 1,7265 1,1510

Tersier 9 0,7023 3,7657 4,5134 0,1865 0,7145 1,3445 1,1204

Tersier 10 0,6734 3,5724 4,3958 0,1885 0,5959 1,3094 1,0912

Tersier 11 0,6349 1,7262 3,0559 0,3678 0,4143 0,9103 0,7586

Tersier 12 0,5003 1,3944 2,8147 0,3588 0,3798 0,8863 0,6818

Tersier 13 0,5580 2,7206 3,9315 0,2051 0,5305 1,2378 0,9523

Tersier 14 0,5003 1,3944 2,8147 0,3588 0,3798 0,8863 0,6818

Tersier 15 0,1319 0,9355 2,1378 0,1410 0,2917 0,5584 0,5584

Page 105: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

105

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

a. Perhitungan galian saluran

Perhitungan galian saluran disebabkan karena ketinggian kontur tanah yang

berbeda-beda dan juga untuk memperhitungkan kemiringan saluran supaya air bisa

mengalir sesuai yang direncanakan.

Ket :

W = Tinggi jagaan

h3 = ketinggian tanah mencapai tinggi jagaan

h2’ = ketinggian tanah dari muka tanah yang sebenarnya sampai

= ketinggian tanah asumsi. (m)

h3 = h + w)

h2’ = (h3’ – h2)

a. Saluran Primer

Page 106: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

106

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Diketahui : h2’ = 0,4

m = 1,0

W = 0,75

h = 1,8425 + W

= 1,8425 + 0,75

= 2,5925 m

b = 6,4488 m

Ditanya : 1. hbasah ?

2. ¼ L ?

3. hgalian ?

4. Volume galian ?

Jawab : 1. hbasah = m . h

= 1,0 . 2,5925

= 2,5925 m

2. ¼ L = √

= √

= 3,6663 m

L = 3,6663 . 4

= 14,6654 m

3. hgalian = h +

= 2,5925 + 0,4

= 2,9925 m

4. Volume galian = 0,5 . (L + b) . hgalian

= 0,5 . (14,6663 + 6,4488) . 2.9925

= 31,5944 m3

Saluran Primer 2

Diketahui : h2’ = 0,2

m = 1,0

W = 0,75

h = 1,6776 + W

Page 107: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

107

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

= 1,6776 + 0,75

= 2,4276 m

b = 6,2071 m

Ditanya : 1. hbasah ?

2. ¼ L ?

3. hgalian ?

4. Volume galian ?

Jawab : 1. hbasah = m . h

= 1,0 . 2,4276

= 2,4276 m

2. ¼ L = √

= √

= 3,4331 m

L = 3,4331 . 4

= 13,7326 m

3. hgalian = h +

= 2,4276 + 0,2

= 2,6276 m

4. Volume galian = 0,5 . (L + b) . hgalian

= 0,5 . (13,7326 + 6,2071) . 2,6276

= 26,1968 m3

Saluran Primer 3

Diketahui : h2’ = 0,4

m = 1,0

W = 0,75

h = 1,9454 + W

= 1,9454 + 0,75

= 2,6954 m

b = 7,1980 m

Page 108: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

108

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Ditanya : 1. hbasah ?

2. ¼ L ?

3. hgalian ?

4. Volume galian ?

Jawab : 1. hbasah = m . h

= 1,0 . 2,6954

= 2,6954 m

2. ¼ L = √

= √

= 3,8119 m

L = 3,8119 . 4

= 15,2475 m

3. hgalian = h +

= 2,6954 + 0,4

= 3,0954 m

4. Volume galian = 0,5 . (L + b) . hgalian

= 0,5 . (15,2475 + 7,1980) . 3,0954

= 34,7389 m3

b. Saluran Sekunder

TABEL GALIAN SALURAN

Nama h galian L (m) 1/4L (m) h basah Volume

Saluran (m) (m) galian (m3)

Primer 1 2,9925 14,6654 3,6663 2,5925 31,5944

Primer 2 2,6276 13,7326 3,4331 2,4276 26,1968

Primer 3 3,0954 15,2475 3,8119 2,6954 34,7389

Page 109: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

109

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Saluran sekunder 1

Diketahui : h2’ = 0,9

m = 1,0

W = 0,75

h = 1,6949 + W

= 1,6949 + 0,75

= 2,4449 m

b = 5,9322 m

Ditanya : 1. hbasah ?

