tugas besar apk
DESCRIPTION
arifTRANSCRIPT
Analisa Perancangan Kerja II 2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata kuliah analisa perancangan kerja (APK) merupakan mata kuliah yang
berhubungan dengan kegiatan manusia dalam melakukan kerja fisik sesuai dengan
kondisi yang dialami oleh manusia itu sendiri. Faktor-faktor yang menjadi
pertimbangan seberapa besar pengaruh dari faktor tersebut mempengaruhi kerja fisik
dari seorang pekerja, diantaranya antropometri, biomekanika, RWL (Recommended
Weight Limit), lingkungan fisik, fisiologi kerja, dsb. Hal-hal yang saya sebutkan
diatas menjadi beberapa tolak ukur tersendiri terhadap alasan pentingnya mata kuliah
APK perlu untuk diajarkan dalam bidang keahlian teknik industri.
Manusia merupakan satu-satunya objek yang menjadi concern dalam mata
kuliah ini, keadaan manusia mulai dari pengaturan jam kerja, kondisi lingkungan saat
bekerja, batas beban yang maksimal bisa diangkat oleh seorang pekerja, bahkan gaji
dan insentive yang layak diterima oleh seorang pekerja merupakan beberapa bahasan
yang nantinya akan diulas dalam pokok bahasan mata kuliah ini. Pada intinya pokok
dari segala inti dari objek yang selalu mendapatkan sorotan utama dalam mempelajari
mata kuliah ini, yakni manusia. Manusia tidak hanya dijadikan sebagai pekerja yang
hanya menyelesaikan pekerjaannya dengan waktu yang telah ditentukan, namun lebih
dari itu untuk menjaga kestabilan kondisi pekerja, perlu untuk dipertimbangkan sisi
kenyamanan saat bekerja, keselamatan saat bekerja, dan tunjangan atau reward yang
akan menjadi pertimbangan khusus terhadap pekerja yang giat dan aktif dalam
melakukan tugas-tugasnya.
Studi kasus yang kali ini kami angkat melalui pengamatan dan penelitian di
Warung Makan “Barokah”. Kami menyoroti problem yang ada di warung makan
tersebut dikarenakan keadaan yang terjadi di warung tersebut membutuhkan perhatian
khusus, karena warung tersebut memasak makan-makanan yang dijual dengan
kapasitas yang banyak, sehingga sangat berkaitan dengan jumlah jam kerja dan
Analisa Perancangan Kerja II 2010
jumlah pekerjanya untuk memasak, jika ditelisik lebih jauh maka kita dapat
menghitung konsumsi energy dan RWL dari setiap pekerjanya, kemudian juga dapat
diteliti sisi lingkungan fisik, selain itu kita juga dapat menghitung kebutuhan waktu
istirahat dan gaji yang diterima pekerja sesuai dengan jam kerja yang dijalankan.
Beberapa ulasan yang sebelumnya telah dipelejari dari mata kuliah APK I dan
II, akan kami coba untuk meng-implementasikannya kedalam studi kasus yang kami
angkat ini, dengan begitu kami akan dapat lebih memahami dan mencoba
memberikan perbaikan terhadap apa yang sudah kami amati sebelumnya.
1.2 Rumusan Masalah
Memberikan analisa rancangan pekerjaan yang baik, dalam hal fisiologi kerja,
lingkungan kerja, peta tangan kanan dan kiri, perhitungan WS, konsumsi energi dan
RWL serta alokasi gaji yang seharusnya diterima oleh pekerja.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Agar lebih memahami mengenai pentingnya adanya sautu rancangan
pekerjaan
2. Mengetahui kriteria-kriteria apa saja yang mendasari rancangan pekerjaan
digolongkan sebagai rancangan kerja yang optimal.
3. Memberiakan solusi kepada objek penelitian untuk dapat
mempertimbangkan masukan yang mungkin dapat dilaksanakan.