2. ¼ L ?

3. hgalian ?

4. Volume galian ?

Jawab : 1. hbasah = m . h

= 1,0 . 2,4449

= 2,4449 m

2. ¼ L = √

Page 110: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

110

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

= √

= 3,4576 m

L = 3,4576 . 4

= 13,8304 m

3. hgalian = h +

= 2,4449 + 0,9

= 3,3449 m

4. Volume galian = 0,5 . (L + b) . hgalian

= 0,5 . (13,8304+ 5,9322) . 3,3449

= 33,0520 m3

Saluran sekunder 2

Diketahui : h2’ = 0,2

m = 1,0

W = 0,60

h = 1,6950 + W

= 1,6950 + 0,60

= 2,2950 m

b = 4,5765 m

Ditanya : 1. hbasah ?

2. ¼ L ?

3. hgalian ?

4. Volume galian ?

Jawab : 1. hbasah = m . h

= 1,0 . 2,2950

= 2,2950 m

2. ¼ L = √

= √

= 3,2456 m

L = 3,2456 . 4

= 12,9825 m

Page 111: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

111

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

3. hgalian = h +

= 2,2950 + 0,2

= 2,4950 m

4. Volume galian = 0,5 . (L + b) . hgalian

= 0,5 . (12,9825 + 4,5765) . 2,4950

= 21,9094 m3

Saluran sekunder 3

Diketahui : h2’ = 0,5

m = 1,0

W = 0,60

h = 1,4095+ W

= 1,4095+ 0,60

= 2,0095 m

b = 3,8057 m

Ditanya : 1. hbasah ?

2. ¼ L ?

3. hgalian ?

4. Volume galian ?

Jawab : 1. hbasah = m . h

= 1,0 . 2,0095

= 2,0095 m

2. ¼ L = √

= √

= 2,8419 m

L = 2,8419 . 4

= 11,3674 m

3. hgalian = h +

= 2,0095 + 0,5

= 2,5095 m

Page 112: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

112

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

4. Volume galian = 0,5 . (L + b) . hgalian

= 0,5 . (11,3674 +3,8057) . 2,5095

= 19,0384 m3

Saluran sekunder 4

Diketahui : h2’ = 1,2

m = 1,0

W = 0,60

h = 1,1613 + W

= 1,1613 + 0,60

= 1,7613 m

b = 3,1355m

Ditanya : 1. hbasah ?

2. ¼ L ?

3. hgalian ?

4. Volume galian ?

Jawab : 1. hbasah = m . h

= 1,0 . 1,7613

= 1,7613 m

2. ¼ L = √

= √

= 2,4909 m

L = 2,4909 . 4

= 9,9634 m

3. hgalian = h +

= 1,7613+ 1,2

= 2,9613 m

4. Volume galian = 0,5 . (L + b) . hgalian

= 0,5 . (9,9634 + 2,9613) . 2,9613

= 12,1370 m3

Page 113: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

113

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

c. Saluran Tersier

Saluran Tersier 1, 2, 3, & 4

Diketahui : h2’ = 0,72

m = 1,0

W = 0,50

h = 0,9402 + W

= 0,9402 + 0,50

= 1,4402 m

b = 1,6924 m

TABEL GALIAN SALURAN

Nama h galian L (m) 1/4L (m) h basah Volume

Saluran (m) (m) galian (m3)

Sekunder 1 3,3449 13,8304 3,4576 2,4449 33,0520

Sekunder 2 2,6595 12,9825 3,2456 2,2950 21,9094

Sekunder 3 2,5095 11,3674 2,8419 2,0095 19,0384

Sekunder 4 2,9613 9,9634 2,4909 1,7613 12,1370

Page 114: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

114

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Ditanya : 1. hbasah ?

2. ¼ L ?

3. hgalian ?

4. Volume galian ?

Jawab : 1. hbasah = m . h

= 1,0 . 1,4402

= 1,4402 m

2. ¼ L = √

= √

= 2,0368 m

L = 2,0368 . 4

= 8,1472 m

3. hgalian = h +

= 1,4402 + 1,2

= 2,6402 m

4. Volume galian = 0,5 . (L + b) . hgalian

= 0,5 . (8,1472 + 1,6924) . 2,6402

= 12,9893 m3

Saluran Tersier 5

Diketahui : h2’ = 0,72

m = 1,0

W = 0,50

h = 0,9444 + W

= 0,9444 + 0,50

= 1,4444 m

b = 1,4166 m

Ditanya : 1. hbasah ?

2. ¼ L ?

3. hgalian ?

4. Volume galian ?

Page 115: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

115

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Jawab : 1. hbasah = m . h

= 1,0 . 1,4444

= 1,4444 m

2. ¼ L = √

= √

= 2,0427 m

L = 2,0427 . 4

= 8,1708 m

3. hgalian = h +

= 1,4444 + 0,72

= 2,1644 m

4. Volume galian = 0,5 . (L + b) . hgalian

= 0,5 . (8,1708 + 1,4166) . 2,1644

= 10,3755 m3

Saluran Tersier 6

Diketahui : h2’ = 0,08

m = 1,0

W = 0,50

h = 1,2604 + W

= 1,2604 + 0,50

= 1,7604 m

b = 1,8906 m

Ditanya : 1. hbasah ?

2. ¼ L ?

3. hgalian ?

4. Volume galian ?

Jawab : 1. hbasah = m . h

= 1,0 . 1,7604

Page 116: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

116

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

= 1,7604 m

2. ¼ L = √

= √

= 2,4896 m

L = 2,4896 . 4

= 9,9584 m

3. hgalian = h +

= 1,7604 + 0,08

= 1,8404 m

4. Volume galian = 0,5 . (L + b) . hgalian

= 0,5 . (9,9584 + 1,8906) . 1,8404

= 10,9034 m3

Saluran Primer 7

Diketahui : h2’ = 0,08

m = 1,0

W = 0,50

h = 0,9825+ W

= 0,9825 + 0,50

= 1,4825 m

b = 1,4738 m

Ditanya : 1. hbasah ?

2. ¼ L ?

3. hgalian ?

4. Volume galian ?

Jawab : 1. hbasah = m . h

= 1,0 . 1,4825

= 1,4825 m

2. ¼ L = √

Page 117: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

117

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

= √

= 2,0966 m

L = 2,0966 . 4

= 8,3864 m

3. hgalian = h +

= 1,4825 + 0,08

= 1,5625 m

4. Volume galian = 0,5 . (L + b) . hgalian

= 0,5 . (8,3864 + 1,4738) . 1,5625

= 7,7033 m3

Saluran Primer 8

Diketahui : h2’ = 0,08

m = 1,0

W = 0,50

h = 1,1510+ W

= 1,1510 + 0,50

= 1,651 m

b = 1,7265 m

Ditanya : 1. hbasah ?

2. ¼ L ?

3. hgalian ?

4. Volume galian ?

Jawab : 1. hbasah = m . h

= 1,0 . 1,651

= 1,651 m

2. ¼ L = √

= √

= 2,3349 m

Page 118: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

118

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

L = 2,3349 . 4

= 9,3396 m

3. hgalian = h +

= 1,651 + 0,08

= 1,731 m

4. Volume galian = 0,5 . (L + b) . hgalian

= 0,5 . (9,3396 + 1,7265) . 1,731

= 9,5777 m3

Saluran Primer 9

Diketahui : h2’ = 0,08

m = 1,0

W = 0,50

h = 1,1204+ W

= 1,1204 + 0,50

= 1,6204 m

b = 1,3445 m

Ditanya : 1. hbasah ?