Analisa Perancangan Kerja II 2010
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Analisa Kerja
Menurut Sritomo (1993) Analisa kerja merupakan studi tata cara pengukuran
kerja pada dasarnya akan sangat tergantung dan dipengaruhi oleh macam operasi
yang berlangsung dalam sebuah sistem produksinya. Adanya berbagai macam operasi
yang berbeda karakteristiknya tentu saja akan memerlukan cara analisa yang berbeda
pula. Disini pendekatan yang direkomendasikan untuk setiap kasus yang dihadapi
akan tergantung pada volume produksi, frekwensi perubahan dalam spseifikasi
produk yang dibuat/dihasikan, waktu dan dana yang tersedia untuk proses analisa dua
factor yang pertama, volume dan macam produk (output) merupakan dasar
pertimbangan yang paling dominan didalam pemilihan tipe produksi seperti yang
lazim dikenal sebagai tipe flow shop, job shop, dan project.
2.2 Pengertian Analisa Waktu
Analisa gerak dan waktu itu merupakan penelitian atas suatu tugas tertentu yang
sedang dilaksanakan oleh seorang pekerja demi meningkatkan effisiensinya dan
mengukur atas waktu yang dipakai untuk melaksana pekerjaan. Dengan analisa
tersebut akan dapat ditentukan standar yang nantinya dapat digunakan sebagai
pedoman baik para pekerja raaupun pimpinan dalam menilai pekerjaan.(ILO,1982: 1)
Analisa waktu adalah analisa dan penentuan waktu tugas kerja selama waktu
tertentu agar bisa ditentukan waktu yang setepatnya diperlukan untuk melaksanakan
tugas tersebut Analisa waktu ini dilakukan setelah ditentukan metode kerja yang baik,
sehingga akan dapat ditentukan waktu-yang tepat pula. Di dalam analisa waktu ini
juga menentukan waktu kelonggaran yang digunakan oleh para pekerja. Setiap orang
baik itu pekerja maupun pirapinan akan selalu berusaha untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan sebaik-baiknya tanpa banyak mengeluarkan tenaga atau gerakan
Analisa Perancangan Kerja II 2010
yang sebenarnya tidak perlu dilakukan dan waktu yang seefisien mungkin. Untuk
dapat melakukan itu perlu adanya study gerak dan waktu yang akan dapat me-
nentukan netode kerja yang baik yang harus dilakukan dan juga dapat menentukan
waktu standar. Dengan menentukan waktu normal dan waktu allowance, maka akan
dapat diketahui waktu standar, karena waktu standar merupakan penjumlahan antara
waktu normal dengan waktu allowance. Waktu normal adalah waktu yang diperlukan
oleh karyawan normal untuk menyelesaikan aatu unit pekerjaan, tanpa adanya
cadangan waktu apablla terdapat kerusakan-kerusakan kecil, penundaan proses.
Dengan demikian waktu normal ini merupakan hasil perkalian antara selected
operating time (waktu kerja yang terpilih) dengan performance rating (menaksir
nilai kecepatan). Waktu kerja yang terpilih adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan yang dipilih, dan pekerja yang dipilih sebagai sample
adalah pekerja yang mempunyai ketrampilan dan kecakapan dalam bekerja.
Performance rating ini ditentukan karena setiap karyawan mempunyai kecakapan
dan ketrampilan yang berbeda, sedangkan waktu allowance adalah waktu yang
dipakai oleh pekerja untuk kepentingan pribadi yang dapat ditolerir dan juga
menentukan waktu penundaan dalam menyelesaikan kegiatan.