2. ¼ L ?

3. hgalian ?

4. Volume galian ?

Jawab : 1. hbasah = m . h

= 1,0 . 1,6204

= 1,6204 m

2. ¼ L = √

= √

= 2,2916 m

L = 2,2916 . 4

= 9,1664 m

Page 119: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

119

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

3. hgalian = h +

= 1,6204 + 0,08

= 1,7004 m

4. Volume galian = 0,5 . (L + b) . hgalian

= 0,5 . (9,1664 + 1,3445) . 1,7004

= 8,9364 m3

Saluran Primer 10

Diketahui : h2’ = 0,08

m = 1,0

W = 0,50

h = 1,0912+ W

= 1,0912 + 0,50

= 1,5912 m

b = 1,3094 m

Ditanya : 1. hbasah ?

2. ¼ L ?

3. hgalian ?

4. Volume galian ?

Jawab : 1. hbasah = m . h

= 1,0 . 1,5912

= 1,5912 m

2. ¼ L = √

= √

= 2,2503 m

L = 2,2503 . 4

= 9,0012 m

3. hgalian = h +

= 1,5912 + 0,08

Page 120: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

120

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

= 1,6712 m

4. Volume galian = 0,5 . (L + b) . hgalian

= 0,5 . (9,0012+ 1,3094) . 1,6712

= 8,6832 m3

Saluran Primer 11

Diketahui : h2’ = 0,08

m = 1,0

W = 0,50

h = 0,7586 + W

= 0,7586 + 0,50

= 1,2586 m

b = 0,9130 m

Ditanya : 1. hbasah ?

2. ¼ L ?

3. hgalian ?

4. Volume galian ?

Jawab : 1. hbasah = m . h

= 1,0 . 1,2586

= 1,2586 m

2. ¼ L = √

= √

= 1,7799 m

L = 1,7799 . 4

= 7,1196 m

3. hgalian = h +

= 1,2586 + 0,08

= 1,3386 m

4. Volume galian = 0,5 . (L + b) . hgalian

Page 121: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

121

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

= 0,5 . (7,1196 + 0,9130) . 1,3386

= 5,3762 m3

Saluran Primer 12, & 14

Diketahui : h2’ = 0,08

m = 1,0

W = 0,50

h = 0,6818 + W

= 0,6818 + 0,50

= 1,1818 m

b = 0,8863 m

Ditanya : 1. hbasah ?

2. ¼ L ?

3. hgalian ?

4. Volume galian ?

Jawab : 1. hbasah = m . h

= 1,0 . 1,1818

= 1,1818 m

2. ¼ L = √

= √

= 1,6713 m

L = 1,6713 . 4

= 6,6852 m

3. hgalian = h +

= 1,1818 + 0,08

= 1,2618 m

4. Volume galian = 0,5 . (L + b) . hgalian

= 0,5 . (6,6852 + 0,8863) . 1,2618

= 4,7769 m3

Page 122: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

122

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Saluran Primer 13

Diketahui : h2’ = 0,08

m = 1,0

W = 0,50

h = 0,9253 + W

= 0,9253 + 0,50

= 1,4253 m

b = 1,2378 m

Ditanya : 1. hbasah ?

2. ¼ L ?

3. hgalian ?

4. Volume galian ?

Jawab : 1. hbasah = m . h

= 1,0 . 1,4253

= 1,4253 m

2. ¼ L = √

= √

= 2,0157 m

L = 2,0157 . 4

= 8,0628 m

3. hgalian = h +

= 1,4253 + 0,08

= 0,5053 m

4. Volume galian = 0,5 . (L + b) . hgalian

= 0,5 . (8,0628 + 1,2378) . 0,5053

= 2,3498 m3

\

Page 123: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

123

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Saluran Primer 15

Diketahui : h2’ = 0,08

m = 1,0

W = 0,4

h = 0,5584 + W

= 0,5584 + 0,40

= 0,9584 m

b = 0,9584 m

Ditanya : 1. hbasah ?