2.3 WAKTU STANDAR
Setiap pimpinan akan selalu menentukan standar waktu yang dibutuhkan oleh
karyawan dalam menyelesaikan tugasnya. Dengan disusunnya waktu standar tersebut
akan membantu pimpinan dalam melakukan pengawasan
Waktu standar adalah waktu yang diperlukan bagi seorang karyawan normal
untulc menyelesaikan satu unit pekerjaan ditambah cadangan-cadangan waktu yang
diperlukan sehingga karyawan tersebut dapat melaksanakan tugas-tugasnya dari hari
ke hari walaupun terdapat gangguan-gangguan kecil dalam proses produksinya atau
dengan kata lain dapat disebutkan bahwa, waktu standar adalah waktu yang
diperlukan oleh seorang karyawan normal guna menyelesaikan satu unit pekerjaan
Analisa Perancangan Kerja II 2010
dari hari ke hari tanpa menimbulkan akibat yang negatip kepadanya (Agus, 1981 ;
173)
Waktu normal
Pengertian dari waktu normal adalah waktu yang diperlukan oleh karyawan
normal untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan tanpa adanya cadangan wak tu
apabila terdapat kerusakan-kerusakan kecil, penundaan proses dan lain sebagainya.
'Dari pengertian ini waktu normal, waktu yang benar-benar digunakan pekerja untuk
menyelesaikan pekerjaannya Untuk menentukan waktu normal kita harus
menentukan:
a. Waktu Terpilih (selected operating time)
Waktu yang terpilih ialah waktu yang diambil sebagai yang mewakili suatu
kelompok waktu dari suatu unsur atau dari suatu kelompok unsur. Waktu-waktu ini
baik yang diamati atau waktu dasar harus dinyatakan sebagai waktu-waktu yang
diamati atau waktu dasar yang dipilih (ILO, 1976; 82)
Untuk menentukan waktu terpilih ini, kita harus memilih karyawan yang diamati
sebagai wakil dari seluruh karyawan dan karyawan yang diamati itu yang trampil dan
cakap dalam bekerja sehingga dalam menentukan waktu tersebut akan memperoleh
hasil yang baik, Jika memilih karyawan yang tidak trampil dan tidak cakap akan
menghasilkan waktu yang tidak tepat dan tidak bisa digunakan sebagai waktu yang
digunakan untuk menentukan waktu standar.
Prosedur yang perlu diperhatikan dalam pengukuran waktu ini adalah sebagai
berikut: (Sukanto dan Indriyo, 1985; 172)
1). Menstandardisasi metode kerja.
2). Pilih pekerja yang relatip cakap, sehingga kita tidak usah memberi petunjuk-
petunjuk padanya sehingga pengukuran berjalan lancar.
3). Kita gunakan alat penoatat waktu yang memenuhi persyaratan (stop watch), alat-
alat tulis disiapkan.
4). Memberitahukan pada pekerja yang diukur tujuan kita, sehingga dia maklum
akan halnya.
Analisa Perancangan Kerja II 2010
5). Mengukur dengan mencatat waktu gerak-gerak standar pekerja.
Untuk memudahkan dalam menentukan wak-tu terpilih kita dapat membuat label,
di mana label ini ditunjukkan adanya gerak pekerja yang diteliti dari tahap pertama
sampai selesai tahap akhir dalam menyelesaikan pekerjaannya dan di dalam label ini
juga ditunjukkan hari penelitian, Setelah dibuat kemudian kita dapat menentukan
waktu terpilih dengan cara:
1). Mengambil rata-rata. dari hasil pengamatan (mean)
2). Mengambil angka atau hasil pengamatan yang soring muncul (modus)
3). Mengambil angka tengah dari hasil pengamatan.
b. Performance rating
Performance rating perlu ditentukan karena setiap karyawan dari perusahaan
terse-but mempunyai tingkat ketrampilan dan kecakaan yang berbeda. Tingkat
ketrampilan ini biasanya ditentukan dalam bentuk prosentase, angka prosentase ini
nanti dikalikan dengan waktu yang terpilih akan menghasilkan waktu normal.
Untuk menentukan tingkat ketrampilan dapat mendasarkan skala utama adalah
sebagai berikut:(ILO, 1976 ; 72)
50 uraian sangat lamban, gerak canggung ragu-ragu, petugas nampak tidur tanpa
minat untuk pekerjaannya.
75 uraian mantap, tenang, tak tergesa-gesa pelaksanaannya, seperti pada
pekerjaan ketenangan tapi pekerja yang cukup di-awasi; nampak lamban, tetapi
waktu tidak dibuang dengan sengaja sewaktu diawasi.
100 uraian pelaksanaan yang cekatan dan ber-sungguh-sungguh, seperti pada
pekerja biasa yang memenuhi syarat pada pekerjaan ketenangan; standar yang
dikehendaki mengenai mutu dan ketepatan dicapai denganpenuh kepercayaan.
125 uraian sangat cepat; petugas memperlihatkan tingkat kepercayaan tinggi
ketangkasan dan koordinasi gerak, sungguh di atas tingkat pekerja biasa yang terlatih.
150 uraian luar biasa cepat; memerlukan usa- ha dan pemusatan pikiran yang sangat
Analisa Perancangan Kerja II 2010
dan kiranya dapat dipertahankan untuk jangka waktu lama; pelaksanaan gemilang
yang hanya dapat dicapai oleh pekerja-pekerja teladan.
Dari tingkat ketrampilan di atas kita memilih tingkat tertentu berdasarkan
pengamatan terhg dap pekerja yang menjalankan pekerjaannya dan juga konsultasi
sama pimpinan yang selalu mengawasi para pekerja tersebut.
Jadi waktu normal itu bisa diketahui jika waktu terpilih dan performance rating
sudah ditentukan.
Setelah diperhitungkan hasil waktu terpilih dan performance rating waktu normal
dapat dihitung dengan cara mengalikan antra waktu terpilih dengaan performinace
rating. Waktu normal ini juga tidak bisa digunakan sebagi standar waktu kerja
karyawan apalagi digunakan sebagai alat untuk melakukan evaluasi kerja karyawan.
Jika waktu tersbut digunakan sebagai waktu standar maka akan mengakibatkan
kinerja karyawan setelah di evaluasi kemungkinan besar tidak memperoleh hasil
efisiensi kerja yang baik karawan. Hal ini disebabkan para karyawan dalam bekerja
tidak pernah dipertimbangkan waktu untuk menghilangkan kelelahan dalam bekerja.
Penentuan Waktu Standar
Waktu standar ini merupakan sebagai waktu yang bisa digunakan sebagai dasar
penentuan standar waktu yang kerja setiap karyawan dalam melaksankan
pekerjaannya. Hal ini disebabkan dalam waktu standar sudah mempertimbangkan
adanya waktu yang digunakan karyawan dlam melepaskan lemah dalam mereka
bekerja. Setelah dapat diperhitungkan waktu normal dan waktu cadangan maka
waktu standar dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan waktu normal dangan
waktu cadangan (allowance time)
2.4 Metode Kerja
Analisa Perancangan Kerja II 2010
Setiap orang maupun perusahaan dalam melakukan kegiatan selalu berusaha
untuk menentukan metode kerja yang baik, karena dengan metode kerja yang baik
akan dapat meningkatkan produktifitas kerja yang tinggi. Untuk menentukan metode
kerja yang baik, kita harus menyusun Diagram tali (string diagram), Diagram aliran
proses dan Diagram simo (simultaneous motion chart).
1. Diagram Tali (String Diagram)
a. Pengertian Bagan Tali
Bagan tali merupakan suatu bagan atau model yang dengan menggunakan
tali mengikuti dan mengukur jalah yang dilalui pekerja, bahan atau
perlengkapan selama berlangsungnya suatu urutan peristiwa tertentu.(ILO,
1982; 77).
2. Bagan Simo (Simultaneous Motion Chart)
a. Pengertian Bagan Simo
Bagan simo ini mencatat tentang gerakan tangan kiri dan kanan pekerja dalam
melakukan pekerjaannya serta mencatat waktu yang diperlukan setiap gerakan
tangan baik tangan kanan maupun tangan kiri. Bagan ini sangat perlu untuk dibuat,
karena dengan bagan ini akan dapat diketahui gerakan ke dua tangan yang tidak
efisien yang dapat menimbulkan kelelahan bagi pekerja sendiri dan dapat
mengetahui gerakan-gerak an ke dua tangan yang efisien, sehingga waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut akan lebih cepat.