2. ¼ L ?

3. hgalian ?

4. Volume galian ?

Jawab : 1. hbasah = m . h

= 1,0 . 0,9584

= 0,9584 m

2. ¼ L = √

= √

= 1,3554 m

L = 1,3554 . 4

= 5,4216 m

3. hgalian = h +

= 0,9584 + 0,08

= 1,0384 m

4. Volume galian = 0,5 . (L + b) . hgalian

= 0,5 . (5,4216 + 0,9584) . 1,0384

= 3,3125 m3

Page 124: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

124

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

TABEL GALIAN SALURAN

Nama h galian L (m) 1/4L (m) h basah Volume

Saluran (m) (m) galian (m3)

Tersier 1 2,6402 8,1472 2,0368 1,4402 12,9893

Tersier 2 2,6402 8,1472 2,0368 1,4402 12,9893

Tersier 3 2,6402 8,1472 2,0368 1,4402 12,9893

Tersier 4 2,6402 8,1472 2,0368 1,4402 12,9893

Tersier 5 2,1644 8,1708 2,0427 1,4444 10,3755

Tersier 6 1,8404 9,9584 2,4896 1,7604 10,9034

Tersier 7 1,5625 8,3864 2,0966 1,4825 7,7033

Tersier 8 1,731 9,3396 2,3349 1,651 9,5777

Tersier 9 1,7004 9,1664 2,2916 1,6204 8,9364

Tersier 10 1,6712 9,0012 2,2503 1,5912 8,6832

Tersier 11 1,3386 7,1196 1,7799 1,2586 5,3762

Tersier 12 1,2618 6,6852 1,6713 1,1818 4,7769

Tersier 13 0,5053 8,0628 2,0157 1,4253 2,3498

Tersier 14 1,2618 6,6852 1,6713 1,1818 4,7769

Tersier 15 1,0384 5,4216 1,3554 0,9584 3,3125

Page 125: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

125

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

BAB IV

PENUTUP

Irigasi merupakan usaha manusia di dalam menyelidiki dan pengaturan air

untuk menunjang pertanian dan irigasi sangat memperhatikan dalam hal pemanfaatan

atau pemakaian air yang pada umumnya, memperhatikan tingkat efektifitas dalam

pemakaian jumlah air. Dalam hal ini irigasi menggambarkan hubungan pemberian air

dengan hasil panen terutama tanaman pokok seperti padi.

Lebih lanjut di katakan bahwa namanya masyarakat antara lain disebabkan

oleh adanya pertanian yang beririgasi, Sehingga dengan demikian pertanian akan

memberikan keuntungan secara tetap. Oleh karenanya pemberian dan pengembangan

bangunan irigasi terus di kembangkan oleh masyarakat.

Dari perbandingan jumlah persediaan air dengan kebutuhan air tersebut dapat

dipilih waktu yang baik untuk awal tanam awal bulan januari dengan rotasi teknis tiga

golongan karena sebagian besar kebutuhan air dapat terpenuhi oleh jumlah ketersediaan

air.

1. Irigasi merupakan cara pemanfaatan air yang ada untuk keperluan merupakan

pertumbuhan tanaman terutama bagi tanaman pokok.

2. Kebutuhqan air bagi tanaman adalah jumlah air yang dibutuhkan tanaman untuk

kebutuhannya.

3. Luas lahan yang di aliri adalah

4. Pemberian air dilakukan dengan cara rotasi teknis tiga golongan dengan awal masa

tanam 1 januari.

5. Debit maksimum untuk mengaliri lahan seluas

Page 126: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

126

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

LAMPIRAN

Page 127: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

127

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

foto / dokumentasi irigasi di indonesia

Page 128: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

128

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Page 129: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

129

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL

Page 130: Tugas Besar Irigasi Bangunan Air I

UNIVERSITAS ANTAKUSUMA | Tugas Besar Irigasi

dan Bangunan Air I

130

Deri Ardiansyah_09222010077_TEKNIK SIPIL