Bagan simo adalah bagan yang berdasarkan analisa dengan film digunakan untuk
mencatat sekaligus pada skala waktu bersama sejumlah atau kumpulan therblig
yang dilakukan oleh berbagai bagian badan seorang atau beberapa orang pekerja.
(ILO, 1982; 140) Pada penyusunan bagan simo disini, kami tidak akan menggunakan
analisa dengan film tetapi hanya mengamati gerak tangan kiri dan kanan tiap jenis
produk yang dihasilkan oleh pabrik tersebut, karena setiap jenis produk yang
dibuat itu mempunyai gerak tangan yang berbeda-beda dan proses pembuatannyapun
juga berbeda.
Analisa Perancangan Kerja II 2010
Bagan proses dua tangan merupakan bagan proses untuk mencatat aktifitas
tangan pekerja dalam hubungannya satu terhadap yang lain. Analisa gerak dua
tangan ini tujuannya untuk menyusun dan mendapatkan gerak yang paling
ekonomis.(Agus, 1981, 160)
Prinsip-prinsip yang digunakan untuk menyusun gerak yang paling ekonomis
adalah sebagai berikut
1). Penggunaan anggota badan.
a). Sedapat mungkin ke dua tangan akan memulai dan menyelesaikan suatu
pekerjaan dalam wak tu yang sama.
b). Sedapat mungkin ke dua tangan tidak menganggur secara bersamaan kecuali
pada waktu istirahat.
c). Gerak dari tangan hendaknya seimbang dan serentak.
d). Gerak dari tangan dan tubuh sedapat mungkin merupakan gerakan yang
serasi, segingga tidak menimbulkan gangguan pada kesehatan para karyawan.
e). Keseimbangan dari kecepatan dan ketepatan bergerak selalu dijaga sehingga
akan sesuai dengan jarak pada urut-urutan tubuh karyawan,
f). Diutamakan menyusun gerakan yang lancar dan rata secara terus menerus
sehingga memudahkan karyawan untuk mempelajarinya.
g). Gerakan untuk pemindahan barang dilaksanakan dengan cepat dan semudah
mungkin.
h). Pelaksanaan pekerjaan sedapat mungkin diusahakan dalam bentuk gerakan-
gerakan normal, simetris dan tidak menyilang.
i). Akomodasi mata sedapat mungkin diusahakan tidak menimbulkan "cepat
lelah".
2). Tempat kerja.
Analisa Perancangan Kerja II 2010
a). Semua peralatan yang dipergunakan serta bahan-bahan yang diperlukan
ditempatkan secara tetap disekitar tempat karyawan.
b).Peralatan, bahan serta alat pengawasan ditempatkan pada lokasi yang
mudah dijangkauoleh karyawan yang mempergunakannya.
c). Perpindahan material; dari gudang ke tempat karyawan sedapat mungkin
mempergunakan hukum gaya berat, sehingga menghemat tenaga.
d).Penggunaan "drop deliveries" (pemasukan barang dengan jalan
penjatuhan/tempat barang tersebut di bawah karyawan) sedapat mungkin
dipergunakan
e). Bahan-bahan dan peralatan diterapatkan dalamlokasi yang baik sehingga
karyawan dapat mengambil dengan urutan yang baik.
f). Penerangan hendaknya tepat mengenai obyek kerja karyawan dengan
membuat penerangan yang cukup. Sedapat mungkin arah penerangan ini
tidak menyilaukan karyawan, dan juga tj; dak mengaburkan penglihatan
karyawan.
g). Tingginya tempat kerja dan tempat duduk dibuat secara serasi mungkin
sehingga memudah kan karyawan untuk sewaktu-waktu berdiri dan duduk
kembali.
h). Ukuran tinggi rendahnya tempat duduk tersebut diusahakan agar dapat
dipergunakan oleh seluruh karyawan, sehingga pergantian karyawan tidak
memerlukan pergantian peralatan.
3). Penyusunan peralatan dan perlengkapan.
a). Kedua tangan karyawan harus dapat bergerak dengan bebas dan cepat
untuk mendapatkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan. Bila
mermungkinkan dipergunakan perlengkapan/peralatan yang dapat
digerakkan/ dipergunakan dengan kaki karyawan.
b). Dua atau lebih dari peralatan-peralatan tersebut digabungkan apabila
memungkinkan.
Analisa Perancangan Kerja II 2010
c). Peralatan dan bahan-bahan sedapat mungkin ditempatkan dalam rangkaian
yang menguntungkan karyawan.
d). Apabila setiap jari karyawan mempunyai gerakan-gerakan spesifik (misal
pekerjaan pengetikan) maka beban dari setiap jari harus didistribusikan
sesuai dengan kemampuan dan kapasitas dari masing-masing jari tersebut.
e). Peralatan-peralatan pengukit, palang kayu dan lain sebagainya (kalau ada)
ditempatkan tidak jauh dari karyawan, sehingga karyawan dapat
mempergunakannya apabila diperlukan tanpa membuang waktu dan
tenaga.
o Langkah-langkah Penyusunan Bagan Simo
Langkah-langkah dalam melakukan pengamatan gerak ke dua tangan dengan
menggunakan bagan simo adalah sebagai berikut:
1). Menentukan kegiatan yang akan diamati.
2). Memahami kegiatan yang akan diamati.
3). Menyiapkan bagan simo dan juga memahami simbu-simbul yang
digunakan untuk mengadakan peng-amatan, Dengan memahami simbul serta
kegiatan ini akan membantu penelitian dalam menyusun bagan simo.
4). Menganalisa bagan simo yang telah disusun, kemudian mencari gerakan-
gerakan ke dua tangan yang tidak diperlukan atau kegiatan yang efisien,
setelah itu menyusun kembali bagan simo yang telah dilakukan perbaikan.
Analisa Perancangan Kerja II 2010
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
3.1 Flowchart
Analisa Perancangan Kerja II 2010
3.2 Penjelasan Flowchart
1. Identifikasi Masalah
Langkah awal yang harus dilakukan yakni mendefinisikan masalah yang akan
menjadi objek penelitian.
2. Study Literatur
Studi literatur bisa dilakukan dengan mencari buku – buku, referensi lain yang
berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
3. Perumusan Masalah
Memutuskan dari objek penenlitian tersebut, problem mana yang menjadi
concern kita dalam penelitian tersebut.
4. Tujuan
Tujuan ditetapkan untuk menentukan sasaran dari tahapan pengolahan data yang
nantinya diteruskan menjadi sebuah kesimpulan.
5. Pengumpulan Data
Adapaun data yang dikumpulkan adalah data yang berhubungan dengan analisa
perancangan kerja, dan data-data yang didapatkan seperti :
Data jumlah, nama, dan umur pekerja
Data waktu selama berkerja
Jumlah menu masakan
Alokasi waktu pengolahan masakan
Gaji pekerja.
6. Ambil Gambar
Pada tahap kami mengambil gambar (foto) aktivitas yang terjadi selama kami
melakukan penelitian, gambar – gambar tersebut berupa :
Layout design meja makan
Etalase menu makanan
Dapur bersih
Analisa Perancangan Kerja II 2010
7. Pengolahan Data
Dari data mentah yang diterima melalu observasi langsung ke objek penelitian,
yakni warung “barokah” kemudian kami mengolah data tersebut sesuai dengan
topic berdasarkan rumusan masalah, seperti :
Perhitungan WS
Analisa Peta Tangan Kanan dan Kiri
Fisiologi Kerja
Lingkungan Fisik
Konsumsi Energi
RWL
Insentif
8. Analisa Pembahasan
Dalam tahap ini akan dibahas hasil pengolahan data apakah metode kerja yang
dijalankan sesuai dengan kriteria rancangan kerja yang tergolong baik.
9. Kesimpulan
Pada langkah ini merupakan langkah terakhir untuk membuat kesimpulan dan
saran dari semua tahap-tahap yang sudah dikerjakan.